Sabtu, 20 Juni 2009
Olahraga: Siapkah Anda Melakukannya?
- Apakah anda adalah seorang laki-laki dengan usia lebih dari 45 tahun atau seorang wanita dengan usia lebih dari 55 tahun yang sebelumnya tidak aktif secara fisik?
- Apakah anda mengalami nyeri dada pada bulan-bulan yang lalu?
- Apakah anda sudah pernah mengalami nyeri atau tekanan pada dada selama atau setelah atau saat berolahraga?
- Apakah anda pernah kehilangan kesadaran atau jatuh karena pusing?
- Apakah anda mengalami sesak nafas hanya karena berolahraga ringan?
- Apakah dokter pernah mengatakan kepada anda, bahwa anda memiliki masalah/gangguan/penyakit jantung, baca juga hubungan penyakit jantung dan olahraga?
- Apakah anda pernah menderita serangan jantung atau stroke?
- Apakah dokter pernah mengatakan kepada anda, bahwa anda hanya dapat melakukan aktivitas fisik dengan pengawasan/supervisi secara medis?
- Apakah anda secara teratur minum obat tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke, atau masalah/gangguan/penyakit jantung?
- Apakah anda dicurigai, diduga, suspect atau mempunyai masalah atau gangguan pada otot, sendi, tulang yang mungkin bertambah berat dikarenakan program olahraga yang anda lakukan?
- Apakah anda mengkonsumsi insulin atau obat lain guna pengobatan diabetes/kencing manis?
- Apakah anda mempunyai kondisi atau masalah kesehatan lain yang tidak disebutkan di sini yang mungkin akan bertentangan atau mengganggu program olahraga yang dilakukan?
Jumat, 19 Juni 2009
Tetap Sehat Dengan Makanan Siap Saji
Manajemen dan Prosedure Perawatan Luka
Manajemen dan Prosedure Perawatan Luka
Prinsip manajemen luka
* Penilaian
* Menghentikan Perdarahan
* Pemberian Obat Analgesi dan Anastesi lokal
* Pencucian daerah luka dan tindakan Jahit
* Penutupan dengan kassa steril
* Dressing
* Pencegahan infeksi
Menindak lanjuti *
Penilaian
* Jenis dari cedera; tumpul, tajam, ledakan
* Waktu cedera
* Jenis luka; kebocoran, baret, pengirisan, luka hancur, luka karena ledakan, gigitan
* Lokasi; kedekatan pembuluh darah utama (potensi kerusakan atau penyembuhan untuk suplai darah), organ
*Bentuk luka; garis lurus, lengkung, seperti bintang, Y, V terbalik, dan lain-lain
* Kedalaman dan arah; resiko terhadap bentuk kulit , striktur kulit
* Riwayat penyakit,
* Potensi struktural yang cedera; patah tulang, rupture tendon, perforasi organ
Perdarahan
Hal ini mungkin spontan. Namun, mungkin memerlukan:
* Tekanan
* Elevation
* Tourniquet
* Clamp / jahitan (untuk arterial bleeders)
Analgesia
Pemberian Analgesi untuk mengurangi rasa sakit dan memudahkan tindakan .
Lokal anestesi
* Topical: Chlor Ethyl atau Amethocaine-Lignocaine-adrenaline (ASN) kombinasi dapat digunakan pada anak-anak untuk luka dengan efek yang baik
* Infiltrative: Paling sering lignocaine (hingga 3mg/kg, BB, 1% solusi berisi 10mg/ml). Hati-hati dalam penggunaan adrenaline terutama didaerah pembuluh darah arterioles seperti di jari, penis dll, dosis lignocaine dapat ditingkatkan sampai 7 mg / kg. BB
Persiapan Kulit dan persiapan Pembersihan Luka
* Jangan memberikan alkohol atau deterjen pada luka.
.
* Irigasi:
Cuci dengan Larutan NaCl 9%/.
o Hal ini penting untuk menghindari risiko tinggi terjadinya infeksi.
o Tujuannya adalah untuk menghilangkan bakteri dan benda asing.
* Gunakan 50-100ml/cm saline dengan tekanan (jarum suntik dengan jarum 25G).
* Lakukan debridementuntuk membuang jaringan yang rusak.
* Jika perlu cukur rambut,.
Lanjutan...
Diterjemahkan dari http://www.patient.co.uk
Kamis, 18 Juni 2009
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
Mengapa Kita Perlu Olahraga Aerobik
Privacy Policy
The privacy of our visitors to http://denfirman.blogspot.com is important to us.
At http://denfirman.blogspot.com, we recognize that privacy of your personal information is important. Here is information on what types of personal information we receive and collect when you use and visit http://denfirman.blogspot.com, and how we safeguard your information. We never sell your personal information to third parties.
Log Files As with most other websites, we collect and use the data contained in log files. The information in the log files include your IP (internet protocol) address, your ISP (internet service provider, such as AOL or Shaw Cable), the browser you used to visit our site (such as Internet Explorer or Firefox), the time you visited our site and which pages you visited throughout our site.
Cookies and Web Beacons We do use cookies to store information, such as your personal preferences when you visit our site. This could include only showing you a popup once in your visit, or the ability to login to some of our features, such as forums.
We also use third party advertisements on http://denfirman.blogspot.com to support our site. Some of these advertisers may use technology such as cookies and web beacons when they advertise on our site, which will also send these advertisers (such as Google through the Google AdSense program) information including your IP address, your ISP , the browser you used to visit our site, and in some cases, whether you have Flash installed. This is generally used for geotargeting purposes (showing New York real estate ads to someone in New York, for example) or showing certain ads based on specific sites visited (such as showing cooking ads to someone who frequents cooking sites).
DoubleClick DART cookies We also may use DART cookies for ad serving through Google's DoubleClick, which places a cookie on your computer when you are browsing the web and visit a site using DoubleClick advertising (including some Google AdSense advertisements). This cookie is used to serve ads specific to you and your interests ("interest based targeting"). The ads served will be targeted based on your previous browsing history (For example, if you have been viewing sites about visiting Las Vegas, you may see Las Vegas hotel advertisements when viewing a non-related site, such as on a site about hockey). DART uses "non personally identifiable information". It does NOT track personal information about you, such as your name, email address, physical address, telephone number, social security numbers, bank account numbers or credit card numbers. You can opt-out of this ad serving on all sites using this advertising by visiting http://www.doubleclick.com/privacy/dart_adserving.aspx
You can choose to disable or selectively turn off our cookies or third-party cookies in your browser settings, or by managing preferences in programs such as Norton Internet Security. However, this can affect how you are able to interact with our site as well as other websites. This could include the inability to login to services or programs, such as logging into forums or accounts.
Deleting cookies does not mean you are permanently opted out of any advertising program. Unless you have settings that disallow cookies, the next time you visit a site running the advertisements, a new cookie will be added.
Apa yang akan kita lakukan bila digigit ular berbisa
JANGAN PANIK !
Dua
Amankan posisi penolong dan korban
Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu “lagi”, lokasi yang curam, dll. Jika diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular.
Tiga
Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastis di atas luka gigitan untuk menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
Empat
Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas/gerakan yang menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
Lima
Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !)
Jika dapat mengenali ular, sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya terhadap manusia.
Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi ! ....dan yang utama.....
- Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa tinggi
- Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak berbisa
- Jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan
Selanjutnya, usahakan untuk menghafalkan ciri – ciri ular itu dan jika perlu, bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian medis .
Enam
Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa.
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal.
- Lepaskan pembalut elastis
- Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
- Beri obat antiseptik.
- Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering
Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan warna, dan jika kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2 s.d. 7 hari.
- Lepaskan pembalut
- Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
- Beri antiseptik
- Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering
- Usahakan korban beristirahat sebentar
- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
- Beri vitamin tambahan
Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............
Bila tergigit ular jenis raksasa, ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek.
- Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah pendarahan, lebih baik dalam posisi berbaring
- Hentikan Pendarahan ! dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan terbuka atau dapat pula dengan teknik torniquet.
- Istirahatkan dan tenangkan korban
- Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan pendarahan agar tidak terbuka lagi.
- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
- Beri vitamin tambahan
Ingat !
- ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak darah.
- saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kepala ular, tapi mulut harus dibuka ! Perhatikan juga belitan ular.
- tidak perlu membunuh ular jenis ini kecuali.............................
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular.
Efek gigitan pada umumnya :
o Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna
o Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
o Mulut terasa kering
o Pusing, mata berkunang - kunang
o Demam, menggigil
o Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang terasa pegal, akibat dari usaha ginjal membersihkan darah.
Rabu, 17 Juni 2009
Penis Bengkok akibat Masturbasi?
Konsultasi Seksologi di Tabloid Gaya Hidup Sehat dengan Prof. Wimpie Pangkahila, Sp.And (*)
"Saya seorang pria berusia 32 tahun, belum menikah. Saya mengalami kelainan alat kelamin dan gangguan seksual. Dari dulu sampai sekarang saya masih sering melakukan masturbasi. Hal ini sudah berlangsung mungkin lebih dari 10 tahun. Sekarang alat kelamin saya tidak lurus atau bengkok ke kiri, bengkokannya sekitar 30 derajat lebih.
Apakah ini terjadi karena saya sering melakukan masturbasi? Mungkinkah kebiasaan saya memakai celana dalam ketat yang menyebabkan pembengkokan?
Apakah ini akan memengaruhi ketika melakukan hubungan badan (misalnya istri merasa sakit karena miring)? Apa yang harus saya lakukan?
Saya masih ingat waktu dulu saya sering terangsang ketika melihat wanita yang seksi. Sekarang, jangankan melihat wanita seksi, mungkin menonton blue film pun saya belum tentu terangsang. Apakah ini terjadi karena masturbasi yang saya lakukan?
BI, Jakarta
Terpengaruh Mitos
Tampaknya mitos mengenai masturbasi masih kuat memengaruhi persepsi masyarakat. Padahal, informasi yang benar tentang masturbasi cukup sering disampaikan melalui berbagai kesempatan.
Yang benar, masturbasi tidak menimbulkan akibat buruk apa pun secara fisik. Pendapat ini didasarkan pada banyak penelitian yang telah lama dilakukan.
Memang pada abad ke-18 pernah beredar buku yang menguraikan berbagai penyakit akibat masturbasi. Buku itu cukup menggemparkan, bukan hanya pada waktu itu, tetapi hingga untuk waktu yang lama. Namun, setelah banyak penelitian yang dilakukan dengan benar, terbukti dengan jelas bahwa masturbasi tidak menimbulkan akibat buruk apa pun secara fisik.
Bagaimana dengan akibat psikis? Akibat psikis, seperti perasaan bersalah, dapat timbul bila yang bersangkutan menganggap aktivitas melakukan masturbasi merupakan perbuatan dosa. Meski begitu, kalau yang bersangkutan tidak menganggap itu suatu dosa atau kesalahan, tidak akan muncul akibat psikis. Jadi, akibat psikis yang mungkin muncul sangat bersifat subjektif.
Aktivitas masturbasi sebenarnya telah dilakukan oleh setiap manusia pada masa anak-anak, baik wanita maupun pria. Dalam perkembangan psikoseksual setiap manusia, ada suatu fase ketika anak-anak senang memegang-megang kelaminnya.
Bahkan, sebagian anak dapat mencapai orgasme. Sesungguhnya ini adalah suatu bentuk masturbasi, seperti yang dilakukan remaja dan dewasa. Bedanya, pada masa anak-anak masturbasi tidak direncanakan.
Mengenai penis Anda yang bengkok ke kiri, saya berani pastikan itu bukan akibat melakukan masturbasi. Penis normal memang tidak harus lurus benar ke arah depan, terutama pada saat ereksi. Keadaan bengkok normal ini umum terjadi dan tidak menimbulkan keluhan dan masalah apa pun.
Namun, ada juga keadaan tidak normal yang mengakibatkan penis menjadi bengkok dan terasa sakit khususnya ketika ereksi. Akibatnya hubungan seksual terganggu, bahkan terhambat. Gangguan ini terjadi pada penyakit peyronie.
Infark Miokard Akut
Adalah kematian jaringan miokard jantung yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah koroner.
Faktor-faktor Resiko : Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya aterosklerosis koroner pada individu. Faktor-faktor resiko ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu faktor resiko yang tidak dapat dirubah dan faktor resiko yang dapat dirubah.
A.Faktor yang tidak dapat dirubah :
1. Usia, kerentanan aterosklerosis koroner meningkat dengan bertambahnya usia.
2. Jenis kelamin, wanita agak relatif kebal terhadap penyakit ini sampai setelah menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya dengan pria.
3. Ras,orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis daripada orang kulit putih.
4.Riwayat keluarga, riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit jantung koroner (saudara, orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur.
B. Faktor resiko yang dapat dirubah :
Faktor-faktor resiko yang dapat dirubah terdiri dari faktor resiko mayor (yaitu peningkatan kadar lipid serum, hipertensi, merokok, gangguan toleransi glukosa) dan faktor minor (yaitu gaya hidup yang kurang bergerak, stres psikologis, dan tipe kepribadian).
1. Hiperlipidemia merupakan peningkatan kolesterol dan/atau trigliserida serum di atas batas normal. Peningkatan kadar kolesterol di atas 180 mg/dl akan meningkatkan resiko penyakit arteri koronaria, dan peningkatan resiko ini akan lebih cepat terjadi bila kadarnya melebihi 240 mg/dl. Peningkatan kolosterol LDL dihubungkan dengan meningkatnya resiko penyakit arteri koronaria, sedangkan kadar kolesterol HDL yang tinggi berperan sebagai faktor pelindung terhadap penyakit ini.
2. Hipertensi, merupakan peningkatan tekanan darah sistolik (> 140 mmHg) dan/atau diastolik (> 90 mmHg).
3. Merokok, resiko merokok tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari, yang diduga menjadi penyebab ada pengaruh nikotin terhadap pelepasan katelolamin oleh sistem saraf otonom.
4. Penyakit Diabetes Mellitus, penderita diabetes cenderung memiliki prevalensi aterosklerosis yang lebih tinggi.
5. Gaya hidup yang kurang bergerak, berperan pada timbulnya penyakit jantung koroner.
6. Stres Psikologik, stres menyebabkan peningkatan katekolamin yang bersifat aterogenik serta mempercepat terjadinya serangan.
7. Tipe kepribadian, pola tingkah laku tipe A memiliki hubungan menarik dengan proses aterogenetik yang dipercepat. Kepribadian yang termasuk dalam tipe A adalah mereka yang memperlihatkan persaingan yang kuat, ambisius, agresif dan merasa diburu waktu.
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Perawatan Luka Modern
I. Pendahuluan
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memahami produk-produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada dasarnya, pemilihan produk yang tepat harus berdasarkan pertimbangan biaya (cost), kenyamanan (comfort), keamanan (safety). Secara umum, perawatan luka yang berkembang pada saat ini lebih ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu dimensi fisik, psikis, ekonomi, dan sosial.
II. Definisi Luka, Klasifikasi dan Proses Penyembuhan Luka
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat yaitu : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis, dll. Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis; partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
A. Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.
B. Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.
C. Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.
III. Proses Penyembuhan Luka
A. Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi tumpang tindih (overlap)
B. Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta penyebab luka tersebut
C. Fase penyembuhan luka :
1. Fase inflamasi :
· Hari ke 0-5
· Respon segera setelah terjadi injuri à pembekuan darah à untuk mencegah kehilangan darah
· Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa
· Fase awal terjadi haemostasis
· Fase akhir terjadi fagositosis
· Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi
2. Fase proliferasi or epitelisasi
· Hari 3 – 14
· Disebut juga dengan fase granulasi o.k adanya pembentukan jaringan granulasi pada luka à luka nampak merah segar, mengkilat
· Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid
· Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka
· Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi
3. Fase maturasi atau remodelling
· Berlangsung dari beberapa minggu s.d 2 tahun
· Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength)
· Terbentuk jaringan parut (scar tissue) Ã 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya
· Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan
IV. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
* Status Imunologi
* Kadar gula darah (impaired white cell function)
* Hidrasi (slows metabolism)
* Nutritisi
* Kadar albumin darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic pressure - oedema)
* Suplai oksigen dan vaskularisasi
* Nyeri (causes vasoconstriction)
* Corticosteroids (depress immune function)
V. Pengkajian Luka
A. Kondisi luka
1. Warna dasar luka
· Slough (yellow)
· Necrotic tissue (black)
· Infected tissue (green)
· Granulating tissue (red)
· Epithelialising (pink)
2. Lokasi ukuran dan kedalaman luka
3. Eksudat dan bau
4. Tanda-tanda infeksi
5. Keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban
6. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
B. Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin
C. Status vascular : Hb, TcO2
D. Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan immunosupresan yang lain
E. Penyakit yang mendasari : diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya
by : Hana Rizmadewi Agustina, SKp. MN
KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
ELIMINASI FEKAL
Olahraga dan Pengaruhnya Pada Mood/Perasaan, Kegelisahan, Kecemasan, Stress dan Kebugaran
Selasa, 16 Juni 2009
PROSEDUR PENATALAKSANAAN DEMAM REUMA AKUT
DEMAM REUMA AKUT
( “ACUTE RHEUMATIC FEVER” )
DEFINISI
Adalah penyakit Peradangan difus yang merupakan komplikasi lambat non-supuratif dari radang tenggorokan karena kuman Streptokokus Grup A ( mungkin melalui proses “imunologi” ), dengan periode laten 1 – 5 minggu.
PATOGENESA / PATOFISIOLOGI
Dimulai radang tenggorokan karena infeksi kuman Streptokokus Grup A ( > 70 tipe serologi ) yang berupa : radang tenggorokan berat yang khas, dan tidak khas, ataupun tanpa gejala sama sekali. Karena antigen secara imunologi mirip jaringan penyangga manusia, antibodi memberikan reaksi silang dengan jaringan tersebut menimbulkan respon keradangan non-supuratif difus setelah periode laten 1 – 5 minggu.
Radang tenggorokan --> “Nephritogenic” --> Glomerulonephritis
Radang kulit ( impetigo ) -->
Radang tenggorokan --> “Rheumatogenic” --> Demam Reuma
Insidens Demam Reuma Akut terbanyak antara umur : 5 – 15 tahun, jarang sebelum umur 3 – 4 tahun dan sesudah umur 25 tahun.
GEJALA KLINIS / “SYMPTOM” :
Manifestasi ( Kriteria Jones ) :
Mayor
I. Karditis :
1. Bising :
a. - Bising sistolik apikal yang bermakna ( Regurgitasi Mitral ),
- Bising mid-diastolik apikal ( bising Carey – Coombs ),
- Bising diastolik basal ( Regurgitasi Aorta ), pada penderita tanpa riwayat :
- demam reuma
- penyakit jantung reumatik.
b.Pada penderita yang sebelumnya demam reuma & penyakit jantung reumatik :
- perubahan sifat bising
- bising yang baru.
Katup yang terkena :
- Mitral 75 – 80% kasus
- Aorta 30%
- Trikuspid & Pulmonal < 5%2. Kardiomegali :Pada penderita tanpa riwayat demam reuma & penyakit jantung reumatik sebelumnya.Ukuran jantung bertambah besar pada penderita demam reuma & penyakit jantung reumatik sebelumnya.3. Perikarditis :- “Friction rub”- efusi perikardial- perubahan EKG- perubahan ekhokardiografi4. Gagal Jantung Kongestif II. Poliartritis :“polymigratory arthritis” pada sendi besar manifestasi mayor yang paling seringIII.Khorea :gerakan cepat, tanpa tujuan dan tanpa disadari sering disertai kelemahan otot dan kelainan tingkah laku.DD :- Tics- Atetosis- Hiperkinesis- Khorea Huntington - Lupus Eritematosus Sistemik- Penyakit Wilson- Reaksi obatIV. Eritema MarginatumV. Nodul subkutan : di permukaan ekstensor – siku, lutut, dll.
CARA PEMERIKSAAN / DIAGNOSA :
Kriteria DEMAM REUMA menurut WHO / AHA
Manifestasi Mayor :
1. Karditis
2. Poliartritis
3. Khorea
4. Eritema marginatum
5. Nodul subkutan
Manifestasi Minor :
Klinis :
- Demam Reuma sebelumnya atau Penyakit Jantung Reumatik
- Artralgia
- Demam
Laboratorium :
- LED meningkat
- Lekositosis
- Interval PR memanjang ( pada EKG )
Bukti penyokong Infeksi Streptokokus :
- Titer antibodi Anti-Streptokokus meningkat
- Biakan tenggorok Streptokokus ( + )
- Baru menderita Demam Skarlet.
Probabilitas tinggi Demam Reuma Akut :
2 kriteria Mayor atau
1 kriteria Mayor + 2 kriteria Minor
apabila + infeksi Streptokokus Grup A sebelumnya.
Pada 3 kategori dibawah, diagnosa Demam Reuma ditegakkan tanpa ada kriteria-kriteria seperti tersebut diatas :
1. Khorea : tapi harus disingkirkan :
- Sindroma tiks multipel
- Sebab lain gerakan khoreiform ( lupus, dsb. )
2. “Insidious or Late Onset Carditis” :
- tidak ada ( tidak jelas ) riwayat Demam Reuma.
- Manifestasi :
a. Gagal jantung
b. Penyakit katub jantung
DD :
- Miokarditis
- Endokarditis infeksi
3. “Rheumatic Reccurence” :
1 atau 2 + infeksi Streptokokus sebelumnya.
KOMPLIKASI :
- Gagal jantung
- Perikarditis.
PERAWATAN DEMAM REUMA :
Rawat Inap :
1. Pengobatan Infeksi Tenggorokan :
• Penisilin Prokain 1 x 600.000 U intramuskular/hari selama 10 hari.
• Diteruskan Benzatin benzilpenisilin 1.200.000 U intramuskular/bulan.
• Bila ada alergi Penisilin ---> Eritromisin 4 x 250 mg/hari selama 10 hari.
2.Pengobatan Keradangan Non-supuratif :
Aspirin 6 – 8 gram/hari ( 4 – 5 x /hari ).
Kortikosteroid ( apabila ada Karditis ) :
- Prednison 60 – 120 mg/hari ( 4 x /hari ), sampai laju endap darah normal, diteruskan “maintenance” beberapa minggu.
3.Tirah baring.
Perjalanan penyakit 6 – 12 minggu.
Tirah baring sampai tanda-tanda demam reuma aktif menghilang, dengan kriteria sebagai berikut :
- Suhu normal tanpa obat
- Laju endap darah normal
- Denyut nadi istirahat < 100/menit- EKG kembali seperti semula.PENCEGAHAN PRIMER DEMAM REUMA AKUTTx Infeksi saluran napas oleh karena Streptokokus Grup A- Benzatin benzilpenisilin 1 x 1.200.000 U intramuskular, dosis tunggal, atau- Penisilin V ( Fenoksi Metil Penisilin ) oral 4 x 250/hari selama 10 hari, atau - Eritromisin 4 x 250 mg/hari selama 10 hari.PENCEGAHAN SEKUNDER DEMAM REUMA AKUTPada penderita yang telah mengidap Penyakit Jantung Reumatik.1. Benzatin benzilpenisilin 1.200.000 U/bulan atau Fenoksi Metil Penisilin 2 x 250 mg/hari, atau2. Sulfadiazine 2 x 500 mg/hari atau3. Eritromisin 2 x 250 mg/hari.Pencegahan sekunder :- Sampai umur 25 tahun- Sampai 5 tahun setelah serangan terakhir ( demam reuma usia dewasa )- Seumur hidup pada daerah “overcrowded” dengan prevalensi infeksi tenggorokan oleh karena streptokokus yang tinggi.
PENGENALAN TENTANG LANSIA
KESEGARAN JASMANI / OLAH RAGA BAGI LANSIA
LANSIA DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
PROSES PENUAAN
Senin, 15 Juni 2009
PELVIKSISTIS
Minggu, 14 Juni 2009
Malaria
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit dari kelompok Plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati yang ditularkan oleh nyamuk anopheles.
Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak 80 spesies anopheles dan 18 spesies diantaranya telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria.
Jenis - Jenis Malaria
Penyakit ini memiliki empat jenis dan disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Jenis malaria itu adalah :
- Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan Plasmodium vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi).
- Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan kematian.
- Malaria kuartana yang disebabkan Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
Gejala
- Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga stadium berurutan :
- menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.
- demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan suhu badan sekitar 37,5-40 derajad celcius, pada penderita hiperparasitemia (lebih dari 5 persen) suhu meningkat sampai lebih dari 40 derajad celcius.
- berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat kembali.
- Gejala malaria dalam program pemberantasan malaria :
- Demam
- Menggigil
- Berkeringat
- Dapat disertai dengan gejala lain: Sakit kepala, mual dan muntah.
- Gejala khas daerah setempat: diare pada balita (di Timtim), nyeri otot atau pegal-pegal pada orang dewasa (di Papua), pucat dan menggigil-dingin pada orang dewasa (di Yogyakarta).
- Gejala malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai salah satu gejala di bawah ini :
- Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit)
- Kejang, beberapa kali kejang
- Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran
- Mata kuning dan tubuh kuning
- Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan
- Jumlah kencing kurang (oliguri)
- Warna urine seperti I tua
- Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri)
- Nafas sesak
- Kadar darah putih, leukosit, cenderung meningkat. Jika tidak segera diobati biasanya akan timbul jaundice ringan (sakit kuning) serta pembesaran hati dan limpa.
- Kadar gula darah rendah.
- Jika sejumlah parasit menetap di dalam darah kadang malaria bersifat menetap. Menyebabkan penurunan nafsu makan, rasa pahit pada lidah, lemah, sertai demam.
KELAINAN PADA OVARIUM
Tips olahraga Bagi Penderita Arthritis
- Jika Anda belum pernah latihan olahraga, bicarakan dan konsultasikan dengan dokter anda sebelum memulainya.
- Sebagai permulaan, cari dan dapatkan advis atau saran dari seorang dokter, ahli terapi fisik atau pelatih pribadi yang mengenal baik kondisi tubuh anda.
- Sertakan gerakan yang meliputi dan mencakup, memperkuat, dan aktifitas aerobik dalam program kegiatan anda.
- Gunakan kompres panas pada sendi-sendi yang sakit sebelum latihan/berolahraga atau setelah mandi air hangat.
- Lakukan Pemanasan dengan latihan peregangan ringan sebelum dan sesudah berolahraga.
- Secara bertahap menambahkan latihan kekuatan/daya tahan, dengan menggunakan beban penahan dengan berat antara 1-2 pound atau sekitar 0,5-1 kg. Pastikan melakukan latihan penguatan otot dan tulang dengan didampingi instruktur atau pelatih ahli atau dokter.
- Tambahkan aktivitas aerobik, seperti berjalan kaki, berenang, dan bersepeda statis.
- Tingkatkan secara perlahan..
- Gunakan kompres dingin dengan bantuan hot and cold pack (kantung kompres panas dingin) setelah latihan, apabila hal ini bisa membantu.
- Kurangi jika sendi-sendi anda meradang, sakit, atau merah. Berkonsultasi dengan dokter dan bersama-sama dengan beliau mencari tahu dan menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya rasa sakit/nyeri.
- Dengarkan tubuh Anda. Jangan pernah memaksakan suatu gerakan jika anda mengalami sakit yang jelas dan tajam atau ketidaknyamanan yang lebih dari biasanya pada sendi anda.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KISTOMA OVARII
Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).
Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul.
B. ETIOLOGI
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : (Ignativicus, bayne, 1991)
1. Kista non neoplasma
Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone diantaranya adalah :
a. Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks
b. Kista fungsional
- Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
- Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
- Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
- Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2. Kista neoplasma (Winjosastro. et.all 1999)
a. Kistoma ovarii simpleks
Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista
b. Kistodenoma ovarii musinoum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain
c. Kistodenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
d. Kista Endrometreid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
e. Kista dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.
f. Kista endrometroid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
g. Kista dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis
C. PATHOFISIOLOGI
1. Kista non neoplasma (Ignativicius bayne, 1991)
a. Kista non fungsional
Kista inkulasi dalam konteks yang dalam timbul ivaginasi dan permukaan epitelium yang berkurang. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium tuba berkurang 1 cm sampai beberapa cm.
b. Kista fungsional
i. Kista folikel, kista di bentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis, evaluasi lebih lanjut dengan USG atau laparaskopi. Operasi dilakukan pada wanita sebelum pubertas, setelah menopause atau kista lebih dari 8 cm.
ii. Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progresterone setelah ovulasi. Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi yang panjang, nyeri abdomen bawah pelvis. Jika ruptur perdarahan intraperitorial, terapinya adalah operasi ooverektomi.
iii. Kista tuba lutein, ditemui pada kehamilan mola, terjadi pada 50 % dari semua kehamilan dibentuk sebagai hasil lamanya stimulasi ovarium, berlebihnya HCG. Tindakanya adalah mengangkat mola.
iv. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium dengan produk kista yang banyak. Hiperplasi endometrim atau kariokarsinoma dapat terjadi pengobatan dengan kontrasepsi oral untuk menekan produksi 1.11dan oovorektomi.
2. Kista Neoplasma Jinak (Winkjosastro.et.all. 1999).
a. Kistoma ovarii simpleks. Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi (putaran tingkai). Diduga kista ini adalah jenis kista denoma serosum yang kehilangan kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista. Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
b. Kistoderoma ovarii musinosum. Asal kista ini belum pasti, namun diduga berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya 1 elemen mengalahkan elemen yang lain atau berasal dari epitel germinativum.
c. Kristoderoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium). Bila kista terdapat implantasi pada peritoneum disertai asites maka harus dianggap sebagai neoplasma yang ganas dan 30 % sampai 50 % akan mengalami keganasan.
d. Kista endrometroid. Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium,
e. Kista dermoid. Pada suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektoderma dengan deferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebastea putih menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen aktoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.
D. GAMBARAN KLINIS
Mayoritas penderita tumor ovarium tidak menunjukan adanya gejala sampai periode wamtu tertentu. Hal ini disebabkan perjalanan penyakit ini berlangsung secara tersembunyi sehingga diagnosa sering ditemukan pada saat pasien dalam keadaan stadium lanjut sampai pada waktu klien mengeluh adanya ketidakteraturan menstruasi, nyeri pada perut bawah, rasa sebah pada perut dan timbul benjol pada perut.
Pada umumnya kista denoma ovarii serosim tak mempunyai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kista denoma musinosu,. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berbagala karena ovarium pun dapat berbentuk multivokuler. Meskipun lazimnya berongga satu, warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 0 % dan keluar pada permukaan kista sebesar 5 % isi kista cair kuning dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiripun kecil tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma).
E. PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama dengan yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan dan waktu granulasi jaringan (long. 1996).
Fase-fase penyembuhan luka antara lain :
1. Fase I
Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin yang menumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik.
2. Fase II
Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat dan liasanya bedah.
3. Fase III
Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam post operasi, pasien harus menjaga agar tak menggunakan otot yang terkena.
4. Fase IV
Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal disekitar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan terjadi ceruk yang berlapis putih.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kadang kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
Pola aktifitas klien di rumah setelah pemulangan (long, 1996) :
- Berkendaraan mobil dianjurkan setelah satu minggu dirumah, tetapi tidak boleh mengendarai / menyetir untuk 3-4 minggu.
- Hindarkan mengangkat benda-benda yang berat karena aktifitas ini dapat menyebabkan kongesti darah di daerah pelvis.
- Aktifitas seksual sebaiknya dalam 4-6 minggu setelah operasi.(Long, 1996)
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN FOKUS INTERVENSI
1. Resiko aspirasi b. d penurunan kesadaran (Carpenito, 2001).
Tujuan : tidak terjadi aspirasi yang b.d. penurunan kesadaran
KH : tidak mengalami aspirasi, pasien dapat mengungkapkan tindakan untuk menghindari aspirasi
Intervensi :
a. Perthankan posisi baring miring jika tidak ada kontra indikasi karena udara.
b. Kaji posisi lidah, pastikan bahwa lidah tidak jatuh ke belakang menyumbat jalan nafas.
c. Jaga bagian kepala tempat tidur tetap tinggi jika tidak ada kontraindikasi.
d. Kebersihan sekresi dari mulut dan tenggorokan dengan tissu atau penghisap dengan perlahan-lahan
e. Kaji kembali dengan sering adanya obstruksi benda-benda dari mulut dan tenggorokan.
2. Resiko injur b.d. penurunan kesadaran (Carpenito, 1995)
Tujuan : tidak terjadi injuri b.d. penurunan kesadaran
KH : GCS normal (E4, V5, M6)
Intervensi :
a. Gunakan tempat tidur yang rendah dengan pagar pengaman terpasang
b. Jauhkan benda-benda yang dapat melukai pasien dan anjurkan keluarga untuk menemani pasien.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen b.d. insisi abdomen (long, 1996)
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
KH : Skala nyeri 0, pasien mengungkapkan nyeri berkurang, TTV normal.
Intervensi :
a. Jelaskan penyebab nyeri pada pasien
b. Kaji skala nyeri pasien
c. Ajarkan teknik distraksi selama nyeri
d. Berikan individu kesempatan untuk istirahat yang cukup.
e. Berikan obat analgesik sesuai program.
f. Evaluasi efektifitasnya setelah 30 menit pemberi obat analgesik.
4. Resiko infeksi b.d. infeksi kuman sekunder terhadap pembedahan (Carpenito, 1995).
Tujuan : tidak terjadi infeksi
KH : Tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan leukosit )
Intervensi :
a. Kaji tanda-tanda infeksi dan monitor TTV.
b. Gunakan teknik antiseptik dalam merawat pasien.
c. Instruksikan keluarga dan orang lain untuk mencuci tangan sebelum mendekati pasien.
d. Tingkatkan asupan makanan yang bergizi.
e. Berikan terapi antibiotik sesuai program.
5. Resiko konstipasi b.d. pembedahan abnormal (Doengoees, 2000).
Tujuan : tidak terjadi konstipasi.
KH : Peristaltik usus bormal (5-35x/menit), pasien menunjukan pola eliminasi seperti biasanya.
Intervensi :
a. Monitor peristaltic usu, karakteristik feses dan frekuensinya.
b. Dorong pemasukan cairan adekua, termasuk sari buah bila pemasukan peroral dimulai.
c. Bantu pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan diri (mandi, makan, minum, BAK, BAB, berpakaian) d.b. keletihan pasca operasi dan nyeri. (Carpenito, 2001).
Tujuan : kebersihan diri pasien terpenuhi
KH : pasien dapat berpartisipasi secara fisik maupun verbal dalam aktifitas pemenuhan kebutuhan dirinya.
Intervensi :
a. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaanya tentang kurangnya kemampuan perawatan diri.
b. Berikan bantuan dalam perawatan diri pasien.
7. Cemas d.b. kurangnya informasi (Doengoes, 2000).
Tujuan : pasien mengetahui tentang efek samping dari operasinya
KH : pasien mengatakan memahami tentang kondisinya
Intervensi :
a. Tinjau ulang efek prosedur pembedahan dan harapan pada masa depan.
b. Diskusikan dengan lengkap tentang masalah yang diantisipasi selama masa penyembuhannya.
c. Diskusikan melakukan kembali aktifitasnya.
d. Identifikasi keterbatasan individu.
e. Idendifikasi kebutuhan diet
f. Dorong minum obat yang diberikan secara rutin
g. Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik.
PATHWAY
DAFTAR PUSTAKA
Capenito, LJ.(2001). Buku Saku Keperawatan, Edisi VIII. Penerjemah Monica Ester, SKp. Jakarta : EGC.
Engram, Barbara. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah, Vol.3. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro.et.all. (1999). Ilmu kandungan, Edisi II. Jakarta : YBP SP
Long Barbara. C (1996). Keperawatan Medical Bedah, Edisi
Long Barbara. C (1996). Keperawatan Medical Bedah, Edisi
Ropper, Nancy. (1996). Prinsip-prinsip Keperawatan. Alih bahasa Andry Hartono Yogyakarta. Yayasan Essentia Medika
Ignatividus Donna, Bayne Varner Marihenn (1991). Medical Surgical Nursing : Anurse Process Approch.
Farrer, Helen. (2001). Maternity Care, Edisi II.
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
-
06/14 - 06/21
(26)
- Olahraga: Siapkah Anda Melakukannya?
- Peta Indonesia Komplit
- Tetap Sehat Dengan Makanan Siap Saji
- Manajemen dan Prosedure Perawatan Luka
- FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
- Mengapa Kita Perlu Olahraga Aerobik
- Privacy Policy
- Apa yang akan kita lakukan bila digigit ular berbisa
- Penis Bengkok akibat Masturbasi?
- Infark Miokard Akut
- KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
- Perawatan Luka Modern
- KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
- ELIMINASI FEKAL
- Olahraga dan Pengaruhnya Pada Mood/Perasaan, Kegel...
- PROSEDUR PENATALAKSANAAN DEMAM REUMA AKUT
- PENGENALAN TENTANG LANSIA
- KESEGARAN JASMANI / OLAH RAGA BAGI LANSIA
- LANSIA DAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA
- PROSES PENUAAN
- Askep Lansia Depresi MODULPENANGANAN KLIEN LANSIA...
- PELVIKSISTIS
- Malaria
- KELAINAN PADA OVARIUM
- Tips olahraga Bagi Penderita Arthritis
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA KISTOMA OVARII
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates