Senin, 02 Agustus 2010

ASKEP HISPRUNG

DEFENISI

Penyakit Hisprung (Hirschprung) adalah kelainan bawaan penyebab gangguan pasase usus. Dikenalkan pertama kali oleh Hirschprung tahun 1886. Zuelser dan Wilson , 1948 mengemukakan bahwa pada dinding usus yang menyempit tidak ditemukan ganglion parasimpatis

Penyakit Hisprung disebut juga kongenital aganglionik megakolon. Penyakit ini merupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan (aganglionik). Jadi, karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai persarafan (ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus besar dalam menjalanakan fungsinya sehingga usus menjadi membesar (megakolon). Panjang usus besar yang terkena berbeda-beda untuk setiap individu.

ETIOLOGI

Mungkin karena adanya kegagalan sel-sel ”Neural Crest” ambrional yang berimigrasi ke dalam dinding usus atau kegagalan pleksus mencenterikus dan submukoisa untuk berkembang ke arah kranio kaudal di dalam dinding usus.

Disebabkan oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus Auerbach di kolon.

Sebagian besar segmen yang aganglionik mengenai rectum dan bagian bawah kolon sigmoid dan terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon.

Sering terjadi pada anak dengan ”Down Syndrome”.

Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi kraniokaudal pada nyenterik dan submukosa dinding pleksus.

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala setelah bayi lahir

1. Tidak ada pengeluaran mekonium (keterlambatan > 24 jam)

2. Muntah berwarna hijau

3. Distensi abdomen, konstipasi.

4. Diare yang berlebihan yang paling menonjol dengan pengeluaran tinja / pengeluaran gas yang banyak.

Gejala pada anak yang lebih besar à karena gejala tidak jelas pada waktu lahir.

1. Riwayat adanya obstipasi pada waktu lahir

2. Distensi abdomen bertambah

3. Serangan konstipasi dan diare terjadi selang-seling

4. Terganggu tumbang karena sering diare.

5. Feses bentuk cair, butir-butir dan seperti pita.

6. Perut besar dan membuncit.

TINDAKAN OPERASI

Pre operasi Hirschsprung

Dx 1 : Risiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan motilitas usus.

Intervensi : - Beri enema salin sesuai kebutuhan

Beri antibiotik sistemik dan irigasi kolon antibiotik sesuai ketentuan.

Beri cairan dan elektrolit sesuai ketentuan

Ukur dan catat lingkar abdomen

Dx 2 : Kecemasan berhubungan dengan tindakan prosedur dan kurang pengetahuan.

Intervensi : - Jelaskan semua prosedur pre op

Bina hubungan saling percaya dengan anak dan keluarga.

Mendampingi keluarga dan anak sesering mungkin dan tidak terlalu lama.

Post operasi Hirschsprung

Dx 1 : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan masukan cairan secara oral akibat prosedur mendis.

Intervensi : - Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran

Ukur tanda-tanda vital, adanya Hipotensi, takikardi, turgor kulit dan membran mukosa.

Pantau suhu kulit, palpasi denyut perifer.

Kolaborasi pemberian cairan parenteral (IV) sesuai indikasi.

Dx 2 : Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan, trauma dan pembedahan.

Intervensi : - Observasi rasa sakit secara reguler (misal setiap 2 jam sekali), catat karakteristik, lokasi dan intensitas (skala 0-10).

Ukur tanda-tanda vital, observasi adanya takikardi hipertensi dan peningkatan pernafasan.

Observasi ketidaknyamanan yang mungkin selain dari prosedur operasi.

Dx 3 : Resiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemasangan prosedur invasif / pembedahan : stoma, aliran feses, dan flatus.

Intervensi : - Gunakan teknik aseptik yang ketat dalam melakukan tindakan keperawatan : perawatan kolostomi.

Periksa luka secara teratur, catat karakteristik luka dan intensitas kulit.

Lihat stoma / area kulit peristaltik pada tiap penggantian kantung berisikan dengan air, keringkan, catat adanya iritasi / kemerahan.

Pertahankan kebersihan / mengeringkan area stoma untuk membantu pencegahan kulit.

Observasi jumlah dan karakteristik cairan pada luka.

Dx 4 : Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pembuatan stoma) aliran material yang keluar.

Intervensi : - Gunakan teknik cuci tangan yang benar.

Lakukan dan pertahankan kesterilan semua peralatan.

Pantau hasil pemeriksaan laboratorium.

Observasi tanda-tanda infeksi pada area luka setiap perawatan.

Dx. 5 : Gangguan penatalaksanaan, perawatan dirumah berhubungan dengan kurangnya informasi.

Intervensi : - Observasi kemampuan fisik dan emosi orang tua.

Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga mengenai penatalaksanaan keperawatan.

Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kekhawatiran tentang hasil pembedahan.

Dx. 5 : Perubahan eliminasi bowel b.d efek anestesia dan manipulasi operasi terhadap peristaltik.

Intervensi : - Pastikan kebiasaan eliminasi urine.

Kaji bising usus dan pantau gerakan usus termasuk frekuensi

Pantau masukan dan haluaran serta berat badan

Dorong masukan cairan adekuat

Berikan makan sedikit tapi sering