Sabtu, 05 Desember 2009
NILAI MID KEPERAWATAN SEMESTER V STIKES BARAMULI
Konsep Dasar Tuberculosis
a. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit akibat infeksi menahun kuman
Mycobacterium tuberculosis mengena hampir semua organ tubuh, dengan lokasi
terbanyak diparu yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Depkes,
2003). Menurut Suriadi, dkk (2001) Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi
pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis , yaitu suatu
bakteri tahan asam.
Menurut Evelyn (1995) paru-paru merupakan alat pernafasan utama.
Paru-paru terletak di rongga dada sebelah kanan dan kiri dan ditengah
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besar dan struktur lainnya.
b. Etiologi
Menurut Suriadi, dkk (2001) etiologi dari tuberculosis paru adalah:
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium bovis
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis:
1. Herediter: resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan diturunkan
secara genetik.
2. Jenis kelamin: pada akhirnya masa kanak -kanak dan remaja, angka
kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
3. Usia: pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
4. Keadaan stress: situasi yang penuh stress ( injury atau penyakit, kurang
nutrisi, stress emosional, kelelahan yang kron ik)
5. Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan
memudahkan untuk perluasan infeksi.
6. Anak yang mendapatkan terapi kortikosteroid kemungkinan teinfeksi lebih
mudah.
7. Nutrisi: status nutrisi yang kurang
8. Infeksi berulang: HIV, meales s, pertusis
9. Tidak mematuhi aturan pengobatan
c. Patofisiologi
Depkes (2003) terjadinya TB Paru dibedakan menjadi:
1. Infeksi primer
Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB Paru.
Droplet yang terhirup ukurannya sangat kecil, hingga da pat melewati
mukosilier bronkus dan terus berjalan sampai di alveolus dan menetap
disana. Infeksi dimulai saat kuman TB PARU berhasil berkembang biak
dengan cara membelah diri di Paru, yang mengakibatkan peradangan pada
Paru, dan ini disebut komplek primer . Waktu antara terjadinya infeksi sampai
pembentukan komplek primer adalah sekitar 4 -6 minggu.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman
yang masuk dan besarnya respon daya tahan (imunitas seluluer). Pada
umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan
perkembangan kuman TB PARU. Meskipun demikian, ada beberapa kuman
akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur), kadang-kadang
daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman,
akibatnya dalam beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita
TB PARU. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi
sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
2. Infeksi Pasca Primer (Post Primary TB PARU)
TB PARU pasca primer biasanya terjadi s etelah beberapa bulan atau
tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun
akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari TB PARU pasca
primer adalah kerusakan Paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi
pleura.
d. Manifestasi klinik
Gejala-gejala Menurut Depkes (2003) dibagi:
Gejala Umum: Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau
lebih. Pada TB Paru anak terdapat perbesaran kelenjar limfe superfisialis.
Gejala lain yang sering dijumpai:
a). Dahak bercampur darah.
b). Batuk darah.
c). Sesak nafas dan rasa nyeri dada.
d). Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang
enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan,
demam meriang lebih dari sebulan.
Gejala-gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit Paru selain
TB Paru. Oleh karena itu setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala
tersebut diatas, harus dianggap sebagi seorang “ suspek TB Paru” atau
tersangka penderita TB Paru, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis langsung.
Menurut Depkes (2003) TB diklasifikasikan menjadi:
1. TB Paru: adalah TB yang menyerang jaringan Paru, tidak termasuk
pleura. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru di bagi dalam :
a). TB Paru BTA Positif
b). TB Paru BTA Negatif
2. TB ekstra Paru, menyerang organ selain Paru, misalnya pleura, selaput
jantung, kelenjar limfe, tulang, persendian, dll. TB ekstra Paru dibagi
berdasarkan pada tingkat keparahan penyakit yaitu:
a). TB ekstra Paru ringan, misalnya TB kelenjar lim fe, pleuritis
eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan
kelenjar adrenal.
b). TB ekstra Paru ringan, misalnya meningitis, milier, perikardits,
peritonitis, pleuritis eksudasi duplex, TB tulang belakang, TB
usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.
Menurut Depkes (2003) komplikasi yang sering terjadi pada penderita
TB Paru stadium lanjut:
1. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3. Bronkiectasis dan fribosis pada Paru.
4. Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal
dan sebagainya.
6. Insufisiensi Kardio Pulmoner.
e. Penatalaksanaan
Menurut Depkes (2003) tujuan pengobatan TB adalah untuk
menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan
menurunkan tingkat penularan. Salah satu komponen dalam DOTS adalah
pengobatan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan lansung dan
untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang pengawas
menelan obat (PMO). Pemberian paduan OAT didasarkan pada klasifikasi TB.
Prinsip pengobatan TB adalah obat TB diberikan dalam be ntuk
kombinasi dari beberapa jenis (Isoniasid, Rifampisin, Pirasinamid, Streptomisin,
Etambutol) dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6 -8 bulan, supaya
semua kuman (termasuk kuman persister) dapat dibunuh. Dosis tahap intensif
dan tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut
kosong. Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan
diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT.
Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secar a tepat, penderita
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar
penderita TB Paru BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir
pengobatan intensif.
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk
membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadi kekambuhan. Pada
anak, terutama balita yang tinggal serumah atau kontak erat dengan penderita
TB Paru BTA positif, perlu dilakukan pemeriks aan: bila anak punya gejala
seperti TB Paru maka dilakukan pemeriksaan seperti alur TB Paru anak dan
bila tidak ada gejala sebagai pencegahan diberikan Izoniasid 5 mg per kg berat
badan perhari selama enam bulan.
Penggunaan OAT mempunyai beberapa efek samp ing diantaranya:
1. Rifampisin: tidak nafsu makan, mual, sakit perut, warna kemerahan pada air
seni, purpura dan syok.
2. Pirasinamid: nyeri sendi
3. INH: kesemutan sampai dengan rasa terbakar dikaki.
4. Streptomisin: Tuli, gangguan keseimbangan.
5. Etambutol: gangguan penglihatan.
Hampir semua OAT memberikan efek samping gatal dan kemerahan,
ikhterus tanpa penyebab lain, binggung dan muntah -muntah (Depkes, 2003)
Menurut Suriadi (2001) penatalaksanaan terapeutik TB Paru meliputi nutrisi
adekuat, kemoterapi, pembedahan da n pencegahan.
http://askep-askeb.cz.cc/
Jumat, 04 Desember 2009
Asuhan Keperawatan - Chronic Obstructive Pulmonal Disease (COPD)
Konsep Dasar Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman (1998), yang
berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dengan ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama -sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu s ama lain dalam
peran-peran sosial keluarga seperti suami -istri, ayah dan ibu, anak laki -
laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
4) Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik terse ndiri.
Menurut Whall dalam Friedman (1998), mendefinisikan keluarga sebagai
kelompok yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua
individu atau lebih, asosiasinya di cirikan oleh istilah-istilah khusus, yang
boleh jadi tidak diikat oleh hu bungan darah atau hukum, tapi berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat , terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan .
Menurut Friedman dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan bahwa
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama den gan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing -
masing yang merupakan bagian dari keluarga.
b. Tipe Keluarga
Ada enam tipe keluarga menurut Effendi (1998), yaitu :
1) Keluarga inti (Nuclear Family), terdiri dari ayah, ibu, dan anak -anak.
2) Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakak, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga berantai (Serial Family), terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6) Keluarga kabitas (Cohabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (Extended
Family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam
suatu komunitas dengan adat istiadat yang sangat kuat.
c. Fungsi Keluarga
Ada lima fungsi yang dapat dijlankan keluarga menurut Effendi ( 1998),
yaitu :
1) Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak .
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2) Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
d) Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya.
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan ,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
d. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti
individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan
yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang
berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller
dalam Friedman (1998) adalah :
1) Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim.
2) Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung
selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
6) Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan
dewasa yang mandiri.
7) Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saa t
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
8)Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lainnya meninggal.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia
sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman
(1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan .
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan -perubahan yang dialami anggota
keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di
antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuska n untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
http://askep-askeb.cz.cc/
Lowongan Perawat di RSIA Bunda Jakarta
Dibutuhkan Segera:
MEDIK
1. Perawat, dibutuhkan 20 orang
Berpengalaman di bidang OK, Emergency, ICU/NICU/PICU, Poliklinik lebih diutamakan
Non MEDIK
1. Staf Rekam Medik (RM)
2. Asisten Apoteker (AA), dibutuhkan 15 orang
3. Kasir (K) & Staf Keuangan (ADM)
4. Junior Accountant/Tax (JA)
5. Staf Front Liner / Information (SLI), dibutuhkan 5 orang
Persyaratan:
1. Lulus pendidikan minimal D3/S1 sesuai bidangnya masing-masing
2. Usia maksimal 32 tahun
3. Menguasai bahasa Inggris lebih diutamakan
4. Menguasai program komputer, MS Office (Non medik)
5. Lulus tes seleksi dan kesehatan yang diselenggarakan RS Bunda
6. Bersedia ditempatkan di RSIA Bunda Jakarta dan RSU Bunda Margonda
Lamaran ditujukan kepada:
Direktur SDM RSIA Bunda Jakarta
Jl. Teuku Cik Ditiro No.28, Menteng-Jakarta Pusat
atau
email: sdm@bunda.co This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it . id
Lowongan Perawat di RS Royal Progress
Rumah Sakit Royal Progress sebuah Rumah Sakit besar di Jakarta Utara yang sedang bertumbuh kembang membutuhkan tenaga muda yang penuh cinta kasih, terampil, jujur dan bersikap mental positif serta dapat diandalkan dengan pengalaman kerja min. 2 tahun, umur maksimal 35 tahun (kecual Tenaga Medis/Dokter) dan lebih diutamakan berdomisili didaerah Jakarta Utara
Tenaga Perawat (PRWT) ICU, NICU, OK, IGD, IRNA, IRJ
- Pendidikan DIII Keperawatan (diutamakan bersertifikat lebih)
- Tersedia asrama untuk Perawat wanita
HRD Department
Rumah Sakit Royal Progress
Jl. Danau Sunter Utara, Sunter Paradise I Jakarta 14350
Lamaran ditunggu dua minggu setelah iklan dimuat
Kamis, 03 Desember 2009
Asuhan Keperawatan - Stroke
Cepalgia
Gambaran Umum Pasien Dengan Perilaku Kekerasan
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang,
diri sendiri baik secar fisik, emosional, dan atau sexua litas ( Nanda, 2005 ).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz,
1993 dalam Depkes, 2000). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul
sebagai respon terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak terpenuhi yang
dirasakan sebagai ancaman ( Stuart dan Sunden, 1997 ).
Keberhasilan individu dalam berespon terhadap kemarahan dapat
menimbulkan respon asertif. Respon menyesuaikan dan menyelesaikan
merupakan respon adaptif. Kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan
atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberi kelegaan pada
individu dan tidak akan menimbulkan masalah. Kegagalan yang menimbulkan
frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan diri atau respon
melawan dan menantang. Respon melawan dan menantang merupakan respon
yang maladaptif yaitu agresif–kekerasan. Frustasi adalah respon yang terjadi
akibat gagal mencapai tujuan. Dalam keadaan ini tidak ditemukan alternatif lain.
Pasif adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaan yang sedang dialami untuk menghindari suatu
tuntutan nyata. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah da n merupakan
dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. Amuk
atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan (Stuart and Sundeen, 1997 dalam Depkes, 2001).
Faktor predisposisi dan faktor presipitasi dari perilaku kekerasan (Keliat,
2002) adalah :
a. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi/mu ngkin tidak terjadi perilaku kekerasan
jika faktor berikut dialami oleh individu:
1. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak -kanak yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditolak, d ihina, dianiaya atau sanksi
penganiayaan.
2. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua aspek
ini mestimulasi individu mengadopsi perilaku kerasan.
3. Sosial budaya, budaya tertutup dan membahas secara diam (pasif agresif)
dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima ( permisive)
4. Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan sistim limbik, lobus frontal,
lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi
dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fi sik (penyakit fisik),
keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi
penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang
ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang
dicintai atau pekerjaan, dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain.
2. Tanda dan Gejala
Keliat (2002) mengemukakan bahwa tanda -tanda marah adalah sebagai
berikut :
a. Emosi : tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam), jengkel.
b. Fisik : muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit fisik,
penyalahgunaan obat dan tekanan darah.
c. Intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, meremehkan.
d. Spiritual : kemahakuasaan, kebajikan/kebenaran diri, keraguan, tidak
bermoral, kebejatan, kreativitas terhambat.
e. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan humor.
Tanda ancaman kekerasan (Kaplan and Sadock, 1997) adalah:
a. Tindakan kekerasan belum lama, termasuk kekerasan terhadap barang milik.
b. Ancaman verbal atau fisik.
c. Membawa senjata atau benda lain yang dapat digunakan sebagai senjata
(misalnya : garpu, asbak).
d. Agitasi psikomator progresif.
e. Intoksikasi alkohol atau zat lain.
f. Ciri paranoid pada pasien psikotik.
g. Halusinasi dengar dengan perilaku kekerasan tetapi tidak semua pas ien
berada pada resiko tinggi.
h. Penyakit otak, global atau dengan temuan lobus fantolis, lebih jarang pada
temuan lobus temporalis (kontroversial).
i. Kegembiraan katatonik.
j. Episode manik tertentu.
k. Episode depresif teragitasi tertentu.
l. Gangguan kepribadian (kekerasan, penyerangan, atau diskontrol implus).
3. Patofisiologi Terjadinya Marah
Depkes (2000) mengemukakan bahwa stress, cemas dan marah
merupakan bagian kehidupan sehari -hari yang harus dihadapi oleh setiap
individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yan g menimbulkan perasaan
tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan
yang mengarah pada perilaku kekerasan. Respon terhadap marah dapat
diekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat berupa
perilaku kekerasan sedangkan secara internal dapat berupa perilaku depresi dan
penyakit fisik.
Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti
orang lain, akan memberikan perasaan lega, menu runkan ketegangan, sehingga
perasaan marah dapat diatasi (Depkes, 2000).
Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan, biasanya
dilakukan individu karena ia merasa kuat. Cara demikian tentunya tidak akan
menyelesaikan masalah bahkan dapat menimbulkan kemarahan yang
berkepanjangan dan dapat menimbulkan tingkah laku destruktif, seperti
tindakan kekerasan yang ditujukan kepada orang lain maupun lingkungan.
Perilaku yang tidak asertif seperti perasaan marah dilakukan individu karena
merasa tidak kuat. Individu akan pura-pura tidak marah atau melarikan diri dari
rasa marahnya sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan demikian
akan menimbulkan rasa bermusuhan yang lama dan pada suatu saat dapat
menimbulkan kemarahan destruktif yang ditujukan kepada diri sendiri (Depkes,
2000)
4. Penatalaksanaan
a. Tindakan Keperawatan
Keliat dkk. (2002) mengemukakan cara khusus yang dapat dilakukan
keluarga dalam mengatasi marah klien yaitu :
1) Berteriak, menjerit, memukul
Terima marah klien, diam sebentar, arahkan klien untuk memukul barang
yang tidak mudah rusak seperti bantal, kasur
2) Cari gara-gara
Bantu klien latihan relaksasi misalnya latihan fisik maupun olahraga.
Latihan pernafasan 2x/hari, tiap kali 10 kali tarikan dan hembusan nafas.
3) Bantu melalui humor
Jaga humor tidak menyakiti orang, observasi ekspresi muka orang yang
menjadi sasaran dan diskusi cara umum yang sesuai.
b. Terapi Medis
Psikofarmaka adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa.
Menurut Depkes (2000), jenis obat psikofarmaka adalah :
1) Clorpromazine (CPZ, Largactile)
Indikasi untuk mensupresi gejala -gejala psikosa : agitasi, ansietas,
ketegangan, kebingungan, insomnia, halusinasi, waham, dan gejalagejala
lain yang bisanya terdapat pda penderita skizofrenia, manik
depresif, gangguan personalitas, psikosa involution, psikosa masa kecil.
Cara pemberian untuk kasus psikosa dapat diberikan per oral atau
suntikan intramuskuler. Dosis permulaan ada lah 25 – 100 mg dan diikuti
peningkatan dosis hingga mencapai 300 mg perhari. Dosis ini
dipertahankan selama satu minggu. Pemberian dapat dilakukan satu kali
pada malam hari atau dapat diberikan tiga kali sehari. Bila gejala psikosa
belum hilang, dosis dapat dinaikkan secara perlahan-lahan sampai 600 –
900 mg perhari. Kontra indikasi sebaiknya tidak diberikan kepada klien
dengan keadaan koma, keracunan alkohol, barbiturat, atau narkotika dan
penderita yang hipersensitif terhadap derifat fenothiazine. Efek samping
yang sering terjadi misalnya lesu dan mengantuk, hipotensi orthostatik,
mulut kering, hidung tersumbat, konstipasi, amenorrhae pada wanita,
hiperpireksia atau hipopireksia, gejala ekstrapiramida. Intoksikasinya
untuk penderita non psikosa dengan do sis yang tinggi menyebabkan
gejala penurunan kesadaran karena depresi susunan saraf pusat,
hipotensi, ekstrapiramidal, agitasi, konvulsi, dan perubahan gambaran
irama EKG. Pada penderita psikosa jarang sekali menimbulkan
intoksikasi.
2) Haloperidol (Haldol, Serenace)
Indikasinya yaitu manifestasi dari gangguan psikotik, sindroma gilles
de la Tourette pada anak-anak dan dewasa maupun pada gangguan
perilaku yang berat pada anak -anak. Dosis oral untuk dewasa 1 – 6 mg
sehari yang terbagi menjadi 6 – 15 mg untuk keadaan berat. Dosis
parenteral untuk dewasa 2 – 5 mg intramuskuler setiap 1 – 8 jam,
tergantung kebutuhan. Kontra indikasinya depresi sistem saraf pusat atau
keadaan koma, penyakit parkinson, hipersensitif terhadap haloperidol.
Efek samping yang sering adalah mengantuk, kaku, tremor, lesu, letih,
gelisah, gejala ekstrapiramidal atau pseudo parkinson. Efek samping yang
jarang adalah nausea diare, konstipasi, hipersalivasi, hipotensi, gejala
gangguan otonomik. Efek samping yang sangat jarang yaitu alergi, reak si
hematologis. Intoksikasinya adalah bila klien memakai dalam dosis
melebihi dosis terapeutik dapat timbul kelemasan otot atau kekakuan,
tremor, hipotensi, sedasi, koma, depresi pernafasan.
3) Trihexiphenidyl (THP, Artane, Tremin)
Indikasinya untuk penatalaksanaan manifestasi psikosa khususnya
gejala skizofrenia. Dosis dan cara pemberian untuk dosis awal sebaiknya
rendah (12,5 mg) diberikan tiap 2 minggu. Bila efek samping ringan, dosis
ditingkatkan 25 mg dan interval pemberian diperpanjang 3 – 6 mg setiap
kali suntikan, tergantung dari respon klien. Bila pemberian melebihi 50 mg
sekali suntikan sebaiknya peningkatan perlahan -lahan. Kontra indikasinya
pada depresi susunan saraf pusat yang hebat, hipersensitif terhadap
fluphenazine atau ada riwayat sensitif ter hadap phenotiazine. Intoksikasi
biasanya terjadi gejala-gejala sesuai dengan efek samping yang hebat.
Pengobatan over dosis; hentikan obat berikan terapi simptomatis dan
suportif, atasi hipotensi dengan levarterenol hindari menggunakan
ephineprine.
Terapi Medis ( Kaplan dan Sadock, 1997 )
Rang paranoid atau dlam keadaan luapan katatonik memerlukan
trankuilisasi. Ledakan kekerasan yang episodic berespon terhadap lithium
( Eskalith ), penghambat – beta, dan carbamazepine ( Tegretol ). Jika
riwayat penyakit mengarahkan suatu gangguan kejang, penelitian klinis
dilakukan untuk menegakkan diagnosis, dan suatu pemeriksaan dilakukan
untuk memastikan penyebabnya. Jika temuan adalah positif,
antikonvulsan adalah dimulai, atau dilakukan pembedahan yang sesuai (
sebagai contohnya, pada masa serebral ). Untuk intoksikasi akibat zat
rekreasional, tindakan konservatif mungkin adekuat. Pada beberapa
keadaan, obat-obat seperti thiothixene ( Navane ) dan haloperidol, 5
smaapi 10 mg setiap setengah jam samapai satu jam, adalah diperlukan
sampai pasien distabilkan. Benzodiazepine digunkan sebagai pengganti
atau sebgai tambahan antipsikotik. Jika obat rekresinal memiliki sifat
antikolinergik yang kuat, benzodiazepine adalah lebih tepat dibandingkan
antipsikotik.
Pasien yang melakukan kekerasan dan melawan paling efektif
ditenangkan dengan sedative atau antipsikotik yang sesuai. Diazepam (
valium ), 5 sampai 10 mg, atau lorazepam ( Ativan ), 2 smapai 4 mg, dpat
diberikan intravena ( IV ) perlahan -lahan selama 2 menit. Klinis harus
memberikan mediksi IV dengan sangat hati -hati, sehingga henti pernafsan
tidak terjadi. Pasien yang memerlukan medikasi IM dapat disedasi dengan
haloperidol, 5 smapi 10 mg IM, atau dengan Chlorpromazine 25 mg IM.
Jika kemarahan disebabkan oleh alcohol atau sebagi bagian dari
gangguan psikomotor pascakejang, tidur yang ditimbulkan oleh medikasi
IV dengan jumlah relative kecil dapat berlangsung selama berjam -jam.
Saat terjaga, pasien seringkali sepenuhnya terjaga dan rasional dan
biasanya memiliki amnesia lengkap untuk episode kekerasan.
5. Penggolongan Diagnosa Pada Gangguan Jiwa
Menurut PPDGJ III diagnosa pada gangguan jiwa dapat digolongkan menjadi 5
axis, yaitu:
a. Axis I (Diagnosis Utama)
Menunjukkan gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi pusat
perhatian, contohnya : skizofrenia residual eksaserbasi akut. Skizofrenia
residual eksaserbasi akut adalah suatu keadaan residual yang menahun dari
skizofrenia dengan gejala-gejala yang tidak lengkap lagi dibidang halusinasi,
waham, proses pikir dan keadaan afekti f (Kaplan and Sadock, 1997).
b. Axis II (Tipe Kepribadian)
Menunjukan gangguan kepribadian, misalnya : cenderung paranoid.
Kepribadian paranoid ialah suatu gangguan kepribadian dengan sikap curiga
yang menonjol; orang seperti ini mungkin agresif dan setiap o rang lain yang
dilihat sebagai seorang agresor terhadapnya, ia harus mempertahankan
harga dirinya. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk
mempertahankan harga dirinya, sering ia mengancam orang lain sebagai
akibat proyeksi rasa bermusuhan sendiri (Maramis, 2004).
c. Axis III (Penyakit fisik)
Kondisi medis umum yang ditemukan disamping gangguan mental,
misalnya epilepsi. Kaplan and Sadock (1997) menyatakan bahwa epilepsi
ditandai oleh kejang yang berulang yang disebabkan oleh disfungsi sistem
saraf pusat. Epilepsi juga dapat dikatakan sebagai gangguan faal listrik otak
yang paroxismal dan sejenak, timbul secara mendadak, dan berhenti secara
spontan serta cenderung untuk terulang (Brain, 1991 dalam Depkes, 1983)
d. Axis IV (Stressor psikososial dan lingkun gan)
Menunjukkan masalah psikologis dan lingkungan secara bermakna,
berperan pada perkembangan gangguan sekarang.
e. Axis V (Taraf fungsi satu tahun terakhir)
Mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional klien.
http://askep-askeb.cz.cc/
Kemampuan Serat Makanan: 5 Manfaat Diet Tinggi Serat (Fiber)
Rabu, 02 Desember 2009
PENGARUH KELUARGA TERHADAP KESEHATAN ANAK
Keluarga adalah suatu sistem terbuka dan mempunyai struktur dan fungsi organisasi internal. mempunyai batas tegas dan terdiri dari kelompok orang yang saling berinteraksi dengan lingkungan.
B. Fungsi Keluarga.
1. Merawat Fisik Anak, anak atau bayi adalah individu yang tidak berdaya dan memerlukan waktu yang lama untuk mencapai tingkat kemandirian, sehingga tergantung pada orang dewasa untuk kelangsungan hidupnya, keluarga bertanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan dasar anak untuk makan, berpakaian, pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan dirinya.
2. Mendidik Anak.
Melalui keluarga, anak menerima kultur dari lingkungan secara langsung. Anak belajar bahasa dan peran tingkah laku yang sesuai dengan nilai yang berlaku, keluarga harus mampu memberikan nilai-nilai yang akan membentuk anak agar mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial dimanapun anak berada.
3. Menerima tanggung jawab untuk kesejahteraan anak secara psikologis dan emosional, pentingnya hubungan psikologis secara utuh antara orangtua dan anak, sehingga terbentuk penyesuaian emosional anak.
Prinsip-prinsip Perawatan Anak.
Anak bukanlah miniatur orang dewasa (Little Adult),sedangkan orang dewasa telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lengkap atau masih dalam pertengahan masa hidupnya.Masing-masing anak berbeda satu sama lain, karena adanya tahap perkembangan dalam kehidupan bayi dari lahir sampai dewasa. Ada beberapa hal perbedaaan antara anak dengan orang dewasa yang akan menentukan cara pemberian Asuhan Keperawatan, diantaranya :
1. Struktur Fisik.
Perbedaan dari struktur fisik antara orang dewasa dengan anak dengan umur yang berebeda dapat dilihat dari ukuran dari bagian masing-masing tubuh, misal : metode resusitasi pada anak berbeda dengan orang dewasa.
2. Proses Fisiologis.
Perbedaan proses fisiologis pada orang dewasa dengan anak, menuntut perawat untuk mengetahui hal-hal yang membahayakan bagi anak, sedangkan pada orang dewasa tidak membahayakan.
3. Kemampuan Berfikir.
Orang dewasa mampu berkomunikasi dengan perawat secara verbal, dapat menerima penjelasan dan dapat bertanya. Pada bayi dan anak kemampuan berkomunikasi masih terbatas, mereka bereaksi dengan cara menangis, menjerit, atau menolak makan.
4. Tanggapan terhadap pengalaman.
Respon orang dewasa yang telah mempunyai pengalaman berbeda dengan respon anak kecil, anak yang mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan akan berpengaruh terhadap mental dan perkembangannya.
Kebutuhan Bayi dan Anak yang harus dipenuhi oleh Orangtua.
1. Kebutuhan Fisik dan Biologis.
Kebutuhan dasar yang meliputi makan, minum, udara, kehangatan, eliminasi dan tempat berteduh.
2. Kebutuhan Cinta dan Kasih sayang.
Anaka berusaha untuk mendapatkan cinta dan diterima oleh orang yang terpenting dalam hidupnya, jika anak merasa aman maka ia akan dapat mengatasi krisis moral yang berhubungan dengan perkembangannya.
3. Kebutuhan akan keamanan.
Setiap perubahan lingkungan akan dapat menimbulkan perasaan tidak aman terhadap anak, disini peran orangtua sebagai sumber ketenangan bagi anak. Untuk mencapai rasa aman anak membutuhkan cinta dari orangtua
4. Kebutuhan akan Disiplin dan Otoritas.
Untuk mempelajari tingkah laku yang dapat diterima dan yang menyenangkan bagi dirinya maupun orang lain, anak butuh bimbingan seutuhnya dari orang tua dan orang lain. Disiplin yang baik memungkainkan anak mencegah diri dari bahaya, memungkinkan mereka mengembangkan cara berfikir mandiri dan bertindak dengan lingkup yang aman. Anak yang hidup dengan atura-aturan yang masuk akal akam nejadi senang dan merasa aman.
5. Kebutuhan akan dependen dan independen.
Anak perlu diberi kesempatan untuk belajar berfikir dan membuat keputusan secara mandiri,orangtua dan perawat dapat memberikan dorongan.
6. Kebutuhan akan Self Esteem.
Self Esteem adalah penghargaan pribadi yang suyektif dan akibat dari evaluasi diri yang berkisar pada kemampuannya dan penerimaan sosial. Pada todler semua pengalaman yang positif adalah penting dan berharga untuk membentuk Self Esteem, anak membutuhkan perasaan bahwa mereka berharga secara individu dan membutuhkan pengakuan tentang pencapaiannya dari orangtua dan teman-temannya.
Bila Artikel ini berkenan bagi Anda
Silahkan DownLoad
Disini
Gambaran Umum Kerusakan Interaksi Sosial
1. Pengertian
Kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel, tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam hubungan
sosialnya (Stuart dan Sundeen, 1 998), pengertian kerusakan sosial menurut
Townsend (1998) adalah suatu keadaan seseorang berpartisipasi dalam
pertukaran sosial dengan kuantitas dan kualitas yang tidak efektif. Klien yang
mengalami kerusakan interaksi sosial mengalami kesulitan dalam ber interaksi
dengan orang lain yang salah satunya mengarah pada perilaku menarik diri.
2. Etiologi
Menurut Townsend (1998) penyebab penarikan diri dari masa bayi sampai
tahap akhir perkembangan adalah :
a. Kelainan pada konsep diri
b. Perkembangan ego yang terlambat
c. Perlambatan mental yang ringan sampai sedang
d. Abnormalitas SSP tertentu, seperti adanya neurotoksin, epilepsi, serebral palsi,
atau kelainan neurologist lainnya
e. Kelainan fungsi dari sistem keluarga
f. Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut
g. Penganiayaan dan pengabaian anak
h. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
i. Model-model peran yang negatif
j. Fiksasi dalam fase perkembangan penyesuaian
k. Ketakutan yang sangat terhadap penolakan dan terlalu terjerumus
l. Kurang identitas pribadi
Manusia dalam memenuhi kebut uhan sehari-hari, selalu membutuhkan
orang lain dan lingkungan sosial. Rentang respon sosial berfluktuasi dengan
rentang adaptif sampai rentang maladaptif.
Rentang Respon Perilaku
Respon adaptif Respon maladaptif
Solitud Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik diri Impulsif
Bekerjasama Tergantung Narkisisme
Saling tergantung
Gambar 1. Gambar Rentang Respon Sosial
(Stuart dan Sundeen, 1998)
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma -norma
sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat. Respon adaptif
terdiri dari : solitud, otonomi, bekerjasama dan saling tergantung.
Respon maladaptif adalah respon yang menimbulkan gangguan dengan
berbagai tingkat keparahan (Stuart dan Sundeen, 1998). Respon mala daptif terdiri
dari manipulasi, impulsif dan narkisisme.
Berdasarkan gambar 1 rentang respon sosial diatas, menarik diri termasuk
dalam transisi antara respon adaptif dengan maladaptif sehingga individu
cenderung berfikir ke arah negatif.
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut Stuart
dan Sundeen (1998), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang
penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang
mungkin mempengaruhi antara lain :
a. Faktor pencetus
1) Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan
respon sosial yang maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu
yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil memisahkan
diri dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak mendukung hubungan
keluarga dengan pihak lain di luar keluarga. Keluarga seringkali mempunyai
peran yang tidak jelas. Orang tua pecandu alkohol dan penganiaya anak
juga dapat mempengaruhi seseorang berespons sosial maladaptif.
Organisasi anggota keluarga bekerjasama dengan tenaga profesional untuk
mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara
kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaboratif sewajarnya
mengurangi menyalahkan keluarga oleh tenaga profesional.
2) Faktor Biologis
Faktor genetik juga dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
perkembangan gangguan ini, namun masih tetap diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai kebenaran keterlibatan neurotransmiter.
3) Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain
atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok
budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan
merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
b. Stresor pencetus
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stres seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stresor
pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori:
1) Stresor sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh :
a). Menurunnya stabilitas unit keluarga
b). Perpisahan dengan orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya
karena dirawat di rumah sakit.
2) Stresor psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi.
3. Penatalaksanaan
Menurut Keliat, dkk.,(1998), prins ip penatalaksanaan klien menarik diri
adalah:
a. Bina hubungan saling percaya
b. Ciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
d. Dengarkan klien dengan penuh empati
e. Temani klien dan lakukan komunikasi tera peutik
f. Lakukan kontak sering dan singkat
g. Lakukan perawatan fisik
h. Lindungi klien
i. Rekreasi
j. Gali latar belakang masalah dan beri alternatif pemecahan
k. Laksanakan program terapi dokter
l. Lakukan terapi keluarga
Penatalaksanaan medis (Rasmun,2001):
a. Obat anti psikotik
1) Clorpromazine (CPZ)
a) Indikasi
Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri
terganggu, berdaya berat dalam fungsi -fungsi mental: waham,
halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau, tidak
terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari -hari, tidak
mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
b) Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor paska sina p di otak khususnya
sistem ekstra piramidal.
c) Efek samping
Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/ parasimpatik,
mulut kering, kesulitan dalam miksi, dan defikasi, hidung tersumbat,
mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama ja ntung),
gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindroma
parkinson/tremor, bradikinesia rigiditas), gangguan endokrin, metabolik,
hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang.
d) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran disebabkan
CNS Depresan.
2) Haloperidol (HP)
a) Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral
serta dalam fungsi kehidupan sehari -hari.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamine pada reseptor paska
sinaptik neuron di otak khususnya sistem limbik dan sistim ekstra
piramidal.
c) Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik (hipotensi,
antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi dan defikasi,
hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan
irama jantung).
d) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran.
3) Trihexy phenidyl (THP)
a) Indikasi
Segala jenis penyakit parkinson,termasuk paska ensepalitis dan
idiopatik,sindrom parkinson akibat obat misalnya reserpin dan
fenotiazine.
b) Mekanisme kerja
Obat anti psikosis dalam memblokade dopamin pada reseptor p aska
sinaptik nauron diotak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra
piramidal.
c) Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor
Gangguan otonomik (hypertensi, anti kolinergik/ parasimpatik, mulut
kering, kesulitanmiksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata k abur,
tekanan intra oluker meninggi, gangguan irama jantung).
d) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, fibris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran .
Demam Berdarah
1. Suhu badan mendadak tinggi (38 -39°C) selama 2-7 hari.
2. Terkadang diikuti timbul bintik -bintik merah pada permukaan kulit.
3. Dapat disertai pedarahan pada hidung.
4. Kadang-kadang terjadi muntah darah dan buang air besar disertai darah.
5. Sering terasa nyeri pada ulu hati.
6. Penderita sering gelisah, tangan dan kaki dingin dan berkeringat.
Tidakan untuk menolong
1. Cek secara berkala suhu badan penderita dengan menggunakan termometer.
2. Bila suhu badan masih tinggi, beri penderita minum sebanyak mungkin.
3. Kompres dengan menggunakan air es.
4. Beri obat penurun panas bila perlu.
5. Bawa segera ke dokter, puskesmas, atau rumah sakit, bila mana suhu badan tidak
menurun, terutama bila penderita tampak gelisah atau kaki tanganya terasa dingin
Selasa, 01 Desember 2009
Langkah Pasti Menjadi Perawat Bertaraf Internasional
- Membantu klien menemukan tempat yang tepat untuk memperoleh perawatan kesehatan yang diinginkan dan sesuai kebutuhan, baik di dalam ataupun di luar negeri
- Memberikan peringatan kepada klien terkait kemungkinan adanya resiko dan dilema kode etik/legal.
Meliputi pelatihan dalam bidang telemedis, informatika medis dan keperawatan online
Raihlah keuntungan dan manfaat berikut ini:
Menjadi pelopor dalam layanan kesehatan tanpa batas di Indonesia
Menjadi bagian dari jaringan perwakilan institusi layanan kesehatan terbesar di Thailand dan Singapore (*berdasarkan tes pasca pelatihan)
Berperan-serta dalam diskusi pada sesi tanya jawab yang dinamis dengan para pakar medical tourism bertaraf internasional
Menjadi bagian dari video CV yang akan dikirimkan ke berbagai rumah sakit internasional
Mendapatkan sertifikat eksklusif:
- Layanan kesehatan tanpa batas/Medical Tourism
- Manajemen Hubungan terhadap Konsumen/
- Consumer Relations Management
- Penggabungan Industri Kesehatan & Wellness
Dapatkan informasi eksklusif tentang:
- Wisata Medis / Medical Tourism
- Manajemen dan Pelayanan Medical Concierge
- Reformasi Layanan Kesehatan AS
- Layanan keperawatan online
- Komunikasi pasien tanpa batas
- Manajemen hubungan dengan konsumen
- Pemasaran melalui multi-media
- Tantangan medical-legal dalam layanan kesehatan 2.0
Hari/tanggal : Sabtu, 12 Desember 2009
Waktu : 10.00 – 18.00 WIB
Tempat :Taman Sari Royal Heritage Spa Jl. K.H Wahid Hasyim 133, Jakarta Pusat
Biaya HTM :
1 orang = Rp 300.000
3 orang = Rp 275.000/orang
10 orang = Rp 250.000/orang
Pendaftaran transfer via Bank atas nama :
BCA
Nama: Alia Wahid
No. Rek: 5050 257 888
Cabang Permata Hijau, Jakarta
Bank Mandiri
Nama: Erlika Sipayung
No. Rek. 128.00.0565736.3
KCP Tangerang
setelah transfer mohon kirim bukti transfer via Email beserta nama lengkap, no telfon (HP) yang bisa dihubungi, alamat E-mail (bila ada) ke webemaster07@yahoo.co.id
Peluncuran Jalur Informasi Kesehatan Super Cepat, Pertama di Indonesia
FlyFreeForHealth adalah pusat wisata medis / medical tourism Bisnis-ke-Konsumen dan Bisnis-ke-Bisnis komprehensif pertama di dunia yang meluncurkan Jalur Super Cepat Informasi Kesehatan di mana para pelanggan dapat mencari informasi mengenai layanan kesehatan yang diinginkan dari para iMedical Butler kami. iMedical Butler adalah perawat dan pelaku kesehatan profesional terlatih dalam bidang informasi teknologi dan keramahtamahan yang akan membantu proses riset medis bagi para calon konsumen di Indonesia hanya dengan satu klik saja!
Pengendali utama dari jalur informasi kesehatan super highway ini adalah sekelompok jaringan global perawat dan profesional di bidang kesehatan yang dikenal dengan sebutan, 'iMedical Butler'. "Medical Butler" adalah perawat dan profesional di bidang kesehatan yang berminat dalam bidang layanan kesehatan tanpa batas, yang diberikan pelatihan oleh FlyFreeForHealth dalam bidang tekonologi informasi, program wisata sehat dan keramahtamahan. Bentuk online dari Medical Butler adalah iMedical Butler, yang berperan sebagai pelaku riset informasi medis yang diperlukan konsumen dari berbagai negara di dunia. Konsumen medis dapat mengirim SMS ke +65-98IREACH (+65-98473224) dan kemudian seorang Medical Butler akan menghubungi kembali melalui VOIP ataupun chatting dengan iMedical Butler di www.flyfreeforhealth.com untuk mendapatkan informasi layanan kesehatan yang diinginkan. iMedical Butler dapat membantu konsumen melakukan riset terhadap dokter yang diinginkannya, layanan medis serta negara tujuan untuk melakukan wisata sehat / medical tourism di berbagai Negara.
Para konsumen juga berkesempatan untuk diundang menghadiri webinar (seminar di internet) yang diselenggarakan oleh dokter-dokter ternama di dunia. Layanan unik ini tidak dipungut biaya dan memberikan layanan informasi kesehatan yang tidak berpihak dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap konsumen dalam waktu 24 jam. Untuk pertama kalinya, konsumen medis dapat menikmati layanan tanpa beban dan memiliki pilihan dokter-dokter di dunia, terbantu dalam melakukan riset dan dapat menghadiri webinar hanya dengan satu klik. Kerumitan mencari dokter yang tepat untuk memperoleh pendapat kedua ataupun ketiga, menjadi lebih mudah dengan kehadiran layanan dari www.flyfreeforhealth.com ini.
"Sebagai penghubung, pelaku riset dan pemberi informasi medis kepada konsumen, 'iMedical Butler' dengan cepat akan mengubah dunia medis. Bidang disiplin medis seperti bedah plastik, pemeriksaan kesehatan, pengobatan evakuasi, manajemen kesuburan, pengelolaan rasa sakit dan sebagainya telah mulai mengadopsi 'iMedical Butler' sebagai bagian proses komunikasi, pendidikan dan manajemen bagi para pasiennya," kata Dr Wei Siang Yu, penggagas FlyFreeForHealth.
Selebriti papan atas Indonesia, Diah Permatasari yang turut menemani Tere, penyanyi dan penulis lagu, melakukan operasi LASIK di Singapura melalui FlyFreeForHealth tahun lalu, juga menyambut baik layanan kesehatan ini. "Saya senang kini telah terdapat tempat layanan kesehatan 'one stop'! Ini bukan hanya sekedar untuk menemukan dokter dan rumah sakit yang tepat, namun saya yakin masyarakat Indonesia juga ingin mendapatkan berbagai opini dari berbagai dokter di Indonesia ataupun di luar Indonesia!"
Dr Wei yakin terhadap peluncuran jaringan informasi media yang diberikan oleh para iMedical Butler melalui sistem chatting dan VOIP callback ini, dapat membantu dokter-dokter di Indonesia untuk bekerja sama dengan dokter-dokter dari negara lain dengan mudah.
Dengan terlibatnya jaringan global dokter dan Medical Butler, masyarakat Indonesia dengan segera dapat menikmati wadah pemberi informasi medis yang lengkap, edukasi terhadap layanan kesehatan publik serta implementasi telemedicine. Kenapa harus bersusah susah mencari informasi kesana-kesini, jika Anda dapat memperoleh informasi lengkap dari dokter dan rumah sakit di Asia hanya dengan hanya satu klik saja di www.flyfreeforhealth.com!
Tentang FlyFreeForHealth
FlyFreeForHealth (www.flyfreeforhealth.com) adalah pusat wisata medis / medical tourism Bisnis-ke-Konsumen dan Bisnis-ke-Bisnis komprehensif pertama di dunia, di mana kesehatan, perjalanan wisata, kesenangan dan gaya hidup tergabung menjadi satu, memberikan kebebasan dan pengalaman yang indah kepada para konsumen medis. Ruang wisata medis global akan mengalami revolusi melalui terciptanya merek kesehatan, perjalanan wisata dan gaya hidup yang global. FlyFreeForHealth kerap muncul di berbagai program televisi, serta secara rutin hadir dalam berbagai surat kabar dan internet portal terkemuka di Indonesia dalam kolom kesehatan, bernama Health Sense yang memuat berbagai artikel kesehatan ditulis oleh dokter-dokter FlyFreeForHealth. Platform multi-media, teknologi manajemen hubungan konsumen dan sumber daya alam yang baik telah menempatkan FlyFreeForHealth terdepan dalam bidang wisata medis sebagai pencipta layanan kesehatan tanpa batas dan nilai rantai bisnis dalam layanan kesehatan dan gaya hidup.
Bekerja sama dengan agensi pemerintahan, rumah sakit dan dokter, FlyFreeForHealth siap untuk mengubah wajah global wisata medis.
Tentang Dr Wei Siang Yu, penggagas FlyFreeForHealth
Dr Wei Siang Yu lulus sebagai salah satu siswa terbaik di Monash Medical School tahun 1995 dan melawan arus perjalanan karir siswa yang lulus dengan terhormat pada umumnya, ia menjadi penemu medis / medical inventor dalam bidang bio-komunikasi digital. Dr Wei dikenal oleh dunia melalui aplikasi sosial bio-komunikasi digital dan menjadi nominator termuda pada CNN People's Choice Award tahun 2003. Karya Dr Wei telah banyak dimuat di media internasional seperti Discovery Channel, CNN, BBC, Fox News, CNBC, ABC, Time, Wired, ZDF German TV, ARTE French TV, Japan TV, Yomiuri Shimbun, Korean SBS TV, Figaro, Asian Wall Street Journal, Washington Post, Guardian UK, LA Times, ChannelNewsAsia, Age, Sunday Times UK, Newsweek, Tatler, Bazaar, Marie Claire New York, Glamour Paris, dll.
Kini, Dr Wei kerap menjadi pembicara di berbagai konferensi medis; ia telah melakukan berbagai program TV, radio, majalah dan layanan kesehatan wireless melalui telepon selular. Sejak itu, Dr Wei telah banyak bekerja sama dengan berbagai agensi kesehatan di dunia termasuk Dutch Health Promotion Board, Singapore Health Promotion Board dan berbagai dokter/profesor ternama tentang kesehatan reproduksi, kesehatan seksual dan keseimbangan populasi.
Dr Wei merupakan penggagas dari pusat wisata medis multi-media pertama di dunia, www.flyfreeforhealth.com, di mana rumah sakit dan dokter terbaik bergabung untuk menyediakan layanan kesehatan dengan kualitas terbaik kepada masyarakat dunia.
Tentang Dr Ivan Sini
Dr Ivan Sini adalah seorang dokter Ginekolog dan Kebidanan / Obstetrician Gynaecologist terlatih dan mempunyai lebih dari 10 tahun pengalaman klinis di Australia. Ia pernah ditetapkan sebagai dosen di Universitas Adelaide dan memimpin unit Repromed IVF di Darwin, Australia pada 2004. Dia mendapatkan penghargaan Australian Young Gynaecologist Award pada tahun 2005. Sekarang ini ia menjabat sebagai ketua MORULA IVF Jakarta dan Wakil Presiden Bundamedik Healthcare System. Prestasinya sampai sejauh ini termasuk melipat-tigakan jumlah siklus IVF dan melipat-tigakan laju kehamilan pada tiga tahun terakhir di MORULA.
Tentang Dr Marco Faria-Correa
Ketika seseorang berpikir tentang bedah plastik, kita pasti akan teringat akan Miss Amerika Selatan dan Miss Universe serta Brazil sebagai pusat bedah plastik sejak tahun 1950an, banyak bintang Hollywood yang rela datang ke negara ini demi kecantikan mereka.
Dr Marco Faria Correa adalah salah satu dokter bedah plastik ternama asal Brazil yang telah berkeliling dunia sejak 1994, mengajarkan teknik-teknik khusus dan melakukan peragaan pembedahan serta workshop. Dia telah dianugrahi berbagai penghargaan internasional terhadap kontribusi terus menerus untuk pengembangan bedah plastik kosmetik.
Pada tahun 2000, Dr Marco mendirikan cabang klinik operasi plastik di Asia, Singapura, yang mengkhususkan pada pembedahan perubahan tubuh ekstrim serta pembedahan peremajaan kulit wajah.
Dunia tak pernah berhenti mengenalnya. Baru-baru ini, Dr Marco dianugrahi sebagai Pemimpin dalam Sedot Lemak dan Bedah Plastik / Leaders in Liposuction and Cosmetic Surgery pada tahun 2009 pada saat Kongres Pertama Pembentukan Tubuh Tingkat Lanjut di Manila, Filipina.
Tentang Dr Keith Goh
Dr Keith Goh adalah Konsultan Ahli Bedah Syaraf dan Direktur Medis di International Neuro Centre, East Shore Hospital and Novena Centre di Singapura. Dr Goh memiliki ketertarikan spesialis pada tumor otak dan tulang belakang, bedah syaraf anak-anak, pencegahan dan pengobatan stroke dan pemulihan bagi pasien yang mengalami gangguan syaraf.
Tentang Dr Kevin Chan
Dr Kevin U. Chan adalah seorang praktisi medis terdaftar di Singapura dan Australia. Ia juga merupakan anggota Air Medical Physicians Association di Amerika dan juga direktur medis Flinders Practice Pte Ltd di Singapura. Ia mengepalai tim evakuasi kedokteran di bawah EMA global, yang merupakan anggota dari asosiasi Air Medical Service di Amerika, di mana sebelumnya ia menjabat direktur medis Flying Doctors Asia. Ia juga menjabat sebagai direktur Hyperbaric Occupational Medicine dan direktur dari organisasi non-pemerintah di Singapura, Mercy Relief. Ia juga menjabat sebagai penasehat medis Diver Alert Network Asia Pacific.
Tentang Dr Bernard Lee
Dr Bernard Lee adalah salah satu pelopor spesialis penyembuhan rasa sakit di Singapura. Saat ini, ia merupakan penggagas dari Singapore Paincare Center (pusat pengobatan rasa sakit pertama di Singapura) serta menjabat sebagai direktur dan konsultan Women's Pain Centre di KK Women's Hospital. Dia adalah seorang Profesor Asosiasi di Universitas Santo Tomas, dan mengajar tentang Pengelolaan Rasa Sakit.
Dr Lee memperkenalkan pembedahan tanpa pisau menggunakan sinar laser khusus/ injeksi balon untuk mengobati berbagai rasa sakit tanpa resiko bedah ataupun waktu pemulihan yang lama. Pembedahan tanpa pisau ini diperuntukkan bagi rasa sakit punggung bagian bawah, rasa sakit lutut (radang sendi / arthritis) dan pengobatan rasa sakit kanker. Dr Lee juga merupakan konsultan spesialis rasa sakit dengan pengalaman klinis lebih dari 10 tahun.
Untuk informasi lebih lanjut, foto ataupun video, harap hubungi Nia Tresna (hp. 0816 1909 302, niatresna@cbn.net.id) atau Alia Wahid (hp. 0812 1080 568, alia@flyfreeforhealth.com).
Biar Sperma Sehat
1. Berhentilah merokok
2. Berhentilah minum alkohol berlebihan
3. Jangan menggunakan celana dalam terlalu ketat. Carilah yang sedikit longgar dan hindari mandi dengan air terlalu panas supaya testikel Anda tetap dingin.
4. Tetap asup multivitamin sebagai antioksidan misalnya vitamin C, E, dan betakaroten. Bisa juga dengan banyak mengasup buah dan sayuran. Baik juga bila Anda minum multivitamin yang mengandung zinc sebanyak 20 mg setiap hari.
5. Hindari stres yang berkepanjangan. Sisihkan waktu Anda untuk bermeditasi, menyendiri, dan menikmati hidup Anda sendiri tanpa ada gangguan apa pun, entah itu musik, film, televisi, dan lain-lain.
6. Yakinkan diri bahwa minuman yang Anda asup aman terhadap berbagai bahan kimia yang bisa meracuni tubuh. Batasi asupan minuman ringan.
7. Batasi makanan berlemak. Jangan berlebihan mengasupnya tanpa imbangan serat.
FLORENCE NIGHTINGALE
Florence Nightingale lahir di Florence, Italia pada 12 Mei 1820 dan diberi nama berdasarkan kota dimana ia dilahirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope. Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Perawat pada masa itu perawat dianggap pekerjaan hina karena:
- Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau 'buntut' (keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
- Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada dirumah sakit dengan tidak senonoh § Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.
- Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
- Pada tahun 1883 Florence di anugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria.
- Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, dihadapan beratus-ratus undangan menganugrahkan Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.
- Pada 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London. Cinta kasih dan pengabdian tulus Florence mengilhami Henri Dunant untuk mendirikan Palang Merah.
B. Teori Umum Florence Nightingale
Teori Environmental Nightngale yang dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Teorinya difokuskan pada lingkungan keperawatan, walaupun tema ini tidak pernah dimunculkan di tiap tulisannya, ia menghubungkan kesehatan dengan lima faktor lingkungannya.
C. Definisi Teori dari Florence Nightingale
Pasien/Klien Seseorang dengan preses vital penyembuhan yang berhadapan dengan penyakit dan memulihkan kesehatan tetapi pasif terhadap pengaruh dari usaha keperawatan. Lingkungan Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi, kehangatan, cahaya, diet, kebersihan dan ketenangan. Walaupun lingkungan mempunyai kehidupan sosial, emosional, dan aspek fisikal, Nightingale menekankan pada aspek fisiknya. Kesehatan Tetap sehat dan menggunakan stamina tubuh untuk kebutuhan yang luas. Kesehatan merupakan usaha menjaga agar tetap sehat sebagai upaya menghindari penyakit yang berasal dari faktor kesehatan lingkungan. Wabah penyakit adalah proses menyebaran secara alami karena adanya sesuatu yang kurang diperhatikan. Keperawatan Merupakan gambaran jelas dari kondisi optimal guna membantu proses penyembuhan pasien dan proses pencegah dari proses penyebaran melalui suatu tindakan. Subsistem kedua adalah merupakan sistem yang memiliki pengaruh besar yang merupakan manifestasi dari kemampuan dan kegiatan reguler. Hal ini berisikan empat gaya adaptip :
1. Gaya Psikologik
Mengembangkan kebutuhan psikologi dasar tubuh dan bagaimana cara tubuh memperoleh cairan dan elektrolit, akitivitas dan istirahat, sirkulasi dan oksigen, nutrisi dan penyerapan makanan, perlingdungan, perasaan dan neurologi serta fungsi endokrin.
2. Gaya konsep diri.
Termasuk di dalamnya dua komponen yritu : fisik diri, yang mengembangkan indra peraba dan gambaran tubuh serta personal diri yang melibatkan ideal diri, konsistensi diri dan etika moral diri
3. Gaya aturan fungsi
Adalah yang ditentukan oleh kebutuhan akan interaksi sosial dan mengacu pada performa dalam melakukan aktivitas berdasarkan posisinya dalam kehidupan sosial.
4. Gaya interdependen
Mencakup suatu hubungan dengan orang lain yang bertentang dan mendukung sistem yang membutuhkan pertolongan, kasih sayang dan perhatian
D. Beberapa pendapat mengenai Konsep Dasar Keperawatan Florence Nightingale
Penulis kontemporer mulai menggali hasil pekerjaan Florence Nightingale sebagai sesuatu yang mempunyai potensi menjadi teori dan model konseptual dari keperawatan (Meleis, 1985, Torres, 1986; Marriner-Toorey, 1994; Chin and Jacobs, 1995). Meleis (1985) mencatat bahwa konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan proses awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientrasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Nightingale,1860; Torres, 1986). Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor lingkiungan dan sebgai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean. Torres (1986) mencatat bahwa Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi memberikan dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berfikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan lingkungan (Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisan tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Marriner-Tomey, (1994), prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian dan pendidikan . hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan . Nightingale berfikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai informasi/fakta yang mencurigakan, tetapi demi mnyelematkan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
Tanda Bahaya Kehamilan
1. Pengertian
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).
2. Macam-macam tanda bahaya kehamilan
Enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut
Pusdiknakes (2003) :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Masalah penglihatan
d. Bengkak pada muka atau tangan
e. Nyeri abdomen yang hebat
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Berbagai macam tanda bahaya yang perlu segera dirujuk untuk
segera mendapatkan pertolongan :
a. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang
normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu
pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi,
dan ini normal terjadi.
Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan
mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan
semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya
infeksi.
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adala h
yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan
nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau
kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak
normal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak
selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa
berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes,
2003).
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi
sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan
intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya
ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan
cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test)
merah menjadi biru (Saifuddin, 2002).
c. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu
hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin
kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam
kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin,
2002).
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-
6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak
paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
e. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan
demam antara lain dengan istirahat baring, mi num banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002).
Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu
masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil
yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala -gejala
penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan
fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan,
persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah
yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini
bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit
radang pelviks, persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau
infeksi lainnya (Pusdiknakes, 2003).
g. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang no rmal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya men jadi kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
h. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10
minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai
mengganggu aktifitas sehari -hari dan keadaan umum menjadi
lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro,
2002).
i. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester I dan III, <10,5gr%>Gejala tertentu saat hamil kadang butuh pertolongan dokter
segera. Jika ibu menemui gejala -gejala berikut ini, itu artinya alarm
tanda bahaya telah berbunyi, dan segeralah telepon dokter untuk
meminta saran tindakan apa yang seharusnya dilakukan:
a. Sakit perut yang hebat atau bertahan lama.
b. Perdarahan atau terjadi bercak pada vagina.
c. Bocornya cairan atau perubahan dalam cairan yang keluar dari
vagina. Yakni jika menjadi berair, lengket, atau berdarah.
d. Adanya tekanan pada panggul, sakit dipunggung bagian bawah
atau kram sebelum usia 37 minggu kehamilan.
e. Pipis yang sakit atau terasa seperti tebakar.
f. Sedikit pipis atau tidak pipis sama sekali.
g. Muntah berat atau berulangkali.
h. Menggigil atau demam di atas 101 º F(38,3 º C).
i. Rasa gatal yang menetap diseluruh tubuh, khususn ya jika
dibarengi kulit tubuh menguning, urine berwarna gelap, dan feses
berwarna pucat.
j. Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, pandangan
kabur, buram, atau ada titik mata yang terasa silau jika
memandang sesuatu.
k. Sakit kepala berat yang bertahan l ebih dari 2-3 jam.
l. Pembengkakan atau terasa berat akibat cairan (edema) pada
tangan, muka dan sekitar mata, atau penambahan berat badan
yang tiba-tiba, sekitar 1 kilo atau lebih, yang tidak berkaitan
dengan pola makan.
m. Kram parah yang menetap pada kaki ata u betis, yang tidak
mereda ketika ibu hamil menekuk lutut dan menyentuhkan lutut itu
ke hidung.
n. Penurunan gerakan janin. Sebagai panduan umum, jika terjadi
kurang dari 10 gerakan dalam 12 jam pada kehamilan minggu ke -
26 atau lebih, artinya kondisi janin ti dak normal.
o. Trauma atau cedera pada daerah perut.
p. Pingsan atau pusing-pusing , dengan atau tanpa palpitasi (pupil
mata menyempit).
q. Masalah kesehatan lain yang biasanya membuat ibu telepon ke
dokter, meski jika tidak sedang hamil (Herl, 2003).
http://askep-askeb.cz.cc/
Konsep Dasar Tumbuh Kembang
Pengertian
Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dibedakan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 1995).
Whaley dan Wong dalam Supartini (2004) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran.
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Menurut Soetjiningsih (1995), secara umum terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
1) Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa.
2) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
a) Faktor lingkungan pada waktu masih di dalam kandungan (faktor prenatal).
Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio.
b) Faktor lingkungan setelah lahir (faktor postnatal)
Lingkungan postnatal dapat digolongkan menjadi :
(1) Lingkungan biologis
Meliputi ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
(2) Faktor fisik
Meliputi cuaca, sanitasi, keadaan rumah, dan radiasi.
(3) Faktor psikososial
Meliputi stimulasi, motivasi belajar,ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, dan kualitas interaksi anak-orang tua.
(4) Faktor keluarga dan adat istiadat
Meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua, adat-istiadat, agama, urbanisasi, dan kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak dan anggaran.
Ciri-ciri tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa mempunyai cirri-ciri tersendiri, yaitu (Soetjiningsih, 1995) :
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai maturitas atau dewasa, dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.
Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan lainnya.
Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system susunan saraf.
Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
Arah perkembangan anak adalah cephalocaudal.
Refleks primitive seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
Klasifikasi
Secara garis besar menurut Markum (1994) tumbuh kembang dibagi menjadi 3, yaitu;
a. Tumbuh kembang fisis
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organisme atau individu. Perubahan ini bervariasi dari fungsi tingkat molekuler yang sederhana seperti aktifasi enzim terhadap diferensi sel, sampai kepada proses metabolisme yang kompleks dan perubahan bentuk fisik di masa pubertas.
b. Tumbuh kembang intelektual
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik,seperti bermain, berbicara, berhitung, atau membaca.
c. Tumbuh kembang emosional
Proses tumbuh kembang emosional bergantung pada kemampuan bayi untuk membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta kasih
Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry ( 2005 )
A. Perkembangan merupakan hal yang terartur dan mengikuti rangkaian tertentu
B. Perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung terus menerus, dalam pola sebagai berikut
Cephalocaudal, pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke arah bawah bagian tubuh
Proximodistal, perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat ( proksimal ) tubuh kea rah luar tubuh ( distal )
Differentiation, ketika perkembangan berlangsung terus dari yang mudah kearah yang lebih kompleks.
C. Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi , terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis
Senin, 30 November 2009
Anemia
Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Anemia dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah berlebihan. (Corwin, 2001 : 119)
Anemia adalah suatu kondisi akibat penurunan produksi hemoglobin, peningkatan kerusakan sel darah meah dan atau akibat kehilangan darah. (Potter & Perry, 2006 : 1559)
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2002 : 935)
Dari beberapa pengertian mengenai anemia di atas, dapat disimpulkan bahwa anemia adalah penurunan kualitas atau kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi akibat penurunan produksi hemoglobin, peningkatan kerusakan sel darah merah dan atau kehilangan sel darah merah.
Anatomi Darah
Darah terdiri dari elemen-elemen berbentuk dan plasma dalam jumlah setara. Elemen-elemen berbentuk adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Plasma terdiri dari air 90%, dan 10 % berupa elektrolit, gas terlarut, berbagai produk sisa metabolisme dan zat-zat gizi misalnya gula, asam amino, lemak, kolesterol, dan vitamin. Protein dalam darah misalnya albumin, imunoglobin, serta komponen jenjang koagulasi dan komponen itu ikut menyusun plasma. Protein-protein lain dalam plasma berfungsi untuk mengangkut berbagai hormon dan lemak yang sebenarnya sulit larut. Contoh bahan-bahan yang diangkut secara terikat ke protein plasma berdensitas rendah dan tinggi adalah hormon tiroid, besi, fosfolipid, dan kolesterol.
Pembentukan Sel Darah
Sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dibentuk di hati dan limpa pada janin, dan disumsum tulang setelah lahir. Proses pembentukan sel-sel darah disebut hematepoiesis.
Hematopoiesis berawal dari sumsum tulang dari sel-sel bakal pluripotensial (berarti “memiliki banyak potensi/kemungkinan”). Sel-sel bakal adalah sumber dari semua sel darah. Sel-sel ini mengalami reproduksi sel melalui replikasi DNA dan mitosis, serta diferensiasi sel sewaktu mereka mulai berpisah dan berkembang menjadi sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit
Kontrol terhadap Perkembangan Sel Bakal
Sel bakal, distimulasi untuk membentuk sel-sel darah dengan cara menerima tanda in utero dan setelah lahir. Tanda-tanda tersebut meliputi pelepasan molekul-molekul produk lokal, yang merupakan petunjuk terhadap keadaan kepadatan di dalam jaringan hematopoietik. Tanda tersebut juga termasuk peredaran hormon, (faktor pertumbuhan hematopoietik) yang menstimulasi terjadinya plorifelari banyak atau seluruh sel. Faktor pertumbuhan hemaopoietik yang spesifik untuk sel-sel yang mereka stimulasi disebut faktor penstimulasi koloni (colony-stimulating factor).
Sel Darah Merah
Sel darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, mitokondria, atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein. Sel darah merah mengandung protein hemoglobin yag mengangkut sebagian besar oksigen yang diambil di paru ke sel-sel di seluruh tubuh. Hemoglobin menempati sebagian besar ruang intrasel eritrosit. Sel darah matang dikeluarkan dari sumsum tulang dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami disintegrasi dan mati. Sel-sel darah merah yang mati diganti oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sumsum tulang
Sifat-Sifat Sel Darah Merah
Sel darah merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat di dalam sel:
Normositik : Sel yang ukurannya normal
Normokromik : Sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
Mikrositik : Sel yang ukurannya terlalu kecil
Makrositik : Sel yang ukurannya terlalu besar
Hipokromik : Sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit
Hiperkromik : Sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu banyak
Dalam keadaan normal, bentuk sel darah dapat berubah-ubah. Sifat ini memungkinkan sel tersebut masuk atau lolos ke mikrosirkulasi kapiler tanpa mengalami kerusakan. Apabila sel darah merah sulit berubah bentuknya (kaku), maka sel tersebut tidak dapat bertahan selama peredarannya dalam sirkulasi.
Antigen Sel Darah Merah
Sel darah merah memiliki bermacam-macam antigen spesifik yang terdapat di membran selnya dan tidak ditemukan di sel lain. Antigen-antigen ini diberi nama A dan B, dan Rh.
Antigen ABO Seseorang memiliki dua alel (gen) yang masing-masing mengkode antigen A atau B; atau tidak memiliki keduanya, yang diberi nama O. Satu alel diterima dari masing-masing orang tua. Antigen A dan B bersifat kodominan. Orang yang memiliki antigen A dan B (AB) akan memiliki darah (golongan) AB. Mereka yang memiliki dua antigen A (AA) atau satu A dan satu O (AO), akan memiliki darah A. Mereka yang memiliki dua antigen B (BB) atau satu B dan satu O (BO), akan memiliki darah B. Orang yang tidak memiliki kedua antigen (OO) akan memiliki darah O.
Orang yang memiliki golongan darah AB akan menerima darah A, B atau O. Namun, orang yang tidak memiliki antigen A dan B akan membentuk respons imun apabila terpajan ke antigen-antigen tersebut selama transfusi darah.
Antigen Rh adalah kelompok utama antigen lainnya pada sel darah merah yang juga diwariskan sebagai gen-gen dari masing-masing orang tua. Antigen Rh yang utama disebut faktor Rh. Orang yang mempunyai antigen Rh dianggap positif Rh (Rh+). Orang yang tidak memiliki antigen Rh dianggap negatif Rh (Rh-). Gen positif Rh bersifat dominan. Dengan demikian, orang harus memiliki dua faktor negatif agar menjadi negatif Rh. Orang yang positif Rh akan menerima darah negatif Rh, tetapi mereka yang tidak memiliki antigen Rh akan membentuk respons imun apabila terpajan ke darah posistif Rh.
Resipien dan Donor Darah Universal
Resipien darah universal adalah mereka yang memiliki darah posistif-AB karena sistem imun darah mereka akan menganggap antigen A atau B dan antigen positif Rh sebagai bagian dari diri mereka (bukan benda asing). Dengan demikian, mereka dapat menerima semua profil ABO dan Rh. Donor darah universal adalah mereka yang memiliki darah negatif O. Walaupun sistem imun negatif mereka akan menyerang darah yang mengandung antigen A atau B dan faktor Rh, darah mereka dapat diberikan transfusi untuk semua resipien.
Hemoglobin
Hemoglobin terdiri dari bahan yang mengandung besi yang disebut hem (heme) dan protein globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemogobin dalam setiap sel darah merah.
Setiap molekul hemoglobin memiliki tempat pengikatan untuk oksigen. Hemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihemo-globin. Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen secara parsial atau total di ke empat tempatnya. Hemoglobin yang jenuh mengikat oksigen secara penuh/total, sedangkan hemoglobin yang jenuh parsial akan mengalami deoksigenasi memiliki saturasi yang kurang dari 100%. Darah arteri sistemik dari paru adalah jenuh dengan oksigen. Hemoglobin melepaskan oksigen ini ke sel sehingga saturasi hemoglobin dalam darah pena adalah sekitar 60%. Tugas akhir hemoglobin adalah menyerap karbondioksida dan ion hidrogen serta membawanya ke paru tempat zat-zat tersebut dilepaskan dari hemoglobin.
Terdapat paling sedikit 100 jenis molekul hemoglobin abnormal yang diketahui terdapat pada manusia, yang terbentuk dari berbagai mutasi. Sebagian besar sebagian jenis tersebut kurang mampu mengangkut oksigen dibandingkan hemoglobin normal.
Pemecahan Sel Darah Merah
Apabila sel darah merah mulai berdisintegrasi pada akhir masa hidupnya, sel tersebut mengeluarkan hemoglobinnya ke dalam sirkulasi. Hemoglobin diuraikan di hati dan di limpa. Molekul globulin diubah menjadi asam-asam amino yang digunakan kembali oleh tubuh. Besi disimpan di hati dan di limpa sampai digunakan kembali. Sisa molekul lainnya diubah menjadi bilirubin, yang kemudian dieksresikan melalui tinja sebagai empedu atau melalui urin.
Etiologi
Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah anemia normokromik normositik yang disebabkan oleh disfungsi sumsum tulang sedemikian sehingga sel-sel darah yang mati tidak diganti. Anemia aplastik disebabkan oleh banyak hal termasuk kanker sumsum tulang, pengrusakan sumsum tulang oleh proses autoimun, defisiensi vitamin, berbagai obat dan radiasi atau kemoterapi. (Corwin, 2001 : 122-123)
Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat destruksi berlebihan sel darah merah. Anemia hemolitik mungkin terjadi akibat defek genetik di sel darah merah, timbulnya penyakit otoimun atau mungkin didapat akibat pejanan obat atau toksin tertentu. (Corwin, 2001 : 124)
Anemia sel Sabit
Anemia sel sabit adalah gangguan resesif otosom yang disebabkan oleh pewarisan dua salinan gen hemoglobin defiktif, satu dari masing-masing orang tua. Hemoglobin yang cacat tersebut yang diberi nama hemoglobin S (HbS), menjadi kaku dan berbentuk seperti sabit akibat terpajan oksigen berkadar rendah. Rangsangan yang sering menyebabkan terbentuknya sel sabit adalah stress fisik, demam atau trauma.
Anemia Pasca Perdarahan
Anemia pasca perdarahan adalah anemia normositik normokromik yang terjadi akibat kehilangan darah secara mendadak pada orang sehat. Perdarahannya dapat jelas atau samar. (Corwin, 2001 : 128)
Anemia Pernisiosa
Anemia pernisiosa adalah anemia makrositik normokromik yang terjadi akibat defisiensi vitamin B12. Vitamin B12 diserap oleh faktor intrinsik yang dihasilkan dari hormon lambung. Sebagian besar penyebab anemia pernisiosa adalah akibat defisiensi faktor intrinsik, tetapi dapat juga terjadi defisiensi vitamin B12 dalam makanan. Defisiensi faktor intrinsik dapat timbul secara kongenital atau akibat atrofi atau rusaknya mukosa lambung karena peradangan lambung kronik atau penyakit otoimun. Pengangkatan sebagian atau seluruh lambung secara bedah juga akan menyebabkan defisiensi faktor intrinsik. (Corwin, 2001 : 129)
Anemia Defisiensi Folat
Anemia defisiensi folat adalah anemia makrositik-normokromik akibat defisiensi vitamin folat. Defisiensi terjadi relatif sering pada wanita muda dan semua orang yang mengalami malnutrisi atau menyalahgunakan alkohol. (Corwin, 2001 : 130)
Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia mikrositik hipokromik yang terjadi akibat defisiensi besi dalam gizi atau hilangnya darah secara lambat dan kronik. (Corwin, 2001 : 131)
Anemia Sideroblastik
Anemia sideroblastik adalah anemia mikrositik-hipokromik yang ditandai oleh adanya sel-sel darah merah imatur (sideroblas) dalam sirkulasi dan sumsum tulang. Anemia sideroblastik primer dapat terjadi akibat efek genetik pada kromosom X yang jarang ditemukan (terutama dijumpai pada pria) atau dapat timbul secara spontan, terutama pada orang tua. Penyebab sekunder anemia sideroblastik adalah obat-obat tertentu, misalnya beberapa obat kemoterapi dan ingesti timah. (Corwin, 2001 : 131-132)
Patofisiologi
Anemia akibat Penurunan Sel Darah Merah
Anemia yang terjadi akibat gangguan dalam kualitas pembentukan sel darah merah timbul apabila sel darah merah berukuran terlalu kecil (mikrositik) atau terlalu besar (makrositik). Anemia yang berkaitan dengan kualitas sel darah merah juga terjadi apabila terjadi gangguan pembentukan hemoglobin. Hal ini akan menyebabkan konsentrasi hemoglobin yang tinggi berlebihan (hiperkromik) atau rendah berlebihan (hipokronik).
Anemia akibat Lisis atau Perdarahan Mendadak
Anemia akibat lisis atau perdarahan mendadak berkaitan dengan penurunan jumlah total sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Sel-sel darah merah secara normal hidup sekitar 120 hari. Destruksi atau hilangnya sel darah merah yang terjadi sebelum 100 hari bersifat abnormal
Manifestasi Klinis
Anemia ditandai dengan kadar hemoglobin di bawah normal. Manifestasi klinis kondisi ini meliputi keletihan, penurunan toleransi aktivitas, peningkatan sesak napas, tampak pucat dan peningkatan frekuensi denyut jantung. (Potter & Perry, 2006 : 1559)
Tanda-tanda sistemik anemia yang klasik adalah :
Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan
Peningkatan kecepatan pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen kepada darah
Pusing akibat berkurangnya aliran darah ke otak
Rasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka
Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi
Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat
Penurunan kualitas rambut dan kulit
Apabila trombosit dan sel darah putih juga terkena, maka gejala-gejala bertambah dengan :
Perdarahan dan mudahnya timbul memar
Infeksi berulang
Luka kulit dan selaput lendir yang sulit sembuh
Pada Anemia sel sabit, gejala bertambah dengan :
Nyeri hebat akibat sumbatan vaskular pada serangan-serangan penyakit
Infeksi bakteri berulang
Splenomegali karena limpa membersihkan sel-sel yang mati
Ataksia (gangguan koordinasi motorik dan berkurangnya sensorik mengisyaratkan disfungsi susunan saraf pusat dan degenerasi mielin dan aktivitas mental dapat terpengaruh pada klien dengan anemia pernisiosa.
Penimbunan besi menyebabkan hepatomegali dan splenomegali pada klien dengan anemia defisiensi besi.
Dampak terhadap Struktur dan Fungsi Tubuh Lainnya
Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan. Dapat terjadi gagal jantung akibat anemia berat. Peningkatan kecepatan pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen kepada darah.
Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat, splenomegali karena limpa membersihkan sel-sel yang mati, penimbunan besi menyebabkan hepatomegali.
Klien anemia beresiko terjadi dekubitus. Penurunan level hemoglobin mengurangi kapasitas darah membawa oksigen dan mengurangi jumlah oksigen yang tersedia untuk jaringan. Anemia juga mengganggu metabolisme sel dan mengganggu penyembuhan luka. (Potter & Perry, 2006 : 1260), dan penurunan kualitas rambut dan kulit, perdarahan dan mudahnya timbul memar.
Rasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot jantung dan rangka. Ataksia (gangguan koordinasi motorik dan berkurangnya sensorik mengisyaratkan disfungsi susunan saraf pusat dan degenerasi mielin dan aktivitas mental dapat terpengaruh, pusing akibat berkurangnya aliran darah ke otak, nyeri hebat akibat sumbatan vaskular pada serangan-serangan penyakit.
Manajemen Medik
Pemeriksaan penunjang pada anemia mencakup :
Biopsi sumsum tulang pada anemia aplastik
Pemeriksaan penurunan hematokrit, hemoglobin dan hitung sel darah merah
Pemeriksaan pranatal mengidentifikasikan adanya status homozigot pada janin (anemia sel sabit)
Analisis darah akan memperlihatkan sel-sel makrositik-normokromik (anemia pernisiosa dan defisiensi folat).
Analisis darah akan memperlihatkan sel-sel mikrositik-hipokromik dan penurunan besi serum (anemia defisiensi besi)
Pemeriksaan tinja untuk mencari darah samar mungkin positif yang mengisyaratkan perdarahan atau karsinoma saluran cerna (anemia defisiensi besi)
Pemeriksaan sumsum tulang memperlihatkan adanya penimbunan besi, sideroblas dan makrofag fagositik (anemia sideroblastik).
Penatalaksanaan akan tergantung pada jenis anemia yang dialami. Berikut adalah beberapa tata laksana pada anemia :
Obati penyakit yang mendasari apabila diketahui atau hindari bahan penyebab.
Transfusi untuk mengurangi gejala.
Transplantasi sumsum tulang
Immunosupresi apabila disebabkan oleh penyakit otoimun.
Obat untuk merangsang fungsi sumsum tulang mungkin efektif.
Antibiotik profilaktif dapat diberikan untuk mencegah infeksi.
Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
Hidrasi yang baik dapat mengurangi oklusi.
Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
Penyuntikan vitamin B12.
Pemberian folat oral.
Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau, misalnya bayam.
Suplemen besi oral.
Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
Penyebab penyakit apabila berkaitan dengan obat harus disingkirkan.
Obat piridoksin mungkin dapat menyembuhkan penyakit.
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
-
11/29 - 12/06
(24)
- NILAI MID KEPERAWATAN SEMESTER V STIKES BARAMULI
- Konsep Dasar Tuberculosis
- Asuhan Keperawatan - Chronic Obstructive Pulmonal ...
- Konsep Dasar Keluarga
- Lowongan Perawat di RSIA Bunda Jakarta
- Lowongan Perawat di RS Royal Progress
- Asuhan Keperawatan - Stroke
- Cepalgia
- Gambaran Umum Pasien Dengan Perilaku Kekerasan
- Kemampuan Serat Makanan: 5 Manfaat Diet Tinggi Ser...
- Travel to The Future of Nursing
- PENGARUH KELUARGA TERHADAP KESEHATAN ANAK
- Gambaran Umum Kerusakan Interaksi Sosial
- Demam Berdarah
- Langkah Pasti Menjadi Perawat Bertaraf Internasional
- Peluncuran Jalur Informasi Kesehatan Super Cepat, ...
- Biar Sperma Sehat
- FLORENCE NIGHTINGALE
- Tanda Bahaya Kehamilan
- Konsep Dasar Tumbuh Kembang
- Malam
- Anemia
- Di Balik Keruhnya Ujian Nasional
- Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Vertigo
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates