Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkanpengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakaninflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus ataulokal.
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Berdasarkanpengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakaninflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus ataulokal.
B. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
- Gastritis Akut
Penyebabnyaadalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yangdosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. - Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.
C. Manifestasi klinik
- Manifestasiklinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu Anorexia,mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna padaHematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
- Gastritis Kronik
Kebanyakanklien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri uluhati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidakdi jumpai kelainan.
D. Proses Penyakit
- Gastritis akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :- Karenaterjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akanmeningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akanberikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasildari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asamlambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadigangguan nutrisi cairan & elektrolit. - Iritasi mukosalambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkandapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadihemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukusgagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosalambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darahmaka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri danhypovolemik.
- Karenaterjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akanmeningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akanberikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
- Gastritis kronik
Gastritiskronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadiiritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yangtidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel danhilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan selchief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akanmenurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan sertaformasi ulser.
E. Komplikasi
- Komplikasiyang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagianatas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syockhemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadiperforasi.
- Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitugangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu danpenyempitan daerah antrum pylorus.
F. Penatalaksaan Medik
- Gastritis Akut
Pemberianobat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompaproton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yanglain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung. - Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.
A. Pengkajian
- Faktor predisposisi dan presipitasi
Faktor predisposisi adalah bahan-bahan kimia, merokok, kafein, steroid, obat analgetik, anti inflamasi, cuka atau lada.
Faktorpresipitasinya adalah kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan rokok,penggunaan obat-obatan, pola makan dan diet yang tidak teratur, sertagaya hidup seperti kurang istirahat. - Test dignostik
- Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
- Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis.
- Pemeriksaan radiology.
- Pemeriksaan laboratorium.
- Analisa gaster : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi HCL menurun pada klien dengan gastritis kronik.
- Kadar serum vitamin B12 : Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia megalostatik.
- Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit dan albumin.
- Gastroscopy.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan) mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
- Restigangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang darikebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.
- Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.
- Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.
- Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
- Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Tujuan :
Resti gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
Membranmukosa lembab, turgor kulit baik, elektrolit kembali normal, pengisiankapiler berwarna merah muda, tanda vital stabil, input dan outputseimbang.
Intervensi :
Kaji tanda dan gejaladehidrasi, observasi TTV, ukur intake dan out anjurkan klien untukminum ± 1500-2500ml, observasi kulit dan membran mukosa, kolaborasidengan dokter dalam pemberian cairan infus.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Tujuan
Gangguan nutrisi teratasi.
Kriteria Hasil :
Berat badan stabil, nilai laboratorium Albumin normal, tidak mual dan muntah BB dalam batas normal, bising usus normal.
Intervensi :
Kajiintake makanan, timbang BB secara teratur, berikan perawatan oralsecara teratur, anjurkan klien makan sedikit tapi sering, berikanmakanan dalam keadaan hangat, auskultasi bising usus, kaji makanan yangdisukai, awasi pemeriksaan laboratorium misalnya : Hb, Ht, Albumin.
Diagnosa Keperawatan 3. :
Tujuan :
Nyeri dapat berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
Nyeri hilang/terkontrol, tampak rileks dan mampu tidur/istirahat, skala nyeri menunjukkan angka 0.
Intervensi :
Kajiskala nyeri dan lokasi nyeri, observasi TTV, berikan lingkungan yangtenang dan nyaman, anjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam,lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untukmengurangi nyeri.
Diagnosa Keperawatan 4. :
Tujuan :
Keterbatasan aktifitas teratasi.
Kriteria Hasil :
K/u baik, klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.
Intervensi :
Tingkatkantirah baring atau duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman,batasi pengunjung, dorong penggunaan tekhnik relaksasi, kaji nyeritekan pada gaster, berikan obat sesuai dengan indikasi.
Diagnosa Keperawatan 5. :
Tujuan :
Kurang pengetahuan teratasi.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.
Intervensi :
Kajitingkat pengetahuan klien, beri pendidikan kesehatan (penyuluhan)tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya,beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.
D. Evaluasi
Evaluasi pada klien dengan Gastrtitis, yaitu :
- Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
- Kebutuhan nutrisi teratasi
- Gangguan rasa nyeri berkurang
- Klien dapat melakukan aktifitas
- Pengetahuan klien bertambah.