Sabtu, 12 Februari 2011
Perbandingan Berat Badan Bayi ASI dan Bayi Susu Formula

Hasil yang didapatkan pada beberapa bulan pertama didapatkan:
- Bayi ASI dan susu formula memiliki pola pertumbuhan yang sama pada beberapa bulan pertama.
- Usia 4-6 bulan, bayi yang diberi susu formula mengalami kenaikan berat badan yang cenderung cepat dibanding ASI.
- Setelah 6 bulan pertama, bayi yang mendapatkan ASI cenderung lebih ramping dibandingkan dengan susu formula.
Berbagai penelitian menunjukkan bayi yang mengonsumsi ASI dapat mengatur asupan kalori sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Kemampuan ini yang diperkirakan menjadi alasan bayi yang mengonsumsi ASI cenderung kurang memiliki masalah obesitas di kemudian hari.
Ada beberapa pedoman untuk mengetahui apakah berat badan bayinya sudah naik dengan normal atau tidak jika mengonsumsi ASI, yaitu:
- Bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan, biasanya mengalami pertumbuhan sebesar 1,5-2,5 cm per bulan dan kenaikan berat badannya sebesar 0,5-1 kilogram setiap bulan. Diharapkan bayi memiliki berat yang dua kali lipat dengan berat badan saat diusia 6 bulan.
- Bayi berusia 6 bulan hingga 1 tahun, biasanya mengalami pertumbuhan sebesar 1 cm dan kenaikan berat badan sebanyak 0,5 kilogram setiap bulannya. Diharapkan berat badan bayi sudah 3 kali lipat dari berat badan bayi saat lahir diusia 1 tahun.
- Faktor genetik, hal ini menunjukkan bayi memiliki tingkat metabolisme berbeda yang berarti kemampuan membakar kalorinya pun berbeda.
- Temperamen bayi, bayi yang santai atau mellow cenderung sedikit membakar kalori sehingga berat badannya bertambah lebih cepat. Sedangkan bayi yang aktif cenderung membakar kalori lebih banyak sehingga akan terlihat lebih ramping.
- Frekuensi menyusui, seberapa sering bayi tersebut menyusui juga mempengaruhi pertumbuhan berat badannya.
Selasa, 08 Februari 2011
Penyapihan

Menyapih adalah suatu proses berhentinya masa menyusui secara berangsur angsur atau sekaligus (Ana Fitria, 2007). Proses tersebut dapat disebabkan oleh berhentinya sang anak dari menyusu ibunya.atau bisa juga berhentinya seorang ibu untuk menyusui anaknya. Atau bisa juga keduanya. Masa menyapih ini merupakan pengalaman emosional bagi sang ibu, anak, juga sang ayah. Karena ketiga pihak tersebut merupakan ikatan kesatuan yang tidak boleh dilupakan (http://asuhan .wikia.com/wiki/menyapih)
WHO (World Health Organization) merekomendasikan penyapihan dilakukan setelah bayi berusia 2 tahun. Pada usia ini anak sudah mempunyai pondasi kuat bagi perkembangan selanjutnya. Penyapihan anak 2 tahun dilakukan demi perkembangan maupun psikologis anaknya, seperti:
1) Mengembangkan pengenalan aneka ragam rasa dan tekstur makanan. Hal ini berpengaruh pada perkembangan intelektualitasnya karena daya ingatnya akan menyimpan informasi mengenai berbagai rasa dan tekstur makanan.
2) Memperbanyak latihan mengunyah makanan padat agar gigi dan rahangnya berkembang optimal
3) Anak dilatih untuk mandiri karena tidak bergantung pada ASI setiap kali anak lapar atau haus.
Dampak Penyapihan Dini
1) Meningkatkan Risiko gejala pernafasan.
2) Meningkatkan resiko obesitas (Anonim, 2007).
3) Menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang keeratannya karena proses bounding tatchman terganggu.
4) Insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat.
5) Pengaruh gizi yang menyebabkan malnutrisi pada anak.
6) Mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah, ruam dan gatal-gatal karena reaksi dari sistem imun.
Proses Penyapihan
Permulaan proses penyapihan adalah merupakan permulaan perubahan besar bagi bayi dan ibunya. Hubungan yang sangat erat antara ibu dan bayi, yang dimulai dalam rahim ibu dan dilanjutkan setelah bayi lahir, mulai melemah dan ini harus merupakan proses yang berjalan secara perlahan. Pada beberapa daerah, seringkali pemberian ASI dihentikan secara tiba-tiba bila ibu menjadi atau merasa hamil lagi. Masalah yang lebih serius akan terjadi bila bayi dipisahkan dari ibunya dan dikirim untuk dipelihara oleh kakek neneknya atau saudara orang tuanya. Pengaruh psikologi dan gizi dan praktik semacam ini dapat sangat berbahaya bagi anak yang masih sangat muda (Muchtadi, 2002).
Penyapihan adalah masa berbahaya bagi bayi dan anak kecil. Telah diketahui bahwa terdapat resiko infeksi yang lebih tinggi, terutama penyakit diare, selama proses penyapihan ini dibandingkan dengan masa sebelumnya dalam kehidupan bayi. Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan konsumsi ASI yang bersih dan mengandung faktor anti infeksi. Menjadi makanan yang seringkali disiapkan, disimpan dan diberikan pada anak dengan cara yang tidak higienis (Muchtadi, 2002).
d. Ada 2 metode Penyapihan yang biasa ibu lakukan, yaitu :
1) Metode seketika
Umumnya dilakukan pada keadaan terpaksa. Misalnya pada ibu mendadak sakit atau pergi jauh. Jika memilih metode ini yang harus dilakukan adalah:
Mengkomunikasikan situasi yang terjadi pada anak (terutama untuk anak satu tahun keatas).
Untuk memberikan minuman selain ASI tunggulah anak sampai merasa haus dan lapar. Karena biasanya ia bisa menerima minuman tersebut dalam kondisi lapar.
Alihkan perhatian anak dengan mainan yang ia suka sambil memberinya makan dan minum.
Beri susu formula yang rasanya mendekati ASI. Hadirkan sosok pengganti ibu yang dapat membuat anak merasa nyaman, walau ibu tidak berada disisinya.
2) Metode bertahap
Metode bertahap dibagi menjadi dua yaitu:
Natural weaning (penyapihan alami)
Disini ibu tidak memaksa anak untuk berhenti namun mengikuti tahap perkembangan anak.
Mother led weaning
Ibu menentukan kapan saat menyapih anak. Yang dibutuhkan pada metode ini adalah kesiapan mental ibu dan dukungan suami. Ayah juga harus berperan sebagai sosok yang memberikan kenyamanan selain ibu, dengan cara mengajak anak bermain (Iskadar, 2007).
Bahan Makanan Sapihan
Bahan yang dipilih untuk membuat makanan sapihan sebaiknya mudah didapat, harganya murah, paling sering dimakan, sebaiknya diramu dengan resep lokal (Arisman, 2004).
Makanan sapihan yang ideal harus mengandung :
1) Makanan pokok (pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh keluarga, biasanya makanan yang mengandung tepung, gandum, kentang, maizena)
2) Kacang, sayuran berdaun hijau atau kuning
3) Buah
4) Daging hewan
5) Minyak atau lemak
Bahan ini dibuat menjadi bubur untuk kemudian sebagai peneman ASI, disuapkan kepada bayi.
Tabel 3. Pola campur makanan Sapihan
Pola campur makanan sapihan
1. Campuran sederhana
Makanan pokok + kacang-kacangan, atau
makanan pokok + hewan, atau
makanan pokok + sayuran.
2. Campuran majemuk
a. Menggunakan tiga bahan
makanan pokok + kacang-kacangan + hewan, atau
makanan pokok + kacang-kacangan + sayuran, atau
makanan pokok + hewan + sayuran.
b. Menggunakan 4 bahan
makanan pokok + kacang-kacangan + hewan + sayuran. (Arisman, 2004)
Tips-tips agar proses menyapih berjalan dengan baik :
1) Lakukan proses penyapihan secara berlahan. Misalnya mengurangi secara bertahap frekuensi menyusui.
2) Alihkan perhatian anak/sibukkan anak dengan hal lain. Dengan membacakan buku ke anak, bermain, bernyanyi, dan sebagainya, hingga anak melupakan saat menyusui.
3) Kunci utama : Bina komunikasi yang baik dengan anak.
4) Hindari menyapih pada saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal, marah.
5) Hindari menyapih anak dari menyusu kebenda lain seperti empeng, botol susu, bantal dan sebagainya.
6) Biasanya disini peran ayah sangat dibutuhkan sebagai figur yang melengkapi sang ibu. Sekali lagi bina komunikasi baik dengan anak.
7) Hindari menyapih secara mendadak
8) Komunikasi ( Ana Fitria, 2007)
Makanan Tambahan
Makanan pelengkap atau tambahan adalah makanan lain yang diberikan selain ASI. Pengenalan makanan tmbahan dilakukan secara bertahap. Setelah bayi lahir diharapkan ibu memberikan ASI sampai usia bayi 2 tahun. Perkenalan dan pemberian makanan lain selain ASI (makanan pendamping ASI) pada umumnya diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan (Soetjiningsih, 1997).
Saat itulah dimana pertumbuhan dan peningkatan aktifitas memerlukan tambahan nutrien Setelah bayi berusia 2 tahun, ASI sepenuhnya akan digantikan oleh makanan sehari-hari. Asi hanya dibutuhkan sekali-kali saja sebagai kenyamanan.
Panduan pemberian makanan tambahan, petunjuk dari Departement Of Nutrition for Healt and Development, WHO :
- Berikan ASI ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan
- Berikan makanan tambahan pada bayi usia 6 bulan
- Berikan ASI selama 2 tahun atau lebih
- Berikan tambahan makanan yang :
Bersih dan aman bagi bayi
Dirancang dari makanan keluarga serta mempergunakan makanan lokal yang mudah diperoleh Makanan tambahan diberikan 3x sehari pada saat bayi berusia 6 – 7 bulan dan ditingkatkan menjadi 5x sehari saat berusia 12 bulan(Pujiarto, 2005)
Kamis, 30 Desember 2010
Bayi Lahir Tidak Menangis Spontan

Bayi Tidak Mau Menyusu

- Perasaan / emosi (psikologis ibu), Perasaan ibu dapat menghambat dan meningkatkan pengeluaran oksitoksin. Seperti perasaan takut, gelisah, marah, sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitoksin yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya perasaan ibu yang bahagia, senang, bangga, memeluk dan mencium bayinya dapat meningkatkan pengeluaran ASI.
- Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui.
- Isapan bayi yang tidak sempurna atau puting susu yang sangat kecil. Hal ini membuat produksi hormon prolaktin dan hormon oksitoksin akan terus menurun dan produksi ASI akan terhenti.
- Cara menyusu ang tidak tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akan menurunkan produksi ASI.
- Semakin cepat memberi tambahan susu pada bayi akan menyebabkan daya isap berkurang, karena bayi mudah merasa kenyang bayai akan malas menghisap puting susu.
- Penggunaan dot dan empongan dapat mengurangi daya isap bayi.
- Ibu perokok berat produksi ASI-nya akan berkurang demikian pula dengan pil KB yang mengandung estrogen tinggi akan menurunkan produksi ASI.
- Ibu yang asupan nutrisinya kurang dan sedikit minum.
- Menjelaskan kepada ibu dan suami keadaan ibu saat ini, Memberitahu kepada ibu dan suami sehingga ibu mengetahui bagaimana keadaan kesehatan ibu sehingga ibu dapat menjaga kesehatannya secara optimal untuk mencapai keadaan prima
- Jelaskan pada ibu cara mengurangi nyeri sebelum dan sesudah menyusui. Mengurangi nyeri sebelum meneteki dengan kompres hangat pada dada. Mengurangi nyeri setelah meneliti dengan kompres dingin pada dada.
- Jelaskan pada ibu tentang post natal breask care. Agar laktasi tetap lancar dan terhindar dari kesulitan dalam menyusui maka perawatan payudara sangat perlu dilakukan. Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan sedikit minyak lakukan pengurutan dengan 3 macam cara : 1) Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara kemudian urut arah atas, samping, ke bawah dan melintang hingga tangan menyangga payudara. 2) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari tangan saling dirapatkan, sisi kelingking tangan mengurut payudara kiri dan pangkol ke arah puting demikian pula dengan payudara kanan. 3) Telapak tangan menopang payudara seperti pada cara ke 2 kemudian jari tangan kanan dikepalkan, dengan buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal ke arah puting lakukan pengurutan berturut-turut 30 kali. 4) Rangsang payudara dengan air hangat dan air dingin yang mengompres.
- Jelaskan pada ibu cara menyusui yang benar. Menyusui bayi dengan posisi menempel yang baik, dengarkan suara menelan yang aktif dapat meningkatkan suplai ASI. Susui bayi di tempat tenang dan nyaman.
- Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan gizi dan kalori yang di perlukan bayi, sehingga bayi mendapatkan kenaikan BB, secara normal. Dengan menyusui bayi ibu lebih cepat memulihkan keadaanya, mencegah terjadi Ca. Mamae, lebih meningkatkan ikatan ibu dan bayi.
- Anjurkan ibu untuk menggunakan BH yang menopang payudara.
- Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur dan buah.
- Anjurkan ibu untuk banyak minum
- Beri obat : Paracetamol mampu mengurangi nyeri dan panas tubuh ibu.
Jumat, 19 November 2010
TOKSOPLASMOSIS PADA BAYI
Penularan oleh Toxoplasma gondii dapat melalui oral, maupun transplasental, jarang secara parenteral , kecuali di laboratorium atau dari transfusi.
Pada anak dengan status imunologi normal infeksi akut biasanya asimtomatik Setelah penularan, organisme yang berbentuk kista berada dalam host untuk beberapa saat. Infeksi kongenital , jika tak diobati akan menimbulkan gejala pada periode perinatal atau sesudahnya. Gejala tesebut antara lain: chorioretinitis, dan gangguan syaraf sentral. Selain itu dapat juga berupa IUGR, demam, limfadenopati, kehilangan pendengaran, pneumonitis,hepatitis dan trombositopenia. Toksoplasmosis kongenital pada bayi dengan infeksi HIV sifatnya fulminan./ganas.
Etiologi.
T.gondii adalah golongan protosoa. Bentuk tachyzoites oval atau seperti separo bulan, berkembang hanya dalam sel hidup dan berukuran 2-4 x 4-7 µm. Kista di jaringan yang berukuran 10-100 µm berisi jutaan parasit dan tetap tinggal di jaringan , khususnya di susunan syaraf pusat dan otot skelet maupun otot jantung selama hidup.Hospes perantara antara lain biri-biri, kambing, binatang pengerat, sapi, babi , ayam dan burung. Semua binatang tersebut dapat mengandung stadium infektif dari T. Gondii yang membentuk kista dalam jaringan tersebut.
Epidemiologi.
Menyebar di seluruh dunia. Insiden infeksi kongenital di USA sekitar 1/1.000 sampai 1/10.000 per kelahiran hidup. Di Indonesia (??) Kucing umumnya sebagai host. Kucing mendapat infeksi lewat oral karena makan daging yang tak dimasak yang mengandung kista atau memasaknya kurang baik. Parasit kemudian berkembang biak secara sexual di usus halus kucing kemudian mulai mengeluarkan ekskret oocyte dalam tinja 3-50 hari sesudah infeksi yang dapat bertahan 7 -14 hari. Oocyste membutuhkan fase pematangan 24-48 jam sebelum bersifat infektif saat lewat oral. Host perantara seperti kambing, babi dan ternak lain kedapatan kista di otak, miokardium, otot dan organ lain dan kista ini dapat bertahan seumur hidup disitu. Manusia dapat tertular jika:1. menyentuh atau kontak langsung dengan tinja kucing, sehingga mendapat infeksi dari oocyste di kotoran tersebut, 2.makan daging yang saat memasaknya kurang baik sehingga kista tidak mati, atau 3.terkontaminasi dari makan buah-buahan yang tidak dicuci sebelum dikupas/disajikan.. Membekukan – 200 C atau memanaskan di atas 660 C dapat membuat kista menjadi noninfeksius. Kecuali dari penularan transplasental dari ibu ke janin atau karena transplantasi organ maupun transfusi , penularan antar manusia tak terjadi. Masa inkubasi sekitar 7 hari ( 4-21 hari ).
Patofisiologi.
Toxoplasmosis dapat dalam bentuk kongenital dan didapat sesudah lahir , perubahan histologis terjadi di semua jaringan. Pada bentuk kongenital perubahan banyak terjadi di susunan syaraf sentral, retina dan chorioid. Retinochoriditis umumnya terjadi pada toxoplasmosis yang didapat. Selama masa laten Toksoplasma dalam jaringan terdapat dalam bentuk kista. Nekrosis banyak terdapat di jaringan terutama di jantung, paru otot skelet, hepar dan lien , Area kalsifikasi didapat di otak dari pasien toxoplasmosis kongenital, Periaquaductus dan periventrikuler vasculitis dan nekrosis dapat menyebabkan penutupan aqueductus Sylvii atau foramen Monroe sehingga terjadi hidrosefalus. Penutupan dapat terjadi juga sesudah periode perinatal.
Gambaran klinis.
Bayi dengan infeksi kongenital umumnya asimtomatis saat lahir ( 70-90 % kasus ), walaupun ada gangguan penglihatan dan pendengaran atau retardasi mental yang akan nampak beberapa bulan kemudian. Tanda tanda toksoplasmosis kongenital saat lahir dapat berupa maculopapular rash, limfadenopati menyeluruh, hepatomegali, splenomegali, ikterus, trombositopenia. Sebagai akibat meningoensefalitis, dapat terjadi kelainan pada cairan serebrospinalis, hidrosefalus, mikrosefalus, khorioretinitis, kejang. Pada kasus yang berat meninggal dalam kandungan atau beberapa saat/ hari setelah lahir. Pemeriksaan secara radiologis : USG atau CT Scan kepala dapat terlihat adanya kalsifikasi serebri.
Infeksi Toxoplasma gondii yang di dapat sesudah lahir biasanya juga asimtomatic. Jika gejala timbul umumnya tidak spesifik seperti malaise, demam, sakit tenggorok dan mialgia. Limfadenopati di servikal adalah tanda yang umum. Perjalanan klinisnya benigna . Miokarditis, perikarditis,dan pneumonia jarang menjadi komplikasi.
Diagnosis.
Tes Serologi adalah yang utama tetapi harus di interpretasikan secara hati hati. Kadar IgG spesifik mencapai puncaknya 1-2 bulan setelah infeksi . Untuk pasien dengan sero konversi atau kadar / titerIgG nya 4 kali lipat maka titer IgM perlu di konfirmasi untuk mengetahui apakah ada infeksi akut karena IgM spesifik menunjukkan adanya infeksi akut atau masih adanya infeksi. IgM spesifik antibodi dapat di deteksi 2 minggu setelah infeksi, kadar puncak dicapai pada 1 bulan setelah infeksi sesudah itu menurun dan tak dapat di deteksi 6-9 bulan kemudian tetapi umumnya masih ada sampai 2 tahun. Tes IgA dan IgE spesifik tidak rutin dilakukan walaupun dapat untuk mendeteksi adanya infeksi kongenital. Pada bayi yang tak terinfeksi kadar IgM nya negatip dan penurunan IgG terjadi sampai umur 6-12 bulan.
Bayi lahir yang diduga terkena infeksi toksoplasmosis segera dilakukan pemeriksaan oftalmologi, pendengaran dan pemeriksaan syaraf dengan punksi lumbal dan CT Scan kepala.
Bayi dengan infeksi HIV yang terkena infeksi Toksoplasma titer IgG nya bervariasi tetapi titer IgM nya kadang-kadang tak muncul.
Pengobatan.
Kesulitan dalam pengobatan adalah karena terapi efektive dapat membunuh saat fase tachyzoite dari parasit tetapi tak efektive menghancurkan kista bradyzoite, disamping itu memerlukan waktu yang lama dapat sampai 6 bulan -1 tahun.
A. Untuk bayi yang simtomatik diberikan kombinasi pyrimethamine, sulfadiazine dan leucoverin calcium ditambah asam folat untuk mencegah depresi sumsum tulang atau ada juga kombinasi pyrimethamine dengan spiramisin saja atau dikombinasi dengan Clyndamysin tergantung keadaan penderita dan tempat pengobatan . Clyndamycin biasanya diberikan kepada penderita Toksoplasmosis okuler. Pemberian kortikosteroid pada penderita toksoplasmosis masih kontroversial. Untuk penderita HIV yang terinfeksi Toksoplasmosis pengobatan berlangsung seumur hidup.
B. Pencegahan.
- Masak daging pada suhu > 660 C
- Cuci tangan dengan sabun setelah memegang daging mentah atau buah.
- Cuci buah sebelum dikupas /disajikan.
- Cuci alat dapur yang telah dipakai dengan sabun.
- Pakai sarung tangan saat berkebun.
Bahan bacaan.
1. Pickering LK, Peter G, Baker CJ, et al. Toxoplasmosis. In Red Book 2000. Report of the Committee on Infectious Diseases. American Academy of Pediatrics. 25thEd. 2000;583-86.
2. Gomella TL, Cunningham MD, Toxoplasmosis. In Neonatology. Lange Medical Publishing Division. 5th Ed.. 2004;442-44.
3. Behrman RE, Kleigman RM, Toxoplasmosis. In Nelson Textbook of Pediatrics.14 th. Ed. 1992;883-92.
4. Guerina NG. Toxoplasmosis In Manual of Neonatal Care. Ed. Cloherty JP and Stark AR. Lippincott Williams &Wilkins. 4th ed. 1998;318-327.
5. Toxoplasmosis. http://www.kidshealth.org/parent/infections/parasitic/toxoplasmosis.html 18-11-2006.
Senin, 08 November 2010
Zat-zat Berbahaya dalam bagi Janin
Baca Selengkapnya di: KESEHATAN BAYI: Zat-zat Berbahaya dalam bagi Janin
Foto-foto Janin dalam Kandungan
2 minggu di dalam rahim:
Perkembangan:
Pembentukan Manusia:
Dalam Kandungan Ibu:
16 Minggu, Pembentukan tangan dan kaki:
Ekspresi Bayi:
24 Minggu,hanya paru2 yg blm lengkap:
Sudah dapat bergerak:
Baca Selengkapnya di: KESEHATAN BAYI: Foto-foto Janin dalam Kandungan
Bagaimana Memahami Gerakan Janin Anda
Baca Selengkapnya di: KESEHATAN BAYI: Bagaimana Memahami Gerakan Janin Anda
Minggu, 07 November 2010
Menyiapkan Anak Pintar Sejak dari Kandungan
Baca Selengkapnya di: KESEHATAN BAYI: Menyiapkan Anak Pintar Sejak dari Kandungan
Tips Menstimulasi Bayi Sejak dalam Kandungan
Baca Selengkapnya di: KESEHATAN BAYI: Tips Menstimulasi Bayi Sejak dalam Kandungan
Apakah Janin bisa Merasakan Sakit dalam Kandungan
Baca Selengkapnya di: KESEHATAN BAYI: Apakah Janin bisa Merasakan Sakit dalam Kandungan
Kamis, 28 Oktober 2010
Perlukah Sikap Terlalu Melindungi terhadap Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan?
TEMPO Interaktif, Vancouver - Orang dewasa yang mengidap penyakit jantung bawaan lebih menderita akibat kecemasan hati bila sewaktu kanak-kanak dan remaja mendapat pengasuhan dari orangtua yang terlalu melindungi (overprotective).
Begitulah menurut studi oleh Dr Lephuong Ong dari Pusat Pelayanan Kesehatan Orion di Vancouver, dan rekannya dari Universitas York di Toronto, Kanada. Peneliti menyarankan bahwa perawatan kesehatan profesional dapat mendorong kemandirian yang lebih besar pada remaja dan orang dewasa dengan penyakit jantung bawaan untuk meningkatkan penyesuaian psikososial mereka.
Temuan Dr Ong ini dipublikasikan secara online di jurnal Behavioral Medicine.
Sekitar satu persen dari bayi dilahirkan dengan cacat jantung bawaan dan lebih dari 90 persen anak-anak ini bertahan hidup sampai dewasa, berkat kemajuan medis. Mengenai kondisi kesehatannya, mereka menghadapi masalah kesehatan mental termasuk kecemasan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat perlindungan orangtua cenderung lebih tinggi pada anak dengan penyakit jantung bawaan dibandingkan dengan anak-anak yang sehat.
Ong dan timnya menyelidiki hubungan antara perlakuan orangtua yang overprotective terhadap anak dengan penyakit jantung bawaan dan kecemasan hati yang dialami si anak setelah dewasa. Overprotective didefinisikan sebagai kontak berlebihan, dan pencegahan perilaku mandiri.
Analisis mereka menunjukkan bahwa tingkat kecemasan hati mereka meningkat seiring dengan meningkatnya kadar sikap overprotective orangtua. Keparahan penyakit juga berhubungan dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
Penulis penelitian ini menyarankan agar dibuat pedoman kegiatan bagi para orang tua untuk mendorong kemandirian di kalangan remaja dan anak muda dengan cacat jantung bawaan.
ScienceDaily/NF
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/
Rabu, 20 Oktober 2010
Penyelamatan Sapi Betina Guna Tingkatkan Konsumsi Susu Segar
Tingkat konsumsi susu di Indonesia, bahkan merupakan salah satu yang terendah di kawasan Asia. Bandingkan dengan negara lain, seperti India yang mencapai 42,8 liter per kapita/tahun, Malaysia dan Filipina mencapai 22,1 liter per kapita/tahun, Thailand 31,7 liter per kapita/tahun, bahkan Vietnam masih lebih tinggi dari Indonesia, yakni 12,1 liter per kapita/tahun.
"Jika ingin maju, Indonesia harus memiliki kualitas SDM yang bagus. Susu mengandung vitamin A, D, dan E, kalsium, mineral dan protein yang bagus untuk pembentukan otak dan gizi anak," kata Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan lily S Sulistyowati.
Lily menyebutkan, banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat konsumsi susu di Indonesia, diantaranya adalah masih rendahnya produk susu nasional, rendahnya daya beli dan budaya minum susu di masyarakat.
Hingga saat ini produksi susu dalam negeri masih belum mampu mencukupi seluruh permintaan konsumen di dalam negeri karena peningkatan konsumsi susu relatif lebih cepat dibanding produksinya.
Menteri Pertanian H. Suswono, mengungkapkan kondisi persusuan nasional memang masih belum menggembirakan. Pada tahun 2009 misalnya, tercatat produksi susu dalam negeri hanya mampu memenuhi 25,11 persen dari total kebutuhan nasional. "Sekitar 68% lebih bahan baku kita masih impor dari luar negeri," imbuhnya.
Penyebab rendahnya produksi susu, sebut Suswono, juga dikarenakan oleh tingkat pendidikan peternak yang rendah, harga pakan yang tinggi, keterbatasan teknologi, rendahnya kases bibit sapi, dan keterbatasan modal peternak.
Suswono mengungkapkan, para peternak memotong 200 ribu sapi betina produktif setiap tahun karena kesulitan mendapatkan modal. Padahal kata dia, hanya sapi betina yang dapat menghasilkan produk susu. Pada wartawan, dia mengatakan, peternak lebih memilih memotong sapi betina dibanding sapi jantan, lantaran lebih mudah dijual. Seperti di Kupang, sebut Suswono, selisih harga sapi jantan dan betina bisa mencapai Rp1 juta.
"Karena butuh uang, mereka memilih memotong sapi betina sesuai keinginan tengkulak," paparnya.
Guna mengatasi masalah ini, pada 2010 melalui APBNP, pemerintah sebut Suswono telah menyediakan anggaran sebesar Rp30 miliar. Pada 2011, anggaran yang disediakan dari APBN akan bertambah jadi Rp700 miliar. Bila sapi-sapi produktif itu bisa disela-matkan, akan tersedia sekitar 2 juta ekor sapi tambahan hingga 2014 dan memudahkan pencapaian target swasembada daging sapi.
Agar volume produksi susu peternak lokal lebih besar dan harga jual susu segar murni yang lebih sehat dibanding susu bubuk lebih murah, Suswono menghimbau agar tiap daerah melibatkan peternak dalam program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS). "Belum semua daerah menganggarkand ana untuk menjalankan program ini," sebutnya.
Hari Susu Sekolah Se-dunia diperingati setiap tahun tepat pada Rabu terakhir di bulan September. Hari Susu Sekolah Sedunia dicetuskan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (UN Food and Agriculture Organization) dengan tujuan meningkatkan konsumsi susu dan asupan gizi yang baik bagi anak-anak serta mengembangkan industri susu di seluruh dunia.
Kegiatan bertujuan memberikan edukasi mengenai manfaat dan pentingnya minum susu serta meningkatkan pemahaman Indonesia terutama anak-anak sekolah untuk minum susu segar setiap hari. Karena, susu sugar merupakan salah satu unsur penting dalam asupan gizi seimbang bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak. Pada tahun ini, perayaannya dihadiri pihak Kementerian Kesehatan, Pertanian, produsen susu cair, serta 600 anak Sekolah Dasar di Jakarta untuk bermain dan belajar bersama. (Tlc/OL-3)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/
Sabtu, 11 September 2010
Konsumsi Asam Folat sejak Dini Cegah Bayi Lahir Cacat
Kecukupan asam folat pada minggu-minggu pertama hingga keempat kehamilan, nyatanya memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan janin. Pasalnya, kekurangan asam folat pada masa tersebut dapat mendatangkan dampak buruk pada buah hati Anda.
Folat sendiri berasal dari bahasa latin “folium” yang berarti daun. Asam folat digolongkan sebagai vitamin B oleh organisasi kesehatan dunia WHO dimana fungsi utamanya untuk memproduksi DNA dan RNA, cikal bakal sel tubuh. Wanita yang mempersiapkan kehamilan perlu mengonsumsi asam folat minimal 3-4 bulan sebelum kehamilan terjadi. Kekurangan asam folat justru akan memperbesar risiko bayi lahir dengan cacat tabung saraf atau Neural Tube Defects.
Mengapa asam folat penting dikonsumsi sejak persiapan kehamilan?
Sebanyak 2 dari 3 wanita usia subur kekurangan asam folat. Sebagian besar wanita baru tahu kehamilan mereka setelah janin berusia 4 minggu pertama. Pembentukan utama tabung saraf otak janin terjadi pada 4 minggu pertama kehamilan dimana asam folat penting untuk pembentukannya.
Wajib untuk Anda ketahui, kebutuhan harian asam folat, orang dewasa adalah 400 mikrogram per hari, sedangkan ibu hamil adalah 800 mikrogram per hari. Seperti layaknya “menabung”, asam folat yang masuk ke dalam tubuh pun langsung diserap dan disimpan untuk digunakan apabila terjadi pembuahan.
Menurut Dr Hermanto TJ SpOG (K), ahli kebidanan dan penyakit kandungan konsultan kedokteran, wanita yang mempersiapkan kehamilan perlu mengonsumsi asam folat minimal 3 bulan sebelum kehamilan terjadi, karena kecukupan asupan asam folat dapat memperkecil risiko terjadinya NTD sampai dengan 70 persen.
NTD atau Neural Tube Defect atau lebih dikenal dengan cacat tabung saraf merupakan keadaan dimana tabung saraf janin tidak terbentuk secara sempurna di 4 minggu awal kehamilan. Selain bisa menyebabkan keguguran, bentuk-bentuk NTD yang cukup sering dijumpai, di antaranya anencephaly (bayi lahir tanpa batok kepala), bibir sumbing, bayi lahir dengan berat badan dibawah normal, cacat mental dan lainnya. Tak ingin hal ini terjadi pada Anda? Ayo perbanyak konsumsi folat sejak dini! (berbagai sumber).
(tty)
Kamis, 15 April 2010
ASI UNTUK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting. Kekurangan gizi , terutama pada anak-anak akan menghambat proses pembangunan .
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Lingkungan disini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi indifidu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.Gizi anak merupakan faktor biologis dalam faktor lingkungan,memegang peranan penting dalam tumbuh kembang.
Menurut SKRT 1992 kematian bayi dan anak balita pada tahun 1992 adalah sekitar 30 % dari seluruh kematian. Dari 30 % kematian ini, 10% atau 1/3 nya terjadi pada neonatus, 7,5 % terjadi pada bayi usia 7 hari. Data tersebut memberikan gambaran bahwasannya golongan bayi dan anak anak benar –benar rentan terhadap penyakit dan gizi kurang yang seringkali menyebabkan kematian.
Asi dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas anak karena disamping nilai gizinya tinggi juga menganndung zat imunologis yang melindungi anak dari berbagai macam infeksi.
Menurut Departemen Kesehatan RI 1995, pemberian ASI merupakan cara pemberian makanan bayi yang paling baik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada saat awal.Tetapi pemberiab asi yang benar antara lain pemberian asi ekslusif hanya ditemui pada 47 % populasi dan menyusui dini pada jam pertama ditemui hanya pada 8 % populasi saja. Fenomena inilah yang pada akhirnya mendorong pemerintah untuk menggalakkan program asi ekslusif.
Dengan melihat hal diatas, maka peneliti ingin melihat perbandingan tumbuh kembang anak usia 1-4 bulan yang mendapat asi ekslusif dan yang mendapat asi non ekslusif.
Batasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan yang kami teliti kami batasi, pada tumbuh kembang anak usia 1-4 bulan yang mendapat asi eksklusif dan yang tidak mendapat asi eksklusif, kemudian kami bandingkan tumbuh kembangnya.Penilaian pertumbuhan pada penelitian ini adalah secara antropometri sedangkan penilaian perkembangan pada anak usia 1-4 bulan menggunakan Denver Development Screening Test.
Berdasarkan batasan tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk untuk membandingkan tumbuh kembang bayi yang mendapat asi eksklusif dan bayi yang mendapat asi non eksklusif.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1 Pengertian tumbuh kembang
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.(5)
Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan adalah setiap perubahan atau bertambahnya jumlah dan ukuran tubuh baik fisik (anatomi) maupun struktur. Peertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitas yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel tubuh.Anak tidak hanya menjadi besar secara fisik tetapi ukuran dan stuktur pertumbuhan otaknya juga bertambah.Akibat adanya pertumbuhan otak anak mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berfikir.(5) Pertumbuhan anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama masukan zat gizi dari pada faktor genetik. Pertumbuhan dapat diukut dengan ukuran tinggi atau panjang dan ukuran berat.(6)
Perkembangan (development)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang meliputi beberapa dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan mental,motorik, bahasa, sosial, emosi dan pekembangan moral.(5) Dalam proses perkembangan terdapat proses deferensiasi dari sel tubuh, jaringan, organ, sistim organ sehingga masing-masing dapat berfungsi dengan baik. Hail ini dapat dicontohkan dengan kemampuan bermain, berbahasa, termasuk juga perkembangan emosi dan tingkah laku sebagai suatu hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.(6)
Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring dan saling terkait, berkesinambungan dengan ritme laju tumbuh kembang yang tak selalu tetap. Pada saat dalam kandungan proses tumbuh kembang berlangsung pesat sekali demikian pula pada tahun-tahun pertama kehidupan setelah kelahiran, kemudian menurun dan meningkat kembali pada usia 12- 14 tahun menuju tahap dewasa.(4)
2. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Faktor post natal yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah faktor bio-fisiko-psiko-sosial. Contoh ari komponen biologis adalah kesehatan tubuh/organ,keadaan gizi, kekebalan penyakit. Yang termasuk komponen fisik misalnya perumahan, kebersihan lingkungan, fasilitas kesehatan dan pendidikan. Komponen psiko-sosial misalnya kesehatan jiwa,stimulasi mental,pengaruh keluarga dan sekolah, nilai budaya dll.(4)
Wirsiki menyatakan bahwa proses tumbuh kembang dipemgaruhi oleh 2 faktor.
1.Mikro kosmos (keadaan anak itu sendiri )
Termasuk disini adalah sifat dasar konstitusi anak sejak lahir dan keadaan biologis anak .
2. Makro kosmos (keadaan lingkungan anak)
Termasuk disini adalah sikap orang tua, teman bermain dan guru serta masyarakat.
3 Kesehatan Anak
Kesehatan anakmerupakan suatau hal yang penting karena akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.Golongan bayi dan anak justru merupakan golongan yang sangat rentan terhadap penyakit infeksi dan gizi kurang.(3)
Pemberian imunisasi aktif pada bayi adalh penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi misalnya tbc,difteri, pertusis, tetenus, polio, campak, hepatitis b dll.
Imunisasi pasif dapat diperoleh melalui antibodi maternal dan asi yang akan menolong bayi untuk mencegah dan menghadapi infeksi selama bulan-bulan pertama kehidupan.Karena daya imunitas itu akan menurun dan kontak dengan lingkungan akan makin meningkat, kejadian penyakit infeksi akan bertambah secara cepat dan menetap pada tingkat yang tinggi selama tahun kedua dan ketiga kehidupan(.9)
Bayi yang mendapat asi eksklusif mempunyai resiko yang jauh lebih rendah terhadap penyakit diare jika dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula atau menerima makanan lain selain susu, karena bayi yang mendapat asi akan menerima zat protektif disamping proses penyediaan susu formula atau makanan tambahan tersebut sering kurang higienis.
Bayi atau anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik,berbeda dengan anak yang sering terkena infeksi, biasanya pertumbuhannya akan terganggu.(9)
4. Pola Konsumsi Bayi 0-4 Bulan
Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesatdisertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Selama periode ini bayi sepenuhnya tegantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.
Asi tanpa makanan lain dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 4 bulan dan sesudahnya hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, mineral utama bagi bayi.Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut maka mulai usia 4 sampai 24 bulan disamping asi juga diberikan makanan pendamping asi.(1)
Dahulu pemberian makanan tambahan diberikan sedini mungkin tetapi setelah ada laporen tentang bahaya yang ditimbulkannya maka dianjurkan agar makanan tambahan diberikan secara bertahap mulai usia 5 bulan.(3)
5. Asi
5.1 Komponen Asi
Asi merupakan substansi bahan yang hidupdengan kompleksitas biologi yang luas yang mampu memberikan daya perlindungan baik secara aktif melalui pengauran imunologis.Asi bukan hanya merupakan sumber nutrisi bagi bayi, tetapi juga mengandung inunoglobulin a (Ig a) yang memainkan peran penting dalam fungsi proteksi. Asi juga mengandung kadar lisozim yang tinggi yang sangat menguntungkan untuk menghancurkan bakteri didalam rongga usus.(7)
Kolustrum yaitu asi yang bewarna kekuningan yang keluar pertama kali setelah bayi lahir mengandung protein yang terdiri dari lactalbumin, lactalglobin,casein, minyak, mineral, vitamin A dan Ig a. Kandungan Ig a dalam kolustrum jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terkandung dalam asi. Kolustrum menjamin bayi baru lahir dapat beradaptasi dan berhasil melewati masa trasnsisi.
5.1.2 Manfaat Asi
Asi merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi untuk masa 0-4 bulan,
Menurut depkes RI 1994 manfaat asi adalah :
Mudah dicerna
Mengandung zat berkualitas tinggi untuk kecerdasan dan pertumbuhan
Mengandung zat kekebalan
Aman dan bersih
Suhu tepat
Menghindarkan bayi dari alergi dan diare
Asi praktis dan ekonomis, dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Disamping itu asi juga bebas dari kesalahan dalam penyediaan dan penyajian.(7)
5.1.3 Pola Menyusui
Pola menyuu\sui dalam hal ini meliputi cara pemberian,sikap dan tingkah laku ibu dalam menyusukan bayinya. Sebaiknya bayi disusui secara call feeding maksudnya setiap saat bayi menginginkannya. Yang juga penting adalah ibu harus berada dalam keadaan tenang dan bebas dari ketegangan fisik maupun mental. Cara menyusui sebaiknya pada kedua buah payudara secara bergantian
6. Pengukuran Tumbuh Kembang
6.1 Pengukuran Pertumbuhan cara Antropometri
Antropometri selama ini dikenal sebagai indikator sederhana dalam penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat. Jenis antropometri yang digunakan adalah berat badab, tinggi badab/panjang badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada dan lapisan lemak bawah kulit
Dalam penilaian untuk menentukan status gizi balita, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Indeks yang digunakan adalah indeks berat badan menurut tinggi badan.
Klasifikasi berat badan menurut tinggi badan berdasarkan who menggunakan baku indks NCHS (terlampir)(10)
6.2 Pengukuran Perkembangan Menurut DDST
DDST adalah salah satu dari metode skining terhadap kelainan perkrmbangan anak.Tes ini bukanlah merupakan tes untuk diagnosa atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skining yang baik. Tes ini dapat dilakukan dengan cepat ( sekitar 15-20 menit ) dan menunjukkan validitas yang tinggi.
Dalam DDST semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang meliputi
1.Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
2. Gerakan motor halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot –otot kecil dan memerlukan koordinasi yang cermat.
3. Bahasa
Yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
4. gerakan motor kasar
Yaitu aspek yang berhubungan dengan sikap tubuh.
Untuk menentukan perkembangan berdasarkan DDST maka hasil tes diklasifikasikan dalam
Abnormal
Bila terdapat 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan ditambah dengan 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan
Pada sektor yang sama tersebu tidak ada yang lulus
Meragukan
Bila pada 1 sektor terdapat 2 keterlambatan
Tidak dapat dites
a. Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi meragukan
Normal
a. Semua yang tak tercantum dalam kriteria tersebut diatas
Kerangka konsep Penelitian
Bayi 1-4 bl
Asi eksklusif Asi non eksklusif
Stimulasi Keadaan kesehatan
Tumbuh kembang
Pertumbuhan BB/umur
Perkembangan (DDST)
Penjelasan Kerangka konsep
Pemberian asi secara eksklusif dan noneksklusif merupakan upaya pemenuhan gizi anak yang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Pada bayi yang lahir cukup bulan dan punya berat badan lahir yang cukup seharusnya mempunyai pertumbuhanyang sesuai dengan standart pertumbuhan menurut WHO/NCHS. Untuk mengetahui apakah berat badan bayi yang mendapat asi eksklusif dan non eksklusif itu sesuai atau tidak dengan standart diatas maka perlu diketahui berat badan lahir dan berat badan saat dilakukan penelitin.
Keadaan kesehatan anak berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit biasanya pertumbuhannya akan terganggu. Kesehatan anak ini dipengaruhi oleh frequensi sakit, beat atau ringannya penyakit dan lama masa sakit yang dialami.
Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Kualitas stimulasi ini dipengaruhi oleh ibu atau pengasuh anak, lama waktu stimulasi, alat atau permainan yang digunakan dan cara stimulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Akre, j ,Pemberian Makanan untuk Bayi, Dasar-dasar Fisiologis WHO, 1990.
Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak, Jilid I , Penerbit Airlangga, 1998.
Muhilal, Krisdina, dkk, Angka kecukupan Gizi yang Dianjurkan, Aksara Widya Karya Nasional, Jakarta, 1998.
Satoto, Tumbuh Kembang Anak dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Proceeding of Seminar cum Workshop on Safe Motherhood and Child Survival Growth and Development, Surabaya, 1990.
Samsudin, Cara Penilaian Keadaan Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Anak, 1985.
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1995.
Suradi, Rusina, Manfaat Pemberian ASI Ekslusif Bagi Tumbuh Kembang Anak dalam Seminar Sehari ASI Ekslusif, Jakarta, 1994.
Tarwotjo, Ig & Soekiman, Status Gizi Anak, Majalah Gizi Indonesia vol.IX No.2, 1987.
Tumbelaka, WAFC, Peranan ASI dalam Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya, Media Hospitalia vol.54, 1998.
WHO, A Growth Chart fot International Use in Maternal and Child Health Care, Geneva, 1980.
WHO / FAO, Energy and Protein Requirement, Report of Joint WHO / FAO, WHO Technical Report Series No. 52.
Rabu, 31 Maret 2010
Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Faktor lingkungan secara garis besar di bagi menjadi :
1) Faktor lingkungan yang mempengaruhi bayi pada waktu masih dalam lingkungan (faktor prenatal), antara lain :
Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang buruk sebelum maupun pada saat hamil, lebih sering menghasilkan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.
Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phetidhine, obat-obat anti kanker dan sebagainya yang dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somamotropin, hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
Infeksi
Infeksi intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxo plasmosis, Rubella, cytomegalovirus, Herpes simplex).
Stress
Dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain.
Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilita sering menyebabkan abortus, kernikterus, atau lahir mati
Anoreksia embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir rendah.
d. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal ).
1) Lingkungan biologis antara lain :
a) Ras atau suku bangsa
Bangsa kulit putih mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi dari pada bangsa asia.
b) Jenis kelamin
Walau belum di ketahui secara pasti banyak yang mengatakan bahwa bayi laki laki sering sakit di bandingkan bayi perempuan.
c) Umur
Umur paling rawan adalah masa Batita, oleh karena pada masa itu bayi mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
d) Gizi
Makan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang bayi karena makanan bagi anak di butuhkan untuk pertumbuhan.
e) Perawatan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dan menimbang bayi secara rutin setiap bulan akan menunjang tumbuh kembang bayi.
f) Kepekaan terhadap penyakit
Dalam imunisasi, di harapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menimbulkan cacat atau kematian.
g) Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembang dan pendidikannya
h) Fungsi metabolisma
Karena perbedaan dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat dan memadai.
i) Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah :
Somatotropin atau “ growth hormon “
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama pertumbuhan kerangka
Hormon tiroid
Mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
Glukortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin tiroksin serta androgen, karena kortison mempunyai efek anabolik.
Hormon - hormon seks
Mempunyai peranan dalam reproduksi.
2) Faktor fisik antara lain
a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
Musim kemarau panjang/bencana alam lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi.
b) Sanitasi
Akibat kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit misalnya diare, hepatitis, malaria, dan sebagainya. Demikian pula polusi udara baik yang berasal dari pabrik, asap kendaraan atau asap rokok, dapat mempengaruhi terhadap tingginya angka kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )
c) Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian
Keadaan perumahan yang layak dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.
d) Radiasi
Radiasi yang tinggi dapat mengganggu tumbuh kembang anak
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan tertur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang /tidak mendapat stimulasi.
b) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan membersihkan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.
c) Ganjaran atau hukuman
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita beri ganjaran misalnya pujian, ciuman, belaian, dan sebagainya. Sedangkan menghukum dengan cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan.
d) Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya.
e) Stress
Stress pada bayi berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya bayi akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara dan sebagainya.
f) Sekolah
Dengan mendapat pendidikan yang baik, maka di harapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut.
g) Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan cinta dan kasih sayang serta perlakuan adil dari orang tuanya agar kelak menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula kepada sesamanya.
h) Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.
4). Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain
a). Pekerjaan /pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder.
b). Pendidikan ayah /ibu
Dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan bayi yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
c). Jumlah saudara.
Jumlah saudara yang banyak pada keluarga dengan sosial ekonomi yang cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Sedangkan pada keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang, akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi.
d). Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah di bandingkan laki laki, sehingga angka kematian bayi karena malnutrisi masih tinggi pada wanita.
e). Stabilitas rumah tangga
Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
f). Kepribadian ayah /ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentang pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadianya tertutup.
g). Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu
Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
h). Agama
Dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
i) Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasahannya.
j) Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain lain.
Selasa, 16 Maret 2010
PEMANTAUAN JANIN
KESEJAHTERAAN JANIN
Artinya : janin dalam keadaan hidup, sehat, tidak sakit, selamat, terbebas dari ancaman.
Janin mungkin saja berada dalam keadaan hidup sehat dan tidak sakit, TETAPI berada dalam keadaan yang mengancam atau membahayakan, misalnya : pada ibu yang mengalami penyakit / kelainan tertentu seperti pre-eklampsia.
PEMANTAUAN JANIN (Fetal Monitoring)
Mengawasi, menyelidiki, menentukan, apakah janin berada dalam keadaan sakit atau tidak, serta apakah ada keadaan yang mungkin mempengaruhinya.
Tujuan pemantauan janin
Untuk deteksi dini ada/tidaknya faktor-faktor risiko kematian perinatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, infeksi).
CARA-CARA PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN
Perkiraan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri terhadap usia kehamilan
Syarat pemeriksaan tinggi fundus : vesika urinaria dan rektum idealnya dalam keadaan kosong (jika tidak, pengaruh bisa sampai + 3 cm). Diukur dengan pasien keadaan telentang, pada keadaan uterus tidak kontraksi, dari tepi atas simfisis sampai fundus.
Untuk memperkirakan ada tidaknya gangguan pertumbuhan (apakah pertumbuhan janin termasuk kecil atau sesuai atau besar terhadap usia kehamilannya).
Contoh : ibu dengan diabetes mellitus atau obesitas, risiko janin besar.
Jika ada gangguan pertumbuhan kecil, pikirkan kemungkinan hipoksia kronis sehingga oksigenasi janin terganggu.
Jika tinggi fundus lebih daripada kalibrasi usia kehamilan, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : kehamilan multipel, tumor, hidrosefalus, bayi besar, hidramnion.
Jika tinggi fundus kurang daripada kalibrasi usia kehamilan, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : oligohidramnion, pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah dan sebagainya.
Perkiraan berat janin dengan rumus Johnson Tossec.
Auskultasi denyut jantung janin
Dengan alat Laennec atau Doppler, atau dengan CTG/cardiotokografi (electronic fetal heart monitoring).
Ideal perhitungan frekuensi jantung dilakukan 1 menit penuh.
Jika ada alat CTG, bisa direkam untuk 10 menit. Normal frekuensi denyut 120-160 kali per menit, meningkat pada saat kontraksi.
Batasan waktu untuk menilai bradikardi : frekuensi denyut jantung di bawah normal selama lebih dari 2 menit.
Batasan waktu untuk menilai akselerasi : peningkatan frekuensi denyut jantung di atas 15 denyut per menit selama kurang dari 2 menit.
Batasan waktu untuk menilai takikardi : frekuensi denyut jantung di atas normal selama lebih dari 2 menit.
Pemeriksaan normal / baik : waktu relaksasi frekuensi jantung normal, waktu kontraksi terjadi takikardia
Tanda hipoksia akut : waktu relaksasi dan kontraksi bradikardia
Tanda hipoksia kronik : waktu relaksasi normal, waktu kontraksi bradikardia
Jika ada infeksi intra partum : fetal takikardi.
Jika ada gawat janin : fetal bradikardi
Ultrasonografi (USG)
Ideal untuk pemeriksaan pada trimester pertama sampai ketiga. Jika memungkinkan, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan USG.
USG dapat menilai :
1. kantong gestasi : jumlah, ukuran, lokasi, bentuk, keadaan
2. janin : hidup / mati, jumlah, presentasi, perkiraan usia gestasi melalui biometri janin (gambar), pertumbuhan, kelainan bawaan, dan sebagainya.
Gambar : Perkiraan usia gestasi melalui pemeriksaan biometri janin.
Pada trimester pertama, parameter yang dipakai adalah jarak puncak kepala sampai bokong (CRL - crown-rump length). Pada trimester kedua dan ketiga, parameter yang dipakai di antaranya adalah diameter biparietal kepala (BPD - biparietal diameter), lingkar perut (AC - abdominal circumference - tidak ada dalam gambar) dan panjang tulang femur (FL - femur length).
3. tali pusat : jumlah pembuluh darah, sirkulasi (dengan Doppler dapat menilai FDJP/ Fungsi Dinamik Janin Plasenta - SDAU/ Sirkulasi Darah Arteri Umbilikalis - gambar)
4. membran / cairan amnion : keadaan, jumlah
5. plasenta : lokasi, jumlah, ukuran, maturasi, insersi
6. keadaan patologik : kehamilan ektopik, mola hidatidosa, tumor, inkompetensia serviks, dan sebagainya. dapat juga untuk membantu tindakan khusus : amniocentesis, fetoskopi, transfusi intrauterin, biopsi villi korialis
Pemantauan aktifitas / gerakan janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG).
Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak.
Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu).
Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”, atau hipoksia.
Pengamatan mekoneum dan cairan ketuban
Caranya dengan amniocentesis atau amnioskopi.
Pada keadaan normal otot sfingter ani janin berkontraksi, mekoneum tidak keluar, tidak bercampur dengan cairan ketuban sehingga cairan ketuban tetap jernih.
Pada hipoksia akut, terjadi hiperperistaltik otot-otot tubuh janin, tetapi terjadi juga relaksasi sfingter ani sehingga mekoneum akan keluar dan bercampur dengan cairan ketuban, menyebabkan warna kehijauan.
Pada infeksi, terjadi juga koloni kuman dalam selaput dan cairan ketuban (korioamnionitis), menyebabkan juga warna keruh atau kehijauan.
Pemeriksaan rasio lecithin/sphyngomyelin (L/S ratio) pada cairan ketuban dapat untuk menilai prediksi pematangan paru janin (pembentukan surfaktan).
Pengamatan hormon yang diproduksi oleh plasenta
Estriol dan Human Placental Lactogen (HPL) adalah hormon plasenta spesifik yang dapat diperiksa kadarnya pada darah ibu, untuk menilai fungsi plasenta.
Jika abnormal, berarti terjadi gangguan fungsi plasenta dan berakibat risiko pertumbuhan janin terhambat sampai kematian janin.
Namun pemeriksaan ini makan waktu lama, bisa terlambat bertindak kalau menunggu hasilnya.
Pemeriksaan darah dan analisis gas darah janin
Pengambilan sampel darah bisa dari tali pusat (umbilical cord blood sampling), atau dari kulit kepala janin (fetal scalp blood sampling).
Pada janin dengan hipoksia, terjadi asidosis.
Kardiotokografi (CTG)
Menggunakan dua elektrode yang dipasang pada fundus (untuk menilai aktifitas uterus) dan pada lokasi punctum maximum denyut jantung janin pada perut ibu.
Dapat menilai aktifitas jantung janin pada saat his / kontraksi maupun pada saat di luar his / kontraksi. Menilai juga hubungan antara denyut jantung dan tekanan intrauterin.
Janin normal : pada saat kontraksi : jika frekuensi denyut jantung tetap normal atau meningkat dalam batas normal, berarti cadangan oksigen janin baik (tidak ada hipoksia).
Pada janin hipoksia : tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi justru terjadi deselerasi / perlambatan, setelah kontraksi kemudian mulai menghilang (tanda insufisiensi plasenta).
Jika ada deselerasi dini : dalam batas normal, observasi. Kemungkinan akibat turunnya kepala, atau refleks vasovagal.
Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera.
Jika ada deselerasi variabel (seperti deselerasi dini tetapi ekstrim), hal ini merupakan tanda keadaan patologis misalnya akibat kompresi pada tali pusat (oligohidramnion, lilitan tali pusat, dan sebagainya). Juga indikasi untuk terminasi segera.
Batasan waktu untuk menilai deselerasi : tidak ada.
Seharusnya penilaian ideal sampai waktu 20 menit, tapi dalam praktek, kalau menunggu lebih lama pada keadaan hipoksia atau gawat janin akan makin memperburuk prognosis.
Kalau grafik denyut datar terus : keadaan janin non-reaktif.
Uji dengan bel (”klakson”…ngooook), normal frekuensi denyut jantung akan meningkat.
CTG bisa digunakan untuk menilai fungsi kompensasi jantung janin terhadap stress fisiologik, dengan cara : Non Stress Test (NST), Oxytocyn Challenge Test (OCT), dan sebagainya.
Blog Archive
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4477)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (65)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENGGUNAKAN RUMUS JOHNSON TOHSACH DENGAN MODIFIKASI RUMUS...
-
Konsep Dasar Diagnosa Keperawatan Aktual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses kepera...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates