Selasa, 26 Agustus 2008
SAYA amat sedih ketika bibi saya didiagnosis kanker payudara lanjut. Saya dibesarkan bibi saya karena ibu saya meninggal ketika saya berumur 11 tahun. Ayah kemudian menikah kembali sehingga bibi sayalah yang membesarkan saya sampai saya berhasil menamatkan sekolah sebagai insinyur. Saya kemudian bekerja di sebuah perusahaan pertambangan di Kalimantan.
Saya jarang bertemu bibi. Biasanya, kalau ada kesempatan, saya pulang ketika Lebaran. Itu pun tak dapat saya lakukan teratur.
Bibi dirawat di rumah sakit selama tiga minggu dan kemudian dirawat di rumah saja. Paman saya menyampaikan, penyakit bibi saya telah menjalar ke tulang dan ke otak. Harapan untuk penyembuhan amat tipis, tetapi keluarga berusaha agar bibi terhindar dari derita nyeri dan batuk yang kadang-kadang cukup berat.
Bibi saya sangat gembira dengan kehadiran saya dan dari penampakan beliau terlihat cukup bersemangat. Meski harus memakai pipa dari hidung ke lambung untuk memasukkan makanan dan obat-obat, beliau masih dapat tersenyum.
Pagi hari beliau masih dapat membaca koran meski tidak lama. Beliau juga menyempatkan diri menonton beberapa acara televisi yang menjadi kegemaran beliau. Akan tetapi, untuk berjalan beliau mendapat kesulitan sehingga harus dibantu.
Kadang-kadang rasa nyeri di tulang belakang masih mengganggu meski beliau mendapat obat pelawan rasa nyeri yang cukup kuat.
Seminggu sekali perawat dari rumah sakit datang menengok beliau. Petugas tersebut memeriksa tekanan darah dan melihat perkembangan yang terjadi.
Kata Paman, secara berkala dokter dan petugas laboratorium rumah sakit juga datang. Bibi menyampaikan keinginannya kepada keluarga, kalau meninggal ingin meninggal di rumahnya, di tengah keluarga. Beliau tidak mau di rawat di rumah sakit, apalagi di ruang ICU yang penuh dengan peralatan kedokteran.
Karena saya bukan petugas kesehatan, saya merasa apa yang saya saksikan sesuatu yang baru. Pada pemahaman saya, orang yang sakit berat seharusnya di rawat di rumah sakit, bukan di rumah.
Pertanyaan saya, apakah perawatan di rumah merupakan pendekatan baru rumah sakit? Apakah rumah sakit pemerintah juga sudah punya layanan seperti ini karena bibi saya dilayani rumah sakit swasta di Jakarta? Apakah biaya perawatan di rumah dapat ditanggung asuransi kesehatan? Apa keuntungan dan kerugian perawatan orang sakit berat di rumah?
M di J
Perhatian Anda kepada bibi Anda yang sedang sakit sangat baik. Mudah-mudahan kepedulian dan empati Anda akan meringankan penyakit bibi Anda.
Jika seseorang sakit, dia dapat berobat jalan atau di rawat di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit biasanya dianjurkan jika perawatan di rumah tidak mungkin dilakukan. Misalnya, pasien memerlukan dukungan peralatan medis yang tidak tersedia di rumah, pasien harus menjalani tindakan medis tertentu, seperti operasi, melahirkan, atau memerlukan pengawasan dokter atau perawat secara intensif.
Pasien yang tak sadar sekalipun, misalnya karena stroke, setelah perawatan di rumah sakit untuk evaluasi penyebab dan rencana terapi dapat dilanjutkan perawatannya di rumah sehingga dewasa ini umumnya perawatan di rumah sakit tidaklah terlalu lama. Lama tinggal di rumah sakit hanya rata-rata 3-5 hari.
Lama tinggal di rumah sakit juga dijadikan ukuran mutu perawatan di rumah sakit. Jadi, dalam waktu 3-5 hari tersebut semua tindakan diagnosis dan terapi perlu diagendakan secara efisien, sudah tentu dengan mempertimbangkan keadaan pasien.
Perawatan di rumah umumnya lebih disukai pasien karena pasien berada dalam lingkungan keluarga dan rumahnya sendiri. Dengan demikian, kontak dengan keluarga dapat dilakukan lebih kerap dan juga pasien dapat menikmati kehidupan pribadinya, tidak bergantung kepada petugas rumah sakit dan juga pasien yang menjadi tetangganya.
Perawatan di rumah juga mengurangi risiko infeksi nosokomial, yaitu infeksi yang terjadi pada perawatan di rumah sakit. Meski petugas rumah sakit telah berusaha mencegah terjadinya penularan infeksi di rumah sakit, risiko tersebut meski kecil tak dapat dihilangkan.
Jadi, meski rumah sakit sudah bersih dan petugasnya menerapkan standar pencegahan penularan penyakit, risiko terkena infeksi nosokomial tetap ada.
Biaya perawatan di rumah sakit dewasa ini juga mahal, mencakup sewa kamar, biaya obat, biaya pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan juga konsultasi dokter. Biaya akan meningkat tajam jika pasien harus di rawat di intensive care unit (ICU).
Umumnya bila pasien sudah selesai dievaluasi dan keadaan kegawatannya, dokter akan mempertimbangkan apakah pasien dapat dirawat di rumah meski pasien sebenarnya belum sembuh. Begitu pula pada penyakit kronik, pasien hanya di rawat di rumah sakit pada keadaan gawat saja.
Nah, pada penyakit terminal (penyakit yang dugaan perjalanan penyakitnya akan berakhir dengan kematian dalam waktu tak terlalu lama) pasien juga dapat dirawat di rumah.
Seperti Anda saksikan pada bibi Anda, kualitas hidup beliau tampaknya cukup baik dengan perawatan di rumah. Salah satu kendala perawatan di rumah adalah anggota keluarga yang sibuk.
Memang benar sekarang ini cukup banyak keluarga yang anggotanya sibuk meninggalkan rumah, baik untuk bekerja maupun sekolah. Sering kali penderita hanya tinggal bersama pembantu rumah tangga. Tentu akan lebih baik jika keluarga dapat berbagi tugas untuk menemani penderita dan tidak hanya mengandalkan pembantu rumah tangga.
Perawatan di rumah perlu mendapat dukungan petugas rumah sakit sehingga, bila terjadi penurunan kesehatan atau kegawatan, penderita dapat ditolong dan jika perlu dirawat di rumah sakit. Jadi, perawatan di rumah sakit dan perawatan di rumah hendaknya menjadi suatu kesinambungan.
Mengenai biaya, umumnya perawatan di rumah akan lebih murah daripada di rumah sakit. Karena itulah, perusahaan asuransi di luar negeri menyukai layanan perawatan di rumah dan mendukung perawatan di rumah sebagai perawatan yang mendapat penggantian asuransi.
Sayangnya, di Indonesia masih banyak perusahaan asuransi yang hanya mau mengganti biaya perawatan di rumah sakit. Mudah-mudahan ini akan berubah karena kebutuhan dan keinginan pasien untuk mendapat perawatan di rumah cukup besar.
Baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah umumnya telah mempunyai program perawatan di rumah. Pada masa depan akan semakin banyak rumah sakit yang menerapkan perawatan berkesinambungan karena penyakit kronis di Indonesia akan semakin meningkat. Saya berharap bibi Anda dapat menikmati kehidupannya di rumah bersama keluarga.
Ya, harapan baru bagi pengobatan pasien pecandu obat-obat terlarang kini muncul berkat dikembangkannya teknik bedah saraf yang disebut kapsulotomi. Teknik bedah ini mulai diperkenalkan di Indonesia oleh Profesor Bomin Sun M.D. Associate Professor of Neurosurgery dan Direktur Bedah Saraf Shanghai Jiatong University Rui Jin Hospital China.
Prof Bomin Sun bersama ahli bedah saraf Dr. Alfred Sutrisno, SpBS, melakukan bedah kapsulotomi untuk pertamakalinya pada seorang pasien asal Indonesia di Rumah Sakit Internasional Omni, Serpong, Tangerang, Jumat (22/8) lalu.
Tim yang terdiri dari dokter, psikiater dan ahli neurofisiologi, mengoperasi seorang pasien muda yang mengalami skizofrenia yakni gangguan kejiwaan yang ditandai dengan halusinasi, agitasi dan paranoid. Operasi dilakukan dalam keadaan pasien sadar (awake surgery) itu berlangsung sukses selama kurang lebih 2,5 jam.
"Menurut hemat kami, tindakan operasi dengan teknik dan alat yang dipakai adalah yang pertamakalinya dilakukan (di Indonesia). Operasi ini juga disebut dengan functional surgery, di mana operasi tidak dapat hanya digunakan menterapi pasien-pasein dengan skizofrenia, tetapi juga dapat mengatasi depresi, obsesif kompulsif, distonia, anoreksia, bahkan masalah kecanduan narkoba," ungkap Dr Alfred dalam jumpa pers pasca-operasi.
Alfred menerangkan, operasi kapsulotomi secara sedarhana dapat digambarkan sebagai tindakan untuk mematikan salah satu sirkut pada area putih (white matter) otak yang disebut capsula interna. Dengan menonaktifkan salah satu sirkuit ini, capsula interna ini tidak akan lagi menghantarkan impuls-impuls negatif sehingga keseimbangan neurotransmitter (cairan kimia otak) pasien diharapkan kembali tercipta.
Sebelum dilakukan operasi, pasien terlebih dulu menjalani scan MRI tiga dimensi pada bagian kepala. Ini sangat penting untuk menentukan secara akurat titik atau lokasi pada capsula interna yang akan menjadi target tindakan. Dibantu komputerisasi dan alat navigasi yang sangat canggih disebut frame stereotactic, dokter lalu akan mendapatkan arah, kedalaman serta sudut yang tepat selama menjalani tindakan.
Untuk mematikan sirkuit yang menjadi sasaran, tim dokter menggunakan teknik ablatif menggunakan suatu alat khusus yang akan membakar dengan menggunakan radio frekuensi dan voltase tertentu. "Area yang menghantarkan gangguan dibakar supaya tidak lagi menghantarkan impuls-impuls negatif pada daerah tersebut," ungkapnya
Dalam prosedur operasi ini tengkorak kepala pasien harus dibor dan dilubangi. Namun begitu pasien harus tetap dalam kondisi sadar mengingat adanya ancaman dan risiko menimbukan kelumpuhan. "Teknik ini dilakukan dekat sekali dengan pusat motorik atau gerak pada otak, sehingga selama operasi pasien terus dipantau dan ditanya apakah dapat menggerakkan bagian tubuhnya seperti kaki atau tangan," tambahnya.
Menyoal tingkat kesembuhan pasien pascaoperasi, Profesor Bomin Sun meyakinkan bahwa operasi ini memiliki tingkat keberhasilan yang mencapai hingga 80-90 persen. Sedangkan tingkat kegagalannya kurang dari tiga persen, dan kemungkinan pasien mengalami kekambuhan pascaoperasi kurang dari lima persen.
Di tempat praktiknya di Shanghai Cina, Profesor Bomin Sun menyatakan ada sekitar 600 tindakan operasi kapsulotomi dilakukan setiap tahunnya dengan rentang usia pasien antara 6 antara 67 tahun. Khusus kasus narkoba, dalam kurun waktu empat tahun terakhir Prof Bomin Sun mengaku telah menangani 10 kasus, dan seluruh pasiennya kini dapat menjalani hidup secara normal pascaoperasi.
Sementara Dr Andri, SpKJ, psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional menyatakan pasien haruslah memenuhi syarat dan diagnosa tertentu untuk dapat menjalani operasi ini. Untuk skizofrenia misalnya, pasien yang menjadi sasaran operasi ini adalah mereka yang sudah parah dengan gejala perilaku agresif dan kekerasan terhadap lingkungan. Operasi ini tidak bisa dilakukan untuk pasien Alzheimer.
"Mereka yang mengidap skizofrenia mengalami gangguan keseimbangan dalam otaknya. Biasanya pasien diberikan obat untuk mengatasinya, namun ada beberapa kasus yang sulit atau tidak mempan dengan obat. Dengan operasi ini, kita berupaya menyeimbangkannya kembali. Teknik operasi ini berbeda dengan operasi lobotomi yang lebih dulu dikenal untuk mengatasi skizofrenia. Kalau yang dulu, operasi hanya untuk menekan agresivitas, tetapi pasien lalu menjadi diam. Tetapi operasi ini dapat mengembalikan fungsi hingga 80-90 persen ," terangnya.
Bagi kebanyakan pasangan, seks oral biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemanasan atau foreplay. Kaum lelaki banyak yang menyukai aktivitas ini sebab oral seks mampu membakar fantasi mereka dalam meraih kepuasan. Pria biasanya merasakan kenikmatan yang lebih tinggi dalam menerima maupun memberikan seks oral. Dari beberapa penelitian, para pria mengaku lebih sering menginginkan oral seks dibandingkan dengan wanita.
Konsultan seks, dr Ferryal Loetan, ASC&T, MMR, SpRM, M.Kes, menilai oral seks sebaiknya dilakukan secara hati-hati. Oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria memungkinkan terjadinya penularan penyakit, begitu juga aktifitas oral seks yang dilakukan pria terhadap wanita.
"Di dalam mulut terdapat banyak air liur yang dapat menularkan penyakit. Sebab di dalam air liur manusia, terdapat beberapa kuman dan bakteri. Demikian pula dengan berbagai macam jamur, yang biasa menempel di tubuh manusia. Ketiganya bisa mengakibatkan penyakit saat kita melakukan oral seks," kata Ferryal.
Bahaya akan mengancam bila oral seks dilakukan tanpa hati-hati dan tanpa menjaga kebersihan tubuh. Bila yang menerima oral seks mengidap penyakit, mereka dapat menularkannya kepada yang memberi oral dan begitu pula sebaliknya.
Misalnya, mulut dan bibir yang mengalami pecah-pecah dapat mengundang risiko tertularnya penyakit kepada penerima oral dari pemberi oral. Penyakit lain yang dapat ditularkan melalui oral di antaranya, klamidia, herpes genitalis, gonore, hepatitis B, HIV dan kutil pada alat kelamin (HPV).
Jika anda menyukai seks oral dan tak bisa mengubah kebiasaan ini, maka yang wajib diperhatikan adalah menjaga kesehatan dan kebersihan alat-alat genital Anda Dengan begitu, tanda-tanda umum penyakit yang berhubungan dengan gejala awal PMS dapat diketahui lebih dini.
Jalan satu-satunya bila Anda tetap ingin melakukan oral seks dengan cara fellatio (seks oral terhadap organ lelaki), adalah menggunakan kondom tanpa pelumas (atau hilangkan pelumasnya). Sedangkan untuk melakukan cunnilingus (seks oral terhadap organ kewanitaan), pasangan Anda harus menggunakan pelindung terhadap gigi. Alat ini berupa selembar lateks persegi yang diletakkan di atas vulva untuk menghindari kontak langsung atau pertukaran cairan tubuh.
Hal itu dikemukakan ahli kanker, DR Sutjipto Sp.B (K) Onk kepada wartawan, di sela acara talk show "Think Smart, Prevent Early - always Care for Breast Cancer", yang digelar Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Minggu (24/8).
"Sekarang ini banyak penderita kanker payudara berusia muda, bahkan tidak sedikit yang baru berusia 14 tahun," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization - WHO), pada 2005 jumlah perempuan penderita kanker payudara mencapai 1.150.000 orang, 700.000 di antaranya tinggal di negara berkembang termasuk Indonesia.
"Yang membuat saya kaget, penyakit ini juga menyerang mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Dulu jarang sekali," katanya.
Sehubungan itu, remaja puteri harus mewaspadai penyakit tersebut, apalagi sampai sekarang penyebabnya tidak diketahui secara pasti, kecuali faktor-faktor risikonya.
Menurut Sutjipto, beberapa faktor itu antara lain kebiasaan merokok, termasuk perokok pasif, minuman beralkohol, dan makanan tinggi lemak, juga melahirkan di atas usia 30 tahun. Gejalanya 80 persen ditandai timbulnya benjolan di payudara yang mengeluarkan cairan tidak normal berwarna kemerahan, eksim yang tidak sembuh-sembuh di sekitar puting susu.
Istilah inkubasi tidak dikenal dalam kasus kanker payudara. Sutjipto menjelaskan, kanker payudara terjadi karena adanya perubahan sel normal menjadi tidak normal, dan ini berlangsung selama bertahun-tahun yang disebut biomoleuler.
"Biomolekuler adalah perubahan inti sel menjadi tidak normal yang disebabkan zat radikal bebas. Bila molekul kehilangan elektron, ia akan mencarinya dari sel normal dan akhirnya merusak sel normal tersebut dan membuatnya menjadi sel kanker," paparnya.
Haid lebih cepat
Masa haid yang lebih cepat juga harus diwaspadai sebagai gejala kanker payudara. Paling tidak hal itu dikemukakan oleh bintang film Rima Melati, yang hadir dalam talk show sebagai nara sumber.
"Menstruasi yang terlambat juga merupakan salah satu gejala," kata aktris bernama asli Lintje Tambayong ini.
Ia mengatakan faktor makanan cepat saji (instan) pun merupakan faktor paling tinggi. Mengaku terserang kanker payudara saat berusia 50 tahun, Rima Melati mengatakan dirinya terlambat memeriksakan diri ke dokter dan harus menjalani operasi pengangkatan pada 1990.
Saya diperiksa ketika sudah sampai stadium tinggi, 3B. Tapi dulu kan memang tidak ada informasi sama sekali tentang penyakit ini," katanya.
Karena itu, ia sangat menyarankan kaum remaja puteri saat ini harus meninggalkan gaya hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok. mengonsumsi minuman keras dan makanan lemak tinggi.
"Jadi, segeralah periksakan diri ke dokter bila timbul gejala. Lebih dari itu, jangan menikah di atas usia 30 tahun deh. Udah rugi, berisiko pula," katanya.
PARA pria dan wanita berusia tertentu seharusnya mengonsumsi aspirin setiap hari untuk mencegah timbulnya serangan jantung. Demikian Jurnal Kesehatan yang terbit di Inggris mengungkap.
Para ilmuwan dari Universitas Nottingham dan Sheffield yang menganalisis hampir dari 12000 pasien pria dan wanita usia antara 48 hingga 57 tahun mendapatkan manfaat dari konsumsi aspirin.
Serangan jangtung terjadi saat pembuluh darah tersumbat oleh plak. Aspirin inilah yang membuat plak menjadi encer dan membuka jalur pembuluh darah. The British Heart Foundation mengatakan bahwa penelitian lanjut perlu dilakukan sebelum 'paket resep' diberikan.
Sebelumnya hingga saat ini, aspirin telah diresepkan untuk membantu mengobati mereka yag pernah terserang stroke dan jantung. Juga diresepkan jika faktor-faktor seperti tekanan darah tinggi membuat seorang pasien berisiko tinggi terkena serangan jantung.
Namun sayang, tak banyak orang menjalani perawatan dengan pengobatan seperti ini, kata para peneliti. Banyak orang menyelepekan bahwa merawat orang berusia 50-tahun adalah persoalan mudah. Jadi, tak perlu repot-repot memberi mereka obat.
Sebuah analisa atas 12000 pasien usia antara 30 hinga 75 tahun menunjukkkan bahwa saat usia 47 tahun seorang pria dan saat usia 58 tahun seorang wanita dalam sepuluh tahun risiko terserang jantung mencapai 10 persen. Karena itu mereka layak dirawat dengan pengobatan ini.
Meski beberapa orang mengalami efek samping seperti misalnya gangguan pada lambung keuntungan obat ini lebih besar dibanding efek sampingnya. Karena itu, obat ini tidak cocok untuk mereka yang menderita diabetes atau berisiko tinggi mudah mengalami perdarahan.
Meski pengobatan aspirin terhadap diabetesi (penderita diabetes) tampaknya juga bermanfaat untuk mencegah serangan jantung, penelitian lanjut perlu dilakukan. Dan untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun, keputusan konsumsi obat ini haruslah individual. Ini karena di usia seperti ini, kejadian perdarahan kerap terjadi.
Dr. Iskandar Idris, pemimpin peneliti yang juga dosen senior di Universitas Sheffield mengatakan bahwa konsumsi aspirin secara rutin pada kelompok usia ini (75 ke atas) menjadi pilihan yang dimungkinkan.
Namun dia menambahkan " Keputusan final penggunaan aspirin harus berdasar diskusi dengan dokter ahli."
Dr. Mike Knapton, Direktur Pencegahan dan Perawatan di British Heart Founation mengatakan "Saat ini aspirin direkomendasikan untuk diberikan kepada mereka yang nyata-nyata menderita penyakit kardiovaskular dengan pengawasan medis setelah penilaian risiko dilakukan."
Demikian disampaikan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam Peresmian Renovasi Gedung Sekolah Luar Biasa Tunadaksa Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jakarta, Senin (25/8). Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta tersebut mengundang Gubernur Fauzi Bowo untuk menandatangani prasasti peresmian bangunan baru sekolah YPAC.
Menurut Fauzi, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk membangun masa depan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. "Pemerintah telah banyak mengeluarkan undang-undang yang mengatur pembinaan anak-anak berkebutuhan khusus. Namun, itu semua akan menjadi sia-sia jika tidak ada kontribusi dari pihak non pemerintah," ujar Fauzi Bowo.
Fauzi menyatakan, pihaknya telah menyediakan sejumlah anggaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Dalam APBD, dana sejumlah Rp 125.000,- diperuntukkan bagi satu orang anak berkebutuhan khusus tiap bulannya. Pemerintah juga menyediakan beasiswa sebesar Rp 600.000,- per anak. "Meskipun demikian, harus diakui bahwa ini tidaklah cukup untuk menyantuni semu anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di Jakarta," tambah Fauzi.
Sementara itu, Ketua Pembina YPAC Jakarta Muki Reksoprodjo menyatakan, anak-anak berkebutuhan khusus harus bisa memperoleh masa depan yang cerah seperti anak-anak pada umumnya. Menurutnya, dibutuhkan banyak bantuan dan dukungan untuk mencapai tujuan terse but. "Kami berusaha memberi kesempatan kepada pihak lain, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menjadi donatur sebagai upaya menolong anak-anak cacat, khususnya penderita cerebral palsy. Ini penting sebab masa depan anak-anak tersebut cenderung dilupakan dalam masyarakat," ucap Muki.
Sejauh ini, lanjut Muki, lembaga non pemerintah yang telah membantu YPAC Jakarta berasal dari perusahaan swasta dan pihak luar negeri. Menurutnya, sebagian perusahaan donatur telah menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan dengan menyisihkan sebagian keuntungan untuk membantu anak-anak YPAC Jakarta. "Pihak internasional yang juga ikut membantu adalah kedutaan besar Jepang. Ini dibuktikan dengan bantuan sebesar 10 juta yen yang diberikan oleh Duta Besar Yutaka Limura tahun 2005," ucap Muki.
Saat ini, menurut Muki, pihak Jepang kembali membantu YPAC Jakarta dalam upaya renovasi gedung sekolah luar biasa tersebut. "Duta Besar Jepang dan masyarakat Jepang telah membantu percepatan renovasi gedung sekolah. Kami sangat menghargai usaha yang mence rminkan peningkatan sarana pendidikan warga Jakarta yang berkebutuhan khusus ini," tambah Muki.
Dalam kesempatan yang sama, Fauzi Bowo mengemukakan beberapa alternatif untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus. "Pemerintah terus mendukung dan melakukan lobby kepada lembaga non pemerintah. Untuk itu, meski jauh dari lahan usahanya, perusahaan diha rapkan menunjukkan tanggung jawab sosialnya kepada anak-anak berkebutuhan khusus," ucap Fauzi.
Alternatif bantuan lain yang dihimbau oleh Fauzi Bowo adalah pengangkatan anak berkebutuhan khusus sebagai anak asuh. Menurutnya, banyak anak berkebutuhan khusus yang berasal dari keluarga tidak mampu. Para donatur diharapkan dapat berperan menjadi orangt ua asuh. "Saya telah menjadi orang pertama yang telah menempuh langkah tersebut. Saya yakin bahwa saya bukanlah satu-satunya orang yang mampu untuk melakukannya," kata Fauzi.
TUBERKULOSIS atau TB yang sudah resisten dengan berbagai perawatan dan pengobatan ternyata dapat diatasi dengan terapi agresif. Resistensi obat yang dialami para penderita TB terkait erat dengan meningkatnya angka kematian. Setidaknya 7 persen kasus infeksi meninggi di seluruh dunia gara-gara resistensi ini.
Kekhawatiran ini sekarang berkurang karena ternyata para ilmuwan menemukan cara baru untuk mengobati TB, yakni dengan terapi kombinasi, sekurangnya lima obat. Demikian laporan dari Jurnal LANCET menyebut.
Para ahli di Inggris sendiri mengatakan bahwa ini merupakan kabar baik. Namun tentu saja, sumber daya perlu dikerahkan untuk penelitian lanjut. Multi Drug Resisten (MDR) pada TB di Inggris sendiri mencapai 50 hingga 70 persen setiap tahun, terutama untuk mereka yang menggunakan obat isoniazid dan rifampin.
Namun dalam kasus TB yang mengalami resisten secara ektensif atau extensively resistant (XDR), sekurangnya dua dari tahap kedua perawatan tidak terlalu bermanfaat untuk dijalankan. Beberapa ahli berspekulasi bahwa XDR TB efektif bila tak diobati. Namun, fakta menunjukkan 52 orang mati dalam 16 hari di Afrika Selatan setelah penyakit ini mewabah di antara para pasien HIV.
Dalam penelitian terakhir yang dilakukan pada 600 pasien yang mengalami resistensi TB di Rusia, para peneliti menemukan bahwa nyaris 5 persen dari mereka mengalami XDR-TB. Setiap pasien dirawat berdasar strain penyakitnya. Tujuannya untuk menyediakan sekurangnya lima obat berdasar strain khusus yang diidap sehingga pengobatannya bisa diterima atau tepat sasaran.
Hampir setengah dari pasien TB jenis XDR dan 67 persen pasien TB MDR teratasi dengan baik. Ketua peneliti, Dr. Salmaan Keshavjee dari Sekolah Kedokteran Harvard, Amerika Serikat mengatakan," Managemen yang agresif atas infeksi yang terjadi sangat mungkin dilakukan dan dapat mencegah meningkatnya kematian dan transmisi yang lebih jauh lagi strain bakteri yang resisten terhadap obat."
Dr. John Moore-Gillon, juru bicara British Lung Foundation mengatakan, kabar buruknya adalah TB jenis XRD sudah muncul dan menyebar. "Masalah yang kita punya adalah kontrol yang tidak memadai atas penyakit ini. Perlu adanya upaya keras untuk mengatasi persoalan ini dengan program yang terstruktur dan menyeluruh."
John mengungkapkan bahwa yang paling penting dari laporan di jurnal ini adalah bahwa TB jenis XDR dapat diselesaikan meski dengan biaya yang sangat mahal. TB- MDR, kata John butuh biaya puluhan ribu. Tapi TB XDR butuh lebih dari itu.
Blog Archive
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4477)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (65)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENGGUNAKAN RUMUS JOHNSON TOHSACH DENGAN MODIFIKASI RUMUS...
-
Konsep Dasar Diagnosa Keperawatan Aktual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses kepera...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates