• home

ASUHAN KEPERAWATAN

  • HOME
  • DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN
  • Cara Mendapatkan Password
Tampilkan postingan dengan label Life Experience. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Life Experience. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Maret 2009

Trauma?

di 05.22 Label: Life Experience
Oleh: Wastu Adi Mulyono

Selasa pagi, 06:45, Koplak Bus Purwokerto. Seperti biasa, dengan terburu turun dari taksi untuk mendapatkan tiket "Sinar Jaya" kesayangan menuju terminal Kampung Rambutan. Ada crew bus lain yang menawari servisnya, tapi tidak saya perhatikan. Acuh saya terus berjalan menujuk loket. Crew bus paruh baya tersebut terus menawari dan tiba-tiba berkata, "Ndak usah takut, Pak. Jawab saja. Disini tidak ada orang Nakal." Saya diam saja tanpa memperdulikannya. "Pak, mau kemana?" dia masih terus mengejar. Kemudian istri saya menjawab, "Jakarta Pak!, Sinar Jaya!" "Nah begitu, jawab saja, ndak usah takut dinakali, di sini ndak ada yang nakal!" katanya lagi sambil meninggalkan kami tanpa tampak kejengkelan di wajahnya. "Ah.." dalam batin saya sedikit menyesal karena tidak menanggapinya dari awal.

Sepanjang perjalanan ke Jakarta,di dalam bis, saya merenung. Mencoba instrospeksi lagi yang telah saya lakukan. Apakah yang telah menyebabkan saya acuh seperti itu? Apakah saya menderita trauma, tapi saya represi ke dalam bawah sadar saya? Pengalaman apa yang telah menyebabkan respon saya menjadi sangat angkuh (individualis) seperti itu? Seperti kata crew bus tadi, apa salahnya menjawab? apakah itu mengancam keamanan saya?

Teringat kembali berpuluh tahun yang lalu. Terminal bis ibarat sesuatu yang sangat menakutkan, penuh preman dan penipu, menurut imajinasi saya. Betapa tidak, secara tidak sadar saya telah "dicekoki" dengan informasi tersebut oleh orang tua, tetangga maupun kerabat melalui cerita-cerita mereka atau nasihat-nasihat mereka. "Jangan main di terminal, nanti kamu kena "palak" atau malah jadi tukang palak!"

Cerita tersebut sangat membekas. Sehingga secara tidak sadar telah membentuk realitas. Beragam peristiwa yang memperkuat memori tersebut juga terjadi. Seperti ketika akan berangkat ke Jakarta dari Surabaya, di depan loket terminal saya ditanya, kemudian saya jawab. Saya kemudian diajak ke loket di luar terminal, dan "kena deh!" tiket bus yang saya beli ternyata tidak sesuai dengan apa yang ditawarkan. Tapi saya masih belum punya stigma apapun.

Peristiwa berikutnya pun terjadi ketika dari terminal Pulo Gadung akan ke Cilacap. Kembali saya ditawari oleh "agen" yang menyambut saya dengan ramah di pintu masuk terminal. "Mau ke mana Pak? mari saya bawakan tas nya!" Ke Cilacap Pak, pakai
Sinar Jaya!", saya jawab dengan tanpa curiga apapun. "Oh ya... mari ke loket..." Saya pun mengekornya sampai depan loket. Saya mulai curiga ketika loket yang ditujut ternyata bukan loket bis yang saya inginkan. Saya pun berkata, "Pak, saya mau dengan Sinar Jaya!" "Oh ya Pak sama saja, loket ini juga bisa!", jawabnya. Saya pun menurut, kemudian membayar sesuai yang dikatakan petugas loket. Saya terima tiket kemudian saya baca. Benar kecurigaan saya. Tiket tidak sesuai dengan yang saya inginkan, bahkan nama bisnya pun tidak familier bagi saya. Saya pun mengembalikan tiket. Seperti yang saya duga, harus beradu mulut dulu. Akhirnya saya mengalah, saya bayar ganti rugi 10 ribu rupiah. "Brengsek!" umpat saya dalam hati.

Belum cukup, ingatan saya kembali ke Medan. Ketika tiba pertama kali di terminal Medan saya disambut supir taksi. Mengetahui saya dari Jawa, diapun berbicara dengan bahasa jawa. Lagi, percaya saja saya. Orang satu suku ndak mungkin menipu. Saya pun naik taksinya sampai Jln. Rajawali Sei Sikambing. Taksi pun menyalakan argonya. Dengan tenang saya menuju tujuan. Sampai tujuan, angka 46 ribu lebih sedikit tertera di argo. Uang 50 ribuan saya berikan, dengan tenang saya berkata, "Kembaliannya buat Bapak saja!". Lalu saya istirahat. Beberapa hari kemudian saya ada urusan yang akhirnya menggunakan taksi lagi dari terminal ke tempat saya. Melalui rute yang sama, dengan taksi yang berbeda. Sama saja menggunakan argo. Sampai tujuan saya melihat argo, eh cuma 20 ribu. Kena lagi deehhhhh!

Peristiwa yang saya alami berulang sampai beberapa bulan terakhir. Meskipun tidak begitu saya pikirkan lagi. Ketika ke semarang dari terminal Kampung Rambutan, saya tanya ke petugas terminal, "Pak, kalau bis yang ke semarang di mana?". Petugas terminal malah menjawab tidak tahun dan mengarahkan saya ke calo. Saya pun terbujuk, pasrah, masuk loket dan ditunjukkan harga tiket yang telah dilaminating. Tanpa curiga apapun saya menawar, harga bisa berkurang 10 ribu. Saya naik bis, lumayan, ber ac, kursi RS masih bagus. Saya menikmati perjalanan, sampai tiba-tiba di dekat tol kami dioper ke bus lain dengan tampilan yang bisa dibilang mengecewakan. "Kena deeh... " Lebih bodoh dari keledai kali ya, selalu terjatuh ke lubang yang sama. Belum lagi di dalam bis kami dengan cerita orang lain yang duduk di kursi belakang saya, bahwa dia di ancam ketika berada dalam loket dan ingin membatalkan transaksi karena harga terlalu mahal.

Ya.. ternyata saya yang merasa sehat jiwa saja mengalami trauma juga. Sampai sampai saya tidak mempercayai lagi informasi dari petugas resmi atau petunjuk arah di terminal. Saya jadi malas menjawab orang yang menawarkan jasa untuk membawakan tas atau crew bus yang menyambut dengan ramah sekali. Saya telah menggeneralisasikan ketidakpercayaan tersebut di semua terminal termasuk di "koplak" bus purwokerto kemarin. Apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi trauma ini? Sampai sekarang pun saya masih ragu-ragu dengan orang yang menawarkan "jasa baik". Percaloan sangat marak di negeri ini, bahkan di instansi pemerintah atau rumah sakit milik pemerintah pun sangat banyak calo tipu-tipu ini.

Informasi negatif telah memporak-porandakan kepercayaan saya pada masyarakat terminal. Diperkuat oleh pengalaman pribadi atau menyaksikan peristiwa yang mengenai orang lain membuat saya jadi acuh. Tidak perduli lingkungan. Nggak Darling (sadar lingkungan)Tidak mengherankan jika saya mengabaikan setiap orang yang ada di terminal. Terlalu banyak tipuan yang saya alami.

Kesadaran ini bukanlah suatu penyelesaian. Hanya sebatas kesadaran terhadap apa yang menyebabkan saya berperilaku menyebalkan bagi orang lain seperti crew bus di terminal purwokerto tadi. Entah sampai kapan saya menderita trauma ini. Sampai kapan label saya terhadap keburukan terminal berakhir. Sampai 2012 barangkali. Lho kok. Ya karena katanya nih, 2012 sudah kiamat. Sudah berakhir semua bukan?
Read More

Sabtu, 20 Desember 2008

Small Action

di 21.09 Label: Life Experience , praktik keperawatan profesional , Sains Keperawatan
Oleh: Wastu Adi Mulyono
Jumat, 19 Desember 2008. Hari ini adalah hari terakhir tugas sebagai sipen mata kuliah sains keperawatan. Ada satu proyek besar yang harus dilaksanakan hari ini, seminar besar. Seminar yang akan menunjukkan keberhasilan kami dalam belajar sains keperawatan.


Sebulan lebih persiapan, dan saya sebagai ketua panitia, sama sekali kehilangan kesempatan terlibat di minggu-minggu terakhir. Sangat menegangkan bagi saya pribadi. Beragam mistake terjadi dan tidak mungkin dapat dihapuskan lagi. Undangan salah, tema gak nyambung, konflik, wah bikin dag dig dug.

Syukurlah, tiba waktu pelaksanaan, semua berjalan lancar. Peserta yang mulanya sedikit, terus-menerus mengisi ruang OJO RADIAT, yang megah tersebut. Acara pun dimulai tepat waktu. Semua berjalan lancar. Bahkan luar biasa.

Presentasi teori-teori middle range dari mahasiswa sangat meyakinkan dan penuh percaya diri. Demikian juga kreativitas dan totalitas permainan peran dalam live role play dan pemutaran clip video. Sangat memuaskan peserta. Bagaimana tidak, seminar gratis dengan kualitas materi yang sangat baik, jarang didapatkan. Apalagi topiknya benar-benar fresh dan unik. Baca juga link sains keperawatan di sini

Serasa balon udara yang kempis, mungkin itu gambaran isi kepala saya. Ucapan selamat dari pembimbing terhadap kerja keras kami seolah melumerkan emosi dan ketegangan yang ada selama proses. Sungguh saya secara pribadi sangat terkesan. Kerja keras panitia, dukungan dana dan mental dari teman sangat membantu suksesnya kegiatan ini. Belum lagi support dari pembimbing dan dekan, seolah tertutup semua keteledoran kami. Seolah beliau tidak melihat banyaknya mistaken yang tercipta selam proses. Sungguh pembelajaran hidup bagi saya pribadi.

Seminar sains keperawatan ini memang sebuah action kecil yang berjalan dengan manis. Terimakasih teman-teman, panitia, pembimbing, dekan dan semua jajarannya. Kami akan berusaha lebih sempurna lagi jika bekerja yang menyangkut nama besar fakultas. Kami tidak ingin memalukan lagi. Kami bangga jadi bagian dari semangat UI. Seolah ada lantunan syair lagu terdengar "Selamat datang...pahlawan muda... " Friend you are my hero! Welcome my hero! welcome to my heart. Baca komentar pembaca terhadap posting Praktik Keperawatan Professional di sini . Juga perlu baca komentar tentang program spesialis keperawatan di sini
Read More

Jumat, 05 Desember 2008

Let The Train Hit The Children

di 08.16 Label: Life Experience
Oleh: Wastu Adi Mulyono

Kemarin setelah sebuah diskusi yang ramai dengan perdebatan, dosen kami memberikan pertanyaan kepada kami sebagai berikut:
"Anda adalah seorang petugas pemindah jalur kereta api. Kereta api akan segera lewat, sementara di jalur kereta api aktif ada 5 orang anak bermain, di jalur yang lain adalah jalur kereta api tidak aktif tetapi hanya ada 1 orang yang bermain. Mau kemana kereta api akan Anda lewatkan?"

Jawaban kami bervariasi dengan alasan bervariasi pula. Ada yang menjawab sebaiknya dilewatkan ke jalur yang tidak aktif. Alasannya korban yang akan tertabrak hanya 1 orang, daripada jalur yang aktif dimana korban adalah 5 orang.

Jawaban kedua adalah kereta api dilewatkan ke jalur yang aktif, karena situasi lebih pasti dan dapat diprediksikan daripada jalur tidak aktif yang mungkin akan banyak permasalahan ketika dilewati gerbon kereta api. Korban 5 orang tidak seberapa dibandingkan kemungkinan korban lebih banyak jika terjadi kecelakaan di jalur tidak aktif.

Kedua jawaban tersebut semuanya pada dasarnya sama, yaitu memikirkan kerugian yang terjadi. Semua berfokus pada kerugian yang akan ditimbulkan baik mempertimbangkan nyawa atau material. Tidak ada dari kedua jawaban tersebut yang mempertimbangkan aturan yang ada.

Jika kita kembalikan ke peraturan atau regulasi yang ada, kesalahan ada pada kelima orang anak yang bermain di jalur aktif. Sudah tahu peraturan bahwa di jalur aktif tidak boleh bermain tetap saja bermain, dan kita bermaksud mengorbankan 1 orang anak di jalur tidak aktif yang sebenarnya bertindak benar karea dia tidak melanggar aturan yang ada.

Patut direnungkan, mengapa kami hanya berpikir tentang kerugian material secara otomatis daripada dasar peraturan yang ada. Apakah hal ini karena kita sudah mahfum bahwa setiap peraturan pada akhirnya akan dilanggar? Apakah kami sudah sedimikian materialistisnya sehingga mengorbankan orang yang bertindak benar karena yang berbuat salah itu banyak?

Pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab. Mari kita renungkan saja. Mari kita lihat fenomena dan fakta yang ada. Berita-berita di surat kabar, televisi dan media lainnya. Barangkali kami secara tidak sadar telah menjadi bagian dari semua hal yang sebenarnya juga sering kita sorot dan dilabel sebagai korupsi, nepotisme dan lain sebagainya. Alam bawah sadar kita telah terkotori dengan ide-ide buruk yang kita dapatkan dari media massa, maupun pengalaman tersebut.

Mudah sekali kita menuduh orang tidak berakhlak yang baik karena melakukan korupsi, nepotisme atau pelanggaran hukum lainnya. Tapi mari kita lihat perilaku kita sehari-hari. Kita mengurus KTP ingin lebih cepat dari yang lain, mengurus SIM dan STNK lebih cepat dari yang lain. Hal tersebut bukan sesuatu yang salah bukan? Hal itu suatu bentuk kebutuhan. Kesalahan kita adalah karena ingin cepat tersebut kita membiarkan diri kita melanggar aturan. Menyisihkan orang lain agar ditunda karena kita ingin lebih cepat. Membayar calo dan sebagainya.

Susah sekali untuk menilai diri sendiri. Ketika kepentingan itu berlaku untuk diri sendiri, kita akan dengan semangat membelanya mati-matian meskipun harus melanggar hukum. Alasannya, yang lain pun melakukan hal serupa. Lalu kapan semua ini akan berakhir. Kita inginkan semua berjalan dengan baik, tapi kita sendiri yang memupuk dan memelihara perilaku tidak baik.

Kita seringkali menerikkan kata perubahan, tetapi tidak pernah beranjak dari situasi sekarang. Selalu saja memikirkan masa lalu, bolak-balik aturan diubah dengan sangat melelahkan. Pelaksanaannya sendiri tidak pernah dikontrol sudah diubah lagi.

Jadi apapun yang kita lakukan sekarang semenarnya sama dengan kita berucap, "biarkan kereta itu terus menabrak anak-anak kita, baik anak kita bertindak benar atau salah. Let the train hit the children." Kita telah membiarkan peristiwa itu terjadi meskipun kita tahu bahwa kita dapat mencegahnya.

Mari kembali ke kamar, matikan lampu, pasang aromaterapi. Renungkanlah kembali sambil terus mohon ampun pada tuhan, karena kita semua telah melakukan kesalahan dan kebodohan terus menerus. Berdoalah supaya diberikan kekuatan untuk bertindak dengan benar. Salam.


Read More

Selasa, 11 November 2008

Completely Involved

di 16.46 Label: Life Experience
Oleh: Wastu Adi Mulyono

Live in Jakarta is an opportunity to learn humanity well. As we knew Jakarta is a metropolitan city accompanied by multy complicated problems. Since traffic jam popular for long time ago, no complete solution handled them. So do mass transportation, criminality, and flood.


People live stresful event everyday. My neighbour, I share wall with, is one of the example. No day without screaming, crying and harsh words express by this family. Living cost have burdened them and created stressful day and day, still the mother is a single mother. All have made me practicing relaxation course every day.

I understood that. I have prepared and trained well to compromise situations. I am a nurse. I practiced empathic. Nursing philosophy and values responded automatically whenever and whereever. However, discussing empathic, I feel my empathetical response should be developed. Developing emphatic mean learning directly in the real unplanned situation.

Learning about life and the values need nothing just that life itself. I found that yesterday. I felt completely alike Jakarta citizen. I traped in tight mass transportation, enjoying happiness in mall, stuck in traffic jam and finally my rent room got flooded.

Arriving home on evening, I was shocked by waters filled my room. All of my property nearly wet. Fortunately my niece saved few. Books, hard disc, wires and everything wet soaked in flood. Remember my spiritual guru, I smiled, thanked to God. This I wanted, didn't I. Learning about life and empathic should experiencing it self. And I get it today, I spoke with my self.

Hours I spent to clean my room, rewash clothes, dry book, and save anything it could be save. I really surpraise to my neighbor. Life challenges have made them thoughtful to face the situation. Hand on hand they dry floor and clean room. Briefly they finished everything, beside, I am confusing to do everything.

I feel lucky experincing this. This sudden flood, relay unplanned and unpredictable situation. Event run well to teach me something about life, to learn humanity and emphatic.

I found that people respond automatically to their actual situation well. This automatic responses are build by recurring event they faced. They handled flood more efficient then I did because of experience. Experience is a potential that should be assessed in nursing care. People always have potential. Poverty should not be blamed as scapegoat of unsuccessful nursing care. My experience is one of the fact.

There always ways out for every creature to make them live well.
Read More

Sabtu, 25 Oktober 2008

Spiritual Quotient

di 05.49 Label: Life Experience
Oleh: Wastu Adi Mulyono

Kecerdasan spiritual atau yang sering disebut-sebut orang dengan Spiritual Quotient (SQ) --meskipun saya juga tidak mengerti mengapa quotient diartikan sebagai kecerdasan, padahal arti di kamus adalah hasil bagi-- mengarahkan hidup kita menjadi lebih bijak dan bahagia. Kecerdasan spiritual tidak didapatkan serta merta, tetapi melalui suatu proses pemahaman yang berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan.

Memiliki kecerdasan spiritual ibarat suatu anugrah dalam kehidupan serba materialis ini. Perjalanan untuk memperolehnya bagaikan kuliah ribuan sks, dengan jenis P atau L (praktikkum atau lapangan). Setiap topik pun ada yang lulus ada juga yang harus ujian her (ulang). Yang jelas seluruh sks harus ditempuh, dan sks nya juga tidak dapat dipastikan jumlahnya.

Itu pemahaman juadul (jaman dulu). Jaman sekarang kecerdasan spiritual dapat dicapai secara instant. Baik cara manual maupun cara teknologi tinggi, semua menawarkan kemudahan untuk mencapai kecerdasan spiritual. Cara teknologi tinggi dapat dilakukan dengan mendengarkan musik-musik generator gelombang alfa otak. Cara ini di Indonesia dikembangkan oleh Erbe Sentanu. Kunjungi saja situsnya http://katahatiinstitute.com, atau http://digitalprayers.com. Kalau ingin lebih serius ikuti saja pelatihannya, luar biasa.

Cara manual untuk memperoleh kecerdasan spiritual adalah dengan cara mengikuti ajaran-ajaran agama. Ritus tertentu dalam setiap aliran agama selalu berimbas pada terbitnya kecerdasan spiritual. Meditasi, sembahyang, salat, yoga, dzikir semuanya membantu seseorang terarah ke pencapaian kecerdasan spiritual.

Kemudahan cara manual ternyata terletak pada mind-set. Selama ini kita sering mengatakan rileks itu sulit, atau kalau orang bergama islam mengatakan shalat khusu' itu susah. Padahal jika kita dapat mengubah mind set bahwa khusu' itu mudah, semua juga mudah. Persepsi tentang sulitnya shalat khusu' ini berakibat, ritual keagamaan menjadi semacam ritual tanpa makna apapun. Kalau kata ustadz, sekedar menggugurkan kewajiban.

Untuk yang beragama Islam silakan download petunjuk shalat khusu' yang mudah di link ini . Garansi 100 %, jika dibaca dan dipraktikkan pasti bisa. Kalau sudah bisa tinggal tunggu kuliah berikutnya di perjalanan spiritual yang lain.

Para manajer atau calon manajer seharusnya memiliki kecerdasan spiritual ini. Pengambilan keputusan penting pasti menimbulkan beban tersendiri, apalagi jika merugikan orang lain. Padahal pengambilan keputusan itu wajib. Jika tidak ada pengambilan keputusan, bisnis tidak berjalan. Apapun hasil keputusan yang kita buat jangan sampai merugikan orang lain dan paling tidak jangan sampai membuat kita tidak dapat tidur berhari-hari karenanya.

Selamat mencoba. Kelas kecerdasan spiritual sudah dibuka. Tinggal kita mau registrasi atau tidak, itu urusan kita sendiri. Jika ingin ikut kuliah ya silakan registrasi dan isi kartu rencana studinya ya.
Read More

Minggu, 14 September 2008

Rasa takut itu...

di 20.51 Label: Life Experience
Akulah sang pemberani. Tiada tempat takut dalam hatiku. Jantungku telah membatu, bahkan peluru pun hanya sanggup membelaiku, memberi nikmat tak terperi. Menjadikan dunia indah tak terlupakan.

Ini hanya puisi kosong. Tidak ada makna apa-apa. Hanya goresan tangan tanpa arti.

Hari ini saya baru bisa buka blog lagi. Membaca komentar-komentar, mengunjungi ke blog-blog lain. Sampai ke Limpo50 weblog, saya tertarik dengan cerita kemandirian. Entah karena apa saya tiba-tiba merasakan takut. Sebuah perasaat takut yang tidak jelas apa maknanya bagi saya. Ya... rasa takut itu kembali lagi.

Rasa takut ini pernah timbul bertahun-tahun lalu. Terlupakan... dan kini kembali lagi. Seperti kata guru, "Nikmatilah rasa takutmu, siapa tahu hanya sekali ini kamu dapatkan nikmat itu. Syukuri saja..."
Read More

Senin, 01 September 2008

Menjajal Nyali

di 09.34 Label: Learning , Life Experience
Oleh: Wastu Adi Mulyono

Tidak semua orang menyukai tantangan. Para guru pun sudah sering menjelaskan bahwa kaum inovator itu hanya 1,25 % saja dari populasi. Sisanya hanya para pengikut. Kata iklan rokok "...other can only follow..."

Nyali yang besar sangat dibutuhkan oleh inovator. Semprotan adrenalin bagaikan morfin yang terus dibutuhkan seolah ketagihan. Ya memang seperti itulah seharusnya kalau kita memilih menjadi seorang inovator.

Lho apa iya inovator merupakan pilihan hidup? Menurut saya sendiri, jelas jawabannya adalah "YA" (Lha yang menulis kok). Semua orang ditakdirkan untuk menjadi dirinya sendiri. Sama halnya dengan program komputer, jika ya terus, jika tidak balik lagi. Atau sering disebut bilangan basis dua 010101 dst. Kita bisa memilih untuk diam saja seperti katak dalam tempurung atau terbang tinggi jauh seperti burung-burung bangau yang berpindah-pindah sarang setiap pergantian musim.

Berubah adalah kata kunci tulisan ini. Berubah membutuhkan nyali. Perubahan membutuhkan inovator. Lalu siapa inovator untuk perubahan diri sendiri? Ya kita sendiri.

Dua bulan belakangan ini saya melakukan beberapa uji nyali. Mulai dari mendaftar kuliah lagi ke UI meskipun belum terpikirkan darimana biayanya. Menjajal nyali membuang uang jutaan rupiah untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan. Menjajal nyali membeli rumah di atas perhitungan kemampuan. Membuka usaha di bidang yang sama sekali tidak dikuasai. Sampai dengan menjajal nyali untuk menjadi mahasiswa lagi. Maksud saya melepas atribut kepegawaian dan kesenioran untuk mengalami lagi masa kuliah dan menjalani aturan-aturan baru.

Wah kalau cuma menjalani aturan sekolah itu sih gampang! Kata orang. Tetapi setelah mengalami bekerja cukup lama (10 tahun), tidak mudah untuk mengubah kebiasaan. Biasanya kita buat aturan, menjadi diatur. Biasanya membuat penugasan kemudian diberi tugas. Semacam post power syndrome lah. Tidak semua orang kuat. Termasuk saya.

Menjadi mahasiswa S2 keperawatan di UI adalah semacam uji nyali bagi saya. Ternyata saya tidak sendiri. Semua ternyata mengalaminya. Hal itu terbukti dari saran-saran dan komentar para senior yang memberikan penjelasan pada waktu orientasi. Semua menyarankan saling menghargai, kerjasama kelompok dan lainnya. Berulang-ulang diucapkan. Artinya hal itu sangat penting.

Belajar sebagai orang dewasa itu mudah. Tetapi belajar kelompok sesama orang dewasa, itu sangat menantang. Setiap orang punya pengalaman dan cara berpikir sendiri menurut pengalamannya. Semua telah membuktikan bahwa prinsip yang selama ini dipegang adalah benar. Buktinya mereka berhasil.

Contoh paling konkrit ketika orang dewasa berdiskusi dapat dilihat pada siarang televisi tentang berita di legislatif. Baik tingkat daerah maupun tingkat negara. Sangat menantangnya diskusi orang dewasa ini sampai-sampai harus adu jotos. Nah lho!

Uji nyali untuk bersikap bijak tidak menggurui dan saling menghormati. Bayangkan saja di kelas ada yang sudah lulus S1 20 tahun lalu dan ada juga yang fresh graduate. Semua berkumpul untuk berdiskusi. Silakan dibayangkan sendiri. Atau silakan pikirkan sendiri jika Anda sebagai Si Senior atau sebagai Si Junior. Pasti ada sedikit senyum di sudut bibir Anda!

Akhirnya saya tutup tulisan ini dengan ucapan atas nama Allah yang maha pemurah dan maha penyayang. Aku mulai untuk mencari solusi terbaik dalam tugas ini. Memerangi ketakutan dan malangkah sesuai tujuan.

Read More

Selasa, 12 Agustus 2008

Jakarta...Jakarta...

di 04.20 Label: Learning , Life Experience




Oleh: Wastu Adi Mulyono

"Jakarta!!! Jakarta!!!" Kata-kata tersebut selalu kami ucapkan dulu sewaktu kuliah di Malang. Setiap pukul 21 ke atas, pasti akan ada yang teriak jakarta jakarta. Maksud dari teriakan tersebut adalah untuk memberi kode pada penghuni kamar lain bahwa ada penghuni kamar yang akan ke Jln Jakarta untuk supper setelah dinner dari asrama tidak dapat memenuhi kebutuhan para cacing dalam perut. Kata sandi tersebut secara otomatis akan memberikan dorongan penghuni kamar yang dilewati untuk keluar jika ingin barengan atau sekedar titip beli gorengan.

Pagi ini saya upload blog ini karena, saya juga akan pergi ke Jakarta. Menjalankan tugas negara. Kuliah lagi di S2 Keperawatan UI. Peminatan Manajemen Keperawatan, jelas akan diambil. Terlintas lagi bayangan dulu tahun 1998, wah seru ke Senayan, berjuang untuk reformasi yang sudah mencapai kondisi seperti sekarang ini. Alangkah tegangnya saya ketika dikumpulkan di ruang kuliah, kemudian di ceramahi oleh Dekan menjelang keberangkatan ke Senayan. Ah itu dulu.

Sekarang pasti kondisi berubah. Meskipun US dollar masi 9000-an tetapi tidak pernah mencapai 18 ribu. Jadi meskipun tidak ada uang saku, keep optimistic. Beasiswa pasti di tangan. Gunakan saja ilmu ikhlas. Semua pasti mudah. Bahkan jika diijinkan, cukup ditempuh 18 buln saja dengan IPK 4,00 Nah Lho!

Kembali ke Jakarta seperti mengenang masa lalu. Tetapi tidak akan seperti dulu lagi. I am a different person, Man! All have changed. Dulu lajang sekarang bukan. Dulu halak Medan sekarang wong Purwokerto, kaya kuwe. Maning lagi... maning lagi..., Ngerti ora, Son. (Halo Pak Sono, remember this?)

Sengaja saya ambil kekhususan Manajemen keperawatan, karena disamping saya dapat sk nya manajemen juga karena program ini sudah tua. Yang tua biasanya tantangannya lebih berat. (maksudnya??). Mempertahankan lebih sulit dari membuat hubungan. Tuh artis-artis contohnya. Nah hal ini yang sangat menantang.

Sambil menyelam minum air. Sambil kuliah manajemen, kita coba buktikan apa benar kerajaan keperawatan dapat mensejahterakan rakyatnya. Gudang ilmu akan kita bongkar, mencari kitab-kitab sakti yang dapat mensejahterakan rakyat. Jika perlu kita terjemahkan dalam bahasa jalanan (meminjam istilah Bob Sadino). Tradisi mulai dari Jakarta ini nanti kita cari kelemahannya. Dengan kata lain, apakah tidak bisa kemajuan keperawatan dimulai dari timur (papua, maluku dll). Lha matahari saja terbit dari timur, kok kita mulai dari barat ke timur. Ya menentang matahari, jadinya silou man!!. Karena Silau jalan lebar di depan tidak kelihatan, ada trotoar pun ditabrak deh.

Nah cobalah kita melawan arus, menentang tradisi barat ke timur. Membalik keadaan menjadi dari Timur Ke Barat. Sambil menyanyi, "...dari Timur sampai ke Barat, berjajar pulau-pulau....Sambung menyambung menjadi satu... Itulah Indonesia... Indonesia tanah airku, aku berjanji padamu. Menjunjung tanah airku... Tanah airku Indonesia!!!!" kalau perlu kita teriakkan "Ners, Ners, Ners.. Hugh!!!" Wah kok enggak enak intonasinya, apa perlu ganti yell jadi "Mantri kesehatan Yeach!!" All up to you.

Cihui... Jakarta... Jakarta...
Read More

Selasa, 01 Juli 2008

Mencari Jalan Spiritual

di 13.42 Label: Life Experience
Oleh: Wastu Adi Mulyono

Seorang mentor pernah bertanya pada kami, "Pernah dengar lomba baca Qur'an?" Kami pun serempak menjawab, "Pernah!!!!!"
Kemudian Beliau bertanya lagi, "Pernah dengar lomba melaksanakan Qur'an?" Kami pun kebingungan menjawabnya. Pernah-enggak-pernah-enggak-pernah... Akhirnya kami cuma diam. "He... hee, ketahuan Nih," Membaca memang sering, tapi kalau melaksanakan? dilombakan?

Pertanyaan mentor tersebut telah menggelitik hati kecil saya. Wah, selama ini yang mengaku pemimpin, manajer, ketua dan lain sebagainya itu apa juga sudah melaksanakan kitab suci masing-masing dengan benar Ya? Seandainya.....

Ah, untukt apa memikirkan perbuatan orang lain. Lebih baik introspeksi diri. Kalau dipikir-pikir selama ini saya terlalu sombong. Mengaku-aku perawat manajer, tapi tidak dapat mengatur anak buah dengan baik.

Perjalanan waktu membawa saya, pada buku Quantum Ikhlas, karya Erbe Sentanu. Menarik juga buku ini, apalagi ada embel-embel ikhlas. Buku itu juga melampirkan kesaksian-kesaksian orang yang sukses menerapkan ikhlas. Wah Andai saya dapat memimpin dengan ikhlas, pasti anak buah akan bekerja dengan ikhlas juga. Saya pun bertekad mengikuti salah satu pelatihan. Level paling awal adalah Mind Fokus.

Selama 1 hari mulai pukul delapan sampai pukul enam malam, kami pun menjalani sesi-sesi dengan tertib. Tidak seperti pelatihan motivasi yang sering saya ikuti, kali ini sesinya berjalan lancar, tenang. Latihan-latihan pun berjalan dengan lancar.

Hal yang paling menarik buat saya sebenarnya cuma cara berdoa yang mudah terkabul. Nah!
Kalau semua doa saya terkabul, pasti hebat. Perawat Indonesia yang maju, sejahtera...Duh Gusti... Alangkah senangnya.

Meskipun demikian, seperti pelatihan-pelatihan yang saya ikuti sebelumnya, tidak mudah bagi saya untuk menerima apa adanya. Logika yang kuat sebagai akibat pelatihan ketrampilan hidup yang didominasi otak kiri sepanjang hayat, banyak menghambat proses internalisasi. Tapi untuk kali ini, saya betul-betul mengikhlaskan diri untuk dapat menerima teori-terori kuantum dalam aplikasinya dengan doa. Terima saja, Lah. Tidak ada ruginya buat saya.

Menjelang sesi akhir, menit akhir, pelatihan... barulah saya merasakan apa itu gelombang alfa, teta. Sayang sekali, tidak dari dulu saya kenal gelombang ini. Kalau saja sudah sejak dulu ada metode dan teknologi seperti ini pasti saya sudah jadi yang lebih baik.

Baiklah Ners, saya merekomendasikan Anda mengikuti pelatihan ini. Jika semua perawat berdoa dengan metode ini, saya berkeyakinan, impian kita terwujud dalam waktu dekat ini. Selamat mencoba mencari jalan spiritual ini. Masih belum percaya? Coba saja, tidak ada ruginya.
Read More
Postingan Lama Beranda
Lihat versi seluler
Langganan: Postingan ( Atom )
 photo banner300x250-biru.gif

Blog Archive

  • 2016 (1)
    • 09/18 - 09/25 (1)
      • PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0...
  • 2015 (10)
    • 10/11 - 10/18 (1)
    • 09/13 - 09/20 (1)
    • 09/06 - 09/13 (1)
    • 07/05 - 07/12 (1)
    • 05/17 - 05/24 (6)
  • 2014 (1)
    • 04/13 - 04/20 (1)
  • 2012 (770)
    • 02/19 - 02/26 (5)
    • 02/12 - 02/19 (10)
    • 02/05 - 02/12 (4)
    • 01/29 - 02/05 (27)
    • 01/22 - 01/29 (88)
    • 01/15 - 01/22 (101)
    • 01/08 - 01/15 (169)
    • 01/01 - 01/08 (366)
  • 2011 (4477)
    • 12/25 - 01/01 (336)
    • 12/18 - 12/25 (62)
    • 12/11 - 12/18 (70)
    • 12/04 - 12/11 (77)
    • 11/27 - 12/04 (40)
    • 11/20 - 11/27 (67)
    • 11/13 - 11/20 (198)
    • 11/06 - 11/13 (187)
    • 10/30 - 11/06 (340)
    • 10/23 - 10/30 (32)
    • 10/16 - 10/23 (109)
    • 10/09 - 10/16 (80)
    • 08/14 - 08/21 (75)
    • 08/07 - 08/14 (81)
    • 07/31 - 08/07 (82)
    • 07/24 - 07/31 (65)
    • 07/17 - 07/24 (91)
    • 07/10 - 07/17 (47)
    • 07/03 - 07/10 (44)
    • 06/26 - 07/03 (53)
    • 06/19 - 06/26 (59)
    • 06/12 - 06/19 (47)
    • 06/05 - 06/12 (65)
    • 05/29 - 06/05 (63)
    • 05/22 - 05/29 (77)
    • 05/15 - 05/22 (115)
    • 05/08 - 05/15 (65)
    • 05/01 - 05/08 (104)
    • 04/24 - 05/01 (45)
    • 04/17 - 04/24 (70)
    • 04/10 - 04/17 (134)
    • 04/03 - 04/10 (72)
    • 03/27 - 04/03 (18)
    • 03/20 - 03/27 (47)
    • 03/13 - 03/20 (68)
    • 03/06 - 03/13 (40)
    • 02/27 - 03/06 (56)
    • 02/20 - 02/27 (77)
    • 02/13 - 02/20 (76)
    • 02/06 - 02/13 (198)
    • 01/30 - 02/06 (194)
    • 01/23 - 01/30 (132)
    • 01/16 - 01/23 (196)
    • 01/09 - 01/16 (202)
    • 01/02 - 01/09 (121)
  • 2010 (2535)
    • 12/26 - 01/02 (156)
    • 12/19 - 12/26 (65)
    • 12/12 - 12/19 (73)
    • 12/05 - 12/12 (84)
    • 11/28 - 12/05 (80)
    • 11/21 - 11/28 (68)
    • 11/14 - 11/21 (63)
    • 11/07 - 11/14 (50)
    • 10/31 - 11/07 (50)
    • 10/24 - 10/31 (36)
    • 10/17 - 10/24 (58)
    • 10/10 - 10/17 (35)
    • 10/03 - 10/10 (31)
    • 09/26 - 10/03 (21)
    • 09/19 - 09/26 (26)
    • 09/12 - 09/19 (55)
    • 09/05 - 09/12 (65)
    • 08/29 - 09/05 (33)
    • 08/22 - 08/29 (70)
    • 08/15 - 08/22 (45)
    • 08/08 - 08/15 (35)
    • 08/01 - 08/08 (37)
    • 07/25 - 08/01 (27)
    • 07/18 - 07/25 (19)
    • 07/11 - 07/18 (30)
    • 07/04 - 07/11 (56)
    • 06/27 - 07/04 (28)
    • 06/20 - 06/27 (22)
    • 06/13 - 06/20 (30)
    • 06/06 - 06/13 (21)
    • 05/30 - 06/06 (5)
    • 05/16 - 05/23 (6)
    • 05/09 - 05/16 (29)
    • 05/02 - 05/09 (59)
    • 04/25 - 05/02 (28)
    • 04/18 - 04/25 (38)
    • 04/11 - 04/18 (70)
    • 04/04 - 04/11 (59)
    • 03/28 - 04/04 (65)
    • 03/21 - 03/28 (89)
    • 03/14 - 03/21 (218)
    • 03/07 - 03/14 (95)
    • 02/28 - 03/07 (135)
    • 02/21 - 02/28 (102)
    • 01/03 - 01/10 (68)
  • 2009 (1652)
    • 12/27 - 01/03 (36)
    • 12/20 - 12/27 (22)
    • 12/13 - 12/20 (100)
    • 12/06 - 12/13 (45)
    • 11/29 - 12/06 (24)
    • 11/22 - 11/29 (22)
    • 11/15 - 11/22 (19)
    • 11/08 - 11/15 (28)
    • 11/01 - 11/08 (11)
    • 10/25 - 11/01 (17)
    • 10/18 - 10/25 (38)
    • 10/11 - 10/18 (33)
    • 10/04 - 10/11 (15)
    • 09/27 - 10/04 (21)
    • 09/20 - 09/27 (7)
    • 09/13 - 09/20 (84)
    • 09/06 - 09/13 (35)
    • 08/30 - 09/06 (48)
    • 08/23 - 08/30 (118)
    • 08/16 - 08/23 (26)
    • 08/09 - 08/16 (34)
    • 08/02 - 08/09 (35)
    • 07/26 - 08/02 (31)
    • 07/19 - 07/26 (14)
    • 07/12 - 07/19 (16)
    • 07/05 - 07/12 (28)
    • 06/28 - 07/05 (26)
    • 06/21 - 06/28 (76)
    • 06/14 - 06/21 (26)
    • 06/07 - 06/14 (21)
    • 05/31 - 06/07 (43)
    • 05/24 - 05/31 (38)
    • 05/17 - 05/24 (26)
    • 05/10 - 05/17 (52)
    • 05/03 - 05/10 (15)
    • 04/26 - 05/03 (38)
    • 04/19 - 04/26 (32)
    • 04/12 - 04/19 (22)
    • 04/05 - 04/12 (20)
    • 03/29 - 04/05 (40)
    • 03/22 - 03/29 (43)
    • 03/15 - 03/22 (18)
    • 03/08 - 03/15 (14)
    • 03/01 - 03/08 (22)
    • 02/22 - 03/01 (12)
    • 02/15 - 02/22 (9)
    • 02/08 - 02/15 (11)
    • 02/01 - 02/08 (19)
    • 01/25 - 02/01 (37)
    • 01/18 - 01/25 (21)
    • 01/11 - 01/18 (33)
    • 01/04 - 01/11 (31)
  • 2008 (700)
    • 12/28 - 01/04 (13)
    • 12/21 - 12/28 (9)
    • 12/14 - 12/21 (57)
    • 12/07 - 12/14 (5)
    • 11/30 - 12/07 (18)
    • 11/23 - 11/30 (33)
    • 11/16 - 11/23 (31)
    • 11/09 - 11/16 (23)
    • 11/02 - 11/09 (18)
    • 10/26 - 11/02 (11)
    • 10/19 - 10/26 (15)
    • 10/12 - 10/19 (13)
    • 10/05 - 10/12 (25)
    • 09/28 - 10/05 (2)
    • 09/21 - 09/28 (14)
    • 09/14 - 09/21 (19)
    • 09/07 - 09/14 (43)
    • 08/31 - 09/07 (3)
    • 08/24 - 08/31 (33)
    • 08/17 - 08/24 (65)
    • 08/10 - 08/17 (4)
    • 08/03 - 08/10 (26)
    • 07/27 - 08/03 (6)
    • 07/20 - 07/27 (19)
    • 07/13 - 07/20 (18)
    • 07/06 - 07/13 (60)
    • 06/29 - 07/06 (53)
    • 06/22 - 06/29 (49)
    • 06/15 - 06/22 (11)
    • 06/08 - 06/15 (4)

Popular Posts

  • ASKEP NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
    ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
  • Hubungan Usia Terhadap Perdarahan Post Partum Di RSUD
    KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
  • PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM
    PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
  • PATHWAY HEMATEMESIS MELENA
    Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
  • PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS
    PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
  • Ikterus
    DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
  • Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence)
    Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
  • Materi Kesehatan: Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)
     Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENGGUNAKAN RUMUS JOHNSON TOHSACH DENGAN MODIFIKASI RUMUS...
  • Diagnosa Keperawatan Aktual
    Konsep Dasar Diagnosa Keperawatan Aktual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses kepera...
  • PATHWAY COMBUSTIO
    Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...

Statistik

© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates