Dokter Harus Bisa Berbahasa Lokal             
TEMPO Interaktif, Bandung -  Bahasa bisa menjadi masalah antara seorang dokter dan pasiennya. Inilah  yang menginspirasi sekelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas  Padjadjaran membuat kamus berjudul Bahasa Sunda untuk Praktik  Kedokteran.
Kamus saku ini memang ditujukan untuk mengatasi  kendala bahasa Sunda dokter muda dengan pasiennya saat ditugaskan di  wilayah Jawa Barat. "Biasanya pas magang kalau nggak tahu artinya dan  pasien nggak bisa Bahasa Indonesia, tanya atau serahkan pasien ke teman  dokter sebelah," kata penggagas buku, Ditia Gilang Shah, 30 September  2011.
Buku itu ditulis 9 orang rekan seangkatannya dari Forum  Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Unpad. Bab  pertama berisi tata bahasa Sunda, mulai dari fonologi, jenis kata,  imbuhan, tatakrama bahasa Sunda, waktu, angka, bilangan, nama-nama hari,  serta bagian-bagian tubuh dan organ dalam.
Bab kedua menampilkan  anatomi tubuh dan keluhan pasien dalam bahasa Sunda. Bab ketiga berisi  contoh percakapan anamnesa atau wawancara dokter ke pasien untuk  mendapatkan rekam medisnya dalam bahasa Sunda. Menurut Ditia, percakapan  itu berdasarkan pengalaman langsung penulisnya di ruang praktek dokter  saat magang. Mahasiswa kedokteran Unpad berasal dari berbagai daerah,  juga Malaysia.
Gagasan pembuatan buku itu berawal dari penyebaran  angket di kalangan mahasiswa asisten dokter (koas). Mereka menginginkan  pelatihan bahasa Sunda karena sebagian besar dokter muda itu mengaku  tidak bisa berbahasa Sunda. "Termasuk yang dari Jawa Barat," katanya.  Rencananya, buku yang dicetak terbatas 150 eksemplar itu hanya akan  dibagikan kepada mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran  Unpad, November mendatang, yang akan bertugas di daerah Jawa Barat.
Dia  mengakui, kamus itu belum sempurna karena belum melibatkan ahli bahasa  Sunda. Penyempurnaan buku selanjutnya diharapkan bisa memasukkan banyak  istilah kesehatan dalam bahasa Sunda untuk memperkaya dunia kedokteran.
Kepala  Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Hasan Sadikin, Primal Sudjana mengatakan,  kendala bahasa memang kerap dialami dokter. Selain kurang paham kosa  kata, juga tingkatan bahasa Sunda yang disebut undak usuk. "Pasiennya  pakai bahasa halus, dokternya bahasa kasar, jadinya dikeluhkan pasien,"  katanya. Kampus sendiri telah meminta mahasiswanya agar belajar bahasa  Sunda sejak awal kuliah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Tulis Komentarnya Gan: