Sabtu, 06 Agustus 2011

Juno probe heads for Jupiter from Cape Canaveral

Juno probe heads for Jupiter from Cape Canaveral. The Atlas 5 rocket launched from Cape Canaveral Air Force Station after a brief delay caused by a helium leak
Continue reading the main story
Related Stories
Heading for Jupiter
Rocket in line for human launches
Nasa picks three in space contest

A $1.1bn (£0.7bn) unmanned Nasa space mission has launched from Florida on a journey to the planet Jupiter.

The Juno spacecraft will cruise beyond Mars to put itself in orbit around the gas giant in 2016.

It is the first solar-powered mission to venture this far from the Sun.

The mission launched atop an Atlas 5 rocket from the Cape Canaveral Air Force Station on Friday at 12:25 local time (16:25 GMT; 17:25 BST), after a brief delay caused by a helium leak.

There were concerns with the helium charging system on the rocket's Centaur upper stage, but a small leak on the "ground side" of the rocket was found to be the culprit.

"Today, with the launch of the Juno spacecraft, Nasa began a journey to yet another new frontier," said the agency's administrator Charles Bolden.

"The future of exploration includes cutting-edge science like this to help us better understand our Solar System and an ever-increasing array of challenging destinations."
Pushing boundaries

At Jupiter, where the intensity of sunlight is only 1/25th of that at Earth, space missions would normally resort to a plutonium battery.

But Juno will instead travel with three wings coated with 18,000 solar cells.

"As a solar-panelled mission, we have to keep those solar panels facing the Sun and we never go into Jupiter's shadow," the mission's chief scientist Scott Bolton told BBC News.

Cannot play media.You do not have the correct version of the flash player. Download the correct version

"Those are things we can do and still accomplish our science; it doesn't hurt us. But it would have been easier if we could have pointed just any way we wanted. We've had to develop [a strategy], and in fact we've advanced solar cell technology in doing so."

Juno's mission is to probe the secrets of the Solar System by explaining the origin and evolution of its biggest planet.

The spacecraft's remote sensing instruments will look down into the giant through the many layers and measure their composition, temperature, motion and other properties.

This should yield some remarkable new insights into the coloured bands that wrap around the planet, and a new perspective on the famous Great Red Spot - the colossal storm that has raged on Jupiter for hundreds of years.

Scientists also want to measure the abundance of water in the atmosphere - an indicator of how much oxygen was present in Jupiter's region of the Solar System when it formed.

The probe will also try to settle old arguments over whether the planet hosts a rocky core or whether its gases go all the way down to the centre in an ever more compressed state.

And it will look for the deep swirling sea of liquid metallic hydrogen that many suspect is the driver behind Jupiter's strong magnetic field.

Juno is the second in Nasa's so called New Frontiers class missions. The first, New Horizons, was launched towards dwarf planet Pluto in 2006 and should arrive at its target in 2015. Juno probe heads for Jupiter from Cape Canaveral

Bedah Laparoskopi - Minimal Invasif

"Bedah Laparoskopi - Minimal Invasif
Dengan Bedah laparoskopi, lebar sayatan pada dinding perut dapat diminimalkan, sehingga kerusakan otot perut juga dapat dikurangi. Akibatnya penderita dapat menjalani rawat inap yang lebih singkat dan nyeri yang dirasakan juga amat sangat minimal.
Dengan laparoskopi, selain objek organ yang hendak dioperasi kita dapat juga melihat keadaan organ lain lewat beberapa sayatan yang sangat amat kecil (1/2 cm). Amat sangat berguna bagi mereka yang gemuk, kasus TB atau dalam keadaan malnutrisi dimana proses penyembuhan lukanya sulit, anak-anak atau orang dewasa dengan banyak kelainan dalam rongga perutnya yang pada saat operasi perlu di 'lihat' juga.
Ada yang punya pengalaman dengan tehnik laparoskopi ?
Blog ini khusus buat mereka-mereka yang dalam waktu dekat ini berurusan dengan dokter bedah, akan menjalani pembedahan, mempunyai kerabat/saudara yang mau menjalani pembedahan atau buat mereka yang pengen tauk soal bedah .... juga buat pemerhati Ilmu Bedah ... mangkanya ditunggu dong komentarnya ....
"

Bedah Laparoskopi - Minimal Invasif

"Bedah Laparoskopi - Minimal Invasif
Dengan Bedah laparoskopi, lebar sayatan pada dinding perut dapat diminimalkan, sehingga kerusakan otot perut juga dapat dikurangi. Akibatnya penderita dapat menjalani rawat inap yang lebih singkat dan nyeri yang dirasakan juga amat sangat minimal.
Dengan laparoskopi, selain objek organ yang hendak dioperasi kita dapat juga melihat keadaan organ lain lewat beberapa sayatan yang sangat amat kecil (1/2 cm). Amat sangat berguna bagi mereka yang gemuk, kasus TB atau dalam keadaan malnutrisi dimana proses penyembuhan lukanya sulit, anak-anak atau orang dewasa dengan banyak kelainan dalam rongga perutnya yang pada saat operasi perlu di 'lihat' juga.
Ada yang punya pengalaman dengan tehnik laparoskopi ?
Blog ini khusus buat mereka-mereka yang dalam waktu dekat ini berurusan dengan dokter bedah, akan menjalani pembedahan, mempunyai kerabat/saudara yang mau menjalani pembedahan atau buat mereka yang pengen tauk soal bedah .... juga buat pemerhati Ilmu Bedah ... mangkanya ditunggu dong komentarnya ....
"

JIKA HARUS MENJADI PASIEN BEDAH

JIKA HARUS MENJADI PASIEN BEDAH
1. Pilih Dokter Spesialis Bedah yang mantap di hati.
Mantap di hati maksudnya baru melihat dokter Bedahnya, kita langsung 'sreg' - percaya - yakin bahwa saya datang pada Dokter yang tepat.
Untuk mencari dokter yang seperti ini, banyak tanya kepada rekan-rekan - tetangga - saudara yang kebetulan pernah menjadi pasien bedah. Pasti mereka akan merekomendasi coba ke dokter ini saja atau ke dokter itu saja dll. Banyak cari informasi melalui milist (mailing list), pasti banyak rekan senasib yang pernah jadi pasien bedah, cari informasi juga melalui majalah kesehatan popular yang sering menampilkan banyak nama dokter Bedah beserta keahliannya dan 'sepak terjang'nya. Dokter yang mantap di hati, komunikasi nya harus jelas, 'nyambung' jangan sampai ada miskomunikasi. Usahakan bertemu dengan dokter Bedah yang mau menjelaskan sedetail-detailnya segala kegundahan dan ganjalan yang kita rasakan. Mulai dari diagnosa penyakit, komplikasi, efek samping, keberhasilan terapi dll.
2. Memilih RS yang tepat.
Dengan memilih RS yang 'cocok'artinya RS yang dapat menuntaskan permasalahan kesehatan yang menimpa pasiennya, maka dokter Bedah yang bekerja didalamnya minimal juga akan cocok di hati pula. Jika RS tsb 'diduga' a) jumlah pasien yang datang setiap harinya sedikit - RS nya sepi seperti kuburan hanya 1-2 pasien lalu lalang harus dicurigai !! b) Jika dokter spesialis untuk 5 penyakit besar hanya tertulis 'dengan perjanjian' di daftar nama dokter - inipun harus dipertanyakan c) RS yang dalam perjalanan panjang baru menjadi RS juga harus di waspadai karena belum tentu sekarang ini ia betul-betul mantap menangani banyak kasus selayaknya RS, kecuali jika RS tersebut, fisik bangunan nya total di rubah dengan perubahan susunan orang-orang yang bekerja di dalamnya d) RS pendidikan, harus sabar antri dan tabah jika diperiksa bukan oleh dokter yang dimaksud (karena tidak jarang kunjungan ke ruang periksa diwakilkan pada dokter yang lain) ; dan harus tabah jika sering di visit / dikunjungi oleh banyak dokter yang berganti-ganti ; kebaikannya di RS pendidikan, lengkap berkumpul dokter-dokter yang ahli di bidangnya masing-masing dan tentu saja dengan pengalaman yang luar biasa menangani banyak kasus. e) RS dengan ISO bisa menjadi pilihan untuk menenangkan hati karena biasanya semua sistim yang berada didalamnya amat sangat menenangkan.
3. Ingatlah bahwa Setiap tindakan Bedah adalah berarti membuat luka baru pada tubuh.
Jadi tindakan pembedahan (apapun) pasti dapat melahirkan komplikasi-komplikasi. Hal-hal inilah yang harus digali lebih banyak dari Dokter bedahnya, bagaimana kemungkinan komplikasi yang terjadi dan cara mengatasinya.
4. Harus banyak tanya tentang penyakit nya dan perkembangan terapi.
5. Harus patuh terhadap ketentuan yang diberikan oleh perawat di ruangan (jika harus rawat inap)

Ada yang pernah menjadi pasien Bedah ? mungkin ada yang mau ditambahkan ?
Blog ini khusus buat mereka-mereka yang dalam waktu dekat ini berurusan dengan dokter bedah, akan menjalani pembedahan, mempunyai kerabat/saudara yang mau menjalani pembedahan atau buat mereka yang pengen tauk soal bedah .... juga buat pemerhati Ilmu Bedah ... mangkanya ditunggu dong komentarnya ....
"

USUS MALAS / USUS PARALITIK / KEMBUNG TERUS MENERUS

USUS MALAS / USUS PARALITIK / KEMBUNG TERUS MENERUS

Setelah menjalani operasi besar pada rongga perut misalnya operasi laparatomi eksplorasi (operasi dengan sayatan tengah perut ) kadang-kadang disertai dengan komplikasi terjadinya usus yang malas bekerja. Usus malas ditandai dengan adanya kembung, belum flatus / buang angin, mual dan muntah dan belum bisa BAB (buang air besar) untuk waktu yang relatif lama. Pada keadaan ini dokter akan memasang selang lewat hidung untuk membantu dekompresi / pengosongan isi usus . Pasien diharuskan puasa sehingga kebutuhan nutrisi didapat dari cairan infus. Pada keadaan yang sudah jauh lebih baik, pasien dapat diperbolehkan minum sedikit-sedikit atau hanya basah-basah bibir atau isap-isap permen. Sambil dievaluasi dengan melihat hasil produksi pada selang hidung, pasien dapat mulai melakukan mobilisasi bertahap, mika miki (miring kanan miring kiri), duduk bersandar, duduk tanpa bersandar, berdiri dan jalan. Jika dilakukan foto ronsen abdomen 3 posisi, kadang-kadang tampak seperti ada sesuatu yang menyumbat usus, dimana udara tidak mencapai daerah bawah. Meskipun demikian jika dokter tidak menemukan gambaran atau gerakan usus yang khas terlihat pada kasus dimana terjadi sumbatan yang memerlukan operasi segera, maka pengobatan pada pasien tersebut selain obat-obatan inti adalah puasa, puasa dan puasa. Foto ronsen abdomen 3 posisi biasanya akan diulang lagi untuk evaluasi.
Pada pasien atau keluarga pasien yang kurang mengerti tentang penyakit yang ia derita, seringkali merasa khawatir, cemas karena harus tinggal lama di RS tanpa diperbolehkan makan dan minum disertai dengan kembung plus tanpa BAB dalam waktu lama.
Pada kasus ini dibutuhkan kesabaran, ketaatan pasien untuk menerima instruksi dari perawat dan Dokter. Keluarga tentu saja memberikan semangat. Saran pada pasien dan keluarga pasien yang mengalami usus malas / usus paralitik setelah operasi 1) Pada saat dilakukan pemasangan NGT / selang melalui hidung, sering menimbulkan rasa tidak nyaman, dihadapi saja – tabah. 2 ) Sering harus dilakukan pemasangan kateter uretra (selang untuk BAK – buang air kecil) untuk menilai kecukupan cairan yang dimasukkan tubuh, alat ini juga sering menimbulkan rasa tidak nyaman. 3) Setiap hari harus mendisiplinkan diri untuk melakukan mobilisasi, mobilisasi jangan menunggu kalau perawat atau dokter datang. Tiap 8 jam belajar untuk miring kanan, jika belum sempurna miring / full miring maka punggung bisa diganjal dengan guling terlebih dahulu, kemudian 8 jam lagi miring kiri demikian seterusnya. Jika rasa sakit pada luka operasi sudah tak tertahan, mintakan obat penghilang rasa sakit pada perawat. Rasa sakit pada bekas luka operasi jangan menghalangi untuk melakukan mobilisasi. Hal ini lakukan terus menerus, tiap hari harus ada semangat untuk melakukan mobilisasi, tetapkan target untuk bisa duduk, berdiri dan jalan. Yang penting jangan lupa untuk terus semangat ! 4) Tetap bersabar jika melihat segelas teh manis hangat yang tersaji untuk keluarga yang menunggu, jangan tergoda untuk diminum begitu pula kalau melihat makanan atau buah di depan mata yang dibawa oleh pengunjung yang besuk.
Jika tiba saatnya maka usus akan dapat bekerja lagi. Berikan dukungan moril pada pasien, agar dapat melewati keluhan tersebut dengan ikhlas.
Ada yang ingin berbagi soal pengalaman mengalami “usus malas” sehingga harus berhari-hari bahkan berminggu-minggu istirahat di RS ?
Blog ini khusus buat mereka-mereka yang dalam waktu dekat ini berurusan dengan dokter bedah, akan menjalani pembedahan, mempunyai kerabat/saudara yang mau menjalani pembedahan atau buat mereka yang pengen tauk soal bedah .... juga buat pemerhati Ilmu Bedah ... mangkanya ditunggu dong komentarnya ....
"

JIKA HARUS MENJADI PASIEN BEDAH

JIKA HARUS MENJADI PASIEN BEDAH
1. Pilih Dokter Spesialis Bedah yang mantap di hati.
Mantap di hati maksudnya baru melihat dokter Bedahnya, kita langsung 'sreg' - percaya - yakin bahwa saya datang pada Dokter yang tepat.
Untuk mencari dokter yang seperti ini, banyak tanya kepada rekan-rekan - tetangga - saudara yang kebetulan pernah menjadi pasien bedah. Pasti mereka akan merekomendasi coba ke dokter ini saja atau ke dokter itu saja dll. Banyak cari informasi melalui milist (mailing list), pasti banyak rekan senasib yang pernah jadi pasien bedah, cari informasi juga melalui majalah kesehatan popular yang sering menampilkan banyak nama dokter Bedah beserta keahliannya dan 'sepak terjang'nya. Dokter yang mantap di hati, komunikasi nya harus jelas, 'nyambung' jangan sampai ada miskomunikasi. Usahakan bertemu dengan dokter Bedah yang mau menjelaskan sedetail-detailnya segala kegundahan dan ganjalan yang kita rasakan. Mulai dari diagnosa penyakit, komplikasi, efek samping, keberhasilan terapi dll.
2. Memilih RS yang tepat.
Dengan memilih RS yang 'cocok'artinya RS yang dapat menuntaskan permasalahan kesehatan yang menimpa pasiennya, maka dokter Bedah yang bekerja didalamnya minimal juga akan cocok di hati pula. Jika RS tsb 'diduga' a) jumlah pasien yang datang setiap harinya sedikit - RS nya sepi seperti kuburan hanya 1-2 pasien lalu lalang harus dicurigai !! b) Jika dokter spesialis untuk 5 penyakit besar hanya tertulis 'dengan perjanjian' di daftar nama dokter - inipun harus dipertanyakan c) RS yang dalam perjalanan panjang baru menjadi RS juga harus di waspadai karena belum tentu sekarang ini ia betul-betul mantap menangani banyak kasus selayaknya RS, kecuali jika RS tersebut, fisik bangunan nya total di rubah dengan perubahan susunan orang-orang yang bekerja di dalamnya d) RS pendidikan, harus sabar antri dan tabah jika diperiksa bukan oleh dokter yang dimaksud (karena tidak jarang kunjungan ke ruang periksa diwakilkan pada dokter yang lain) ; dan harus tabah jika sering di visit / dikunjungi oleh banyak dokter yang berganti-ganti ; kebaikannya di RS pendidikan, lengkap berkumpul dokter-dokter yang ahli di bidangnya masing-masing dan tentu saja dengan pengalaman yang luar biasa menangani banyak kasus. e) RS dengan ISO bisa menjadi pilihan untuk menenangkan hati karena biasanya semua sistim yang berada didalamnya amat sangat menenangkan.
3. Ingatlah bahwa Setiap tindakan Bedah adalah berarti membuat luka baru pada tubuh.
Jadi tindakan pembedahan (apapun) pasti dapat melahirkan komplikasi-komplikasi. Hal-hal inilah yang harus digali lebih banyak dari Dokter bedahnya, bagaimana kemungkinan komplikasi yang terjadi dan cara mengatasinya.
4. Harus banyak tanya tentang penyakit nya dan perkembangan terapi.
5. Harus patuh terhadap ketentuan yang diberikan oleh perawat di ruangan (jika harus rawat inap)

Ada yang pernah menjadi pasien Bedah ? mungkin ada yang mau ditambahkan ?
Blog ini khusus buat mereka-mereka yang dalam waktu dekat ini berurusan dengan dokter bedah, akan menjalani pembedahan, mempunyai kerabat/saudara yang mau menjalani pembedahan atau buat mereka yang pengen tauk soal bedah .... juga buat pemerhati Ilmu Bedah ... mangkanya ditunggu dong komentarnya ....
"

USUS MALAS / USUS PARALITIK / KEMBUNG TERUS MENERUS

USUS MALAS / USUS PARALITIK / KEMBUNG TERUS MENERUS

Setelah menjalani operasi besar pada rongga perut misalnya operasi laparatomi eksplorasi (operasi dengan sayatan tengah perut ) kadang-kadang disertai dengan komplikasi terjadinya usus yang malas bekerja. Usus malas ditandai dengan adanya kembung, belum flatus / buang angin, mual dan muntah dan belum bisa BAB (buang air besar) untuk waktu yang relatif lama. Pada keadaan ini dokter akan memasang selang lewat hidung untuk membantu dekompresi / pengosongan isi usus . Pasien diharuskan puasa sehingga kebutuhan nutrisi didapat dari cairan infus. Pada keadaan yang sudah jauh lebih baik, pasien dapat diperbolehkan minum sedikit-sedikit atau hanya basah-basah bibir atau isap-isap permen. Sambil dievaluasi dengan melihat hasil produksi pada selang hidung, pasien dapat mulai melakukan mobilisasi bertahap, mika miki (miring kanan miring kiri), duduk bersandar, duduk tanpa bersandar, berdiri dan jalan. Jika dilakukan foto ronsen abdomen 3 posisi, kadang-kadang tampak seperti ada sesuatu yang menyumbat usus, dimana udara tidak mencapai daerah bawah. Meskipun demikian jika dokter tidak menemukan gambaran atau gerakan usus yang khas terlihat pada kasus dimana terjadi sumbatan yang memerlukan operasi segera, maka pengobatan pada pasien tersebut selain obat-obatan inti adalah puasa, puasa dan puasa. Foto ronsen abdomen 3 posisi biasanya akan diulang lagi untuk evaluasi.
Pada pasien atau keluarga pasien yang kurang mengerti tentang penyakit yang ia derita, seringkali merasa khawatir, cemas karena harus tinggal lama di RS tanpa diperbolehkan makan dan minum disertai dengan kembung plus tanpa BAB dalam waktu lama.
Pada kasus ini dibutuhkan kesabaran, ketaatan pasien untuk menerima instruksi dari perawat dan Dokter. Keluarga tentu saja memberikan semangat. Saran pada pasien dan keluarga pasien yang mengalami usus malas / usus paralitik setelah operasi 1) Pada saat dilakukan pemasangan NGT / selang melalui hidung, sering menimbulkan rasa tidak nyaman, dihadapi saja – tabah. 2 ) Sering harus dilakukan pemasangan kateter uretra (selang untuk BAK – buang air kecil) untuk menilai kecukupan cairan yang dimasukkan tubuh, alat ini juga sering menimbulkan rasa tidak nyaman. 3) Setiap hari harus mendisiplinkan diri untuk melakukan mobilisasi, mobilisasi jangan menunggu kalau perawat atau dokter datang. Tiap 8 jam belajar untuk miring kanan, jika belum sempurna miring / full miring maka punggung bisa diganjal dengan guling terlebih dahulu, kemudian 8 jam lagi miring kiri demikian seterusnya. Jika rasa sakit pada luka operasi sudah tak tertahan, mintakan obat penghilang rasa sakit pada perawat. Rasa sakit pada bekas luka operasi jangan menghalangi untuk melakukan mobilisasi. Hal ini lakukan terus menerus, tiap hari harus ada semangat untuk melakukan mobilisasi, tetapkan target untuk bisa duduk, berdiri dan jalan. Yang penting jangan lupa untuk terus semangat ! 4) Tetap bersabar jika melihat segelas teh manis hangat yang tersaji untuk keluarga yang menunggu, jangan tergoda untuk diminum begitu pula kalau melihat makanan atau buah di depan mata yang dibawa oleh pengunjung yang besuk.
Jika tiba saatnya maka usus akan dapat bekerja lagi. Berikan dukungan moril pada pasien, agar dapat melewati keluhan tersebut dengan ikhlas.
Ada yang ingin berbagi soal pengalaman mengalami “usus malas” sehingga harus berhari-hari bahkan berminggu-minggu istirahat di RS ?
Blog ini khusus buat mereka-mereka yang dalam waktu dekat ini berurusan dengan dokter bedah, akan menjalani pembedahan, mempunyai kerabat/saudara yang mau menjalani pembedahan atau buat mereka yang pengen tauk soal bedah .... juga buat pemerhati Ilmu Bedah ... mangkanya ditunggu dong komentarnya ....
"

Pengkajian Keperawatan: Riwayat Kesehatan

Pengkajian Keperawatan: Riwayat Kesehatan: "

Riwayat kesehatan pasien merupakana sesuatu yang sangat penting dalam melakukan diagnosis. Riwayat kesehatan dapat menjelaskan 80% lebih tentang diagnosa pasien. Riwayat kesehatan pasien harus berfokus kepada masalah yang sedang berlangsung

P : provocative/palliative apa yang menyebabkan nyeri tambah buruk dan lebih baik

Q : qualitas nyeri, jelaskan nyeri seperti apa yang dirasakan? Atau apakah nyeri itu tajam atau tumpul?

R : region/radiation, dibagian tubuh mana nyeri ada? Apakah nyeri tersebut menyebar atau bergrak ke lokasi lain?

S : severity, dijelaskan dengan menggunakan skala numeric dari 0 – 10 atau dengan skala wajah bahagia-sedih.

T : timing/temporal, yang harus ditanyakan “kapan nyeri itu dimulai? Berapa lama nyeri itu dairasakan? Apa yang anda lakukan pada saat nyeri itu timbul?

Panduan tambahan untuk menemukan riwayat kesehatan

A : (Allergi) kaji riwayat allergi pasien terhadap pengobatan, latek dan kapan alerginya.

M :(Medication) kaji tentang obat yang dikonsumsi baik sesuai resep atau tidak

P : (Previous) kaji riwayat pengobatan masa lalu, jika pasien memiliki gejala yang sama sebelumnya

L : (Last Meal) kaji makan sebelumnya, mengkaji makanan dilakukan untuk mengetahui kepatenan jalan napas andaikata akan dilakukan prosedur bedah atau sedasi

T : (Tetanus) kaji imunisasi tetanus yang dilakukan, seharusnya immunisasi tetanus dilakukan dalam waktu 5 – 10 tahun sekali

O : (Other associated symptom/operation) kaji tentang gejala-gejala yang muncul sebelumnya termasuk operasi sebelumnya

E :(events/ emergency medical system (EMS)/environment) kaji tentang prosedur emergency yang dilakukan selama dalam perjalanan termasuk juga komplikasi yang terjadi pada saat perjalanan. Disamping itu kaji juga tentang lingkungan (panas, dingin, atau kondisi/situasi saat pasien ditemukan)
"
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Shock Anafilaksis

Shock Anafilaksis: "Tidak terdapat definisi universal yang diterima tentang definisi anafilaktik dan reaksi anafilaktik. Anafilaksis merupakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan reaksi hypersensitifitas yang dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE). Reaksi anafilaksis sama tetapi tidak tergantung pada hypersensitifitas.

Tanda dan Gejala

Reaksi anafilakstik sangat bervriasi dalam berat dan lamanya gejala. Beberapa reaksi muncul dalam hitungan jam dan yang lain muncul setelah 24 jam

Pasien yang menderita anafilaksis memiliki reaksi satu atau lebih dari gejala berikut:

  1. angio-oedema
  2. urticaria
  3. dyspnoea
  4. hypotension yang disebabkan karena vasodilatasi dan kehilangann plasma dari kompartemen darah.

Gejala lain terdiri dari:

  1. rhinitis
  2. konjunctivitis
  3. abdominal pain
  4. muntah
  5. diare
  6. pucat

Pengkajian

Pemerisaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik haru dilakukan pada kesempatan pertama bertemu pasien. Riwayat kesehatan sebelumnya samap pentingnya dengan reaksi yang sedang berlangsung..

Harus disadari bahwa pasien dapat saja meningggalyang disebabkan karena reaksi anafilaksis.

Pendekatan ABCDE

Airway

  1. pastikan kepatenan jalan napas
  2. atur posisi pasien
  3. siapkan gudel atau nasofaringeal jika perlu
  4. pertimbangkan untuk melakukan instubasi jika pasien tidak dapat mempertahankan jalan napas.

Breathing

  1. berikan oksigen tekanan tinggi
  2. monitoring saturasi oksigen untuk mempertahankan saturasi diatas 92%
  3. monitor frekuensi napas
  4. kaji ventilasi dengan bag valve mask jika perlu
  5. ukur Peak Expiratory Flow Rate (PEFR)
  6. pertimbangkan pemberian nebulise Salbutamol melalui oksigen

Circulation

  1. lakukan pemberian intravena
  2. monitoring jantung
  3. rekam EKG
  4. monitor tekanan darah setiap 5 menit
  5. jika hypotensi (BP <>
  6. Berikan 1:1,000 0.5 ml (500 mcg) IM.
  7. Ulangi pemberian adrenalin dalam waktu 5 menit jika tidak ada perubahan klinis.

Disability

Kaji dengan menggunakan AVPU atau Glasgow Coma Scale:

A – alert (kesadaran)

V – respon terhadap perintah verbal

P – respon terhadap nyeri

U – unresponsive/tidak berespon

Exposure

  1. perhatikan adanya kemerahan dan luka pada kulit
  2. jika tidak yakin dengan penyebab, cari tanda adanya gigitan serangga, dan ular.

Tanda ancaman kehidupan

  1. stridor
  2. wheezing
  3. cyanosis
  4. tachikardi
  5. penurunan capillary refill time (CRT)
Jika pasien menunjukan adanya gejala tersebut, segera minta pertolongan dan berikan adrenalin secepatnya.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Pengkajian Keperawatan: Riwayat Kesehatan

Pengkajian Keperawatan: Riwayat Kesehatan: "

Riwayat kesehatan pasien merupakana sesuatu yang sangat penting dalam melakukan diagnosis. Riwayat kesehatan dapat menjelaskan 80% lebih tentang diagnosa pasien. Riwayat kesehatan pasien harus berfokus kepada masalah yang sedang berlangsung

P : provocative/palliative apa yang menyebabkan nyeri tambah buruk dan lebih baik

Q : qualitas nyeri, jelaskan nyeri seperti apa yang dirasakan? Atau apakah nyeri itu tajam atau tumpul?

R : region/radiation, dibagian tubuh mana nyeri ada? Apakah nyeri tersebut menyebar atau bergrak ke lokasi lain?

S : severity, dijelaskan dengan menggunakan skala numeric dari 0 – 10 atau dengan skala wajah bahagia-sedih.

T : timing/temporal, yang harus ditanyakan “kapan nyeri itu dimulai? Berapa lama nyeri itu dairasakan? Apa yang anda lakukan pada saat nyeri itu timbul?

Panduan tambahan untuk menemukan riwayat kesehatan

A : (Allergi) kaji riwayat allergi pasien terhadap pengobatan, latek dan kapan alerginya.

M :(Medication) kaji tentang obat yang dikonsumsi baik sesuai resep atau tidak

P : (Previous) kaji riwayat pengobatan masa lalu, jika pasien memiliki gejala yang sama sebelumnya

L : (Last Meal) kaji makan sebelumnya, mengkaji makanan dilakukan untuk mengetahui kepatenan jalan napas andaikata akan dilakukan prosedur bedah atau sedasi

T : (Tetanus) kaji imunisasi tetanus yang dilakukan, seharusnya immunisasi tetanus dilakukan dalam waktu 5 – 10 tahun sekali

O : (Other associated symptom/operation) kaji tentang gejala-gejala yang muncul sebelumnya termasuk operasi sebelumnya

E :(events/ emergency medical system (EMS)/environment) kaji tentang prosedur emergency yang dilakukan selama dalam perjalanan termasuk juga komplikasi yang terjadi pada saat perjalanan. Disamping itu kaji juga tentang lingkungan (panas, dingin, atau kondisi/situasi saat pasien ditemukan)
"
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Shock Anafilaksis

Shock Anafilaksis: "Tidak terdapat definisi universal yang diterima tentang definisi anafilaktik dan reaksi anafilaktik. Anafilaksis merupakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan reaksi hypersensitifitas yang dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE). Reaksi anafilaksis sama tetapi tidak tergantung pada hypersensitifitas.

Tanda dan Gejala

Reaksi anafilakstik sangat bervriasi dalam berat dan lamanya gejala. Beberapa reaksi muncul dalam hitungan jam dan yang lain muncul setelah 24 jam

Pasien yang menderita anafilaksis memiliki reaksi satu atau lebih dari gejala berikut:

  1. angio-oedema
  2. urticaria
  3. dyspnoea
  4. hypotension yang disebabkan karena vasodilatasi dan kehilangann plasma dari kompartemen darah.

Gejala lain terdiri dari:

  1. rhinitis
  2. konjunctivitis
  3. abdominal pain
  4. muntah
  5. diare
  6. pucat

Pengkajian

Pemerisaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik haru dilakukan pada kesempatan pertama bertemu pasien. Riwayat kesehatan sebelumnya samap pentingnya dengan reaksi yang sedang berlangsung..

Harus disadari bahwa pasien dapat saja meningggalyang disebabkan karena reaksi anafilaksis.

Pendekatan ABCDE

Airway

  1. pastikan kepatenan jalan napas
  2. atur posisi pasien
  3. siapkan gudel atau nasofaringeal jika perlu
  4. pertimbangkan untuk melakukan instubasi jika pasien tidak dapat mempertahankan jalan napas.

Breathing

  1. berikan oksigen tekanan tinggi
  2. monitoring saturasi oksigen untuk mempertahankan saturasi diatas 92%
  3. monitor frekuensi napas
  4. kaji ventilasi dengan bag valve mask jika perlu
  5. ukur Peak Expiratory Flow Rate (PEFR)
  6. pertimbangkan pemberian nebulise Salbutamol melalui oksigen

Circulation

  1. lakukan pemberian intravena
  2. monitoring jantung
  3. rekam EKG
  4. monitor tekanan darah setiap 5 menit
  5. jika hypotensi (BP <>
  6. Berikan 1:1,000 0.5 ml (500 mcg) IM.
  7. Ulangi pemberian adrenalin dalam waktu 5 menit jika tidak ada perubahan klinis.

Disability

Kaji dengan menggunakan AVPU atau Glasgow Coma Scale:

A – alert (kesadaran)

V – respon terhadap perintah verbal

P – respon terhadap nyeri

U – unresponsive/tidak berespon

Exposure

  1. perhatikan adanya kemerahan dan luka pada kulit
  2. jika tidak yakin dengan penyebab, cari tanda adanya gigitan serangga, dan ular.

Tanda ancaman kehidupan

  1. stridor
  2. wheezing
  3. cyanosis
  4. tachikardi
  5. penurunan capillary refill time (CRT)
Jika pasien menunjukan adanya gejala tersebut, segera minta pertolongan dan berikan adrenalin secepatnya.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Jumat, 05 Agustus 2011

Etika Penelitian Keperawatan

Etika Penelitian Keperawatan: "Dalam masa modern ini pelanggaran terhadap moral tidak boleh terjadi.
Pengalaman kedokteran NAZI pada tahun 1930an – 1940an merupakan contoh pelanggaran etik yang sangat terkenal. Program penelitian Nazi melibatkan tawanan perang dan ras tertentu dalam mengetes daya tahan manusia dan reaksi manusia terhadap penyakit dan obat yang tidak di test. Penelitian ini tida beretika bukan hanya mereka mendapatkan penyiksaan secara fisik akan tetapi mereka juga tidak memiliki kesempatan untuk menolak berpartisipasi

Beberapa penelitian yag melanggar etik diantaranya penelitian yang dilakukan tahun 1932 dan 1972 yang dikenal sebagai The Tuskegee Syphilis Study, yang disponsori oleh Departemen Kesehatan yang mengidentifikasi efek syphilis pada 400 laki-laki dari komunitas Afrika-Amerika. Contoh lain adalah menginjeksi sel kanker hidup pada pasien orang tua di Rumah Sakit Penyakit Kronis Yahudi di Brooklyn, yang tidak menjelaskan dahulu kepada pasien.

Kode Etik
Kode etik penelitan internasional yang dinamakan sebagai Nuremberg Code, dibuat setelah kejadian yang dilakukan oleh NAZI. Pada tahun 1964 Declaration Helsinki, diadopsi oleh World Medical Association dan direvisi pada tahun 2000.

Penelitian dalam Keperawatan
The American Nurses’ Association (ANA) pada tahun 1995 membuat Ethical Guidelines in the Conduct, Dissemination, and Implementation of Nursing Research (Silva, 1995). The American Sociological Association mempubilkasikan revisi kode etik pada tahun 1997. American Psychological Association (1992) mempublikasikan panduan berupa Ethical Principles of Psychologists and Code of Conduct.

Alamat web yang terkait dengan etika penelitian
The Office of Human Research Protections (OHRP): http://ohrp.osophs.dhhs.gov
Canadian policies, from the Tri-Council Policy Statement of the Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada (NSERC): http://www.nserc.ca/programs/ethics/english
American Psychological Association: http://www.apa.org/ethics/code.html
American Sociological Association: http://www.asanet.org/members/ecoderev.html


Prinsip Etik dalam Penelitian KeperawatanEthical
  1. Menghormati otonomi partisipan, penjelasan kepada partisipan tentang derajat dan lama keterlibatan tanpa konsekuensi negatif dari penelitian
  2. Mencegah, meminimalkan kerugian dan atau meningkatkan manfaat bagi semua partisipan.
  3. Menghormati kepribadian partisipan, keluarga dan nilai yang berati bagi partisipan.
  4. Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari penelitian terdistribusi secara seimbang
Tujuan
  1. Menjaga privasi partisipan
  2. Memastikan integritas etik selama penelitian
  3. Melaporkan semua kemungkinan yang terjadi dalam penelitian
  4. Mempertahankan metodologi dan profesionalitas untuk peningkatan pelayanan keperawatan
  5. Pada penelitian yang melibatkan binatan harus mendapatkan keuntungan yang maksimum dengan sedikit menyebabkan kerugian dan penderitaan bagi binatang.
Prinsip Etik
  1. THE PRINCIPLE OF BENEFICENCE
  2. THE PRINCIPLE OF RESPECT FOR HUMAN DIGNITY
  3. THE PRINCIPLE OF JUSTICE
Beneficience
  1. Satu dari banyak prinsip etik adlah beneficience
  2. Diatas segalanya, tidak merugikan
  3. Freedom From Harm
  4. Freedom From Exploitation
  5. Benefits From Research
  6. The Risk/Benefit Ratio


Penghormatan pada martabat manusia
Merupakan prinsip etik yang kedua.
Terdiri dari:
  1. the right to self-determination
  2. the right to full disclosure

The Right to Self-Determination
  1. manusia sebagai mahluk bebas memiliki otonomo untuk mengatur kehidupannya
  2. berarti dalam penelitian manusia boleh ikut serta atau tidak tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
  3. berhak bertanya, menolak informasi yang diberikan, meninta klarifikasi, dan mengahiri keikutsertaannya

The Right to Self-Determination
  1. manusia meniliki ha untuk menentukan apa yang akan dilakukan termasuk bebas dari paksaan dalam jenis apapun.
  2. jaminan dari paksaan sangat diperlukan mengingat peneliti memiliki ototritas, dapat mengontrol dan mempengaruhi partisipan potensial

Prinsip Keadilan
Prinsip etik umum ketiga
Terdiri dari:
  1. right to fair treatment
  2. right to privacy

The Right to Fair Treatment
  1. partisipan berhak untuk mendapatkan keadilan dan tindakan yang sama sebelum, selama dan setelah penelitian
  2. tidak ada diskriminasi dalam pemilihan partisipan
Hak Privacy
Dalam memenuhi hak ini biasanya nama partisipan dirahasiakan. partisipan berhak mendapatkan kerahasiaan atas apa yang telah dia lakukan dalam penelitian. partisipan juga harus diberitahu apa hasil dari penelitian tersebut.

Isi dari Informed Consent
  1. status partisipan
  2. tujuan penelitian
  3. jenis data
  4. prosedur penelitian
  5. komitmen yang akan dilakukan
  6. sponsor
  7. proses pemilihan partisipan
  8. resiko dari penelitian
  9. kemungkinan keuntungan dari penelitian
  10. alternatif yang dapat dipilih partisipan
  11. kompensasi
  12. kerahasiaan
  13. persetujuan jadi sukarelawan
  14. hak untuk menarik diri dari penelitan
  15. alamat yangd apat dihubungi jika ada sesuatu
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Etika Penelitian Keperawatan

Etika Penelitian Keperawatan: "Dalam masa modern ini pelanggaran terhadap moral tidak boleh terjadi.
Pengalaman kedokteran NAZI pada tahun 1930an – 1940an merupakan contoh pelanggaran etik yang sangat terkenal. Program penelitian Nazi melibatkan tawanan perang dan ras tertentu dalam mengetes daya tahan manusia dan reaksi manusia terhadap penyakit dan obat yang tidak di test. Penelitian ini tida beretika bukan hanya mereka mendapatkan penyiksaan secara fisik akan tetapi mereka juga tidak memiliki kesempatan untuk menolak berpartisipasi

Beberapa penelitian yag melanggar etik diantaranya penelitian yang dilakukan tahun 1932 dan 1972 yang dikenal sebagai The Tuskegee Syphilis Study, yang disponsori oleh Departemen Kesehatan yang mengidentifikasi efek syphilis pada 400 laki-laki dari komunitas Afrika-Amerika. Contoh lain adalah menginjeksi sel kanker hidup pada pasien orang tua di Rumah Sakit Penyakit Kronis Yahudi di Brooklyn, yang tidak menjelaskan dahulu kepada pasien.

Kode Etik
Kode etik penelitan internasional yang dinamakan sebagai Nuremberg Code, dibuat setelah kejadian yang dilakukan oleh NAZI. Pada tahun 1964 Declaration Helsinki, diadopsi oleh World Medical Association dan direvisi pada tahun 2000.

Penelitian dalam Keperawatan
The American Nurses’ Association (ANA) pada tahun 1995 membuat Ethical Guidelines in the Conduct, Dissemination, and Implementation of Nursing Research (Silva, 1995). The American Sociological Association mempubilkasikan revisi kode etik pada tahun 1997. American Psychological Association (1992) mempublikasikan panduan berupa Ethical Principles of Psychologists and Code of Conduct.

Alamat web yang terkait dengan etika penelitian
The Office of Human Research Protections (OHRP): http://ohrp.osophs.dhhs.gov
Canadian policies, from the Tri-Council Policy Statement of the Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada (NSERC): http://www.nserc.ca/programs/ethics/english
American Psychological Association: http://www.apa.org/ethics/code.html
American Sociological Association: http://www.asanet.org/members/ecoderev.html


Prinsip Etik dalam Penelitian KeperawatanEthical
  1. Menghormati otonomi partisipan, penjelasan kepada partisipan tentang derajat dan lama keterlibatan tanpa konsekuensi negatif dari penelitian
  2. Mencegah, meminimalkan kerugian dan atau meningkatkan manfaat bagi semua partisipan.
  3. Menghormati kepribadian partisipan, keluarga dan nilai yang berati bagi partisipan.
  4. Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari penelitian terdistribusi secara seimbang
Tujuan
  1. Menjaga privasi partisipan
  2. Memastikan integritas etik selama penelitian
  3. Melaporkan semua kemungkinan yang terjadi dalam penelitian
  4. Mempertahankan metodologi dan profesionalitas untuk peningkatan pelayanan keperawatan
  5. Pada penelitian yang melibatkan binatan harus mendapatkan keuntungan yang maksimum dengan sedikit menyebabkan kerugian dan penderitaan bagi binatang.
Prinsip Etik
  1. THE PRINCIPLE OF BENEFICENCE
  2. THE PRINCIPLE OF RESPECT FOR HUMAN DIGNITY
  3. THE PRINCIPLE OF JUSTICE
Beneficience
  1. Satu dari banyak prinsip etik adlah beneficience
  2. Diatas segalanya, tidak merugikan
  3. Freedom From Harm
  4. Freedom From Exploitation
  5. Benefits From Research
  6. The Risk/Benefit Ratio


Penghormatan pada martabat manusia
Merupakan prinsip etik yang kedua.
Terdiri dari:
  1. the right to self-determination
  2. the right to full disclosure

The Right to Self-Determination
  1. manusia sebagai mahluk bebas memiliki otonomo untuk mengatur kehidupannya
  2. berarti dalam penelitian manusia boleh ikut serta atau tidak tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
  3. berhak bertanya, menolak informasi yang diberikan, meninta klarifikasi, dan mengahiri keikutsertaannya

The Right to Self-Determination
  1. manusia meniliki ha untuk menentukan apa yang akan dilakukan termasuk bebas dari paksaan dalam jenis apapun.
  2. jaminan dari paksaan sangat diperlukan mengingat peneliti memiliki ototritas, dapat mengontrol dan mempengaruhi partisipan potensial

Prinsip Keadilan
Prinsip etik umum ketiga
Terdiri dari:
  1. right to fair treatment
  2. right to privacy

The Right to Fair Treatment
  1. partisipan berhak untuk mendapatkan keadilan dan tindakan yang sama sebelum, selama dan setelah penelitian
  2. tidak ada diskriminasi dalam pemilihan partisipan
Hak Privacy
Dalam memenuhi hak ini biasanya nama partisipan dirahasiakan. partisipan berhak mendapatkan kerahasiaan atas apa yang telah dia lakukan dalam penelitian. partisipan juga harus diberitahu apa hasil dari penelitian tersebut.

Isi dari Informed Consent
  1. status partisipan
  2. tujuan penelitian
  3. jenis data
  4. prosedur penelitian
  5. komitmen yang akan dilakukan
  6. sponsor
  7. proses pemilihan partisipan
  8. resiko dari penelitian
  9. kemungkinan keuntungan dari penelitian
  10. alternatif yang dapat dipilih partisipan
  11. kompensasi
  12. kerahasiaan
  13. persetujuan jadi sukarelawan
  14. hak untuk menarik diri dari penelitan
  15. alamat yangd apat dihubungi jika ada sesuatu
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Asuhan Keperawatan Pada Kanker

Asuhan Keperawatan Pada Kanker: "

Penamaan Kanker
Dinamakan bedasarkan jaringan asalnya. Sarcoma berasal dari jaringan mesodermal yang terdiri dari jaringan ikat, tulang, kartilage, lemak, otot dan pembulh darah. Osteosarcoma menunjukan kanker tulang. Carcinoma menunjukan tumor yang berasal dari jaringan epitel seperti membran mukosa dan kelenjar (termasuk didalamnya kanker payudara, ovarium, dan paru) Kanker sumsum tulang disebut dengan myeloma. Sementara kanker darah atau hemopoietik dikenal sebagai balstoma dan tumor dapat meliputi kanker lympe, eritrosit, dan sel mieloid. Leukemias menjelaskan tentang kanker yang berasal dari sel darah putih yang dapat di golongkan menjadi myeloid, lymphatik atau monositik

Metastase
Kemampuan sel tumor untuk pindah ke tempat lain dan membentuk tumor sekunder. Banyak pasien yang meninggal karena metastase kanker ke organ vital daripada karena tumor primernya.

Tumor metastase melalui:
  1. Pembuluh limphe
  2. Pembuluh darah
  3. Jaringan menempel
  4. Rongga dalam tubuh dari organ ke organ misalnya dari lambung ke ovarium
Nyeri pada kanker disebabkan kanker mempengaruhi ujung syaraf

Pengobatan utama:
  1. Pembedahan
  2. Radiotherapy
  3. Chemotherapy
Pembedahan
  1. Jika tumor masih kecil atau ada alasan lain yang memungkinkan operasi.
  2. Biasanya disertai dengan chemotherapy atau radiotherapy.
Radiotherapy
  1. Menggunakan X-ray atau radiopharmaceuticals (radionuclides)
  2. Pada X-ray therapy, radiasi diberikan secara lokal untuk menghindari kerusakan jaringan sehat lainnya.


kemoterapi
Chemotherapy digunakan untuk menghancurkan sel secara selektif. Nitrogen mustards obat yang pertama digunakan. Keuntungan dapat diberikan secara intravena dan dapat menyebar sehingga sel kanker jadi hancur. Kerugian cytotoxic seperti:
  1. Depresi sumsum tulang
  2. Lesi saluran pencernaan
  3. Kehilangan rambut
  4. Mual
  5. Resistensi
Peran Prawat
  1. Memberi dukungan klien  prosedur diagnostik
  2. Mengenali kebutuhan psiko-sosial dan spiritual
  3. Memenuhi kebutuhan cairan & nutrisi klien
  4. Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti kanker / terhadap keganasan
  5. Membantu klien fase penyembuhan / rehabilitasi
  6. Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Infeksi
  1. Kaji resiko yang dapat terjadi akibat depresi sistem imun:
  2. Jenis, dosis, cara pemberian kemoterapi
  3. Stressor yang sedang dialami klien dan kemampuan koping yang dimiliki
  4. Kebiasaan kebersihan diri
  5. Pola tidur
  6. Pola makan
  7. Pola eliminasi
  8. Riwayat & pemeriksaan fisik
  9. Tanda-tanda infeksi: demam, adanya nyeri menelan, nyeri saat eliminasi, adanya exudat
  10. Tanda perdarahan: pusing, adanya perdarahan
  11. Tanda anemia: pucat, lemah, sesak nafas saat aktifitas
  12. Fungsi pernafasan & suara nafas
  13. Laboratorium: DPL

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Infeksi (lanjutan)
  1. Lakukan tindakan khusus jika angka neutrofil <500/mm3
  2. Lindungi klien dari terpaparnya bakteri
  3. Tempatkan klien di ruang isolasi
  4. Pasang papan pengumuman di pintu masuk ruang isolasi klien yang menginformasikan: pengunjung harus cuci tangan sebelum masuk, pengunjung yang FLU dilarang masuk dan DILARANG membawa buah, bunga atau sayuran segar ke ruangan klien
  5. Pasang papan pengumuman yang menginformasikan TIDAK BOLEH menginjeksi per-IM dan mengukur suhu per-rektum
  6. Rencanakan program kebersihan mulut, mandi sehari sekali, dan kebersihan area perineum dalam kegiatan perawatan klien
  7. Kaji tempat penusukan infus, ganti balutan dengan teknik aseptik 2 hari sekali atau apabila ada tanda-tanda plebitis
  8. Hindari tindakan invasif (jika memungkinkan)
  9. Cuci tangan sebelum merawat klien, tidak menempatkan petugas kesehatan yang FLU (atau infeksi lain) atau yang merawat klien yang terinfeksi di ruang isolasi
  10. Lakukan tindakan khusus jika angka neutrofil <500/mm3
  11. Kaji terus menerus adanya infeksi pada klien
  12. Monitor tanda vital terutama pada peningkatan temperatur
  13. Monitor angka lab neutrofil
  14. Kaji tanda infeksi seperti kemerahan, adanya peradangan di area tertentu (mukosa mulut, tempat bekas penusukan suntik/infus, dll)
  15. Monitor perubahan warna urin, sputum & feses
  16. Diskusikan tanda & gejala infeksi yang terjadi ke dokter yang bertanggung jawab, kolaborasi perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan kultur, pemberian antipiretik & antibiotik

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Cedera: Perdarahan
  1. Lakukan tindakan khusus jika trombosit <>
  2. Cegah klien dari trauma dan resiko perdarahan
  3. Pasang tanda DILARANG injeksi per IM dan pemberian obat aspirin
  4. Minimalkan penusukan vena atau tekan bekas penusukan minimal 5 menit
  5. Ajarkan cara sikat gigi dengan sikat gigi lembut, hindari penggunaan dental floss
  6. Pasang pembatas tempat tidur
  7. Cegah konstipasi dengan pemberian cairan minimal 3 L/hari

Monitor terjadinya perdarahan
  1. Kaji tanda infeksi dini: petekie, ekimosis, epistaksis, darah di feses, urin, dan muntahan
  2. Perubahan tekanan darah ortostatik >10 mmHg atau nadi >100/mnt
  3. Monitor hematokrit & trombosit
  4. Lapor dokter jika ada tanda perdarahan

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko gangguan Perfusi Jaringan
  1. Kaji tanda dan gejala anemia
  2. Hematokrit: 31-37% (anemia ringan), 25-30% (anemia sedang), <25%>
  3. Tanda anemia ringan: pucat, lemah, sesak ringan, palpitasi, berkeringat dingin; anemia sedang: meningkat tingkat keparahan tanda dari anemia ringan; tanda anemia berat: sakit kepala, pusing, nyeri dada, sesak saat istirahat, dan takikardi)
  4. Anjurkan klien untuk merubah posisi secara bertahap, dari tidur ke duduk, dari duduk ke berdiri.
  5. Anjurkan latihan nafas dalam selama perubahan posisi.
  6. Kaji respon pemberian transfusi, menjadi lebih baik atau tetap.
  7. Kaji pula perubahan hematokrit setelah transfusi
  8. Kaji adanya ketidak mampuan melakukan aktifitas, dan kebutuhan klien akan Oksigen
  9. Kolaborasikan ke gizi & anjurkan klien untuk mendapatkan diet tinggi Fe (zat besi)
  10. Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Ketidakmampuan melakukan aktifitas akibat anemia
  11. Anjurkan klien untuk meningkatkan frekuensi & kualitas istirahat & buatkan daftar aktifitas-istirahat
  12. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi diet tinggi zat besi seperti hati, telur, daging, wortel dan kismis

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Keseimbangan Cairan
  1. Anjurkan klien untuk minum 3L/hari
  2. Monitor intake-output tiap 4 jam
  3. Kaji frekuensi, konsistensi & volume diare/muntah
  4. Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa
  5. Beri obat antidiare/antimuntah sesuai program
  6. Rawat area kulit perineum dengan salep betametasone atau Zinc
  7. Beri cairan rehidrasi (cairan fisiologis) per-infus sesuai program
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Integritas Mukosa Mulut
  1. Kaji & catat kondisi mukosa mulut (lidah, bibir, dinding & langit-langit mulut) & kaji adanya stomatitis tiap shift. Ajarkan pada klien cara mendeteksi dini adanya stomatitis
  2. Kaji kenyamanan & kemampuan untuk makan & minum
  3. Kaji status nutrisi klien
  4. Anjurkan & ajarkan klien membersihkan mulut (kumur-kumur) tiap 2 jam
  5. Gunakan cairan fisiologis, atau campuran cairan fisiologis dan BicNat (1 sdt dicampur 800 cc air) tiap 4 jam atau,
  6. Gunakan larutan H2O2 dg perbandingan 1 : 4, atau
  7. Obat kumur Listerine®
  8. Anjurkan & ajarkan sikat gigi dan menggunakan dental floss, & tidak dilakukan jika leukosit <1500/mm3>
  9. Anjurkan & jelaskan klien untuk melepas gigi palsu saat kumur-kumur & saat sedang iritasi mukosa
  10. Anjurkan & ajarkan klien untuk melembabkan mulut dengan cara banyak minum dan menggunakan pelembab bibir
  11. Hindarkan makanan yang merangsang (pedas, panas & asam) & jelaskan pada klien

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Rasa Nyaman akibat Stomatitis
  1. Berikan (kolaborasi) obat kumur yang mengandung xylocain 2% 10-15 cc per kumur dilakukan tiap 3 jam
  2. Kolaborasikan perlunya pemberian analgesic sedang-kuat per parenteral (mis. Morphin)
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan komunikasi verbal akibat nyeri di mulut
  1. Kaji kemampuan komunikasi klien
  2. Kaji adanya sekret yang kental yang sulit untuk dikeluarkan, anjurkan minum hangat
  3. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika klien tidak dapat berkomunikasi verbal
  4. Responsif terhadap bel panggilan dari klien
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Integritas Kulit Perineum akibat diare
  1. Kaji area kulit perineum
  2. Anjurkan untuk membersihkan menggunakan sabun lembut saat membilas sesudah bab
  3. Oleskan anastetik topikal K/P
  4. Gunakan pampers untuk menjaga keringnya area perineum
  5. Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Terjadi Nefrotoksik akibat Kemoterapi
  6. Hidrasi dengan cairan fisiologis 100-150cc/jam atau sampai cairan urin bening
  7. Diuresis dengan furosemid sesuai dg program
  8. Ukur pH urin (pH > 7)
  9. Cegah dehidrasi dan muntah yang masif
  10. Hidrasi pasca kemoterapi minimal 3L/hari
  11. Monitor hasil lab ureum, creatinin
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Citra Diri akibat Alopesia
  • Kaji resiko terjadi alopesia, obat kemoterapi yang digunakan
  • Jelaskan penyebab dari alopesia dan dampak yang terjadi, yaitu alopesia terjadi sejenak, dapat tumbuh rambut yang baru
  • Anjurkan klien menceritakan perasaannya
  • Anjurakan klien mencukur rambutnya yang panjang
  • Anjurkan klien mencoba memakai kerudung, wig, topi atau selendang
  • Ikutkan klien pada kegiatan pasien alopesia di RS
  • Ajarkan cara perawatan kulit kepala dengan menggunakan sampoo baby, “sun cream”, dll
  • Jika terjadi kerontokan alis & bulu mata, gunakan kacamata hitam & topi jika bepergian
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Disfungsi Seksual akibat Kemoterapi
  1. Bina rasa saling percaya
  2. Kaji pengetahuan klien tentang efek penyakit dan pengobatannya pa da fungsi seksual
  3. Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk mendiskusikan masalah klien
  4. Mendiskusikan strategi menghadapi disfungsi seksual
  5. Alternatif pengekspresian seksual
  6. Alternatif posisi yang meminimalkan nyeri
  7. Melakukan aktifitas seksual saat kondisi tubuh fit
  8. Membantu mengetahui perasaan seksual dirinya dan pasangannya
  9. Penjelasan dampak kemoterapi pada fungsi seksual
  10. Mendiskusikan alternatif pola dalam keluarga
  11. Mengajak orangtua klien untuk merawat anaknya
  12. Menganjurkan klien yang sulit punya anak untuk adopsi

Terapi Komplementer/Herbal dalam Intervensi Keperawatan Klien Kanker, Sebuah Tantangan
  1. Kesempatan dalam mengembangkan kewenangan keperawatan
  2. Digunakan pada stadium dini atau alternatif terapi medis
  3. Umumnya belum melalui penelitian klinis pada pasien
  4. Selalu berkolaborasi dengan dokter jika terjadi sesuatu kondisi diluar kemampuan perawat
  5. Jika menjalani pengobatan dengan kemoterapi, ramuan diminum setelah dua minggu sejak kemoterapi dilakukan.
  6. Bila dokter memberi obat, ramuan sebaiknya diminum dua jam sebelum atau setelah mengonsumsi obat dari dokter.
  7. Jenis terapi komplementer/herbal sangat banyak, namun diuraikan hanya sebagian

Terapi Bawang Sabrang
  1. Bawang sabrang (Eleutherine mericana Merr) kandungan: polifenol dan tanin
  2. Cara: Anjurkan klien memakan umbi bawang sabrang tiga kali sehari, masing-masing dua umbi dengan cara dikunyah
  3. Terapi tambahan: rebusan keladi tikus, kencur, mahkota dewa, pegagan, temu mangga, temuwalak, kumis kucing, sambiloto

Terapi Sambiloto
  1. Nama: sambiloto adalah Andrographidis herba (herba sambiloto)
  2. Kandungan kimianya andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin
  3. Khasiat: antibiotik, sangat membantu dalam menyembuhkan luka akibat kanker dan antitumor serta menghancurkan inti sel kanker
  4. Sambiloto bisa dikeringkan dan disimpan. Pengeringan dan penyimpanan sebaiknya dilakukan sesudah tumbuhan itu berbunga.
  5. Bahan: 30 gram daun sambiloto kering 30 gram meniran kering 30 gram akar alang alang kering
  6. Cara Membuat:
    • Semuanya dicuci bersih, lalu dipotong kecil-kecil.
    • Rebus dalam 2,5 gelas air dalam keadaan ditutup hingga mendidih.
    • Setelah itu baru diangkat, tetapi tutup jangan dibuka.
    • Setelah dingin, disaring.
    • Diminum 2 kali sehari 1 gelas hingga gejala penyakit yang dirasakan hilang.
Terapi Temulawak
  1. Rimpang temulawak mengandung curcumin dan monodesmetoksi curcumin.
  2. Kandungan curcumin dalam rimpang temulawak berkhasiat sebagai antioksidan, antinflamasi, dan antitumor.
  3. Temulawak juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri dan sakit karena kanker.
  4. Ekstrak temulawak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi guna mencegah penyakit hati, termasuk hepatitis B yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya kanker hati.
  5. Bahan: 10 gram rimpang temulawak 10 gram kunyit 10 gram daun sambiloto kering 10 gram rimpang temu mangga 10 gram ciplukan kering (seluruh bagian tanaman) 10 gram meniran (seluruh bagian tanaman)
  6. Cara Membuat:
    • Setelah dicuci bersih, rimpang temulawak, kunyit, temu putih, dan temu mangga diparut halus.
    • Parutan tersebut dicampur dengan ciplukan, meniran, dan daun sambiloto, lalu direbus dengan 2 gelas air putih sampai tersisa sekitar 1,5 gelas.
    • Setelah disaring, ramuan diminum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan 1 sendok makan madu.
Terapi Lidah Buaya
  1. Tumbuhan lidah buaya (Aloe vera Linn atau Aloe barbadensis)
  2. Lidah buaya bersifat dingin dan berkhasiat sebagai penurun kadar gula, pengontrol tekanan darah, antibiotik, dan analgesik (pereda sakit). Zat aloin dalam lidah buaya berfungsi sebagai pencahar.
  3. Pemakaian lidah buaya lebih ditekankan sebagai immunotherapy dengan menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan kanker dan ditunjang oleh khasiatnya sebagai antinflamasi (antiradang).
  4. Fungsi anti radang ini berkaitan dengan senyawa polisakarida yang terkandung dalam gel daunnya. Sementara itu, daun lidah buaya memiliki khasiat sebagai antikanker dan antitumor.
  5. Ramuan lidah buaya Bahan: Satu buah pelepah lidah buaya yang sudah tua berukuran sedang, dibuang durinya, tapi jangan buang kulitnya.
  6. Cara Membuat:
  • Potong-potong dan rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
  • Air rebusan lidah buaya diminum 3 kali sehari.
  • Setiap kali hendak minum, Anda harus membuat rebusan baru
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Asuhan Keperawatan Pada Kanker

Asuhan Keperawatan Pada Kanker: "

Penamaan Kanker
Dinamakan bedasarkan jaringan asalnya. Sarcoma berasal dari jaringan mesodermal yang terdiri dari jaringan ikat, tulang, kartilage, lemak, otot dan pembulh darah. Osteosarcoma menunjukan kanker tulang. Carcinoma menunjukan tumor yang berasal dari jaringan epitel seperti membran mukosa dan kelenjar (termasuk didalamnya kanker payudara, ovarium, dan paru) Kanker sumsum tulang disebut dengan myeloma. Sementara kanker darah atau hemopoietik dikenal sebagai balstoma dan tumor dapat meliputi kanker lympe, eritrosit, dan sel mieloid. Leukemias menjelaskan tentang kanker yang berasal dari sel darah putih yang dapat di golongkan menjadi myeloid, lymphatik atau monositik

Metastase
Kemampuan sel tumor untuk pindah ke tempat lain dan membentuk tumor sekunder. Banyak pasien yang meninggal karena metastase kanker ke organ vital daripada karena tumor primernya.

Tumor metastase melalui:
  1. Pembuluh limphe
  2. Pembuluh darah
  3. Jaringan menempel
  4. Rongga dalam tubuh dari organ ke organ misalnya dari lambung ke ovarium
Nyeri pada kanker disebabkan kanker mempengaruhi ujung syaraf

Pengobatan utama:
  1. Pembedahan
  2. Radiotherapy
  3. Chemotherapy
Pembedahan
  1. Jika tumor masih kecil atau ada alasan lain yang memungkinkan operasi.
  2. Biasanya disertai dengan chemotherapy atau radiotherapy.
Radiotherapy
  1. Menggunakan X-ray atau radiopharmaceuticals (radionuclides)
  2. Pada X-ray therapy, radiasi diberikan secara lokal untuk menghindari kerusakan jaringan sehat lainnya.


kemoterapi
Chemotherapy digunakan untuk menghancurkan sel secara selektif. Nitrogen mustards obat yang pertama digunakan. Keuntungan dapat diberikan secara intravena dan dapat menyebar sehingga sel kanker jadi hancur. Kerugian cytotoxic seperti:
  1. Depresi sumsum tulang
  2. Lesi saluran pencernaan
  3. Kehilangan rambut
  4. Mual
  5. Resistensi
Peran Prawat
  1. Memberi dukungan klien  prosedur diagnostik
  2. Mengenali kebutuhan psiko-sosial dan spiritual
  3. Memenuhi kebutuhan cairan & nutrisi klien
  4. Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti kanker / terhadap keganasan
  5. Membantu klien fase penyembuhan / rehabilitasi
  6. Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Infeksi
  1. Kaji resiko yang dapat terjadi akibat depresi sistem imun:
  2. Jenis, dosis, cara pemberian kemoterapi
  3. Stressor yang sedang dialami klien dan kemampuan koping yang dimiliki
  4. Kebiasaan kebersihan diri
  5. Pola tidur
  6. Pola makan
  7. Pola eliminasi
  8. Riwayat & pemeriksaan fisik
  9. Tanda-tanda infeksi: demam, adanya nyeri menelan, nyeri saat eliminasi, adanya exudat
  10. Tanda perdarahan: pusing, adanya perdarahan
  11. Tanda anemia: pucat, lemah, sesak nafas saat aktifitas
  12. Fungsi pernafasan & suara nafas
  13. Laboratorium: DPL

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Infeksi (lanjutan)
  1. Lakukan tindakan khusus jika angka neutrofil <500/mm3
  2. Lindungi klien dari terpaparnya bakteri
  3. Tempatkan klien di ruang isolasi
  4. Pasang papan pengumuman di pintu masuk ruang isolasi klien yang menginformasikan: pengunjung harus cuci tangan sebelum masuk, pengunjung yang FLU dilarang masuk dan DILARANG membawa buah, bunga atau sayuran segar ke ruangan klien
  5. Pasang papan pengumuman yang menginformasikan TIDAK BOLEH menginjeksi per-IM dan mengukur suhu per-rektum
  6. Rencanakan program kebersihan mulut, mandi sehari sekali, dan kebersihan area perineum dalam kegiatan perawatan klien
  7. Kaji tempat penusukan infus, ganti balutan dengan teknik aseptik 2 hari sekali atau apabila ada tanda-tanda plebitis
  8. Hindari tindakan invasif (jika memungkinkan)
  9. Cuci tangan sebelum merawat klien, tidak menempatkan petugas kesehatan yang FLU (atau infeksi lain) atau yang merawat klien yang terinfeksi di ruang isolasi
  10. Lakukan tindakan khusus jika angka neutrofil <500/mm3
  11. Kaji terus menerus adanya infeksi pada klien
  12. Monitor tanda vital terutama pada peningkatan temperatur
  13. Monitor angka lab neutrofil
  14. Kaji tanda infeksi seperti kemerahan, adanya peradangan di area tertentu (mukosa mulut, tempat bekas penusukan suntik/infus, dll)
  15. Monitor perubahan warna urin, sputum & feses
  16. Diskusikan tanda & gejala infeksi yang terjadi ke dokter yang bertanggung jawab, kolaborasi perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan kultur, pemberian antipiretik & antibiotik

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Cedera: Perdarahan
  1. Lakukan tindakan khusus jika trombosit <>
  2. Cegah klien dari trauma dan resiko perdarahan
  3. Pasang tanda DILARANG injeksi per IM dan pemberian obat aspirin
  4. Minimalkan penusukan vena atau tekan bekas penusukan minimal 5 menit
  5. Ajarkan cara sikat gigi dengan sikat gigi lembut, hindari penggunaan dental floss
  6. Pasang pembatas tempat tidur
  7. Cegah konstipasi dengan pemberian cairan minimal 3 L/hari

Monitor terjadinya perdarahan
  1. Kaji tanda infeksi dini: petekie, ekimosis, epistaksis, darah di feses, urin, dan muntahan
  2. Perubahan tekanan darah ortostatik >10 mmHg atau nadi >100/mnt
  3. Monitor hematokrit & trombosit
  4. Lapor dokter jika ada tanda perdarahan

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko gangguan Perfusi Jaringan
  1. Kaji tanda dan gejala anemia
  2. Hematokrit: 31-37% (anemia ringan), 25-30% (anemia sedang), <25%>
  3. Tanda anemia ringan: pucat, lemah, sesak ringan, palpitasi, berkeringat dingin; anemia sedang: meningkat tingkat keparahan tanda dari anemia ringan; tanda anemia berat: sakit kepala, pusing, nyeri dada, sesak saat istirahat, dan takikardi)
  4. Anjurkan klien untuk merubah posisi secara bertahap, dari tidur ke duduk, dari duduk ke berdiri.
  5. Anjurkan latihan nafas dalam selama perubahan posisi.
  6. Kaji respon pemberian transfusi, menjadi lebih baik atau tetap.
  7. Kaji pula perubahan hematokrit setelah transfusi
  8. Kaji adanya ketidak mampuan melakukan aktifitas, dan kebutuhan klien akan Oksigen
  9. Kolaborasikan ke gizi & anjurkan klien untuk mendapatkan diet tinggi Fe (zat besi)
  10. Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Ketidakmampuan melakukan aktifitas akibat anemia
  11. Anjurkan klien untuk meningkatkan frekuensi & kualitas istirahat & buatkan daftar aktifitas-istirahat
  12. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi diet tinggi zat besi seperti hati, telur, daging, wortel dan kismis

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Keseimbangan Cairan
  1. Anjurkan klien untuk minum 3L/hari
  2. Monitor intake-output tiap 4 jam
  3. Kaji frekuensi, konsistensi & volume diare/muntah
  4. Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa
  5. Beri obat antidiare/antimuntah sesuai program
  6. Rawat area kulit perineum dengan salep betametasone atau Zinc
  7. Beri cairan rehidrasi (cairan fisiologis) per-infus sesuai program
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Integritas Mukosa Mulut
  1. Kaji & catat kondisi mukosa mulut (lidah, bibir, dinding & langit-langit mulut) & kaji adanya stomatitis tiap shift. Ajarkan pada klien cara mendeteksi dini adanya stomatitis
  2. Kaji kenyamanan & kemampuan untuk makan & minum
  3. Kaji status nutrisi klien
  4. Anjurkan & ajarkan klien membersihkan mulut (kumur-kumur) tiap 2 jam
  5. Gunakan cairan fisiologis, atau campuran cairan fisiologis dan BicNat (1 sdt dicampur 800 cc air) tiap 4 jam atau,
  6. Gunakan larutan H2O2 dg perbandingan 1 : 4, atau
  7. Obat kumur Listerine®
  8. Anjurkan & ajarkan sikat gigi dan menggunakan dental floss, & tidak dilakukan jika leukosit <1500/mm3>
  9. Anjurkan & jelaskan klien untuk melepas gigi palsu saat kumur-kumur & saat sedang iritasi mukosa
  10. Anjurkan & ajarkan klien untuk melembabkan mulut dengan cara banyak minum dan menggunakan pelembab bibir
  11. Hindarkan makanan yang merangsang (pedas, panas & asam) & jelaskan pada klien

Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Rasa Nyaman akibat Stomatitis
  1. Berikan (kolaborasi) obat kumur yang mengandung xylocain 2% 10-15 cc per kumur dilakukan tiap 3 jam
  2. Kolaborasikan perlunya pemberian analgesic sedang-kuat per parenteral (mis. Morphin)
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan komunikasi verbal akibat nyeri di mulut
  1. Kaji kemampuan komunikasi klien
  2. Kaji adanya sekret yang kental yang sulit untuk dikeluarkan, anjurkan minum hangat
  3. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika klien tidak dapat berkomunikasi verbal
  4. Responsif terhadap bel panggilan dari klien
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Integritas Kulit Perineum akibat diare
  1. Kaji area kulit perineum
  2. Anjurkan untuk membersihkan menggunakan sabun lembut saat membilas sesudah bab
  3. Oleskan anastetik topikal K/P
  4. Gunakan pampers untuk menjaga keringnya area perineum
  5. Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Terjadi Nefrotoksik akibat Kemoterapi
  6. Hidrasi dengan cairan fisiologis 100-150cc/jam atau sampai cairan urin bening
  7. Diuresis dengan furosemid sesuai dg program
  8. Ukur pH urin (pH > 7)
  9. Cegah dehidrasi dan muntah yang masif
  10. Hidrasi pasca kemoterapi minimal 3L/hari
  11. Monitor hasil lab ureum, creatinin
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Gangguan Citra Diri akibat Alopesia
  • Kaji resiko terjadi alopesia, obat kemoterapi yang digunakan
  • Jelaskan penyebab dari alopesia dan dampak yang terjadi, yaitu alopesia terjadi sejenak, dapat tumbuh rambut yang baru
  • Anjurkan klien menceritakan perasaannya
  • Anjurakan klien mencukur rambutnya yang panjang
  • Anjurkan klien mencoba memakai kerudung, wig, topi atau selendang
  • Ikutkan klien pada kegiatan pasien alopesia di RS
  • Ajarkan cara perawatan kulit kepala dengan menggunakan sampoo baby, “sun cream”, dll
  • Jika terjadi kerontokan alis & bulu mata, gunakan kacamata hitam & topi jika bepergian
Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Disfungsi Seksual akibat Kemoterapi
  1. Bina rasa saling percaya
  2. Kaji pengetahuan klien tentang efek penyakit dan pengobatannya pa da fungsi seksual
  3. Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk mendiskusikan masalah klien
  4. Mendiskusikan strategi menghadapi disfungsi seksual
  5. Alternatif pengekspresian seksual
  6. Alternatif posisi yang meminimalkan nyeri
  7. Melakukan aktifitas seksual saat kondisi tubuh fit
  8. Membantu mengetahui perasaan seksual dirinya dan pasangannya
  9. Penjelasan dampak kemoterapi pada fungsi seksual
  10. Mendiskusikan alternatif pola dalam keluarga
  11. Mengajak orangtua klien untuk merawat anaknya
  12. Menganjurkan klien yang sulit punya anak untuk adopsi

Terapi Komplementer/Herbal dalam Intervensi Keperawatan Klien Kanker, Sebuah Tantangan
  1. Kesempatan dalam mengembangkan kewenangan keperawatan
  2. Digunakan pada stadium dini atau alternatif terapi medis
  3. Umumnya belum melalui penelitian klinis pada pasien
  4. Selalu berkolaborasi dengan dokter jika terjadi sesuatu kondisi diluar kemampuan perawat
  5. Jika menjalani pengobatan dengan kemoterapi, ramuan diminum setelah dua minggu sejak kemoterapi dilakukan.
  6. Bila dokter memberi obat, ramuan sebaiknya diminum dua jam sebelum atau setelah mengonsumsi obat dari dokter.
  7. Jenis terapi komplementer/herbal sangat banyak, namun diuraikan hanya sebagian

Terapi Bawang Sabrang
  1. Bawang sabrang (Eleutherine mericana Merr) kandungan: polifenol dan tanin
  2. Cara: Anjurkan klien memakan umbi bawang sabrang tiga kali sehari, masing-masing dua umbi dengan cara dikunyah
  3. Terapi tambahan: rebusan keladi tikus, kencur, mahkota dewa, pegagan, temu mangga, temuwalak, kumis kucing, sambiloto

Terapi Sambiloto
  1. Nama: sambiloto adalah Andrographidis herba (herba sambiloto)
  2. Kandungan kimianya andrografin, androfolit (zat pahit), dan panikulin
  3. Khasiat: antibiotik, sangat membantu dalam menyembuhkan luka akibat kanker dan antitumor serta menghancurkan inti sel kanker
  4. Sambiloto bisa dikeringkan dan disimpan. Pengeringan dan penyimpanan sebaiknya dilakukan sesudah tumbuhan itu berbunga.
  5. Bahan: 30 gram daun sambiloto kering 30 gram meniran kering 30 gram akar alang alang kering
  6. Cara Membuat:
    • Semuanya dicuci bersih, lalu dipotong kecil-kecil.
    • Rebus dalam 2,5 gelas air dalam keadaan ditutup hingga mendidih.
    • Setelah itu baru diangkat, tetapi tutup jangan dibuka.
    • Setelah dingin, disaring.
    • Diminum 2 kali sehari 1 gelas hingga gejala penyakit yang dirasakan hilang.
Terapi Temulawak
  1. Rimpang temulawak mengandung curcumin dan monodesmetoksi curcumin.
  2. Kandungan curcumin dalam rimpang temulawak berkhasiat sebagai antioksidan, antinflamasi, dan antitumor.
  3. Temulawak juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri dan sakit karena kanker.
  4. Ekstrak temulawak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi guna mencegah penyakit hati, termasuk hepatitis B yang menjadi salah satu faktor risiko timbulnya kanker hati.
  5. Bahan: 10 gram rimpang temulawak 10 gram kunyit 10 gram daun sambiloto kering 10 gram rimpang temu mangga 10 gram ciplukan kering (seluruh bagian tanaman) 10 gram meniran (seluruh bagian tanaman)
  6. Cara Membuat:
    • Setelah dicuci bersih, rimpang temulawak, kunyit, temu putih, dan temu mangga diparut halus.
    • Parutan tersebut dicampur dengan ciplukan, meniran, dan daun sambiloto, lalu direbus dengan 2 gelas air putih sampai tersisa sekitar 1,5 gelas.
    • Setelah disaring, ramuan diminum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan 1 sendok makan madu.
Terapi Lidah Buaya
  1. Tumbuhan lidah buaya (Aloe vera Linn atau Aloe barbadensis)
  2. Lidah buaya bersifat dingin dan berkhasiat sebagai penurun kadar gula, pengontrol tekanan darah, antibiotik, dan analgesik (pereda sakit). Zat aloin dalam lidah buaya berfungsi sebagai pencahar.
  3. Pemakaian lidah buaya lebih ditekankan sebagai immunotherapy dengan menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan kanker dan ditunjang oleh khasiatnya sebagai antinflamasi (antiradang).
  4. Fungsi anti radang ini berkaitan dengan senyawa polisakarida yang terkandung dalam gel daunnya. Sementara itu, daun lidah buaya memiliki khasiat sebagai antikanker dan antitumor.
  5. Ramuan lidah buaya Bahan: Satu buah pelepah lidah buaya yang sudah tua berukuran sedang, dibuang durinya, tapi jangan buang kulitnya.
  6. Cara Membuat:
  • Potong-potong dan rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
  • Air rebusan lidah buaya diminum 3 kali sehari.
  • Setiap kali hendak minum, Anda harus membuat rebusan baru
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Elektrokardiografi Untuk Perawat: Sistem Konduksi

Elektrokardiografi Untuk Perawat: Sistem Konduksi: "

EKG adalah ilmu yang mempelajari listrik jantung. Elektrrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekam listrik jantung. Kelainan pada listrik jantung akan merubah gambaran pada elektrokardiogram. Dengan EKG kita dapat menilai:

1. aritmia jantung

2. hipetropi atrium dan ventrikel

3. iskemik dan infark miokard

4. efek obat

5. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit khususnya kalium

6. penilaian fungsi pacu jantung


Pola membaca EKG
  1. irama
  2. heart rate
  3. Axis
  4. hypertropi
  5. iskemik
  6. infark
  7. kesimpulan

Sistim Konduksi Jantung

sINOATRIAL nODE

  1. SA node terdiri dari sekelompok sel khusus yang berperan sebagai “pacemaker” otomatis.
  2. Bertanggung jawab memulai impulse listrik yang merangsang otot jantung untuk berkontraksi secara teratur.
  3. SA node berlokasi di atrium kanan atas dekat dengan vena cava superior.
  4. SA node dibawah pengaruh system syaraf otonom.
  5. System symphatis merangsang jantung dan menyebabkan peningkatan denyut jantung melalui reseptor B1 adrenergic
  6. System parasympathetic, melalui nervus vagus, membuat denyut jantung melambat dan mempertahankan keadaan denyut pada keadaan istirahat dengan denyutan sekitar 60 – 70 kali per menit.
  7. Jika aktivitas parasympatis di blok/hambat, oleh obat anti kolinergik atau syaraf vagal di potong maka denyut jantung akan meningkat.
  8. Jika stimulasi parasimphatik meningkat, misalnya karena aktivitas sinus carotid dapat menyebabkan denyut jantung menurun
    Rytme berasal dari SA node disebabkan karena depolarisasi dari SA node lebih cepat (60 – 100 denyut permenit) dari pada AV node (40 – 60 denyut per menit) dan system konduksi ventrikel (30 – 40 denyut per menit) sehingga AV node and sytem konduksi ventricular “dicaplok” oleh impuls sinus

Atrioventicular N

  1. Atrioventicular node (AV node) berlokasi di interatrial septum dekat dengan katup trikus
  2. Menerima impuls SA node dan menghantarkan impuls ke bundle his.
  3. Impuls listrik dari SA harus di hubungkan melalui AV karena atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrus yang memiliki konduktivitas rendah.
  4. AV node bersama dengan Bundle His membuat AV junctional.
  5. AV junctional memiliki aktivitas pacemaker intrinsik 40-60 denyut per menit. Jika SA nodes cidera maka AV junctional megambil alih denyut dan rytme jantung

Bundle His

  1. Bundle His terletak di proksimal septum intraventrikuler.
  2. Bundle His sangat penting mengalirkan impuls dari AV Node ke ventrikel.
  3. Percabangan Bundle His terdiri dari kanan kiri anteriorsuperior, dan kiri posteriorinferior

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
"