Senin, 06 April 2009

Ada Apa dengan Kita

Hasil voting tentang "Apakah PPNI akan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan?" yang tayang 1 tahun di Blog saya hanya mampu menarik partisipan 66 orang. Partisipan yang memjawab Ya 42 % (28 orang), tidak setuju 48% (32 orang) dan tidak tahu 9% (6 orang).

Hasil ini mungkin tidak mewakili jutaan perawat di Indonesia yang dihasilkan kurang lebih seribuan (data belum valid) institusi pendidikan keperawatan. Yang dapat dipahami adalah persentase yang tidak percaya ternyata lebih banyak dari yang percaya, meskipun beda tipis.

Mengapa kita tidak dapat meyakini bahwa PPNI tidak dapat mempengaruhi pemerintah? Jika diumpamakan PPNI adalah tubuh perawat itu sendiri, artinya partisipan tadi adalah hati kecil PPNI. Hati kecil PPNI ternyata masih meragukan action yang dilakukan tubuhnya. Artinya masih ada pesimis dalam melangkah.

Mengapa bisa pesimis? Kalau menurut keperawatan jiwa, hal itu terjadi karena kita menilai diri terlalu rendah. Harga diri rendah, kalau mau ditegaskan. Mari kita coba instropeksi:
1. Seberapa tinggi harapan kita?
2. Seberapa rasional target kita?
3. Berapa sering kita berhasil mencapai tujuan kita?
4. Apakah kita mudah tersinggung jika ada yang mengkritik kita?
5. Apakah kita sering menghindar untuk menghadapi tantangan orang lain?

Kita harus mulai membalik persepsi diri jika semua pertanyaan berujung pada negatif. Bagaimana kita berhasil jika melangkah setengah-setengah. Habis energi hati kecil untuk berbantah-bantahan. Sebaiknya gunakan energi untuk tetap fokus pada tujuan. Menerima yang sudah dicapai, memoles lagi agar jadi pondasi yang kuat untuk melompat lebih tinggi. Jika perlu kita gunakan energi ikhlas (zona ikhlas) agar ada lompatan quantumnya yang menghasilkan energi nuklear hati.

Support system tidak ada maknanya jika di dasar hati kita belum menemukan jati dirinya. Mari kita percayai wakil kita di kepengurusan, kita dukung dengan iuran, kita sebarluaskan pencapainnya. Hidup PPNI. Andalkan diri kita sendiri, orang lain itu hanya suplemen multivitamin tambahan.

Ayo Perawat Indonesia kita sedang dalam ancang-ancang untuk melompat lebih tinggi. Jangan mudah menyerah hanya karena proses tugas akademik, konsultasi skripsi yang memusingkan, menyusun tesis yang susah, praktik profesi yang mengecewakan. Expresikan semua pada obyeknya, jangan berkeluh kesah sendiri, kita semua sehat jiwa karena kita bagian dari Indonesia sehat 2010. Jadi ekspresikan saja, jangan takut, asertif tidak menyakiti siapapun.