• home

ASUHAN KEPERAWATAN

  • HOME
  • DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN
  • Cara Mendapatkan Password

Rabu, 05 Januari 2011

Peran Bermain Dalam Perkembangan Anak
di 22.51
358 photo banner300x250-biru.gif
PERAN BERMAIN DALAM PERKEMBANGAN ANAK


 Belajar sesuatu yang tidak bisa diajarkan orang lain padanya.
 Belajar tentang dunianya dan tentang dirinya
 Cara mengaitkan sesuatu terhadap situasi
 Bagaimana beradaptasi

Berkesinambungan

 Proses kehidupan yang rumit
 Stressful
 Berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain
ISI BERMAIN
Utama:
 Aspek fisik
 Hubungan sosial
 Mengikuti trend terarah
Ad. 1. Aspek Fisik
 Umur sama
 Tipe penyakit relatif sama
 Ketergantungan pasien/anak
 Tidak harus di ruang yang khusus
Ad. 2. Hubungan Sosial
 Dilihat dari kesesuaian, tema bermain dengan usianya
 Ada hubungan sosial dengan temannya
Ad. 3. Mengikuti Trend Terarah
 Belajar naik sepeda bertahap dari roda 4  3  2
A. BERMAIN AFEKTIF SOSIAL (SOCIAL AFFECTIVE PLAY)
 Bayi/anak merasa senang berhubungan dengan orang disekitarnya.
 Contohnya : Ortu berbicara, memeluk, bersenandung.
Memberi respon

Tersenyum, mendekur, tertawa, beraktivitas, dll


Beragam sesuai kultur
B. BERMAIN UNTUK BERSENANG-SENANG (SENSE PLEASURE PLAY)
 Tanpa ada interaksi orang lain pada diri anak itu
 Pengalaman tanpa stimulasi sosial
 Ex: obyek lingkungan seperti warna, bau, rasa, cahaya, dll.
Contohnya : benda alam, gerak tubuh
Menstimulasi indra

Memberi kesenangan

C. BERMAIN UNTUK KETRAMPILAN/SKILL
Berulang kali melakukan dan melatih kemampuan yang baru di dapat


Nyeri dan frustasi. Contohnya : naik sepeda

D. PERILAKU BERMALAS-MALASAN (UNOCCUPIED BEHAVIOR)
Tidak bermain tetapi memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang menarik dirinya


Melamun


Dia tidak terlibat pada yang dia lihat

ON LOOKER  contohnya : lihat TV  ia terlibat secara emosional

E. BERMAIN DRAMATIK/P. SIMBOLIK ATAU PURA-PURA
Dimulai pada akhir masa bayi (usia 11 – 13 bulan)
Contohnya : berpura-pura melakukan kegiatan keluarga, seperti: makan, tidur, minum
 Pada usia Toddler kegiatan berupa hal-hal yang dikenalnya.
 Pada usia pra sekolah kegiatan sehari-hari  tetapi lebih rumit
 Bermain pura-pura merupakan acuan untuk mengujikan dan mengasimilasikan perilaku dewasa (Connoly, Doyle dan Reznick, 1988)

F. PERMAINAN GAME
Sendiri atau bersama-sama teman
contohnya : puzzle, soliter, komolter game dan video.
Pada bayi  permainan imitatif (ciluk ba)
G. PERMAINAN KOMPETITIF
Permainan anak sekolah dan remaja
contohnya : kartu, catur, halma dan kasti.

Anak pra sekolah sulit

Permainan kompetitif tapi sukar untuk menerima kekalahan.
contohnya : Menipu untuk menang
Mengubah aturan main
FUNGSI BERMAIN
A. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
 Semua tingkat usia  terutama bayi
 Anak mengeksploitasi alam sekitarnya.
 Bayi
Melalui stimulasi taktil (sentuhan), audio, visual.
 Todler dan Pra sekolah
Gerakan-gerakan tubuh dan eksplorasi lingkungan
 Sekolah dan Remaja
Memodifikasi gerakan tubuh lebih terkoordinasi dan rumit.
contohnya : lari, balap sepeda
B. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
 Melalui eksplorasi dan manipulasi
contohnya : belajar warna, bentuk, ukuran, manfaat benda, buku cerita, angsa, film, koleksi, dll.
 Meningkatkan ketrampilan bahasa
 Menerapkan/mengulangi pengalaman masa lalu ke dalam persepsi dan dihubungkan ke hubungan yang baru
 Membantu memahami dunia tempat tinggalnya
contohnya : Panas  siang Dingin  malam
 Membedakan khayalan dan kenyataan
SOSIALISASI
 Bayi  perhatian dan rasa senangnya akan kehadiran
contohnya : bayi menangis tidak ditolong  tidak percaya orang lain
 Kontak sosial pertama anak adalah figur ibu
 Sampai usia 1 tahun  bayi memeriksa bayi lain, memeriksa obyek lain dilingkungan.
 Usia 2 – 3 tahun  permainan pura-pura dengan ibu dan anak, dokter, pasien, penjual dan pembeli.
Kemudian meluas  teman sementara dan teman permanen
 Usia Pra sekolah
Sadar akan keberadaan teman sebaya, mengidenrtifikasi ciri yang ada pada setiap teman bermainnya
 Usia sekolah  teman 1 atau 2 orang yang disukai, belajar memberi dan menerima. Belajar peran gender, benar dan salah nilai moral dan etik, mulai memahami tanggung jawab dari tindakannya.
KREATIFITAS
Elkind ( 1991 )
“ Hebatnya tekanan akademik “ yang ditimpakan pada anak, perceraian orang tua,
orang tua bekerja lelah meningkatkan tanggungjawab yang dibebankan pada anak dan mengurangi kesempatan anak untuk bermain spontan dan berkhayal
KESADARAN DIRI
 Dimulai dengan eksplorasi aktif tubuh dan kesadaran bahwa dirinya terpisah dari pengaruh.
 Kemampuan anak meningkat untuk mengatur dirinya
 Mulai membandingkan kemampuan dengan orang lain
 Belajar tentang efek perilakunya pada orang lain

NILAI TERAPEUTIK
 Melepaskan stress dan ketegangan

NILAI MORAL
 Belajar salah/benar dari kultur, rumah, sekolah, interaksi.
 contohnya : bila ingin diterima sebagai anggota, kelompok, anak harus mematuhi
Kode perilaku yang diterima secara kultur, adil, jujur, kendali diri, mempertimbangkan kepentingan. Orang lain.

KARAKTERISTIK SOSIAL
 Bayi  interaksi bermain terjadi antara bayi dan orang dewasa
Egosentris  akhir peduli pada oranglain.

 Todler  berkelahi  tidak mampu bertoleransi terhadap penundaan kebutuhan personal.

 Pre School  berkompromi/menerima aturan, interaksi dengan teman sebaya, meningkatkan kemampuan kenseptual dan ketrampilan sosial  sehingga peran serta meningkat.

 Bermain Onlooker/mengamati
melihat apa yang dilakukan orang lain tapi tidak ada usaha untuk ikut bermain
contohnya : menonton TV

 Bermain Soliter/Mandiri
Menyukai kehadiran orang lain tapi tidak ada usaha untuk mendekat atau berbicara hanya terpusat pada aktivitas/permainannya sendiri.

 Bermain Pararel
Bermain mandiri ditengah anak lain tidak sama dengan Assosiasi Kelompok.

CIRI BERMAIN ANAK TODLER:

Bermain Assosiatif.
Bila bermain/beraktivitas serupa bersama tetapi tidak sama aturan/pembagian kerja, pemimpin bersama.

Ciri penularan perilaku
Bermain kooperatif/terorganisir. Bermain dalam kelompok ada perasaan
kebersamaan/sebaliknya, terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut.
KARAKTERISTIK BERMAIN
A. TRADISI
- Setiap generasi meniru permainan generasi berikutnya
- Permainan yang memuaskan akan dilanjutkan
- Perubahan musim
B. WAKTU DAN USIA
- Waktu berkurang sesuai usia
- Jumlah dan ragam aktivitas bermain berkurang
- Aktivitas fisik berkurang
- Waktu untuk aktivitas spesifik meningkat
- Perhatian menyempit tetapi > lama
- Jumlah dan usia teman ( > sedikit dan spesifik )
- Permainan anak 4 katagori
# Imitiatif
# Eksplorasi
# Menguji
# Model mainan / bangunan
- Satu tipe akan mempredomiare atas yang lain pada usia spesifik
contohnya : Bermain initiatif bayi


Ciluk ba
Bermain initiatif pra sekolah


Permainan Dramatik  rumah-rumahan, sekolah setelah dewasa 
Aktivitas spontan, lebih formal dan terstuktur serta kepatuhan seksnya

C. POLA PERKEMBANGAN
Usia bertambah


Penggunaan material > bermakna
contohnya : Balok

MAINAN
Adalah : Obyek dinamisasi untuk berinteraksi dan perkembangan kognitif

Terkait dengan keagaman dan kegunaan benda untuk dieksplorasi dan bereksprimen.

MEMILIH MAINAN
 Mainan ditarik, didorong dan digelundungkan. Dimanipulasi mengajarkan property fisik, membantu mengembangkan otot dan koordinasi.
 Aturan elemen kerja sama dan organisasi permainan yang ada aturannya (board games).
 Untuk meningkatkan keterampilan dan menstimulasi imajinasi.
 Kotak, tanah liat/lilin dan balok memberi banyak obyek simbolik dan menimbulkan impuls kreatif. Contoh: balok untuk menghitung, bentuk dan ukuran.
 Tidak perlu mahal/elaborate
 Bayi dan anak kecil ; kebahagiaan dari alat dapur sederhana.

KEAMANAN PERMAINAN
 Evaluasi keamanannya merupakan tanggung jawab dewasa
 Tidak menimbulkan ancaman terhadap kesehatan dan kenyamanan
BERMAIN TERAPEUTIK
I. REAKSI ANAK TERHADAP HOSPITALISASI
 Riset  Distress emosional terjadi selama dan setelah rawat inap
 Respon aktif : menangis, bergantung pada orang tua, menolak pengobatan dan merusak.
 Respon pasif : tidur berlebihan, tidak mau berkomunikasi, mengurangi aktifitas dan tidak mau makan.
 Gangguan perilaku dan masalah pembelajaran
 Regresi  tempetantrum dan toilet training


II. TEORI PERKEMBANGAN DAN BERMAIN TERAPEUTIK
Gibbon dan Boren  3 type bermain yang bermanfaat untuk mengurangi stress, yaitu:
1. Recreational Play  spontan dan tidak terstruktur
2. Terpeutik Play  orang dewasa menstruktur aktifitas untuk tujuan tertentu.
3. Play Therapy  interpretasikan permainan dan merekomendasikan intervensi yang sesuai.

Untuk membantu anak memahami perilakunya dan mengubah yang tidak sepantasnya.

Dua intervensi Terapautik (Delpo dan Frick, 1988)
a. Bermain terapeutik terarah
b. Bermain terapeutik tidak terarah


Pendekatan Psikososial
Tujuan sama:
 Memberi pengalaman pada anak untuk menyelesaikan konflik internal
 Memperoleh keterampilan mengatasi pengalaman hidup yang sulit.

III. 1. BERMAIN KETIKA ANAK MASUK RUANG RAWAT
Identifikasi sebagai periode kritis/titik stress.

Diperlukan intervensi secara periodik untuk koping dan penyesuaian diri.

Latar belakang informasi:
Reaksi anak hospitalisasi tergantung pada:
 kepribadiannya selama dirawat
 latar belakang sosial dan suku
 persiapan yang dimlikinya
 pengalaman sakit sebelumnya

diperoleh dari keluarga/kerabat

Perawat:
Perlu memahami kepedulian spesifik berbagai kelomok usia.
Contoh: perpisahan dengan orang tua

Bayi, toddler dan pra sekolah

Usia sekolah dan remaja


Keterlibatan teman sebaya sangat bermanfaat

III. 2. PERTIMBANGAN KHUSUS
 bermain membantu perawat kontak dan membina hubungan dengan keluarga.

Cara supportif dan tidak mengancam
 harus mengamati komunikasi verbal dan non verbal anak.
Untuk mengetahui:
 kesesuaian perilaku anak dengan usianya
 maturasi emosional
 kemampuan memahami arahan/informasi dan keterampilan

Indikator psikologis selama pengamatan adalah:
 jumlah MRS
 sistem pendukung keluarga
 faktor stress di rumah
 alasan masuk
TUJUAN KEGIATAN
Empat (4) strategi kegiatan utama:
1. memeberi informasi:
mengorientasikan klien dengan tujuan: mengurangi keasingan dan prosedur asing.
2. memicu normalisasi
MRS stressfull menganggu rutinitas normal karena lingkungan asing. “Proses Normalisasi”: menjadikan lingkungan RS menyerupai rumah.
3. menggunakan sistem pendukung
kehadiran orangtua dan kerabat akrab adalah sangatlah penting.
4. mengidentifikasi teknik koping
perawat membantu mengenal teknik koping.
PERHATIAN PERAWAT KETIKA ANAK MASUK RUANG RAWAT
 Mendesain tanda “ Selamat Datang” dan menggantungnya di pintu
 Meminta orantua mengisi angket untuk mengidentifikasi kebiasaan makan, mandi dan tidur anak.
 Menyediakan radio di ruangan, buku-buku cerita, dll
 Perhatian khusus keterlibatan kontrol dewasa.
 Bentuk pertanyaan yang digunakan: adakah sesuatu yang khusus yang terfikir olehmu sementara kamu sedang ……………. Atau apa ini ?.

AKTIVITAS SENI EKSPRESIF DENGAN ALAT KEDOKTERAN
“Dilakukan bila anak terlalu cemas/takut dengan tipe alat kedokteran atau anak terlalu tua untuk main dokter-dokteran.

Bermain tidak langsung/humor

Empat (4) tipe bermain medikal:
1. Bermain dokter-dokteran mengulang peran (Role rehearsal/Role reversal)
2. Bermain dokter-dokteran fantasi
3. Bermain dokter-dokteran tidak langsung
4. Bermain seni dokter-dokteran

Peralatan medik secara langsung/tidak langsung dengan menggambar, melukis, memegang alat, dll (untuk mengatasi, menyalurkan dan menyelesaikan konflik tanpa kata-kata)

Tujuan Terapi Seni:
1. Meluaskan rentang komunikasi
2. Pembelajaran eksplorasi yang menarik
3. Memberikan tugas dan penghargaan
4. Meningkatkan penghargaan emosional

Anak dapat mengekspresikan dirinya secara efektif, kognitif, simbolik dan kreatif.
Contoh: bentuk permainan:
• Gunakan kantong/botol infus untuk membuat boneka dan kepala bisa dibuat dari balon yang dilapisi perban.
• Gunakan penekan lidah sebagai alat bermain dengan tanah liat.
KONSEP BERMAIN DALAM AKTIFITAS SEHARI-HARI
DAN RUMATAN KESEHATAN
Penyakit dan hospitalisasi
 kopingnya terbatas
stessfull
 reaksi sesuai usia
Perubahan status kesehatan dan rutinitas
• Nutrisi
• Cairan
• Higiene

TINJAUAN TEORITIS
A. Stressor Utama Bayi
“Perpisahan dengan orangtua”.
Timbulkan segera rasa percaya dengan perhatian untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Keseimbangan antara stimulasi motor dan istirahat.

B. Toddler
Mempunyai otonomi dan ritual tertentu terutama: makan, minum, mandi dan toilet.
Aktivitas sehari-hari:
 terganggu  Respon negativisme dan Regresi.

C. Pra Sekolah
Memerlukan penjelasan yang sederhana, jelas dan ilustrasi.

D. Usia Sekolah dan Remaja
• Kemandirian
• Identitas individual
• Penerimaan teman sebaya.

Berkurang selama hospitalisasi.
Reaksi marah dan frustasi terhadap:
• Tirah baring
• Makanan rumah sakit
• Bantuan mandi dan aktivitas

- Beri kesempatan untuk berperan dalam perencanaan keperawatan
- Menambah Keleluasaan pribadi
- Memfasilitasi beberapa bentuk interaksi dengan teman sebaya.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
RUMATAN KESEHATAN PADA ANAK

• Nutrisi dan cairan
Cairan tubuh didapat dari:
oral, makanan, karbohidrat, protein dan lemak.
Cairan keluar melalui: ginjal, saluran cerna, paru-paru, kulit, drainage luka, fistel, dan perdarahan.

Riset:
• Walaupun singkat puasa dapat menambah kinerja pendidikan
• Defisit zat besi/anemia terkait dengan buruknya keluasan perhatian
• Defisit kognitif terkait dengan nutrisi dan atau diit.

NUTRISI BERDASARKAN USIA:
Bayi:
Stimulus internal menentukan rasa lapar. Makan berkaitan dengan interaksi, rasa aman, nyaman dan kasih sayang.

Toddler dan Pre School:
• Telah terbina kebiasaan makannya
• Telah belajar banyak tentang makanan sesuai dengan kultur dan sosial ekonomi keluarga.

Sekolah dan Remaja:
• Pilih makanan sesuai perubahan fisik dan tuntutan kebutuhan nutrisi
• Gangguan nutrisi (anoreksia dan obesitas), disebabkan:
- meningkatnya kemandirian
- kurangnya penerimaan akan nilai yang ada

BATASAN DIIT YANG BERKAITAN DENGAN SITUASI KONFLIK
• Persiapan untuk tes diagnosa
Mencegah terpengaruhnya hasil test.
Contoh: test untuk sistem gastrointestinal yang memerlukan pembersihan usus.
• Presedasi untuk anastesi
Lambung kosong (mencegah mual, muntah, resiko aspirasi)
• Diit terapeutik (dikombinasikan dengan medikasi).
Contoh: DM : insulin dan diiit diresepkan spesipik.
• Pembatasan cairan dan garam
Contoh: Ginjal/jantung
• Suplemen diit
Makanan tambahan seperti: vitamin, infus, dll.

PERAWAT


RUTINITAS SEHARI-HARI ANAK

• Memberi perasaan konsisten untuk setiap kegiatan sehari-hari
• Beri penjelasan tentang perlunya fleksibilitas jadwal
• Mengingatkan anak tentang perubahan jadwal dan memberi kesempatan untuk persiapan mengikuti rutinitas sehari-hari.



Perilaku kooperatif pada anak

Tujuan:
Memberi rasa nyaman dan aman, memberi informasi apa yang akan terjadi, yang diharapkan, dilakukan pada anak dan berapa lama kegiatan berlangsung.


AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN JATI DIRI


Tinjauan Teoritis


Gambaran Jati diri Gambaran
mental
Sumber Personal

Ide, keyakinan, konsep diri,
Pikiran & person, citra diri, Dunia secara efektif
Harga diri

Menurut Meisenhelder, 1985 :


Jati diri


Interaksi dengan orla Umpan balik


- Ortu
- Guru
- Role model
- Teman

Menurut Stanwick ( 1983 ) 4 Elemen Pengalaman Hidup  Jati diri
1. Kerabat hidup / akrab
2. Harapan peran sosial
3. Krisis perkembangan psikososial
4. Gaya koping / komunikasi keluarga

Leonardson, 1986 mengatakan :

a. Hubungan positif : Konsep diri Kesehatan anak
b. Konsep diri negatif :
• Perilaku merusak diri seperti
- Makan berlebihan
- Alkoholisme
- Merokok
- Naza

Intervensi untuk peningkatan jati diri , ditujukan pada 5 sikap dasar anak :
1. Perasaan aman
2. Perasaan identitas
3. konsep diri
4. Perasaan memiliki dan dimiliki
5. Perasaan kompetensi

A.d. 1. Anak merasa bisa mempercayai & yakin pada orang dewasa yang bertanggung jawab terhadapnya
A.d. 2. Umpan balik + support untuk mengevaluasi kelebihan & kekurangan
A.d. 4. Pengalaman untuk menyadari saat menjadi individu yang unik &mengidentifikasi diri bagian dari klm
A.d. 5. Yakin memiliki koping untuk mencapai tujuan, terbina dengan pengalaman keberhasilan

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :

 Kaji kerabat akrab anak
 Peran perawat sebagai kerabat
 Memfasilitasi kontak klien dengan kerabat
 Komunikasi non verbal

Contoh : - Menggunakan tref bermain untuk meningkatkan verbalisasi
selama bermain dramatik
- Meletakkan kotak saran
AKTIVITAS UNTUK MOBILISASI & ISOLASI


Beresiko terjadinya masalah fisik & psikologik karena kehilangan kesempatan untuk melakukan gerakan normal & isolasi sosial.

Riset 

Usia  Mempengaruhi reaksi anak terhadap imobilisasi & isolasi

a. Usia
Reaksi
b. Usia 6 - 18 bulan
Depresi  Faktor utama yang mempengaruhi reaksi anak terhadap imobilisasi & isolasi

Kecewa  Ketika ortu dan kerabat meninggalkan ruangan / tempat tidur.

c. Toddler
Sulit memahami alasan restrain / isolasi  Regester / gelisah

d. Pra Sekolah
Mengalami rasa bersalah & kurang mengeksplorasi lingkungan

e. Sekolah
 Kehilangan kendali , rasa marah, & permusuhan bila anak dikekang secara fisik & sosial.
 Perasaan frustasi pada permulaan Imobilisasi
 Anak memilih salah satu dari beberapa peran untuk mengatasi situasi yaitu :
 Mandiri bertanggung jawab
 Ketidak mandirian fasif
 Manifulasi.

f. Remaja.
 Peduli tentang citra tubuh & takut berbeda dgn teman sebayanya.
 Depresi, frustasi, regresi, marah, mengingkari & bermusuhan  reaksi terhadap pengekangan fisik & sosial.
 Saat kes  baik  kebosanan & apatis merupakan masalah yang mungkin terjadi

Berapapun usia anak, imobilisasi & isolasi berhubungan dengan :
 Pembatasan gerak, ruang & kontak dengan lingkungan
 Orientasi waktu & tempat akan terpengaruh
 Kehilangan kontrol tubuh & lingkungan.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
KRAN & RAGIEL (1986) :
“ Menekankan pentingnya mengkaji efek imobilisasi & isolasi pada
anak.”

Mereka merekomendasikan 9 Area pengkajian yaitu :
1. Perilaku & kapasitas yg sesuai usia.
2. Sistem pendukung
3. Kinerja sekolah
4. Isi bermain
5. Proses berfikir
6. Pola diet & Eliminasi
7. Obat yang digunakan
8. Tingkat aktifitas
9. Pola tidur.

Tujuan Kegiatan

Aktifitas imobilisasi & isolasi dikelompokkan dalam 5 tujuan yaitu memberi :
1. Stimulasi sensorik
 menstimulasi kesehatan indera
2. Stimulasi Kinestesia
Kinestesia / perasaan gerakan bisa real / sebenarnya dirasakan
3. Interaksi sosial.
 mengurangi isolasi.
4. Mengurangi depersonalisasi
 Anak perlu mempertahankan perasaan diri & hubungannya dengan orang lain diluar RS
Contoh : Membawa foto keluarga, main atau bantal dari rumah.

Contoh Pemainan
 Mobil-mobilan remote kontrol bisa memberi rasa gerak & kemampuan bermain pada anak terisolasi.
 Dekatkan tempat tidur 2 anak yang imobilisasi dengan sekeping papan mereka bisa menggunakannya untuk bermain game atau menggelindingkan mainan 1 sama lainnya
PERMAINAN UNTUK PERNAFASAN
Metabolisma meningkat


Penyakit Paru  fungsi pernafasan


Meningkatkan kebutuhan metabolik & O2

Tinjauan Teoritis :
Anak tidak mampu menjelaskan disiplin untuk yang dialami.


Amati prilaku anak selama kegiatan


Anak yang mengalami Nafas pendek, tanda :
 Diam
 Tidak aktif
 Kurang perhatian
 Tidak Antusias untuk bermain

Anak dengan Edema Pulmonal / Asma
 Tidak nyaman keluhan : pada posisi duduk
 Nasal Kanula  Metode yang paling sering untuk pemberian O2  iritasi dan pemahaman tentang bagaimana mengganti & mengamankan Kanula.
 Anak dgn mengalami gangguan pernafasan  kesulitan makan sedangkan tubuh memerlukan peningkatan masukan makanan kalori.
 Pola tidur terganggu  waktu tenang selama siang hari
 Rencanakan kegiatan untuk menghemat energi anak
 Aktifitas bermain efektif  bagian integral dan rencana pengobatan
 Diharafkan secara fsikologis  anak merasakan bermain  menfaat untuk menenangkan Stress & Anseitas dan memberikan perasaan kontrol / kendali.
 Kolaborasi dengan dokter  keterbatasan yg dimiliki oleh anak.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
A. PASIEN BEDAH

 Tergantung pada tipe bedah, lokasi, Ukuran insisi & jumlah mobilisasi yang diizinkan  aktivitas terapetik
 Penggunaan anestesi umum


Latihan pernafasan


Mempromosikan ekspansi alveolar, pertukaran O2 & CO2

 Yakinkan pada anak bahwa insisi aman  untuk meningkatkan rasa nyaman  bantal / tangan / boneka untuk menopang sisi insisi
 Pastikan keter

Anak Dengan Trakheostomi

Dalam waktu lama, direncanakan beberapa kegiatan, hal berikut harus dipertimbangkan :
1. Monitor permainan anak sehingga jari, makanan & mainan tidak masuk keselang Tracheastomo
2. Pastikan tube tidak terlepas selama kegiatan
3. Jangan gunakan mainan isi / piaraan berbulu
4. Sediakan mesin isap lendir potabel & kateter
5. Monitor tanda – tanda kesukaran bernafas

Tujuan Aktivitas & Informasi
 Jangan gunakan media balon pada anak yang berumur <>
 Media balon  meniup balon berulang memerlukan Nafas dalam & penggunaan otot-otot pernafasan. Pastikan balon cukup fleksibel

Bermain dikelompokkan sesuai tujuan utama :

A. Promosi Batuk
 Meminta anak  Nafas beruntun dengan meningkatkan kecemasan & kekuatan
B. Promosi Bernafas Dalam
 Kegiatan bermain  untuk bernafas dalam  inhalasi lambat & dalam
 Tipe pernafasan  ekspansi penuh Alucolus pada semua lobus paru
C. Promosi Bernafas Pursed - lip
 Untuk membantu membukakan jalan nafas & mempertahankan jalan nafas bersih
 Pursed – lip  bernafas dalam & lambat
 Selama ekshalasi lambat melalui mulut, mulut dimonyongkan & dikerutkan  meningkatkan retensi udara selama fase ekshalasi, mempertahankan tekanan akhir ekspirasi dalam alveolus, mencegah kolaps paru total & memperpanjang pertukaran udara dan runtun respirasi.

Ide Tambahan
 Melakukan kontes meniup permen karet. Hati-hati
 Lakukan ( pura-pura) pesta ultah anjurkan untuk meniup lilin pada kue
 Gunakan harmonika / suling & pilu anak untuk memainkan musik
 Meniup kantong kertas / plastik & menggelembungkannya.

Tweet

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Jangan Lupa Tulis Komentarnya Gan:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar ( Atom )
 photo banner300x250-biru.gif

Blog Archive

  • 2016 (1)
    • 09/18 - 09/25 (1)
  • 2015 (10)
    • 10/11 - 10/18 (1)
    • 09/13 - 09/20 (1)
    • 09/06 - 09/13 (1)
    • 07/05 - 07/12 (1)
    • 05/17 - 05/24 (6)
  • 2014 (1)
    • 04/13 - 04/20 (1)
  • 2012 (770)
    • 02/19 - 02/26 (5)
    • 02/12 - 02/19 (10)
    • 02/05 - 02/12 (4)
    • 01/29 - 02/05 (27)
    • 01/22 - 01/29 (88)
    • 01/15 - 01/22 (101)
    • 01/08 - 01/15 (169)
    • 01/01 - 01/08 (366)
  • 2011 (4477)
    • 12/25 - 01/01 (336)
    • 12/18 - 12/25 (62)
    • 12/11 - 12/18 (70)
    • 12/04 - 12/11 (77)
    • 11/27 - 12/04 (40)
    • 11/20 - 11/27 (67)
    • 11/13 - 11/20 (198)
    • 11/06 - 11/13 (187)
    • 10/30 - 11/06 (340)
    • 10/23 - 10/30 (32)
    • 10/16 - 10/23 (109)
    • 10/09 - 10/16 (80)
    • 08/14 - 08/21 (75)
    • 08/07 - 08/14 (81)
    • 07/31 - 08/07 (82)
    • 07/24 - 07/31 (65)
    • 07/17 - 07/24 (91)
    • 07/10 - 07/17 (47)
    • 07/03 - 07/10 (44)
    • 06/26 - 07/03 (53)
    • 06/19 - 06/26 (59)
    • 06/12 - 06/19 (47)
    • 06/05 - 06/12 (65)
    • 05/29 - 06/05 (63)
    • 05/22 - 05/29 (77)
    • 05/15 - 05/22 (115)
    • 05/08 - 05/15 (65)
    • 05/01 - 05/08 (104)
    • 04/24 - 05/01 (45)
    • 04/17 - 04/24 (70)
    • 04/10 - 04/17 (134)
    • 04/03 - 04/10 (72)
    • 03/27 - 04/03 (18)
    • 03/20 - 03/27 (47)
    • 03/13 - 03/20 (68)
    • 03/06 - 03/13 (40)
    • 02/27 - 03/06 (56)
    • 02/20 - 02/27 (77)
    • 02/13 - 02/20 (76)
    • 02/06 - 02/13 (198)
    • 01/30 - 02/06 (194)
    • 01/23 - 01/30 (132)
    • 01/16 - 01/23 (196)
    • 01/09 - 01/16 (202)
    • 01/02 - 01/09 (121)
      • Arti Logo Obat
      • Manfaat Minum Teh
      • Flatus (Kentut)
      • 10 Syndrom Penyakit Aneh di Dunia
      • Posisi yang Baik di Depan Kompute
      • 175 contoh KTI Kebidanan
      • Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
      • Askep Neonatus dengan Infeksi Saluran Nafas
      • Askep Anak dengan Intususepsi
      • 9 tehnik untuk berhenti berpikir negatif
      • Apakah Anda Bingung Bagaimana Cara Menentukan Masa...
      • LAPORAN PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan KLIEN denga...
      • Hubungan Karakteristik Ibu Balita dengan Tumbuh Ke...
      • Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Ibu dengan ...
      • Anemia Karena Kekurangan Asam Folat
      • Ikan Goreng dan Resiko Stroke
      • Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia dengan Kepatuh...
      • Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Pengetahua...
      • Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pembe...
      • ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MULTIPEL FRAKTUR
      • Pertumbuhan, Perkembangan Pre school
      • Lupus
      • Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
      • Peran Bermain Dalam Perkembangan Anak
      • Tumbuh Kembang Bahasa
      • Pertumbuhan dan Perkembangan ; Tumbang
      • Perawatan Payudara
      • Periksa Payudara Sendiri
      • Pre eklampsi
      • Prematur
      • Senam Nifas
      • Cidera Kepala Berat
      • Askep Karsinoma Buli
      • Askep Bronkopneumonia
      • Cancer Colon
      • Askep Sirosis Hepatis
      • Leptospirosis
      • Effusi Pleura Maligna
      • Rematik
      • Mikrobiologi Klinik
      • Nebulizer
      • Obat dan Bentuk Sediaan Padat
      • Pengetahuan Keluarga tentang Depresi pada Lansia d...
      • Berbagai Penyebab & Gejala Nyeri pada Leher
      • Pengetahuan Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Pu...
      • TBC Pembunuh Nomor Tujuh di Dunia
      • Karakteristik Pelaksanaan Senam Lansia pada Posya...
      • Permainan dan Perilaku bermain bagi Anak
      • Hubungan Usia Terhadap Perdarahan Post Partum Di RSUD
      • Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pembe...
      • Konsep Dasar Bayi Kejang
      • Ikterus
      • Makrosomia (Baby Giant)
      • Asuhan Kebidanan dengan Episiotomi
      • Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus
      • Askep Anak ASD, VSD, KOARTASIO AORTA dan Bronchopn...
      • Sindroma Pernafasan Anak Akut
      • Tumbuh Kembang Remaja
      • Tetanus
      • Tindakan Aspirasi Anak Tersedak
      • Susunan Perkembangan Anak
      • Gangguan Bicara ; Speech Delayed
      • Penyebab Perdarahan Selain Menstruasi
      • Nutrisi Pada Ibu Hamil
      • Nyeri
      • Pasca Persalinan
      • Pbl Post Partum
      • Ketoasidosis Diabetik
      • Keperawatan Perioperatif
      • Kegunaan Fosfor
      • Kesehatan Lansia Di Indonesia
      • Kolitis Ulserativa
      • Konsep Dasar Osteoporosis
      • Konsep Keperawatan Keluarga
      • Luka Bakar ; Combustio
      • Malaria
      • Penyakit Malaria
      • Emboli Cairan Ketuban
      • Distosia Bahu
      • Depresi Postpartum
      • CHEPAL HEMATOMA
      • CAPUT SUCCADENEUM
      • CARA MENGEJAN YANG SALAH
      • ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PTERIGIUM
      • Batuk Darah
      • Abses Paru
      • Cairan Dan Elektrolit
      • Analisa Gas Darah (Blood Gas Analisa)
      • Efusi Pleura Maligna
      • Flu Burung, Avian Influensa
      • Hemangioma
      • Asuhan Keperawatan Hemorrhoids
      • Katarak Primer
      • Kanker Tulang Primer
      • Hepatitis Kronis
      • Hepatoma Tumor ganas primer
      • Hipertensi
      • Hepatoma
      • Hipoglikemia
      • Irigasi Telinga, Mata
  • 2010 (2535)
    • 12/26 - 01/02 (156)
    • 12/19 - 12/26 (65)
    • 12/12 - 12/19 (73)
    • 12/05 - 12/12 (84)
    • 11/28 - 12/05 (80)
    • 11/21 - 11/28 (68)
    • 11/14 - 11/21 (63)
    • 11/07 - 11/14 (50)
    • 10/31 - 11/07 (50)
    • 10/24 - 10/31 (36)
    • 10/17 - 10/24 (58)
    • 10/10 - 10/17 (35)
    • 10/03 - 10/10 (31)
    • 09/26 - 10/03 (21)
    • 09/19 - 09/26 (26)
    • 09/12 - 09/19 (55)
    • 09/05 - 09/12 (65)
    • 08/29 - 09/05 (33)
    • 08/22 - 08/29 (70)
    • 08/15 - 08/22 (45)
    • 08/08 - 08/15 (35)
    • 08/01 - 08/08 (37)
    • 07/25 - 08/01 (27)
    • 07/18 - 07/25 (19)
    • 07/11 - 07/18 (30)
    • 07/04 - 07/11 (56)
    • 06/27 - 07/04 (28)
    • 06/20 - 06/27 (22)
    • 06/13 - 06/20 (30)
    • 06/06 - 06/13 (21)
    • 05/30 - 06/06 (5)
    • 05/16 - 05/23 (6)
    • 05/09 - 05/16 (29)
    • 05/02 - 05/09 (59)
    • 04/25 - 05/02 (28)
    • 04/18 - 04/25 (38)
    • 04/11 - 04/18 (70)
    • 04/04 - 04/11 (59)
    • 03/28 - 04/04 (65)
    • 03/21 - 03/28 (89)
    • 03/14 - 03/21 (218)
    • 03/07 - 03/14 (95)
    • 02/28 - 03/07 (135)
    • 02/21 - 02/28 (102)
    • 01/03 - 01/10 (68)
  • 2009 (1652)
    • 12/27 - 01/03 (36)
    • 12/20 - 12/27 (22)
    • 12/13 - 12/20 (100)
    • 12/06 - 12/13 (45)
    • 11/29 - 12/06 (24)
    • 11/22 - 11/29 (22)
    • 11/15 - 11/22 (19)
    • 11/08 - 11/15 (28)
    • 11/01 - 11/08 (11)
    • 10/25 - 11/01 (17)
    • 10/18 - 10/25 (38)
    • 10/11 - 10/18 (33)
    • 10/04 - 10/11 (15)
    • 09/27 - 10/04 (21)
    • 09/20 - 09/27 (7)
    • 09/13 - 09/20 (84)
    • 09/06 - 09/13 (35)
    • 08/30 - 09/06 (48)
    • 08/23 - 08/30 (118)
    • 08/16 - 08/23 (26)
    • 08/09 - 08/16 (34)
    • 08/02 - 08/09 (35)
    • 07/26 - 08/02 (31)
    • 07/19 - 07/26 (14)
    • 07/12 - 07/19 (16)
    • 07/05 - 07/12 (28)
    • 06/28 - 07/05 (26)
    • 06/21 - 06/28 (76)
    • 06/14 - 06/21 (26)
    • 06/07 - 06/14 (21)
    • 05/31 - 06/07 (43)
    • 05/24 - 05/31 (38)
    • 05/17 - 05/24 (26)
    • 05/10 - 05/17 (52)
    • 05/03 - 05/10 (15)
    • 04/26 - 05/03 (38)
    • 04/19 - 04/26 (32)
    • 04/12 - 04/19 (22)
    • 04/05 - 04/12 (20)
    • 03/29 - 04/05 (40)
    • 03/22 - 03/29 (43)
    • 03/15 - 03/22 (18)
    • 03/08 - 03/15 (14)
    • 03/01 - 03/08 (22)
    • 02/22 - 03/01 (12)
    • 02/15 - 02/22 (9)
    • 02/08 - 02/15 (11)
    • 02/01 - 02/08 (19)
    • 01/25 - 02/01 (37)
    • 01/18 - 01/25 (21)
    • 01/11 - 01/18 (33)
    • 01/04 - 01/11 (31)
  • 2008 (700)
    • 12/28 - 01/04 (13)
    • 12/21 - 12/28 (9)
    • 12/14 - 12/21 (57)
    • 12/07 - 12/14 (5)
    • 11/30 - 12/07 (18)
    • 11/23 - 11/30 (33)
    • 11/16 - 11/23 (31)
    • 11/09 - 11/16 (23)
    • 11/02 - 11/09 (18)
    • 10/26 - 11/02 (11)
    • 10/19 - 10/26 (15)
    • 10/12 - 10/19 (13)
    • 10/05 - 10/12 (25)
    • 09/28 - 10/05 (2)
    • 09/21 - 09/28 (14)
    • 09/14 - 09/21 (19)
    • 09/07 - 09/14 (43)
    • 08/31 - 09/07 (3)
    • 08/24 - 08/31 (33)
    • 08/17 - 08/24 (65)
    • 08/10 - 08/17 (4)
    • 08/03 - 08/10 (26)
    • 07/27 - 08/03 (6)
    • 07/20 - 07/27 (19)
    • 07/13 - 07/20 (18)
    • 07/06 - 07/13 (60)
    • 06/29 - 07/06 (53)
    • 06/22 - 06/29 (49)
    • 06/15 - 06/22 (11)
    • 06/08 - 06/15 (4)

Popular Posts

  • Hubungan Usia Terhadap Perdarahan Post Partum Di RSUD
    KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
  • ASKEP NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
    ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
  • PATHWAY HEMATEMESIS MELENA
    Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
  • PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM
    PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
  • Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence)
    Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
  • PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS
    PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
  • Ikterus
    DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
  • Materi Kesehatan: Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)
     Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENGGUNAKAN RUMUS JOHNSON TOHSACH DENGAN MODIFIKASI RUMUS...
  • PATHWAY COMBUSTIO
    Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
  • Askep Kolostomi
    ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI A. Pengertian Kolostomi adalah pembukaan suatu bagian kolon ke permukaan abdomen untuk mengalihkan feses baik...

Statistik

© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates