Rabu, 15 Oktober 2008
Lima Pola, Gaya atau kebiasaan Hidup Utama untuk Menjaga Kesehatan Kulit
1. Lindungi kulit anda dari sinar matahari
- Hindari kontak sinar matahari pada jam-jam dimana sinar ultraviolet sangat kuat dan berdifat berbahaya bagi kulit dan kesehatan kulit. Sinar ultraviolet yang berbahaya dan merusak kulit yaitu antara jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Hindari kontak dengan sinar matahari pada jam-jam tersebut.
- Gunakan pakaian sebagai pelindung. Tutupi kulit anda dengan pakaian pelindung, seperti kaos atau baju lengan panjang, celana panjang dan topi berpinggir lebar (rekomendasinya adalah lebar pinggir 6 cm (kanan, kiri, depan, belakang). Juga tetap selalu berpikiran bahwa cara berpakaian tertentu dan kain tertentu menawarkan perlindungan yang lebih bagus terhadap sinar matahari daripada cara berpakaian dan tipe kain yang lain. Sebagai contoh, baju lengan panjang menawarkan proteksi yang lebih baik dari pada baju lengan pendek. Dan kain tenun yang rapat seperti denim lebih memberikan perlindungan yang baik daripada kain tenun yang dirajut dengan tidak/kurang rapat. Sekarang ini beberapa perusahaan membuat pakaian pelindung matahari atau yang dikenal dengan spf clothing, yang didesain secara khusus untuk menghalangi sinar ultraviolet masuk dan menjaga pemakainya tetap sejuk dan nyaman.
- Gunakan sunscreen. Gunakan produk sunscreen pada kulit anda dan pilihlah sunscreen dengan spektrum yang lebih luas yaitu dengan sun protection faktor atau spf lebih dari 15. Gunakanlah produk sunscreen tersebut 20 menit sebelum anda melakukan kontak dengan matahari dan gunakan kembali setiap dua jam, setelah anda berkeringat atau setelah kontak atau berada pada lingkungan air.
- Gunakan air hangat dan batasi waktu mandi anda. Air panas dan mandi dalam waktu yang lama akan berdampak pada pengurangan atau hilangnya minyak pada kulit. Jadi batasi durasi anda mandi sekitar 15 menit atau kurang dan lebih baik gunakan air hangat daripada air yang panas.
- Hindari penggunaan sabun dengan bahan kimia kuat. Sabun berbahan kimia kuat akan lebih banyak menghilangkan minyak pada kulit, dapat membuat kulit anda menjadi kering. Sebagai gantinya gunakan sabun yang berkimia sedang atau rendah atau deterjen pengganti lainnya dengan menambahkan minyak atau lemak. Beberapa sabun yang dapat anda pilih diantaranya Dove, Vanicream, Cetaphil dan Purpose.
- Hindari produk-produk tambahan atau pelengkap yang sifatnya irritan terhadap kulit. Jika kulit anda sensitif, sebaiknya hindari produk-produk atau barang seperti parfum atau pewarna. Produk yang berisi parfum atau perwarna bisa mengakibatkan iritasi pada kulit atau bahkan alergi.
- Bersihkan makeup mata anda dengan cermat dan hati-hati. Gunakan spons halus, kapas atau kain kapas berbentuk bola saat membersihkan makeup mata untuk menghindari rusaknya jaringan kulit halus sekitar mata. Jika makeup anda tebal, tahan terhadap air, anda mungkin memerlukan produk berbahan dasar minyak seperti Eucerin, Aquaphor atau petroleum jelli untuk membersihkan makeup tersebut.
- Cara Mengeringkan kulit. Setelah anda mandi, keringkan kulit dengan lembut, tepuk dan keringkan kulit dengan handuk agar kelembapan air pada kulit tetap berada pada kulit. Sehabis itu secepatnya gunakan minyak atau cream pelembab untuk melembabkan kulit.
- Dengan kain yang dibasahi air hangat kemudian tekankan pada daerah kulit sebelum mencukur rambutnya untuk melunakkan rambut. Atau lakukan pencukuran rambut setelah anda mandi dengan air hangat.
- Jangan mencukur rambut saat kulit kering. Hal ini bisa menyebabkan pisau cukur melukai kulit. Pakailah cream pencukur rambut, lotion atau jel sebelum mencukur rambut sebagai perlindungan dan pelumas kulit.
- Gunakan pisau cukur yang bersih dan tajam. Jika anda menggunakan pisau cukur elektrik, jangan memakainya pada tempat yang sangat tertutup atau gelap yang dapat mengakibatkan perlukaan pada kulit karena ruang yang gelap serta pisau yang tajam.
- Cara mencukur rambut adalah searah dengan arah pertumbuhan rambut jangan berlawanan dengan arah pertumbuhan rambut
- Selesai mencukur rambut pada kulit bersihkan kulit dengan air hangat
Get Better Nose With Rhinoplasty.
There are several form deviations of the nose that is asymmetric nostrils, twisted nose, saddle nose, short nose, and others. In Beverly Hills, California have an institute that especially played a role in Rhinoplasty and Nasal Reconstruction. This Institute was headed by a doctor of the plastic operation who was expert in the field of Rhinoplasty, especially Revision Rhinoplasty, He was Dr. Azizzadeh.
In addition to improving the functions of the nose this institute will also serve a variety of operations that is the operation to change the form of nose and so forth, so if you want a different form of nose and better nose can visit here. In here, there are various forms of the perfect nose to your satisfaction, and Dr. Azizzadeh could help you to get the form of your dream nose through Primary Rhinoplasty. If you felt your nose was too big or your nose less sharp, please go to this place immediately. By eliminating 1 day to carry out this operation, then your nose will be seen perfect, of course, require some time after the operation for nose into the perfect shape, and after an operation will be swelling first. This is normal condition after an operation.
Waspadai produk berbahan melamin
Formaldehid dalam senyawa melamin dapat muncul kembali karena depolimerisasi. Akibat proses ini, formaldehid terlepas menjadi monomer yang bersifat racun. Pemicunya bisa berupa paparan panas, sinar ultraviolet, gesekan dan tergerusnya permukaan melamin hingga partikel formaldehid terlepas.
Senyawa melamin dan urea berasal dan hasil reaksi formaldehid dengan senyawa amino yang mengandung kelompok senyawa NH2. Susunan kimianya sangat berbeda. Melamin punya struktur rantai lingkaran sehingga lebih stabil. Ikatan kimia urea formaldehid berupa rantai lurus, makanya pelepasan formaldehid lebih mudah. Urea formaldehid hanya tahan sampai suhu 62 derajat celcius hingga lebih mudah pecah atau berubah bentuk pada perlakuan suhu ekstrem. Urea yang dipanaskan akan menghasilkan formaldehid yang kadar pencemarnya tergantung pada seberapa kuat ikatan bahannya serta tingkat proses yang dijalankan produsen.
Meski tahan di rentang suhu 120 derajat celcius sampai 30ºC di bawah nol, tapi karena menyerap panas, melamin tak tahan dipapar panas terlalu tinggi. Apalagi terpapar dalam jangka waktu lama. Oleh sebab itu melamin tak bisa digunakan dalam microwave.
Persoalan lain, dalam persenyawaan yang kurang sempurna dapat terjadi residu. Sisa formaldehid dan fenol yang tak bersenyawa itu akan terjebak dalam materi melamin. Formaldehid yang terjebak inilah yang bisa mengancam kesehatan bila masuk ke tubuh manusia.
Formaldehid sebagai pencetus kanker bagi manusia. Uap formaldehid memicu radang pada mata (perih), hidung, saluran pernapasan atas, batuk, bronkitis, pneumonia, dan asma.
Kulit yang terpapar formaldehid akan perih dan kemerahan seperti terbakar. Bila air yang terkontaminasi formaldehid terhirup atau tertelan akan menyebabkan sakit mendalam, luka bernanah dan pembusukan pada selaput lendir tubuh (misalnya pada pipi bagian dalam dan bibir). Gejala keracunan dapat ditandai dengan muntah-muntah, pusing dan hilang kesadaran. Kematian bisa terjadi bila formaldehid terminum sampai kadar 30 mg/l.
Untuk menguji kadar formaldehid pada beberapa produk berbahan melamin, dapat dilakukan dengan cara uji rebus. Produk melamin direbus dalam 2 liter air selama 30 menit dalam panci tertutup berlubang kecil untuk menghindari tekanan. Ini untuk memperbandingkan dengan kebiasaan konsumen menggunakan wadah itu bagi air mendidih, misalnya menyeduh teh, kopi atau sebagai wadah bakso kuah dan sup panas yang biasa disantap selama 15 - 30 menit. Juga untuk menguji penggunaan berulang dengan air mendidih.
Kedua, uji kadar formaldehid dengan Pharmacopoeia Standard (Baku Mutu Farmakop). Hasilnya, seperti yang terungkap dalam Warta Konsumen, September 2004, enam merek melamin impor Cina ternyata berkadar formaldehid tinggi, 4,76 - 9,22 mg/l. Sementara merek lokal (Onyx, Golden Dragon, Vanda, Hoover) berkadar kurang dan 0,05 mg/l.
Sumber : InfoSehat
Selasa, 14 Oktober 2008
CONTOH ASKEP
- ASKEP BAYI BBLR
- ASKEP BAYI DENGAN KELAINAN JANTUNG KONGENITAL
- ASKEP ANAK DENGAN DHF
- ASKEP BAYI DENGAN RDS
- ASKEP ANAK DENGAN THYPOID
- ASKEP ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
- ASKEP LUKA BAKAR
- ASKEP HIPERTENSI
- ASKEP ANAK DENGAN GASTROENTERITIS
- ASKEP ANAK DENGAN DEFEK SEPTUM ATRIUM
- ASKEP ANAK DENGAN HISPRUNG
- ASKEP ANAK DENGAN MARASMUS
- ASKEP KISTA COLEDOCAL
- ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : MORBUS BASEDOW
- ASKEP ANAK DENGAN LEUKEMIA
- ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITIS
- ASKEP KLIEN DM DENGAN GANGREN
- ASKEP KLIEN DENGAN APPENDICITIS AKUT
- FIBROADENOMA MAMMAE
- ASKEP KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK
- ASKEP KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT
- ASKEP IBU DENGAN ABORTUS
- ASKEP IBU DENGAN MYOMA UTERI
- ASKEP ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONI
- ASKEP TRAUMA TORAKS
- ASKEP KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS (KENCING MANIS)
- ASKEP KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS ( TBC )
- ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA
- ASKEP BATU SALURAN KEMIH (UROLITHIASIS)
- HEMORRHOIDS
- FRAKTUR
- LAINNYA (KLIK)
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : MORBUS BASEDOW
a. Pengertian
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.
b. Etiologi
Diduga akibat peran antibodi terhadap peningkatan produksi tiroid serta adanya adenoma tiroid setempat (suatu tumor) yang tumbuh di dalam jaringan tiroid dan ensekresikan banyak sekali hormon tiroid.
c. Patofisiologi
Hipothalamus Hormon pelepas (tirotropin)
Hipofisis anterior Hormon perangsang tiroid (TSH)
Tiroid Hipertrofi Peningkatan sekresi Yodium
Tirotoksin Peningkatan metabolisme Antibodi imunoglobulin
Adenoma tiroid setempat
Hipertiroid
Peningkatan kebutuhan kalori
Peningkatan sirkulasi darah Resiko penurunan curah jantung
Resiko perubahan nutrisi (-) kebutuhan tubuh
Kelelahan otot
Resiko kerusakan integritas jar. mata
Sumber: Guyton and Hall (1997)
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatan – lipatan sel – sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi terus – menerus dari sistem cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
d. Gambaran Klinik
1) Berat badan menurun 10) Dispnea
- 11) Berkeringat
- 12) Diare
- 13) Kelelahan otot
5) Tremor (jari tangan dan kaki) 14) Oligomenore/amenore
6) Telapak tangan panas dan lembab
7) Takikardia, denyut nadi kadang tidak teratur karena fibrilasi atrium, pulses seler
8) Gugup, mudah terangsang, gelisah, emosi tidak stabil, insomnia.
9) Gondok (mungkin disertai bunyi denyut dan getaran).
e. Penanggulangan
Terapi penyakit graves dtujukan kepada pengendalian stadium tirotoksikosis dengan pemberian antitiroid seperti propiltiourasil (PTU) atau karbimasol. Terapi definitif dapat dipilih antara pengobatan antitiroid jangka panjang, ablasio dengan yodium radioaktif atau tiroidektomi subtotal bilateral.
Indikasi tindakan bedah adalah:
- 4) Struma multinoduler dengan hipertiroidi
2) Keberatan terhadap antitiroid 5) Nodul toksik soliter.
3) Penanggulangan dengan antitiroid tidak memuaskan
- PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.
- Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi. - Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia.
- Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung. mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisisan kapiler normal, stauts mental baik, tidak ada disritmia. - Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.
- Pantau CVP jika pasien menggunakannya.
- Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
- Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
- Auskultasi suara antung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya irama gallop dan murmur sistolik.
- Pantau EKG, catat dan perhatikan kecepatan atau irama jnatung dan adanya disritmia.
- Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal.
- Pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk, batasi penggunaan linen/pakaian, kompres dengan air hangat.
- Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, pengisisan kapiler lambat, penurunan produksi urine dan hipotensi.
- Catat masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
2 Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi.Megungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktifitas. - Pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan aktifitas.
- Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat dan sianosis.
- Berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sesori, warna – warna yang sejuk dan musik santai (tenang).
- Sarankan pasien untuk mengurangi aktifitas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyak – banyaknya jika memungkinkan.
- Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti: sentuhan/masase, bedak yang sejuk.
- Memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang, seperti membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.
- Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien, diskusikan cara untuk berespons terhadap perasaan tersebut.
- Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi yang tidak stabil ini.
3 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/peasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia. Menunjukkan berat badan yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda – tanda malnutrisi - Auskultasi bising usus.
- Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelelahan umum/nyeri, nyeri abdomen, munculnya mual dan muntah.
- Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan.
- Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.
- Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus (mis. Teh, kopi dan makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare (mis. Apel, jambu dll).
4 Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus. Mampu mengidentifikasikan tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi. - Observasi edema periorbital, gangguan penutupan kelopak mata, lapang pandang sempit, air mata berlebihan. Catat adanya fotofobia, rasa adanya benda di luar mata dan nyeri pada mata.
- Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur atau pandangan ganda (diplopia).
- Anjurkan pasien menggunakan kacamata gelap ketika terbangun dan tutup dengan penutup mata selama tidur sesuai kebutuhan.
- Bagian kepala tempat tidur ditinggikan dan batasi pemakaian garam jika ada indikasi.
- Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika memungkinkan.
- Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan perasaannya tentang perubahan gambaran atau bentuk ukuran tubuh untuk meningkatkan gambaran diri.
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Askep Apendicitis Akut
- Askep DM
- Askep Gagal Ginjal Akut
- Askep Gagal Ginjal Kronik
- Askep Gangren
- Askep Intoksikasi Insektisida
- Askep Kanker Payudara
- Askep TBC
- Askep Trauma Thorax
- Askep Urolithiasis
- Askep Hipertensi
- Askep Luka Bakar
- Fraktur
- Haemoroid
- Kista Coledocal
- Vena Varikosa
- WSD
- Morbus Basedow
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
ASKEP ANAK DENGAN LEUKEMIA
Definisi
Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada sumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995). Sedangkan menurut Robbins & Kummar (1995), leukemia adalah neoplasma ganas sel induk hematopoesis yang ditandai oelh penggantian secara merata sumsum tulang oleh sel neoplasi.
Klasifikasi
1. Leukemia Limfosit Akut (ALL)
2. Leukemia Limfosit Kronik (CLL)
3. Leukemia Mielosit (mieloblastik) Akut (AML)
4. Leukemia Mielosit Kronik (CML)
Pada klien anak, dua bentuk yang umum ditemukan adalah ALL dan AML
Patofisiologi
Leukemia merupakan proliferasi yang tidak terbatas dari sel darah putih yang immatur pada jaringan pembentuk darah. Walaupun bukan berwujud sebagai tumor sebagaimana biasanya, sel leukemia menunjukkan property suatu neoplasma dari kanker yang solid. Manifestasi klinik yang timbul merupakan akibat dari infiltrasi atau penggantian dari jaringan-jaringan tubuh oleh sel leukemia yang non-fungsional. Organ vaskuler atas seperti limpa dan hati merupakan organ yang sering diserang oleh sel ini.
Ada dua miskonsepsi yang harus diluruskan mengenai leukemia ini yaitu 1)Walaupun leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Ini diakibatkan karena produksi yang dihasilkan adalah sel yang immatur. 2)Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler. Destruksi celluler diakibatkan proses infiltrasi dan sebagai bagian dari konsekwensi kompetisi untuk mendapatkan element makanan metabolik.
ASUHAN KEPERAWATAN
- PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan :
- Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
- Gangguan kematangan sel darah putih
- Peningkatan jumlah limfosit imatur
- Imunosupresi
- Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi
- Kekurangan volume cairan tubuh ;; resiko tinggi, berhubungan dengan :
• Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan
• Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia. - Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :
- Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
- Agen kimia ; pengobatan antileukemia.
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan :
• Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
• Gangguan kematangan sel darah putih
• Peningkatan jumlah limfosit imatur
• Imunosupresi
• Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapiInfeksi tidak terjadi, - Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi
- Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua staf petugas
- Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan tachicardi, hiertensi
- Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, batuk.
- Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut secara periodic. Gnakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut.
- Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC, darah lengkap
- Berikan obat sesuai indikasi, misalnya Antibiotik
- Hindari antipiretik yang mengandung aspirin
2 Kekurangan volume cairan tubuh ;; resiko tinggi, berhubungan dengan :
• Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan
• Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia.Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV dbn, stabil, nadi teraba, haluaran urine, BJ dan PH urine, dbn. - Awasi masukan dan pengeluaran. Hitung pengeluaran tak kasat mata dan keseimbangan cairan. Perhatikan penurunan urine pada pemasukan adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH Urine.
- Timbang BB tiap hari.
- Awasi TD dan frekuensi jantung
- Inspeksi kulit / membran mukosa untuk petike, area ekimotik, perhatikan perdarahan gusi, darah warn karat atau samar pada feces atau urine; perdarahan lanjut dari sisi tusukan invesif.
- Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler dan kondisi umum membran mukosa.
- Implementasikan tindakan untuk mencegah cedera jaringan / perdarahan, ex : sikat gigi atau gusi dengan sikat yang halus.
- Berikan diet halus.
- Berikan cairan IV sesuai indikasi
- Berikan sel darah Merah, trombosit atau factor pembekuan
3 Nyeri ( akut ) berhubungan dengan :
• Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
• Agen kimia ; pengobatan antileukemia.rasa nyeri hilang/berkurang
- Awasi tanda-tanda vital, perhatikan petunjuk nonverbal,rewel, cengeng, gelisah
- Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan stress
- Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi, ekstremitas denganan bantal
- Ubah posisi secara periodic dan berikan latihan rentang gerak lembut.
- Berikan tindakan ketidaknyamanan; mis : pijatan, kompres
- Berikan obat sesuai indikasi.
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Anak dengan leukemia
- Atrium Septum Defek
- Anak dengan Enchepalitis
- Anak dengan Bronchophenumoni
- Anak dengan DHF
- Anak dengan GE
- Anak dengan Hisprung
- Anak dengan Kejang Demam
- Anak dengan Marasmus
- Anak dengan Thypoid
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITIS
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non purulent.
PATOGENESIS ENSEFALITIS
Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu.
Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah
Kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di
Permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.
Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremintas dan pucat .
Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gamgguan kesadaran, kejang.
Kadang-kadang disertai tanda Neurologis tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia, Ataksia, Paralisis syaraf otak.
Penyebab Ensefalitis:
Penyebab terbanyak : adalah virus
Sering : - Herpes simplex
- Arbo virus
Jarang : - Entero virus
- Mumps
- Adeno virus
Post Infeksi : - Measles
- Influenza
- Varisella
Post Vaksinasi : - Pertusis
Ensefalitis supuratif akut :
Bakteri penyebab Esenfalitis adalah : Staphylococcusaureus, Streptokok, E.Coli, Mycobacterium dan T. Pallidum.
Ensefalitis virus:
Virus yang menimbulkan adalah virus R N A (Virus Parotitis) virus morbili,virus rabies,virus rubella,virus denque,virus polio,cockscakie A,B,Herpes Zoster,varisela,Herpes simpleks,variola.
Gejala-Gejala yang mungkin terjadi pada Ensefalitis :
- Panas badan meningkat ,photo fobi,sakit kepala ,muntah-muntah lethargy ,kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.
- Anak tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan ,pendengaran ,bicara dan kejang.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM / PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran cairan serebrospinal dapat dipertimbangkan meskipun tidak begitu membantu. Biasanya berwarna jernih ,jumlah sel 50-200 dengan dominasi limfasit. Kadar protein kadang-kadang meningkat, sedangkan glukosa masih dalam batas normal.
Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difus (aktifitas lambat bilateral).Bila terdapat tanda klinis flokal yang ditunjang dengan gambaran EEG atau CT scan dapat dilakukan biopal otak di daerah yang bersangkutan. Bila tidak ada tanda klinis flokal, biopsy dapat dilakukan pada daerah lobus temporalis yang biasanya menjadi predileksi virus Herpes Simplex.
- PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan terhadap infeksi turun.
- Resiko tinggi perubahan peR/usi jaringan b/d Hepofalemia, anemia
- Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umu.
- Nyeri b/d adanya proses infeksi yang ditandai dengan anak menangis, gelisah.
- Gangguan mobilitas b/d penurunan kekuatan otot yang ditandai dengan ROM terbatas.
- Gangguan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
- Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan susunan saraf pusat.
- Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala mual.
- Resiko gangguan integritas kulit b/d daya pertahanan tubuh terhadap infeksi turun.
- Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Resiko tinggi infeksi b/d daya tahan tubuh terhadap infeksi turun tidak terjadi infeksi
Dengan Kriteria Hasil :
Masa penyembuhan tepat waktu tanpa bukti penyebaran infeksi endogen
- Pertahanan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat baik petugas atau pengunmjung. Pantau dan batasi pengunjung.
- Abs. suhu secara teratur dan tanda-tanda klinis dari infeksi.
- Berikan antibiotika sesuai indikasi
2 Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum Tidak terjadi trauma
Kriteria Hasil :
Tidak mengalami kejang / penyerta cedera lain
- Berikan pengamanan pada pasien dengan memberi bantalan,penghalang tempat tidur tetapn terpasang dan berikan pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.
- Pertahankan tirah baring dalam fase akut.
- Kolaborasi.
Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb. - Abservasi tanda-tanda vital
3 Resiko terjadi kontraktur b/d kejang spastik berulang Tidak terjadi kontraktur
Kriteria Hasil :
- Tidak terjadi kekakuan sendi
- Dapat menggerakkan anggota tubuh- Berikan penjelasan pada ibu klien tentang penyebab terjadinya spastik , terjadi kekacauan sendi.
- Lakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap
- Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
- Observasi gejala kaerdinal setiap 3 jam
- Kolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin / valium sesuai Indikasi
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Anak dengan leukemia
- Atrium Septum Defek
- Anak dengan Enchepalitis
- Anak dengan Bronchophenumoni
- Anak dengan DHF
- Anak dengan GE
- Anak dengan Hisprung
- Anak dengan Kejang Demam
- Anak dengan Marasmus
- Anak dengan Thypoid
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
ASKEP KLIEN DM DENGAN GANGREN
- PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
- Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.
- Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.
Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang - Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
- Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
- Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.
- Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
- Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
- Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.
- Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal
Dengan Kriteria Hasil :
- Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler
- Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis
- Kulit sekitar luka teraba hangat.
- Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.
- Sensorik dan motorik membaik- Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi
- Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya. - Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :
Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi. - Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).
2 Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas. Tercapainya proses penyembuhan luka.
Kriteria Hasil :
1.Berkurangnya oedema sekitar luka.
2. pus dan jaringan berkurang
3. Adanya jaringan granulasi.
4. Bau busuk luka berkurang.- Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan
- Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.
3 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan. rasa nyeri hilang/berkurang
Kriteria Hasil :
1.Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .
3. Pergerakan penderita bertambah luas.
4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 – 37,5 0C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).- Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
- Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
- Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
- Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Askep Apendicitis Akut
- Askep DM
- Askep Gagal Ginjal Akut
- Askep Gagal Ginjal Kronik
- Askep Gangren
- Askep Intoksikasi Insektisida
- Askep Kanker Payudara
- Askep TBC
- Askep Trauma Thorax
- Askep Urolithiasis
- Askep Hipertensi
- Askep Luka Bakar
- Fraktur
- Haemoroid
- Kista Coledocal
- Vena Varikosa
- WSD
- Morbus Basedow
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
-
10/12 - 10/19
(13)
- Lima Pola, Gaya atau kebiasaan Hidup Utama untuk M...
- Get Better Nose With Rhinoplasty.
- Waspadai produk berbahan melamin
- CONTOH ASKEP
- ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : MORB...
- ASKEP ANAK DENGAN LEUKEMIA
- ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITIS
- ASKEP KLIEN DM DENGAN GANGREN
- ASKEP KLIEN DENGAN APPENDICITIS AKUT
- FIBROADENOMA MAMMAE
- Hal-hal Yang Benar dan Salah yang Perlu diKetahui ...
- ELECTROCONVULSI TERAPI/TERAPI KEJANG LISTRIK
- STRATEGI MERAWAT PASIEN WAHAM
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates