Sabtu, 28 Agustus 2010
Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR). Berdasarkan
Diabetes, The Sillent Killer
Banyak orang yang masih mengganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk Anda. Namun, yang perlu anda pahami adalah anda tidak sendiri.
Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes.
Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur.
Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.
Sebagian besar kasus diabetes adalah diabetes tipe 2 yang disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor keturunan saja tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena diabetes karena risikonya hanya sebesar 5%. Ternyata diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas alias kegemukan akibat gaya hidup yang dijalaninya.
Berikut ini hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang diabetes untuk meningkatkan kesadaran akan diabetes :
Apa sih Diabetes Mellitus?
Ketahui Penyebab & Tipe Diabetes Mellitus
Sulitnya Membaca Gejala Diabetes
Mendiagnosis Diabetes Mellitus
Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan
Terapi Untuk Diabetes Mellitus
Mencegah Bahaya Komplikasi
Hindari Diabetes dengan Ubah Gaya Hidup
Setelah mengetahui semua hal yang tentang diabetes, jangan lewatkan: z Expert Review oleh ahli penyakit dalam spesialis endokrin metabolik diabetes yaitu Prof. DR. Dr. Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD, FACE yang juga Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA).
z Pentingnya Pemantauan Pengujian gula darah bagi diabetesi
z Bagi Anda Diabetesi , PASTIKAN
Monitor selalu..!! Si Manis dalam Darah Anda
Apa sih Diabetes Mellitus?
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Nah, berapa kadar gula darah yang disebut tinggi? Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.
Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak.
Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan.
Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk dijadikan energi.
Ketahui Penyebab & Tipe Diabetes Mellitus
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.
Ada 2 tipe Diabetes Mellitus, yaitu:
Diabetes Mellitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada insulin)
Diabettes Mellitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM)Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 2
Penderita menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif
Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu anak-anak dan remaja. Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun
Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan genetik. Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas.
90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur Diabetes Mellitus tipe 2 juga cenderung diturunkan secara genetik dalam keluarga
Penyebab diabetes lainnya adalah:
Kadar kortikosteroid yang tinggi
Kehamilan diabetes gestasional), akan hilang setelah melahirkan.
Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
Sulitnya Membaca Gejala Diabetes
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan dikeluarkan melalui air kemih.
Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibatnya, maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).
Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang gula darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 2
Timbul tiba-tiba.
Tidak ada gejala selama beberapa tahun. Jika insulin berkurang semakin parah maka sering berkemih dan sering merasa haus.
Berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum.
Jarang terjadi ketoasidosis.
Pada penderita diabetes tipe 1, terjadi suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum. Meskipun kadar gula di dalam darah tinggi tetapi sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, sehingga sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain.
Sumber untuk energi dapat berasal dari lemak tubuh. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).
Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah.
Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.
Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius.
Penderita diabetes tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis.
Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.
Mendiagnosis Diabetes Mellitus
Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejalanya yaitu 3P (polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi (tidak normal). Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau bisa juga diambil setelah makan.
Perlu perhatian khusus bagi penderita yang berusia di atas 65 tahun. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa dan jangan setelah makan karena usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi.
Kriteria Diagnostik Gula darah (mg/dL)
Bukan Diabetes Pra Diabetes Diabetes
Puasa < 110 110-125 > 126
Sewaktu < 110 110-199 > 200
Pemeriksaan darah lainnya yang bisa dilakukan adalah tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada wanita hamil. Hal ini untuk mendeteksi diabetes yang sering terjadi pada wanita hamil.
Penderita berpuasa dan contoh darahnya diambil untuk mengukur kadar gula darah puasa. Lalu penderita diminta meminum larutan khusus yang mengandung sejumlah glukosa dan 2-3 jam kemudian contoh darah diambil lagi untuk diperiksa.
Hasil glukosa contoh darah dibandingkan dengan kriteria diagnostik gula darah terbaru yang dikeluarkan oleh PERKENI tahun 2006.
Sebelum berkembang menjadi diabetes tipe 2, biasanya selalu menderita pra-diabetes, yang memiliki gejala tingkat gula darah lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosa diabetes. Setidaknya 20% dari populasi usia 40 hingga 74 tahun menderita pra-diabetes.
Penelitian menunjukkan beberapa kerusakan dalam jangka panjang, terutama pada jantung dan sistem peredaran darah selama pra-diabetes ini. Dengan pre-diabetes, anda akan memiliki resiko satu setengah kali lebih besar terkena penyakit jantung. Saat Anda menderita diabetes, maka risiko naik menjadi 2 hingga 4 kali.
Akan tetapi, pada beberapa orang yang memiliki pra-diabetes, kemungkinan untuk menjadi diabetes dapat ditunda atau dicegah dengan perubahan gaya hidup. Diabetes dan pra-diabetes dapat muncul pada orang-orang dengan umur dan ras yang beragam, tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki resiko lebih tinggi.
Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan
Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.
Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.
Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke.
Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa).
Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah.
Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.
Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.
Terapi Untuk Diabetes Mellitus
Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan.
Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang. Untuk itu diperlukan pemantauan kadar gula darah secara teratur baik dilakukan secara mandiri dengan alat tes kadar gula darah sendiri di rumah atau dilakukan di laboratorium terdekat.
Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur.
Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik (penurun kadar gula darah) per-oral.
Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat diobati dengan obat oral. Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian memberikan obat yang dapat diminum (oral = mulut) atau menggunakan insulin.
Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu:
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Terapi Sulih Insulin
1. Obat hipoglikemik oral
Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya.
Obat lainnya, yaitu metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus.
Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan oleh raga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup.
Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian.
Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin.
2. Terapi Sulih Insulin
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan).
Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini, bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya yang berbeda menimbulkan masalah dalam penentuan dosisnya.
Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda:
Insulin kerja cepat.
Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.
Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.
Insulin kerja sedang.
Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.
Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam.
Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
Insulin kerja lambat.
Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.
Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.
Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa kemana-mana.
Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:
* Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya
* Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya
* Aktivitas harian penderita
* Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya
* Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari.
Sediaan yang paling mudah digunakan adalah suntikan sehari sekali dari insulin kerja sedang. Tetapi sediaan ini memberikan kontrol gula darah yang paling minimal.
Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat makan malam atau ketika hendak tidur malam.
Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang hari.
Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya; penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam makanan dan olah raga.
Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin tidak sepenuhnya sama dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadap insulin pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan resistansi terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya.
Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan dibawahnya pada tempat suntikan. Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti kemerahan, gatal dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam.
Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapan lemak (sehingga kulit tampak berbenjol-benjol) atau merusak lemak (sehingga kulit berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebut bisa dicegah dengan cara mengganti tempat penyuntikan dan mengganti jenis insulin. Pada pemakaian insulin manusia sintetis jarang terjadi resistensi dan alergi.
Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol adalah mengontrol kadar gula darah dan berat badan.
Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya komplikasi.
Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.
Mencegah Bahaya Komplikasi
Pemantauan kadar gula darah merupakan bagian yang penting dari pengobatan diabetes. Adanya glukosa bisa diketahui dari air kemih; tetap pemeriksaan air kemih bukan merupakan cara yang baik untuk memantau pengobatan atau menyesuaikan dosis pengobatan.
Saat ini kadar gula darah dapat diukur sendiri dengan mudah oleh penderita di rumah menggunakan alat pengukur glukosa darah. Penderita diabetes harus mencatat kadar gula darah mereka dan melaporkannya kepada dokter agar dosis insulin atau obat hipoglikemiknya dapat disesuaikan.
Insulin maupun obat hipoglikemik per-oral bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah sehingga terjadi hipoglikemia. Hipoglikemia (rendahnya kadar gula dalam darah) juga bisa terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olah raga yang terlalu berat tanpa makan.
Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak. Untuk melindungi otak, tubuh segera mulai membuat glukosa dari glikogen yang tersimpan di hati.
Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa lapar, kecemasan, meningkatnya kesiagaan dan gemetaran. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit kepala.
Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa menjadi berat, menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap. Jika terdapat tanda hipoglikemia, penderita harus segera makan gula.
Oleh sebab itu, penderita diabetes harus selalu membawa permen, gula atau tablet glukosa untuk menghadapi serangan hipoglikemia. Atau penderita segera minum segelas susu, air gula atau jus buah, sepotong kue, buah-buahan atau makanan manis lainnya.
Penderita diabetes tipe I harus selalu membawa glukagon, yang bisa disuntikkan jika mereka tidak dapat memakan makanan yang mengandung gula.Gejala-gejala dari kadar gula darah rendah:
* Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba
* Sakit kepala
* Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba
* Badan gemetaran
* Berkeringat
* Bingung
* Penurunan kesadaran, koma.
Ketoasidosis diabetikum merupakan suatu keadaan darurat. Tanpa pengobatan yang tepat dan cepat, bisa terjadi koma bahkan kematian. Penderita harus dirawat di unit perawatan intensif. Diberikan sejumlah besar cairan intravena dan elektrolit (natrium, kalium, klorida, fosfat) untuk menggantikan yang hilang melalui air kemih yang berlebihan.
Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa bekerja dengan segera dan dosisnya disesuaikan. Kadar glukosa, keton dan elektrolit darah diukur setiap beberapa jam, sehingga pengobatan yang diberikan bisa disesuaikan.
Contoh darah arteri diambil untuk mengetahui keasamannya. Pengendalian kadar gula darah dan penggantian elektrolit biasanya bisa mengembalikan keseimbangan asam basa, tetapi kadang perlu diberikan pengobatan tambahan untuk mengoreksi keasaman darah.
Pengobatan untuk koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik sama dengan pengobatan untuk ketoasidosis diabetikum yaitu diberikan cairan dan elektrolit pengganti. Kadar gula darah harus dikembalikan secara bertahap untuk mencegah perpindahan cairan ke dalam otak. Kadar gula darah cenderung lebih mudah dikontrol dan keasaman darahnya tidak terlalu berat.
Jika kadar gula darah tidak terkontrol, sebagian besar komplikasi jangka panjang berkembang secara progresif. Retinopati diabetik dapat diobati secara langsung dengan pembedahan laser untuk menyumbat kebocoran pembuluh darah mata sehingga bisa mencegah kerusakan retina yang menetap. Terapi laser dini bisa membantu mencegah atau memperlambat hilangnya penglihatan.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda atau diperlambat dengan mengontrol kadar gula darah. Mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan dengan terapi misalnya patuh meminum obat.
Hindari Diabetes dengan Ubah Gaya Hidup
Faktor keturunan memiliki pengaruh apakah seseorang dapat terkena diabetes atau tidak. Selain keturunan, gaya hidup juga berperan besar. Diabetes tipe 2 sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas. Obesitas atau kegemukan merupakan pemicu terpenting penyebab diabetes.
Obesitas artinya berat badan berlebih minimal sebanyak 20% dari berat badan idaman. Juga berarti indeks masa tubuh lebih dari 25 kg/m2. Lemak yang berlebih akan menyebabkan resistensi terhadap insulin. Ini menjelaskan mengapa diet dan olahraga merupakan metode penatalaksanaan untuk diabetes tipe 2.
Dengan menurunkan berat badan dan meningkatkan massa otot, akan mengurangi jumlah lemak sehingga membantu tubuh memanfaatkan insulin dengan lebih baik. Ternyata ada hubungan antara diabetes tipe 2 dengan letak tumpukan lemak terbanyak. Bila timbunan lemak terbanyak terdapat di perut maka risiko terkena diabetes lebih tinggi.
Para peneliti juga percaya bahwa gen yang membawa sifat obesitas ikut berperan dalam menyebabkan diabetes. Gen yang bernama gen obes ini mengatur berat badan melalui protein pemberi kabar apakah kita lapar atau tidak. Pada percobaan dengan tikus, bila gen ini bermutasi maka tikus akan menjadi obes dan mengalami diabetes tipe 2.
Penelitian menunjukkan bahwa kegemukan berhubungan dengan waktu yang dihabiskan di depan TV dan komputer. Menonton TV akan menyebabkan tidak bergerak juga berpengaruh terhadap pola makan mengemil.Bagaimana cara mengatasi kegemukan untuk menghindari diabetes?
Caranya mudah, murah dan efektif, antara lain:
1. Membiasakan diri untuk hidup sehat
2. Biasakan diri berolahraga secara teratur
3. Hindari menonton TV atau main komputer terlalu lama
4. Jangan mengkonsumsi permen, coklat, atau snack dengan kandungan garam yang tinggi.
5. Hindari makanan siap saji dengan kandungan kadar karbohidrat dan lemak tinggi.
6. Konsumsi sayuran dan buah-buahan.
Expert Review
Umumnya, penderita diabetes mengetahui dirinya mengidap diabetes setelah terjadi komplikasi. Hal ini diungkapkan oleh Prof.DR.Dr. Sidartawan Soegondo, SpPD,KEMD,FACE di kantornya di Bagian Metabolik dan Endokrin, FKUI/RSCM.
Diabetes itu seperti rayap, bekerja diam-diam merusak organ di dalam tubuh. Diabetes sering disebut sebagai “The Silent Killer”. “Namun, sebenarnya komplikasinya yang mematikan, bukan diabetesnya,” jelas Prof. Sidartawan.
Gejala diabetes pun tidak menakutkan, seperti banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi), dan kencing lancar (poliuri). Menurut Prof. Sidartawan, dengan gejala seperti itu orang tidak pergi ke dokter. Sebaliknya jika tidak mau makan dan susah kencing, baru orang pergi ke dokter.
Diabetes mellitus bukan satu penyakit tetapi beberapa penyakit yang memiliki gejala kadar gulanya naik. Bisa disebabkan karena pankreasnya rusak (tipe 1), sekresi insulin menjadi berkurang (tipe 2), obat-obatan yang mengakibatkan pankreasnya rusak dan diabetes yang terjadi pada wanita hamil (gestational).
Gaya hidup yang bersalah
Mereka yang memiliki risiko tinggi terkena diabetes adalah yang memiliki riwayat keluarga mengidap diabetes, memasuki usia di atas 40 tahun, kegemukan, tekanan darah tinggi, selain tentu saja pola makan yang salah.
Jumlah penderita diabetes di daerah perkotaan di Indonesia pada tahun 2003 adalah 8,2 juta orang, sedangkan di daerah pedesaan 5,5 juta orang. Diperkirakan, 1 dari 8 orang di Jakarta mengidap diabetes. Tingginya jumlah penderita di daerah perkotaan, antara lain disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakatnya.
Diabetes tidak dapat disembuhkan
Karena diabetes tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, sudah saatnya kita melakukan tindakan pencegahan, antara lain tidak makan berlebihan, menjaga berat badan, dan rutin melakukan aktivitas fisik.
Olahraga juga dapat secara efektif mengontrol diabetes, antara lain dengan melakukan senam khusus diabetes, berjalan kaki, bersepeda, dan berenang. Diet dipadu dengan olahraga merupakan cara efektif mengurangi berat badan, menurunkan kadar gula darah, dan mengurangi stres.
Latihan yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan risiko terkena serangan jantung, serta memacu pengaktifan produksi insulin dan membuatnya bekerja lebih efisien.
Komplikasi diabetes justru mematikan
Ancaman diabetes melitus terus membayangi kehidupan masyarakat. Sekitar 12–20% penduduk dunia diperkirakan mengidap penyakit ini dan setiap 10 detik di dunia orang meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan.
Komplikasi diabetes terjadi pada semua organ dalam tubuh yang dialiri pembuluh darah kecil dan besar dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Selain kematian, DM juga menyebabkan kecacatan.
Sebanyak 30% penderita DM mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati dan 10% harus menjalani amputasi tungkai kaki. Bahkan DM membunuh lebih banyak dibandingkan dengan HIV/AIDS.
Untuk penderita diabetes, komplikasi bisa dicegah dengan mengendalikan gula darah. Dokter tidak langsung meresepkan obat melainkan meminta pasien agar merubah lifestylenya. “Ubah life style dengan lebih aktif melakukan kegiatan jasmani dan mengatur makanan,” kata Prof. Sidaratawan.
Terapi untuk diabetisi
Bila ternyata mengubah gaya hidup tidak berhasil baru kemudian diberikan obat. Pemberian obat ini tergantung tipe, komplikasinya (penyakit ginjal, jantung, dll) dan berapa lama mengidap diabetes.
Obat untuk diabetes disebut obat hipoglikemik oral (OHO) terbagi menjadi 2 kelompok yaitu obat yang memperbaiki kerja insulin (seperti metformin, glitazone, dan akarbose) dan obat yang meningkatkan produksi insulin (seperti sulfonil, repaglinid dan natelinid dan insulin yang disuntikkan).
Kelompok pertama bekerja pada temapat dimana terdapat insulin yang mengatur gula darah seperti di hati, usus, otot dan jaringan lemak. Kelompok kedua meningkatkan pelepasan insulin ke sirkulasi, sedangkan insulin yang disuntikkan menambah kadar insulin di sirkulasi darah.
Ketidakpatuhan mengkonsumsi obat merupakan penyebab utama kegagalan terapi sehingga penderita diabetes perlu diedukasi. Sebaiknya penderita diabetes melakukan konsultasi secara berkala dengan dokter. Selain itu dituntut sikap disiplin dan kepatuhan dalam mengonsumsi obat maupun suntik insulin agar tidak terjadi komplikasi penyakit.
Cegah & Deteksi Diabetes
Di Indonesia, sekitar 95% kasus adalah diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 2 ini, penyebabnya tidak hanya faktor keturunan tapi juga gaya hidup misalnya kegemukan yang terjadi akibat gaya hidup makan kaya lemak dan tidak berolahraga.
Faktor keturunan tidak bisa dicegah tapi gaya hidup bisa diubah. “Jangan sampai gemuk, jangan banyak makan makanan berlemak dan manis serta banyaklah bergerak,” saran Prof Sidartawan.
Risiko diabetes setiap tahunnya meningkat 30 persen, sehingga Prof. Sidartawan menyarankan agar melakukan pemeriksaan gula darah setahun sekali jika kita termasuk dalam satu atau dua dari faktor risiko diabetes.
Pentingnya Pemantauan Pengujian Gula Darah bagi Diabetesi
Pemantauan kadar gula darah penderita diabetes (diabetesi) secara teratur merupakan bagian yang penting dari pengendalian diabetes, terutama penderita DM tipe 1, DM tipe 2 dengan terapi insulin, DM tipe 2 yang sering mengalami hipoglikemia dan DM Gestasonal.
Pemantauan kadar gula darah ini penting karena membantu menentukan penanganan medis yang tepat sehingga mengurangi resiko komplikasi yang berat, dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes.
Pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan dengan berbagai cara baik di laboratorium, klinik bahkan dapat dilakukan pemantauan kadar gula mandiri yang dapat dilakukan pasien dirumah dengan menggunakan alat yang bernama Glukometer.
Mengapa Diabetesi harus monitor kadar gula darah dengan Glukometer?
Lebih ekonomis dan praktis di banding pemeriksaan di laboratorium
Untuk menyesuaikan dosis obat, terutama bagi pengguna insulin sehingga terhindar dari hipoglikemia
Kadar Gula penderita Diabetes Mellitus tipe I sangat berfluktuasi dan cepat berubah
Konsultasikan kepada dokter, kapan dan seberapa sering Anda harus melakukan tes tersebut. Karena dapat bervariasi. Dianjurkan pagi hari sebelum sarapan, dua jam setelah makan, dan malam hari sebelum tidur. Perlu pula pengukuran pada saat tertentu lainnya. Contohnya pengukuran yang lebih ketat bila terjadi hipoglikemia (menurunnya kadar gula darah secara tidak normal), saat sebelum olahraga dan pada kehamilan.
Simpan catatan dari tes darah, obat-obatan yang dikonsumsi, serta aktivitas harian Anda. Dan bawa catatan tersebut bila Anda berkonsultasi ke dokter.
Yang perlu diperhatikan dalam memilih Alat Glukometer, adalah alat yang memiliki tingkat akurasi hasil yang tinggi / mendekati hasil laboratorium, terpercaya serta mudah digunakan.
Bila Artikel ini berkenan bagi AndaSilahkan DownLoadDisini
Hendaklah Kita berfikir sebelum berbuat Maksiat
Ibrahim berkata: “Jika kamu menerima 5 perkara dan kamu mampu melakukannya, niscaya kemaksiatan tidak akan merugikanmu.”
Dia menjawab, “Katakan wahai Abu Ishaq”
Ibrahim berkata, “Pertama, jika kamu hendak bermaksiat kepada Allah ta'ala maka jangan kamu makan rizki-Nya”
Laki-laki itu berkata, “Dari mana aku makan sementara semua yang ada di bumi adalah rizki-Nya?”
Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, apakah pantas engkau memakan rizki-Nya, sementara itu engkau bermaksiat kepada-Nya?”
Laki-laki itu menjawab, “Tidak pantas. Katakan yang kedua”
Ibrahim menjawab, “Jika kamu hendak bermaksiat kepada-Nya, maka jangan tinggal di bumi-Nya”
Laki-laki itu menjawab, “Yang ini lebih berat. Dimana saya akan tinggal?”
Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, pantaskah engkau bermaksiat kepada-Nya, sementara engkau makan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya?”
Laki-laki itu menjawab, “Tidak pantas. Katakan yang ketiga”
Ibrahim berkata, “Jika kamu hendak bermaksiat kepada-Nya, kamu makan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempat dimana Dia tidak melihatmu. Disitulah kamu bisa melakukannya.”
Laki-laki itu menjawab, “Wahai Ibrahim, apa ini? Mana mungkin, sementara Dia mengetahui perkara-perkara yang tersembunyi”
Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, apakah pantas kamu makan rizki-Nya, tinggal di bumi-Nya, lalu kamu bermaksiat kepada-Nya, padahal Dia melihatmu, mengetahui apa yang kamu tampakkan dan kamu rahasiakan?”
Laki-laki itu menjawab, “Tidak. Katakan yang keempat”
Ibrahim menjawab, “Jika Malaikat maut datang kepadamu untuk mencabut nyawamu, maka bilang kepadanya, “Nanti dulu, aku mau bertaubat dengan benar-benar dan beramal kerana Allah”
Laki-laki itu berkata, “Dia tidak mungkin akan menerima”
Ibrahim berkata, “Wahai Bapak, jika engkau tidak mampu menolak malaikat maut supaya engkau bisa bertaubat dan engkau mengetahui bahwa jika dia mendatangimu dia tidak memberimu kesempatan, lantas bagaimana engkau berharap selamat?”
Laki-laki itu berkata, “Katakan yang kelima?”
Ibrahim berkata, “Jika malaikat Zabaniyah mendatangimu pada hari Kiamat untuk menyeretmu ke Neraka, maka jangan engkau menurutinya”
Laki-laki itu berkata, “Mereka tidak akan membiarkanku dan tidak akan menerimaku”
Ibrahim bertanya, “Bagaimana engkau bisa berharap selamat?”
Laki-laki itu berkata, “Ya Ibrahim, cukup..cukup.., aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah.”
Laki-laki itu benar-benar memenuhi janji taubatnya. Dia rajin beribadah dan menjauhi maksiat sampai dia meninggal duniaBila Artikel ini berkenan bagi AndaSilahkan DownLoadDisini
Building Tracking URLs for Google Analytics
This tactic is not really new. In fact, it’s quite old by Internet and SEO standards (being a couple years now). Nevertheless, I see the problem of bad data flowing into Google analytics with enough regularity that I think this deserves some review.
Don’t Blindly Trust your Data
Too often, webmasters and even Internet marketers put too much trust into the data that their Google Analytics accounts are reporting; especially if they see traffic increasing.
For example, I recently ran across an account that looked like it just exploded with additional visits and revenue from organic sources.
sumber : seo.com
Beras Hitam Sumber Pangan Bergizi Super
JAKARTA, KOMPAS.com - Sesendok beras hitam varietas eksotis dari Asia ternyata mengandung gizi melebih apa yang sering didengung-dengungkan sebagai makanan super. Lupakan buah blueberry atau blackberry, beras hitam adalah makanan super baru, demikian klaim para ilmuwan seperti yang disiarkan situs The Telegraph, Kamis (26/8/2010).
Beras hitam, yang bisa dihancurkan menjadi bubuk, juga dikenal dengan nama 'Beras Terlarang' karena para bangsawan pada masa China kuno melarang masyarakat jelata mengkonsumsi jenis panganan itu.
"Hanya sesendok penuh bubuk beras hitam bisa mengandung lebih banyak antioksidan antosianin dari yang ditemukan di sesendok penuh blueberry, dengan kandungan gula yang lebih rendah, lebih berserat, dan mengandung vitamin E," kata Dr. Zhimin Xu, dari Luisiana State University.
"Jika blueberry dan blackberry biasa digunakan untuk meningkatkan kesehatan mengapa beras hitam dan bubuknya tidak? Terutama tepung beras hitam yang akan menjadi bahan yang unik dan bernilai ekonomis untuk meningkatkan konsumsi antioksidan," papar Xu lebih lanjut.
Layaknya buah-buahan, beras hitam mengandung antioksidan antosianin, zat yang bisa menangulangi serangan jantung, kanker, dan penyakit lainnya. Pabrikan makanan bisa menggunakan tepung beras hitam atau ekstraknya untuk membuat sereal sarapan yang sehat, minuman, kue, dan makanan lainnya.
Dr. Xu yang melaporkan penemuannya itu ke konfrensi American Chemical Society di Boston, Amerika Serikat itu, mengatakan bahwa para petani tertarik untuk membudidayakan beras hitam sehingga membuat biayanya lebih efektif.
Beras Hitam Sumber Antioksidan Alternatif
TEMPO Interaktif, Louisiana - Para ilmuwan menemukan sumber antioksidan yang tinggi dari bahan murah. Sumber antioksidan berasal dari dedak atau beras hitam. Menurut Zhimin Xu profesor dari Departemen Ilmu Makanan di Louisiana State Agricultural University Center kandungan antioksidan dalam sesendok beras hitam melebihi kandungan antooksidan dalam buah blueberry dan blackberry. Sebelumnya, dua jenis beri ini diktehui memiliki tingkat antioksidan yang tinggi.
”Antioksidan yang banyak adalah dari vitamin E, selain itu beras hitam juga kaya akan serat,” kata dia. Oksidasi adalah proses yang menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh atau penuaan. Contoh dari oksidasi adalah metabolisme tubuh, polusi kendaraan, ponsel atau komputer.
Xu menyarankan beras hitam dan dedak beras hitam bisa digunakan untuk meningkatkan kesehatan laiknya buah buahan jenis beri. "Bekatul dari beras hitam akan menjadi materi yang unik dan ekonomis untuk meningkatkan konsumsi antioksidan ," kata dia.
Studi itu menemukan beras hitam lebih banyak kandungan antioksidannya dibanding beras merah. Beras merah adalah varietas padi paling umum diproduksi di seluruh dunia.
Di Asia, beras hitam adalah paling sering digunakan untuk hiasan makanan, seperti mie atau sushi. Salah satu varietas padi hitam dikenal sebagai "Forbidden Rice". Dalam tradisi Cina kuno, beras hitam untuk dimakan oleh para bangsawan. Hasil studi itu akan dirilis dalam pertemuan nasional American Chemical Society di Boston.
Nur Rochmi | Healthday
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/08/27/brk,20100827-274512,id.html
Wah, Beras Hitam Ternyata Makanan Super
(dailymail.co.uk)
INILAH.COM, Jakarta- Lupakan buah blueberry atau blackbery yang dianggap berkasiat tinggi. Ilmuwan menemukan beras hitam sebagai makan super baru.
Satu sendok beras hitam dapat memberikan begitu banyak manfaat kesehatan sehingga dinamakan makanan super. Beras asal Asia yang dihancurkan menjadi pecahan halus ini seringkali dikenal sebagai ‘beras berbahaya’ karena bangsawan China kuno melarang masyarakat biasa memakan beras tersebut. Siapapun yang melanggar akan dihukum.
“Satu sendok beras hitam halus mengandung lebih banyak antioksidan antosianin yang berguna bagi kesehatan dibandingkan Anda mengkonsumsi satu sendok blueberry. Tidak hanya itu, beras ini mengandung sedikit gula, lebih banyak serat dan antioksidan vitamin E,” kata Dr Zhimin Xu di Louisiana State University.
“Serbuk beras hitam akan menjadi materi yang unik dan ekonomis dalam meningkatkan konsumsi antioksidan demi menjaga kesehatan,” ujar Xu lagi.
Seperti buah, beras hitam memiliki substansi yang sama menjanjikannya dengan produk yang berguna untuk memerangi penyakit jantung, kanker dan lainnya.
Pabrik makanan berpotensi menggunakan beras hitam atau bahan ekstraksi lain untuk mengembangkan produk kesehatan di makanan cepat saji pagi hari, kue, cookies dan cemilan lainnya.
Penelitian Dr Xu ini dipublikasikan pada konferensi American Chemical Society di Boston.[ito]
Sumber: http://www.inilah.com/news/read/teknologi/2010/08/27/776141/wah-beras-hitam-ternyata-makanan-super/
Beras Hitam Baik untuk Kesehatan
Beras hitam, yang bisa dihancurkan menjadi bubuk, juga dikenal dengan nama beras terlarang. Sebab, para bangsawan pada masa Cina kuno melarang masyarakat jelata mengkonsumsi jenis panganan itu.
"Hanya sesendok penuh bubuk beras hitam bisa mengandung lebih banyak antioksidan dari yang ditemukan di sesendok penuh blueberry. Kandungan gula yang lebih rendah, lebih berserat, dan mengandung vitamin E," kata Zhimin Xu.
Layaknya buah-buahan, lanjut Zhimin Xu, beras hitam mengandung antioksidan antosianin, zat yang bisa menangulangi serangan jantung, kanker, dan penyakit lain. Tak hanya itu, pabrik makanan juga bisa menggunakan tepung beras hitam untuk membuat sereal sarapan yang sehat, minuman, kue, atau makanan lain.
Saat ini, kata Zhimin Xu, petani tertarik untuk membudidayakan beras hitam. Selain bermanfaat, biayanya juga lebih murah dibanding beras biasa.(ULF/Ant/The Telegraph)
Sumber: http://kesehatan.liputan6.com/berita/201008/293434/Beras.Hitam.Baik.untuk.Kesehatan
Kemkes Gelar Posko Kesehatan
JAKARTA (Pos Kota) – Menghadapi persiapan arus mudik Lebaran 2010, Kementerian Kesehatan (Kemkes) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah menggelar Posko Kesehatan atau Unit Pelayanan Kesehatan 24 jam pada jalur mudik di seluruh Indonesia.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengungkapkan, untuk jalur Jawa-Lampung telah disiapkan 3.719 Puskesmas, 500 Pos Kesehatan terdiri dari 418 Dinas Kesehatan dan 82 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), 1.229 ambulans Puskesmas serta 98 rumah sakit pemerintah plus ambulans.
“Kesiapan Posko Kesehatan punya nilai strategis,” ucap Endang usai apel siaga Kesiapan Pelayanan Kesehatan Mudik Lebaran, Jumat (27/8) di Jakarta.
Menurut Menkes, tradisi mudik bersinggungan dengan penanganan resiko sakit dan meninggal yang besar. Lantaran itu penting mempersiapkan dan memobilisasi sumber daya, khususnya kesiapan tenaga kesehatan, peralatan dan obat serta ambulans dan system.
”Kesiapan ini merupakan respons medis yang sering kali menjadi sorotan dramatis bila terjadi kecelakan lalu lintas,” imbuh dia.
Menkes mengatakan, lewat pembentukan posko dan unit layanan kesehatan 24 jam diharapkan dapat menurunkan tingkat kesakitan, kecacatan, dan kematian.
Di samping menyediakan persiapan bila terjadi kecelakaan, juga disiapkan pusat layanan kesehatan untuk menaggulangi kejadian penyakit menular yang berpotensial menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) terutama diare dan keracunan makanan.
”Karena yang mudik ribuan, maka secara epidemiologis kejadian wabah penyakit menular mungkin terjadi. Bila ini diabaikan, maka bisa-bisa korbanya lebih banyak daripada jumlah kecelakaan lalu lintas,” ujar Menkes.
Selain menyiapkan pos kesehatan di jalan, kementerian juga menyediakan Pusat Tanggap dan Respons Cepat (PTRC) sebagai posko informasi dengan nomor telepon (021) 500587.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pembentukan layanan kesehatan mudik lebaran tingkat nasional ini baru pertama kali dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan ini menurut dia sesuai dengan amanat Inpres No 3/2004.
(aby/sir)
Taufik Kurniawan Upayakan Jamkesmas untuk Rakyat
Sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=260731
Kustantinah: Makanan Impor Membludak, Inspeksi Mendadak Ditingkatkan
Lembaga yang dikomandoi Kustantinah itu, bukan hanya menginspeksi makanan impor, tapi juga makanan produk dalam negeri, terutama yang sudah dikemas dalam bentuk parsel.
“Inspeksi memang sudah rutin kami lakukan, tapi menjelang lebaran ini tentu permintaan makanan juga meningkat, sehingga wajar kalau inspeksi mendadak juga ditingkatkan,’’ ujar Kepala BPOM, Kustantinah, kepada Rakyat Merdeka, di ruang kerjanya, Jakarta, Kamis (26/8).
Berikut kutipan selengkapnya:
Menjelang lebaran, apa saja yang telah dilakukan BPOM untuk mengantisipasi makanan kedaluarsa dan makanan berformalin ?
Sebetulnya itu kan suatu tugas dan tanggung jawab BPOM melakukan jaminan bahwa produk yang beredar itu aman. Nah, kalau kaitannya menjelang hari raya, biasanya permintaan pangan itu pasti akan meningkat, sehingga pemeriksaan (inspeksi) harus lebih intensif lagi.
Siapa saja melakukan inspeksi ?
Biasanya inspeksi itu dilakukan oleh balai besar POM yang ada di 31 provinsi. Itu adalah pelaksana teknis kita. Jadi, beberapa data yang ada di kita merupakan hasil temuan balai-balai itu. Misalnya saja makanan yang kedaluarsa.
Makanan kedaluasa itu diapain ?
Ditarik dari peredaran, supaya jangan dibeli. Sebab, makanan kedaluasa itu berbahaya kalau dikonsumsi.
O ya, banyak makanan produk luar negeri membanjiri swalayan di sini, bagaimana tuh ?
Pada prinsipnya bahwa semua makanan, apakah import atau produksi dalam negeri, sebelum diedarkan harus mendapatkan izin edar dari BPOM. Untuk kita lakukan evaluasi terhadap data keamanan, manfaat, mutu, dan labelnya.
Kapan biasanya dilakukan evaluasi ?
Biasanya kita melakukannya akhir Minggu atau setiap hari. Jadi Minggu ini atau Minggu depan kita kasih tahu datanya.
Sejak kapan BPOM melakukan evaluasi ?
13 Agustus lalu kita sudah melakukan psikotest, di situ kita lakukan pembuktian data dari Januari sampai Juli 2010 untuk semester pertama. Setelah 13 Agustus kita akan evaluasi akhir Minggu ini. Jadi setiap periodik kita lakukan evaluasi hasil temuan BPOM seluruh Indonesia.
Bagaimana dengan makanan impor yang masih menggunakan bahasa asing ?
Sebenarnya pemberian izin edar dilakukan evaluasi terlebih dahulu. Termasuk di dalam kemasannya. Memang dari temuan-temuan kita di lapangan, ada produk yang kemasannya tidak sesuai dengan apa yang telah disetujui pada saat pemberian izin edarnya itu.
Tindakan apa yang dilakukan ?
Ya kita suruh tarik makanannya. Untuk segera menyesuaikan dengan apa yang kita setujui.
Kenapa BPOM bisa kecolongan ya ?
Saya tidak tahu kecolongan atau tidak. Sebetulnya itu bukan hanya tugas dari BPOM. Pelaku usaha juga punya tanggung jawab. Sebab pelaku usaha yang punya label tanggung jawab utama pada produk yang diedarkan. Maka harus memenuhi aturan. Nggak mungkin kita melakukan pengawasan terhadap semua makanan yang beredar.
Ada nggak sih pengawasan dari BPOM ?
Ada dong, kita sudah membuat suatu sistem pengawasan dengan tiga lapis. Pertama, yang dilakukan pemerintah. Kedua, yang dilakukan pelaku usaha. Ketiga, pengawasan dari masyarakat atau konsumen. Kalau lihat produk tidak ada izin edarnya dari BPOM, dan sudah rusak jangan dibeli. Segera laporkan ke dinas kesehatan atau balai POM. Maka kita akan menindaklanjuti dengan meminta tanggung jawab yang punya. Lagipula kalau produk itu tidak ada yang beli maka tidak akan beredar.
Jenis-jenis makanan apa yang diperiksa BPOM ?
Biasanya yang kita utamakan adalah makanan hantaran. Seperti biscuit, sirup, produk susu, permen dan minuman ringan. Sebab, makanan itu yang paling laku menjelang hari raya.
Adakah reaksi dari para pelaku ketika melakukan pembongkaran parsel ?
Tidak, sepanjang kita menunjukkan surat perintah dari BPOM untuk melakukan pengujian atau pengecekan makanan. Sebab, petugas BPOM harus punya identitas.
Bagaimana dengan penolakan dari pelaku usaha ?
Itu sudah biasa ditolak. Tapi kita bisa perkarakan kalau mereka menolak. Sebab, kita dilindungi Undang-undang dan diatur kewenangan dari tugas BPOM.
Apa yang harus diwaspai ketika membeli makanan menjelang lebaran ?
Konsumen harus memiliki kesadaran tinggi dalam membeli makanan dan memilih makanan yang didapatkan.
O ya, bagaimana dengan makanan berformalin ?
Semuanya harus ada bukti dulu. Kalau orang menduga boleh saja, tapi harus dibuktikan apakah makanan itu berformalin. Kita harus berbicara secara ilmiah. Artinya harus ada bukti.
Sebab, formalin itu tidak terlihat dengan kasat mata, maka harus diujikan oleh laboratorium. Setelah terbukti mengandung bahan yang tidak diperbolehkan, kita lakukan langkah-langkah penindakan.
Apa yang harus diwaspadai ?
Makanan yang berwarna merah.
Kok begitu ?
Menurut pengalaman saat dilakukan pengujian laboratorium yang digunakan untuk zat warnanya, bukan zat warna pangan. Tetapi tidak semua merah itu berbahaya. Makanya saya tadi bilang, harus dilakukan dulu pengujian di laboratorium. [RM]
sumber: http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=2407
Jumat, 27 Agustus 2010
Sex or Gender
Simone de Beauvoir, The Second Sex (1949)
In nature, male and female are distinct. She-elephants are gregarious, he-elephants solitary. Male zebra finches are loquacious - the females mute. Female green spoon worms are 200,000 times larger than their male mates. These striking differences are biological - yet they lead to differentiation in social roles and skill acquisition.
Alan Pease, author of a book titled "Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps", believes that women are spatially-challenged compared to men. The British firm, Admiral Insurance, conducted a study of half a million claims. They found that "women were almost twice as likely as men to have a collision in a car park, 23 percent more likely to hit a stationary car, and 15 percent more likely to reverse into another vehicle" (Reuters).
Yet gender "differences" are often the outcomes of bad scholarship. Consider Admiral insurance's data. As Britain's Automobile Association (AA) correctly pointed out - women drivers tend to make more short journeys around towns and shopping centers and these involve frequent parking. Hence their ubiquity in certain kinds of claims. Regarding women's alleged spatial deficiency, in Britain, girls have been outperforming boys in scholastic aptitude tests - including geometry and maths - since 1988.
In an Op-Ed published by the New York Times on January 23, 2005, Olivia Judson cited this example
"Beliefs that men are intrinsically better at this or that have repeatedly led to discrimination and prejudice, and then they've been proved to be nonsense. Women were thought not to be world-class musicians. But when American symphony orchestras introduced blind auditions in the 1970's - the musician plays behind a screen so that his or her gender is invisible to those listening - the number of women offered jobs in professional orchestras increased. Similarly, in science, studies of the ways that grant applications are evaluated have shown that women are more likely to get financing when those reading the applications do not know the sex of the applicant."
On the other wing of the divide, Anthony Clare, a British psychiatrist and author of "On Men" wrote:
"At the beginning of the 21st century it is difficult to avoid the conclusion that men are in serious trouble. Throughout the world, developed and developing, antisocial behavior is essentially male. Violence, sexual abuse of children, illicit drug use, alcohol misuse, gambling, all are overwhelmingly male activities. The courts and prisons bulge with men. When it comes to aggression, delinquent behavior, risk taking and social mayhem, men win gold."
Men also mature later, die earlier, are more susceptible to infections and most types of cancer, are more likely to be dyslexic, to suffer from a host of mental health disorders, such as Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), and to commit suicide.
In her book, "Stiffed: The Betrayal of the American Man", Susan Faludi describes a crisis of masculinity following the breakdown of manhood models and work and family structures in the last five decades. In the film "Boys don't Cry", a teenage girl binds her breasts and acts the male in a caricatural relish of stereotypes of virility. Being a man is merely a state of mind, the movie implies.
But what does it really mean to be a "male" or a "female"? Are gender identity and sexual preferences genetically determined? Can they be reduced to one's sex? Or are they amalgams of biological, social, and psychological factors in constant interaction? Are they immutable lifelong features or dynamically evolving frames of self-reference?
In the aforementioned New York Times Op-Ed, Olivia Judson opines:
"Many sex differences are not, therefore, the result of his having one gene while she has another. Rather, they are attributable to the way particular genes behave when they find themselves in him instead of her. The magnificent difference between male and female green spoon worms, for example, has nothing to do with their having different genes: each green spoon worm larva could go either way. Which sex it becomes depends on whether it meets a female during its first three weeks of life. If it meets a female, it becomes male and prepares to regurgitate; if it doesn't, it becomes female and settles into a crack on the sea floor."
Yet, certain traits attributed to one's sex are surely better accounted for by the demands of one's environment, by cultural factors, the process of socialization, gender roles, and what George Devereux called "ethnopsychiatry" in "Basic Problems of Ethnopsychiatry" (University of Chicago Press, 1980). He suggested to divide the unconscious into the id (the part that was always instinctual and unconscious) and the "ethnic unconscious" (repressed material that was once conscious). The latter is mostly molded by prevailing cultural mores and includes all our defense mechanisms and most of the superego.
So, how can we tell whether our sexual role is mostly in our blood or in our brains?
The scrutiny of borderline cases of human sexuality - notably the transgendered or intersexed - can yield clues as to the distribution and relative weights of biological, social, and psychological determinants of gender identity formation.
The results of a study conducted by Uwe Hartmann, Hinnerk Becker, and Claudia Rueffer-Hesse in 1997 and titled "Self and Gender: Narcissistic Pathology and Personality Factors in Gender Dysphoric Patients", published in the "International Journal of Transgenderism", "indicate significant psychopathological aspects and narcissistic dysregulation in a substantial proportion of patients." Are these "psychopathological aspects" merely reactions to underlying physiological realities and changes? Could social ostracism and labeling have induced them in the "patients"?
The authors conclude:
"The cumulative evidence of our study ... is consistent with the view that gender dysphoria is a disorder of the sense of self as has been proposed by Beitel (1985) or Pfäfflin (1993). The central problem in our patients is about identity and the self in general and the transsexual wish seems to be an attempt at reassuring and stabilizing the self-coherence which in turn can lead to a further destabilization if the self is already too fragile. In this view the body is instrumentalized to create a sense of identity and the splitting symbolized in the hiatus between the rejected body-self and other parts of the self is more between good and bad objects than between masculine and feminine."
Freud, Kraft-Ebbing, and Fliess suggested that we are all bisexual to a certain degree. As early as 1910, Dr. Magnus Hirschfeld argued, in Berlin, that absolute genders are "abstractions, invented extremes". The consensus today is that one's sexuality is, mostly, a psychological construct which reflects gender role orientation.
Joanne Meyerowitz, a professor of history at Indiana University and the editor of The Journal of American History observes, in her recently published tome, "How Sex Changed: A History of Transsexuality in the United States", that the very meaning of masculinity and femininity is in constant flux.
Transgender activists, says Meyerowitz, insist that gender and sexuality represent "distinct analytical categories". The New York Times wrote in its review of the book: "Some male-to-female transsexuals have sex with men and call themselves homosexuals. Some female-to-male transsexuals have sex with women and call themselves lesbians. Some transsexuals call themselves asexual."
So, it is all in the mind, you see.
This would be taking it too far. A large body of scientific evidence points to the genetic and biological underpinnings of sexual behavior and preferences.
The German science magazine, "Geo", reported recently that the males of the fruit fly "drosophila melanogaster" switched from heterosexuality to homosexuality as the temperature in the lab was increased from 19 to 30 degrees Celsius. They reverted to chasing females as it was lowered.
The brain structures of homosexual sheep are different to those of straight sheep, a study conducted recently by the Oregon Health & Science University and the U.S. Department of Agriculture Sheep Experiment Station in Dubois, Idaho, revealed. Similar differences were found between gay men and straight ones in 1995 in Holland and elsewhere. The preoptic area of the hypothalamus was larger in heterosexual men than in both homosexual men and straight women.
According an article, titled "When Sexual Development Goes Awry", by Suzanne Miller, published in the September 2000 issue of the "World and I", various medical conditions give rise to sexual ambiguity. Congenital adrenal hyperplasia (CAH), involving excessive androgen production by the adrenal cortex, results in mixed genitalia. A person with the complete androgen insensitivity syndrome (AIS) has a vagina, external female genitalia and functioning, androgen-producing, testes - but no uterus or fallopian tubes.
Embroidered Sweaters and Rugby Tops Are Excellent Messengers
The Sweater is a Catchall for Different Styles
Traditionally made from wool, sweaters were cold weather wear. These days, sweaters are also made from cotton, synthetics and blends. They are pulled over other items of dress, such as shirts and tops, and are also known as pullovers.
Covering the torso and arms, sweaters were ideal for sports played in cold environments, such as ice hockey, or for games during cold seasons.
Sweaters come in different styles - turtle neck, v-neck, crew neck; waistlines at varying heights; varying sleeve lengths; and differently styled hems. Embroidered sweaters can have the embroidery on sleeves or on the breast or can just consist of some tasteful lines across the front. You can choose an item that suits the conditions and your tastes.
Sweaters are also called pullovers, jumpers, jerseys and by other names, particularly in different countries. A cardigan has a front opening that sweaters lack. Sweaters made from cotton are known as sweatshirts. And sweaters with no sleeves are called vests.
Sweaters are easier to tailor, as they don't need elaborate devices for body fit. Being elastic items made from knitted fibers, sweaters adjust to body shape. However, the elasticity also means that you have to be more careful while washing a sweater.
Sweaters are maintained through washing and lint rolling.
Embroidered Sweaters and Rugby Tops
The high visibility of sweaters means that company logos and names will be visible on those times when a sweater is pulled over shirts and tops, hiding any embroidery on these items. Embroidered sweaters are thus better for conveying your messages in cold countries where they tend to be worn more frequently.
Embroidered rugby tops are for fans of the respective rugby teams. Sports fans like to identify themselves with their teams and rugby tops embroidered with team logos is a popular dress in countries where rugby is played.
Rugby shirt manufacturers produce embroidered rugby shirts that replicate famous rugby wear such as Test rugby shirts worn by cup winning teams at world cups. There are Australia Rugby shirt, Ireland Dry shirt, the short sleeve version of England away rugby shirt, and so on.
Conclusion
Sweaters are items of clothing worn over other upper wear like shirts and tops. Embroidered sweaters are highly visible items of clothing that can display their message when those on the shirts and tops are hidden.
Embroidered rugby tops are highly popular among fans of different rugby teams. There are rugby tops replicating the patterns of jerseys worn by different country teams and those worn on famous occasions such as a cup victory.
Top 3 Reasons Why Wool Is Back In Style
1)Retro. Back in the 80s, everybody was into the wool look. The stuffed up L.L. Bean preppy style was "in" and any fan of the 80s teen flicks knows that it was the decade of the wool sweater. All those college films seemed to make their characters sport wool as mandatory attire.
2)Movie Stars. You may have noticed that some of your favorite celebrities have been wearing wool in recent photos. Much like the trucker hat phenomenon of a few years ago, wool sweaters have become cool again (they are in with the "in crowd") and you can see the trend setters wearing them. Movie stars and general celebrities often start trends which the rest of the population mimics. When its hot with the stars, it quickly becomes hot with the rest of the country (and often the world). Wool clearly is no exception.
3)It never really left. For a certain element of the population, notably skiiers and outdoors people, wool is a simple necessity of life. Wool socks can keep even the coldest of skiiers warm from frigid outside temperatures. Most of us don't think about this because more than ½ of us live in cities these days and the southern and southwestern cities have become huge population centers. After all, do most of us really want to live in the cold year round? Judging by the demographics and population shift, the answer is clearly no.
Wool is hear to stay. Learn all about wool and how to get a good deal on your next wool purchase: whatever it is.
Tips Menyuburkan Rambut
- Penyebab Rambut Rontok.
- Cara Menyuburkan Rambut dengan Telur Udang.
- Tips Menghitamkan Rambut dengan Kembang Sepatu.
- Cara Meluruskan Rambut dengan daun seledri.
- Cara Menumbuhkan bulu / rambut dengan kemiri.
Untuk melengkapi artikel tentang kecantikan rambut diatas, kali ini saya akan memberikan lagi cara menyuburkan rambut yang alami.
Tahukah Anda? Kecerdasan Ditentukan Saat Tidur
malam dingin ngantuk puisi
Kamis, 26 Agustus 2010
Penggila kerja = TIDAK SEHAT
Berpikir dan bertindak yang membuat kita ada.
( Rene Descartes )
Pikiran yang membuat kita ada dan pikiran juga yang memotivasi kita untuk besikap dan bertindak. Sepanjang kita masih bisa berfikir, gunakanlah pikiran itu untuk kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Jika seseorang tidak lagi bisa berpikir, sudah selayaknya disebut patung atau mayat. Mayat dan patung tidak bisa berbuat apa-apa,
The History of Hummels
Whether you're a seasoned Hummel collector or someone who's just considering getting started, understanding the history of Hummel figurines will help you understand why these unique pieces have touched so many people with their beauty, simplicity and value.
Although Hummel figurines made their first mark on the world in 1935, their true history dates back to the year 1909, when a girl named Berta Hummel was born in the small town of Massing, Bavaria as one of six children.
A naturally-talented artist, at the age of 12, her parents recognized that her home schooling wasn't the best setting to fully develop her creative gifts, and she was sent to the Institute of English Sisters, Marienhoehe, about 20 miles away from her home.
While there, she was educated in a variety of artistic media as well as a host of other academic subjects. But upon graduation at the age of 18, it was determined that she needed further tutelage to ensure that her artistic talents were developed to their fullest potential. Consequently, she set out for Munich, a thriving center for art at the time.
Berta enrolled in the Academy of Applied Arts, where she continued to expand her education in the arts as well as other disciplines. However, despite this additional training, she never tired of her whimsical, precious drawings of children that would serve to inspire the most iconic figurines ever created.
Upon graduation at the top of her class in 1931, she decided to devote her life to God, and entered the Convent of Siessen which had been founded nearly 700 years earlier.
While there, she taught at St. Anna Girls' School in nearby Saulgau. Upon the completion of her novitiate, she became a full-fledged nun and took the name Maria Innocentia, dedicating the remainder of her life to serving God.
Within a few years, an enterprising and dedicated porcelain manufacturer named Franz Goebel approached Maria Innocentia and proposed a partnership. Her drawings were unlike any he'd ever seen, and he instinctively knew they would translate well into figurines that would ultimately become an instant success.
Promising her the utmost in quality control, adherence to her vision, and that all royalties would be returned to the convent, Herr Goebel signed an exclusive contract with Maria Innocentia for the manufacture and distribution of her work through his W. Goebel Porzellanfabrik firm.
Their contract was signed January 9th, 1935, and, following a successful showing at the 1935 Leipzig Spring Fair, the figurines were an even greater success than Goebel had originally imagined.
Sadly, the life of Maria Innocentia was cut all too short on November 6, 1946 when, at only age 37, she died of complications from tuberculosis. Although her life was over all too quickly, her legacy lived on, as it does to this day, through her beloved figurines that hearken back to her childhood days in the Bavarian countryside.
Kenapa Telinga & Kepala Sakit Bila Naik Pesawat Terbang.
Apakah normal keadaan ini? Keadaan ini disebut Oklusi Tuba atau adanya sumbatan pada saluran tuba yang berada di telinga. Tuba eustachius / Eusthacian tube adalah saluran yang dimulai dari telinga tengah dan berakhir dibelakang hidung atau didaerah pangkal tenggorok. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah dan tekanan udara di luar. Bila terjadi perbedaan tekanan maka saluran ini akan membuka dan membiarkan udara masuk ke telinga tengah sehingga tekanan menjadi seimbang.
Kapan bisa terjadi perbedaan tekanan tersebut? Kalo kita mau naik pesawat, pada saat pesawat hendak take off atau landing atau ketika pesawat naik turun diudara, telinga kita akan terasa seperti penuh atau buntu atau agak kurang mendengar, ini diakibatkan karena terjadi perbedaan tekanan seperti tadi. Biasanya kita akan langsung merespon dengan menelan ludah sehingga pendengaran kita menjadi normal kembali. Dengan menelan ludah ini akan menyebabkan tuba terbuka dan udara luar dapat masuk ketelinga bagian tengah.
Pada beberapa orang dengan gangguan pada Tuba eustachius atau pada orang yang lagi kena flu/pilek akan terjadi kesulitan untuk menyeimbangkan tekanan tersebut(pada saat pesawat diudara) sehingga udara tidak dapat masuk ke telinga tengah dan berakibat telinga tengah menjadi vakum, pada keadaan seperti ini saluran tuba tadi akan merespon dengan memperkecil ruang telinga tengah dan menarik jaringan sekitarnya agar tekanan agak seimbang, dan respon ini yang menyebabkan rasa nyeri luar biasa seperti kepala mau pecah. Bagaimana solusinya?
Pada orang2 tertentu dengan gangguan pada saluran tuba atau yang lagi kena flu, bila hendak naik pesawat sebaiknya memakai obat tetes hidung yang berfungsi untuk membuka saluran tuba, saat sebelum berangkat (atau bisa juga dengan obat dekongestan oral/diminum), caranya teteskan pada hidung kanan dan kiri, setelah diteteskan kepala harus miring ke arah yang sama selama kurang lebih 5 menit, jadi saat yang ditetesi hidung kanan, maka kepala miring ke kanan agar cairan masuk ke telinga. Bila diatas pesawat lebih dari 8 jam, bisa diulangi cara ini dan dilakukan didalam pesawat.
Agar tuba membuka terus menerus, perbanyaklah menelan ludah, salah satu cara sederhana adalah dengan mengulum permen, karena dengan mengulum permen maka akan keluar ludah dan mau tidak mau kita akan menelan ludah tadi. Karena itu sebelum pesawat take off pasti pramugari akan membagikan permen, kadang permen yang dibagikan oleh pramugari dianggap sebagai bagian dari service dan langsung cepat2 dihabiskan sebelum pesawat take off, padahal idealnya permen tadi dikulum pelan2 selama perjalanan agar kita menelan ludah terus menerus.
Cara lainnya yaitu dengan menguap, karena bila kita menguap maka udara akan keluar dari telinga, sehingga tekanan akan tetap terjaga.
Khusus pada anak2 atau bayi tidak perlu telinga ditutup dengan kapas (cara ini banyak di nasehatkan oleh orang tua) tetapi cukup dengan diberikan minum yang banyak pada saat pesawat di udara, karena dengan menelan, tuba akan terbuka terus menerus. Menutup telinga dengan kapas tidak efektif untuk mengatasi oklusi tuba pada anak, cara ini hanya berguna untuk mengurangi suara bising pesawat. Jadi bila membawa anak kecil naik pesawat dan anaknya mulai rewel sebaiknya diberi minum air atau susu, karena ada kemungkinan dia mengalami oklusi tuba.
Anatomi system pernafasan
dan
pemeriksaan fisik system pernafasan
Sistem pernafasan adalah sistem biologi semua organisma yang membabitkan pertukaran gas. Malah tumbuhan juga mempunyai sistem pernafasan, mengambil gas karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen ketika siang.
Sistem pernafasan manusia mengandungi :
* Saluran pernafasan (nasal passage), di mana udara dilembabkan dan tempat deria bau berfungsi.
* Farinks, kawasan umum di belakang mulut di mana udara, makanan dan air lalu
* Larinks, atau peti suara
* Trakea, saluran udara yang bersambung kepada bronchi
* Tiub bronkus, yang membawa udara dari dan kepada paru-paru
* Bronkiol, cabang bronkus yang menyebarkan udara ke alveoli
* Alveolus, kantung akhir di mana berlaku pertukaran gas.
Alveolus dan bronkiol membentuk paru-paru. Udara bergerak keluar masuk dari paru-paru oleh pergerakan sangkar kerangka (rib cage) dan diafragma, yang mengembangkan paru-paru untuk menarik udara masuk dan mengempiskan paru-paru untuk menolak udara keluar. Model bagaimana paru-paru berfungsi boleh dibina dengan menggunakan jar loceng.
Terdapat empat asas mengukur isipadu paru-paru:
* Isipadu pasang surut (tidal volume) (TV): isipadu udara pernafasan biasa seseorang itu.
* Isipadu pernafasan simpanan (inspiratory reserve volume) (IRV): isipadu maksima udara yang boleh disedut, tambahan kepada isipadu sedutan biasa.
* Isipadu simpanan hembusan (expiratory reserve volume) (ERV): isipadu maksima udara yang boleh dihembus, tambahan kepada isipadu hembusan biasa.
* Isipadu baki (residual volume) (RV): jumlah udara yang tinggal di dalam paru-paru dan tidak dapat disingkirkan (Isipadu udara yang kekal dalam paru-paru selepas hembusan maksima).
Dari isipadu ini, beberapa kapasiti penting juga boleh dikira:
* Kapasiti paru-paru sepenuhnya (total lung capacity) (TLC): isipadu paru-paru sepenuhnya (isipadu udara dalam paru-paru selepas sedutan maksima).
TLC = IRV + TV + ERV + RV
* Kapasiti baki berfungsi (functional residual capacity) (FRC): jumlah udara tinggal di dalam paru-paru selepas pernafasan normal dihembus keluar.
FRC = ERV + RV
a. Inspeksi
1) Pemeriksaan dada dimulai dari thorax posterior, klien pada posisi duduk.
2) Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya.
3) Tindakan dilakukan dari atas (apex) sampai ke bawah.
4) Inspeksi thorax poterior terhadap warna kulit dan kondisinya, skar, lesi, massa, gangguan tulang belakang seperti : kyphosis, scoliosis dan lordosis.
5) Catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.
6) Observasi type pernafasan, seperti : pernafasan hidung atau pernafasan diafragma, dan penggunaan otot bantu pernafasan.
7) Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi (I) dan fase ekspirasi (E). ratio pada fase ini normalnya 1 : 2. Fase ekspirasi yang memanjang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan nafas dan sering ditemukan pada klien Chronic Airflow Limitation (CAL)/COPD
Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (AP) dengan diameter lateral/tranversal (T). ratio ini normalnya berkisar 1 : 2 sampai 5 : 7, tergantung dari cairan tubuh klien.
9) Kelainan pada bentuk dada :
a) Barrel Chest
Timbul akibat terjadinya overinflation paru. Terjadi peningkatan diameter AP : T (1:1), sering terjadi pada klien emfisema.
b) Funnel Chest (Pectus Excavatum)
Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari sternum. Hal ini akan menekan jantung dan pembuluh darah besar, yang mengakibatkan murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ricketsia, marfan’s syndrome atau akibat kecelakaan kerja.
c) Pigeon Chest (Pectus Carinatum)
Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum, dimana terjadi peningkatan diameter AP. Timbul pada klien dengan kyphoscoliosis berat.
d) Kyphoscoliosis
Terlihat dengan adanya elevasi scapula. Deformitas ini akan mengganggu pergerakan paru-paru, dapat timbul pada klien dengan osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain yang mempengaruhi thorax.
Kiposis : meningkatnya kelengkungan normal kolumna vertebrae torakalis menyebabkan klien tampak bongkok.
Skoliosis : melengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi vertebral
10) Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan atau tidak adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.
11) Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat mengindikasikan obstruksi jalan nafas.
b. Palpasi
Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus (vibrasi).
Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti : massa, lesi, bengkak.
Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri.
Vocal premitus : getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara.
c. Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan pengembangan (ekskursi) diafragma.
Jenis suara perkusi :
Suara perkusi normal :
Resonan (Sonor)
Dullness
Tympany
: bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru normal.
: dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.
: musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
Suara Perkusi Abnormal :
Hiperresonan
Flatness
: bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal berisi udara.
: sangat dullness dan oleh karena itu nadanya lebih tinggi. Dapat didengar pada perkusi daerah paha, dimana areanya seluruhnya berisi jaringan.
d. Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan (abnormal), dan suara.
Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih
Suara nafas normal :
a) Bronchial : sering juga disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini dihasilkan oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch.
b) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular. Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding dada.
c) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.
Suara nafas tambahan :
d) Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara nyaring, musikal, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit.
e) Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan, nyaring, suara mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan produksi sputum
f) Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara : kasar, berciut, suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali klien juga mengalami nyeri saat bernafas dalam.
g) Crackles
Fine crackles : setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara meletup, terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronchiolus. Suara seperti rambut yang digesekkan.
Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan berubah ketika klien batuk.
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
-
08/22 - 08/29
(70)
- Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
- Diabetes, The Sillent Killer
- Hendaklah Kita berfikir sebelum berbuat Maksiat
- Building Tracking URLs for Google Analytics
- Beras Hitam Sumber Pangan Bergizi Super
- Beras Hitam Sumber Antioksidan Alternatif
- Wah, Beras Hitam Ternyata Makanan Super
- Beras Hitam Baik untuk Kesehatan
- Kemkes Gelar Posko Kesehatan
- Taufik Kurniawan Upayakan Jamkesmas untuk Rakyat
- Kustantinah: Makanan Impor Membludak, Inspeksi Men...
- Sex or Gender
- Embroidered Sweaters and Rugby Tops Are Excellent ...
- Top 3 Reasons Why Wool Is Back In Style
- Tips Menyuburkan Rambut
- Tahukah Anda? Kecerdasan Ditentukan Saat Tidur
- malam dingin ngantuk puisi
- Penggila kerja = TIDAK SEHAT
- Berpikir dan bertindak yang membuat kita ada.
- The History of Hummels
- Kenapa Telinga & Kepala Sakit Bila Naik Pesawat Te...
- Anatomi system pernafasan
- ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL
- abses paru
- aborsi - otonomi - eutanasia
- An alternative to using an estate agent to sell yo...
- Alat Mendeteksi Autisme dari Suara
- Pemanfaatan Obat Tradisional dalam Praktik Kesehat...
- Belajar dari Klinik Gizi Buruk Losari
- On Networking Groups (Part Two)
- New Fashion Trends Take A Walk On The Wild Side
- Benefits of a Credentialing Verification Organization
- Leather Jacket Care
- Writing an Article - Basic Rules of Grammar
- Writing Articles For Permanent Traffic
- Top 6 Facts You Should Know About Your New Motorcycle
- SAMInside
- Article Writing: Your Personal Library of Books
- 5 Things You Must Have to Succeed in Affiliate Mar...
- Taking Title When You Buy
- Property Management Software as an ASP
- 7 Attributes of a Successful Fashion Model
- Making More Money With Affiliate Feeds
- INSOMNIA
- Tips Menambah Nafsu Makan
- Emosi Juga Perlu Didetoks
- Haemoglobin
- Obat Tradisional Untuk Yang Susah Punya Anak
- Intervensi dan rasiona ileus obstruktif
- Pencegahan pada apendiksitis
- PATOFISIOLOGI Apendicsitis
- PENGERTIAN Apendisitis
- Bayaran dari AdsenseCamp dan KumpulBlogger
- Cegah Stroke dengan Mengenal Faktor Risikonya
- Persalinan Hipnosis, Metode Kelahiran Bayi Tanpa M...
- Kenapa Gugup Bisa Bikin Sakit Perut?
- Seks Anak SMP
- Bersihkan tubuh dari lemak dan kalori dengan cara ...
- Biaya Kesehatan Mahal, Pemerintah Perlu Menggalakk...
- Pemkab Temanggung Buka 207 Lowongan CPNS
- Kumpulan Kata-Kata Romantis Terbaru (Bag.2)
- Tips Perawatan Tubuh Memperlancar Detoksifikasi
- Prihatin!!! 45 Warga Lebak Terjangkit Virus HIV/AIDS
- Makanan Penghindar Perut Buncit
- WHO Serukan Dunia Perang Bakteri Super Bug
- Yoghurt Bisa Perpanjang Usia
- Tetap Bergairah di Usia 80 Tahun
- Secara Normal Puasa Tidak Mengganggu Kesehatan
- Malu Dunk!!! Konsumsi Rokok Indonesia Tiga Besar D...
- Waspada!!! Cuaca Ekstrem Ancam Kesehatan
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates