• home

ASUHAN KEPERAWATAN

  • HOME
  • DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN
  • Cara Mendapatkan Password

Sabtu, 15 November 2008

Infeksi Saluran Kemih Pada wanita, kenapa lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, penyebab, tips pencegahan serta pegnobatannya

di 21.04 Label: Kesehatan Wanita
Apa penyebab infeksi saluran kemih?. Kebanyakan infeksi pada saluran kemih/kencing atau perkemihan disebabkan oleh bakteri. Ada bagian organ dari sistem perkemihan atau traktus urinarius anda dapat menjadi terinfeksi. Bagian saluran perkemihan atau urinarius anda yang dapat terinfeksi antara lain: ginjal, ureter, kandung kemih/kencing/bladder dan uretra. Bagian yang paling sering terinfeksi yaitu pada kandung kemih dan uretra.

Bagaimana anda dapat mengetahui jika anda terkena infeksi saluran kemih?
Berikut ini adalah daftar tanda-tanda kemuingkinan dari infeksi saluran kemih. Mual-mual, nyeri punggung belakang, dan demam mungkin merupakan tanda-tanda dari infeksi pada ginjal. Segera periksakan dan hubungi dokter jika anda mempunyai tanda dan gejala tersebut.

Tanda-tanda kemungkinan infeksi saluran kemih:
  • Adanya sensasi seperti terbakar saat buang air kecil
  • Merasa seperti ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya.
  • Merasa ingin buang air kecil tapi tidak bisa keluar.
  • Air seni yang keluar hanya sedikit.
  • Air seni keruh, berbau atau berdarah.
Kenapa wanita lebih sering mengalami infeksi saluran kemih daripada pria?
Wanita cenderung lebih sering terinfeksi saluran kemih daripada pria karena bakteri dapat menjangkau kandung kemih dengan lebih mudah pada wanita ketimbang pada pria. Panjang urethra pada wanita lebih pendek dari pada urethra pada pria, sehingga bakteri yang akan menyerang mempunyai jarak yang lebih pendek dan dekat untuk berjalan kesana.

Urethra pada wanita letaknya juga berdekatan dengan rektum. Sehingga bakteri-bakteri dan microorganisme lainnya dapat dengan mudah berjalan dan menjangkau uretra dan menyebabkan infeksi.

Hubungan seksual mungkin juga menjadi salah satu sebab infeksi saluran kemih pada wanita dikarenakan bakteri dan microorganisme dapat terdorong masuk ke uretra. Pemakaian suatu alat diafragma (alat kontrasepsi pencegah kehamilan) dapat berperan penting timbulnya infeksi karena diafragma mendorong urethra secara berlawanan dan membuat uretra lebih sulit untuk mengosongkan kandung kemih dengan sempurna. Sehingga urine atau air seni yang masih terisisa didalam kandung kemih lebih mungkin menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya bakteri dan microorganisme lainnya dan menyebabkan infeksi.

Bagaimana infeksi saluran kemih dapat terobati?
Jika dokter berpikir bahwa anda terkena infeksi saluran kemih, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan sampel urine atau air seni anda untuk pemeriksaan bakteri yang terkandung pada urine. Kemudian dokter akan memberikan resep antibiotik untuk anda jika dalam pemeriksaan anda positif terdiagnosa infeksi saluran kemih. Biasanya, gejala-gejala infeksi akan menghilang dalam 1-2 hari setelah anda memulai pengobatan dengan antibiotik. Pastikan anda meminum semua obat yang diberikan dokter, bahkan jika kondisi anda sudah membaik.

Dokter mungkin juga akan menyarankan suatu obat untuk mengurangi rasa sakit pada saluran perkemihan yagn terinfeksi dan membuat anda merasa lebih baik, sementara itu antibiotik yang anda minum bekerja. Mungkin ada salah satu obat yang anda minum berdampak urine menjadi berwarna kuning terang. Jadi jangan terkejut saat anda buang air kecil.

Apa yang dapat anda lakukan jika anda sering mengalami infeksi saluran kencing?
Jika anda sering mengalami infeksi saluran kencing, anda dapat mencoba saran dan anjuran dibawah ini. Konsultasikan dengan dokter tentang apa saja perubahan-perubahan yang dapat anda lakukan dan membantu anda.

Dokter mungkin juga akan memberikan kepada anda obat-obatan dalam dosis rendah untuk beberapa bulan atau jangka lama untuk mencegah infeksi kambuh kembali.

Jika hubungan seks adalah yang menjadi sebab timbulnya infeksi saluran kemih, dokter mungkin akan merekomendasikan dan menyarankan kepada anda untuk mengkonsumsi dalam dosis tunggal dan dosis rendah antibiotik setelah berhubungan seksual untuk mencegah infeksi saluran kemih.

Berikut ini Tips-tips pencegahan infeksi saluran kemih:
  • Minumlah cukup banyak air untuk membersihkan bakteri. Meminum juz berry/cranberry bisa juga membantu mencegah infeksi saluran kemih. Akan tetapi, jika anda sedang mengkonsumsi warfarin (coumadin-koagulansia), periksakan dulu ke dokter sebelum minum juz cranberry untuk pencegahan infeksi saluran kemih. Dokter mugkin akan menyesuaikan dosis warfarin yang anda konsumsi atau diperlukan pemeriksaan darah untuk mengatur dosis yang boleh anda konsumsi.
  • Jangan menahan jika anda ingin buang air kecil. Buang air kecil jika memang anda ingin dan perlu.
  • Bersihkan daerah terkait setelah buang air besar dari depan ke belakang.
  • Buang air kecil setelah melakukan hubungan seksual untuk membantu membersihkan bakteri keluar.
  • Gunakan cukup lubrikasi (pelicin/pelumas) untuk melumasi vagina selama hubungan seks. Cobalah gunakan lubrikasi dengan sedikit pelumas seperti K-Y jelly sebelum berhubungan jika vagina tidak terlalu kering.
  • Jika anda sering mengalami infeksi saluran kemih, anda mungkin perlu menghindari pemakaian diafgrama sebagai metode kontrasepsi. Tanyakan kepada dokter tentang pilihan metode lainnya dalam kontrasepsi.
Seberapa seriuskah infeksi saluran kemih?
Infeksi saluran kemih dapat menjadi sangat menyakitkan. Tetapi, obat-obatan dapat membantu agar tidak menjadi ancaman serius bagi kesehatan anda.

Organ ginjal anda dapat juga terinfeksi, yang dapat menjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Infeksi pada ginjal biasanya memerlukan pengobatan antibiotik dalam jangka panjang dan terkadang perlu pengobatan dengan perawatan di rumah sakit.
Read More

PESERTA TOURING TASIKMALAYA-PANGANDARAN SINGGAH DI GREEN CANYON

di 19.09 Label: Kabar Pangandaran

Setelah melewati beberapa tempat wisata di Pangandaran, siang tadi (Sabtu, 15 Okt 2008), para peserta Touring Tasikmalaya - Pangandaran
singgah di tempat wisata Green Canyon Cijulang. Ratusan peserta yang semuanya mengendarai Tiger itu
tampak memadati area terminal Green Canyon. Para petugas kepolisianpun disibukan dengan mengatur lalu lintas disekitar area tersebut. Setelah beberapa jam beristirahat, mereka kembali diberangkatkan ke tempat puncak acara, yakni di Pantai Pangandaran. Rencana malam ini, puncak acara tersebut akan dimeriahkan oleh group band Gigi.




















































Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):


Read More

Keperawatan Maternitas

di 15.17 Label: ASUHAN KEPERAWATAN
keperawatan maternitas keperawatan maternitas keperawatan maternitas


ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASA
POST PARTUM / NIFAS

Pengertian
•Nifas / puerperium: periode waktu / masa dimana organ-organ reproduksi kembali ke keadaan sebelum hamil.
•Dimulai setelah kelahiran placenta, berakhir saat alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil.
•Waktu sekitar 6 minggu
•Involusi: proses perubahan organ repro.
•Masa nifas normal: involusi uterus, pengeluaran lokia, pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh termasuk keadaan psikologis normal.
Periode nifas, dibagi 3:
•Immediate puerperium
Segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah persalinan.
•Early puerperium
1 hari – 7 hari setelah melahirkan.
•Later puerperium
Waktu 1 minggu – 6 minggu setelah melahirkan.

Perubahan / adaptasi masa nifas
• Involusi uterus dan pengeluaran lochea.
• Perubahan fisik
• Lactasi
• Perubahan sistem tubuh
• Perubahan psikologis

Perubahan fisik dan fisiologis

• Uterus
• Lochea
• Serviks
• Vulva dan vagina
• Perineum
• Kembalinya ovulasi dan menstruasi
• Dinding perut dan peritonium
• Laktasi
• Sistem gastrointestinal
• Traktus urinarius
• Sistem kardiovaskuler
• Tanda vital
• Darah
• Berat badan
• Menggigil
• Post partum
• Diaphoresis
• Afterpains
Involusi disebabkan oleh:
• Iskemia : Kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus-menerus → kompresi pembuluh darah dan anemia setempat.
• Otolisis : Sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri.
• Atrofi : Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen jumlah besar → atrofi karena penghentian estrogen.
Bekas luka plasenta → sembuh dalam 6 minggu
Perlambatan – disebut sub involusio – gejala :
• Lochea menetap / merah segar
• Penurunan fundus uteri lambat
• Tonus uteri lembek
• Tidak ada perasaan mules.
Segera setelah persalinan – perlu pengawasan
• Jam I : tiap 15 menit
• Jam II : tiap 30 menit
• Jam III – IV : 2x
• Selanjutnya : tiap 8 jam

Pengeluaran Lokia (Lochea)
Lochea : sekret yang berasal dari kavum uteru dan vagina dalam masa nifas
Jenis :
• Lochea rubra / lochea kruenta :
o Keluar pada hari 1-3
o Warna merah, hitam
o T.a : darah bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, sisa verniks c, lanugo dan mekonium.
• Lochea sanguinolenta :
o Keluar hari 3-7
o Darah bercampur lendir
• Lochea serosa :
o Keluar hari 7-14
o Warna kekuningan
• Loceha alba :
o Keluar setelah hari 14
o Warna putih
Bau lokia agak amis → bau busuk : infeksi
Lokiostasis (lokia tidak lancar keluar)

Perubahan Fisik
Serviks : menutup
• Segera setelah lahir – tangan pemeriksa masih dapat masuk kavum uteri.
• 2 jam setelah bayi lahir : dapat dimasukkan 2-3 jari
• 1 minggu : masuk 1 jari
• Setelah 1 minggu : serviks menutup.
Vulva dan vagina :
Mula-mula kendor, setelah 3 minggu kembali ke kondisi sebelum hamil dan rugae vagina mulai muncul, labia lebih menonjol.
Himen – ruptur → karunkulae mirtiformis
Perineum :
Mula-mula kendor karena teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju saat persalinan. Setelah 5 hari tonus mulai kembali tetapi tidak sekencang sebelum hamil.
Kembalinya ovulasi dan menstruasi :
• Pada ibu yan menyusui : menstruasi akan terjadi sekitar minggu ke 6-8 pp.
• Ibu menyusui : 45% menstruasi setelah 12 mg dan akan terjadi menstruasi anovulatory 1 x atau lebih (80% ibu menyusui) → terjadi infertilitas.
Dinding perut dan peritonium
Karena regangan menjadi kendor, termasuk ligamen-ligamen – ligamen rotundum – sehingga kadang-kadang menyebabkan uterus jatuh kebelakang → perlu latihan untuk mengembalikan tonus, dapat dilakukan setelah hari II PP.
Payudara – lactasi
Mencapai maturitas penuh selama masa nifas kecuali jika lactasi disupresi. Payudara → lebih besar, lebih kencang dan mula-mula nyeri tekan sebagai reaksi terhadap eprubahan status hormonal dan dimulainya lactasi.
Perubahan-perubahan payudara → lactasi : → hamil
• Proliferasi jaringan – untuk kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma, lemak.
• Pada ductus lactiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan berwarna kuning (colostrum)
• Hipervaskularisasi – terdapat pada permukaan dan bagian dalam mamma.

Perubahan Sistem Tubuh
Sistem Gastrointestinal :
• Pada awal klien merasa lapar
• Kadang diperlukan waktu 3-4 hari – faat usus N
• Rangsang BAB secara normal terjadi 2-3 hari → karena kemampuan asupan makanan menurunkan gerakan tubuh berkurang, pengosongan usus sebelum melahirkan (lavemen), rasa sakit di daerah perineum.
Traktus Urinarius :
Pada 24 jam setelah lahir kadang terjadi kesulitan BAK karena spasme sfinkter dan edema pada VU karena kompresi antara kepala janin dan os pubis selama persalinan
Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam PP → pengaruh hormon estrogen menurunkan diuresis
Sistem Kardiovaskuler :
• Volume darah kembali ke keadaan tidak hamil
• Jumlah sel darah merah dan kadar Hb kembali normal pada hari ke-5.
• Terjadi penurunan cardiac output dan akan kembali normal dalam 2-3 minggu.

Perubahan Lain
Tanda Vital :
Suhu :
• Suhu ♀ inpartu tidak lebih 37,2ºC
• PP tidak naik ± 0,5ºC dari keadaan normal tapi tidak lebih dari 38,0ºC → infeksi (>).
• Normal setelah 12 jam PP
Nadi :
• Berkisar 60-80 x/mnt. Setera setelah melahirkan dapat terjadi bradikardi. Masa nifas umumnya nadi lebih dari suhu
• Kadang terjadi hipertensi post partum → hilang setelah 2 bulan.


Berat badan
• Segera setelah melahirkan BB turun 5-6 kg karena pengeluaran bayi, plasenta, air ketuban.
• Masa nifas dini BB menurun ± 2,5 kg, karena puerpera diuresis.
• 6-8 mg PP BB akan normal
Afterpains (mules setelah persalinan)
• terjadi selama 2-3 hari PP
• karena kontraksi uterus, nyeri bertambah pada saat menyusui.
• Nyeri timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta atau gumpalan darah dalam kavum uteri.

Perubahan Psikologis
• Karena adanya perubahan hormonal, terkurasnya cadangan fisik untuk hamil dan melahirkan, keadaan kurang tidur, lingkungan yang asing, kecemasan akan bayi, suami atau anak yang lain.
• Setelah bayi lahir → masa transisi bayi + orangtua untuk membin hubungan.
Masa transisi yang harus diperhatikan pada masa PP :
• Phase honeymoon
Phase setelah anak lahir, terjadi intimasi dan kontak yang lama antara ibu – ayah – anak → “psikis honeymoon” masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
• Bonding and Attachment (ikatan kasih)
Terjadi pada kala IV, diadakan kontak antara ibu – ayah – anak dan tetap dalam ikatan kasih.
Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk proses ikatan kasih.
• Phase pada masa nifas
Rubin (1963), mengidentifikasi 3 tahap perilaku ♀ ketika beradaptasi dengan perannya:
o Phase “Taking In”
o Phase “Taking Hold”
o Phase “Letting Go”

o Phase “Taking In”
 Perhatikan ibu tempat terhadap kebutuhan dirinya – minta diperhatikan – pasif dan ketergantungan, tidak ingin kontak dengan bayi tapi bukan berarti tidak memperhatikan. Menginginkan informasi tentang bayi, mengenang pengalaman melahirkan.
 Berlangsung 1-2 hari
 Bufas perlu istirahat, makan, minum adekuat.
o Phase “Taking Hold”
 Ibu berusaha mandiri berinisiatif, penyesuaian fungsi tubuh, mulai duduk, jalan, belajar tentang perawatan dirinya dan bayi, timbul rasa kurang PD.
 Berlangsung ± 10 hari.
o Phase “Letting Go”
 Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya, mempunyai peran dan tanggung jawab baru, terjadi peningkatan dalam perawatan diri dan bayinya, penyesuaian dalam hubungan keluarga.

Masalah kesehatan jika yang sering dialami pada ibu PP
• Murung pasca melahirkan (post partum blues)
o Sering dimanifestasikan pada hari ketiga atau ke 4, memuncak pada hari ke 5 – 14 PP.
o Gejala meliputi : episode menangis, merasa sangat lelah, insomnia, mudah tersinggung, sulit konsentrasi.
• Depresi pasca melahirkan (post partum depression)
o 25% dialami ibu PP
o Gejala dini pada 3 bulan pertama PP sampai bayi berusia 1 tahun.
o Etiologi : belum pasti, penelitian : faktor biologis perubahan hormonal, faktor psikolgis, faktor sosial seperti tidak mendapat dukungan suami, hubungan perkawinan tidak harmonis.
• Psikosa pasca melahirkan (post partum psychosis)
o Jarang terjadi pada ibu dengan abortus, tubuh bayi dalam kandungan / lahir.
o Gejala terlihat dalam 3-4 minggu setelah melahirkan berupa: delusi, halusinasi dan perilaku yang tidak wajar.
o Penyebab mungkin berhubungan: perubahan tingkat hormonal, stress psikologis dan fisik, sifat pendukung tidak memadai
Read More

Jumat, 14 November 2008

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

di 22.57 Label: ASUHAN KEPERAWATAN

Pendahuluan
Bunuh diri merupakan salah satu bentuk kegawat daruratan psikiatri. Meskipun suicide adalah perilaku yang membutuhkan pengkajian yang komprehensif pada depresi, penyalahgunaan NAPZA , skizofrenia, gangguan kepribadian( paranoid, borderline, antisocial), suicide tidak bisa disamakan dengan penyakit mental. Ada 4 hal yang krusial yang perlu diperhatikan oleh perawat selaku tim kesehatan diantaranya adalah : pertama, suicide merupakan perilaku yang bisa mematikan dalam seting rawat inap di rumah sakit jiwa, Kedua, factor – factor yang berhubungan dengan staf antara lain : kurang adekuatnya pengkajian pasien yang dilakukan oleh perawat, komunikasi staf yang lemah, kurangnya orientasi dan training dan tidak adekuatnya informasi tentang pasien. Ketiga, pengkajian suicide seharusnya dilakukan secara kontinyu selama di rawat di rumah sakit baik saat masuk, pulang maupun setiap perubahan pengobatan atau treatmen lainnya. Keempat, hubungan saling percaya antara perawat dan pasien serta kesadaran diri perawat terhadap cues perilaku pasien yang mendukung terjadinya resiko bunuh diri adalah hal yang penting dalam menurunkan angka suicide di rumah sakit. Oleh karena itu suicide pada pasien rawat inap merupakan masalah yang perlu penanganan yang cepat dan akurat. Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai factor resiko terjadinya bunuh diri, instrument pengkajian dan managemen keperawatannya dengan pendekatan proses keperawatanya.
Apa penghalang dan penghambat dalam perawatan klien resiko bunuh diri?
Beberapa hambatan dalam melakukan managemen klien dengan bunuh diri adalah pasien yang dirawat dalam waktu yang cukup singkat sehingga membuat klien kurang mampu mengungkapkan perasaannya tentang bunuh diri. Kurang detailnya tentang pengkajian resiko bunuh diri pada saat masuk dan banyak perawat kurang melakukan skrening akan resiko bunuh diri. Disamping itu 2 dari 3 orang yang melakukan suicide adalah diketahui oleh perawat dalam beberapa bulan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa tenaga kesehatan kurang memberikan intervensi yang adekuat. Lebih lanjut banyak perawat mungkin takut untuk menanyakan tentang masalah bunuh diri pada pasien atau bahkan tidak mengetahui bagaimana untuk menanyakan jika pasien memiliki pikiran untuk melakukan suicide.
Pengertian bunuh diri
Rentang respon perlindungan diri ( self –protective) adalah :

Adatif<...........................................................................>Maladaptif

Self enhancement Growth promoting Indirect self- Self injury Suicide
risk taking destruktive behaviour
Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress
Perilaku bunuh diri berkembang dalam rentang d
iantaranya :
  • Suicidal ideation, Pada tahap ini merupakan proses contemplasi dari suicide, atau sebuah metoda yang digunakan tanpa melakukan aksi/ tindakan, bahkan klien pada tahap ini tidak akan mengungkapkan idenya apabila tidak ditekan. Walaupun demikian, perawat perlu menyadari bahwa pasien pada tahap ini memiliki pikiran tentang keinginan untuk mati

  • Suicidal intent, Pada tahap ini klien mulai berpikir dan sudah melakukan perencanaan yang konkrit untuk melakukan bunuh diri,

  • Suicidal threat, Pada tahap ini klien mengekspresikan adanya keinginan dan hasrat yan dalam , bahkan ancaman untuk mengakhiri hidupnya .

  • Suicidal gesture, Pada tahap ini klien menunjukkan perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri yang bertujuan tidak hanya mengancam kehidupannya tetapi sudah pada percobaan untuk melakukan bunuh diri. Tindakan yang dilakukan pada fase ini pada umumnya tidak mematikan, misalnya meminum beberapa pil atau menyayat pembuluh darah pada lengannya. Hal ini terjadi karena individu memahami ambivalen antara mati dan hidup dan tidak berencana untuk mati. Individu ini masih memiliki kemauan untuk hidup, ingin di selamatkan, dan individu ini sedang mengalami konflik mental. Tahap ini sering di namakan “Crying for help” sebab individu ini sedang berjuang dengan stress yang tidak mampu di selesaikan.

  • Suicidal attempt, Pada tahap ini perilaku destruktif klien yang mempunyai indikasi individu ingin mati dan tidak mau diselamatkan misalnya minum obat yang mematikan . walaupun demikian banyak individu masih mengalami ambivalen akan kehidupannya.

  • Suicide. Tindakan yang bermaksud membunuh diri sendiri . hal ini telah didahului oleh beberapa percobaan bunuh diri sebelumnya. 30% orang yang berhasil melakukan bunuh diri adalah orang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya. Suicide ini yakini merupakan hasil dari individu yang tidak punya pilihan untuk mengatasi kesedihan yang mendalam.

Penyebab Bunuh diri
  1. Faktor genetic dan teori biologi

Factor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
  1. Teori sosiologi

Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu : Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok social) , atruistik (Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat) dan anomic ( suicide karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan stressor).
  1. Teori psikologi

Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.
  1. Penyebab lain

Ø Adanya harapan untuk reuni dan fantasy.
Ø Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidakberdayaan
Ø Tangisan untuk minta bantuan
Ø Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan yang lebih baik
Pengkajian resiko bunuh diri
Sebagai perawat perlu mempertimbangkan pasien memiliki resiko apabila menunjukkan perilaku sebagai berikut :
Ø Menyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri
Ø Memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh diri.
Ø .Memilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri.
Ø Mengalami depresi, cemas dan perasaan putus asa.
Ø Memiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental
Ø Mengalami penyalahunaan NAPZA terutama alcohol
Ø Menderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik
Ø Menunjukkan impulsivitas dan agressif
Ø Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau kehilangan yang bertubi-tubi dan secara bersamaan
Ø Mempunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri misal pistol, obat, racun.
Ø Merasa ambivalen tentang pengobatan dan tidak kooperatif dengan pengobatan
Ø Merasa kesepian dan kurangnya dukungan sosial.
Banyak instrument yang bisa dipakai untuk menentukan resiko klien melakukan bunuh diri diantaranya dengan SAD PERSONS












NO
SAD PERSONS
Keterangan
1
Sex (jenis kelamin)
Laki laki lebih komit melakukan suicide 3 kali lebih tinggi dibanding wanita, meskipun wanita lebih sering 3 kali dibanding laki laki melakukan percobaan bunuh diri
2
Age ( umur)
Kelompok resiko tinggi : umur 19 tahun atau lebih muda, 45 tahun atau lebih tua dan khususnya umur 65 tahun lebih.
3
Depression
35 – 79% oran yang melakukan bunuh diri mengalami sindrome depresi.
4
Previous attempts (Percobaan sebelumnya)
65- 70% orang yang melakukan bunuh diri sudah pernah melakukan percobaan sebelumnya
5
ETOH ( alkohol)
65 % orang yang suicide adalah orang menyalahnugunakan alkohol
6
Rational thinking Loss ( Kehilangan berpikir rasional)
Orang skizofrenia dan dementia lebih sering melakukan bunuh diri disbanding general populasi
7
Sosial support lacking ( Kurang dukungan social)
Orang yang melakukan bunuh diri biasanya kurannya dukungan dari teman dan saudara, pekerjaan yang bermakna serta dukungan spiritual keagaamaan
8
Organized plan ( perencanaan yang teroranisasi)
Adanya perencanaan yang spesifik terhadap bunuh diri merupakan resiko tinggi
9
No spouse ( Tidak memiliki pasangan)
Orang duda, janda, single adalah lebih rentang disbanding menikah
10
Sickness
Orang berpenyakit kronik dan terminal beresiko tinggi melakukan bunuh diri.
Dalam melakukan pengkajian klien resiko bunuh diri, perawat perlu memahami petunjuk dalam melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data yang akurat. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara adalah :
  1. Tentukan tujuan secara jelas.

Dalam melakukan wawancara, perawat tidak melakukan diskusi secara acak, namun demikian perawat perlu melakukannya wawancara yang fokus pada investigasi depresi dan pikiran yang berhubungan dengan bunuh diri.
  1. Perhatikan signal / tanda yang tidak disampaikan namun mampu diobservasi dari komunikasi non verbal.

Hal ini perawat tetap memperhatikan indikasi terhadap kecemasan dan distress yang berat serta topic dan ekspresi dari diri klien yang di hindari atau diabaikan.
  1. Kenali diri sendiri.

Monitor dan kenali reaksi diri dalam merespon klien, karena hal ini akan mempengaruhi penilaian profesional.
  1. Jangan terlalu tergesa – gesa dalam melakukan wawancara. Hal ini perlu membangun hubungan terapeutik yang saling percaya antara perawat dank lien.

  2. Jangan membuat asumsi

Jangan membuat asumsi tentang pengalaman masa lalu individu mempengaruhi emosional klien.
  1. Jangan menghakimi, karena apabila membiarkan penilaian pribadi akan membuat kabur penilaian profesional.

Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian :
  1. Riwayat masa lalu :

Ø Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
Ø Riwayat keluarga terhadap bunuh diri
Ø Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
Ø Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.
Ø Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline, paranoid, antisosial
Ø Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka
  1. Symptom yang menyertainya

a. Apakah klien mengalami :
Ø Ide bunuh diri
Ø Ancaman bunh diri
Ø Percobaan bunuh diri
Ø Sindrome mencederai diri sendiri yang disengaja
b. Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan anhedonia dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan resiko bunuh diri.
Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh diri mereka sendiri. Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi diantaranya :
Ø Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan
Ø Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau perencanaan untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya.
Ø Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk merencanakan dan mengagas akan suicide
Ø Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses oleh klien.
Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan mental klien yang mengalami resiko bunuh diri :
Ø Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik
Ø Memilih tempat yang tenang dan menjaga privacy klien
Ø Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan mendorong komunikasi terbuka.
Ø Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata yang dimengerti klien
Ø Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya
Ø Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi
Ø Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan
Ø Peroleh riwayat penyakit fisik klien
Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh diri
Pengertian : Resiko untuk mencederai diri yang mengancam kehidupan
NOC
Impulse Control, Suicide Self-Restraint
Tujuan
Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Indicator
  • Menyatakan harapannya untuk hidup

  • Menyatakan perasaan marah, kesepian dan keputusasaan secara asertif.

  • Mengidentifikasi orang lain sebagai sumber dukungan bila pikiran bunuh diri muncul.

  • Mengidentifikasi alaternatif mekanisme coping

NIC
Active Listening, Coping Enhancement, Suicide Prevention, Impulse Control Training, Behavior Management: Self-Harm, Hope Instillation, Contracting, Surveillance: Safety
Aktivitas keperawatan secara umum :
1. Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri, dengan cara :
Ø Kaji tingkatan resiko yang di alami pasien : tinggi, sedang, rendah.
Ø Kaji level Long-Term Risk yang meliputi : Lifestyle/ gaya hidup, dukungan social yang tersedia, rencana tindakan yang bisa mengancam kehidupannya, koping mekanisme yang biasa digunakan.
2. Berikan lingkungan yang aman ( safety) berdasarkan tingkatan resiko , managemen untuk klien yang memiliki resiko tinggi;
Ø Orang yang ingin suicide dalam kondisi akut seharusnya ditempatkan didekat ruang perawatan yang mudah di monitor oleh perawat.
Ø Mengidentifikasi dan mengamankan benda – benda yang dapat membahayakan klien misalnya : pisau, gunting, tas plastic, kabel listrik, sabuk, hanger dan barang berbahaya lainnya.
Ø Membuat kontrak baik lisan maupun tertulis dengan perawat untuk tidak melakukan tindakan yang mencederai diri Misalnya : ”Saya tidak akan mencederai diri saya selama di RS dan apabila muncul ide untuk mencederai diri akan bercerita terhadap perawat.”
Ø Makanan seharusnya diberikan pada area yang mampu disupervisi dengan catatan :
    • Yakinkan intake makanan dan cairan adekuat

    • Gunakan piring plastik atau kardus bila memungkinkan.

    • Cek dan yakinkan kalau semua barang yang digunakan pasien kembali pada tempatnya.

Ø Ketika memberikan obat oral, cek dan yakinkan bahwa semua obat diminum.
Ø Rancang anggota tim perawat untuk memonitor secara kontinyu.
Ø Batasi orang dalam ruangan klien dan perlu adanya penurunan stimuli.
Ø Instruksikan pengunjung untuk membantasi barang bawaan ( yakinkan untuk tidak memberikan makanan dalam tas plastic)
Ø Pasien yang masih akut diharuskan untuk selalu memakai pakaian rumah sakit.
Ø Melakukan seklusi dan restrain bagi pasien bila sangat diperlukan
Ø Ketika pasien sedang diobservasi, seharusnya tidak menggunakan pakaian yang menutup seluruh tubuhnya. Perlu diidentifikasi keperawatan lintas budaya.
Ø Individu yang memiliki resiko tinggi mencederai diri bahkan bunuh diri perlu adanya komunikasi oral dan tertulis pada semua staf.
3. Membantu meningkatkan harga diri klien
Ø Tidak menghakimi dan empati
Ø Mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
Ø Mendorong berpikir positip dan berinteraksi dengan orang lain
Ø Berikan jadual aktivitas harian yang terencana untuk klien dengan control impuls yang rendah
Ø Melakukan terapi kelompok dan terapi kognitif dan perilaku bila diindikasikan.
4. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan social
  • Informasikan kepada keluarga dan saudara klien bahwa klien membutuhkan dukungan social yang adekuat

  • Bersama pasien menulis daftar dukungan sosial yang di punyai termasuk jejaring sosial yang bisa di akses.

  • Dorong klien untuk melakukan aktivitas social

5. Membantu klien mengembangkan mekanisme koping yang positip.
  • Mendorong ekspresi marah dan bermusuhan secara asertif

  • Lakukan pembatasan pada ruminations tentang percobaan bunuh diri.

  • Bantu klien untuk mengetahui faktor predisposisi ‘ apa yang terjadi sebelum anda memiliki pikiran bunuh diri’

  • Memfasilitasi uji stress kehidupan dan mekanisme koping

  • Explorasi perilaku alternative

  • Gunakan modifikasi perilaku yang sesuai

  • Bantu klien untuk mengidentifikasi pola piker yang negative dan mengarahkan secara langsung untuk merubahnya yang rasional.

7. Initiate Health Teaching dan rujukan, jika diindikasikan
Ø Memberikan pembelajaran yan menyiapkan orang mengatasi stress (relaxation, problem-solving skills).
Ø Mengajari keluarga technique limit setting
Ø Mengajari keluarga ekspresi perasaan yang konstruktif
Ø Intruksikan keluarga dan orang lain untuk mengetahui peningkatan resiko : perubahan perilaku, komunikasi verbal dan nonverbal, menarik diri, tanda depresi.
Daftar Pustaka
CAPTAIN, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume 6(3), May/June 2008, p 46–53
Varcarolis, E M (2000). Psychiatric Nursing Clinical Guide, WB Saunder Company, Philadelphia.
Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed. Elsevier Mosby, Philadelphia
Shives, R (2008). Basic concept of psychiatric and Mental Health Nursing, Mosby, St Louis.
Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry, Mosby, St Louis.
Carpenito, LJ (2008). Nursing diagnosis : Aplication to clinical practice, Mosby St Louis.


Read More

Keracunan Makanan dari Memakan Ikan, penyebab, siapa saja yang beresiko, pengobatan dan tips mencegah keracunan ikan

di 21.44 Label: Kesehatan dan Pencernaan
Bagaimana Keracunan makanan dari ikan dapat terjadi pada anda? Ada dua cara anda dapat keracunan dari memakan ikan:
  1. Disebut instilah Ciguatera poisoning, hal ini terjadi pada saat anda makan ikan yang disebut dengan ikan baru karang atau reef yaitu ikan yang tinggal di air tropis yang hangat yang telah memakan makanan beracun tertentu. Racun tidak mau pergi pada saat ikan telah dimasak atau dibekukan.
  2. Cara kedua adalah Scombroid poisoning, yaitu suatu substansi seperti histamin yang terbentuk didalam beberapa ikan pada saat mereka mendapatkan kondisi terlalu hangat setelah ditangkap. Histamin adalah suatu bahan kimia yang bertindak seperti layaknya alarm yagn membiarkan sistem kekebalan anda mengetahui bahwa ada infeksi atau peradangan atau benda asing menyerang bagian tubuh anda. Jika anda makan ikan yang tidak dengan layak atau dengan baik didinginkan setelah penangkapan anda mungkin akan bereaksi keracunan histamin yagn dilepaskan ke dalam tubuh anda.
Siapa saja yang dapat terkena keracunan makanan yang berasal dari ikan?
Siapa saja yang memakan ikan dapat terkena keracunan dengan dua cara diatas yaitu ciguatera atau scombroid poisoning. Di amerika serikat, keracunan ikan lebih sering terjadi pada wilayah hawaii, florida, new york, washington dan connecticut.

Apa saja gejala keracunana makanan yang berasala dari ikan?
Gejala-gejala karena keracunan tipe ciguatera meliputi mual-mual, muntah, diare, pusing, pening dan mati rasa. Anda mungkin melihat adanya perubahan dalam kemampuan untuk merasakan dingin. Anda akan berpikir beberapa perasaan panas dimana kondisi saat itu sebenarnya dingin.

Gejala karena keracunan tipe scombroid poisoning, biasanya akan muncul setelah 20-30 menit setelah anda makan ikan yang bersifat racun tersebut. Gejal-gejalanya meliputi kulit berubah merah, mual, muntah, gatal berbintik merah dan bengkak, sesak nafas hingga susah bernafas. Gejala-gejala tersebut menyerupai gejala reaksi serangan alergi. Akan tetapi, terjadinya keracunan karena scombroid poisoning bukan merupakan suatu indikasi bahwa anda alergi terhadap ikan.

Bagaimana keracunan makanan yang disebabkan oleh ikan dapat terobati?
Keracunan dikarenakan sebab Ciguatera poisoning diobati dengan obat-obatan yang membantu meringankan gejala-gejala yagn ada. Tidak ada obat yang akan dapat mengobati keracunan karena ciguatera poisoning. Gejala-gejala tersebut akan menghilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu.

Keracunan dikarenakan Scombroid poisoning dapat diobati dengan menggunakan antihistamin (obat yang bekerja cenganc ara memblokir histamin didalam darah)

Berapa lama anda akan sakit?
Gejala-gejala keracunana ikan yang disebabkan karena ciguatera poisoning berkisar antara dan hilang dalam waktu 1-2 minggu. Lebih tepatnya, gejala-gejala tersebut akan hilang tergantung pada jumlah racun yang menyerang tubuh. Gejala-gejala tersebut dapat kambuh kembali ketika anda makan ikan yang beracun tersebut.

Gejala-gejala yang dikarenakan scombroid poisoning akan berakhir dalam 6-8 jam setelah anda makan ikan yang beracun tersebut. Gejala-gejala keracunan tersebut akan dapat kambuh kembali pada saat anda memakan ikan yang beracun tersebut yang tidak dilakukan proses pendikingan dengan benar.

Kedua jenis tipe keracunana makanan karena ikan (Ciguatera dan scombroid poisoning) jarnagn sekali berkibat fatal pada kehidupan seseorang.

Bagaimana kita bisa menghindari keracunan makanan dari ikan?
Untuk meghindari keracuna dikarenakan ciguatera poisoning, jangan memakan ikan yang biasanya menjadi carier atau pembawa racun. Yang meliputi amberjack, grouper, snapper, sturgeon (ikan yang menghasilkan telur), king mackerel (ikan air tawar), barracuda and belut moray. Racun yang ada dalam ikan lebih terkonsentrrasi di dalam organ dalam ikan, sehinggg sebaiknya jangan pernah mengkonsumsinya.

Untuk menghindari dan mencegah keracunan dikarenakan scombroid poisoning, jangan memakan ikan yang tikda dilakukan proses pendinginan dengan baik dan benar setelah penangkapan. Lebih utamanya berhati-hatilah saat anda makan ikan seperti ikan tuna, ikan sardines, mahi-mahi atau
Read More

Askep Hemorhoid, Hemorrhoid

di 09.08 Label: ASUHAN KEPERAWATAN
HEMOROID

Definisi
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid dibagi menjadi 2, yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media dan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter.

Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan, termasuk konstipasi atau diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik .

Tanda dan gejala
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna diklasifikasikan sebagai derajat I, II dan III. Hemoroid interna derajat I (dini) tidak menonjol melalui anus. Lesi biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri dan anterior kanan mengikuti penyebaran cabang – cabang vena hemoroidalis superior dan tampak sebagai pembengkakan globular kemerahan. Hemoroid derajat II dapat mengalami prolapsus melalui anus setelah defekasi. Hemoroid derajat III mengalami prolapsus secara permanen. Gejala – gejala hemoroid interna yang paling sering adalah perdarahan tanpa nyeri, karena tidak ada serabut – serabut nyeri pada daerah ini. Kebanyakan kasus adalah hemoroid campuran interna dan eksterna.

Kemungkinan komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, trombosis, dan strangulasi. Hemoroid yang mengalami strangulasi adalah hemoroid yang mengalami prolapsus di mana suplai darah dihalangi oleh sfingter ani.

Pemeriksaan penunjang
Diagnosis hemoroid dibuat dengan inspeksi dan proktoskopi. Bila hemoroid dan perdarahan terjadi pada penderita usia pertengahan dan usia lanjut , perlu bagi dokter untuk menyingkirkan adanya kanker

Penatalaksanaan
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan hygiene personal yang baik dan menghindari mengejan yang berlebihan selama defekasi. Diet tinggi serat yang mengandung buah – buahan sekam mungkin satu – satunya tindakan yang diperlukan; bila tindakan ini gagal, laksatif yang berfunsi mengabsorpsi air saat melewati usus dapat membantu. Rendam duduk dengan salep,dan supositoria yang mengandung anestesi astringen (witch hazel) dan tirah baring adalah tindakan yang memungkinakan pembesaran berkurang.
Terdapat berbabagai tipe tindakan non operatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah tehnik terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya. Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini membantu mencegah prolaps.
Tindakan bedah konservatif hemoroid internal adalah prosedur ligasi pita – karet. Hemoroid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal di atas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan di atas hemoroid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari dan lepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Mekipun tindakan ini memuaskan bagi beberapa pasien , namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemororid seku nder dan infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri , prosedur ini tidak digunakan secara luas karena menybabkan keluarnya rabas yang sangat berbau menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuhnya.
Laser Nd : YAG telah digunakan dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada pasca operasi.
Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan , sfingter rectal biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operatif selesai , selang kecil dimasukan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; pemberian Gelfoan atau kasa Oxygel dapat diberikan di atas luka anal.
Read More

Kamis, 13 November 2008

ASUHAN KEPERAWATAN HIDROCEPALUS

di 17.11 Label: ASUHAN KEPERAWATAN

HIDROCEPALUS

A. Defenisi

Merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid.

Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor.

Beberapa type hydrocephalus berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial.

3 (Tiga) bentuk umum hydrocephalus :

    1. Hidrocephalus Non – komunikasi (nonkommunicating hydrocephalus)

Biasanya diakibatkan obstruksi dalam system ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSF.

Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka.

Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada system ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system ventricular.

Pada klien dengan garis sutura yag berfungsi atau pada anak – anak dibawah usia 12 – 18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda – tanda dan gejala – gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak – anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.

    1. Hidrosefalus Komunikasi (Kommunicating hidrocepalus)

Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala – gejala peningkatan ICP)

    1. Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus)

Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral.

Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada kemingkinan ditemukan hubungan tersebut.

B. Fisiologi Cairan Cerebro Spinalis

a. Pembentukan CSF

Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan demikian CSF di perbaharui setiap 8 jam.

Pada anak dengan hidrosefalus, produksi CSF ternyata berkurang + 0, 30 / menit. CSF di bentuk oleh PPA;

1). Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar)

2). Parenchym otak

3). Arachnoid

b. Sirkulasi CSF

Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat pembentuknya ke tempat ke tempat absorpsinya. CSF mengalir dari II ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro ke dalam ventrikel III, dari sini melalui aquaductus Sylvius menuju ventrikel IV. Melalui satu pasang foramen Lusckha CSF mengalir cerebello pontine dan cisterna prepontis. Cairan yang keluar dari foramen Magindie menuju cisterna magna. Dari sini mengalir kesuperior dalam rongga subarachnoid spinalis dan ke cranial menuju cisterna infra tentorial.Melalui cisterna di supratentorial dan kedua hemisfere cortex cerebri.

Sirkulasi berakhir di sinus Doramatis di mana terjadi absorbsi melalui villi arachnoid.

C. Patofisiologi

Jika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel laterasl dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan type hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.

Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan ketiadaan absorbsi total akan menyebabkan kematian.

Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika route kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi keadaan kompensasi.

D. Etiologi dan Patologi

Hydrosephalus dapat disebabkan oleh kelebihan atau tidak cukupnya penyerapan CSF pada otak atau obstruksi yang muncul mengganggu sirkulasi CSF di sistim ventrikuler. Kondisi diatas pada bayi dikuti oleh pembesaran kepala. Obstruksi pada lintasan yang sempit (Framina Monro, Aquaductus Sylvius, Foramina Mengindie dan luschka ) pada ventrikuler menyebabkan hidrocephalus yang disebut : Noncomunicating (Internal Hidricephalus)

Obstruksi biasanya terjadi pada ductus silvius di antara ventrikel ke III dan IV yang diakibatkan perkembangan yang salah, infeksi atau tumor sehingga CSF tidak dapat bersirkulasi dari sistim ventrikuler ke sirkulasi subarahcnoid dimana secara normal akan diserap ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan ventrikel lateral dan ke III membesar dan terjadi kenaikan ICP.

Type lain dari hidrocephalus disebut : Communcating (Eksternal Hidrocephalus) dmana sirkulasi cairan dari sistim ventrikuler ke ruang subarahcnoid tidak terhalangi, ini mungkin disebabkan karena kesalahan absorbsi cairan oleh sirkulasi vena. Type hidrocephalus terlihat bersama – sama dengan malformasi cerebrospinal sebelumnya.

E. Tanda dan Gejala

Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama kelamaan menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh peningkatan dimensi ventrikel lateral dan anterior – posterior diatas proporsi ukuran wajah dan bandan bayi.

Puncak orbital tertekan kebawah dan mata terletak agak kebawah dan keluar dengan penonjolan putih mata yang tidak biasanya.

Tampak adanya dsitensi vena superfisialis dan kulit kepala menjadi tipis serta rapuh.

Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang terpisah – pisah dan pelebaran vontanela.

Ventirkulogram menunjukkan pembesaran pada sistim ventrikel . CT scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan penebalan jaringan dan adnya massa pada ruangan Occuptional.

Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika anak hidup maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.

F. Diagnosis

§ CT Scan

§ Sistenogram radioisotop dengan scan .

G. Perlakuan

§ Prosedur pembedahan jalan pintas (ventrikulojugular, ventrikuloperitoneal) shunt

§ Kedua prosedur diatas membutuhkan katheter yang dimasukan kedalam ventrikel lateral : kemudian catheter tersebut dimasukan kedalasm ujung terminal tube pada vena jugular atau peritonium diaman akan terjadi absorbsi kelebihan CSF.

H. Penatalaksanaan Perawatan Khusus

Hal – hal yang harus dilakukan dalam rangka penatalaksanaan post – operatif dan penilaian neurologis adalah sebagai berikut :

1) Post – Operatif : Jangan menempatkan klien pada posisi operasi.

2) Pada beberapa pemintasan, harus diingat bahwa terdapat katup (biasanya terletak pada tulang mastoid) di mana dokter dapat memintanya di pompa.

3) Jaga teknik aseptik yang ketat pada balutan.

4) Amati adanya kebocoran disekeliling balutan.

5) Jika status neurologi klien tidak memperlihatkan kemajuan, patut diduga adanya adanya kegagalan operasi (malfungsi karena kateter penuh);gejala dan tanda yang teramati dapat berupa peningkatan ICP.

Hidrocephalus pada Anak atau Bayi

Pembagian :

Hidrosephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi dua (2 ) ;

1. Kongenital

Merupakan Hidrosephalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan, sehingga ;

- Pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil

- Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.

2. Di dapat

Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan penyebabnya adalah penyakit – penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.

Pada hidrosefalus di dapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi kemudian terganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan intrakranial.Sehingga perbedaan hidrosefalus kongenital denga di dapat terletak pada pembentukan otak dan pembentukan otak dan kemungkinan prognosanya..

Penyebab sumbatan ;

Penyebab sumbatan aliran CSF yang sering terdapat pada bayi dan anak – anak ;

1. Kelainan kongenital

2. Infeksi di sebabkan oleh perlengketan meningen akibat infeksi dapat terjadi pelebaran ventrikel pada masa akut ( misal ; Meningitis )

3. Neoplasma

4. Perdarahan , misalnya perdarahan otak sebelum atau sesudah lahir.

Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam dua bagianyaitu :

1. Hidrosefalus komunikan

Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat aliran bebas CSF dal;am sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan.

2. Hidrosefalus non komunikan

Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga menghambat aliran bebas dari CSF.

Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah pada sistem vertikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.

Manifestasi klinis

1. Bayi ;

- Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.

- Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.

- Tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial;

· Muntah

· Gelisah

· Menangis dengan suara ringgi

· Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi – stupor.

- Peningkatan tonus otot ekstrimitas

- Tanda – tanda fisik lainnya ;

· Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah terlihat jelas.

· Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah – olah di atas iris.

· Bayi tidak dapat melihat ke atas, “sunset eyes”

· Strabismus, nystagmus, atropi optik.

· Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.

2. Anak yang telah menutup suturanya ;

Tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial :

- Nyeri kepala

- Muntah

- Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas

- Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun.

- Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer

- Strabismus

- Perubahan pupil.



1. PENGKAJIAN

1.1 Anamnese

1) Riwayat penyakit / keluhan utama

Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.

2) Riwayat Perkembangan

Kelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras atau tidak.

Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.

Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.

Keluhan sakit perut.

1.2 Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi :

§ Anak dapat melioha keatas atau tidak.

§ Pembesaran kepala.

§ Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.

2) Palpasi

§ Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.

§ Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.

3) Pemeriksaan Mata

§ Akomodasi.

§ Gerakan bola mata.

§ Luas lapang pandang

§ Konvergensi.

§ Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.

§ Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

1.3 Observasi Tanda –tanda vital

Didapatkan data – data sebagai berikut :

§ Peningkatan sistole tekanan darah.

§ Penurunan nadi / Bradicardia.

§ Peningkatan frekwensi pernapasan.

1.4 Diagnosa Klinis :

§ Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi terang )

§ Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi “ Crakedpot “ (Mercewen’s Sign)

§ Opthalmoscopy : Edema Pupil.

§ CT Scan Memperlihatkan (non – invasive) type hidrocephalus dengan nalisisi komputer.

§ Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

2.1 Pre Operatif

1) Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan meningkatkanya tekanan intrakranial .

Data Indikasi : Adanya keluahan Nyeri Kepala, Meringis atau menangis, gelisah, kepala membesar

Tujuan ; Klien akan mendapatkan kenyamanan, nyeri kepala berkurang

Intervensi :

§ Jelaskan Penyebab nyeri.

§ Atur posisi Klien

§ Ajarkan tekhnik relaksasi

§ Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian Analgesik

§ Persapiapan operasi

2) Kecemasan Orang tua sehubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.

Data Indikasi : Ekspresi verbal menunjukkan kecemasan akan keadaan anaknya.

Tujuan : Kecemasan orang tua berkurang atau dapat diatasi.

Intervensi :

§ Dorong orang tua untuk berpartisipasi sebanyak mungkin dalam merawat anaknya.

§ Jelaskan pada orang tua tentang masalah anak terutama ketakutannya menghadapi operasi otak dan ketakutan terhadap kerusakan otak.

§ Berikan informasi yang cukup tentang prosedur operasi dan berikan jawaban dengan benar dan sejujurnya serta hindari kesalahpahaman.

3) Potensial Kekurangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan intake yang kurang diserta muntah.

Data Indikasi ; keluhan Muntah, Jarang minum.

Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan dan elektrolit.

Intervensi :

§ Kaji tanda – tanda kekurangan cairan

§ Monitor Intake dan out put

§ Berikan therapi cairan secara intavena.

§ Atur jadwal pemberian cairan dan tetesan infus.

§ Monitor tanda – tanda vital.

2.2 Post – Operatif.

1) Gangguan rasa nyaman : Nyeri sehubungan dengan tekanan pada kulit yang dilakukan shunt.

Data Indikasi ; adanya keluhan nyeri, Ekspresi non verbal adanya nyeri.

Tujuan : Rasa Nyaman Klien akan terpenuhi, Nyeri berkurang

Intervensi :

§ Beri kapas secukupnya dibawa telinga yang dibalut.

§ Aspirasi shunt (Posisi semi fowler), bila harus memompa shunt, maka pemompaan dilakukan perlahan – lahan dengan interval yang telah ditentukan.

§ Kolaborasi dengan tim medis bila ada kesulitan dalam pemompaan shunt.

§ Berikan posisi yang nyama. Hindari posisi p[ada tempat dilakukan shunt.

§ Observasi tingkat kesadaran dengan memperhatikan perubahan muka (Pucat, dingin, berkeringat)

§ Kaji orisinil nyeri : Lokasi dan radiasinya.

2) Resiko tinggi terjadinya gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan intake yang tidak adekuat.

Data Indikasi ; Adanya keluhan kesulitan dalam mengkonsumsi makanan.

Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisil.

Intervensi :

§ Berikan makanan lunak tinggi kalori tinggi protein.

§ Berikan klien makan dengan posisi semi fowler dan berikan waktu yang cukup untuk menelan.

§ Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan terhindar dari bau – bauan yang tidak enak.

§ Monitor therapi secara intravena.

§ Timbang berta badan bila mungkin.

§ Jagalah kebersihan mulut ( Oral hygiene)

§ Berikan makanan ringan diantara waktu makan.

3) Resiko tinggi terjadinya infeksi sehubungan dengan infiltrasi bakteri melalui shunt.

Tujuan : Tidak terjadi infeksi / Klien bebas dari infeksi.

Intervensi :

§ Monitor terhadap tanda – tanda infeksi.

§ Pertahankan tekhnik kesterilan dalam prosedur perawatan

§ Cegah terhadap terjadi gangguan suhu tubuh.

§ Pertahanakan prinsiup aseptik pada drainase dan ekspirasi shunt.

4) Resiko tinggi terjadi kerusakan integritas kulit dan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi.

Tujuan ; Pasien bebas dari kerusakan integritas kulit dan kontraktur.

Intervensi :

§ Mobilisasi klien (Miki dan Mika) setiap 2 jam.

§ Obsevasi terhadap tanda – tanda kerusakan integritas kulit dan kontrkatur.

§ Jasgalah kebersihan dan kerapihan tempat tidur.

§ Berikan latihan secara pasif dan perlahan – laha

Read More
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan ( Atom )
 photo banner300x250-biru.gif

Blog Archive

  • 2016 (1)
    • 09/18 - 09/25 (1)
  • 2015 (10)
    • 10/11 - 10/18 (1)
    • 09/13 - 09/20 (1)
    • 09/06 - 09/13 (1)
    • 07/05 - 07/12 (1)
    • 05/17 - 05/24 (6)
  • 2014 (1)
    • 04/13 - 04/20 (1)
  • 2012 (770)
    • 02/19 - 02/26 (5)
    • 02/12 - 02/19 (10)
    • 02/05 - 02/12 (4)
    • 01/29 - 02/05 (27)
    • 01/22 - 01/29 (88)
    • 01/15 - 01/22 (101)
    • 01/08 - 01/15 (169)
    • 01/01 - 01/08 (366)
  • 2011 (4477)
    • 12/25 - 01/01 (336)
    • 12/18 - 12/25 (62)
    • 12/11 - 12/18 (70)
    • 12/04 - 12/11 (77)
    • 11/27 - 12/04 (40)
    • 11/20 - 11/27 (67)
    • 11/13 - 11/20 (198)
    • 11/06 - 11/13 (187)
    • 10/30 - 11/06 (340)
    • 10/23 - 10/30 (32)
    • 10/16 - 10/23 (109)
    • 10/09 - 10/16 (80)
    • 08/14 - 08/21 (75)
    • 08/07 - 08/14 (81)
    • 07/31 - 08/07 (82)
    • 07/24 - 07/31 (65)
    • 07/17 - 07/24 (91)
    • 07/10 - 07/17 (47)
    • 07/03 - 07/10 (44)
    • 06/26 - 07/03 (53)
    • 06/19 - 06/26 (59)
    • 06/12 - 06/19 (47)
    • 06/05 - 06/12 (65)
    • 05/29 - 06/05 (63)
    • 05/22 - 05/29 (77)
    • 05/15 - 05/22 (115)
    • 05/08 - 05/15 (65)
    • 05/01 - 05/08 (104)
    • 04/24 - 05/01 (45)
    • 04/17 - 04/24 (70)
    • 04/10 - 04/17 (134)
    • 04/03 - 04/10 (72)
    • 03/27 - 04/03 (18)
    • 03/20 - 03/27 (47)
    • 03/13 - 03/20 (68)
    • 03/06 - 03/13 (40)
    • 02/27 - 03/06 (56)
    • 02/20 - 02/27 (77)
    • 02/13 - 02/20 (76)
    • 02/06 - 02/13 (198)
    • 01/30 - 02/06 (194)
    • 01/23 - 01/30 (132)
    • 01/16 - 01/23 (196)
    • 01/09 - 01/16 (202)
    • 01/02 - 01/09 (121)
  • 2010 (2535)
    • 12/26 - 01/02 (156)
    • 12/19 - 12/26 (65)
    • 12/12 - 12/19 (73)
    • 12/05 - 12/12 (84)
    • 11/28 - 12/05 (80)
    • 11/21 - 11/28 (68)
    • 11/14 - 11/21 (63)
    • 11/07 - 11/14 (50)
    • 10/31 - 11/07 (50)
    • 10/24 - 10/31 (36)
    • 10/17 - 10/24 (58)
    • 10/10 - 10/17 (35)
    • 10/03 - 10/10 (31)
    • 09/26 - 10/03 (21)
    • 09/19 - 09/26 (26)
    • 09/12 - 09/19 (55)
    • 09/05 - 09/12 (65)
    • 08/29 - 09/05 (33)
    • 08/22 - 08/29 (70)
    • 08/15 - 08/22 (45)
    • 08/08 - 08/15 (35)
    • 08/01 - 08/08 (37)
    • 07/25 - 08/01 (27)
    • 07/18 - 07/25 (19)
    • 07/11 - 07/18 (30)
    • 07/04 - 07/11 (56)
    • 06/27 - 07/04 (28)
    • 06/20 - 06/27 (22)
    • 06/13 - 06/20 (30)
    • 06/06 - 06/13 (21)
    • 05/30 - 06/06 (5)
    • 05/16 - 05/23 (6)
    • 05/09 - 05/16 (29)
    • 05/02 - 05/09 (59)
    • 04/25 - 05/02 (28)
    • 04/18 - 04/25 (38)
    • 04/11 - 04/18 (70)
    • 04/04 - 04/11 (59)
    • 03/28 - 04/04 (65)
    • 03/21 - 03/28 (89)
    • 03/14 - 03/21 (218)
    • 03/07 - 03/14 (95)
    • 02/28 - 03/07 (135)
    • 02/21 - 02/28 (102)
    • 01/03 - 01/10 (68)
  • 2009 (1652)
    • 12/27 - 01/03 (36)
    • 12/20 - 12/27 (22)
    • 12/13 - 12/20 (100)
    • 12/06 - 12/13 (45)
    • 11/29 - 12/06 (24)
    • 11/22 - 11/29 (22)
    • 11/15 - 11/22 (19)
    • 11/08 - 11/15 (28)
    • 11/01 - 11/08 (11)
    • 10/25 - 11/01 (17)
    • 10/18 - 10/25 (38)
    • 10/11 - 10/18 (33)
    • 10/04 - 10/11 (15)
    • 09/27 - 10/04 (21)
    • 09/20 - 09/27 (7)
    • 09/13 - 09/20 (84)
    • 09/06 - 09/13 (35)
    • 08/30 - 09/06 (48)
    • 08/23 - 08/30 (118)
    • 08/16 - 08/23 (26)
    • 08/09 - 08/16 (34)
    • 08/02 - 08/09 (35)
    • 07/26 - 08/02 (31)
    • 07/19 - 07/26 (14)
    • 07/12 - 07/19 (16)
    • 07/05 - 07/12 (28)
    • 06/28 - 07/05 (26)
    • 06/21 - 06/28 (76)
    • 06/14 - 06/21 (26)
    • 06/07 - 06/14 (21)
    • 05/31 - 06/07 (43)
    • 05/24 - 05/31 (38)
    • 05/17 - 05/24 (26)
    • 05/10 - 05/17 (52)
    • 05/03 - 05/10 (15)
    • 04/26 - 05/03 (38)
    • 04/19 - 04/26 (32)
    • 04/12 - 04/19 (22)
    • 04/05 - 04/12 (20)
    • 03/29 - 04/05 (40)
    • 03/22 - 03/29 (43)
    • 03/15 - 03/22 (18)
    • 03/08 - 03/15 (14)
    • 03/01 - 03/08 (22)
    • 02/22 - 03/01 (12)
    • 02/15 - 02/22 (9)
    • 02/08 - 02/15 (11)
    • 02/01 - 02/08 (19)
    • 01/25 - 02/01 (37)
    • 01/18 - 01/25 (21)
    • 01/11 - 01/18 (33)
    • 01/04 - 01/11 (31)
  • 2008 (700)
    • 12/28 - 01/04 (13)
    • 12/21 - 12/28 (9)
    • 12/14 - 12/21 (57)
    • 12/07 - 12/14 (5)
    • 11/30 - 12/07 (18)
    • 11/23 - 11/30 (33)
    • 11/16 - 11/23 (31)
    • 11/09 - 11/16 (23)
      • Infeksi Saluran Kemih Pada wanita, kenapa lebih se...
      • PESERTA TOURING TASIKMALAYA-PANGANDARAN SINGGAH DI...
      • Keperawatan Maternitas
      • ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI
      • Keracunan Makanan dari Memakan Ikan, penyebab, sia...
      • Askep Hemorhoid, Hemorrhoid
      • ASUHAN KEPERAWATAN HIDROCEPALUS
      • VESICOLITHIASIS
      • HIDRONEFROSIS
      • EFUSI PLEURA
      • DIBALIK LIRIK LAGU EMANG DASARNYA WALI
      • PANGANDARAN AKAN SEGERA MEMILIKI WATERBOOM
      • Susah Buang Air Besar (Konstipasi/sembelit), Penye...
      • Puncak HUT PPNI Digelar 17 Maret (Surat Kabar Fajar)
      • BERBAGAI CARA MENGOBATI JERAWAT
      • CARA MENGUSIR SEMUT, LARON DAN GUREM
      • KONSEP DASAR KEPERAWATAN PERIOPERATIF1.KONSEP DASA...
      • Completely Involved
      • MENGENCANGKAN KULIT WAJAH DENGAN TEH BASI
      • Vitamin-vitamin Untuk Kesehatan Rambut
      • PASIEN DENGAN INTOKSIKASI INSEKTISIDA
      • KANKER SERVIKS
      • CARA MEMPERBESAR PENIS DENGAN BELUT *New
    • 11/02 - 11/09 (18)
    • 10/26 - 11/02 (11)
    • 10/19 - 10/26 (15)
    • 10/12 - 10/19 (13)
    • 10/05 - 10/12 (25)
    • 09/28 - 10/05 (2)
    • 09/21 - 09/28 (14)
    • 09/14 - 09/21 (19)
    • 09/07 - 09/14 (43)
    • 08/31 - 09/07 (3)
    • 08/24 - 08/31 (33)
    • 08/17 - 08/24 (65)
    • 08/10 - 08/17 (4)
    • 08/03 - 08/10 (26)
    • 07/27 - 08/03 (6)
    • 07/20 - 07/27 (19)
    • 07/13 - 07/20 (18)
    • 07/06 - 07/13 (60)
    • 06/29 - 07/06 (53)
    • 06/22 - 06/29 (49)
    • 06/15 - 06/22 (11)
    • 06/08 - 06/15 (4)

Popular Posts

  • Hubungan Usia Terhadap Perdarahan Post Partum Di RSUD
    KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
  • ASKEP NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
    ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
  • PATHWAY HEMATEMESIS MELENA
    Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
  • PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM
    PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
  • Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence)
    Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
  • PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS
    PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
  • Ikterus
    DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
  • Materi Kesehatan: Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)
     Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENGGUNAKAN RUMUS JOHNSON TOHSACH DENGAN MODIFIKASI RUMUS...
  • PATHWAY COMBUSTIO
    Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
  • Askep Kolostomi
    ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI A. Pengertian Kolostomi adalah pembukaan suatu bagian kolon ke permukaan abdomen untuk mengalihkan feses baik...

Statistik

© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates