Jumat, 10 Oktober 2008
Kesehatan Mata dan Makanan Yang Tepat Untuk Kesehatan Mata
Sumber antioksidan yang baik bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayuran, yang kaya akan warna dan konsentrasi tinggi. Jadi saat memilih buah-buahan dan sayuran pilihlah yang kaya akan warna. Konsentrasi dari antioksidan jauh lebih banyak pada saat buah atau sayuran dalam keadaan masih mentah dan akan berkurang konsentrasinya karena proses pemasakan, pengalengan, pengeringan dan pembekuan. Konsentrasi antioksidan yang terlalu banyak juga dapat menimbulkan efek negatif yang berbeda, maka dari itu perlu diwaspadai jumlah yang akan dikonsumsi.
"Seperti halnya antioksidan, terlalu banyak konsumsi dari mineral-mineral diatas dapat menimbulkan masalah lain, jadi perhatikan jumlah konsumsi sesuai dengan aturan yang ditentukan"
Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah
Indikasi awal kanker & tumor biasanya diawali dengan penuhnya kantung
empedu dengan batu. Semua orang cenderung empedunya berisi batu, tetapi
pada kondisi tertentu akan jadi penyakit, Artikel paling bawah ini telah memberi saya jalan keluar, dimana 4 dokter memastikan saya harus dioperasi.
Karena beberapa minggu lalu, saya terkena hepatitis A dan hasil USG ternyata empedu saya penuh dengan batu.
Penuhnya Empedu dengan batu tdk akan kita ketahui dlm keadaan normal, saya baru tahu setelah dokter melakukan USG Hati dan empedu. Menurut Dokter:
Operasi kantung empedu dgn mengangkat kantung empedu dengan operasi besar ataupun laparaskopi. Biaya yang akan kita keluarkan untuk operasi tsb berkisar antara 40-60 juta. (Untuk operasi saja)
Silahkan baca original artikel paling bawah dari Dr Lai Chiu-Nan, bagaimana mengeluarkan batu empedu tanpa operasi dan biaya sangat murah dan tidak merusak tubuh kita. Subhanallah saya telah mengikuti saran beliau dan alhamdulillah batu empedu ku keluar semua tanpa operasi. (Ini bukan detoxinasi, tapi seperti pembersihan perut). Hasil USG saya empedu telah penuh dengan batu, setelah melakukan treatment ini saya meminta USG kembali sebagai bukti. Ternyata benar...kantung empedu saya kosong... Entah bagaimana saya menyampaikan ucapan terimakasih ke Dr Lai Chiu-Nan, tapi saya cuma ingin sharing pengalaman sesuai niat Dr Lai Chiu-Nan membagi pengalaman kepada saudara2 kita dengan gratis.
Saran:
Bagi yang sehat...cobalah, karena saat kita sakit akut ataupun kronis gak enak rasanya. Ini adalah salah satu cara menghindari kanker dan tumor
Fungsi hati dan empedu:
Menetralisir racun di tubuh, Empedu menetralisir lemak yang kita asup ke dalam tubuh. Keduanya saling berkaitan... kalau kedua2nya bersih ...berarti kita telah menyehatkan tubuh kita agar normal fungsi keduanya.
Wasalam,
Sehat adalah milik kita semua..
Baik sekali apabila kita sekali-kali membersihkan kandung empedu kita.
============ ========= ========= ========= ===
MENGHILANGKAN BATU EMPEDU SECARA ALAMIAH
oleh Dr Lai Chiu-Nan
Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga.
Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat.
Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr Chiu-Nan.
"Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya.
Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu.
Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja.. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan penuh di perut ('nek, busung) sehabis makan. Rasanya kurang tuntas mencernakan makanan. Dalam kondisi parah ada tambahan rasa nyeri pada ginjal."
Bila anda menduga ada batu pada empedu anda, cobalah cara yang dianjurkan oleh Dr Chiu Nan untuk menghilangkannya secara alamiah. Pengobatan ini juga dapat dipakai bila ada keluhan gangguan hati, karena hati dan kandung empedu saling berkaitan.
Tata-cara pengobatannya adalah sebagai berikut:
1. Selama lima hari berturut-turut minumlah empat (4) gelas sari buah apel segar setiap hari, atau makanlah empat atau lima buah apel segar,
tergantung selera anda. Apel berkhasiat melembutkan batu empedu. Selama
masa ini anda boleh makan seperti biasa.
2. Pada hari ke-enam jangan makan malam. Jam 6 petang, telanlah satu sendok teh "Epsom salt" (magnesium sulfat, garam Inggris??) dengan segelas air hangat. Jam 8 malam lakukan hal yang sama. Magnesium sulfat berkhasiat membuka pembuluh-pembuluh kandung empedu. Jam 10 malam campurkan setengah cangkir minyak zaitun (atau minyak wijen) dengan setengah cangkir sari jeruk segar. Aduklah secukupnya sebelum diminum. Minyaknya melumasi batu2 untuk melancarkan keluarnyabatu empedu.
Keesokan hari Anda akan menemukan batu-batu berwarna kehijauan dalam limbah air besar anda. "Batu-batu ini biasanya mengambang," menurut Dr Chiu-Nan.
"Cobalah hitung jumlahnya. Ada yang jumlahnya 40, 50 sampai 100 batu.
Banyak sekali. Tanpa gejala apapun Anda mungkin memiliki ratusan batu yang berhasil dikeluarkan melalui metoda ini, walaupun mungkin tidak semuanya keluar.
Baik sekali apabila kita sekali-kali membersihkan kandung empedu kita.
=============
1. Jenis Apel sebenarnya sama, cuma saya seneng yang manis... Kemaren aku makan Apel RRC yang sering diskon kalau di supermarket harga diskon per 100 gram 800-1000 (biasaya 1600).
2. Minum/makan apel selama 1 hari 4 (rata2) lima juga boleh.
3. Sebelumnya aku minum Jus asli apel. Cuma butuh waktu untuk mebuatnya.
Akhirnya selama 5 hari aku makan apel seger dari kulkas, kulitnya aku buang. Karena apel sekarang banyak yang dikasih lapisan lilin dan terkontaminasi sama pestisida... jadi aku buang kulitya, lalu aku potong kecil..dan dimasukkan ke kulkas...jadi saat kita mau makan, apelnya masih seger dan dingin.
4. Garam Inggris beli di apotik harga Rp2.500 (Tempat obat)
5. Minyak Zaitun kalau kita ke Supermarket namanya Olive Oil, harga 25-30 ribu satu botol. Di Apotek juga ada, aku beli di sana karena dekat rumah.
Guna Jeruk agar kita tidak muntah saat minum Minyak Zaitun, Jadi aduk yang rata...karena sebelumnya adukanku tidak rata...sehingga eneg, ..lalu aduk lagi biar tercampur dengan rata..karena minyak dan jeruk tidak bersatu atau Berat Jenisnya beda...
Pokoknya Subhanallah. .. 3 Dokter suruh aku Operasi... dengan treatment ini, keluar batunya.
Source: Korespondensi email
ASKEP KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK
- TEORI
Ada beberapa pengertian gagal ginjal kronis yang dikemukakan oleh beberapa ahli meliputi yaitu :
Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung pelahan-lahan karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo, 1996).Long (1996 : 368) mengemukakan bahwa Gagal ginjal kronik adalah ginjal sudah tidak mampu lagi mempertahankan lingkugan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi sudah tidak dimulai
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. (Suparman, 1990: 349).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung dalam beberapa tahun (Lorraine M Wilson, 1995: 812).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) atau penurunan faal ginjal yang menahun dimana ginjal tidak mampu lagi mempertahankan lingkungan internalnya yang berlangsung dari perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan menetap sehingga mengakibatkan penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) berakibat ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan dan pemulihan fungsi lagi yang menimbulkan respon sakit.
Klasifikasi
Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka GGK dapat di klasifikasikan menjadi 4, dengan pembagian sebagai berikut:
1. 100-76 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal berkurang.
2. 75-26 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal kronik.
3. 25-5 ml/mnt, disebut gagal ginjal kronik.
4. <>Etiologi
1. penyakit Hipertensi
2. Gout menyebabkan nefropati gout.
3. Diabetes Mellitus yang menyebabkan nefropati DM.
4. gangguan metabolisme
5. SLE yang menyebabkan nefropati SLE.
6. Riwayat batu yang menyebabkan penyakit ginjal glomerular.
7. Riwayat edema yang mengarah ke penyakit ginjal glomerular.
8. Riwayat penyakit ginjal dalam keluarga (yang diduga mengarah ke penyakit ginjal genetik) / herediter
9. infeksi, penyakit hipersensitif
10. penyakit peradangan, lesi obstruksi pada traktus urinarius
11. nefropatik toksik dan neoropati obstruksi - PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Gangguan perfusi jaringan renal sehubungan dengan kerusakan nepron sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme
- Kelebihan volume cairan sehubungan dengan ketidakmampuan ginjal mengeskkresi air dan natrium
- Gangguan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan pembatasan intake (Diit) dan effect uremia yang mengakibatkan malnutrisi protein – calori.
- Potensial Infeksi sehubungan dengan penekanan sistim imun akibat uremia.
- Resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas kulit sehubungan dengan efek uremia.
- Resiko Tinggi terjadinya gangguan persepsi / sensori, gangguan proses pikir sehubungan dengan abnormalitasnya zat – zat kimia dalam tubuh yang dihubungakan dengan uremia.
- Kurang mampu merawat diri sehubungan dengan kelemahan fisik.
- Resiko terjadinya diskusi seksual
- Gangguan gambaran diri
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Gangguan perfusi jaringan renal sehubungan dengan kerusakan nepron sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme Metabolisme kembali normal - Kaji Perubahan EKG, Respirasi (Kecepatan dan kedalamannya) serta tanda – tanda chvostek”s dan Trousseau”s
- Monitor data-data laboratorium : Serum pH, Hidrogen, Potasium, bicarbonat, calsium magnesium, Hb, HT, BUN dan serum kreatinin.
- Jangan berikan obat – obat Nephrothoxic.
- Berikan pengobatan sesuai pesanan / permintaan dokter dan kaji respon terhadap pengobatan.
2 Kelebihan volume cairan sehubungan dengan ketidakmampuan ginjal mengeskkresi air dan natrium Volume cairan tubuh normal Kriteria hasil :
Tidak terjadi oedem, tidak ada keluhan pada tubuh
- Timbang berat badan pasien setiap hari, Ukur intake dan output tiap 24 jam, Ukur tekanan darah (posisi duduk dan berdiri), kaji nadi dan pernapasan (Termasuk bunyi napas) tiap 6-8 jam, Kaji status mental, Monitor oedema, distensi vena jugularis, refleks hepato jugular, Ukur CVP dan PAWP
- Monitor data laboratorium : Serum Natrium, Kalium, Clorida dan bicarbonat.
- Monitor ECG
- Berikan cairan sesuai indikasi
- Berikan Diuretic sesuai pesanan dan monitor terhadap responnya.
3 Gangguan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan pembatasan intake (Diit) dan effect uremia yang mengakibatkan malnutrisi protein – calori Nutrisi seimbang Kriteria Hasil :
BB stabil, porsi makan habis
- Kaji terhadap adanya Mual, muntah dan anorexia
- Monitor intake makanan dan perubahan berat badan ; Monitor data laboratorium : Serum protein, Lemak, Kalium dan natrium.
- Berikan makanan sesuai diet yang dianjurkan dan modifikasi sesuai kesukaan Klien.
- Bantu atau anjurkan pasien untuk melakukan oral hygiene sebelum makan.
- Berikan antiemetik dan monitor responya.
- Kolaborasi denga ahli diet untuk pemberian diit yang tepat bagi pasien.
4 Potensial Infeksi sehubungan dengan penekanan sistim imun akibat uremia Tidak terjadi infeksi - Kaji terhadap adanya tanda- tanda infeksi.
- Monitor temperatur tiap 4 – 6 jam : Monitor data laboratorium : WBC : Darah, Urine, culture sputum. Monitor serum Kalium.
- Pertahankan tekhnik antiseptik selama perawatan dan patulah selalu universal precaution.
- Pertahankan kebersihan diri, status nutrisi yang adekuat dan istirahat yang cukup.
Kebiasaan hidup yang sehat membantu mencegah infeksi.
5 Resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas kulit sehubungan dengan efek uremia. Tidak terjadi Kerusakan integritas kulit - Kaji terhadap kekeringan kulit, Pruritis, Excoriations dan infeksi.
- Kaji terhadap adanya petechie dan purpura.
- Monitor Lipatan kulit dan area yang oedema
- Lakukan perawat kulit secara benar.
- Berikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan.
- Gunting kuku dan pertahankan kuku terpotong pendek dan bersih.
6 Resiko Tinggi terjadinya gangguan persepsi / sensori, gangguan proses pikir sehubungan dengan abnormalitasnya zat – zat kimia dalam tubuh yang dihubungakan dengan uremia Proses pikir normal - Kaji status neurologic : Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang : Pola tidur ; Tingkat kesadaran dan ktivitas motorik (kejang)
- Kaji tipe kepribadian
- Observasi terhadap perubahan perilaku, adanya neuropathi perifer, rasa terbakar, kram otot dan gejala paresthesia lainnya.
- Orientaskan pasien terhadap kenyataan saat ini.
- Pertahankan tindakan kenyamanan : Tutup rel tempat tidur, tempat tidur tidak boleh terlalu tiggi, jaukan barang – barang tajam, letakan bel dekat pasien.
- Sempatkan waktu anda untuk bersama – sama klien, tanyakan klien dengan kalimat terbuka.
- Berikan latihan relaksasi sebelum tidur dan brikan periode stirahat.
7 Kurang mampu merawat diri sehubungan dengan kelemahan fisik. Personal hygiene terpenuhi - Kaji kelemahan dan kelelahan, dan berikan penjelasan tentang kebutuhan perawatan diri.
- Jika pasien tidak mampu sama sekali Bantu lakukan perawatan dipasien dengan melibatkan kelurag.
- Lakukan latihan nafas dalam batuk dan ambulasi di tempat tidur
8 Resiko terjadinya diskusi seksual Dapat mengungkapkan masalahnya - Kaji keadaan pasien secara umum.
- Minta pasien untuk mengungkapkan perasaannya secara terbuka.
- Bantu pasien untuk memecahkan masalah .
- Jelaskan pasien tentang permasalahan yang terjadi.
- Rujuk pasien kekonseling bila dibutuhkan
9 Gangguan gambaran diri Dapat menerima keadaan tubuhnya - Kaji dan jelaskan kepada pasien tentang keadaan ginjalnya serta alternatif tindakan lainnya seperti dialysis atau transplantasi
- Libatkan support sistim dalam perawatan pasien.
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Askep Apendicitis Akut
- Askep DM
- Askep Gagal Ginjal Akut
- Askep Gagal Ginjal Kronik
- Askep Gangren
- Askep Intoksikasi Insektisida
- Askep Kanker Payudara
- Askep TBC
- Askep Trauma Thorax
- Askep Urolithiasis
- Askep Hipertensi
- Askep Luka Bakar
- Fraktur
- Haemoroid
- Kista Coledocal
- Vena Varikosa
- WSD
- Morbus Basedow
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
ASKEP IBU DENGAN ABORTUS
- TEORI
Pengertian
Adalah abortus yang ditandai dengan adanya pembukaan cerviks, keluarnya jaringan sebagian dan sebagian masih tertinggal di dalam kandungan serta perdarahan pervaginam dalam jumlah yang banyak (Sarwono Prawirorahardjo, 1999) Adalah sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan. yang tertinggal adalah desidua.plasenta (Sinopsis, Obsetri, Fisiologi, Pathologi : 1998)
Patofisiologi
Perubafian patofisiologi dimulai dari perdarahan pada desidua yang menyebabkan necrose dari jaringan sekitarnya. Selanjutnya sebagian / seluruh janin akan terlepas dari dinding rahim. Keadaan ini merupakan benda asing bagi rahim, sehingga merangsang kontraksi rahim untuk terjadi eksplusi seringkali fatus tak tampak dan ini disebut “Bligrted Ovum”.
Gejala-gejala
Yang terpenting adalah :
1) Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan berlangsung terus menerus,
2) Serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing didalam rahim, maka uterus &an berusaha mengelwkannya dengan mengadakan kontraksi.
3) Amenorhoe
4) Sakit perut
5) Biasanya berupa stolsel (darah beku)
6) Sering terjadi infeksi
7) Kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringanPenyebab
Pada hamil muda abortus selaiu didahului oleh kematian janin. Kematian janin disebabkan oleh :
1) Kelainan telur (kelainan kromosom : trisomi, poliploid) kelainan telur menye babkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa shingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan pertumbuhan
selain oleh kelainan benih dapat juga disebabkan oieh kelainan lingkungan atau faktor ekstrogen virus, radiasi, zat kimia)2) Penyakit ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :a. Infeksi akut yang berat pneumonia, typaus dan lain-lain, dapat menyebabkan abortus prematum : janin dapat meninggal oleh toxin-toxidkarena penyehuan yang toxis dapat menyebabkan abortus wdaupun janin hidup.
b, Kelainan endoktri, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenja.r gondok.
c. Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan abortus
d. Kelainan alat kandungan hipolansia, tumor uterus, serviks yang pendek, retro flexio utero incarcereta, kelainan endometriala, selama ini dapat menimbulkan abortus.
Komplikasi
1) Perdarahan (haemorrogrie)
2) Perforasi
3) Infeksi dan tetanus
4) Payah ginjal akut
5) Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan syok septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis)Tindakan Operatif Penanganan Abortus
1. PengeIuaran Secara digital
Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang sedang berlangsung dan keguguran yang kadang-kadang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembentukan wrviks uteri yang dapat dilalui oleh satu janin longgar dan dm k a m uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbul kan rasa nyeri.2. Kuretose (kerokan)
Adalah cara menimbulkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus.
3 Vacum kuretase
Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum
- PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
- Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
- Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan intrauteri
- Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
- Cemas s.d kurang pengetahuan
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas. - Kaji kondisi status hemodinamika
- Ukur pengeluaran harian
- Berikan sejumlah cairan pengganti harian
- Evaluasi status hemodinamika
2 Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi - Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
- Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan
- Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
- Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien
- Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
3 Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami - Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
- Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
- Kolaborasi pemberian analgetika
4 Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan - Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau
- Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan
- Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
- Lakukan perawatan vulva
- Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
- Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama se;ama masa perdarahan
5 Cemas s.d kurang pengetahuan Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat - Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit
- Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
- Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama
- Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Askep Abortus
- Askep Myoma Uteri
- BBLR
- Fibroadenoma Mamae
- Jantung Kongenital
- Perawatan Payudara
- RDS
- Seksio Sesarea
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
ASKEP KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT
- TEORI
Adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat sebelumnya, dengan atau tanpa oliguria dan berakibat azotemia progresif disertai kenaikan ureum dan kreatinin darah (Imam Parsoedi A dan Ag. Soewito :Ilmu Penyakit dalam Jilid II;91 )
KLASIFIKASI :
1. Gagal Ginjal Akut Prerenal
2. Gagal Ginjal Akut Post Renal
3. Gagal Ginjal Akut RenalGagal Ginjal Akut Prerenal;
Gagal ginjal akut Prerenal adalah keadaan yang paling ringan yang dengan cepat dapat reversibel, bila ferfusi ginjal segera diperbaiki. Gagal ginjal akut Prerenal merupakan kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan histologik/morfologik pada nefron. Namun bila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan menimbulkan terjadinya nekrosis tubulat akut (NTA).Etiologi
-
Penurunan Volume vaskular ;
a. Kehilangan darah/plasma karena perdarahan,luka bakar.
b. Kehilangan cairan ekstraselular karena muntah, diare. -
Kenaikan kapasitas vaskular
a. sepsis
b. Blokade ganglion
c. Reaksi anafilaksis. -
Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung
a. renjatan kardiogenik
b. Payah jantung kongesti
c. Tamponade jantung
d. Distritmia
e. Emboli paru
f. Infark jantung.
Gagal Ginjal Akut Posrenal
GGA posrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin cukup, namun alirannya dalam saluran kemih terhambat. Penyebab tersering adalah obstruksi, meskipun dapat juga karena ekstravasasiEtiologi
1. Obstruksi
a. Saluran kencing : batu, pembekuan darah, tumor, kristal dll.
b. Tubuli ginjal : Kristal, pigmen, protein (mieloma).
2. Ektravasasi.Gagal Ginjal Akut Renal
1. GGA renal sebagai akibat penyakit ginjal primer seperti :
a. Glomerulonefritis
b. Nefrosklerosis
c. Penyakit kolagen
d. Angitis hipersensitif
e. Nefritis interstitialis akut karena obat, kimia, atau kuman.
2.Nefrosis Tubuler Akut ( NTA )
Nefropati vasomotorik akut terjadi karena iskemia ginjal sebagai kelanjutan GGA. Prerenal atau pengaruh bahan nefrotoksik.Bila iskemia ginjal sangat berat dan berlangsung lama dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis kortikol akut( NKA) dimana lesi pada umumnya difus pada seluruh korteks yang besifat reversibel.Bila lesinya tidak difus (patchy) ada kemungkinan reversibel.Pemeriksaan Laboratorium :
-
Darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas.
-
Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat jenis.
-
Kenaikan sisa metabolisme proteinureum kreatinin dan asam urat.
-
Gangguan keseimbangan asam basa : asidosis metabolik.
-
Gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatremia atau hiponatremia, hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
Volume urine biasanya kurang dari 400 ml/24 jam yang terjadi dalam 24 jam setelah ginjal rusak.
Warna urine : kotor, sedimen kecoklatan menunjukan adanya darah, Hb, Mioglobin, porfirin.
Berat jenis urine : kurang dari 1,020 menunjukan penyakit ginjal, contoh : glomerulonefritis, piolonefritis dengan kehilangankemampuan untuk memekatkan; menetap pada 1,010menunjukan kerusakan ginjal berat.
PH. Urine : lebih dari 7 ditemukan pada ISK., nekrosis tubular ginjal, dan gagal ginjal kronik.
Osmolaritas urine : kurang dari 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan ginjal, dan ratio urine/serum sering 1:1.
Klierens kreatinin urine : mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan kreatinin serum menunjukan peningkatan bermakna.
Natrium Urine : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/L bila ginjal tidak mampu mengabsorbsi natrium.
Bikarbonat urine : Meningkat bila ada asidosis metabolik.
SDM urine : mungkin ada karena infeksi, batu, trauma, tumor, atau peningkatan GF.
Protein : protenuria derajat tinggi (3-4+) sangat menunjukan kerusakan glomerulus bila SDM dan warna tambahan juga ada. Proteinuria derajat rendah (1-2+) dan SDM menunjukan infeksi atau nefritis interstisial. Pada NTA biasanya ada proteinuria minimal.
Warna tambahan : Biasanya tanpa penyakit ginjal ataui infeksi. Warna tambahan selular dengan pigmen kecoklatan dan sejumlah sel epitel tubular ginjal terdiagnostik pada NTA. Tambahan warna merah diduga nefritis glomular.
Darah :
-
Hb. : menurun pada adanya anemia.
-
Sel Darah Merah : Sering menurun mengikuti peningkatan kerapuhan/penurunan hidup.
-
PH : Asidosis metabolik (kurang dari 7,2) dapat terjadi karena penurunan kemampuan ginjal untuk mengeksresikan hidrogen dan hasil akhir metabolisme.
-
BUN/Kreatinin : biasanya meningkat pada proporsi ratio 10:1
-
Osmolaritas serum : lebih beras dari 285 mOsm/kg; sering sama dengan urine.
-
Kalium : meningkat sehubungan dengan retensi seiring dengan perpindahan selular ( asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah).
-
Natrium : Biasanya meningkat tetapi dengan bervariasi
-
Ph; kalium, dan bikarbonat menurun.
-
Klorida, fosfat dan magnesium meningkat.
-
Protein : penurunan pada kadar serum dapat menunjukan kehilangan protein melalui urine, perpindahan cairan, penurunan pemasukan, dan penurunan sintesis,karena kekurangan asam amino esensial
-
CT.Scan
-
MRI
-
EKG mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.
-
- PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Perubahan kelebihan volume cairan b/d gagal ginjal dengan kelebihan air.
- Resiko tinggi terhadap menurunnya curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairandan elektrolit, gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi/penumpukan urea toksin, kalsifikasi jaringan lunak.
- Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan katabolisme protein
- Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik/pembatasan diet, anemia.
- Resiko tinggi terhadap infeksi b/d depresi pertahanan imunologi.
- Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan berlebihan.
- Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang mengingat.
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Perubahan kelebihan volume cairan b/d gagal ginjal dengan kelebihan air Volume cairan tubuh normal Kriteria hasil :
Tidak terjadi oedem, tidak ada keluhan pada tubuh
- Timbang berat badan pasien setiap hari, Ukur intake dan output tiap 24 jam, Ukur tekanan darah (posisi duduk dan berdiri), kaji nadi dan pernapasan (Termasuk bunyi napas) tiap 6-8 jam, Kaji status mental, Monitor oedema, distensi vena jugularis, refleks hepato jugular, Ukur CVP dan PAWP
- Monitor data laboratorium : Serum Natrium, Kalium, Clorida dan bicarbonat.
- Monitor ECG
- Berikan cairan sesuai indikasi
- Berikan Diuretic sesuai pesanan dan monitor terhadap responnya.
2 Gangguan perfusi jaringan renal sehubungan dengan kerusakan nepron sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme Metabolisme kembali normal - Kaji Perubahan EKG, Respirasi (Kecepatan dan kedalamannya) serta tanda – tanda chvostek”s dan Trousseau”s
- Monitor data-data laboratorium : Serum pH, Hidrogen, Potasium, bicarbonat, calsium magnesium, Hb, HT, BUN dan serum kreatinin.
- Jangan berikan obat – obat Nephrothoxic.
- Berikan pengobatan sesuai pesanan / permintaan dokter dan kaji respon terhadap pengobatan.
3 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan katabolisme protein Nutrisi seimbang Kriteria Hasil :
BB stabil, porsi makan habis
- Kaji terhadap adanya Mual, muntah dan anorexia
- Monitor intake makanan dan perubahan berat badan ; Monitor data laboratorium : Serum protein, Lemak, Kalium dan natrium.
- Berikan makanan sesuai diet yang dianjurkan dan modifikasi sesuai kesukaan Klien.
- Bantu atau anjurkan pasien untuk melakukan oral hygiene sebelum makan.
- Berikan antiemetik dan monitor responya.
- Kolaborasi denga ahli diet untuk pemberian diit yang tepat bagi pasien.
4 Resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas kulit sehubungan dengan efek uremia. Tidak terjadi Kerusakan integritas kulit - Kaji terhadap kekeringan kulit, Pruritis, Excoriations dan infeksi.
- Kaji terhadap adanya petechie dan purpura.
- Monitor Lipatan kulit dan area yang oedema
- Lakukan perawat kulit secara benar.
- Berikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan.
- Gunting kuku dan pertahankan kuku terpotong pendek dan bersih.
5 Resiko tinggi terhadap infeksi b/d depresi pertahanan imunologi. Tidak terjadi infeksi - Kaji terhadap adanya tanda- tanda infeksi.
- Monitor temperatur tiap 4 – 6 jam : Monitor data laboratorium : WBC : Darah, Urine, culture sputum. Monitor serum Kalium.
- Pertahankan tekhnik antiseptik selama perawatan dan patulah selalu universal precaution.
- Pertahankan kebersihan diri, status nutrisi yang adekuat dan istirahat yang cukup.
Kebiasaan hidup yang sehat membantu mencegah infeksi.
6 Resiko Tinggi terjadinya gangguan persepsi / sensori, gangguan proses pikir sehubungan dengan abnormalitasnya zat – zat kimia dalam tubuh yang dihubungakan dengan uremia Proses pikir normal - Kaji status neurologic : Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang : Pola tidur ; Tingkat kesadaran dan ktivitas motorik (kejang)
- Kaji tipe kepribadian
- Observasi terhadap perubahan perilaku, adanya neuropathi perifer, rasa terbakar, kram otot dan gejala paresthesia lainnya.
- Orientaskan pasien terhadap kenyataan saat ini.
- Pertahankan tindakan kenyamanan : Tutup rel tempat tidur, tempat tidur tidak boleh terlalu tiggi, jaukan barang – barang tajam, letakan bel dekat pasien.
- Sempatkan waktu anda untuk bersama – sama klien, tanyakan klien dengan kalimat terbuka.
- Berikan latihan relaksasi sebelum tidur dan brikan periode stirahat.
7 Kurang mampu merawat diri sehubungan dengan kelemahan fisik. Personal hygiene terpenuhi - Kaji kelemahan dan kelelahan, dan berikan penjelasan tentang kebutuhan perawatan diri.
- Jika pasien tidak mampu sama sekali Bantu lakukan perawatan dipasien dengan melibatkan kelurag.
- Lakukan latihan nafas dalam batuk dan ambulasi di tempat tidur
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Askep Apendicitis Akut
- Askep DM
- Askep Gagal Ginjal Akut
- Askep Gagal Ginjal Kronik
- Askep Gangren
- Askep Intoksikasi Insektisida
- Askep Kanker Payudara
- Askep TBC
- Askep Trauma Thorax
- Askep Urolithiasis
- Askep Hipertensi
- Askep Luka Bakar
- Fraktur
- Haemoroid
- Kista Coledocal
- Vena Varikosa
- WSD
- Morbus Basedow
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
ASKEP IBU DENGAN MYOMA UTERI
- TEORI
Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid.
Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%), belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche.Etiologi
Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa myoma uteri terjadi tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen.
Lokalisasi Mioma Uteri
1. Mioma intramural ; Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam dinding uterus.
2. Mioma Submukosum ; Mioma yang tumbuh ke arah kavum uteri dan menonjol dalam kavum itu.
3. Mioma Subserosum ; Mioma yang tumbuh ke arah luar dan menonjol pada permukaan uterus. Komplikasi
-
Pertumbuhan leimiosarkoma.
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause -
Torsi (putaran tangkai)
Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut. -
Nekrosis dan Infeksi
Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit : turun / meningkat, Eritrosit : turun
2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.,
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi.
6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi.Cara Penanganan Mioma Uteri
Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan. Adapun cara penanganan pada myoma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal. Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO). TAH–BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic endrometriosis (Tucker, Susan Martin, 1998).
-
- PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasm pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik.
- Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot
- Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual.
- Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasm pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik. klien berkemih dengan jumlah normal dan pola biasa atau tidak ada gangguan
Kriteria Hasil :
jumlah urine 1500 ml/24 jam dan pola biasa, tidak ada distensi kandung kemih dan oedema
- Monitor pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine
- Tentukan pola berkemih normal klien dan perhatikan variasi
- Dorong klien untuk meningkatkan pemasukan cairan
- Periksa semua urine, catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa
- Selidiki keluhan kandung kemih penuh : palpasi untuk distensi suprapubik. Perhatikan penurunan keluaran urine, adanya edema periorbital/tergantung
- Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran
- Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit, BUN kreatinin
- Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas
- Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
- Perhatikan patensi kateter tak menetap, bila menggunakan
- Irigasi dengan asam atau larutan alkali sesuai indikasi
2 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot Nyeri berkurang
Kriteria hasil :
- Skala 1-2
- Expresi wajah tenang
- Nadi 60-100 x/mnt
- Klien tidak gelisah
- Kaji rasa nyeri
- Atur posisi tidur senyaman mungkin
- Anjurkan klien untuk teknik rileksasi
- Lakukan prosedur pencucian luka dengan hati-hati
- Anjurkan klien untuk mengekspresikan rasa nyeri yang dirasakan
- Beri tahu klien tentang penyebab rasa sakit pada luka bakar
- Kolaborasi dengan tinm medis untuik pemberian analgetik
3 Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual. Gangguan body image Kriteria hasil :
- OS dapat menerima kondisinya
- OS tenang
- Kaji sejauh mana ras khawatir klien
- Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
- Lakukan prosedur perawatan yang tepat sehingga tidak terjadi komlikasi berupa cacat fisik
- Beri support mental dan ajak keluarga dalam memberikan support
4 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi. pengetahuan pasien tentang penyakitnyaa menjadi lebih adekuat
Kriteria hasil :
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakitnyaa, perawatan dan obat – obatan.
- Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal – hal yang ingn diketahui sehubunagndengan penyaakit yang dialami pasien
- Kaji pengetahuan keluarga
- Kaji latar belakang keluarga
- Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan serta obat – obatan pada keluarga pasien
- Jelaskan semua prosedur yang akan dilaksanakan dan manfaatnya bagi pasien.
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Askep Abortus
- Askep Myoma Uteri
- BBLR
- Fibroadenoma Mamae
- Jantung Kongenital
- Perawatan Payudara
- RDS
- Seksio Sesarea
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
ASKEP ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONI
- TEORI
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, ).
Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G. Bare).
Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson,).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.
Etiologi
Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis.
Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
Patofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mngakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas. Secara singkat patofisiologi dapat digambarkan pada skema proses.
Manifestasi klinis
Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas. Penyakit ini umumnya timbul mendadak, suhu meningkat 39-40O C disertai menggigil, napas sesak dan cepat, batuk-batuk yang non produktif “napas bunyi” pemeriksaan paru saat perkusi redup, saat auskultasi suara napas ronchi basah yang halus dan nyaring.
Batuk pilek yang mungkin berat sampai terjadi insufisiensi pernapasan dimulai dengan infeksi saluran bagian atas, penderita batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, anoreksia dan kesulitan menelan.
Pemeriksaan penunjang
-
Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.
-
Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.000 / m dengan pergeseran LED meninggi.
-
Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
Penatalaksanaan
Kemotherapi untuk mycoplasma pneumonia, dapat diberikan Eritromicin 4 X 500 mg sehari atau Tetrasiklin 3 – 4 mg sehari.
Obat-obatan ini meringankan dan mempercepat penyembuhan terutama pada kasus yang berat. Obat-obat penghambat sintesis SNA (Sintosin Antapinosin dan Indoksi Urudin) dan interperon inducer seperti polinosimle, poliudikocid pengobatan simtomatik seperti :
- Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah.
- Simptomatik terhadap batuk.
- Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif
- Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan broncodilator.
- Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebab yang mempunyai spektrum sempit.
Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
-
Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
-
Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
-
Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
-
Infeksi sitemik
-
Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
-
Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
Tumbuh kembang anak usia 6 – 12 tahun
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan ciri sex sekundernya.
Perkembangan menitikberatkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.
-
Motorik kasar
-
Loncat tali
-
Badminton
-
Memukul
-
Motorik kasar dibawah kendali kognitif dan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.
-
-
Motorik halus
-
Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
-
Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.
-
-
Kognitif
-
Dapat berfokus pada lebih dari satu asfek dan situasi
-
Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
-
Dapat membalikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal
-
Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
-
-
Bahasa
-
Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
-
Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan
-
Menggunakan bahasa sebagai alat komuniukasi verbal
-
Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan
-
Dampak hospitalisasi
Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.
Penyebab anak stress meliputi ;
-
Psikososial
Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peran
-
Fisiologis
Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri
-
Lingkungan asing
Kebiasaan sehari-hari berubah
-
Pemberian obat kimia
Reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6-12 tahun)
-
Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya
-
Dapat mengekpresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyeri
-
Selalu ingin tahu alasan tindakan
-
Berusaha independen dan produktif
Reaksi orang tua
-
Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan dan dampaknya terhadap masa depan anak
-
Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familiernya peraturan Rumah sakit
-
- PATHWAYS
- ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI 1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien - DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret.
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler alveoli.
- Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.
- Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.
- Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
- Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan dengan kurangnya informasi.
- Cemas anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi
- RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN 1 Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret. Bersihan jalan nafas kembali efektif. Dengan Kriteria Hasil :
sekret dapat keluar.
- Monitor status respirasi setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan pernapasan dan bunyi napas abnormal.
- Lakukan suction sesuai indikasi.
- Beri terapi oksigen setiap 6 jam
- Ciptakan lingkungan / nyaman sehingga pasien dapat tidur dengan tenang
- Beri posisi yang nyaman bagi pasien
- Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernapasan
- Lakukan perkusi dada
- Sediakan sputum untuk kultur / test sensitifitas
2 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler alveoli. pertujaran gas kembali normal.
Kriteria Hasil :
- Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi,
- pertukaran gas secara optimal dan oksigenisasi jaringan secara adekuat
- Observasi tingkat kesadaran, status pernafasan, tanda-tanda cianosis.
- Beri posisi fowler sesuai program / semi fowler
- Beri oksigen sesuai program
- Monitor AGD
- Ciprtakan lingkungan yang nyaman
- Cegah terjadinya kelelahan
3 Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan. Klien akan mempertahankan cairan tubuh yang normal
Kriteria Hasil :
Tanda dehidrasi tidak ada.
- Catat intake dan output cairan (balanc cairan)
- Anjurkan ibu untuk tetap memberikan cairan peroral
- Monitor keseimbangan cairan , membran mukosa, turgor kulit, nadi cepat, kesadaran menurun, tanda-tanda vital..
- Pertahankan keakuratan tetesan infus
- Observasi tanda-tanda vital (nadi, suhu, respirasi)
4 Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat. Kebuituhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
Klien dapat mempertahankan/meningkatkan pemasukan nutrisi..
- Kaji status nutrisi klien
- Lakukan pemeriksaan fisik abdomen klien (auskultasi, perkusi, palpasi, dan inspeksi)
- Timbang BB klien setiap hari.
- Kaji adanya mual dan muntah
- Berikan diet sedikit tapi sering
- Berikan makanan dalam keadaan hangat
- kolaborasi dengan tim gizi
5 Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
Kriteria hasil :
Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan proses infeksi hilang
- Observasi tanda-tanda vital
- Berikandan anjurkan keluarga untuk memberikan kompres dengan air pada daerah dahi dan ketiak
- Libatkan keluarga dalam setiap tindakan
- Berikan minum per oral
- Ganti pakaian yang basah oleh keringat
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penurun panas.
6 Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan dengan kurangnya informasi. Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria hasil :
Orang tua klien mengerti tentang penyakit anaknya.
- Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya
- Kaji tingkat pendidikan orang tua klien
- Bantu orang tua klien untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan dirumah sakit seperti : diet, istirahat dan aktivitas yang sesuai
- Tekankan perlunya melindungi anak.
- Jelaskan pada keluarga klien tentang Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, pencegahan dan komplikasi dengan memberikan penkes.
- Beri kesempatan pada orang tua klien untuk bertanya tentang hal yang belum dimengertinya
7 Cemas anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi Cemas anak hilang Kriteria hasil :
Klien dapat tenang, cemas hilang, rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan
- Kaji tingkat kecemasan klien
- Dorong ibu / keluarga klien mensufort anaknya dengan cara ibu selalu didekat klien.
- Fasilitasi rasa nyaman dengan cara ibu berperan serta merawat anaknya
- Lakukan kunjungan, kontak dengan klien
- Anjurkan keluarga yang lain mengunjungi klien
- Berikan mainan sesuai kesukaan klien dirumah
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :
- Anak dengan leukemia
- Atrium Septum Defek
- Anak dengan Enchepalitis
- Anak dengan Bronchophenumoni
- Anak dengan DHF
- Anak dengan GE
- Anak dengan Hisprung
- Anak dengan Kejang Demam
- Anak dengan Marasmus
- Anak dengan Thypoid
- Manajemen Penanganan Bencana
- Program Penanggulangan DBD
- Pengobatan HIV / AIDS
- Konsep Florence
- Manajemen Nyeri
- Perubahan Sistem Lansia
Popular Articles | |
---|---|
Downloads:
TLA | Bidvertiser | Chitika | Adbrite | ISM | Kumpulblogger | Adsensecamp | Ziddu | |
|
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
-
10/05 - 10/12
(25)
- Kesehatan Mata dan Makanan Yang Tepat Untuk Keseha...
- Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah
- ASKEP KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK
- ASKEP IBU DENGAN ABORTUS
- ASKEP KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT
- ASKEP IBU DENGAN MYOMA UTERI
- ASKEP ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONI
- ASKEP KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS (KENCING MANIS)
- ASKEP TRAUMA TORAKS
- ASKEP KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS ( TBC )
- ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA
- ASKEP BATU SALURAN KEMIH (UROLITHIASIS)
- Penderita Darah Tinggi Meningkat Usai Lebaran
- Ejakulasi Dini Gara-gara Faktor Gen?
- Kapan Sebaiknya Tidak Ngeseks?
- Apa Tipe Seks Anda?
- Membarakah Perkawinan Anda?
- Kipas Angin Cegah Kematian Bayi
- Vitamin A, Tak Hanya Untuk Mata
- Vegetarian, Selamatkan Dunia dan Tubuh
- Stress, Manajemen Stress dan Cara Menghadapi Stress
- Don't Worry With Bell's Palsy.
- MELURUSKAN RAMBUT DENGAN DAUN SELEDRI
- GERRY-TK.BLOGSPOT.COM (BLOG YANG GAK PUNYA TOPIK)
- Tetap Sehat Dengan Makanan Siap Saji
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates