Selasa, 18 Januari 2011

Askep Hemorrhoid


a. Pengertian
Hemorrhoid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Literatur lain menyebutkan bahwa hemorrhoid adalah varices vena eksternal dan / atau internal dari kanal anus yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena-vena anorektal.
Hemorrhoid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoridalis yang tidak merupakan keadaan patologik

b. Etiologi
1. Kehamilan/ kelahiran
2. Konstipasi (karena diit rendah serat atau rering menahan buang air besar)
3. Mengangkat benda berat
4. Berdiri atau duduk yang lama.

c. Pathofisiologi
Distensi vena awalnya merupakan struktur yang normal pada daerah anus, karena vena-vena ini berfungsi sebagai katup yang dapat membantu menahan beban, namun bila distensi terjadi terus menerus akan timbul gangguan.

Salah satu faktor predisposisi yang dapat menimbulkan distensi vena adalah peningkatan tekanan intra abdominal. Kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan vena porta dan tekanan vena sistemik, yang kemudian akan ditransmisi ke daerah anorektal. Elevasi tekanan yang berulang-ulang akan mendorong vena terpisah dari otot disekitarnya sehingga vena mengalami prolaps. Keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya elevasi yang berulang antara lain adalah obstipasi / konstipasi, kehamilan dan hipertensi portal. Hemorrhoid dapat menjadi prolaps, berkembang menjadi trombus atau terjadi perdarahan.

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik

d. Klasifikasi Hemorrhoid
1. Hemorrhoid interna
Tidak dapat dilihat melalui inspeksi perianal, terletak di atas spincter ani.
- adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa
- Merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah
- Terdapat pada 3 posisi primer yaitu kanan depan, kanan belakang dan kiri lateral

2. Hemorrhoid externa
- Terletak di bawah spincter ani, sehingga dengan jelas dapat dilihat melalui inspeksi pada anus.
- Merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus
- Hemorrhoid ekterna yang mengalami thrombosis
- Merupakan trombosis vena hemorhoidalis eksterna
- Terjadi karena tekanan tinggi di vena tersebut akibat mengangkat barang berat, batuk, bersin, mengedan atau partus, ditandai dengan adanya benjolan di bawah kulit kanalis analis yang nyeri sekali, tegang, berwarna kebiru – biruan, berukuran beberapa milimeter sampai 1 – 2 cm. dapat unilobular atau bebrapa benjolan. Ruptur dapat terjadi pada dinding vena. Pada awal sangat nyeri kemudian berkurang dalam waktu 2 – 3 hari. Ruptur spontan dapat diikuti dengan perdarahan. Resolusi spontan dapat terjadi tanpa terapi setelah 2 – 4 hari

e. Faktor Predisposisi
1. Mengedan saat defekasi
2. Konstipasi menahun
3. Kehamilan
4. Obesitas
Beberapa faktor etiologi telah diajukan, termasuk konstipasi atau diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rectum.

f. Tanda dan Gejala
- Perdarahan; merupakan tanda pertama hemorrhoid interna akibat trauma oleh feces yang keras. Warna darah merah segar dan tak bercampur dengan feces, segaris atau menetes. Akibat perdarahan yang berulang dapat menyebabkan anemia.
- Penonjolan/prolaps akibat pembesaran hemorroid secara perlahan, pada awalnya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium lanjut prolaps perlu didorong agar kembali masuk ke anus.
- Pada tahap lanjut prolaps menetap dan tidak dapat didorong lagi
ciri – ciri prolaps menetap:
-- keluar mukus dan terdapat feces pada bagian dalam
-- terdapat iritasi kulit perianal yg menimbulkan gatal atau pruritus anus, disebabkan oleh karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus
-- Nyeri timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan udema dan radang

g. Pemeriksaan Diagnostik
Ø Colok dubur
Ø Anuskopi/rectoscopy
Ø Proktosigmoidoscopi, untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau keganasan
Ø Pemeriksaan feces terhadap adanya darah samar

h. Diagnosa Banding
§ Karsinoma kolorektum
§ Divertikulum
§ Polip usus
§ Colitis ulcerative

i. Penatalaksanaan
- Tujuannya untuk menghilangkan keluhan
- Hemorhoid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan lokal sederhana disertai nasehat tentang makan (sebaiknya makanan berserat tinggi)
- Suppositoria dan salep anus untuk efek anestetik dan astrigen
- Hemorrhoid interna yang mengalami prolaps dapat dimasukkan kembali secara perlahan dan disusul dengan istirahat baring dan kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan
- Rendam duduk dengan cairan hangat dapat meringankan nyeri
- Bila penyakit radang usus yang mendasari terapi medik harus diberikan
- Skleroterapi : penyuntikan diberikan submukosa di dalam jaringan alveolar yang longgar dengan tujuan menimbulkan peradangan sterilàfibrotik & parut
- Ligasi dengan gelang karet untuk hemorrhoid besar atau prolaps
- Bedah beku/cryo surgery: hemorrhoid dibekukan dengan pendinginan suhu rendah
- Hemorodektomi: untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan hemoroid derajat III dan IV atau penderita dengan perdarahan berulang dan anemia atau hemorrhoid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat


PENGKAJIAN FOKUS

A. Subyektif

- Batasan karakteristik
1) Pola makan dan minum
    a. Kebiasaan
    b. Keadaan saat ini
2) Riwayat kehamilan
Kehamilan dengan frekwensi yang sering akan menyebabkan hemorrhoid berkembang cepat
3) Riwayat penyakit hati
Pada hypertensi portal, potensi berkembangnya hemorrhoid lebih besar.
4) Gejala / keluhan yang berhubungan
    a. Perasaaan nyeri dan panas pada daerah anus
    b. Perdarahan dapat bersama feces atau perdarahan spontan (menetes)
    c. Prolaps (tanyakan pasien sudah berapa lama keluhan ini, faktor-faktor yang menyebabkannya dan upaya
        yang dapat menguranginya serta upaya atau obat-obatan yang sudah digunakan)
    d. Gatal dan pengeluaran sekret melalui anus

B. Obyektif

- Batasan karakteristik
1) Pemeriksaaan daerah anus
    a. Tampak prolaps hemorrhoid, atau pada hemorrhoid eksterna dapat dilihat dengan jelas. Rasakan
        konsistensinya, amati warna dan apakah ada tanda trombus juga amati apakah ada lesi.
    b. Pemeriksaan rabaan rektum (rectal toucher)
2) Amati tanda-tanda kemungkinan anemia
3) Warna kulit
4) Warna konjungtiva
5) Waktu pengisian kembali kapiler
6) Pemeriksaan Hb

Diagnosa keperawatan
1. Konstipasi berhubungan dengan menahan BAB akibat nyeri selama eliminasi
Intervensi
a. Berikan dan anjurkan minum kurang lebih 2 liter perhari
R/ dengan minum yang banyak feses akan lebih lunak
b. Berikan dan anjurkan makanan tinggi serat
R/ serat melancarkan BAB dan mengurangi konstipasi
c. Berikan laxative sesuai program dokter
R/ laksative membantu mengeluarkan feses dengan merangsang BAB shg mencegah terjadinya tahana feses
d. Anjurkan pasien untuk segera BAB bila timbul keinginan untuk BAB
R/ menahan BAB dapat menimbulkan konstipasi dan pengerasan feses dalam colon


2. Nyeri anal berhubungan dengan trombus vena hemoroidalis
Tujuan: nyeri berkurang sampai dengan hilang
Kriteria hasil:
1. Wajah pasien tampak tenang
2. Tanda-tanda vital normal
3. Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
4. Pasien dapat istirahat tidur
Intervensi:
a. Berikan posisi yang nyaman
R/ posisi yang nyaman dapat mengurangi rasa nyeri
b. Berikan bantalan dibawah bokong saat duduk
R/ mengurangi tekanan di daerah anus akan mengurangi nyeri
c. Berikan kompres dingin
R/ pembekuan saraf-saraf neri akan mengurangi nyeri
d. Observasi tanda-tanda vital
R/ mengetahui kedaan umum pasien dan menentukan tindakan selanjutnya
e. Ajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri seperti membaca, menonton, menarik nafas panjang, menggosok punggung, dan lain-lain.
R/ koping nyeri dengan teknik distraksi dan relaksasi akan mengurangi nyeri
f. Pada nyeri awal berikan kompres dingin pada daerah anus 3 – 4 jam dilanjutkan dengan rendam duduk hangat 3 – 4 x/hari
R/ Kompres dingin dapat memberikan rasa nyaman pada bagian yang nyeri dan menurunkan ambang rasa nyeri demikian dengan duduk hangat dapat menyebabkan vasodilator sehingga rasa nyeri berkurang
g. Pertahankan rendam duduk (sit bath) dengan larutan hangat, dengan larutan PK 2 x/hari. Sit bath 3 sampai 4 kali sehari
R/ rendam duduk dapat mengurangi rasa nyeri
h. Berikan diit tinggi serat dan hidrasi yang cukup
R/ makanan tinggi serat memperlancar BAB dan mengurangi tekan feses yang keras yang dapat menyebabkan nyeri. Air yang cukup dapat memperlancar BAB dan mencegah dehidrasi
i. Libatkan keluarga dalam memberikan rasa nyaman bagi pasien
R/ keluarga yang koopertif dapat membantu pasien dalam mengatasi nyerinya
j. Jelaskan pada pasien tentang rasa nyeri yang dialaminya dan tentang tindakan dilakukan
R/ informasi yang adekuat dapat mengurangi kecemasan pasien dan rasa nyeri
k. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik, pelunak feces
R/ - analgesik dapat mengurangi rasa nyeri pasien
- feses yang lunak dapat mengurangi tekana pada anus shg menekan timbulnya nyeri

c. Evaluasi
Nyeri berkurang sampai dengan hilang sesuai kriteria yang diharapkan.

3. Resiko tinggi terjadi anemia berhubungan dengan perdarahan vena hemorrhoidalis
Tujuan : pasien akan terhindar dari anemia
Kriteria hasil:
1. Konjungtiva merah muda
2. Hb dalam batas normal
3. Kapilary refill < 3 detik
Intervensi
a. Monitor tingkat perdarahan pasien
R/ perdarahan yang banyak dapat mengakibatkan
b. Observasi tanda-tanda vital
R/ mengetahui keadaan umum dan menentukan pengobatan selanjutnya
c. Berikan diit tinggi kalori tinggi protein dan tinggi serat
R/ nutrisi yang cukup dapat membantu pemulihan anemis
d. Ajarkan pasien teknik relaksasi pernafasan pada saat buang air besar
R/ relaksasi pernafasan akan mengurangi nyeri dan menghindari perdarahan akibat meneran
e. Monitor tanda-tanda anemia: tampak lelah, tidak bersemangat, kulit pucat
R/ tanda-tanda yang diketahui sejak dini akan mempermudah pengobatandan mempercepat penyembuhan
f. Bila anemia berat kolaborasi pemberian cairan dan transfusi
R/ pemberian RL dengan di grojok akan merehidrasi dan mengembalikan Hb ke normal
c.Evaluasi
Anemia tidak terjadi sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

4. Cemas berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan tentang tindakan operasi
Tujuan: cemas berkurang sampai dengan hilang
Kriteria hasil:
1) Pasien terlihat tenang
2) Pasien dapat mengulang kembali informasi yang diberikan
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan yang dialami pasien
R/ mengetahui tingkat kecemasan dapat tmempermudah membantu mengatasi masalah
b.Beri waktu buat pasien untuk mengungkapkan secara verbal kecemasannya
R/ pengungkapan kecemasan dapat meringankan kecemasan pasien dan mempermudah pasien untuk membantu pasien dalam mengatsi kecemasan
c. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan operasi yang dialami
R/ informasi tentang tindakan opertif yang adekuat dapat mengurangi kecenasan pasien
d. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
R/ keluarga yang koopertif dapat membantu meringan pasien
e. Dampingi pasien untuk pasrah dan berdoa kepada Tuhan
R/ spiritual yang kuat dapat menghindri kecemasan pasien yang berlebihan

c. Evaluasi :
Kecemasan pasien berkurang sampai dengan hilang sesuai dengan kriteria yang diharapkan

5. Retensi urine berhubungan dengan reflek spasme post operasi dan keakutan akan nyeri
Intrvensi
a. Berikan metode agar pasien mau BAK seperti berikan banyak minum, mendengarkan air mengalir, mengalirkan air pada meatus urinarius
R/ BAK yang sering dapat mengurangi nyeri dan memperlancar metabolisme
b. Monitor urine output
R/ mengetahui jumlah urin dan kualitas urin

6. Resiko ketidakefektifan managemen regimen terapeutik
intervensi
a. Monitor terhadap indikator sistemik dari perdarahan berlebih seperti tachycardia, hypotensi, kelelahan, rasa haus, atau adanya darah pada kassa
R/ mengetahui adanya tanda- tanda dehidrasi dan tanda-tanda vital pasien
b. Berikan tekanan pada area jika terjadi perdarahan dan laporkan segera pada dokter
R/ tekanan dapat mengurangi perdarahan
c. Hindarkan pemberian kompres lembab hangat
R/ kompres hangat akan menyebabkan vasodilatasi, shg perdarahan semakin parah



Daftar Pustaka

Doengoes, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC

Dorland.1994. Kamus Kedoteran Dorland. Jakarta : EGC

Engram, Barbara.1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah Vol,. 1. ……Jakarta : EGC

Brunner dan Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jakarta : ……EGC