Sabtu, 25 April 2009

Kecewa karena Suami Tak Bisa Membuat Orgasme

Konsultasi dengan pakar seksologi Prof.Dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And

"Terus terang, saya sering membandingkan mantan suami dengan suami sekarang. Dulu, dengan almarhum, saya selalu merasakan orgasme beberapa kali. Jadi setiap berhubungan, saya merasa puas. Sebaliknya, dengan suami sekarang, saya jarang sekali bisa orgasme.

Saya tidak berani menyampaikan ini, takut dia tersinggung. Setahun menikah, saya hanya dua kali orgasme. Saya terganggu dengan keadaan ini. Kini saya malas dan tak ingin berhubungan. Keadaan ini membuat suami kadang jengkel.

Mengapa dengan almarhum saya selalu bisa orgasme, bahkan hingga beberapa kali, tetapi dengan suami sekarang tidak? Almarhum ataukah saya yang sekarang mengalami gangguan? Bagaimana caranya agar saya bisa puas lagi seperti dulu?"

I N, Jakarta

Hambatan pada Suami
Kualitas hubungan seksual ditentukan oleh fungsi seksual kedua pihak sebagai satu pasangan. Kalau fungsi seksual salah satu pihak terganggu atau tidak optimal, pasangan juga akan merasa terganggu. Jadi, kalau seseorang mengalami suatu gangguan fungsi seksual, mungkin penyebabnya pasangan yang mengalami gangguan fungsi seksual.

Ada banyak penyebab yang memengaruhi fungsi seksual seseorang, yang pada dasarnya dibagi atas dua kelompok, yaitu faktor fisik dan psikis. Penyebab fisik misalnya penyakit tertentu, kadar hormon menurun, dan gaya hidup tidak sehat. Penyebab psikis antara lain kejenuhan, kekecewaan, stres, dan komunikasi yang terhambat.

Jadi kalau Anda dengan suami sekarang hampir tidak pernah orgasme, sedangkan dengan suami dulu selalu merasakan, berarti ada sesuatu yang menghambat. Hambatan ini tampaknya berasal dari suami. Masalahnya, hambatan apa yang mengganggu Anda.

Untuk mengetahui, mungkin Anda dapat mengevaluasi apa yang Anda alami atau rasakan bersama suami, khususnya ketika melakukan hubungan seksual. Beberapa hal yang perlu Anda pikirkan adalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana komunikasi Anda dan suami? Adakah hambatan dalam berkomunikasi sehari-hari? Kedua, adakah masalah yang secara psikis menghambat Anda ketika berhubungan seksual? Adakah sikap suami yang Anda rasakan tidak menyenangkan?

Ketiga, bagaimana fungsi seksual suami, khususnya ereksinya dan kemampuan mengontrol ejakulasi agar tidak cepat terjadi? Keempat, apakah posisi hubungan seksual terasa nyaman bagi Anda sehingga cukup menerima rangsangan? Kalau terjadi salah satu atau lebih hal di atas, itulah yang menjadi penyebab Anda tidak orgasme. Dengan demikian, bukan hal yang aneh kalau suami Anda dulu mampu memberikan kepuasan seksual kepada Anda, walaupun usianya lebih tua daripada suami sekarang. Dengan suami dulu, boleh jadi tidak terjadi hambatan seperti di atas.

Jadi untuk mengatasi masalah Anda, cobalah ketahui dulu apa penyebabnya. Selanjutnya penyebab itu diatasi bersama. Namun, kalau ingin memberikan pengobatan secara profesional, ya Anda dan suami harus berkonsultasi dengan tenaga ahli. Sebagai contoh, kalau penyebabnya karena suami mengalami gangguan ereksi atau ejakulasinya terlampau cepat, suami harus mendapat pengobatan.

Tips Sehat Mengembangkan Kebiasaan, Perilaku dan Gaya Hidup Sehat Pada Anak-anak

Kebiasaan dan pola hidup sehat sebagai latihan yang teratur dan selalu dilakukan serta diet sehat dimulai dari dalam rumah, dan siapapun sebaiknya memulainya dari usia masih muda. Assosiasi jantung amerika serikat (American Heart Association) memberikan saran-saran yang bisa membantu anak anda dalam mengembangkan dan menciptkan perilaku, gaya dan pola hidup sehat agar tetap sehat dalam hidupnya. Berikut ini adalah beberapa tips tersebut yang dapat membantu anak dalam mengembangkan dan menciptakan kebiasaan hidup sehat:
  1. Berikan contoh yang baik mengenai hidup dengan gaya dan pola hidup sehat dalam diri anda sendiri.
  2. Menciptakan aktifitas olahraga keluarga yang mengikutsertakan semua angota keluarga. Buat waktu keluarga untuk olahraga setiap hari, pilihlah olahraga dan permainan yang bisa membuat semua anggota keluarga merasa senang dan menikmati olahraga serta permainan tersebut.
  3. Batasi jumlah waktu bagi anak anda dalam menonton televisi, bermain video game atau komputer.
  4. Ciptakan sebuah goal/sasaran pencapaian untuk anak anda, seperti jumlah waktu yang ditentukan dalam aktifitas fisik atau olahraga setiap hari atau batasan-batasan jumlah makanan yang tidak sehat yang diperbolehkan dimakan oleh anak-anak.
  5. Dukung dan berikan hadiah atau reward atas perilaku, kebiasaan, pola, gaya hidup sehat yang dilakukan anak, tapi jangan dalam bentuk makanan.
  6. Membuat makan malam denagn diet sehat dalam keluarga yang diikuti semua anggota keluarga setiap malam.
  7. Ajarkan anak-anak anda untuk membaca label makanan yang berisi komposisi makanan, dan untuk mengenal dan memahami makanan mana saja yang sehat dan makanan yang mana saja yang tidak sehat.

Kamis, 23 April 2009

Berjuanglah Untuk Hidup Anda; Harapan Baru Untuk Melawan Kanker Payudara

Resiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia, tapi demikain juga kebulatan tekad menghindari atau melawan penyakit. Dan para peneliti mengetahui banyak tentang bagaimana menurunkan kemungkinan dari terserang penyakit atau kambuh kembali dari penyakit.

Kurangi lemak

Dalam penelitian di Harvard, para wanita yang menurunkan 20 pound lemak setelah menopause dan menjaganya, mengurangi resiko mereka terserang kanker payudara sekitar 57 %.

Olahraga

Olahraga juga berpengaruh dalam mengurangi resiko anda terserang kanker payudara, dan “tidak ada kata terlambat untuk memulainya” dikutip dari perkataan Anne McTiernan, M.D., Ph.D, dari pusat penelitian kanker Fred Hutchinson di Seatle. Penelitiannya menunjukkan bahwa dua dan setengah jam olahraga ringan mingguan (jalan santai, berenang atau dansa) menurunkan resiko sekitar 20 %. Lebih jelas tentang olahraga dan resiko kanker payudara baca disini.

Sayur dan Buah

Menurut sebuah penelitian pada University of California di San Diego, para penderita yang selamat dari kanker payudara yang melakukan olahraga dan makan sedikitnya 5 porsi buah dan sayuran tiap hari telah mengurangi kemungkinan kambuhnya kanker payudara daripada mereka yang tidak makan buah dan sayuran.

Kurangi lampu penerangan anda

Baru-baru ini sebuah studi di Israel menemukan bahwa, wanita yang tinggal di kota-kota dengan nyala lampu yang terang di malam hari 73 % lebih mungkin beresiko terserang kanker payudara daripada mereka yang menggunakan penerangan yang paling gelap. Oleh sebab itu, jagalah tempat tidur anda agar tetap gelap/redup di malam hari tapi tidak membuat anda sakit mata, atau mengganggu anda dengan penerangan tersebut yang mungkin dapat melindungi kesehatan anda.

Pemeriksaan Mammogram

Pemeriksaan mammogram berarti kesempatan lebhi besar bagi anda untuk tertolong apabila anda terdiagnosa sebagai penderita kanker payudara. Dan jangan biarkan ibu anda meyakinkan anda bahwa dia terlalu tua sehingga tidak perlu dilakukan pemeriksaan dan pengobatan; para peneliti pada University of Texas M.D. Anderson Cancer Center menunjukkan bahwa pemeriksaan Mammography atau mammografi/pencitraan payudara memberi keuntungan dalam kelangsungan hidup pada wanita meskipun mereka berusia 80 tahun. ( Karena pria juga dapat terkena kanker payudara, mereka sebaiknya melakukan pemeriksaan apabila merasakan adanya pembengkakan baru pada payudara apapun bentuknya kepada dokter)

Perhatikan bias umur anda

Beberapa dokter menyarankan dengan hati-hati melakukan chemotherapy/kemoterapi dan radiasi pada wanita yang berusia 50 tahun, 60 tahun atau 70 tahun-walaupun wanita yang lebih tua bisa menerima pengobatan kemoterapi dan radiasi sama baiknya dengan wanita usia 50 tahun. Christa Corn, M.D., seorang ahli bedah payudara pada Phoenix Baptist Hospital & Medical Center di Arizona menyarankan; agar menanyakan semua pilihan pengobatan yang diberikan atau ditawarkan untuk pengobatan kanker payudara, dan apabila dokter anda mengatakan “ tidak pada usia anda”, maka pilih pilihan lain (pilihan terbaik kedua).

MAL PRAKTEK DALAM KEPERAWATAN

Kelalaian ialah melakukan sesuatu dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan atau hukum guna melindungi orang lain yang bertentangan dengan tindakan – tindakan yang tidak beralasan dan berisiko melakukan kesalahan. (Keeton, 1984), sedangkan menurut Hanafiah dan Amir ( 1999 ) Kelalaian adalah sikap yang kurang hati – hati yaitu tidak melakukan sesuatu yang seharusnya seseorang lakukan dengan

Rabu, 22 April 2009

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Solutio Plasenta

Solutio Plasenta adalah lepasnya plasenta dengan implantasi normal sebelum waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu. (Arif Mansjoer. Kapita Selekta edisi 3 jilid 1, Media Aeskulapius. 2001).
Solutio Plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir. (Prof. Dr. Hanifa Wikryosastro. Ilmu Kebidanan Jakarta. PT Gramedia. 1992 ).
Solutio Plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable, dimana plasenta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korpus uteri) terkelupas atau terlepas sebelum kala III. (Dr. Chrisdiono. M. Achadiat,SP.2003)
Solutio Plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak. (Obstetri dan Ginekologi, FKU Padjadjaran Bandung, 1984)
Nama lain dari Solutio Plasenta adalah:
  • Abrupsio Plasenta
  • Ablasio Plasenta
  • Accidental Haemorarrhge
  • Premature Separation Of The Normally Implanted Placenta
Etiologi Solutio Plasenta
Sebab primer Solutio Plasenta belum jelas, tapi diduga bahwa hal-hal tersebut dapat disebabkan karena:
  1. Hipertensi dalam kehamilan (penyakit hipertensi menahun, preeklamsia, eklamsia)
  2. Multiparitas, umur ibu yang tua
  3. Tali pusat pendek
  4. Uterus yang tiba-tiba mengecil (hidramnion, gemelli anak ke-2)
  5. Tekanan pads vena cava inferior
  6. Defisiensi gizi, defisiensi asam folat
  7. Trauma
Disamping itu ada pengaruh:
  1. Umur lanjut
  2. Multi Paritas
  3. Defisiensi ac. Folicum
  4. Defisiensi gizi
  5. Merokok
  6. Konsumsi alkohol
  7. Penyalahgunaan kokain
Patofisiologi Solutio Plasenta
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas.
Apabila perdarahan sedikit, hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta, peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu, dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas. Kejadiannya baru diketahui setelah plasenta lahir, yang pada pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah lama yang berwarna kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya. Akibatnya, hematoma retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan menyelundup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina; atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban atau mengadakan ekstravasasi di antara serabut-serabut otot uterus. Apabila ekstravasasinya berlangsung hebat, seluruh permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu. Hal ini disebut uterus Couvelaire, menurut orang yang pertama kali menemukannya. Uterus seperti itu akan terasa sangat tegang dan nyeri. Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter, banyak tromboplastin akan masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehingga terjadi pembekuan intravaskuler di mana-mana, yang akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen. Akibatnya, terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak hanya di uterus, akan tetapi juga pada alat-alat tubuh lainnya. Perfusi ginjal akan terganggu karana syok dan pembekuan intravaskuler. Oliguria dan proteinuria akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal mendadak yang masih dapat sembuh kembali, atau akibat nekrosis korteks ginjal mendadak yang biasanya berakibat fatal.
Nasib janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas, mungkin tidak berpengaruh sama sekali, atau mengakibatkan gawat janin.
Waktu, sangat menentukan hebatnya gangguan pembekuan darah, kelainan ginjal, dan nasib janin. Makin lama sejak terjadinya Solutio plasenta sampai selesai, makin hebat umumnya komplikasinya
Manifestasi Klinis Solutio Plasenta
  1. Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri di perut yang terus menerus, wama darah merah kehitaman.
  2. Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus enbois, wooden uterus).
  3. Palpasi janin sulit karena rahim keras
  4. Fundus uteri makin lama makin naik
  5. Auskultasi DJJ sering negatif
  6. KU pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar
  7. Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)
  8. Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan
Pembagian Solutio Plasenta
Plasenta yang terlepas semuanya disebut Solutio Plasenta Totalis. Plasenta yang terlepas sebagian disebut Solutio Plasenta Parsial. Plasenta yang terlepas hanya sebagian kecil pinggir plasenta disebut Ruptura Sinus Marginalis. Solutio Plasenta dibagi menjadi 3:
a.Solutio Plasenta ringan
  • tanpa rasa sakit
  • pendarahan kurang dari 500cc warna akan kehitam-hitaman
  • plasenta lepas kurang dari 1/5 bagian
  • fibrinogen diatas 250mg %
b.Solutio Plasenta sedang
  • Bagian janin masih teraba
  • Pendarahan antara 500-100cc
  • Terjadi fetal distress
  • Plasenta lepas kurang dari 1/3 bagian
c.Solutio Plasenta berat
  • abdomen nyeri,palpasi janin sukar
  • janin telah meninggal
Komplikasi Solutio Plasenta
  1. Pendarahan dan syok
  2. Hypofibrinogenaemi
  3. Apoplexi uteroplasentair (uterus couvelaire)
  4. Gangguan faal ginjal
Pemeriksaan Penunjang
  1. Laboratorium Hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu protrombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin parsial, kadar fibrinogen, gen elektrolit plasenta. CBC, C T, BT, Elektrolit(bila perlu).
  2. Keadaan janin Kardiootokografi, Doppler, Laennec.
  3. USG Menilai letak plasenta, usia kehamilan dan keadaan janin secara keseluruhan.
Penatalaksanaan Solutio Plasenta
a. Konservatif
  • Hanya untuk Solutio plasenta derajat ringan dan janin masih belum cukup bulan, apalagi jika janin telah meninggal.
  • Transfusi darah (1x24 jam) bila anemia (HB kurang dari 10,0%).
  • Apabila ketuban telah pecah, dipacu dengan Oksitosin 10 IU dalam larutan Saline 500cc, kemudian ditunggu sampai lahir pervaginan.
  • Bila 1 botol tersebut belum lahir,ulangi dengan 1 botol lagi dan ditunggu sampai lahir. Dengan langkah ini biasanya sebagian besar kasus dapat diselesaikan dengan baik (90%), sedangkan bagi yang gagal dapat dilakukan SC emergency.
b. Pengobatan
1). Umum
  • pemberian darah yang cukup
  • pemberian O2
  • pemberian antibiotik
  • pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi.
2). Khusus
a). Terhadap hypofibrinogenaemi
  • substansi dengan human fibrinogen 10 g atau darah segar.
  • menghentikan fibrinolyse dengan trasylol ( proteinase inhibitor) 200.000 S i.v. selanjutnya kalau perlu 100.000 S/jam dalam infus.
b). Untuk merangsang diurese : Mannit, Mannitol diurese yang baik lebih dari 30-40cc/jam.
Pada Solutio plasenta darah dari tempat pelepasan, mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan pada akhirnya keluar dari serviks. Terjadilah pendarahan keluar atau pendarahan nampak.
Kadang darah tidak keluar tetapi berkumpul di belakang plasenta membentuk hematom retroplasentair.pendarahan ini disebut pendarahan kedalam atau pendarahan tersembunyi
Pendarahan juga dapat terjadi keluar tetapi sebagian masuk kedalam ruang amion, terjadilah pendarahan keluar dan tersembunyi.
Perbedaan Solutio plasenta dengan Pendarahan tersembunyi dan pendarahan keluar :
Pendarahan tersembunyi
  • Pelepasan biasanya komplit 
  • sering disertai toksemia
  • hanya merupakan 20% dari Solutio plasenta
Pendarahan keluar
  • Biasanya inkomplit
  • jarang disertai toxaemia
  • merupakan 80% dari Solutio plasenta
Perbedaan Solutio plasenta dengan plasenta previa:
Solutio Plasenta
  • Pendarahan dengan nyeri
  • pendarahan segera disusul partus
  • pendarahan keluar hanya sedikit
  • palpasi sukar 
  • bunyi jantung anak biasanya tidak ada
  • pada toucher tidak teraba plasenta tapi ketuban yang terus menerus tegang
  • ada impresi pada jaringan plasenta karena hematom
Plasenta Previa
  • Pendarahan tanpa nyeri
  • pendarahan berulang-ulang sebelum partus
  • pendarahan keluar banyak 
  • bagian depan tinggi
  • biasanya ada bunyi jantung
  • teraba jaringan plasenta 
  • robekan selaput marginal
3). Obstetris
Pimpinan persalinan pada Solutio plasenta bertujuan untuk mempercepat persalinan sedapat-dapatnya kelahiran terjadi dalam 6 jam.Alasan ialah:
  • bagian yang terlepas meluas
  • pendarahan bertambah
  • hypofibrinogaenami menjelma dan bertambah
Tujuan ini dicapai dengan:
a. Pemecahan ketuban
Pemecahan ketuban pada Solutio plasenta tidak bermaksud untuk menghentikan pendarahan dengan segera tetapi untuk mengurangi regangan dinding rahim dan dengan demikian mempercepat persalinan.
b. Pemberian infus pitocin ialah 5s dalam 500cc glukosa 5%.
c. SC dilakukan
  • kalau serviks panjang dan tertutup
  • kalau setelah pemecahan ketuban dan pemberian oksitosin dalam 2 jam belum juga his.
  • kalau anak masih hidup
d. Hysterektomi dilakukan kalau ada atonia uteri yang berat yang tidak dapat diatasi dengan usaha-usaha yang lazim.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Solutio Plasenta selengkapnya Dibawah
Download ASKEP Pada Pasien Dengan Solutio Plasenta Dalam Format PDF Klik Disini 



Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Solutio Plasenta

ASUHAN KEPERAWATANKOMUNITAS DAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATANKOMUNITAS DAN KELUARGA


  1. Leaflet Hipertensi
  2. Leaflet Maag
  3. Leaflet Pertumbuhan Remaja
  4. Manajemen puskesmas
  5. Format Pengkajian data komunitas
  6. Format Pengkajian Keluarga
  7. Hipertensi dengan konsep keluarga
  8. Konsep askep komunitas lingkungan kerja
  9. Konsep Keluarga dengan stroke
  10. Pedoman Wonshield survey
  11. Format Pengkajian 0-1 tahun
  12. Cara memberi penyuluhan
  13. DM Lansia
  14. Leaflet DM
  15. askep keluarga
  16. konsep keluarga dengan TB Paru
  17. Konsep Keluarga
  18. Leaflet pertumbuhan remaja
  19. Statistik Analisa
  20. Tumbuh Kembang Remaja

  1. Diagnosa keperawatan keluarga dengan hipertensi
  2. Alat Kontrasepsi
  3. Format Pengkajian balita
  4. Format Pengkajian ibu hamil
  5. Format Pengkajian KB
  6. Format Pengkajian lansia
  7. Format Pengkajian nifas dan ibu menyusui
  8. Format Pengkajian remaja
  9. Format Pengkajian usia sekolah
  10. Pre Planning Rematik
  11. Pre Planning Keluarga ibu menyusui
  12. Pre Planning Tumbuh kembang remaja
  13. Puskesmas
  14. SAP Breastcare
  15. SAP Kesehatan Lingkungan
  16. SAP Obesitas
  17. SAP Sumur
  18. Tentang Hipertensi
  19. Konsep keperawatan keluarga
  20. Askep remaja



Click in here
# Download All #

ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

  1. manajemen keperawatan anak
  2. manajemen konflik
  3. pendokumentasian keperawatan
  4. pengawasan
  5. perilaku organisasi
  6. actuating
  7. budgetting
  8. kepemimpinan
  9. kuesioner manajemen nurse

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

  1. Askep eklampsia post partum
  2. Askep ekstraksi vacum
  3. Askep hipertensi-gravida
  4. Askep ca vulva
  5. Askep kistoma ovarii
  6. Askep ab imminen
  7. Askep abortus
  8. Askep ante natal care
  9. Askep ca cervik
  10. Askep sc - panggul sempit
  11. Askep sc
  12. Askep serotinus
  13. Askep Post partum (masa nifas)
  14. Askep post partum fisiologis
  15. Alat kontrasepsi
  16. asi eksklusif
  17. ibu hamil
  18. hidramnion
  19. imunisasi
  20. kehamilan matur
  21. kelainan menstruasi
  22. Askep letak sungsang

  1. panggul sempit
  2. pemeriksaan fisik ibu hamil
  3. perawatan payudara
  4. plasenta previa
  5. solid ovarium tumor
  6. vulva higiene
  7. senam nifas
  8. leaflet buteki
  9. hidramnion
  10. Askep makrosomia
  11. Askep mioma uteri
  12. Askep partus macet
  13. Askep persalinan normal
  14. Askep pre eklamsia
  15. Askep primi gravida
  16. Askep ruptur uteri
  17. lekore kandidiasis
  18. mola hidatidosa
  19. non strest test

ASUHAN KEPERAWATAN KULIT

ASUHAN KEPERAWATAN KULIT

  • Askep pemfigus vulgaris
  • Askep eritroderma
  • Askep lupus

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

  1. Askep menarik diri
  2. Askep napza
  3. Askep curiga
  4. Askep harga diri rendah
  5. Askep kehilangan
  6. Askep depresi
  7. terapi aktifitas kelompok
  8. Efek ECT
  9. Kontrol emosi
  10. Terapi lingkungan
  11. Askep mania
  12. Askep perawatan diri kurang
  13. Askep perilaku kekerasan
  14. Askep schizofrenia
  15. Askep suicide
  16. Askep toileting
  17. Askep waham
  18. Askep Menarik diri
  19. Askep delirium
  20. Askep gangguan hubungan sosial
  21. Askep halusinasi dengar
  22. Askep halusinasi perseptual

ASUHAN KEPERAWATAN THT

ASUHAN KEPERAWATAN THT

  1. Askep OMSK (otitis media supuratif kronik)
  2. Askep otitis media acut
  3. Askep Presbiakusis
  4. Askep angio fibroma
  5. Askep ca nasofaring
  6. Askep faringitis
  7. Askep sinusitis
  8. Askep tumor laring
  9. tumor cavum nasi
  10. Askep septum deviasi

ASUHAN KEPERAWATAN MATA

ASUHAN KEPERAWATAN MATA

  1. Askep Trauma tembus mata
  2. Askep ulkus kornea
  3. Askep Infeksi pada mata
  4. Tumor Orbita
  5. Askep ablasio retina
  6. Askep glaukoma
  7. Askep hifema
  8. Askep katarak
  9. Askep Neuroma Orbita

ASUHAN KEPERAWATAN SARAF/ NEUROGI

ASUHAN KEPERAWATAN SARAF/ NEUROGI


  1. Askep Stroke non hemorhagic
  2. Askep stroke hemorhagic
  3. Askep tumor medula spinalis
  4. Askep otak
  5. Askep cefalgia
  6. Askep hnp (hernia nukleus purposus)
  7. Askep low back pain
  8. Askep meningitis
  9. Askep migrain
  10. Askep penurunan kesadaran
  11. Askep sol


ASUHAN KEPERAWATAN ICU

ASUHAN KEPERAWATAN ICU

  1. Askep ARDS + Sepsis
  2. Askep asam basa
  3. Askep Paratiroidectomy
  4. Askep payah jantung
  5. Askep pneumonia + Gagal nafas
  6. Askep respiratory failure
  7. Askep Tetani
  8. Askep Trauma Thoraks
  9. Askep VSD
  10. materi BGA
  11. Askep ventilasi mekanik
  12. Askep ca paru-ventilaror
  13. Askep AMI
  14. Askep Ca Paru & Ventilator
  15. Askep cedera kepala
  16. Askep cva infark
  17. Askep diabetes ketossidosis

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

  1. Askep peritonitis ruptur hepar
  2. Askep Syock
  3. Askep truma thoraks
  4. Askep trauma tusuk abdomen
  5. Askep gagal nafas anak
  6. Askep fraktur cervical
  7. Askep cedera otak berat
  8. Askep Chest Pain
  9. Askep gagal nafas
  10. Askep hipoglikemia
  11. Askep intoksikasi organo fosfat
  12. Askep klien dengan CVP
  13. Askep Payah jantung

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DALAM

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DALAM

  1. Askep Hepatitis
  2. Askep Hipertensi
  3. Askep intoksikasi baygon (organofosfat)
  4. Askep osteo arthritis
  5. Askep PJB
  6. Askep Pneumonia
  7. Askep PPOM
  8. Askep Sirosis Hepatis
  9. Askep SLE
  10. Askep Gegantisme
  11. Askep Gout
  12. Askep Hematomesis melena
  13. Fisiologi jantung
  14. nebulezer
  15. hepatoma
  16. leaflet DM
  17. Leaflet rematik
  18. kesehatan lansia
  19. Nyeri
  20. Askep Syock
  21. Askep TB Paru & Hemophtoe
  22. Askep TBC
  23. Askep Tetani
  24. Askep Thalasemia
  25. Askep Tumor Paru
  26. Askep Ventrikel septum defek
  27. Askep Batuk darah
  28. Askep Leptospirosis
  29. Abses paru
  30. cairan dan elektrolit

  1. efusi pleura maligna
  2. flu burung
  3. Insulin
  4. hemangioma
  5. Hemostas
  6. Drug eruption
  7. Leptospirosis
  8. Rematik
  9. Askep HIV-Aids
  10. Askep Post CABG
  11. Askep IMA & chf
  12. Askep IMA
  13. Askep angina pectoris
  14. Askep asthma
  15. Askep bronkiektasis
  16. Askep broncho pneumonia
  17. Askep ca paru
  18. Askep chest pain
  19. Askep chf
  20. Askep ckd
  21. Askep decomp cordis
  22. Askep delated cardiomiopathy
  23. Askep DHF
  24. Askep Diabetes mellitus
  25. Askep Empiema
  26. Askep endo carditis
  27. Askep gagal ginjal kronis
  28. Askep gagal ginjal acut
  29. Askep gagal jantung
  30. Askep gastro enteritis

ASUHAN KEPERAWATAN BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN BEDAH

  1. Askep hernia
  2. Askep hernia inguinalis
  3. Askep koledoko (batu saluran empedu)
  4. Askep cedera otak berat
  5. Askep hematothoraks
  6. Askep Trauma thoraks
  7. Askep ca colon
  8. Askep ca recti
  9. Askep cancer
  10. Askep cedera kepala sedang
  11. Askep colorectal cancer
  12. Askep efusi pleura
  13. Askep fr humerus
  14. Askep fr alviolaris maxilla
  15. Askep fr.femur
  16. Askep fr. mandibula
  17. Askep GNA
  18. Askep hodgkin
  19. Askep ISK
  20. Askep Hirsprung
  21. Askep Morbus Basedow
  22. Askep Neoplasma pda saluran kemih
  23. Askep obstruksi usus
  24. Askep periapendiks infiltrat
  25. Askep striktur urethtra
  26. Askep trauma kepala
  27. Askep batu saluran kencing

  1. Askep ca buli
  2. Askep kateter CVP
  3. Askep kista koledocal
  4. Askep inkontinentia urine
  5. Askep multiple fraktur
  6. Askep peritonitis
  7. Askep post tutup colostomy
  8. Askep stenosis ani
  9. Askep trauma tumpul abdomen
  10. Askep urolihiasis
  11. hernia inguinalis
  12. Askep Amputasi
  13. Askep apendicitis (APP)
  14. Askep atresia ani
  15. Askep batu ginjal
  16. Askep BPH
  17. Askep Ca Buli
  18. Askep Ca Colon
  19. Askep Ca Mammae
  20. Askep cedera kepala
  21. Askep Combustio
  22. Askep Fr. Femur
  23. Askep Fr. cervical
  24. Askep Fraktur
  25. hemorhoid
  26. perawatan cateter
  27. Askep Hiperthiroid
  28. Askep Post Parathyroidectomy

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

1. Askep Hirsprung

2. Askep Hypoglikemia symptomatis

3. Askep ikterus

4. Askep Intusepsi

5. Askep Ispa

6. Askep Kejang

7. Askep Kwashiorkor

8. askep leukemia

9. askep meningitis

10. askep meningoencephalitis TB

11. Askep Morbili

12. Askep TB Paru Anak

13. Askep Tetralogi Fallot

14. Askep Thalasemia

15. Askep ASD, VSD

16. Askep BBLR

17. Askep CTEV

18. Askep Gagal Nafas

19. Askep Hiperbilirubinemia

20. Askep Bronchopneumonia

21. Askep Pneumonia

22. BBLR Thermoregulasi

23. Hemostas

24. Pemeriksaan perkembangan anak

25. Penyakit KEP

26. Sindrome gawat nafas

27. Susunan Perkembangan anak

28. Therapi Bermain

29. askep Tetanus

30. Tumbuh Kembang Bahasa

31. Tumbuh kembang Pre School

32. Tumbuh kembang usia todler

33. tumbuh kembang usia remaja

34. askep BBLR

35. askep diare akut dehidrasi sedang

36. Askep GNA

37. Askep All

38. Askep AML

39. Askep Anak dengan Encefalitis

40. Askep Anak dengan Meningitis

41. Askep Anak dengan Syndrom Nefrotik

42. Askep hidrocephalus pada anak

43. Askep anemia

44. Askep Asfiksia mekonium

45. Askep Asthma Bronchiale

46. Askep Bayi Hiperbilirubinemia

47. Askep Bayi Lahir sakit

48. Askep DHF

49. Askep Diare anak

50. asfiksia Gagal Nafas Anak

51. Askep GGK

52. Askep Hemofilia

53. Askep Hidrocephalus

54. Askep Hiperaktif

55. Askep Hipoglikemia Neonatus

56. Askep Neonatus Infeksi

57. Askep PJB

58. Askep Pneumonia dan

59. Askep Anak dengan DM

60. Askep thipoid

61. diphteria

62. Askep Prematur

63. Askep Respiratori distress sindrom

64. GGK

65. Speech Delayed

66. Konsep Tumbuh Kembang

67. Tumbuh Kembang

68. Permainan dan perilaku bermain

69. stimulasi perkembangan anak

70. leaflet Nutrisi

71. leaflet pencegahan infeksi bblr

72. panduan pemeriksaan fisik anak