Selasa, 03 Mei 2011

Asuhan Keperawatan pada Klien Miastenia Gravis

Tinjauan Konsep
a. Pengertian 
Miastenia gravis adalah gangguan yang mempengaruhi transmisi neuromuskuler pada otot tubuh yang kerjanya dibawah kesadaran seseorang (Brunner dan Suddarth, 2002)
Miastenia gravis adalah gangguan neuromuskuler yang mempengaruhi transmisi impuls pada otot-otot volunter tubuh (sandra M. Naffina, 2002)
Miastenia gravis adalah gangguan auto imun yang merusak komunikasi antara saraf dan otot, mengakibatakan peristiwa kelemahan otot.
b. Etiologi
Penyebab pasti dari miastenia grafis belum diketahui, namun dari beberapa penelitian proses auto-imun banyak berperan dalam dalam proses terjadinya miastenia gravis.
c. Manifestasi klinis
  1. Diplopia
  2. Ptosis 
  3. Disfonia 
  4. Kelemahan diafragna dan otot-otot intercostalis 
  5. Kelemahan otot extremitas setelah beraktivitas dan pulih setelah setelah istirahat 
d. Klasifikasi Miastenia Gravis 
Menurut Osserman :
 Oculer miastenia Mengenai otot-otot mata saja, dengan ptosis dan diplopia sangat ringan dan tidak ada kemetian 
 Mild Generalized Miastenia Awitan serangan lambat, sering terkena otot mata. Secara pelan-pelan meluas ke otot-otot skelet dan bulber. Namun, tidak menyerang sistem pernafasan. Bila ada pengobatan, respon terhadap obat baik 
 Moderat Generalized Miastenia Kelemahan hebat otot-otot skelet dan bulba. Bila ada pengobatan respon terhadap obat tidak begitu memuaskan 
 Acut Fulmating miastenia Awitan serangan cepat, kelemahan otot-otot penafasan progesi penyakit biasanya komplit dalan 6 bulan, respon tehadap pangobatan kurang memuaskan, aktivitas penderita terbatas, dan mortikitas tinggi 
 Krisis miastenia Awitan secara tiba-tiba, terjadi kelemahan, biasanya akibat dari kurangnya medikasi atau tanpa medikasi kolinergi sama sekali 
e. Pemeriksaan Diagnostik 
  1. Test serum anti bodi receptor Ach yang positif 
  2. Test tensilon / injeksi edrofonium, akan menunjukkan positif bila 30 menit setelah injeksi edrofonium kekuatan otot klien meningkat / normal, namun setelah reaksi obat habis kelemahan otot terjadi lagi 
  3. Test elektro fisiologis, menunjukkan penurunan respon saraf 
  4. CT Scan, menunjukkan adanya hiperplasia yang dianggap respon autoimun 

Download Askep Miastenia Grafis