Sabtu, 12 Desember 2009
Asuhan Kebidanan Asuhan Antenatal Care (ANC)
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
Askep BPH
Benign prostatic hyperplasia (BPH) is a benign enlarged prostate gland, caused by the hiperplasi some or all components of the prostate gland tissue includes / fibromuskuler networks that cause blockage of prostatic urethra.......Visit Site
http://manisjavanica.blogspot.com/2010/01/download-askep-bph.html
BPH
DEFINISI
Hipertropi prostat adalah pertumbuhan dari nodula-nodula pibro adenomatosa majemuk dalam prostat jaringan hyperplastik terdiri dari kelenjar stroma fibrosa yang jumlahnya berbeda-beda. (Sylvia Andersom Price, 1994).......Visit Site
http://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/bph.html
Asuhan Keperawatan BPH / Askep BPH
A. Pengertian
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998)........Visit Site
http://blogger-blogspot-com.blogspot.com/2009/08/asuhan-keperawatan-bph-askep-bph.html
Askep BPH
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah........Visit Site
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-bph.html
Benigna Prostat Hipertropi (BPH)
...B. Etiologi
Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benigne Prostat Hypertropi yaitu testis dan usia lanjut.........Visit Site
http://download-askep.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-bph-askep-bph.html
Benigna Prostat Hipertropi (BPH)
...B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter
2. Kurang pengetahuan : tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan.........Visit Site
http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/08/asuhan-keperawatan-askep-bph.html
Askep Benigna Prostat Hyperplasia
Storage symptoms include urinary frequency, urgency (compelling need to void that cannot be deferred), urgency incontinence, and voiding at night (nocturia).......Visit Site
http://akper-askep.blogspot.com/2010/01/askep-benigna-prostat-hyperplasia.html
Askep Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok.......Visit Site
http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2008/12/diabetes-mellitus.html
Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus / Askep Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada.......Visit Site
http://download-askep.blogspot.com/2009/07/asuhan-keperawatan-diabetes-mellitus.html
Askep Diabetes Mellitus (DM)
...Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, .......Visit Site
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-diabetes-mellitus-dm.html
Askep Diabetes Mellitus (DM)
...B Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit.......Visit Site
http://blogger-blogspot-com.blogspot.com/2009/08/asuhan-keperawatan-askep-diabetes.html
Konsep Dasar Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi didefinisikan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik yang abnormal (Price and Wilson, 1994). Hipertensi adalah darah
sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekan an darah diastolik 90 mmHg atau lebih
atau sedang dalam pengobatan anti hipertensi (Soeparman, 1999). Menurut
WHO, hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah sistole sama
dengan atau diatas 160 mmHg, diastole di atas 90 mmHg (Mansjoer,1999).
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (dilakukan 4 jam
sekali). Dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi
dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg dia stolik (Corwin, 2001).
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO (Mansjoer,1999) adalah:
1) Normotensi
Tekanan sistolik kurang dari 140 mmHg dan tekanan diastolik kurang dari
90 mmHg.
2) Hipertensi ringan
Tekanan sistolik 140-180 mmHg dan tekanan diastolik 90 -105 mmHg.
3) Hipertensi perbatasan
Tekanan sistolik 140-160 mmHg dan diastolik 90-95 mmHg.
4) Hipertensi berat dan sedang
Tekanan sistolik lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 150
mmHg.
5) Hipertensi sistolik terisolasi
Tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik kurang dari 90
mmHg.
6) Hipertensi sistolik perbatasan
Tekanan sistolik 140-160 mmHg dan tekanan diastolik kurang dari 90
mmHg.
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurut Joint Comitte on Detection Evaluation and
Treatment of High Blood Presure
Katagori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130 - 139 85 - 89
Hipertensi
Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Derajat 2 160 – 179 100 – 109
Derajat 3 > 180 110
b. Etiologi
Menurut Corwin (2001), penyeba b hipertensi dibagi menjadi dua golongan
yaitu:
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Penyebab hipertensi esensial tidak diketahui secara pasti, disebut
juga hipertensi idiopatik. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti
genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin,
angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas,
alkohol, merokok, serta polisitemia (Soeparman, 1999).
2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen,
penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, dan
sindrom chusing, feokromositoma, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan.(Mansjoer, 2000).
c. Patofisiologi
Menurut Corwin (2001), tekanan darah bergantung pada kecepatan
denyut jantung, volume sekuncup/curah jantung dan tekanan perifer (TPR),
maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel tersebut dapat
menyebabkan hipertensi.
1) Peningkatan kecepatan denyut jantung
Terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus
SA. Peningkatan denyut jantung kronik sering menyertai keadaan
hipertiroidisme, biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup
atau TPR.
2) Peningkatan volume sekuncup/cura h jantung yang berlangsung lama.
Terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal
atau konsumsi yang berlebihan yang dapat meningkatkan volume diastolik
akhir, biasa disebut preload jantung. Peningkatan preload biasanya
berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.
3) Peningkatan tekanan perifer (TPR) yang berlangsung lama
Terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada
arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arte iol terhadap
rangsangan normal. Kedua hal tersebut menyebabkan penyempitan
pembuluh. Pada peningkatan tekanan perifer, jantung harus memompa
lebih kuat supaya menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk
mendorong darah melintasi pembuluh -pembuluh yang menyempit. Hal ini
disebut afterload jantung biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan
diastolik. Apabila afterload berlangsung lama, ventrikel kiri mungkin mulai
mengalami hipertrofi (membesar). Dengan hipertrofi kebutuhan ventrikel
akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa
darah lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serat -serat
otot jantung juga mulai teregang melebihi panjang normalnya yang
akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume
sekuncup/curah jantung.
Menurut Guyton ( 1995 ) hipertensi dibedakan atas 2 golongan besar :
1) Hipertensi beban volume
Terjadi akibat kenaikan volume cairan ekstra seluler yang berlebihan
dalam tubuh. Hal ini menyebabkan kenaikan volume darah diikuti dengan
peningkatan curah jantung. Kenaikan curah jantung inilah yang
menyebabkan hipertensi.
2) Hipertensi vasokonstriksi
Terjadi akibat peningkatan bahan -bahan yang secara khusus
cenderung meningkatkan hipertensi yaitu angiotensin II, norefenefrin dan
efinefrin. Bahan ini menyebabkan kenaikan tekanan perifer total yang
menyebabkan penyempitan diameter arterioral dan terjadilah Hipertensi.
d. Manifestasi Klinis
Menurut Corwin (2001), sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah
mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan berupa :
1) Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan intrakranium.
2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat
4) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5) Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Peningkatan tekanan darah kadang -kadang merupakan satu-satunya
gejala pada hipertensi esensial, gejala seperti sakit kepala, epistaktis,
pusing, migran. Gejala-gejala yang lain seperti sukar tidur, sesak nafas, rasa
berat ditengkuk (Mansjoer, 1999).
e. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada kasus hipertensi menurut
Mansjoer (1999) :
1) Stroke dapat timbul akibat perdar ahan tekanan tinggi otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non -otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri -arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal.
2) Dapat terjadi infark miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trumbus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh
tersebut.
3) Gagal ginjal kronik terjadi karena kerusakan progresif akibat tek anan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal glomerulus.
4) Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi akibat tekanan yang sangat tinggi.
Pada kelainan ini menyebabkan peningkatan kapiler mendorong cairan ke
dalam ruang interstisium di seluruh susunan saraf pusat.
5) Wanita dengan PIH dapat mengalami kejang.
f. Penatalaksanaan
1.Medis
Menurut Mansjoer (1999), penatalaksanaan nonfarmakologis :
a) Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks masa tubuh
>27)
b) Membatasi alkohol
c) Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30 -40 menit/hari)
d) Mengurangi asupan natrium (<100 mmol Na/2,4 g Na/6 g NaCl/hari)
e) Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat.
f) Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
dalam makanan.
Menurut Corwin (2001), penatalaksanaan nonfarmakol ogis :
a).Mengurangi berat badan agar mengurangi beban kerja jantung
sehingga kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga
berkurang.
b).Olahraga, terutama bila disertai penurunan berat. Olah raga
meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi hipertensi yan g
terkait aterosklerosis.
c).Teknik relaksasi mengurangi denyut jantung dan tekanan perifer
dengan cara menghambat respon stres saraf simpatis.
d).Berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan ali ran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
Menurut Soeparman dan Sarwono (1994), penatalaksanaan
farmakologis :
a) Diuretik
Menurunkan volume plasma dan curah jantung. Untuk terapi jangka
panjang pengaruh utama adalah mengurangi resist ensi perifer.
Efek samping : hipotensi dan hipokalemia.
b) Golongan penghambat simpatetik
Mempunyai efek mengurangi tekanan darah dengan cara
menyebabkan vasodilatasi perifer yang berkaitan dengan refleks
takikardi yang kurang nyata dan retensi cairan daripa da vasodilator
lainnya. Preparat yang biasa digunakan seperti nifedipin, nikardipin,
felodipin, amilodipin, verapamil dan diltiazem
c) Betabloker
Efektif untuk menurunkan denyut jantung dan curah jantung, juga
menurunkan sekresi renin. Kontraindikasi bagi pas ien gagal jantung
kongestif. Preparat yang biasa digunakan adalah propanolol,
asebutolol, atenolol, bisoprolol, labetolol dll
d) Vasodilator
Yang termasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin, hidralazin,
minoksidil, diaksozid dan sodium nitroprusid. Golongan ini bekerja
langsung pada pembuluh darah dengan cara relaksasi otot polos yang
akan mengakibatkan penurunan resistensi pembuluh darah .
e) Penghambat enzim konver
Cara Sederhana dan Mudah Untuk Hidup Sehat
- Mengurangi resiko penyakit jantung, stroke dan diabetes
- Meningkatkan stabilitas sendi
- Meningkatkan dan memperbaiki jangkauan gerakan
- Membantu menjaga dan mempertahankan fleksibilitas atau kelenturan yang akan berkurang seiring pertambahan usia.
- Memelihara dan mempertahankan massa tulang
- Mencegah osteoporosis dan patah tulang
- Meningkatkan mood/suasana hati dan mengurangi gejala-gejala kecemasan dan depresi
- Meningkatkan harga diri
- Meningkatkan memori pada orang tua
- Mengurangi stres
- Matikan TV. Sekali seminggu, matikan TV dan lakukan sesuatu yang sedikit lebih banyak berhubungan dengan aktifitas fisik bersama keluarga anda. Bermain sebuah permainan, jalan-jalan ... hampir semua hal akan menjadi lebih aktif daripada hanya sekedar duduk-duduk di sofa.
- Lebih banyak jalan kaki. Cari dan temukan cara-cara sederhana untuk bisa membuat anda lebih banyak berjalan. Bila Anda mengambil surat di kotak surat depan rumah, dengan berjalan keliling di sekitar blok, bawa anjing untuk jalan-jalan ekstra setiap hari atau berjalan menggunakan alat treadmill selama 5 menit sebelum bekerja.
- Aktifitas pekerjaan rumah mandiri. Berkebun, menyapu halaman, menyapu lantai ... kegiatan semacam ini mungkin tidak terlalu memerlukan banyak tenaga dan usaha keras, tetapi kegiatan tersebut bisa membuat anda tetap bergerak disampign itu membuat rumah anda tertata rapi.
- Bergerak/melangkah saat anda berbicara. Ketika anda sedang mengobrol di telepon, melangkah/berjalanlah di sekitar tepat tersebut atau bahkan bersih-bersih ketika mengobrol di telepon. Ini adalah cara yang bagus untuk tetap bergerak sambil melakukan sesuatu yang anda nikmati.
- Berhati-hatilah. Buatlah daftar semua aktivitas fisik yang anda lakukan pada hari-hari biasa. Jika anda menemukan bahwa sebagian besar waktu anda terbuang hanya untuk duduk-duduk santai, buatlah daftar yang lain dari semua cara-cara agar anda bisa lebih banyak bergerak - bangun setiap jam untuk peregangan atau jalan-jalan, berjalan menggunakan tangga di tempat kerja daripada menggunakan tangga berjalan (escalator), parkir kendaraan lebih jauh dari temmpat kerja/mall, berkeliling mall sebelum membeli suatu barnag, dll.
Askep Appendiksitis
Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer,2000).
Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab.....Visit Site
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-appendiksitis.html
Asuhan Keperawatan (Askep) Apendiksitis
Appendiksitis adalah merupakan peradangan pada appendik periformil. yaitu saluran kecil yang mempunyai diameter sebesar pensil dengan panjang 2-6 inci. Lokasi appendik pada daerah illiaka kanan,dibawah katup .......Visit Site
http://blogger-blogspot-com.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-askep-apendiksitis.html
Appendiksitis
Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer,2000).
Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dzri sekum. Penyebab.....Visit Site
http://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/appendiksitis.html
Appendicitis
Appendicitis is a condition characterized by inflammation of the appendix. It is a medical emergency. All cases require removal of the inflamed appendix, either by laparotomy or laparoscopy. Untreated, mortality is high, mainly because of.....Visit Site
http://download-my-ebook.blogspot.com/2009/03/appendicitis.html
Asuhan Keperawatan Appendiksitis / Askep Appendiksitis
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan.....Visit Site
http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-appendiksitis-askep.html
Askep Gastroenteritis
Gastroenteritis
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang.....Visit Site
http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/06/askep-gastroenteritis.html
GASTROENTERITIS
Gastroenteritis is the irritation and inflammation of the digestive tract. This condition may cause abdominal pain, vomiting and diarrhea. Severe cases of gastroenteritis can result in dehydration. In such cases, fluid replacement is the primary factor in treatment. All ages and....Visit Site
http://download-my-ebook.blogspot.com/2009/03/gastroenteritis.html
Askep Gastroenteritis
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh....Visit Site
http://download-askep.blogspot.com/2009/07/askep-gastroenteritis.html
Gastroentritis ( GE )
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa....Visit Site
http://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/gastroentritis-ge.html
Jumat, 11 Desember 2009
Askep Atresia Ani
Atresia ani adalah malformasi congenital dimana rectum tidak mempunyai lubang keluar (Walley,1996). Ada juga yang menyebutkan bahwa atresia ani adalah tidak lengkapnya
Askep TB Paru
A. Pengertian
....Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.....Visit Site
http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/08/asuhan-keperawatan-askep-tb-paru.html
Download Askep TBC Paru
Definition
Pulmonary tuberculosis (TB) is a contagious bacterial infection that mainly involves the lungs, but may spread to other organs.....Visit Site
http://manisjavanica.blogspot.com/2010/01/download-askep-tbc-paru.html
Askep TBC
A. Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa...Visit Site
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-asuhan-keperawatan-tuberkulosis.html
ASKEP TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)
B. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau...Visit Site
http://download-askep.blogspot.com/2009/03/askep-tuberkulosis-paru-tb-paru.html
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Tuberkulosis Paru (TB Paru)
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik.......Visit Site
http://blogger-blogspot-com.blogspot.com/2009/08/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan_05.html
Nyeri
Pengertian
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila ada jaringan tubuh yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri.
Nyeri merupakan suatu fenomena yang kompleks.
Nyeri merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh manusia yang dapat mengindikasikan bahwa seseorang mengalami masalah.
Nyeri adalah suatu antithesis dari rasa senang atau suatu keadaan yang tidak menyenangkan (Aristoteles).
Nyeri adalah sesuatu yang abstrak yang ditimbulkan oleh adanya perasaan terluka pada diri seseorang misalnya, adanya stimulus yang merusak jaringan tubuh dan nyeri merupakan pola respon yang dilakukan seseorang untuk melindungi organisme dari kerusakan (Richard Sternback).
Nyeri bersifat subjektif. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat dari adanya rangsangan baik fisik maupun psikologis.
Fisiologi perjalanan nyeri :
Reseptor nyeri yang jumlahnya jutaan di tubuh, menerima sensasi yang kemudian dibawa ke spinal cord yaitu pada daerah kelabu dilanjutkan ke traktus spinothalamikus selanjutnya ke korteks serebral. Mekanismenya sebagai berikut ;
- Alur nyeri dari tangan yang terbakar mengeluarkan zat kimia bradykinin, prostaglandin kemudian merangsang ujung reseptor saraf yang kemudian membantu transmisi nyeri dari tangan yang terbakar ke otak.
- Impuls disampaikan ke otak melalui nervus ke kornu dorsalis pada spinal cord.
- Pesan diterima oleh thalamus sebagai pusat sensori pada otak.
- Impuls dikirim ke corteks dimana intensitas dan lokasi nyeri dirasakan.
- Penurunan nyeri dimulai sebagai signal dari otak, turun melalui spinal cord.
- Pada kornu dorsalis zat kimia seperti endorfin dikeluarkan untuk menurunkan nyeri.
Teori “Gate Control” nyeri
Teori ini menyatakan bahwa : saraf berdiameter kecil menghantarkan stimulus nyeri ke otak, sedangkan saraf berdiameter besar berusaha menghambat transmisi impuls nyeri dari spinal cord ke otak. Mekanisme ini terjadi pada sel-sel substancia gelatinosa pada kornu dorsalis di spinal cord.
Sumber nyeri
Nyeri berdasarkan asalnya ada 2 yaitu nyeri somatik dan nyeri viseral. Nyeri somatik berasal dari lapisan dinding tubug dan nyeri viseral berasal dari organ-organ internal yang berada dalam rongga thorak, abdomen dan kranium.
Nyeri dapat berasal dari fisik atau psikologik dan dapat terjadi secara “concomitants”. Nyeri memiliki suatu ambang / “treshold” dan ambang ini dicapai secara berbeda. Ambang dicapai oleh karena adanya hambatan transmisi impuls nyeri dari spinal cord ke otak. Mekanisme ini terjadi pada sel-sel substansia gelatinosa pada kornu dorsalis di spinal cord.
Klasifikasi nyeri dapat dibagi menurut :
a. dua rasa nyeri utama yaitu :
nyeri cepat: bila diberikan stimulus nyeri maka rasa nyeri cepat timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik.
Rasa nyeri cepat juga digambarkan dengan banyak nama pengganti seperti : rasa nyeri tajam, rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri akut, dan rasa nyeri elektrik
nyeri lambat: timbul setelah 1 detik atau lebih dan kemudian secara perlahan bertambah selama beberapa detik dan kadang kala bahkan beberapa menit.
Rasa nyeri lambat juga mempunyai banyak nama tambahan seperti rasa nyeri terbakar lambat, nyeri pegal, nyeri berdenyut, nyeri mual dan nyeri kronik.
b. Waktu nyeri
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi tiba-tiba, intensitasnya bervariasi dari sedang sampai dengan berat dan berakhir dalam periode singkat sampai dengan kurang dari 6 bulan.
Nyeri kronis adalah : nyeri yang intermitten atau persisiten dan berakhir lebih dari 6 bulan misalnya nyeri pada penyakit kanker.
Respon Terhadap Nyeri :
- Respon perilaku
Menghindar dari stimulus
Meringis atau menangis
Diam menahan
Melindungi area yang nyeri
- Respon Fisiologik
Respon simpatetik (Pada nyeri akut atau superficial) dan merupakan respon homeostatis
- Peningkatan tekanan darah
- Peningkatan denyut nadi dan pernafasan
- Dilatasi pupil
- Ketegangan otot dan kaku
- Dingin pada perifer
- Sering buang air kecil
- Kadar gula darah meningkat
Respon Parasimpatetik (pada nyeri berat) dan menunjukkan bahwa tidak mampu lagi melakukan homeostatis.
- Mual dan muntah
- Penurunan kesadaran
- Penurunan tekanan darah
- Penurunan nadi
- tekanan darah
- Penurunan nadi
- Pernafasan cepat dan tidak teratur
- Lemah
- Respon Afektif
- Diam tidak berdaya
- “withdrawl” (menolak)
- Depresi
- Marah
- Takut
- Tidak punya harapan
- Tidak punya kekuatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri :
- Budaya (etnis, keluarga, jenis kelamin, usia)
- Agama
- Strategi menyelesaikan masalah (“coping strategy”)
- Dukungan dari lingkungan
- Kecemasan atau stressor lain
- Pengalaman sakit yang lalu
Pengukuran skala nyeri
Persepsi nyeri mencakup proses sensasi ketika stimulus nyeri terjadi dan berhubungan dengan interpretasi nyeri oleh seseorang. Ambang nyeri adalah intensitas terendah dari stimulus nyeri yang dapat menyebabkan seseorang mengenal nyeri. Sebenarnya ambang nyeri itu jika tanpa adaptasi, sama pada setiap orang, akan tetapi proses adaptasi setiap orang tidaklah sama sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan ambang nyeri pada setiap orang karena adanya perubahan sesuai dengan adaptasi yang dialami setiap orang. Nyeri pada dasarnya adalah “personal experience” / pengalaman seseorang individu. Jadi dengan demikian persepsi nyeri itu sangat individual dan unik pada setiap orang. Durasi, Berat/Intensitas, Kualitas, Periode dari Nyeri. Nyeri itu suatu perasaan campuran dan terjadi pada berbagai tingkatan.
http://askep-askeb.cz.cc/
Askep Hypertensi
Download Askep Hipertensi
HYPERTENSION
Definition
Hypertension is an abnormal increase in systolic pressure over 140 mmHg or diastolic pressure 120 mmHg (Sharon, L. Rogen, 1996).
Hypertension is the increase in systolic blood pressure over 140 mmHg and diastolic blood pressure over 90 mmHg (Luckman Sorensen, 1996).
Hypertension is a condition in which an increase in systolic blood pressure 140 mm Hg or more and diastolic blood pressure 90 mmHg or more. (Barbara Hearrison 1997)
Aetiology
In general, hypertension has no specific cause. Hypertension occurs in response to increased cardiac output or increased peripheral pressure.
But there are several factors that influence the occurrence of hypertension :
- Genetic: nerologi response to stress or disorder eksresi or Na transport.
- Obesity: associated with high insulin levels resulting in increased blood pressure.
- Environmental Stress.
- The loss of tissue elasticity and arterisklerosis parents sertapelabaran blood vessels.
- Hypertension Essential (Primary)
The cause is unknown but many factors that influence such as genetics, environment, hyperactivity, sympathetic nervous system, angiotensin systemrennin, the effect of Na eksresi, obesity, smoking and stress. - SekunderDapat hypertension resulting from renal parenchymal disease / renal vakuler.
The use of oral contraceptive pills. Endocrine disorders, etc..
Download ASKEP Hypertensi click here
Kamis, 10 Desember 2009
Askep Vesikolithiasis
Batu perkemihan dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering ditemukan ada di dalam ginjal (Long, 1996:322).
Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes disertai dengan rasa
TRAKEOSTOMI
Pengertian
Trakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding depan/anterior trakhea untuk benafas
Traheostomi adalah tindakan membuat stoma agar udara dapat masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas (adams, 1997)
Menurut letah stoma trakheostomi dibedakan letak tinggi dan letak rendah. Dan batas letak ini adalah cincin trakhea ketiga.
Indikasi
Indikasi dari trakeostomi antara lain:
- Mengatasi obstruksi laring
- Mengurangi ruang rugi (dead air spase) di saluran nafas bagian atas seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengan adanya stoma maka seluruh oksigen yang hirupnya akan masuk ke dalam paru tidak ada yang tertinggal di ruang rugi itu. Hal ini berguna pada penderita dengan kerusakan paru yang kapasitas vitalnya berkurang.
- Mempermudah penghisapan sekret dari bronkus dari penderita yang tidak dapat mengeluarkan sekret secara fisiologik misalnya pada penderita dalam keadaan koma.
- Untuk memasang respirator (alat bantu pernafasan)
- Untuk mengambil benda asing dari subgiotik apabila tidak mempunyai fasilitas untuk bronkoskopi.
Fungsi
Fungsi dari trakheostomi antaralain:
- Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70 sampai 100 ml. Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10 sampai 50% tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap individu
- Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7)
- Proteksi terhadap aspirasi
- memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien dengan gangguan pernafasan
- memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan
- memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus
- mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh tekanan negative intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang normal
http://askep-askeb.cz.cc/
Sulit Makan Pada Anak Ditinjau Secara Psikologis
Sepanjang masa kanak-kanak terutama saat usia balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang amat peat. Pertumbuhan terjadi berkenaan dengan adanya perubahan kuantitatif pada suatu aspek seperti bertambah tinggi dan berat badan anak, sedangkan perkembangan menunjukan pada adanya perubahan kualitatif, seperti perubahan cara berpikir, perubahan kepribadian anak, misalnya anak yang pemalu menjadi luwes bergaul dsb.
Pertumbuhan tubuh, otak, kemampuan penginderaan dan keterampilan motorik adalah bagian dari perkembangan fisik. Perkembangan fisik tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan maupun perkembangan kepribadian anak. Sementara itu pertumbuhan dan perkembangan individu selain dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal juga dipengaruhi oleh faktor kematengan dan proses belajar atau latihan. Faktor internal mencakup segala sesuatu yang ada dalam diri anak itu sendiri, baik merupakan faktor bawaan maupun yang diturunkan oleh orangtuanya. Sedangakan faktor eksternal mencakup perlakuan, pengasuhan ataupun pengalaman seseorang selama hidupnya.
Kesiapan seseorang untuk melakukan kegiatan atau aktivitas fisik tidak hanya dipengaruhi oleh kematangan sel-sel otak, tetapi juga kematangan otot dan sistem tulang. Bila kematangan belum tercapai, latihan tidak ada gunanya. Sebaiknya bila kesiapan telah tercapai, latihan atau proses belajar akan mempercepat peningkatan keterampilan fisik seseorang. Misalnya anak usia 18 bulan sudah dapat memegang sendok untuk makan sendiri walaupun masih belum sempurna.
Sepanjang masa usia bayi.perkembangan anak amat erat kaitannya dengan perkembangan fisiknya. Dengan demikian perwatan kesehatan anak danpemberian nutrisi yang baik amat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Perkembangan kecerdasan dan informasi selama masa bayi terutama terjadi melalui panca inderanya, karena itu faktor pemberian perangsangan yang tepat amat menentukan agar aspek-aspek fisik motorik, sosial-emosi, kepribadian dan kecerdasan dapat berkembang. Perangsangan untuk mengembangkan kemampuan bayi terjadi selama orangtua atau pengasuhnya berinteraksi dengan bayi dalam kegiatan merawat, memandikan, menidurkan, dalam aktivitas bermain, ataupun saat memberi makan.
POLA MAKAN
Pola makan dan kebiasaan makan antara satu keluarga dengan keluarga lain atau antaraseseorang dengan orang lain tidak selalu sama. Perbedaan ini antara lain disebabkan karena adanya perbedaan tempat tinggal, ketersediaannya makanan, keadaan kesehatan anak, selera makan, kemampuan daya beli, kebiasaan hidup danmakan keluarga.
Perbedaan pola makan yang terjadi sebenarnya lebih banyak ditentukan oleh orangtua yang meneruskan nilai-nilai keluarga dan masyarakat dimana mereka tinggal. Dalam hal ini memang tokoh ibu yang lebih sering memegang peranan. Ibu akan menyajikan makanan yang diyakininya baik bagi anaknya berdasarkan pengalman sejak ia masih kecil dan pengetahuan yang didapatnya mengenai pemberian makanan yang baik bagi anak. Perubahan pola makan pada keluarga jarang terjadi jika tidak terjadi perubahan pandangan sikap dan kepercayaan terhadap makanan tertentu. Perubahan sikap ini baru akan terjadi bila pengetahuan seseorang akan nilai suatu makanan cukup baik dan ia berkehendak untuk mengubah pola makannya. Akan tetapi perubahan sikap itu sendiri sering mengalami hambatan karena orang malas untuk berubah, atau tidak melihat adanya manfaat dari perubahan yang dilakukan ataupun telalu berpegang pada tradisi.
Sesungguhnya banyak orangtua terutama ibu-ibu yang telah mengetahui tentang nilai gizi dari suatu makanan, akan tetapi karena keengganan untuk berubah. Bahkan dapat terjadi sebaliknya, makanan dan pola makan yang diberikan sudah memadai, namun pengetahuan ibu ini menjadi tidak berarti karena anak mengalami kesulitan makan.
MASALAH SULIT MAKAN
Pentingnya energy yang tepat dan pemasukan nutrisi di dalam situasi “mencintai dan mendukung” selama masa bayi tidak dapat dibantah. Sejak lahir sampai usia 1 tahun, berat bayi 3 kali lebih berat dari saat lahir dan panjangnya bertambah 50%.
Sampai usia 6 bulan ASI atau susu formula tetap menjadi sumber utama nutrisi. Perubahan terbesar di dalam kebiasaan makan adalah memberi makanan padat. Dalam pemberian makan, bayi tidak langsung diperkenalkan makanan padat, namun secara bertahap dimulai dari makanan semi-padat hingga makanan padat.
Sejak anak memasuki usia prasekolah, orangtua sering mengeluh bahwa anaknya sulit makan atau sedikit sekali mengkonsumsikan makanan atau hanya makan makanan tertentu saja . Nafsu makan seorang anak memang berfluktuasi selama masa pertumbuhannya, demikian juga kebutuhan kalorinya. Pada usia ini tampak bahwa pertumbuhan fisiknya mulai lambat dibandingkan pada usia sebelumnya. oleh karena itu dapat dimengerti bahwa kebutuhan nutrisi dan nafsu makan menjadi berkurang. Selain itu dalam perkembangan kepribadiannya anak mulai ingin menunjukan dirinya dan indepensinya, sehingga ia mempunyai keinginan untuk menentukan sendiri apa yang hendak dimakan. Seringkali sulit makan ini hanya sebagai bentuk ungkapan ekspresi diri, anak ingin menunjukan kemandiriannya atau juga kemarahan pada orangtuanya.
Menurut teori psikoanalisis, pengalaman makan pada anak terkait erat dengan pemuasan di daerah oral (mulut). Tercapainya pemuasan di daerah oral ini ikut berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak kelak. dengan demikian gangguan dalam hal makan dapat mengganggu pemuasan oral dan diperkirakan kelak akan dapat mengganggu perkembangan kepribadian anak.
Sejauh bahwa anak masih memperlihatkan kesehatan yang memadai serta kelincahan bergerak, orangtua tidak mempermasalahkan asupan yang masuk pada anak. Masih dianggap wajar bila anak kadang rewel dan makan sedikit, mungkin anak sedang tidak sehat, bosan atau merasa tidak suka dengan makanan yang disajikan. Masalah sulit makan akanbenar-benar menjadi masalah bila anak makan sedikit sekali, rewel atau suka “ngemut” dalam waktu yang relatif lama ataupun usianya sudah memungkinkan makan makanan padat namun anak menolak. Sulit makan pada anak yang seperti ini sering terjadi sebagai protes atau reaksi emosional terhadap orangtua. Anak bereaksi karena jenuh sebab orangtua sering mengancam atau menghukum anak saat menyuruh atau memberi makan. Selain itu juga pengalaman yang tidak menyenangkan saat anak mulai dikenalkan makanan padat dapat pula menyebabkan anak merasa makan sebagai suatu hukuman, akibatnya anak menjadi menolak untuk makan atau sulit makan.
Orangtua yang sering memaksa makan tanpa memperhatikan kebutuhan anak akan makanan, membuat anak tidak pernah dapat membedakan antara rasa lapar dan keharusannya untuk makan, serta menganggap makanan sebagai hukuman bagi anak. Orangtua atau pengasuh yang sering memaksa anak makan, menyebabkan anak tidak menghargai makanan dan dapat mempermainkan makanan tersebut, sehingga anak tidak pernah belajar makan dengan benar. Demikian pula bila makan diberikan bukan dalam situasi makan tetapi bersama aktivitas lain, misalnya sambil bermain berjalan-jalan atau menonton TV.
Selain itu juga, pemberian makanan yang kurang berfariasi dapat pula menyebabkan anak sulit menyesuaikan dengan makanan baru. anak usia kanak-kanak awal yang masih dibiasakan makan makanan halus karena orangtua demikian takut tidak ada makanan yang masuk padanya dapat menyebabkan anak sulit menerima makanan padat atau keras.
BEBERAPA KESULITAN MAKAN PADA ANAK
Ada beberapa kesulitan makan pada anak, antara lain :
1. Menolak Makan
Kebiasaan menolak makan sudah mulai tampak sejak masa bayi. Biasanya anak yang demikian pola makannya kacau dan kenaikan berat badannya tidak teratur, bahkan ada yang tidak bertambah berat badannya untuk beberapa bulan.
Kesulitan makan dalam hal ini biasanya terjadi karena orangtua terlalu menekankan secara kaku agar anak makan dalam jumlah makanan yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan kebutuhan makan dan selera anak. Orangtua biasanya memaksakan dengan berbagai cara agar anaknya mau makan. Penolakan anak terhadap makanan akan menyulutkan kemarahan orangtua, dan tidak jarang orang tua menggunakan ancaman, bahkan kekerasan dan pukulan pada anak. Sebaliknya, bila hal ini berlangsung terus menerus, maka anak justu belajar bahwa dengan menolak makan mereka mendapat perhatian dari orangtuanya atau anak belajar bahwa duduk makan bersama orangtua bukanlah merupakan sesuatu yang menyenangkan.
2. Mengemut Makanan
Ada anak yang suka mengemut makanan, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk makan menjadi berjam-jam. Biasanya anak yang demikian adalah anak yang mempunyai sejarah sering menolak makanan dan umumnya anak-anak yang demikian juga lambat dalam melakukan kegiatan-kegiatan lain, seperti mandi, dan berganti baju.Mengemut makan ini juga merupakan suatu cara untuk menarik perhatian orangtua atau cara menolak melakukan sesuatu kegiatan yang biasanya dilakukan setelah kegiatan makan selesai, misalnya tidur.
3. Memuntahkan Makanan
Muntah biasa terjadi pada bayi. Hal ini disebabkan karena adanya udara yang mendesak keluar yang masuk saat anak menyusu, atau karena kebanyakan makan, alergi ataupun menderita infeksi. Dapat pula anak muntah karena adanya perubahan lingkungan atau stress yang diderita akaibat makan.
PENANGANAN
Menghadapi masalah sulit makan pada anak hendaknya orangtua tidak bersikap panik. Perhatikan apakah yang menjadi penyebab utama keluhan tersebut. Berikut ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan orangtua dalam menghadapi kesulitan makan pada anak :
Pertama, “jangan khawatir”, dengan mengetahui perkembangan dan kebutuhan nutrisi pada masa usia kanak-kanak awal ini adalah wajar bila nafsu makan anda berkurang.
Perhatikan anak, bila mereka bersemangat, tonus otot baik, mata bercahaya, rambut bersinar, maka sesungguhnya nutrisi anak termasuk cukup. Perlu diperhatikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah sulit makan, misalnya adanya penyakit yang diderita anak, anak yang tidak sehat biasanya menolak makan. Bisa pula karena kelelahan yang dialami anak, misalnya karena pemberian latihan yang berlebihan, atau karena lelah bermain.
Hitunglah semua makanan yang dimakan anak selama satu hari penuh, hitunglah beberapa kalori yang masuk. seringkali orangtua menjadi terkejut bahwa sesungguhnya makanan yang dimakan anak sudah memenuhi persyaratan kebutuhan kalori anak, hanya karena belum makan atau sedikit sekali memakan “makanan utama” maka orangtua menganggap anak makan sedikit.
Jangan memaksa anak untuk makan lebih banyak dari yang mereka inginkan.
Jika mungkin tawarkan pada anak untuk memilih makanan yang disenangi, yang tentu saja dimungkinkan.
Bila diperhatikan makanan yang dimakan anak sepanjang hari, maka mungkin anak terlalu banyak diberikan makanan cemilan (snacks). Walaupun makanan tersebut termasuk makanan yang menyehatkan, akan tetapi karena diberikan terlalu sering sehingga anak tidak merasakan adanya perasaan lapar. tentu saja hal ini menyebabkan kebiasaan makan anak menjadi tidak baik.
Beberapa anak mungkin menjadi cepat bosan dengan pemberian makanan yang sama setiapkali. Berikan makanan yang bervariasi, terutama pada jenis, bentuk dan tekstur makanan.
Selain itu amat penting memperbaiki hubungan antara orangtua dan anak, juga mengubah suasana saat pemberian makan.
Pada anak yang menolak makan, maka mulailah memberikan makanan yang paling disukai anak dengan suasana yang menyenangkan. Kemudian secara bertahap memberikan variasi makanan.
Selain itu beberapa hal yang juga perlu dihindari adalah pemberian makan yang berlarut-larut. Hentikan pemberian makan bila anak sudah mempermainkan makanan yang ada dipiringnya atau anak menjadi rewel. Pada saat menyingkirkan makanan itu, lakukanlah tanpa marah-marah dan hindari perkataan yang menunjukan emosi tidak senang orangtua atau pengasuh. Hendaknya orangtua jangan terlalu menekankan anak dengan keras untuk makan, sehingga suasana makan atau pun pemberian makan diartikan oleh anak sebagai bentuk untuk mendapatkan perhatian dari orangtua.
Jangan memberikan makanan cemilan sampai waktu makan yang berikutnya sebagai pengganti karena anak tidak menghabiskan makanannya tadi, atau memberikan makanan tambahan sebab dapat menghilangkan selera makan anak.
BEBERAPA PETUNJUK UNTUK MENAMBAH SELERA MAKAN ANAK
Sajikan makanan-makanan sederhana, makanan yang mudah dikenali. Anak usia Kanak-kanak awal ini biasanya ingin mengetahui apa yang dimakannya dan menolak makan yang dicampur, sehingga mereka tidak mengenal bentuknya.
Jika mungkin sajikan makanan yang dapat dipegang, misalnya kentang goreng.
Setiap kali hanya mengenalkan satu jenis makanan baru.
Sajikan dalam porsi kecil, terutama makanan yang baru dikenal atau yang tidak disenanginya.
Perhatikan penampilan dan bentuk, tekstur, warna dan rasa dari makanan. Kreatiflah dalam menyajikan makanan, misalnya membuat dadar telur yang dihias sehingga menampilkan wajah yang lucu atau menyenangkan.
Buatlah suasana makan itu menyenangkan dengan pembicaraan yang menarik bagi anak. Kurangi pembicaraan mengenai makan itu sendiri. Suasana yang “mencintai dan mendukung” amat diperlukan. Terimalah bila anak tidak menghendaki suatu jenis makanan tertentu, tetapi jelaskan nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut tanpa terkesan ‘memaksa’.
Bagi anak yang sudah cukup mengerti, ikut sertakan anak untuk menentukan menu makanan yang hendak dimakan. Jika anak merasa menjadi bagian dari aktivitas, maka biasanya mereka menjadi lebih tertarik. Gunakan lembar berisi informasi tentang makanan beserta gambar, misalnya daging, telur, ayam, ikan dan sayur-sayuran. Bantu anak merencanakannya dengan gambar piring yang akan diisi dengan makanan apa yang hendak dimakan hari ini. Namun perlu diingat tidak terlalu banyak macamnya, dan bersikap tegas untuk tidak mengganti saat anak tidak mau memakannya, cukup disingkirkan dan tidak dengan marah-marah.
Berilah contoh makan yang baik bagi anak. Orangtua yang tidak bersemangat untuk makan atau rewel makan akan menjadi contoh yang buruk bagi anak, sebab anak biasa meniru tokoh yang berarti baginya. Demikian pula pada orangtua yang menolak untuk suatu jenis makanan tertentu, misalnya sayuran.
Hindari pemberian permen yang keras, kacang-kacangan dan makanan lain yang akan mengurangi selera makan.
Jangan memaksa anak untuk makan dengan cara yang sempurna seperti orang dewasa, misalnya makan dengan rapih tanpa berserakan.
KEPUSTAKAAN
Garber, S.W, garber, M.D & Spizman, R.F : GOOD BEHAVIOR MADE EASY 1992, Great Pond Publishing Ltd. USA
Miller, K; AGES AND STAGES 2001, Telsher Publishing Co, Inc, Florida
Nurdadi,S: SULIT MAKAN PADA ANAK BALITA DAN PENANGANANNYA
1996, YKAI, hari Anak Nasional. Semarang.
Nurdadi, S: MASALAH MAKAN PADA ANAK BALITA DAN PENANGANANNYA 2000. Temu Muka & Konsultasi di Klinik Anakku Kelapa Gading.
Santrock. J.W : LIFE SPAN DEVELOPMENT, 7TH Ed. 1999. McGraw-Hill, Boston.
Santrock. J.W : CHILDREN, 2nd Ed. 1990. Wm. C. Brown Publisher. Texas.
Askep Diabetes Mellitus
Download Askep Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus
Definition
Diabetes mellitus is a heterogeneous group of disorders characterized by increased levels of glucose in the blood or hyperglycemia. (Brunner and Suddarth, 2002).
Diabetes Mellitus is a collection of symptoms that occur in a person caused by an increase in blood sugar (glucose) insulin deficiency of blood due to either absolute or relative (Arjatmo, 2002).
Classification
Classification of diabetes mellitus as follows:
1. Type I: insulin dependent diabetes mellitus (IDDM)
2. Type II: Diabetes mellitus is independent of insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus associated with other conditions or syndromes
4. Gestational diabetes mellitus (GDM)
Etiologi
- Diabetes Type I :
- Genetic factors
Do not inherit diabetes type I diabetes itself, but inherits a genetic predisposition or a tendency toward the occurrence of DM type I. This genetic predisposition is found in individuals with an HLA antigen types. - Immunological factors
The existence of an autoimmune response which is an abnormal response in which antibodies directed against normal tissue by the body reacts to these networks is considered as if in a foreign network. Otoantibodi namely the cells of Langerhans islands and endogenous insulin. - Environmental Factors
Viruses or certain toxins can trigger an autoimmune process that causes destruction selbeta.
- Genetic factors
- Diabetes Type II
Precise mechanisms that cause insulin resistance and insulin secretion disorders in type II diabetes is still unknown. Genetic factors play a role in the process of insulin resistance.
Risk factors :- Age (insulin resistance tended to increase at age above 65 years)
- Obesity
- Family history
Download Askep Diabetes Mellitus click here
Rabu, 09 Desember 2009
Askep Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh.
B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah Treponema pallidum yang termasuk ordo spirochaetales, familia spirochaetaceae, dan genus
Pengobatan Depresi Bisa Membantu Menyehatkan Jantung
- Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa hanya sedikit dalam ketertarikan atau kesenangan dalam melakukan sesuatu?
- Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa down, depresi, atau putus asa?
TRANFUSI
Perlengkapan
• Blood filter set
• Cairan NaCL 0,9 % (NS)
• Sarung tangan
• Infus set
• “tape”
• filter leocosit-depliting k/p
• presure bag k/p
• blood warnes k/p
•
TAHAP RASIONALISASI
1. Pengkajian
2. Kaji integritas kulit dan keadaan vena
3. Tujukkan pada pihak yang bersangkutan/RS tentang pengelolaan darah
4. Cek ukuran yamg digunakan pasien , biasanya nedle No 18 dan 19 angiokateter
Kaji riwayat tranfusi klien
5. Kaji indikasi pemberian tranfusi (contoh Ht menurun)
6. Monitor tanda-tanda vital klien, catat sebelum pemberian tranfusi
7. Kaji/lihat jenis tranfusi yang dianjurkan oleh dokter
Peradangan atau tanda-tanda infeksi merupakan kontraindikasi pada pemberian tranfusi farah
RS pihak yang bersangkutan mengelola prosedur dan kemanan pelaksanaan pemberian darah
Kateter yang lebih besar dapat dilewati oleh molekul darah dan komponen yang lebih besar melalui vena dan mencegah hemolisis
Untuk mengobservasi reaksi tranfusi apabila terjadi reaksi pd pasien dapat diantiapasi dengan pemberian antihistamin/anti peretik
untuk mencegah resiko lebih lanjut
Dengan mengetahui alasan/indikasi pemberian tranfsi makan dapat dilakukan evalusai secara sepesifik
Monitor tanda vital merupakan tanda terjadinya reaksi tranfusi
Pemberian tranfusi dilakukan sesuasi mandat dokter. Cek kembali untuk mencegah komplikasi
Diagnosa keperawatan
1. Penurunan kardiak output
2. Difisit volume cairan
3. Volume cairan yang berlebihan
Planning
1. Keadaan cairan pasien seimbang
• Aktifitas pasien toleran
• Kardiak output meningkat
• Klien tidak mengalami tranfusi
• Tetesan harus dipertahankan sesuai program
2. Keriteria hasil
• Klien terbebas dari tanda dan gejala reaksi alergi tranfusi
• Hb & Ht dalam keadaan normal
• Tanda dan gejala peradangan/pleblitis tidak ada
•
3. Berikan formulir dan tanda persetujuan klien
4. Pesan darah ke bang darah yang akan dianat beberapa waktu kemudian dalam waktu tidak lebih dari 30 menit
5. Jelaskan tentang prosedur dan tujuan pemberian pada pasien
6. Anjurkan kepada pasien untuk memberi tahu perawat bila mengalami nafas pendek, menggigil, sakit kepala, nyeri dan tanda-tanda bintik kemerahan pada kulit
7. Bersama perawat yang lain kaji :
• Nama dan indentitas klien dan cocokkan pada pak darah, bank darah
• Golongan darah dan Rh
• Lakukan Cross darah
• Jenis resus dan golongan darah pendonor
• Nomor unit RS
• Tanggal dan waktu pemberian darah
• Jenis tranfusi cek kembali instruksi dokter
• Jika terjadi pembekuan darah kembalikan ke bank darah
8. Catat hasil pengontrolan
IMPLEMENTASI RASIONALISASI
1. Periksa tanda-tanda vital 30 menit sebelum pemberian tranfusi, lakukan peningkatan suhu ke dokter
Sebelum melakukan trenfusi kepada klien, amati temperatur, nadi, tekanan darah, pernafasan , cek reaksi dengan mencatat perubahan tanda vital
2. Buang urine klien dan kosongkan urine bag Jika terjadi reksi tranfusi ambil contoh urine yang dibutuhkan dari urine setelah dilakkan trenfusi darah
3. Cuci tangan dan gunakan hand schon yang disposibel Mengurangi tertularnya virus HIV, Hepatitis, Bakteri darah
4. Pemberian tranfusi darah
• Untuk pemberian pada slang (bercabang) ketiga klem plane dipasang pada posisi off
• Untuk pemberian pada satu slang klem dipasang pada posisi off
Mempersiapkan pemberian darah dalam slang pemindahan klem pada posisi off untuk mencegah tumpahnya darah dan mencegah kerusaan darah tersebut
5. Untuk slang yang bercabang
• masukkan kedalam kantong 0,9 % normal salin
• Untmakan slang dengan pemberian 0,9 % normal salin Menggnakan slang yang memungkinkan perawat dengan cepat memasukkan 0,9 % normal salin kedalam darah. Cairan Dextrose tidak pernah digunakan karena dapat menyebabkan pembekuan darah. Dalam pemberian Normal salin perawat menggunakan vena yang tetap atau paten. Pada pelaksanaan slang bercabang seharusnya dapat diantisipasi pada berbagai tranfusi dengan mengikuti petunjuk dan menlihat banyaknya unit yang dapat diberikan sebelum slang dirubah
Buka klem pada slang bercaang dengan menghubungkan kantong normal salin dan lepaskan klem yang tidak digunakan didalam slang sampai kantong berisi normal salin Berikan cairan mengalir dari kantong normal salin ke kantong yang kosong
Tutup klem pada slang yang tidak digunkan Mencegah aliran infus yang cepat
Putar sisi dari tetmapat drip, biarkan sarngan sebagai bagian penutup Mencegah masuknya gelembung udara
Bua bagian yang rendah dari role klem dan isi slang dengan normal salin Mengeluarkan semua udara dari slang
Tutup bagian yang lebihrendah dari role klem
6. Untuk pelaksanaan satu slang
Memngisi slang dengan darah Mempersiapkan pelaksanaan penyaringan dan slang berisi darah
Putar klep infus sampai saringan terisi dengan darah Melakukan dengan cepat dengan menghubungkan mulai dari persiapan slang infus ke slang kateter intra vena
Bila menggunakan satu slang pemberian darah slang lain yang berisi cairan NaCL 0,9 % dihubungkan dengan slang darah tersebut dan gunakan plester sebagai pengaman sambungan
Sambungkan slang tranfusi ke slang kateter untuk menjaga keseterilan dan buka bagian yang terrendah dari klem Tranfusi darah tidak dapat menggunakan infus set biasa, untuk mengurangi kerusakan darah
dengan melalui dua cara
dengan jarum
Slang untuk IV yang dapat menyebabkan trauma pada sel, masukkan darah melalui vena
7. Perhatikan klem selama 15 - 30 menit pertama setelah dipasang transusi pastikan jumlah tetesan 2 - 5 ml/menit Banyak reaksi yang bisa terjadi dalam 15-30 menit pertama pada klien dengan trenfusi, pemasukan sedikit pada permulaan menurunkan volume darah klien, akan memperkecil bahaya reaksi
8. Monitor tanda vital setiap 5 menit pada 15 menit pertama, selanjutnya setiap 15 menit setiap jam berikutnya dalam satu jam sampai semuah darah dimasukkan dan satu jam setelah trenfusi darah Kewaspadaan terhadap perubahan tanda-tanda vital yang ditandai reaksi sedini mungkin
9. Pasang infus sesusi instruksi dokter. Darah pack sel biasanya menyebar keseluruh tubuh setelah 1,5 -2 jam dan mengalir secara keseluruhan keseluruh tubuh setelah 2-3 jam Kondisi klien akan teratur bila tetesan darah 10 tetes/menit
10. Lakukan spul slang infus dengan NaCL Sisa pemasukan darah lewat IV dan adanya NaCL dapat mencegah hemolisis
11. Pastikan semua tindakan berlangsung dengan baik. Lepas sarung tangan dan cuci tangan Untuk mengurang transmisi mikroorganisme
EVALUASI
1. Observasi reaksi : kedinginan, kemerahan, gatal, dispnoe, kram dan bengkak Tanda-tanda dini reaksi infus
2. Observasi klien dan kaji hasil laboratorium untuk dapat mencatat hasil pemberian komponen darah Untuk mengkaji ada tidaknya perubahan fisiologis
3. Monitor tempat pemasangan infus dan kaji keadaan fisiologis setiap pengukuran tanda vital Mendeteksi adanya infeltrasi atau plebitis
4. Hasil yang tidak diharapkan bisa terjadi seperti.
• klien menunjukkan tanda kedinginan, panas, urtuikaria, dispnue, sakitkepala, nyeri dada Terjadi bila darah donor tidak sesuai dengan resipien
• Gejala anafilaktik shock: hipertensi takikardi, kemerahan, kesdran menurun kardiak ares Walaupun jarang terjadi tapi biasanya karena kesalahan pada bank darah atau salah pemberian/tertukar
• Tanda overload cairan : Dispnoe, takikardi, takipnoe, cracless Banyaknya seldarah merah menarik cairan ke dalam vaskuler karena penambahan tekanan osmotik
• Infiltarsi dan flebitis terjadi pada vena Terjadi pada lokasi infus
Pencatatan dan Pelaporan
Mencatat tipe dan jumlah pemberian darah serta respon klien terhadap trenfusi darah biasanya pencatatan tranfusi dibuat terpisah
Folow up
1. Reaksi tranfusi
• Stop darah segera dan ikuti anjuran
• Pelihara keadaan infus dengan NaCL
• Kembalikan darah ke bank darah
2. Anaphilatic Shock
• Ketidak lancaran tranfusi
• panggil petugas imergensi
• bila perlu CPR
• pelihara keadaan IV
3. Overload cairan
• Lambatkan atau stop cairan
• Turunkan kepala klien
• Berikan deuritik, morfin, O2 sesuai anjuran
4. Infiltrasi atau infeksi pada lokasi infus
• Pasang infus kembali pada tempat lain
• Mengadakan penilain untuk menurunkan infiltrasi atau inflamasi
5. Secara perlahan atau menggoyang bagian bagian infus dapat mencegah timbulnya kepadatan cairan. Pemberian NaCL secara bersamaan dengan infus darah dapat mencairkan darah yang terlalu kental
TERAPI CAIRAN SEDERHANA DAN TRANSFUSI PERIOPERATIF
TRANSFUSI PERIOPERATIF
I. Cairan Preoperatif
Cairan yang diberikan pada pasien – pasien yang akan mengalami tindakan operasi, dan juga merupakan cairan pengganti puasa.
Contoh : Pasien dengan BB 60 kg, dan pasien tersebut puasa selama 8 jam, cara menghitung cairan pengganti puasa adalah sebagai berikut:
Rumus : =
: 50 cc x 60 kg BB = 3000 cc/24 jam
Kebutuhan / Jam adalah : 125 x 8 jam puasa = 1000 cc/8 jam.
II. Cairan Durante Operasi
1. Mengganti cairan maintenance operasi
Pedoman :
Operasi ringan : Ringan 4 cc/kgBB/Jam
Sedang 6 cc/kgBB/Jam
Berat 8 cc/kgBB/Jam
Cairannya adalah ringer lactat.
2. Mengganti cairan akibat pedarahan.
Pedoman :
1. Perdarahan yang tertampung.
• Botol penampung dari suction
• Kasa atau sejenisnya
• Ceceram dilapangan operasi
2. EBV penderita dan prosentase perdarahan
Cairan pengganti :
Kristaloid
Koloid
Darah
3. Contoh menghitung cairan maintenance dan pedarahan
Seorang Px ♂ dating dengan diagnosa Fraktur Femur Dextra dan akan dilakukan operasi pleting femur dextra.
BB. 70 kg, TD. 90/70 mmHg, Nadi. 100x/m.
Contoh menghitung cairan durante maintenance operasi.
Rumus :
: 70 x 6 = 420 cc / jam.
Jika operasi selama 3 jam berarti kebutuhan cairan maintenance adalah 420 cc x 3 jam = 1260 cc selama 3 jam operasi.
4. Contoh menghitung cairan pengganti perdarahan.
Rumus EBV : kgBB x EBV =
: 70 x 70 = 4900 ml.EBV
Perdarahan : 10% = 490 cc
20% = 980 cc
30% = 1470 cc
40% = 1960 cc
Jika perdarahan 10% berarti kita berikan cairan fristaloid yaitu 2 – 4 x pemberian.
Jika perdarahan > 20% kita berikan cairan koloid dan darah 1 x pemberian.
Apabila operasi selama 3 jam, perdarahan 40 % cara menghitung maintenance dan perdarahan adalah sebagai berikut.
- Operasi sedang
70 x 6 = 420 cc/Jam x 3 jam = 1260 cc cairan RL/PZ
- Perdarahan 40% berikan koloid / dara 1 x pemberian jadi perdarah 1960cc. Berarti berikan koloid 1960cc atau darah 1960cc.
Jadi cairan maintenance di tambah perdarahan selama berapa jam operasi yaitu
1260cc RL/PZ + 1960cc Coloid/darah.
III. Cairan Post Op.
1. Kebutuhan elektrolit anak dan dewasa
Natrium 2 – 4 Meg/kgBB
Kalium 1 – 2 Meg/kgBB
2. Kebutuhan kalori basal
Dewasa berdasarkan berat badan
Rumus : BB (kg) x 20 – 30 :
Anak bedasarkan umur
Contoh : BB 60 kg.
Kebutuhan Natrium 2 – 4 Meg x 60 = 120 – 240 Meg.
Kalium 1 – 2 Meg x 60 = 60 – 120 Meg.
Kalori 20 – 30 Meg x 60 = 1200 – 1800 Kalori.
Cairan RL Natrium 130 Meg/L, dengan BB 60 Kg berarti kebutuhan cairan Post Op. 24 Jam adalah : RL : 1500 cc
24 Jam
: DS% : 1500 cc
KESIMPULAN
1. Terapi cairan, pre Op. Durante, Post Op. adalah terapi cairan yang utama dalam pembedahan
PERAWATAN PRE OPERATIF
PENGKAJIAN
PERAWATAN PRE OPERATIF
Point penting dalam riwayat keperawatan preoperative :
Umur
Alergi terhadap obat, makanan
Pengalaman pembedahan
Pengalaman anestesi
Tembakau, alcohol, obat-obatan
Lingkungan
Kemampuan self care
Support system
PEMERIKSAAN FISIK PERAWATAN PRE OPERATIF
Pengkajian dasar PERAWATAN PRE OPERATIF dilakukan untuk :
Menentukan data dasar
Masalah pengobatan yang tersembunyi
Potensial komplikasi berhubungan dengan anestesi
Potensial komplikasi post op.
Fokus : Riwayat dan sitem tubuh yang mempengaruhi prosedur pembedahan.
System kardiovaskuler PERAWATAN PRE OPERATIF
Untuk menentukan kekuatan jantung dan kemampuan untuk mentoleransi pembedahan dan anestesi.
Perubahan jantung 39 % kematian perioperatif.
Sistem pernapasan PERAWATAN PRE OPERATIF
Lansia, smoker, PPOM resiko atelektasis, kolap jaringan paru.
Mencegah pertukaran oksigen/CO2
Intoleransi karena perubahan dalam dada dan paru.
Regiditas cavum thoraks dan menurunnya ekspansi paru efisiensi ekskresi paru terhadap anestesi menurun.
Renal system
Abnormal renal fungsi menurunkan rata ekskresi obat dan anestesi
Skopolamin, morphin konfusi disorientasi
Neuorologi system :
Kemampuan ambulasi ??
Muskulussceletal
Defomitas mempengaruhi posisi intra dan post-operasi
Artritis menerima posisi nyeri post-operasi oleh karena immobilisasi
Status Nutrisi
Malnutrisi, obesitas resiko tinggi pembedahan
Vit. C, vit.B diperlukan untuk penyembuhan luka dan pembentukan fibrin.
Obesitas wondhiling menurun oleh karena jaringan lemak tinggi
Psikososial asesment
Tujuan : menentukan kemampuan coping
Informasi
Support
Laboratorium PERAWATAN PRE OPERATIF
Analisis:
1. Pengetahuan kurang sehubungan dengan pengalaman pre-op
2. Kecemasan sehubungan dengan pengalaman pre-op.
Planning :
Pengetahuan kurang ( knowledge defisite )
Tujuan : Klien mengatakan dan mematuhi prosedur pre-op
Mendemostrasikan teknik untuk mencegah komplikasi post-op
Intervensi PERAWATAN PRE OPERATIF
Fokus : Edukasi pre-operasi
Informasi : Informed consent, pembatasan diit, pre-operatip preparation, post-op exersice.
Informed Consent :
- Alasan pembedahan
- Pilhan dan resikonya
- Resiko pembedahan
- Resiko anestesi
Pembatasan diit NPO (nothing per oral ) 6 – 8 jam sebelum pembedahan GI (gastro intestinal ) preparasi :
- Mencegah perlukaan colon
- Melihat jelas area
- Mengurangi bacteri intestinal
Skin preparasi
Tube, drain, I V line
Post – op exercise :
- Diaphragmatic breating
- Incestive spirometri
- Cougling and spinting the surgical wound
- Turning and leg exercise
Kecemasan :
Tujuan : kecemasan klien menurun , menunjukkan relaksasi saat istirahat
Intervensi :
- Preoperatip teaching
- Comunikatip
- Rest.
INTERVENSI KLIEN INTRA OPERATIF
A. ANGGOTA TIM PEMBEDAHAN PERAWATAN PRE OPERATIF
Tim pembedahan terdiri dari :
Ahli bedah
Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang sudah melakukan operasi.
Asisten pembedahan (1orang atau lebih) asisten bius dokter, risiden, atau perawat, di bawah petunjuk ahli bedah. Asisten memegang retractor dan suction untuk melihat letak operasi.
Anaesthesologist atau perawat anaesthesi.
Perawat anesthei memberikan obat-obat anesthesia dan obat-obat lain untuk mempertahankan status fisik klien selama pembedahan.
Circulating Nurse
Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedahan.
Tugas :
Set up ruangan operasi
Menjaga kebutuhan alat
Check up keamanan dan fungsi semua peralatan sebelum pembedahan
Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping.
Memenuhi kebutuhan klien, memberi dukungan mental, orientasi klien.
Selama pembedahan :
- Mengkoordinasikan aktivitas
- Mengimplementasikan NCP
- Membenatu anesthetic
- Mendokumentasikan secara lengkap drain, kateter, dll.
Surgical technologist atau Nurse scrub; bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril dan instrumen, kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi fisiologi dan prosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang dibutuhkan.
B. PENYIAPAN KAMAR DAN TEAM PEMBEDAHAN. PERAWATAN PRE OPERATIF
Keamanan klien diatur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi. Dua factor penting yang berhubungan dengan keamanan kamar pembedahan : lay out kamar operasi dan pencegahan infeksi.
1). Lay Out pembedahan.
Ruang harus terletak diluar gedung RS dan bersebelahan dengan RR dan pelayanan pendukung (bank darah, bagian pathologi dan radiology, dan bagian logistik).
Alur lalu lintas yang menyebabkan kontaminasi dan ada pemisahan antara hal yang bersih dan terkontaminasi design (protektif, bersih, steril dan kotor).
Besar ruangan tergantung pada ukuran dan kemampuan rumah sakit.
Umumnya :
Kamar terima
Ruang untuk peralatan bersih dan kotor.
Ruang linen bersih.
Ruang ganti
Ruang umum untuk pembersihan dan sterilisasi alat.
Scrub area.
Ruang operasi terdiri dari :
Stretcher atau meja operasi.
Lampu operasi.
Anesthesia station.
Meja dan standar instrumen.
Peralatan suction.
System komunikasi.
2). Kebersihan dan Kesehatan Team Pembedahan.
Sumber utama kontaminasi bakteri team pembedahan yang hygiene dan kesehatan ( kulit, rambut, saluran pernafasan).
Pencegahan kontaminasi :
Cuci tangan.
Handscoen.
Mandi.
Perhiasan (-).
3). Pakaian bedah.
Terdiri : Kap, Masker, gaun, Tutup sepatu, baju OK.
Tujuan: Menurunkan kontaminasi.
4). Surgical Scrub.
Cuci tangan pembedahan dilakukan oleh :
Ahli Bedah
Semua asisten
Scrub nurse.
sebelum menggunakan sarung tangan dan gaun steril.
Alat-alat:
Sikat cucin tangan reuable / disposible.
Anti microbial : betadine.
Pembersih kuku.
Waktu : 5 – 10 menit dikeringkan dengan handuk steril.
C. ANASTHESIA. PERAWATAN PRE OPERATIF
Anasthesia (Bahasa Yunani) Negatif Sensation.
Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara partial atau total, dengan atau tanpa disertai kehilangan kesadaran.
Tujuan: Memblok transmisi impuls syaraf, menekan refleks, meningkatkan relaksasi otot.
Pemilihan anesthesia oleh anesthesiologist berdasarkan konsultasi dengan ahli bedah dan factor klien.
I. TYPE ANASTHESIA:
Perawat perlu mengenal ciri farmakologic terhadap obat anesthesia yang digunakan dan efek terhadap klien selama dan sesudah pembedahan.
1. Anasthesia Umum.
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse saraf otak.
Misal : bedah kepala, leher. Klien yang tidak kooperatif.
1) Stadium Anesthesia.
- Stadium I : Relaksasi
Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahab.
- Stadium II : Excitement.
Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernafasan yang iregulair dan pergerakan anggota badan tidak teratur.
- Stadium III : Ansethesi pembedahan..
Ditandai dengan relaksasi rahang, respirasi teratur, penurunan pendengaran dan sensasi nyeri.
- Stadium IV : Bahaya.
Apnoe, Cardiapolmunarry arrest, dan kematian.
2) Metode Pemberian
Inhalasi , IV injection. Instilasi rectal
(1) Inhalasi
Metode yang paling dapat dikontrol karena intak dan eliminasi secara primer oleh paru.
Obat anesthesia inhalasi yang diberikan :
1. Gas: Nitrous Axida ( N20).
Paling sering digunakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau. Non iritasi dengan masa induksi dan pemulihan yang cepat.
a. Folatile: Cairan yang dapat menguap.
b. Halotan : non iritasi terhadap saluran pernafasan dan menghasilkan mual dan muntah yang minimal pada post op. Halotan dapat menekan pada system cardiovaskuler (Hypotensi dan Bradicardia). Dan berpengaruh terhadap hypotalanus.
c. Ethrane. Anasthesi inhalasi yang menghasilkan relaksasi otot yang adekwat. Ethrane mengurangi ventilasi klien.dan menurunkan tekanan darah.
d. Penthrane. Pelemas otot yang efektif dan memberikan efek analgetik pada konsentrasi rendah, toksik pada ginjal dan hanya digunakan untuk pembedahan waktu pendek.
e. Forane. Muscle relaksan, cardio vascular tetap stabil.
(2) Anesthesi Injeksi IV.
Memberikan perasaan senang., cepat dan pelepasan obat secara pelan.
a. Barbiturat. Sering digunakan, bekerja langsung pada CNS dari sedasi sedang sampai kehilangan kesadaran, sedikit mengurangi nyeri.
Thiophental sodium;
- Skart acting
- Suplement N20 pada operasi singkat.
- Hipnotik pada anesthesia regional.
- Depresan paten terhadap sistem jantung dan paru
b. Narcotik:
- Suplement anesthesia inhalasi
- Narkotik yang sering digunakan Morphin Sulfat, Meperidine, dan Fentanil Sitrate.
- Analgesia post op yang adekwat.
- Menurunkan ventilasi alveolar dan depresan pernafasan.
c. Inovar.
- Kombinasi Fentonil sitrat dan Tranguilizer Dropreridol.
- Digunakan dosis kecil untuk supplement N20 dan anesthesia regional.
- Durasi panjang depresi pernafasan, hypoventilasi, apnea, hypotensi selama posat op.
d. Ketamine:
- Obat anesthesia yang tersendiri.
- Bekerja pada bagian syaraf tertentu.
- Diberikan pada IV atau IM.
- Menyebabkan penurunan kesadaran secara cepat, analgetika tanpa depresi pernafasan atau kehilangan tonus otot.
- Merangsang sitem cardiovascular.
- Digunakan : Diagnostik, pembedahan singkat, supplement N20.
- Selama pemberian: mimpi buruk, halusinasi, tindakan irrational.
e. Neuromusculer Brochler.
- Muscle relaksan selama pembedahan.
- Mempermudah pemasangan GT Tube
- Bekerja pada garis otot tubuh dengan mempengaruhi impuls pada motor end plate.
Komplikasi anesthesia umum:
Komplikasi jarang tetapi dapat mengancam jiwa.
- Komplikasi sebagian besar minor sebagai akibat tehnik intubasi seperti gigi patah atau trauma vocal cord. Dapat terjadi akibat hyperektensi leher, rongga mulut kecil, sendi mandibuler yang kaku.
- Anesthesia overdosis pada orang tua atau kelainan klien.
- Hypertermia Maligna. Kerusakan pada membran sel otot circulasi calcium , rata-rata mertabolisme meningkat dan suhu tubuh 46 derajad celcius. Terjadi pada klien yang sensitip pada halothane, penthran, succinyl clorida .
Gejala : tacicardi, peningkatan suhu tubuh yang kontinus, sianosis, hipotensi, kaku otot, aritmia .
Tindakan :
- Operasi dihentikan, pendinginan dengan cairan es IV.
- Lavage es nasogastric
- Secara simultan diberikan diuretic dan oksigen 100 %.
2. Anestesi Local Atau Regional PERAWATAN PRE OPERATIF
Anestesi local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf menuju dan dari lokasi khusus. Luas anestesi tergantung :
- Letak aplikasi
- Volume total anestesi
- Kosentrasi dengan kemampuan penetrasi obat
Penggunaan regional anestesi :
- Kontra indikasi general anestesi
- Klien mengalami reaksi yang merugikan dengan general anestesi
- Pilihan klien
Komplikasi :
- Over dosis
- Teknik pemberian yang salah
- Sensitifitas klien terhadap anestesi
Tanda :
Stimulasi CNS diikuti depresi CNS dan cardio:
Gelisah, pembicaraan incoherent, sakit kepala, mata kabur, rasa metalik, mual, muntah, tremor,konfulsi dan peningkatan nadi respirasi , tekanan darah
Komplikasi local : Edema, peradangan, abses, necrosis,ganggren.
TEKNIK PEMBERIAN.
Anestesi Topikal
Pemberian secara langsung pada permukaan area yang dianestesi
Bentuk: Salep atau spray.
Sering digunakan : prosedur diagnotik atau intubasi, laringoskopi, cistocopi.
Masa kerja 1 (satu ) menit, lama kerja 20 – 30 menit.
Lokal Anestesi
Injeksi obat anestesi secara I C dan S C ke jaringan sekitar insisi, luka atau lesi.
Field Block
Injeksi secara bertahab pada sekeliling daerah yang dioperasi
( hernioraphy , dental prosedur ,bedah plstik )
Nerve Block
Injeksi obat anestesi local ke dalam atau sekitar saraf atau saraf yang mempesarafi daerah yang dioperasi. Block saraf memutus transmisi sensasi, motor, sympatis.
Tujuan : mencegah nyeri selama prosedur dianostik, mengurangi nyeri dan meningkatkan sirkulasi pada penyakit vascular.
Contoh : lidocain ( xilocain )
Bupivacain ( makain )
Ephineprin potensiasi
Spinal Anestesi / Intra Techal
Dicapai dengan injecsi obat anestesi ke dalam ruang sub orachonoid.
Pada L 2 – 3 atau L 3 – 4.
Absorsi ke urat saraf terjadi secara cepat dan menghasilkan analgesia dengan relaksasi.
Efektif untuk operasi abdomen dan panggul.
PENGKAJIAN PERAWATAN PRE OPERATIF:
Di ruang penerimaan perawat sirkulasi:
- Memvalidasi identitas klien.
- Memvalidasi inform concent.
Chart Review.
- Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan actual dan potensial selama pembedahan.
- Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi.
Perawat menanyakan.:
- Riwayat allergi, reaksi sebelumnya terhadap anesthesia atau tranfusi darah.
- Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
- Check pengobatan sebelumnya : therapy, anticoagulasi.
- Check adanya gigi palsu, kontaks lens, perhiasan, wigs dan dilepas.
- Kateterisasi.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN. PERAWATAN PRE OPERATIF
1. Resiko for injury berhubungan dengan anesthesia, posisi intra operatif dan bahaya lain dari lingkungan intra operatif.
2. Gangguan integritas kulity berhubungan dengan luka operasi.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan anesthesia
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah dan cairan tubuh selama pembedahan.
PERENCANAAN PERAWATAN PRE OPERATIF
Resiko for injury berhubungan dengan anesthesia, posisi intra operatif dan bahaya lain dari lingkungan intra operatif.
Tujuan : Klien akan dipertahankan dalam keadaan anesthesia yang aman selama pembedahan dan bebas dari perlukaan peralatan operasi.
INTERVENSI PERAWATAN PRE OPERATIF:
- Persiapan dan penggunaan obat anesthesia yang tepat.
- Positioning posisi yang tepat.
Untuk menjamin posisi yang tepat dikaji : kesesuaian fisiologiss, perubahan sirkulasi yang minimal, proteksi struktur tulang dan neuromusculair, penggunaan dan lokasi IV line, cara anesthesia, keamanan dan keselamatan klien.
- Penggunaan peralatan elektrik. Lempeng grounding yang ditutupi jeli tidak menekan tubuh.
- Chek hati-hati alat / electrosurgical mencegah luka bakar.
Gangguan integritas kulity berhubungan dengan luka operasi.
Tujuan: Klien akan mengalami gangguan integritas kulit yang dan kontaminasi yang minimal.
Intervensi:
- Plastic adhesive drape setelah daerah pembedahan dibersihkan dan kering.
- Penutupan kulit:
- Tujuan:
- Menutup lumen pembuluh darah.
- Mencegah perdarahan dan kehilangan cairan tubuh.
- Mencegah kontaminasi luka.
Dua factor yang menentukan kekuatan penutupan luka :
- Materi jahitan.
Ahli bedah akan memilih metode dan type penutupan kulit berdasarkan letak incisi, ukuran dan kedalaman luka, usia dan riwayat medik klien.
- Staples dan plester digunakan untuk menutup luka superfisialis atau epidermis.
Benang jahit : Absorbable dan non absorbable.
Ukuran benang : 0.-5, 2 – 0 –11- 0.
INTERVENSI KLIEN POST OPERASI. PERAWATAN PRE OPERATIF
Stadium ketiga dan terakhir dari preoperasi adalah bila klien masuk ruang pulih sadar, ruang PAR, atau PACU.
Selama periode post operative, klien dirawat oleh perawat di ruang PAR ( Post Anesthesia Recovary ) dan unit setelah di pindah dari ruang pemulihan.
Waktu yang diperlukan tergantung umur dan kesehatan fisik, type pembedahan, anesthesia dan komplikasi post operasi.
Perawat sirkulasi, anesthesiologist / perawat anesthesia dan ahli bedah mengantar klien ke area recovery awal periode post operasi.
Ahli bedah atau anesthesiologist mereview catatan klien dengan perawat PACU dan menjelaskan type dan luasnya pembedahan, type anesthesia, kondisi patologis, darah, cairan intra vena, pemberian obat, perkiraan kehilangan darah dan beberapa trauma intubasi.
PENGKAJIAN;
Setelah menerima laporan dari perawat sirkulasi, dan pengkajian klien, perawat mereview catatan klien yang berhubungan dengan riwayat klien, status fisik dan emosi, sebelum pembedahan dan alergi.
Pemeriksaan Fisik Dan Manifestasi Klinik
System Pernafasan.
Ketika klien dimasukan ke PACU, Perawat segera mengkaji klien:
- Potency jalan nafas, meletakan tangan di atas mulut atau hidung.
- Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman). RR < 10 X / menit depresi narcotic, respirasi cepat, dangkal gangguan cardiovasculair atau rata-rata metabolisme yang meningkat.
- Auscultasi paru keadekwatan expansi paru, kesimetrisan.
- Inspeksi: Pergerakan didnding dada, penggunaan otot bantu pernafasan diafragma, retraksi sternal efek anathesi yang berlebihan, obstruksi.
Thorax Drain.
Sistem Cardiovasculer.
Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung dikaji tiap 15 menit ( 4 x ), 30 menit (4x). 2 jam (4x) dan setiap 4 jam selama 2 hari jika kondisi stabil.
Penurunan tekanan darah, nadi dan suara jantung depresi miocard, shock, perdarahan atau overdistensi.
Nadi meningkat shock, nyeri, hypothermia.
Kaji sirkulasi perifer (kualitas denyut, warna, temperatur dan ukuran ektremitas).
Homan’s saign trombhoplebitis pada ekstrimitas bawah (edema, kemerahan, nyeri).
Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
- Inspeksi membran mukosa : warna dan kelembaban, turgor kulit, balutan.
- Ukur cairan NG tube, out put urine, drainage luka.
- Kaji intake / out put.
- Monitor cairan intravena dan tekanan darah.
Sistem Persyarafan.
- Kaji fungsi serebral dan tingkat kersadaran semua klien dengan anesthesia umum.
- Klien dengan bedah kepala leher : respon pupil, kekuatan otot, koordinasi. Anesthesia umum depresi fungsi motor.
Sistem Perkemihan.
- Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali setelah 6 – 8 jam post anesthesia inhalasi, IV, spinal.
Anesthesia, infus IV, manipulasi operasi retensio urine.
Pencegahan : Inspeksi, Palpasi, Perkusi abdomen bawah (distensi buli-buli).
- Dower catheter kaji warna, jumlah urine, out put urine < 30 ml / jam komplikasi ginjal.
Sistem Gastrointestinal.
- Mual muntah 40 % klien dengan GA selama 24 jam pertama dapat menyebabkan stress dan iritasi luka GI dan dapat meningkatkan TIK pada bedah kepala dan leher serta TIO meningkat.
- Kaji fungsi gastro intestinal dengan auskultasi suara usus.
- Kaji paralitic ileus suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus.
- Insersi NG tube intra operatif mencegah komplikasi post operatif dengan decompresi dan drainase lambung.
Meningkatkan istirahat.
Memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah.
Memonitor perdarahan.
Mencegah obstruksi usus.
Irigasi atau pemberian obat.
Jumlah, warna, konsistensi isi lambung tiap 6 – 8 jam.
Sistem Integumen.
- Luka bedah sembuh sekitar 2 minggu. Jika tidak ada infeksi, trauma, malnutrisi, obat-obat steroid.
- Penyembuhan sempurna sekitar 6 bulan – satu tahun.
- Ketidak efektifan penyembuhan luka dapat disebabkan :
Infeksi luka.
Diostensi dari udema / palitik ileus.
Tekanan pada daerah luka.
Dehiscence.
Eviscerasi.
Drain dan Balutan
Semua balutan dan drain dikaji setiap 15 menit pada saat di ruang PAR, (Jumlah, warna, konsistensi dan bau cairan drain dan tanggal observasi), dan minimal tiap 8 jam saat di ruangan.
Pengkajian Nyeri
Nyeri post operatif berhubungan dengan luka bedah , drain dan posisi intra operative.
Kaji tanda fisik dan emosi; peningkatan nadi dan tekanan darah, hypertensi, diaphorosis, gelisah, menangis. Kualitas nyeri sebelum dan setelah pemberian analgetika.
Pemeriksaan Laboratorium.
Dilakukan untuk memonitor komplikasi .
Pemeriksaan didasarkan pada prosedur pembedahan, riwayat kesehatan dan manifestasi post operative. Test yang lazim adalah elektrolit, Glukosa, dan darah lengkap.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
1. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan efek sisa anesthesia, imobilisasi, nyeri.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka pemebedahan, drain dan drainage.
3. Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama pembedahan.
4. Potensial terjadi perlukaan berhubungan dengan effect anesthesia, sedasi, analgesi.
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan post operasi.
6. Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan skresi.
7. Perubahan eliminasi urine ( penurunan) berhubungan dengan obat anesthesia dan immobilisasi.
PERENCANAAN
1. Gangguan pertukaran gas
Tujuan :
Klien akan mempertahankan ekspansi paru dan fungsi pernapasan yang adekuat.
Intervensi :
- Posistioning klien untuk mencegah aspirasi
- Insersi mayo mencegah obstruksi, melakukan suction.
- Pemberian aksigen
- Endotracheal tube/mayo dilepas refleks gag kembali
- Dorong batuk dan bernapas dalam 5 – 10 x setiap 2 jam. Khususnya 72 jam pertama (potensial komplikasi :atelektasis, pneumonia).
- Klien dengan penyakit paru, orang tua, perokok, panas spirometer.
- Suction.
2. Gangguan integritas kulit
Tujuan :
- luka klien akan sembuh tanpa komlikasi luka post operatif.
Penyebab luka infeksi :
- kontaminasi selama pembedahan
- infeksi preoperative
- teknik aseptic yang terputus
- status klien yang jelek.
Intervensi :
- Terapi obat :
antibiotik profilaksis spectrum luas (24 – 72 jam post op)
perawatan luka dengan gaas antibiotik.
- Balutan luka : ganti sesuai order dokter. Luka yang ditutup dengan balutan dibuka 3-6 hari.
- Drain :
evakuasi cairan dan udara
mencegah luka infeksi yang dalam dan pembentukan abses pada luka bedah.
3. Nyeri
Tujuan : klien akan mengalami pengurangan nyeri akibat luka bedah dan posisi selama operasi.
Intervensi :
- Terapi obat :
• Pemberian anlgetik narkotik dan non narkotik nyeri akut (meperidin hydroclorida, morphine sulphate, codein sulphate, dan lain-lain.)
• Mengkaji tipe, lokasi ditensitas nyeri sebelum pemberian obat.
• Pada pembedahan yang luas kontrol nyeri iv pump.
• Observasi tekanan darah, pernapasan, kesadaran, (depresi napas, hyotensi, mual, muntah komplikasi narkotik).
Metode pangendalian nyeri yang lain :
1. Positioning
2. Perubahan posisi tiap 2 jam
3. Masase
EVALUASI :
Kriteria hasil yang diharapkan pada klien post op adalah :
1. Mempertahankan ekspansi paru dan fungsi yang adekuat yang ditandai suara napas jernih.
2. Mengikuti diet TKTP
3. menjelaskan dan mendemonstrasikan perawatana balutan dan drain.
4. Penyembuhan komplit tanpa komplikasi
5. Mengungkapkan nyeri hilang.
sekuan sharingnya.. mohon maaf bila masih banyak kekurangan..
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
-
12/06 - 12/13
(45)
- Asuhan Kebidanan Asuhan Antenatal Care (ANC)
- Askep BPH
- Askep Diabetes Mellitus (DM)
- Konsep Dasar Hipertensi
- Cara Sederhana dan Mudah Untuk Hidup Sehat
- Askep Appendiksitis
- Askep Gastroenteritis
- Askep Atresia Ani
- Askep TB Paru
- Nyeri
- Askep Hypertensi
- Askep Vesikolithiasis
- TRAKEOSTOMI
- Sulit Makan Pada Anak Ditinjau Secara Psikologis
- Askep Diabetes Mellitus
- Askep Sifilis
- Pengobatan Depresi Bisa Membantu Menyehatkan Jantung
- TRANFUSI
- TERAPI CAIRAN SEDERHANA DAN TRANSFUSI PERIOPERATIF
- PERAWATAN PRE OPERATIF
- FRAKTUR OS.MANDIBULARIS
- ASUHAN KEPERAWATAN VENA VARIKOSA
- INTERVENSI KLIEN INTRA OPERATIF
- FRONTO ORBITA SINISTRA
- FISTEL UMBILIKALIS
- PYELONEPROLITHOTOMI DEXTRA
- LAPORAN PENDAHULUAN LAPARATOMI
- KONSEP DASAR BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA
- LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGA...
- CA. LARING
- TRAUMA MEKANIK MATA
- Askep Osteomielitis
- Penyakit Kencing Manis
- Gambaran Umum Kanker Serviks / leher rahim
- Congestive Heart Failure / gagal jantung
- Askep Hemoroid
- PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
- Asuhan Keperawatan Pada Pasien Strok
- Dokumentasi Keperawatan
- Askep Bronkhopneumonia
- Asuhan Keperawatan - Intoksikasi Insektisida
- Tumbuh Kembang (balita usia 3 tahun)
- Konsep Dasar Stroke
- Askep Congestive Heart Failure
- Dispepsia
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates