Rabu, 15 Oktober 2008

Lima Pola, Gaya atau kebiasaan Hidup Utama untuk Menjaga Kesehatan Kulit

Perawatan kulit yang proaktif, dari melakukan perlindungan kulit sampai suatu teknik mencukur rambut yang baik dan benar akan sangat membantu menjaga dan memelihara kulit anda tetap segar dan muda serta sehat. Karena gaya hidup seseorang yang sibuk sehingga waktu untuk memperhatikan dan memanjakan kulit menjadi sedikit dan kurang untuk perawatan kulit. Hasilnya adalah kulit tidak lagi halus. Lambat laun seiring bertambahnya usia seseorang, kulit secara bertahap akan menjadi lebih tipis dan berkerut atau keriput. Produksi minyak yang dihasilkan oleh kelenjar sebaseus menjadi kurang aktif, yang menjadikan kulit menjadi lebih kering. Jumlah pembuluh darah pada kulit menurun, sehingga kulit menjadi lebih mudah pecah sehingga anda akan kehilangan warna dan cahaya kulit yang terlihat muda.

Perawatan kulit yang baik seperti menghindari kontak langsung dengan sinar matahari, membersihkan kulit dengan lemah lembut, pemakaian mousturizer secara teratur dapat membantu seseorang dalam memperlambat proses penuaan kulit secara alami dan mencegah timbulnya beberapa masalah pada kulit. Berikut adalah kebiasaan-kebiasaan sederhana yang akan membantu anda melindungi dan menjaga kulit tetap sehat.

1. Lindungi kulit anda dari sinar matahari

Cara utama dalam perawatan kulit adalah melindungi kulit dari sinar matahari. Sinar ultraviolet pada matahari bersifat tidak terlihat oleh mata telanjang akan tetapi sangat berbahaya dan merusak kulit, menyebabkan kulit berkerut atau keriput, kering, kulit kasar, bintik-bintik, dan lebih banyak lagi gangguan serius yang dapat terjadi seperti tumor kulit, baik yang bersifat kanker ( cancerous / maligna ) ataupun bukan kanker ( benigna / noncancerous ). Pada kenyataannya, rata-rata perubahan yang terlihat pada penuaan kulit sebenaranya adalah disebabkan oleh paparan sinar matahari secara terus menerus dan berlangsung lama dari waktu ke waktu.

Guna perlindungan kulit dari matahari secara penuh, gunakanlah tiga metode berikut:
  1. Hindari kontak sinar matahari pada jam-jam dimana sinar ultraviolet sangat kuat dan berdifat berbahaya bagi kulit dan kesehatan kulit. Sinar ultraviolet yang berbahaya dan merusak kulit yaitu antara jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Hindari kontak dengan sinar matahari pada jam-jam tersebut.
  2. Gunakan pakaian sebagai pelindung. Tutupi kulit anda dengan pakaian pelindung, seperti kaos atau baju lengan panjang, celana panjang dan topi berpinggir lebar (rekomendasinya adalah lebar pinggir 6 cm (kanan, kiri, depan, belakang). Juga tetap selalu berpikiran bahwa cara berpakaian tertentu dan kain tertentu menawarkan perlindungan yang lebih bagus terhadap sinar matahari daripada cara berpakaian dan tipe kain yang lain. Sebagai contoh, baju lengan panjang menawarkan proteksi yang lebih baik dari pada baju lengan pendek. Dan kain tenun yang rapat seperti denim lebih memberikan perlindungan yang baik daripada kain tenun yang dirajut dengan tidak/kurang rapat. Sekarang ini beberapa perusahaan membuat pakaian pelindung matahari atau yang dikenal dengan spf clothing, yang didesain secara khusus untuk menghalangi sinar ultraviolet masuk dan menjaga pemakainya tetap sejuk dan nyaman.
  3. Gunakan sunscreen. Gunakan produk sunscreen pada kulit anda dan pilihlah sunscreen dengan spektrum yang lebih luas yaitu dengan sun protection faktor atau spf lebih dari 15. Gunakanlah produk sunscreen tersebut 20 menit sebelum anda melakukan kontak dengan matahari dan gunakan kembali setiap dua jam, setelah anda berkeringat atau setelah kontak atau berada pada lingkungan air.
2. Jangan merokok

Kebiasaan merokok dapat mempercepat proses penuaan kulit dan meningkatkan terjadinya pengerutan atau keriput pada kulit. Perubahan-perubahan kulit yang diakibatkan kebiasaan merokok dapat ditunjukkkan pada orang dewasa muda setelah merokok selama 10 tahun.

Merokok menyebabkan hambatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil pada permukaan kulit yang paling luar. Hal ini menyebakan penurunan aliran darah, kulit kurang oksigen dan nutrisi, seperti vitamin A yang penting untuk kesehatan kulit. Semua faktor-faktor tersebut beresiko meningkatkan kerusakan pada serat elastis dan kolagen dimana serat elastis atau elastin pada kulit dan kolagen berfungsi menguatkan dan membuat elastis kulit.

Sebagai tambahan, ekspresi muka yang berulang-ulang pada saat seseorang merokok seperti mengerutkan bibir dan mengedipkan mata untuk menjaga keluarnya asap bisa memberikan sumbangsih timbulnya keriput atau kerutan pada kulit. Akibat kontak langsung muka dengan api rokok secara berulang-ulang dalam waktu yagn lama pada waktu merokok juga bisa berkemungkinan dapat merusak kulit pada wajah.

3. Membersihkan atau mencuci kulit dengan lembut.

Memberishkan kulit merupakan suatu bagian dari perawatan kulit. Kuncinya adalah bersihkan kulit anda dengan atau secara lembut. Berikut beberapa tips dan cara membersihkan kulit:
  1. Gunakan air hangat dan batasi waktu mandi anda. Air panas dan mandi dalam waktu yang lama akan berdampak pada pengurangan atau hilangnya minyak pada kulit. Jadi batasi durasi anda mandi sekitar 15 menit atau kurang dan lebih baik gunakan air hangat daripada air yang panas.
  2. Hindari penggunaan sabun dengan bahan kimia kuat. Sabun berbahan kimia kuat akan lebih banyak menghilangkan minyak pada kulit, dapat membuat kulit anda menjadi kering. Sebagai gantinya gunakan sabun yang berkimia sedang atau rendah atau deterjen pengganti lainnya dengan menambahkan minyak atau lemak. Beberapa sabun yang dapat anda pilih diantaranya Dove, Vanicream, Cetaphil dan Purpose.
  3. Hindari produk-produk tambahan atau pelengkap yang sifatnya irritan terhadap kulit. Jika kulit anda sensitif, sebaiknya hindari produk-produk atau barang seperti parfum atau pewarna. Produk yang berisi parfum atau perwarna bisa mengakibatkan iritasi pada kulit atau bahkan alergi.
  4. Bersihkan makeup mata anda dengan cermat dan hati-hati. Gunakan spons halus, kapas atau kain kapas berbentuk bola saat membersihkan makeup mata untuk menghindari rusaknya jaringan kulit halus sekitar mata. Jika makeup anda tebal, tahan terhadap air, anda mungkin memerlukan produk berbahan dasar minyak seperti Eucerin, Aquaphor atau petroleum jelli untuk membersihkan makeup tersebut.
  5. Cara Mengeringkan kulit. Setelah anda mandi, keringkan kulit dengan lembut, tepuk dan keringkan kulit dengan handuk agar kelembapan air pada kulit tetap berada pada kulit. Sehabis itu secepatnya gunakan minyak atau cream pelembab untuk melembabkan kulit.
4. Pelembaban kulit secara teratur.

Produk moisturiser membantu memelihara tingkat kelembaban kulit alami tubuh. Moisturiser bekerja dengan cara menyediakan suatu segel seperti penutup diatas kulit untuk mencegah air keluar pada kulit atau dengan melepaskan secara perlahan air ke dalam kulit.

Moisturiser atau pelembab yang cocok dan frekuensi pemakaian yang diperlukan tergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya jenis kulit, umur dan apakah seseorang mempunyai keadaan khusus seperti jerawat. Salah satu cara yang baik untuk menguji apakah anda memerlukan moisturiser adalah dengan cara menguji kelembaban kulit yaitu setelah anda mandi tunggu selama 20 menit. Jika kulit anda terasa tegang maka sebaiknya anda menggunakan dan perlu memakai moisturiser.

Pilihlah Moisturiser atau pelembab dengan spf sedikitnya 15 untuk menjaga dan melindungi kulit dari sinar ultraviolet yang merusak kulit. Jika kulit anda sensitif, carilah produk moisturiser yang bebas pewarna berat, parfum, atau bahan tambahan lainnya yang sifatnya menimbulkan iritasi kulit atau alergi. Jika kulit anda sangat kering, anda mungkin perlu memakai minyak seperti baby oil saat kulit anda masih lembab.

Minyak mempunyai kekuatan yang lebih stabil dibandingkan dengan moisturiser dan mencegah penguapan air pada permukaan kulit. Jika kulit anda berminyak, anda mungkin tidak perlu melakukan pelembaban kulit.

5. Bercukur dengan benar dan hati-hati

Bercukur atau mencukur adalah cara umum dan murah untuk menghilangkan rambut yang tidak diinginkan. Akan tetapi proses bercukur bisa menyebabkan iritasi pada kulit, khususnya jika kulit anda tipis, kering atau sangat sensitif. Tips untuk mencukur dengan baik, benar dan mulus:
  1. Dengan kain yang dibasahi air hangat kemudian tekankan pada daerah kulit sebelum mencukur rambutnya untuk melunakkan rambut. Atau lakukan pencukuran rambut setelah anda mandi dengan air hangat.
  2. Jangan mencukur rambut saat kulit kering. Hal ini bisa menyebabkan pisau cukur melukai kulit. Pakailah cream pencukur rambut, lotion atau jel sebelum mencukur rambut sebagai perlindungan dan pelumas kulit.
  3. Gunakan pisau cukur yang bersih dan tajam. Jika anda menggunakan pisau cukur elektrik, jangan memakainya pada tempat yang sangat tertutup atau gelap yang dapat mengakibatkan perlukaan pada kulit karena ruang yang gelap serta pisau yang tajam.
  4. Cara mencukur rambut adalah searah dengan arah pertumbuhan rambut jangan berlawanan dengan arah pertumbuhan rambut
  5. Selesai mencukur rambut pada kulit bersihkan kulit dengan air hangat
Jika iritasi terjadi pada saat mencukur rambut pada kulit, oleskan lotion yang tidak mengandung bahan alkohol ethyl atau isopropyl. Meskipun alkohol dan produk-produk yang berbasis alkohol lainya bisa menimbulkan rasa dingin pada kulit, mereka tidak benar-benar meringankan gangguan iritasi yang terjadi pada kulit karena alkohol bersifat sangat atau dengan cepat menguap dari kulit.

Get Better Nose With Rhinoplasty.

Every people certainly have nose, although his form differed but his function same that is as the entry and out way of air when we breathed. In several people can occur some deviation in the nose. And this is makes difficult to breathe. The difference often occurs usually associated with the form of nasal anatomy. To improve the deviation as being needed an action that was called Rhinoplasty or Plastic Surgery of The Nose.

There are several form deviations of the nose that is asymmetric nostrils, twisted nose, saddle nose, short nose, and others. In Beverly Hills, California have an institute that especially played a role in Rhinoplasty and Nasal Reconstruction. This Institute was headed by a doctor of the plastic operation who was expert in the field of Rhinoplasty, especially Revision Rhinoplasty, He was Dr. Azizzadeh.

In addition to improving the functions of the nose this institute will also serve a variety of operations that is the operation to change the form of nose and so forth, so if you want a different form of nose and better nose can visit here. In here, there are various forms of the perfect nose to your satisfaction, and Dr. Azizzadeh could help you to get the form of your dream nose through Primary Rhinoplasty. If you felt your nose was too big or your nose less sharp, please go to this place immediately. By eliminating 1 day to carry out this operation, then your nose will be seen perfect, of course, require some time after the operation for nose into the perfect shape, and after an operation will be swelling first. This is normal condition after an operation.

Waspadai produk berbahan melamin

Melamin merupakan persenyawaan (polimerisasi) kimia antara monomer formaldehid dan monomer fenol. Bila kedua senyawa bergabung, sifat racun formaldehid akan hilang karena terlebur menjadi satu senyawa, yaitu melamin.

Formaldehid dalam senyawa melamin dapat muncul kembali karena depolimerisasi. Akibat proses ini, formaldehid terlepas menjadi monomer yang bersifat racun. Pemicunya bisa berupa paparan panas, sinar ultraviolet, gesekan dan tergerusnya permukaan melamin hingga partikel formaldehid terlepas.

Senyawa melamin dan urea berasal dan hasil reaksi formaldehid dengan senyawa amino yang mengandung kelompok senyawa NH2. Susunan kimianya sangat berbeda. Melamin punya struktur rantai lingkaran sehingga lebih stabil. Ikatan kimia urea formaldehid berupa rantai lurus, makanya pelepasan formaldehid lebih mudah. Urea formaldehid hanya tahan sampai suhu 62 derajat celcius hingga lebih mudah pecah atau berubah bentuk pada perlakuan suhu ekstrem. Urea yang dipanaskan akan menghasilkan formaldehid yang kadar pencemarnya tergantung pada seberapa kuat ikatan bahannya serta tingkat proses yang dijalankan produsen.

Meski tahan di rentang suhu 120 derajat celcius sampai 30ÂșC di bawah nol, tapi karena menyerap panas, melamin tak tahan dipapar panas terlalu tinggi. Apalagi terpapar dalam jangka waktu lama. Oleh sebab itu melamin tak bisa digunakan dalam microwave.

Persoalan lain, dalam persenyawaan yang kurang sempurna dapat terjadi residu. Sisa formaldehid dan fenol yang tak bersenyawa itu akan terjebak dalam materi melamin. Formaldehid yang terjebak inilah yang bisa mengancam kesehatan bila masuk ke tubuh manusia.

Formaldehid sebagai pencetus kanker bagi manusia. Uap formaldehid memicu radang pada mata (perih), hidung, saluran pernapasan atas, batuk, bronkitis, pneumonia, dan asma.

Kulit yang terpapar formaldehid akan perih dan kemerahan seperti terbakar. Bila air yang terkontaminasi formaldehid terhirup atau tertelan akan menyebabkan sakit mendalam, luka bernanah dan pembusukan pada selaput lendir tubuh (misalnya pada pipi bagian dalam dan bibir). Gejala keracunan dapat ditandai dengan muntah-muntah, pusing dan hilang kesadaran. Kematian bisa terjadi bila formaldehid terminum sampai kadar 30 mg/l.

Untuk menguji kadar formaldehid pada beberapa produk berbahan melamin, dapat dilakukan dengan cara uji rebus. Produk melamin direbus dalam 2 liter air selama 30 menit dalam panci tertutup berlubang kecil untuk menghindari tekanan. Ini untuk memperbandingkan dengan kebiasaan konsumen menggunakan wadah itu bagi air mendidih, misalnya menyeduh teh, kopi atau sebagai wadah bakso kuah dan sup panas yang biasa disantap selama 15 - 30 menit. Juga untuk menguji penggunaan berulang dengan air mendidih.

Kedua, uji kadar formaldehid dengan Pharmacopoeia Standard (Baku Mutu Farmakop). Hasilnya, seperti yang terungkap dalam Warta Konsumen, September 2004, enam merek melamin impor Cina ternyata berkadar formaldehid tinggi, 4,76 - 9,22 mg/l. Sementara merek lokal (Onyx, Golden Dragon, Vanda, Hoover) berkadar kurang dan 0,05 mg/l.

Sumber : InfoSehat

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : MORBUS BASEDOW


a. Pengertian

Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.

b. Etiologi

Diduga akibat peran antibodi terhadap peningkatan produksi tiroid serta adanya adenoma tiroid setempat (suatu tumor) yang tumbuh di dalam jaringan tiroid dan ensekresikan banyak sekali hormon tiroid.

c. Patofisiologi

Hipothalamus Hormon pelepas (tirotropin)

Hipofisis anterior Hormon perangsang tiroid (TSH)

Tiroid Hipertrofi Peningkatan sekresi Yodium

Tirotoksin Peningkatan metabolisme Antibodi imunoglobulin

Adenoma tiroid setempat

Hipertiroid

Peningkatan kebutuhan kalori

Peningkatan sirkulasi darah Resiko penurunan curah jantung

Resiko perubahan nutrisi (-) kebutuhan tubuh

Kelelahan otot

Resiko kerusakan integritas jar. mata

Sumber: Guyton and Hall (1997)

Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatan – lipatan sel – sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.

Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi terus – menerus dari sistem cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.

d. Gambaran Klinik

1) Berat badan menurun 10) Dispnea

  1. 11) Berkeringat
  2. 12) Diare
  3. 13) Kelelahan otot

5) Tremor (jari tangan dan kaki) 14) Oligomenore/amenore

6) Telapak tangan panas dan lembab

7) Takikardia, denyut nadi kadang tidak teratur karena fibrilasi atrium, pulses seler

8) Gugup, mudah terangsang, gelisah, emosi tidak stabil, insomnia.

9) Gondok (mungkin disertai bunyi denyut dan getaran).

e. Penanggulangan

Terapi penyakit graves dtujukan kepada pengendalian stadium tirotoksikosis dengan pemberian antitiroid seperti propiltiourasil (PTU) atau karbimasol. Terapi definitif dapat dipilih antara pengobatan antitiroid jangka panjang, ablasio dengan yodium radioaktif atau tiroidektomi subtotal bilateral.

Indikasi tindakan bedah adalah:

  1. 4) Struma multinoduler dengan hipertiroidi

2) Keberatan terhadap antitiroid 5) Nodul toksik soliter.

3) Penanggulangan dengan antitiroid tidak memuaskan



  1. PATHWAYS

    Pathways dapat dilihat disini

  2. ANALISA DATA
    NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
    1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien

  3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
    • Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.
    • Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
      Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.
    • Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia.
    • Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.

  4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN
    1 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung. mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisisan kapiler normal, stauts mental baik, tidak ada disritmia.
    1. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.
    2. Pantau CVP jika pasien menggunakannya.
    3. Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
    4. Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
    5. Auskultasi suara antung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya irama gallop dan murmur sistolik.
    6. Pantau EKG, catat dan perhatikan kecepatan atau irama jnatung dan adanya disritmia.
    7. Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal.
    8. Pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk, batasi penggunaan linen/pakaian, kompres dengan air hangat.
    9. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, pengisisan kapiler lambat, penurunan produksi urine dan hipotensi.
    10. Catat masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
    2 Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
    Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.
    Megungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktifitas.
    1. Pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan aktifitas.
    2. Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat dan sianosis.
    3. Berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sesori, warna – warna yang sejuk dan musik santai (tenang).
    4. Sarankan pasien untuk mengurangi aktifitas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyak – banyaknya jika memungkinkan.
    5. Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti: sentuhan/masase, bedak yang sejuk.
    6. Memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang, seperti membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.
    7. Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien, diskusikan cara untuk berespons terhadap perasaan tersebut.
    8. Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi yang tidak stabil ini.
    3 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/peasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia. Menunjukkan berat badan yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda – tanda malnutrisi
    1. Auskultasi bising usus.
    2. Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelelahan umum/nyeri, nyeri abdomen, munculnya mual dan muntah.
    3. Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan.
    4. Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.
    5. Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus (mis. Teh, kopi dan makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare (mis. Apel, jambu dll).
    4 Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus. Mampu mengidentifikasikan tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.
    1. Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata, lapang pandang sempit, air mata berlebihan. Catat adanya fotofobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata.
    2. Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur atau pandangan ganda (diplopia).
    3. Anjurkan pasien menggunakan kacamata gelap ketika terbangun dan tutup dengan penutup mata selama tidur sesuai kebutuhan.
    4. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan dan batasi pemakaian garam jika ada indikasi.
    5. Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika memungkinkan.
    6. Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang perubahan gambaran atau bentuk ukuran tubuh untuk meningkatkan gambaran diri.

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :





Popular Articles

Downloads:
Askep Medikal Bedah | Askep Anak | Pathways | Standar Buku


Asuhan Keperawatan


Bisnis Internet Yang Paling Direkomendasikan :

TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu




ASKEP ANAK DENGAN LEUKEMIA


Definisi
Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada sumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995). Sedangkan menurut Robbins & Kummar (1995), leukemia adalah neoplasma ganas sel induk hematopoesis yang ditandai oelh penggantian secara merata sumsum tulang oleh sel neoplasi.

Klasifikasi
1. Leukemia Limfosit Akut (ALL)
2. Leukemia Limfosit Kronik (CLL)
3. Leukemia Mielosit (mieloblastik) Akut (AML)
4. Leukemia Mielosit Kronik (CML)

Pada klien anak, dua bentuk yang umum ditemukan adalah ALL dan AML

Patofisiologi

Leukemia merupakan proliferasi yang tidak terbatas dari sel darah putih yang immatur pada jaringan pembentuk darah. Walaupun bukan berwujud sebagai tumor sebagaimana biasanya, sel leukemia menunjukkan property suatu neoplasma dari kanker yang solid. Manifestasi klinik yang timbul merupakan akibat dari infiltrasi atau penggantian dari jaringan-jaringan tubuh oleh sel leukemia yang non-fungsional. Organ vaskuler atas seperti limpa dan hati merupakan organ yang sering diserang oleh sel ini.

Ada dua miskonsepsi yang harus diluruskan mengenai leukemia ini yaitu 1)Walaupun leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Ini diakibatkan karena produksi yang dihasilkan adalah sel yang immatur. 2)Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler. Destruksi celluler diakibatkan proses infiltrasi dan sebagai bagian dari konsekwensi kompetisi untuk mendapatkan element makanan metabolik.

ASUHAN KEPERAWATAN

  • PATHWAYS

    Pathways dapat dilihat disini

  • ANALISA DATA
    NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
    1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien

  • DIAGNOSA KEPERAWATAN

    • Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan :
      • Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
      • Gangguan kematangan sel darah putih
      • Peningkatan jumlah limfosit imatur
      • Imunosupresi
      • Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi
    • Kekurangan volume cairan tubuh ;; resiko tinggi, berhubungan dengan :

      • Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan
      • Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.

    • Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :
      • Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
      • Agen kimia ; pengobatan antileukemia.

  • RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN
    1 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan :
    • Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
    • Gangguan kematangan sel darah putih
    • Peningkatan jumlah limfosit imatur
    • Imunosupresi
    • Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi
    Infeksi tidak terjadi,
    1. Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi
    2. Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua staf petugas
    3. Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan tachicardi, hiertensi
    4. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, batuk.
    5. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut secara periodic. Gnakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut.
    6. Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC, darah lengkap
    7. Berikan obat sesuai indikasi, misalnya Antibiotik
    8. Hindari antipiretik yang mengandung aspirin
    2 Kekurangan volume cairan tubuh ;; resiko tinggi, berhubungan dengan :
    • Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan
    • Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.
    Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV dbn, stabil, nadi teraba, haluaran urine, BJ dan PH urine, dbn.
    1. Awasi masukan dan pengeluaran. Hitung pengeluaran tak kasat mata dan keseimbangan cairan. Perhatikan penurunan urine pada pemasukan adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH Urine.
    2. Timbang BB tiap hari.
    3. Awasi TD dan frekuensi jantung
    4. Inspeksi kulit / membran mukosa untuk petike, area ekimotik, perhatikan perdarahan gusi, darah warn karat atau samar pada feces atau urine; perdarahan lanjut dari sisi tusukan invesif.
    5. Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler dan kondisi umum membran mukosa.
    6. Implementasikan tindakan untuk mencegah cedera jaringan / perdarahan, ex : sikat gigi atau gusi dengan sikat yang halus.
    7. Berikan diet halus.
    8. Berikan cairan IV sesuai indikasi
    9. Berikan sel darah Merah, trombosit atau factor pembekuan
    3 Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :
    • Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
    • Agen kimia ; pengobatan antileukemia.

    rasa nyeri hilang/berkurang

    1. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan petunjuk nonverbal,rewel, cengeng, gelisah
    2. Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan stress
    3. Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi, ekstremitas denganan bantal
    4. Ubah posisi secara periodic dan berikan latihan rentang gerak lembut.
    5. Berikan tindakan ketidaknyamanan; mis : pijatan, kompres
    6. Berikan obat sesuai indikasi.

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :





Popular Articles

Downloads:
Askep Medikal Bedah | Askep Anak | Pathways | Standar Buku


Asuhan Keperawatan


Bisnis Internet Yang Paling Direkomendasikan :

TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu




ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITIS


PENGERTIAN

Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non purulent.

PATOGENESIS ENSEFALITIS
Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
 Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu.
 Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah
Kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
 Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di
Permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.
Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremintas dan pucat .
Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gamgguan kesadaran, kejang.
Kadang-kadang disertai tanda Neurologis tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia, Ataksia, Paralisis syaraf otak.

Penyebab Ensefalitis:
Penyebab terbanyak : adalah virus
Sering : - Herpes simplex
- Arbo virus
Jarang : - Entero virus
- Mumps
- Adeno virus
Post Infeksi : - Measles
- Influenza
- Varisella
Post Vaksinasi : - Pertusis
Ensefalitis supuratif akut :
Bakteri penyebab Esenfalitis adalah : Staphylococcusaureus, Streptokok, E.Coli, Mycobacterium dan T. Pallidum.

Ensefalitis virus:
Virus yang menimbulkan adalah virus R N A (Virus Parotitis) virus morbili,virus rabies,virus rubella,virus denque,virus polio,cockscakie A,B,Herpes Zoster,varisela,Herpes simpleks,variola.

Gejala-Gejala yang mungkin terjadi pada Ensefalitis :
- Panas badan meningkat ,photo fobi,sakit kepala ,muntah-muntah lethargy ,kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.
- Anak tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan ,pendengaran ,bicara dan kejang.




PEMERIKSAAN LABORATORIUM / PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gambaran cairan serebrospinal dapat dipertimbangkan meskipun tidak begitu membantu. Biasanya berwarna jernih ,jumlah sel 50-200 dengan dominasi limfasit. Kadar protein kadang-kadang meningkat, sedangkan glukosa masih dalam batas normal.

Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difus (aktifitas lambat bilateral).Bila terdapat tanda klinis flokal yang ditunjang dengan gambaran EEG atau CT scan dapat dilakukan biopal otak di daerah yang bersangkutan. Bila tidak ada tanda klinis flokal, biopsy dapat dilakukan pada daerah lobus temporalis yang biasanya menjadi predileksi virus Herpes Simplex.




  1. PATHWAYS

    Pathways dapat dilihat disini

  2. ANALISA DATA
    NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
    1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien

  3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    • Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan terhadap infeksi turun.
    • Resiko tinggi perubahan peR/usi jaringan b/d Hepofalemia, anemia
    • Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umu.
    • Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.
    • Gangguan mobilitas b/d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM terbatas.
    • Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
    • Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan susunan saraf pusat.
    • Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual.
    • Resiko gangguan integritas kulit b/d daya pertahanan tubuh terhadap infeksi turun.
    • Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.

  4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN
    1 Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun

    tidak terjadi infeksi

    Dengan Kriteria Hasil :

    Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi endogen

    1. Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau pengunmjung. Pantau dan batasi pengunjung.
    2. Abs. suhu secara teratur dan tanda-tanda klinis dari infeksi.
    3. Berikan antibiotika sesuai indikasi
    2 Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum

    Tidak terjadi trauma

    Kriteria Hasil :

    Tidak mengalami kejang / penyerta cedera lain

    1. Berikan pengamanan pada pasien dengan memberi bantalan,penghalang tempat tidur tetapn terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.
    2. Pertahankan tirah baring dalam fase akut.
    3. Kolaborasi.
      Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.
    4. Abservasi tanda-tanda vital
    3 Resiko terjadi kontraktur b/d kejang spastik berulang

    Tidak terjadi kontraktur

    Kriteria Hasil :

    - Tidak terjadi kekakuan sendi
    - Dapat menggerakkan anggota tubuh

    1. Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya spastik , terjadi kekacauan sendi.
    2. Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap
    3. Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
    4. Observasi gejala kaerdinal setiap 3 jam
    5. Kolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin / valium sesuai Indikasi

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :





Popular Articles

Downloads:
Askep Medikal Bedah | Askep Anak | Pathways | Standar Buku


Asuhan Keperawatan


Bisnis Internet Yang Paling Direkomendasikan :

TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu




ASKEP KLIEN DM DENGAN GANGREN

Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagaii jaringan nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999). Ganggren diabetik adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakit diabetes mellitus. Biasanya gangren tersebut terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai dengan pertukaran sekulitis dan timbulnya vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang biasa menginfeksi pada gangren diabetik adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999). Faktor resiko terjadinya gangren diabetik Berbagai faktor resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya gangren diabetik adalah neuropati, iskemia, dan infeksi. (Sutjahyo A, 1998 ) Iskemia disebabkan karena adanya penurunan aliran darah ke tungkai akibat makroangiopati ( aterosklerosis ) dari pembuluh darah besar di tungkai terutama pembuluh darah di daerah betis. Angka kejadian gangguan pembuluh darah perifer lebih besar pada diabetes millitus dibandingkan dengan yang bukan diabetes millitus. Menurut Ari Sutjahjo (1998 ) hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Resiko lebih banyak dijumpai pada diabetes mellitus sehingga memperburuk fungsi endotel yang berperan terhadap terjadinya proses atherosklerosis. Kerusakan endotel ini merangsang agregasi platelet dan timbul trombosis, selanjutnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan timbul hipoksia. Ischemia atau gangren pada kaki diabetik dapat terjadi akibat dari atherosklerosis yang disertai trombosis, pembentukan mikro trombin akibat infeksi, kolesterol emboli yang bersal dari plak atheromatous dan obat-obat vasopressor. Gambaran klinik yang tampak adalah penderita mengeluh nyeri tungkai bawah waktu istirahat, kesemutan, cepat lelah, pada perabaan terasa dingin, pulsasi pembuluh darah kurang kuat dan didapatkan ulkus atau gangren. Adanya neurophaty perifer akan menyebabkan gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilangnya atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga penderita akan mengalami trauma tanpa terasa, yang mengakibatkan terjadinya atropi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang mengakibatkan pula terjadinya ulkus pada kaki. Ulkus yang terjadi pada kaki diabetik umumnya diakibatkan karena trauma ringan, ulkus ini timbul didaerah-daerah yang sering mendapat tekanan atau trauma pada telapak kaki, hal ini paling sering terjadi, didaerah sendi metatarsofalangeal satu dan lima didaerah ibu jari kaki dan didaerah tumit. Mula-mula inti penebalan hiper keratotik dikulit telapak kaki, kemudian penebalan tersebut mengalami trauma disertai dengan infeksi sekunder. Ulkus terjadi makin lama makin dalam mencapai daerah subkutis dan tampak sebagaii sinus atau kerucut bahkan sampai ketulang. Infeksi sendiri jarang merupakan faktor tunggal untuk terjadinya gangren. Infeksi lebih sering merupakan komplikasi yang menyertai gangren akibat ischemia dan neuropathy. Ulkus berbentuk bullae, biasanya berdiameter lebih dari satu sentimeter dan terisi masa, sisa-sisa jaringan tanduk, lemak pus dan krusta diatas dasar granulomatous. Ulkus berjalan progresif secara kronik, tidak terasa nyeri tetapi kadang-kadang ada rasa sakit yang berasal dari struktur jaringan yang lebih dalam atau lebih luar dari luka. Bila krusta dan produk-produk ulkus dibersihkan maka tampak ulkus yang dalam seperti kerucut, ulkus ini dapat lebih progresif bila tidak diobati dan dapat terjadi periostitis atau osteomyelitis oleh infeksi sekunder akibatnya timbul osteoporosis, osteolisis dan destruktif tulang. Gejala Umum Penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan yang timbul adalah berupa kesemutan atau kram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri pada waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, maka apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya disebabkan karena penderita tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung-gelembung pada telapak kaki. Kadang menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri, sehingga bahayanya mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan menjalar dengan cepat (Sutjahyo A, 1998 ). Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh, bahkan bertambah luas baru penderita menyadari dan mencari pengobatan. Biasanya gejala yang menyertai adalah kemerahan yang makin meluas, rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin banyak serta adanya bau yang makin tajam. Pengobatan dan perawatan Pengobatan dari gangren diabetik sangat dipengaruhi oleh derajat dan dalamnya ulkus, apabila dijumpai ulkus yang dalam harus dilakukan pemeriksaan yang seksama untuk menentukan kondisi ulkus dan besar kecilnya debridement yang akan dilakukan. Dari penatalaksanaan perawatan luka diabetik ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain : •Mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab •Optimalisasi suanana lingkungan luka dalam kondisi lembab •Dukungan kondisi klien atau host (nutrisi, kontrol DM, kontrol faktor penyerta) •Meningkatkan edukasi klien dan keluarga Perawatan luka diabetik Mencuci luka Mencuci luka merupakan hal pokok untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka serta menghindari kemungkinan terjaadinya infeksi. Proses pencucian luka bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis, cairan luka yang berlebihan, sisa balutan yang digunakan dan sisa metabolik tubuh pada permukaan luka. Cairan yang terbaik dan teraman untuk mencuci luka adalah yang non toksik pada proses penyembuhan luka (misalnya NaCl 0,9%). Penggunaan hidrogenperoxida, hypoclorite solution dan beberapa cairan debridement lainnya, sebaliknya hanya digunakan pada jaringan nekrosis / slough dan tidak digunakan pada jaringan granulasi. Cairan antiseptik seperti provine iodine sebaiknya hanya digunakan saat luka terinfeksi atau tubuh pada keadaan penurunan imunitas, yang kemudian dilakukan pembilasan kembali dengan saline. (Gitarja, 1999 ). Debridement Debridement adalah pembuangan jaringan nekrosis atau slough pada luka. Debridement dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi atau selulitis, karena jaringan nekrosis selalu berhubungan dengan adanya peningkatan jumlah bakteri. Setelah debridement, jumlah bakteri akan menurun dengan sendirinya yang diikuti dengan kemampuan tubuh secara efektif melawan infeksi. Secara alami dalam keadaan lembab tubuh akan membuang sendiri jaringan nekrosis atau slough yang menempel pada luka (peristiwa autolysis). Autolysis adalah peristiwa pecahnya atau rusaknya jaringan nekrotik oleh leukosit dan enzim lyzomatik. Debridement dengan sistem autolysis dengan menggunakan occlusive dressing merupakan cara teraman dilakukan pada klien dengan luka diabetik. Terutama untuk menghindari resiko infeksi. (Gitarja W, 1999; hal. 16). Terapi Antibiotika Pemberian antibiotika biasanya diberikan peroral yang bersifat menghambat kuman gram positip dan gram negatip. Apabila tidak dijumpai perbaikan pada luka tersebut, maka terapi antibiotika dapat diberikan perparenteral yang sesuai dengan kepekaan kuman. (Sutjahyo A, 1998 ). Nutrisi Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam penyembuhan luka. Penderita dengan ganren diabetik biasanya diberikan diet B1 dengan nilai gizi : yaitu 60% kalori karbohidrat, 20% kalori lemak, 20% kalori protein. (Tjokroprawiro, A, 1998 ). Pemilihan jenis balutan Tujuan pemilihan jenis balutan adalah memilih jenis balutan yang dapat mempertahankan suasana lingkungan luka dalam keadaan lembab, mempercepat proses penyembuhan hingga 50%, absorbsi eksudat / cairan luka yanag keluar berlebihan, membuang jaringan nekrosis / slough (support autolysis ), kontrol terhadap infeksi / terhindar dari kontaminasi, nyaman digunakan dan menurunkan rasa sakit saat mengganti balutan dan menurunkan jumlah biaya dan waktu perawatan (cost effektive). Jenis balutan: absorbent dressing, hydroactive gel, hydrocoloid. (Gitarja, 1999 ). Selain pengobatan dan perawatan diatas, perlu juga pemeriksaan Hb dan albumin minimal satu minggu sekali, karena adanya anemia dan hipoalbumin akan sangat berpengaruh dalam penyembuhan luka. Diusahakan agar Hb lebih 12 g/dl dan albumin darah dipertahankan lebih 3,5 g/dl. Dan perlu juga dilakukan monitor glukosa darah secara ketat, Karena bila didapatkan peningkatan glukosa darah yang sulit dikendalikan, ini merupakan salah satu tanda memburuknya infeksi yang ada sehingga luka sukar sembuh. Untuk mencegah timbulnya gangren diabetik dibutuhkan kerja sama antara dokter, perawat dan penderita sehingga tindakan pencegahan, deteksi dini beserta terapi yang rasional bisa dilaksanakan dengan harapan biaya yang besar, morbiditas penderita gangren dapat ditekan serendah-rendahnya. Upaya untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dimana masing-masing profesi mempunyai peranan yang saling menunjang. Dalam memberikan penyuluhan pada penderita ada beberapa petunjuk perawatan kaki diabetik (Sutjahyo A, 1998 ): •Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat berjalan dan jangan bertelanjang kaki bila berjalan •Cucilah kaki setiap hari dan keringkan dengan baik serta memberikan perhatian khusus pada daerah sela-sela jari kaki •Janganlah mengobati sendiri apabila terdapat kalus, tonjolan kaki atau jamur pada kuku kaki •Suhu air yang digunakan untuk mecuci kaki antara 29,5 – 30 derajat celsius dan diukur dulu dengan termometer •Janganlah menggunakan alat pemanas atau botol diisi air panas •Langkah-langkah yang membantu meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah yang harus dilakukan, yaitu : - Hindari kebiasaan merokok - Hindari bertumpang kaki duduk - Lindungi kaki dari kedinginan - Hindari merendam kaki dalam air dingin •Gunakan kaos kaki atau stoking yang tidak menyebabkan tekanan pada tungkai atau daerah tertentu •Periksalah kaki setiap hari dan laporkan bila terdapat luka, bullae kemerahan atau tanda-tanda radang, sehingga segera dilakukan tindakan awal •Jika kulit kaki kering gunakan pelembab atau cream



  1. PATHWAYS

    Pathways dapat dilihat disini

  2. ANALISA DATA
    NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
    1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien

  3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
    • Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
    • Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.
    • Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.
      Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang
    • Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
    • Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
    • Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.
    • Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
    • Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
    • Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
    • Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

  4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN
    1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah

    mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal

    Dengan Kriteria Hasil :

    - Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler
    - Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis
    - Kulit sekitar luka teraba hangat.
    - Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.
    - Sensorik dan motorik membaik

    1. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi
    2. Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :
      Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya.
    3. Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :
      Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.
    4. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).
    2 Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.

    Tercapainya proses penyembuhan luka.

    Kriteria Hasil :

    1.Berkurangnya oedema sekitar luka.
    2. pus dan jaringan berkurang
    3. Adanya jaringan granulasi.
    4. Bau busuk luka berkurang.

    1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan
    2. Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
    3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.
    3 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.

    rasa nyeri hilang/berkurang

    Kriteria Hasil :

    1.Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
    2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .
    3. Pergerakan penderita bertambah luas.
    4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 – 37,5 0C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).

    1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
    2. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
    3. Ciptakan lingkungan yang tenang
    4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
    5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
    6. Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.
    7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.

ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :





Popular Articles

Downloads:
Askep Medikal Bedah | Askep Anak | Pathways | Standar Buku


Asuhan Keperawatan


Bisnis Internet Yang Paling Direkomendasikan :

TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu