Sabtu, 28 November 2009
Bila Candida Serang Kemaluan si Kecil
Tips Kesehatan, Jakarta - Belakangan ini, Putri suka merasa gatal-gatal dan mengeluh sakit saat buang air kecil. Mendengar rintihan sang buah hati, tanpa pikir panjang Moms segera berkonsultasi kepada dokter terdekat agar tahu apa yang tengah dirasakan Putri kesayangannya. Mungkinkah rasa gatal dan sakit saat buang air kecil pertanda si kecil terinfeksi jamur? Mau tahu lebih jelasnya, yuk simak paparan berikut ini.
Penyebab Candida
Infeksi akibat jamur dapat terjadi pada setiap wanita tak terkecuali pada anak-anak perempuan. Setiap wanita yang pernah mengalaminya akan merasakan sakit dan tidak nyaman seperti yang pernah dialami sendiri oleh putri kesayangan dr Dewi Inong Irana SpKK, spesialis kulit kelamin RSIA Permata Cibubur, saat berusia 6 tahun.
Menurutnya, infeksi jamur yang acapkali menyerang anak-anak adalah candida yang sebenarnya floral normal yang terdapat di daerah kelamin. Namun, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya infeksi oleh candida, di antaranya:
1. Kelembapan dan kehangatan. Jika lingkungan sekitarnya potensial menimbulkan lembap dan hangat. Pada anak-anak bisa terjadi jika setelah buang air kecil langsung mengenakan celana dalam tanpa dilap terlebih dulu. Itulah yang menyebabkan daerah di luar vagina menjadi lebih lembap.
2. Akibat gangguan sistem kekebalan tubuh.
3. Pemakaian obat-obatan antibiotika. Mengonsumsi antibiotika justru membunuh bakteri dalam keadaan normal yang terdapat dalam jaringan sehingga pertumbuhan candida tidak terkendali.
4. Bahan-bahan yang digunakan untuk celana dalam tidak mudah menyerap, seperti bahan lycra atau pospak dengan daya serap rendah, apalagi kalau jarang diganti.
5. Kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca-pencangkokan organ. Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi jamur.
6. Dan yang mungkin tak Anda duga: obesitas. Ya, jaringan tubuh yang menggelambir di sekitar pangkal paha membuat lingkungan yang berpotensi menimbulkan infeksi candida.
Gejala-gejala
Pada kesempatan terpisah, Prof DR dr Siti Aisyah SpKK, pakar spesialis kulit dan kelamin dari FKUI/ RSUPN Cipto Mangunkusumo mengungkapkan bahwa gejalanya bisa bervariasi bergantung pada bagian tubuh yang terkena infeksi tersebut.
Infeksi pada lipatan kulit
Infeksi ini terdapat pada lipatan kulit atau pusar dan biasanya menyebabkan ruam kemerahan, acapkali disertai adanya bercak-bercak yang mengeluarkan sejumlah kecil cairan berwarna keputihan. Bisa timbul bisul-bisul kecil utamanya di tepian ruam dan ruam ini menimbulkan gatal atau rasa panas. Sementara di sekitar anus tampak kasar, berwarna merah atau putih dan terasa gatal. Gejala seperti umumnya dialami bayi-bayi yang mengenakan diaper. Selain lembab, minimnya kebersihan pospak jika tidak segera diganti dengan yang baru.
Infeksi vagina (vulvovaginitis)
Sering ditemukan pada wanita hamil, pengidap diabetes, atau pemakai antibiotika. Gejalanya dengan keluarnya lendir yang berbentuk kepala susu dari vagina dan berbau yang disertai dengan rasa panas, gatal dan kemerahan disepanjang dinding dan daerah luar vagina. Gejala lainnya; nyeri di vagina, rasa terbakar pada vulva (bagian luar vagina), serta nyeri saat berkemih. Tapi tak menutup kemungkinan, anak-anak perempuan bisa mengalaminya akibat kurang memerhatikan faktor kebersihan termasuk air yang digunakan saat menggunakan toliet umum. [okezone]
Penyebab Candida
Infeksi akibat jamur dapat terjadi pada setiap wanita tak terkecuali pada anak-anak perempuan. Setiap wanita yang pernah mengalaminya akan merasakan sakit dan tidak nyaman seperti yang pernah dialami sendiri oleh putri kesayangan dr Dewi Inong Irana SpKK, spesialis kulit kelamin RSIA Permata Cibubur, saat berusia 6 tahun.
Menurutnya, infeksi jamur yang acapkali menyerang anak-anak adalah candida yang sebenarnya floral normal yang terdapat di daerah kelamin. Namun, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya infeksi oleh candida, di antaranya:
1. Kelembapan dan kehangatan. Jika lingkungan sekitarnya potensial menimbulkan lembap dan hangat. Pada anak-anak bisa terjadi jika setelah buang air kecil langsung mengenakan celana dalam tanpa dilap terlebih dulu. Itulah yang menyebabkan daerah di luar vagina menjadi lebih lembap.
2. Akibat gangguan sistem kekebalan tubuh.
3. Pemakaian obat-obatan antibiotika. Mengonsumsi antibiotika justru membunuh bakteri dalam keadaan normal yang terdapat dalam jaringan sehingga pertumbuhan candida tidak terkendali.
4. Bahan-bahan yang digunakan untuk celana dalam tidak mudah menyerap, seperti bahan lycra atau pospak dengan daya serap rendah, apalagi kalau jarang diganti.
5. Kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca-pencangkokan organ. Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi jamur.
6. Dan yang mungkin tak Anda duga: obesitas. Ya, jaringan tubuh yang menggelambir di sekitar pangkal paha membuat lingkungan yang berpotensi menimbulkan infeksi candida.
Gejala-gejala
Pada kesempatan terpisah, Prof DR dr Siti Aisyah SpKK, pakar spesialis kulit dan kelamin dari FKUI/ RSUPN Cipto Mangunkusumo mengungkapkan bahwa gejalanya bisa bervariasi bergantung pada bagian tubuh yang terkena infeksi tersebut.
Infeksi pada lipatan kulit
Infeksi ini terdapat pada lipatan kulit atau pusar dan biasanya menyebabkan ruam kemerahan, acapkali disertai adanya bercak-bercak yang mengeluarkan sejumlah kecil cairan berwarna keputihan. Bisa timbul bisul-bisul kecil utamanya di tepian ruam dan ruam ini menimbulkan gatal atau rasa panas. Sementara di sekitar anus tampak kasar, berwarna merah atau putih dan terasa gatal. Gejala seperti umumnya dialami bayi-bayi yang mengenakan diaper. Selain lembab, minimnya kebersihan pospak jika tidak segera diganti dengan yang baru.
Infeksi vagina (vulvovaginitis)
Sering ditemukan pada wanita hamil, pengidap diabetes, atau pemakai antibiotika. Gejalanya dengan keluarnya lendir yang berbentuk kepala susu dari vagina dan berbau yang disertai dengan rasa panas, gatal dan kemerahan disepanjang dinding dan daerah luar vagina. Gejala lainnya; nyeri di vagina, rasa terbakar pada vulva (bagian luar vagina), serta nyeri saat berkemih. Tapi tak menutup kemungkinan, anak-anak perempuan bisa mengalaminya akibat kurang memerhatikan faktor kebersihan termasuk air yang digunakan saat menggunakan toliet umum. [okezone]
Tips Agar Ereksi Dapat Bertahan Lama
Tips Kesehatan, Jakarta - Sukses di ranjang, bukan melulu berkaitan dengan bentuk Mr Dick yang besar. Namun tergantung pada ereksi maksimal yang dapat memberikan kepuasan pada wanita.
Untuk dapat memberikan kepuasan pada pasangan, sebaiknya pria mengetahui apakah ia bisa atau tidak ereksi. Caranya dengan mulai belajar mengetahui cara-cara mencapai puncak ereksi maksimal dalam waktu yang lama.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar seorang pria bisa ereksi dalam waktu yang lumayan lama. Caranya? Simak paparan yang dilansir dari WebMD ini.
1. Asup Makanan Bergizi
Nutrisi yang bagus merupakan kunci untuk mendapatkan seks berlipat ganda. Karbohidrat, bermanfaat untuk membangun balok energi, yang esensial. Seksual kita membutuhkan makanan karbohidrat dan beragam dari jenis ini. Pasta dan roti merupakan sumber karbohidrat penuh. Anda juga perlu mengkonsumsi zat besi setiap hari.
Zat besi merupakan bahan vital dalam testosterone, cairan air mani dan sperma. Anda dapat menemukan sumber mineral ini dari seafood, kacang polong dan kacang-kacangan. Atau untuk lebih praktisnya Anda dapat membeli suplemen zat besi.
Hindari makan berlebih sebelum ML. Jika Anda makan malam berdua, jangan menyantap menu makanan dari daging dan minum anggur plus makanan penutup, setidaknya jika Anda berencana melakukan ML setelah acara makan malam. Usahakan menyantap makanan satu jam sebelum melakukan ML supaya proses pencernaan berjalan dengan sempurna.
2. Posisi Tepat
Posisi misionaris dan doggy style, memberikan keuntungan lebih pada pria, karena posisi ini memacu aliran darah dan memberikan ereksi yang tahan lama dan kuat. Jadi jangan lakukan posisi dimana wanita di atas pada sesi awal hubungan seksual. Sentakan gravitasinya akan mengeluarkan aliran darah dari ereksi Anda. Posisi wanita diatas juga membuatnya mengendalikan gerakan, ini bisa membuat pria kehilangan kontrol yang lebih baik pada penetrasi.
3. Kurangi Kepekaan Agar Tahan Lama
Cara klasik mengurangi kepekaan berlebih adalah menggunakan kondom. Tapi jika Anda tak ingin menggunakan kondom saat ML dengan pasangan, Anda dapat mencoba cara lain. Sesekali keluarkan Mr Dick dari Mrs V saat Anda merasa akan mencapai klimaks. Trik ini berguna mengalihkan pikiran Anda sejanak untuk menghindari ejakulasi terlalu awal, namun tak mengurangi kekuatan ereksi.
4. Simpan Kekuatan
Jangan membuat diri Anda kelelahan di sesi awal saat ML. Terlalu lelah disesi awal dapat mengakibatkan ereksi jadi lembek. Jadi ukur kekuatan Anda.
5. Hindari Sikap Gugup
Terlalu gelisah dan gugup justru dapat membuat ereksi Anda melembek. Namun sayangnya, seks seringkali berhubungan dengan hasil yang menggelisahkan, jika itu terkait dengan imej tubuh yang negatif. Seperti saat Anda pertama kali melakukan ML dengan pasangan, sudah tentu Anda dihantui kegelisahan. Sebaiknya temukan cara untuk membuat diri Anda merasa nyaman jika Anda dihinggapi rasa gugup saat hendak melakukan hubungan seksual.
6.Latihan Perut
Lakukan latihan perut. Gerakan ini memiliki andil dalam membantu otot perut Anda mempertahankan ereksi. Selain itu, dengan postur tubuh yang bagus percaya diri Anda semakin bertambah. Sekalian latihan perut, Anda juga bisa melakukan latihan kegel untuk Mr Dick. Meski hal ini tak terbukti dapat memperbesar ukurannya, tetapi bisa membantu mempertahankan ereksi berlangsung lebih lama.
7. Jangan Merokok dan Minum Beralkohol Berlebih
Merokok membuat sirkulasi darah jadi buruk, dan saat Anda ingin ML, sangat dibutuhkan aliran darah yang lancar. Jadi jika Anda ingin kehidupan seks yang selalu panas, ini sebuah alasan kuat untuk menghentikan kebiasaan merokok. Minuman beralkohol terlalu banyak juga berpengaruh pada prostat Anda. [inilah]
Untuk dapat memberikan kepuasan pada pasangan, sebaiknya pria mengetahui apakah ia bisa atau tidak ereksi. Caranya dengan mulai belajar mengetahui cara-cara mencapai puncak ereksi maksimal dalam waktu yang lama.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar seorang pria bisa ereksi dalam waktu yang lumayan lama. Caranya? Simak paparan yang dilansir dari WebMD ini.
1. Asup Makanan Bergizi
Nutrisi yang bagus merupakan kunci untuk mendapatkan seks berlipat ganda. Karbohidrat, bermanfaat untuk membangun balok energi, yang esensial. Seksual kita membutuhkan makanan karbohidrat dan beragam dari jenis ini. Pasta dan roti merupakan sumber karbohidrat penuh. Anda juga perlu mengkonsumsi zat besi setiap hari.
Zat besi merupakan bahan vital dalam testosterone, cairan air mani dan sperma. Anda dapat menemukan sumber mineral ini dari seafood, kacang polong dan kacang-kacangan. Atau untuk lebih praktisnya Anda dapat membeli suplemen zat besi.
Hindari makan berlebih sebelum ML. Jika Anda makan malam berdua, jangan menyantap menu makanan dari daging dan minum anggur plus makanan penutup, setidaknya jika Anda berencana melakukan ML setelah acara makan malam. Usahakan menyantap makanan satu jam sebelum melakukan ML supaya proses pencernaan berjalan dengan sempurna.
2. Posisi Tepat
Posisi misionaris dan doggy style, memberikan keuntungan lebih pada pria, karena posisi ini memacu aliran darah dan memberikan ereksi yang tahan lama dan kuat. Jadi jangan lakukan posisi dimana wanita di atas pada sesi awal hubungan seksual. Sentakan gravitasinya akan mengeluarkan aliran darah dari ereksi Anda. Posisi wanita diatas juga membuatnya mengendalikan gerakan, ini bisa membuat pria kehilangan kontrol yang lebih baik pada penetrasi.
3. Kurangi Kepekaan Agar Tahan Lama
Cara klasik mengurangi kepekaan berlebih adalah menggunakan kondom. Tapi jika Anda tak ingin menggunakan kondom saat ML dengan pasangan, Anda dapat mencoba cara lain. Sesekali keluarkan Mr Dick dari Mrs V saat Anda merasa akan mencapai klimaks. Trik ini berguna mengalihkan pikiran Anda sejanak untuk menghindari ejakulasi terlalu awal, namun tak mengurangi kekuatan ereksi.
4. Simpan Kekuatan
Jangan membuat diri Anda kelelahan di sesi awal saat ML. Terlalu lelah disesi awal dapat mengakibatkan ereksi jadi lembek. Jadi ukur kekuatan Anda.
5. Hindari Sikap Gugup
Terlalu gelisah dan gugup justru dapat membuat ereksi Anda melembek. Namun sayangnya, seks seringkali berhubungan dengan hasil yang menggelisahkan, jika itu terkait dengan imej tubuh yang negatif. Seperti saat Anda pertama kali melakukan ML dengan pasangan, sudah tentu Anda dihantui kegelisahan. Sebaiknya temukan cara untuk membuat diri Anda merasa nyaman jika Anda dihinggapi rasa gugup saat hendak melakukan hubungan seksual.
6.Latihan Perut
Lakukan latihan perut. Gerakan ini memiliki andil dalam membantu otot perut Anda mempertahankan ereksi. Selain itu, dengan postur tubuh yang bagus percaya diri Anda semakin bertambah. Sekalian latihan perut, Anda juga bisa melakukan latihan kegel untuk Mr Dick. Meski hal ini tak terbukti dapat memperbesar ukurannya, tetapi bisa membantu mempertahankan ereksi berlangsung lebih lama.
7. Jangan Merokok dan Minum Beralkohol Berlebih
Merokok membuat sirkulasi darah jadi buruk, dan saat Anda ingin ML, sangat dibutuhkan aliran darah yang lancar. Jadi jika Anda ingin kehidupan seks yang selalu panas, ini sebuah alasan kuat untuk menghentikan kebiasaan merokok. Minuman beralkohol terlalu banyak juga berpengaruh pada prostat Anda. [inilah]
Makin Dini Pacaran Makin Depresi dan Sakit-sakitan
Tips Kesehatan, Jakarta - Jangan dulu pacaran kalau masih kecil. Begitu nasihat yang sering disampaikan orangtua pada anaknya yang masih remaja. Ternyata nasihat orangtua itu didukung oleh peneliti, semakin dini seseorang menjalin cinta semakin besar risiko sakit hati, depresi bahkan sakit-sakitan.
Dalam Journal of Pain, peneliti dari Universite de Montreal, University Hospital Center dan McGill University menemukan anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan pinggang. Mereka juga dilaporkan lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah pacaran.
Dr Isabelle Tremblay, seorang peneliti dari Universite de Montreal serta Dr Michael Sullivan, seorang profesor psikolog dari McGill University telah melakukan studi untuk mengetahui pengaruh menjalin hubungan sejak dini terhadap kesehatan seseorang.
Sebanyak 382 pelajar remaja berumur rata-rata 12 hingga 17 tahun di Kanada direkrut sebagai partisipan penelitian. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner tentang frekuensi dan intensitas mengalami gangguan emosi serta fisik dan juga usia awal mengenal cinta.
Hasilnya yaitu, seseorang yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi. "Gejala itu berkembang dari sejak masih kanak-kanak, lalu remaja dan akhirnya ketika dewasa," ujar Sullivan seperti dilansir Sciencedaily, Kamis (26/11/2009).
Peneliti belum sepenuhnya mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Namun, kesimpulan yang dinyatakan peneliti adalah, seseorang yang menjalin hubungan sejak dini, contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.
"Mereka punya kecenderungan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam. Mereka benar-benar meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi mereka sudah mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya,"jelas Sullivan.
Tapi akibat terlalu mendalami perasaan sedih dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya. "Karena terlalu sedih atau marah, perasan depresi pun bisa muncul. Akibatnya mereka jadi tidak mau makan, kurang tidur atau tidak mau melakukan apa-apa. Dari situlah muncul penyakit-penyakit seperti pusing, sakit perut dan lainnya," jelas Sullivan.
Mereka yang mengenal cinta dan mengalami masalah dalam berhubungan dengan pasangan lebih dulu memiliki pandangan yang lebih serius dan sikap yang lebih tertutup. Hal itu memicu perasaan stres dan penyakit fisik lainnya.
Sementara itu, mereka yang belum menjalin cinta pada usia dini cenderung lebih ekspresif dan lebih banyak bersosialisasi dengan yang teman-teman lainnya sebagai bentuk mencari dukungan pada saat mereka sedih atau tidak ada masalah. [detik]
Dalam Journal of Pain, peneliti dari Universite de Montreal, University Hospital Center dan McGill University menemukan anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan pinggang. Mereka juga dilaporkan lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah pacaran.
Dr Isabelle Tremblay, seorang peneliti dari Universite de Montreal serta Dr Michael Sullivan, seorang profesor psikolog dari McGill University telah melakukan studi untuk mengetahui pengaruh menjalin hubungan sejak dini terhadap kesehatan seseorang.
Sebanyak 382 pelajar remaja berumur rata-rata 12 hingga 17 tahun di Kanada direkrut sebagai partisipan penelitian. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner tentang frekuensi dan intensitas mengalami gangguan emosi serta fisik dan juga usia awal mengenal cinta.
Hasilnya yaitu, seseorang yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi. "Gejala itu berkembang dari sejak masih kanak-kanak, lalu remaja dan akhirnya ketika dewasa," ujar Sullivan seperti dilansir Sciencedaily, Kamis (26/11/2009).
Peneliti belum sepenuhnya mengerti mengapa hal itu bisa terjadi. Namun, kesimpulan yang dinyatakan peneliti adalah, seseorang yang menjalin hubungan sejak dini, contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.
"Mereka punya kecenderungan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam. Mereka benar-benar meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi mereka sudah mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya,"jelas Sullivan.
Tapi akibat terlalu mendalami perasaan sedih dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya. "Karena terlalu sedih atau marah, perasan depresi pun bisa muncul. Akibatnya mereka jadi tidak mau makan, kurang tidur atau tidak mau melakukan apa-apa. Dari situlah muncul penyakit-penyakit seperti pusing, sakit perut dan lainnya," jelas Sullivan.
Mereka yang mengenal cinta dan mengalami masalah dalam berhubungan dengan pasangan lebih dulu memiliki pandangan yang lebih serius dan sikap yang lebih tertutup. Hal itu memicu perasaan stres dan penyakit fisik lainnya.
Sementara itu, mereka yang belum menjalin cinta pada usia dini cenderung lebih ekspresif dan lebih banyak bersosialisasi dengan yang teman-teman lainnya sebagai bentuk mencari dukungan pada saat mereka sedih atau tidak ada masalah. [detik]
Tips Merawat Payudara
Tips Kesehatan, Pangandaran - Dada, menjadi salah satu objek pada tubuh wanita yang menimbulkan gairah dan nafsu. Tetapi di lain hal, keindahan dada (payudara) ini menjadi kelebihan tersendiri yang sangat istimewa bagi wanita, sebagai makhluk yang dianugerahi kecantikan.
Terlepas dari ukuran payudara, kecil atau besar, perawatan tentunya akan menjadikannya indah. Dan memang perawatan sangat penting karena gravitasi dan usia membuat payudara menjadi kurang indah.
WomanOnly menawarkan beberapa tips untuk menjaga keindahan payudara Anda, yuk kita lihat.
1. Hindari diet dengan obat dalam waktu singkat
Anda mungkin memiliki masalah pada berat badan, sehingga Anda mencari solusi untuk menurunkannya. Ditawarkanlah pil-pil diet untuk menurunkan berat badan dalam sekejap, dan ya, berat badan Anda memang turun, tetapi lihat bentuk payudara Anda yang jadi tidak indah itu.
Untuk itu waspadalah, hindari semua pil-pil diet yang menjanjikan penurunan berat badan secara drastis, karena hal ini malah akan merugikan Anda.
2. Bra yang tepat
Solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah gravitasi adalah dengan mengenakan bra yang tepat untuk tubuh. Pastikan bra Anda pas dengan ukuran payudara, dapat menyangga dengan baik, memiliki bentuk yang pas, dan desain serta bahan yang nyaman.
3. Berdiri dan duduk tegak
Kebiasaan duduk dan berdiri tegak ini sering dilupakan saat kita keasyikan larut dalam suatu pekerjaan. Akibatnya bentuk payudara pun ikut terpengaruhi.
Biasakan untuk duduk dan berdiri tegak agar payudara tidak turun.
4. Latihan beban
Beberapa orang mengira bahwa latihan beban menyebabkan lengan menjadi besar, tetapi ingat bahwa dengan latihan yang benar Anda akan menjaga payudara agar tetap naik dan kencang.
5. Sabun Mandi
Pastikan pilih sabun mandi yang mengandung banyak bahan moisturizer, misal: jojoba oil, chamomile, olive oil, agar kulit Anda, terutama di bagian dada agar tetap halus dan tidak kering.
6. Body lotion dan massage
Lakukan massage lembut dengan body lotion ke arah atas, mengelilingi payudara Anda setiap habis mandi. Lotionnya akan membuat kulit tetap lembab dan lembut, sedangkan pemijatannya akan mengangkat payudara dan membuatnya kencang.
7. Check kesehatan payudara Anda
Tips terakhir yang tentunya paling penting adalah memeriksakan payudara Anda secara rutin agar terhindar dari segala macam penyakit dan tetap indah. Jangan lupa ya, karena kanker payudara mengincar Anda setiap saat. [Kapanlagi]
Terlepas dari ukuran payudara, kecil atau besar, perawatan tentunya akan menjadikannya indah. Dan memang perawatan sangat penting karena gravitasi dan usia membuat payudara menjadi kurang indah.
WomanOnly menawarkan beberapa tips untuk menjaga keindahan payudara Anda, yuk kita lihat.
1. Hindari diet dengan obat dalam waktu singkat
Anda mungkin memiliki masalah pada berat badan, sehingga Anda mencari solusi untuk menurunkannya. Ditawarkanlah pil-pil diet untuk menurunkan berat badan dalam sekejap, dan ya, berat badan Anda memang turun, tetapi lihat bentuk payudara Anda yang jadi tidak indah itu.
Untuk itu waspadalah, hindari semua pil-pil diet yang menjanjikan penurunan berat badan secara drastis, karena hal ini malah akan merugikan Anda.
2. Bra yang tepat
Solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah gravitasi adalah dengan mengenakan bra yang tepat untuk tubuh. Pastikan bra Anda pas dengan ukuran payudara, dapat menyangga dengan baik, memiliki bentuk yang pas, dan desain serta bahan yang nyaman.
3. Berdiri dan duduk tegak
Kebiasaan duduk dan berdiri tegak ini sering dilupakan saat kita keasyikan larut dalam suatu pekerjaan. Akibatnya bentuk payudara pun ikut terpengaruhi.
Biasakan untuk duduk dan berdiri tegak agar payudara tidak turun.
4. Latihan beban
Beberapa orang mengira bahwa latihan beban menyebabkan lengan menjadi besar, tetapi ingat bahwa dengan latihan yang benar Anda akan menjaga payudara agar tetap naik dan kencang.
5. Sabun Mandi
Pastikan pilih sabun mandi yang mengandung banyak bahan moisturizer, misal: jojoba oil, chamomile, olive oil, agar kulit Anda, terutama di bagian dada agar tetap halus dan tidak kering.
6. Body lotion dan massage
Lakukan massage lembut dengan body lotion ke arah atas, mengelilingi payudara Anda setiap habis mandi. Lotionnya akan membuat kulit tetap lembab dan lembut, sedangkan pemijatannya akan mengangkat payudara dan membuatnya kencang.
7. Check kesehatan payudara Anda
Tips terakhir yang tentunya paling penting adalah memeriksakan payudara Anda secara rutin agar terhindar dari segala macam penyakit dan tetap indah. Jangan lupa ya, karena kanker payudara mengincar Anda setiap saat. [Kapanlagi]
Perawatan Luka
Definisi
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Mekanisme terjadinya luka :
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)
Menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :
1. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, dibagi menjadi :
Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
Menurut waktu penyembuhan luka dibagi menjadi :
1. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
2. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
Proses Penyembuhan Luka
Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses peradangan”, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase :
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan “substansi vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung 5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local reflex action dan adanya substansi vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin). Histamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis.
Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.
2. Fase Proliferatif
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan “granulasi”.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.
3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik (diabetes mielitus).
Faktor yang mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka
1. Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
2. Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
3. Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
4. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
5. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”).
6. Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
8. Pengobatan
• Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera
• Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
• Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
NURSING MANAGEMENT
Dressing/Pembalutan
Tujuan :
1. memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
2. absorbsi drainase
3. menekan dan imobilisasi luka
4. mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis
5. mencegah luka dari kontaminasi bakteri
6. meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
7. memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien
ALAT DAN BAHAN BALUTAN UNTUK LUKA
Bahan untuk Membersihkan Luka
• Alkohol 70%
• Aqueous and tincture of chlorhexidine gluconate (Hibitane)
• Aqueous and tincture of benzalkonium chloride (Zephiran Cloride)
• Hydrogen Peroxide
• Natrium Cloride 0.9%
Bahan untuk Menutup Luka
• Verband dengan berbagai ukuran
Bahan untuk mempertahankan balutan
• Adhesive tapes
• Bandages and binders
KOMPLIKASI DARI LUKA
a. Hematoma (Hemorrhage)
Perawat harus mengetahui lokasi insisi pada pasien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan.
b. Infeksi (Wounds Sepsis)
Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri.
Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
• Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
• Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh : terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).
• Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik.
c. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence adalah rusaknya luka bedah
Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka
d. Keloid
Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.
Read More
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Mekanisme terjadinya luka :
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)
Menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :
1. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, dibagi menjadi :
Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
Menurut waktu penyembuhan luka dibagi menjadi :
1. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
2. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
Proses Penyembuhan Luka
Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses peradangan”, yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase :
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan “substansi vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung 5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local reflex action dan adanya substansi vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin). Histamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis.
Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.
2. Fase Proliferatif
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan “granulasi”.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.
3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik (diabetes mielitus).
Faktor yang mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka
1. Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
2. Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
3. Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
4. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
5. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”).
6. Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
8. Pengobatan
• Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera
• Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
• Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
NURSING MANAGEMENT
Dressing/Pembalutan
Tujuan :
1. memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
2. absorbsi drainase
3. menekan dan imobilisasi luka
4. mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis
5. mencegah luka dari kontaminasi bakteri
6. meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
7. memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien
ALAT DAN BAHAN BALUTAN UNTUK LUKA
Bahan untuk Membersihkan Luka
• Alkohol 70%
• Aqueous and tincture of chlorhexidine gluconate (Hibitane)
• Aqueous and tincture of benzalkonium chloride (Zephiran Cloride)
• Hydrogen Peroxide
• Natrium Cloride 0.9%
Bahan untuk Menutup Luka
• Verband dengan berbagai ukuran
Bahan untuk mempertahankan balutan
• Adhesive tapes
• Bandages and binders
KOMPLIKASI DARI LUKA
a. Hematoma (Hemorrhage)
Perawat harus mengetahui lokasi insisi pada pasien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan.
b. Infeksi (Wounds Sepsis)
Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri.
Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
• Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
• Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh : terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).
• Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik.
c. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence adalah rusaknya luka bedah
Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka
d. Keloid
Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.
Jumat, 27 November 2009
Bagian Tubuh Pria Yang Paling Digilai Wanita
Tips Kesehatan, Jakarta - Boleh dibilang sudah biasa jika lelaki memperhatikan bagian tubuh wanita. Tapi pernahkah terlintas dipikiran Anda bahwa kaum Hawa juga memikirkan bagian tubuh kaum Adam? Daya tarik yang menonjol dari seorang pria memang kerap diperhatikan wanita.
Berikut ini adalah sejumlah bagian tubuh pria yang kerap diperhatikan wanita:
1. Bokong
Bokong menduduki peringkat pertama bagian tubuh pria yang disukai kaum Hawa. Ini menunjukkan wanita tidak jauh berbeda dari pria. Beberapa wanita menyatakan mereka menyukai bokong berbentuk setengah bulan. Ada pula yang lebih senang dengan bentuk bokong sedikit berbelok.
2. Mister P
Survei mengungkapkan para wanita tidak mengkhususkan pada masalah ukuran alat vital pria, sepertinya pepatah size doesn’t matter masih berlaku. Tetapi yang lebih penting, banyak wanita menyebutkan daerah sekitar Mr. P sangat penting seperti; warna kulit Mr. P yang proporsional, tidak terlalu berurat, tidak terlalu pendek, tidak terlalu besar, tebal. Bukan cuma itu, yang kerap menarik perhatian kaum hawa adalah aroma Mr. P yang khas.
3. Perut
Tak dipungkiri, sebagian besar wanita menyenangi perut pria yang rata, apalagi jika perut yang berbentuk six packs. Kendati demikian, ada pula wanita yang tidak suka dengan perut yang berotot, tetapi perut yang rata lebih baik.
4. Pinggul
Wanita yang memiliki pinggul lebih kecil tampak lebih baik. Begitu pula pria di mata wanita. Ternyata, kaum Hawa juga senang melihat pria yang berpinggul sempit. Bagian ini termasuk yang paling penting. Betapa tidak? Pasalnya, hal ini sangat wanita sukai terutama untuk melakukan goyangan dan jepitan saat berhubungan intim.
5. Lidah
Salah satu bakat pria yang dikagumi wanita ialah kemampuan pria menggunakan lidahnya. Banyak wanita menyatakan bahwa lidah adalah otot terkuat dalam tubuh meskipun hal ini masih diperdebatkan. Selain dipakai saat melakukan oral seks, lidah pun digunakan untuk menyatakan cinta lewat ciuman hangat.
6. Otot Lengan
Otot lengan yang sedikit berisi tidak hanya menggambarkan kekuatan, pun mencerminkan perawatan yang baik. Terlebih, wanita senang melihat otot biceps dan triceps saat kaum Adam mengenakan sweater atau t-shirt yang agak ketat.
7. Dada
Semua pria umumnya menyukai wanita dengan sepasang payudara yang seksi. Wanita pun memiliki selera yang sama saat melihat dada pria. Terlebih, jika di dada seorang pria terdapat bulu-bulu halus penyebar virus libido. Sebagian besar wanita mengatakan mereka penasaran seperti apa dada di balik pakaian pria.
Perhatikan kembali daftar di atas, boleh jadi Anda termasuk salah satu pemikat wanita lantaran memiliki tubuh yang molek untuk dipandang. [liputan6]
Bugil untuk Pikat Wanita
Tips Kesehatan, Pangandaran - Melihat pasangan wanita tampil bugil, gairah Anda sudah pasti bangkit. Mengapa tak coba sebaliknya? Tahukah Anda para pria, bugil di hadapan wanita juga bisa menjadi pemicu untuk memanaskan pertempuran.
Anda perlu mengemas aktivitas ini semenarik mungkin. Pastinya pasangan tak kuasa menolak permintaan Anda dan menyukai aksi liar Anda kali ini. Agar aksi bugil kian memanas, ada beberapa hal yang bisa Anda pelajari dari Askmen, di antaranya:
Atur pencahayaan ruangan
Sebelum Anda melepaskan seluruh busana yang melekat pada tubuh, pastikan bahwa segala sesuatunya dalam kondisi oke, termasuk pencahayaan. Cahaya ruangan turut membangun suasana pergumulan. Untuk menciptakan kesan romantis, Anda bisa mengandalkan cahaya lilin beraroma afrodisiak. Keharumannya akan menguatkan gairah seks.
Tak perlu bugil seutuhnya
Pesan penting bagi kaum Adam, Anda tak perlu bugil seutuhnya untuk memancing keliaran pasangan. Jangan dulu melepaskan celana dalam yang membungkus "senjata" Anda. Biarkan pasangan yang melakukan untuk menggugah imajinasi dan membuatnya semakin penasaran.
Boxer ketat nan seksi
Anda bisa menggodanya dengan memamerkan boxer Anda yang ketat dan seksi. Sebab, banyak wanita yang memiliki fantasi liar, dan boxer sangat berguna dalam hal ini. Untuk itu, kenakan boxer ketat dan seksi sehingga pasangan bisa melihat sesuatu di balik celana dalam Anda yang siap membuatnya kian liar.
Ajak pasangan menari erotis
Ketika busana yang Anda kenakan telah ditanggalkan, jangan berhenti sampai di situ. Bangkitkan kembali gairah pasangan dengan memeluknya dari belakang sambil memberikan cumbuan mesra. Kemudian lanjutkan aksi panas dengan menari erotis berdua. Ajak pasangan meluapkan hasrat terpendamnya selama ini. [okezone]
Cara Optimalkan Pertumbuhan Otak
Tips Kesehatan, Pangandaran - Kasih sayang dan stimulasi dini adalah bekal pembentukan otak anak yang cerdas. Lengkapi dengan pola tidur berkualitas sejak bayi supaya otak buah hati Anda tumbuh optimal.
Bayi baru lahir, dengan segala keterbatasannya hanya mampu mengomunikasikan apa yang diinginkan dan rasakan melalui tangisan. Untuk mampu mengerti arti tangisan si kecil, seorang ibu haruslah "dekat" dengan bayinya. Kedekatan ini tak sebatas kontak fisik, tetapi juga kasih sayang sejati yang mengikat ibu-bayi dalam ikatan emosional yang kuat.
"Bayi saya baru berumur lima bulan, sering terbangun dari tidurnya saat tengah malam, lalu menangis keras sekali. Kenapa ya?" keluh Nur, seorang ibu muda yang juga bekerja kantoran.
Menanggapi permasalahan tersebut, dokter spesialis anak dr Soedjatmiko SpA(K) Msi mengungkapkan, kemungkinannya adalah karena sang bayi merasa kangen dengan bundanya yang setiap hari harus meninggalkannya untuk bekerja. "Saat tidur, terutama fase REM (Rapid Eye Movement) atau tidur aktif, terjadi konsolidasi atau pengaturan kembali pengalaman yang didapat si bayi dalam sehari. Begitu pun kesedihan dan kegembiraan yang dirasakan bayi akan tergambar pada fase ini," ujar Soedjatmiko dalam acara "Pampers Sleep Symposium" yang diselenggarakan di Hottel Gran Melia Jakarta, belum lama ini.
Di sisi lain, bayi yang tidurnya gelisah atau sering terbangun pada malam hari juga harus dicek kemungkinan dia terganggu oleh nyamuk, mengompol atau gangguan kulit seperti biang keringat, gatal, dan iritasi akibat baju atau popok yang tidak nyaman. Hal ini penting karena dapat berakibat bayi merasa tidak nyaman, tidak bebas bergerak, siklus tidur terganggu, dan tidak optimal menerima stimulasi yang diberikan. Jika sudah demikian, bayi berisiko terganggu tumbuh-kembangnya.
Perlu diingat bahwasanya perkembangan anak tidak hanya saat dia bergerak, tapi juga saat tidur. Tidur yang berkualitas bagi bayi dan anak adalah momen pertumbuhan otak dan tubuh. Setelah seharian mendapatkan stimulasi bersama ibu dan asupan nutrisi pada malam hari, tubuh bayi mulai mencerna dan berkembang. "Sekitar 175 persen perkembangan otak bayi terjadi pada usia 36 bulan pertama.
Pada saat ini dibutuhkan stimulasi optimal dan nutrisi seimbang," tutur anggota UKK Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu. Ya, tidur berkualitas dan stimulasi. Selain faktor nutrisi, itulah dua faktor penting bagi tumbuh kembang bayi.
Saat tidur, pertumbuhan sel-sel otak berlangsung lebih cepat terutama berpengaruh pada restorasi emosi dan kognitif. Tidur mencakup dua fase, yaitu REM dan Non-REM secara bergantian. Saat REM atau tidur aktif, aliran darah ke otak meningkat dan terjadi autostimulasi fungsi otak sehingga pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat. Pada fase ini juga terjadi penataan ulang atau konsolidasi pengalaman yang akan mendukung perkembangan emosi dan kognitif anak. Sedangkan saat non-REM atau tidurtenang, terjadi konservasi energi dan perbaikan sel-sel tubuh, serta pengeluaran hormon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik. Semakin tua usia anak, fase tidur tenangnya makin lama. "Selain tidur malam, bayi sampai umur tiga tahun masih memerlukan tidur siang. Mulai umur 3-4 tahun, anak sudah tidak harus tidur siang," paparnya.
Tak sedikit juga orangtua yang kerepotan mengajak buah hatinya untuk cepat terlelap. Jika ini terjadi, orangtua diharapkan mengoreksi diri, apakah ini karena kebiasaan orangtua itu sendiri sehingga anak meniru atau ikut terbiasa? Oleh karena itu, cobalah mendisiplinkan diri dan anak Anda. Contohnya dalam hal persiapan menjelang tidur malam, redupkanlah lampu-lampu di rumah (terutama di kamar) dan matikan televisi atau apa pun yang bising. Selanjutnya, ajak bayi masuk kamar dan baringkan di tempat tidur (bisa sambil dipeluk) agar lekas terlelap.
"Untuk mencegah bayi terbangun tengah malam dan merengek ingin bermain sampai pagi, sebaiknya hindari ada banyak mainan di kamar anak. Cukup sediakan satu mainan saja di kamar, mungkin yang kecil, lunak dan harus dipastikan aman," saran dia.
Presenter Dona Agnesia yang memiliki dua putra, Diego (2 tahun) dan Lionel (6 bulan), menyatakan tidak bermasalah dengan pola tidur dua jagoan kecilnya itu.
"Diego kalaupun terbangun dari tidur, biasanya disebabkan ingin menyusu," tutur Dona yang penasaran manakala anaknya mengigau dalam tidur.
"Mengigau tidak masalah, asalkan jangan sampai anak tidur sambil berjalan (sleepwalker). Untuk menenangkan, orangtua bisa menenangkan dengan menepuk-nepuk lembut pantat bayi untuk menimbulkan rasa aman dan nyaman," papar Soedjatmiko.
Stimulasi Sesuai Usia
Kasih sayang dan stimulasi perlu dilakukan sejak janin berusia enam bulan di dalam kandungan. Saat dalam kandungan, umumnya ibu memberi stimulasi dengan memutarkan musik klasik. Namun, kata Soedjatmiko, jika ibu menyukai musik jenis lain, juga tidak masalah. "Musik jenis apa pun boleh, yang penting si ibu hamil senang," tandasnya.
Setelah bayi lahir, stimulasi tetap harus dilanjutkan. Caranya dengan bermain aktif setiap hari, penuh kasih sayang, dan dilakukan dengan gembira. Selain itu, penanaman stimulasi harus berulang dan bervariasi dengan disertai pemberian contoh. Ingatlah bahwa anak belajar dari mendengar, melihat, lantas meniru dan mencobanya. Jika dia berhasil melakukannya, berilah penghargaan yang dapat memotivasinya lagi.
Bentuk stimulasi bisa berbeda dalam setiap tahapan usia. Pada umur 0-3 bulan, ciptakan rasa nyaman, aman, senang dengan memeluk, mencium, atau mengayunnya. Dengan hati-hati, gulingkan bayi ke kanan-kiri, atau tengkurap-telentang (bila perlu belajarlah gerakan senam bayi). Selain itu, tersenyumlah seraya menatap mata bayi dan mengajaknya bicara. Tirukan ocehan, mimik bayi, atau berbagai bunyi, suara, dan musik. Rangsanglah otaknya dengan menggantung mainan berwarna dan berbunyi yang memancing si bayi untuk mengangkat kepala, atau meraih, meraba, dan memegang mainan tersebut.
Beranjak usia 3-6 bulan, stimulasi berlanjut dengan memancing anak mencari sumber suara, bermain "cilukba" dan melihat wajah di cermin. Melihat, meraih, dan menendang mainan juga bagus untuk melatih motoriknya. Ajak juga anak mengamati benda kecil atau benda bergerak. Latih ia mengambil benda kecil dan memegang dengan dua tangan. Pada usia ini, bayi juga biasanya mulai belajar duduk dan makan sendiri. [okezone]
Rajin Orgasme, Pria Bisa Panjang Umur?
Tips Kesehatan, Pangandaran - Batas usia seseorang memang urusan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tapi, kalau dengan kehidupan seks indah hidup Anda secara keseluruhan bisa lebih berkualitas, siapa yang tidak mau?
"Ada beberapa faedah kesehatan yang didapat dari bercinta atau orgasme rutin," kata Yvonne K Fulbright PhD, penulis Pleasuring: The Secrets of Sexual Satisfaction. Sedikit di antaranya adalah tidur nyenyak dan nyeri PMS (pre-menstrual syndrome) reda.
Dikutip dari Cosmopolitan, banyak penelitian menegaskan bahwa pria yang orgasme dua kali atau lebih dalam seminggu usianya lebih panjang daripada pria yang orgasme lebih sedikit dari jumlah itu. Sementara untuk wanita belum ada penelitian tentang manfaat orgasme baginya.
Namun, penelitian lain menjelaskan bahwa wanita yang menikmati intercourse selama bercinta, usianya lebih panjang daripada mereka yang kurang menikmati sesi permainan seks.
Satu alasan bonus umur panjang yang didapat dari orgasme adalah dampak positifnya pada berbagai organ dan sistem tubuh. "Penelitian menunjukkan bahwa rutin melakukan aktivitas seksual menurunkan risiko kanker payudara," jelas Beverly Whipple PhD, co-author The Orgasm Answer Guide.
Bukti lain juga mengatakan, orgasme rutin melindungi tubuh dari serangan jantung dan menjaga kesehatan otak. "Magnetic resonance imagin (MRI) menampilkan otak wanita membutuhkan lebih banyak oksigen selama bercinta dibanding aktivitas lainnya. Jumlah ini sama dengan yang dibutuhkannya saat olahraga. Dengan kata lain, otak kita diberi nutrisi agar pikiran kita tetap tajam," tambah Barry Komisaruk PhD, co-author The Science of Orgasm.
Dengan bercinta, Anda pun membendung rasa nyeri. Beberapa kajian menunjukkan bahwa orgasme layaknya analgesik (obat penahan rasa sakit) alami yang membantu meredakan kejang perut saat PMS dan migren. Hormon-hormon yang bekerja selama mencapai klimaks juga berfungsi sebagai obat penenang, tambah Whipple. [okezone]
Kamis, 26 November 2009
Jarang Bercinta, Mr. Dick Bisa Susut
Tips Kesehatan, Pangandaran - Waspada bagi pria lajang hingga usia 40 tahun-an dan jarang melakukan masturbasi. Alat kelamin yang jarang digunakan untuk aktivitas seks ternyata dapat mengalami penyusutan ukuran.
Ini terungkap berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Journal of Sexual Medicine. Jika sampai usia 40 tahun tidak melakukan hubungan seks atau masturbasi, testis akan ikut menyusut. Penelitian ini dilakukan oleh Irwin Goldstein, MD, dari Alvarado Hospital, Amerika Serikat, seperti dikutip dari WebMD.
"Bila pria di usia 30-an saat ereksi ukuran penisnya mencapai 6 inci, di usia 60-70 tahun panjangnya hanya sekitar 5 inci," kata Goldstein.
Penyebab mengecilnya penis adalah karena berkurangnya elastisitas lapisan kolagen yang mengelilingi serabut bilik ereksi. Selain itu, penumpukan deposit lemak yang menyebabkan aliran darah ke penis terhambat adalah salah satu penyebab mengapa penis mengecil atau tampak mengecil, seperti yang dikeluhkan orang-orang obesitas.
Pernyataan yang diungkapkan oleh Irwin Goldstein, MD, dipertegas oleh Dr. Boyke Dian Nugraha, ginekolog dan seksolog kepada INILAH.COM
Menurut Dr.Boyke, semakin tua usia seseorang semakin tua pula organ-organ tubuhnya. Hal ini memang alamiah, begitu pula halnya dengan organ paling vital pada tubuh manusia yang akan mengalami penyusutan jika tidak sering digunakan.
Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi organ pun akan melemah. Otot-otot mulai mengendur, kulit mulai keriput dan tulang semakin rapuh. Tanpa kita sadari, alat vital manusia pun sebenarnya menyusut, bukan hanya karena bertambahnya usia saja, tapi karena jarang digunakan.
"Alat kelamin memang dapat menyusut karena faktor usia, tapi bisa juga menyusut kalau tidak pernah atau jarang digunakan. Pengecilan ini bukan terjadi pada alat kelamin saja, semua bagian tubuh manusia. Coba lihat orang-orang yang sudah tua, kaki dan tangannya jadi mengecil. Begitu juga alat kelamin pria maupun wanita," jelas Dr. Boyke.
Seperti pisau yang tidak pernah diasah, lama kelamaan bisa tumpul. Penis pria pun akan semakin mengecil jika tidak difungsikan.
"Kalau tidak sering digunakan, ya bisa menyusut juga, meski umurnya belum tua-tua amat," lanjutnya.
Yang jelas, tambah Boyke, pria yang sudah berusia lanjut dan masih melakukan seks dengan pasangannya akan memiliki penis yang lebih besar ketimbang mereka yang sudah jarang berhubungan intim.
"Coba saja cek pria-pria yang sudah berumur 60 tahun dan jarang melakukan seks dengan istrinya, pasti alat kelaminnya lebih kecil dibanding pria seumuran itu tapi masih melakukan seks," ungkap Boyke.
Kemampuan berhubungan seks pun akan semakin berkurang seiiring dengan perkembangan umur dan berkurangnya hormon testosteron dalam tubuh. Ini menyebabkan gejala andropause seperti mudah letih, lesu, rambut rontok, libido menurun, penis mengecil, bahkan bisa terjadi impotensi dan masalah sirkulasi darah.
Namun, meskipun sudah menurun, seks tetap bisa dinikmati pasangan usia lanjut.
"Ini hanya masalah keyakinan diri saja. Ada juga kok pasangan yang sudah 70 tahun lebih tapi masih senang melakukan hubungan seks. Oleh karena itu gunakan dan nikmatilah setiap kesempatan yang ada untuk melakukan hubungan seks dengan istri, atau bagi yang belum berpasangan tidak usah ragu melakukan maturbasi jika sudah tidak tahan. Jangan punya anggapan kebanyakan masturbasi bisa berbahaya, itu nggak bener. Jika ingin lebih aman, sebaiknya segerakanlah menikah," pungkas Dr. Boyke. [inilah]
Ini terungkap berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Journal of Sexual Medicine. Jika sampai usia 40 tahun tidak melakukan hubungan seks atau masturbasi, testis akan ikut menyusut. Penelitian ini dilakukan oleh Irwin Goldstein, MD, dari Alvarado Hospital, Amerika Serikat, seperti dikutip dari WebMD.
"Bila pria di usia 30-an saat ereksi ukuran penisnya mencapai 6 inci, di usia 60-70 tahun panjangnya hanya sekitar 5 inci," kata Goldstein.
Penyebab mengecilnya penis adalah karena berkurangnya elastisitas lapisan kolagen yang mengelilingi serabut bilik ereksi. Selain itu, penumpukan deposit lemak yang menyebabkan aliran darah ke penis terhambat adalah salah satu penyebab mengapa penis mengecil atau tampak mengecil, seperti yang dikeluhkan orang-orang obesitas.
Pernyataan yang diungkapkan oleh Irwin Goldstein, MD, dipertegas oleh Dr. Boyke Dian Nugraha, ginekolog dan seksolog kepada INILAH.COM
Menurut Dr.Boyke, semakin tua usia seseorang semakin tua pula organ-organ tubuhnya. Hal ini memang alamiah, begitu pula halnya dengan organ paling vital pada tubuh manusia yang akan mengalami penyusutan jika tidak sering digunakan.
Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi organ pun akan melemah. Otot-otot mulai mengendur, kulit mulai keriput dan tulang semakin rapuh. Tanpa kita sadari, alat vital manusia pun sebenarnya menyusut, bukan hanya karena bertambahnya usia saja, tapi karena jarang digunakan.
"Alat kelamin memang dapat menyusut karena faktor usia, tapi bisa juga menyusut kalau tidak pernah atau jarang digunakan. Pengecilan ini bukan terjadi pada alat kelamin saja, semua bagian tubuh manusia. Coba lihat orang-orang yang sudah tua, kaki dan tangannya jadi mengecil. Begitu juga alat kelamin pria maupun wanita," jelas Dr. Boyke.
Seperti pisau yang tidak pernah diasah, lama kelamaan bisa tumpul. Penis pria pun akan semakin mengecil jika tidak difungsikan.
"Kalau tidak sering digunakan, ya bisa menyusut juga, meski umurnya belum tua-tua amat," lanjutnya.
Yang jelas, tambah Boyke, pria yang sudah berusia lanjut dan masih melakukan seks dengan pasangannya akan memiliki penis yang lebih besar ketimbang mereka yang sudah jarang berhubungan intim.
"Coba saja cek pria-pria yang sudah berumur 60 tahun dan jarang melakukan seks dengan istrinya, pasti alat kelaminnya lebih kecil dibanding pria seumuran itu tapi masih melakukan seks," ungkap Boyke.
Kemampuan berhubungan seks pun akan semakin berkurang seiiring dengan perkembangan umur dan berkurangnya hormon testosteron dalam tubuh. Ini menyebabkan gejala andropause seperti mudah letih, lesu, rambut rontok, libido menurun, penis mengecil, bahkan bisa terjadi impotensi dan masalah sirkulasi darah.
Namun, meskipun sudah menurun, seks tetap bisa dinikmati pasangan usia lanjut.
"Ini hanya masalah keyakinan diri saja. Ada juga kok pasangan yang sudah 70 tahun lebih tapi masih senang melakukan hubungan seks. Oleh karena itu gunakan dan nikmatilah setiap kesempatan yang ada untuk melakukan hubungan seks dengan istri, atau bagi yang belum berpasangan tidak usah ragu melakukan maturbasi jika sudah tidak tahan. Jangan punya anggapan kebanyakan masturbasi bisa berbahaya, itu nggak bener. Jika ingin lebih aman, sebaiknya segerakanlah menikah," pungkas Dr. Boyke. [inilah]
5 Alasan Seks Pria Lebih Sehat
Tips Kesehatan, Pangandaran - Sudah jadi fakta umum bahwa kebanyakan pria tidak butuh banyak alasan untuk bercinta. Namun, berapa banyak sebenarnya pria tahu fakta bahwa seks punya peran kunci dalam menjaga kesehatan tubuhnya?
Aktivitas seks rutin lebih dari sekadar rekreasi. Kesehatan seksual yang baik penting untuk memelihara kesehatan fisik, psikis, dan emosional.
Berikut lima manfaat seks bagi pria ditinjau dari segi kesehatan, seperti dikutip Askmen.
Membakar banyak kalori
Aktivitas intercourse memompa darah melalui peningkatan detak jantung dan membakar banyak kalori. Faktanya, 30 menit sesi bercinta bisa membakar sekira 85-200 kalori.
Jika Anda menghabiskan 30 menit bercinta setiap hari, maka bobot tubuh Anda bisa berkurang 10 pound (sekira 5 kilogram) bahkan lebih, melampaui latihan selama setahun. Kalau begitu faktanya, bukankah bercinta lebih menyenangkan ketimbang lari di treadmill?
Latihan kekuatan
Seks memacu peningkatan produksi testosterone yang bisa menguatkan tulang dan otot. Testosterone bertanggung jawab memelihara energi, mood, kesuburan, dan hasrat seks.
Seperti kita tahu, penurunan tingkat testosterone menjadi sebab andropause (menopause pada pria) yang berdampak pula pada penurunan libido, kelelahan berlebihan, dan depresi.
Mencegah kanker
Sejumlah kajian menunjukkan hasil bahwa pria yang ejakulasi secara rutin risiko terhadap kanker prostat menurun hingga 30 persen. Ejakulasi teratur, baik lewat intercourse maupun masturbasi, membantu mengalirkan prostat hingga pertumbuhan kanker prostat terhambat.
Meningkatkan kesehatan kardiovaskular
Sebuah studi dari Queens University menunjukkan hasil bahwa pria yang bercinta lebih dari tiga kali seminggu risikonya terhadap serangan jantung dan stroke terkurangi hingga 50 persen. Seks juga mampu menurunkan tekanan darah yang berdampak positif bagi kesehatan kardiovaskular.
Penyembuhan stres
Penurunan tekanan darah yang didapat dari bercinta membantu Anda keluar dari stres. Seks melepaskan hormon endorphins untuk membangkitkan mood baik dan meredakan kemarahan. Mengapa tak menutup hari yang penuh tekanan pekerjaan dengan bercinta? [okezone]
Telinga Berdenging? Bisa Jadi Anda Menderita Otitis
Tips Kesehatan, Pangandaran - Radang telinga dapat disebabkan oleh bakteri dan virus yang mengendap pada rongga telinga bagian luar, tengah, dan dalam. Bisa juga karena Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas (ISPA). Kalau tiba-tiba telinga Anda berdenging, bisa jadi Anda menderita radang telinga.
Menurut Dr Agus Subagio SpTHT, dari RS. Puri Indah, Jakarta Barat, radang telinga adalah peradangan yang terjadi pada bagian telinga luar (otitis external), telinga bagian tengah (otitis media), dan telinga bagian dalam. "Nyeri, rasa penuh di telinga, berdenging atau kehilangan pendengaran, hati-hati, bisa jadi Anda mengalami otitis (radang telinga). Jenis radang telinga yang umum adalah otitis media, yaitu infeksi pada telinga tengah serta otitis eksterna atau radang telinga luar," terangnya.
Otitis media adalah peradangan dari telinga tengah. Peradangan ini sering kali dimulai dengan infeksi-infeksi yang menyebabkan sakit tenggorokan dan selesma-selesma atau persoalan-persoalan pernapasan lainnya yang menyebar ke telinga tengah. Ini dapat disebabkan oleh virus-virus atau bakteri-bakteri yang menjadi akut atau kronis. Otitis Media akut biasanya timbul dengan cepat dan berdurasi pendek. "Otitis media akut biasanya berhubungan dengan akumulasi cairan di telinga tengah," imbuhnya.
Otitis Media Kronik (OMK) yaitu peradangan telinga tengah yang gigih, secara khas bisa diderita selama sebulan. Ini berbeda dengan infeksi telinga akut (otitis media akut) yang biasanya berlangsung beberapa minggu. "Setelah infeksi akut, cairan mungkin tertinggal di belakang gendang telinga (tympanic membrane) yang mengendap sampai tiga bulan sebelum menghilang," jelasnya.
Otitis media kronis mungkin berkembang setelah periode waktu yang berkepanjangan dengan cairan atau tekanan negatif di belakang gendang telinga. Otitis media kronis dapat menyebabkan kerusakan yang terus menerus pada telinga tengah dan gendang telinga. Dan mungkin ada aliran yang terus menerus melalui lubang pada gendang telinga. Otitis media kronis seringkali dimulai tanpa nyeri dan demam. Tekanan telinga atau telinga yang meletus dapat menjadi gigih untuk berbulan-bulan. "Adakalanya kehilangan pendengaran yang tidak kentara disebabkan oleh otitis media kronik," katanya.
Gejala dan Penyebab
Radang telinga tengah atau Otitis Media Akut (OMA) biasanya disertai demam dan telinga terasa penuh. Jika berlangsung dalam waktu yang lama, hingga menahun, akan berubah menjadi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK), yaitu radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang telilnga (membran timpani). "Dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari dua bulan, baik terus-menerus atau hilang-timbul," jelasnya.
Adanya tekanan dari cairan yang terkumpul di dalam telinga tengah, tepatnya pada gendang telinga, akan menimbulkan demam tinggi, mual-mual, muntah, sakit kepala dan selera makan menurun atau hilang. Keluarnya cairan kental dari lubang telinga menandai robeknya gendang telinga akibat tekanan cairan yang sudah demikian kuat. Namun bila peradangan tersebut tidak disertai infeksi, bisa saja gangguan telinga ini hampir tanpa gejala. Atau gejalanya bisa berupa perasaan telinga seperti dipenuhi sesuatu. "Bila ada infeksi, yang biasanya berasal dari infeksi saluran napas bagian atas, gejala yang muncul mirip flu biasa," terangnya.
Sedangkan radang telinga bagian luar disebabkan oleh infeksi. Misalnya karena bakteri dan jamur. Bisa juga non infeksi. Misalnya karena iritasi, exim di telinga, kecelakaan, dan trauma. Radang bagian tengah karena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Dan telinga bagian dalam karena penjalaran atau komplikasi dari radang telinga tengah. Infeksi di telinga bagian tengah ini bisa menyebabkan rusaknya struktur-struktur di bagian tengah telinga dan lama-kelamaan akan terjadi komplikasi dari radang telinga, si penderita bisa mengalami pusing berputar dan infeksinya akan menyebar hingga ke otak. "Radang telinga ini lebih banyak diderita oleh anak-anak, sekitar umur 5-10 tahun," katanya.
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK), yaitu komposisi kronik telinga yang disertai perforasi membrane timpani dan keluar sekret secara terus-menerus atau hilang-timbul, biasanya disertai gangguan pendengaran. Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dan sebagian kecil disebabkan oleh perforasi membran timpani akibat trauma telinga. Gambaran klinis OMSK adalah keluar sekret dari telinga tengah. Gangguan pendengaran terjadi secara perlahan-lahan. Rasa sakit timbul bila sudah timbul komplikasi atau OMSK disertai OE. "Pada pemeriksaan fisik tampak membran timpani sudah perforasi," katanya.
Untuk mendeteksi radang telinga dapat dilakukan dengan cara anemnesa, yaitu melihat gendang telinga dengan otoskop. "Selain itu, tes menggunakan garputala dan audiometri juga bisa digunakan. Alat tersebut berfungsi untuk mengetes ketajaman pendengarannya, OAE (oto akustik emation), dan BERA (brea respons audiometri)," jelasnya.
Pengobatan
Sesuai dengan jenis OMSK, pada tipe beningnya bila sekretnya progresif sebaiknya diberikan obat pencuci telinga H2O2 3 persen selama 2-3 hari disertai pemberian antibiotik atau penisilin. Bila sekret sudah berkurang tetapi belum kering, berikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid, antara 10-14 hari lamanya. Penderita OMSK tidak dianjurkan berenang. Bila dengan pengobatan secara konservatif sekret tidak kering, kemungkinan sudah terjadi mastoiditis kronis, sehingga dianjurkan untuk dioperasi. "Pada tipe maligna, pengobatan yang tepat dengan operasi," katanya.
Pencegahannya
Radang telinga bisa dihindari dengan cara menjaga pola hidup sehat dan rajin berolahraga. Usahakan supaya jangan sampai terjadi Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Karena itu diajurkan rajin rajin mencuci tangan karena ISPA mudah menyebar melalui tangan. Jangan membersihkan telinga dengan benda yang ujungnya keras. "Di samping itu, kurangi tingkat polusi udara terutama di dalam rumah dengan tidak merokok, perbaiki sarana sanitasi, gunakan air bersih, serta kecukupan ventilasi ruangan, memperbaiki daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, meningkatkan kebersihan diri dan jangan terlalu lama berada dalam air ketika berenang kalau tidak menggunakan pelindung telinga," jelasnya. [okezone]
Read More
Menurut Dr Agus Subagio SpTHT, dari RS. Puri Indah, Jakarta Barat, radang telinga adalah peradangan yang terjadi pada bagian telinga luar (otitis external), telinga bagian tengah (otitis media), dan telinga bagian dalam. "Nyeri, rasa penuh di telinga, berdenging atau kehilangan pendengaran, hati-hati, bisa jadi Anda mengalami otitis (radang telinga). Jenis radang telinga yang umum adalah otitis media, yaitu infeksi pada telinga tengah serta otitis eksterna atau radang telinga luar," terangnya.
Otitis media adalah peradangan dari telinga tengah. Peradangan ini sering kali dimulai dengan infeksi-infeksi yang menyebabkan sakit tenggorokan dan selesma-selesma atau persoalan-persoalan pernapasan lainnya yang menyebar ke telinga tengah. Ini dapat disebabkan oleh virus-virus atau bakteri-bakteri yang menjadi akut atau kronis. Otitis Media akut biasanya timbul dengan cepat dan berdurasi pendek. "Otitis media akut biasanya berhubungan dengan akumulasi cairan di telinga tengah," imbuhnya.
Otitis Media Kronik (OMK) yaitu peradangan telinga tengah yang gigih, secara khas bisa diderita selama sebulan. Ini berbeda dengan infeksi telinga akut (otitis media akut) yang biasanya berlangsung beberapa minggu. "Setelah infeksi akut, cairan mungkin tertinggal di belakang gendang telinga (tympanic membrane) yang mengendap sampai tiga bulan sebelum menghilang," jelasnya.
Otitis media kronis mungkin berkembang setelah periode waktu yang berkepanjangan dengan cairan atau tekanan negatif di belakang gendang telinga. Otitis media kronis dapat menyebabkan kerusakan yang terus menerus pada telinga tengah dan gendang telinga. Dan mungkin ada aliran yang terus menerus melalui lubang pada gendang telinga. Otitis media kronis seringkali dimulai tanpa nyeri dan demam. Tekanan telinga atau telinga yang meletus dapat menjadi gigih untuk berbulan-bulan. "Adakalanya kehilangan pendengaran yang tidak kentara disebabkan oleh otitis media kronik," katanya.
Gejala dan Penyebab
Radang telinga tengah atau Otitis Media Akut (OMA) biasanya disertai demam dan telinga terasa penuh. Jika berlangsung dalam waktu yang lama, hingga menahun, akan berubah menjadi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK), yaitu radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang telilnga (membran timpani). "Dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari dua bulan, baik terus-menerus atau hilang-timbul," jelasnya.
Adanya tekanan dari cairan yang terkumpul di dalam telinga tengah, tepatnya pada gendang telinga, akan menimbulkan demam tinggi, mual-mual, muntah, sakit kepala dan selera makan menurun atau hilang. Keluarnya cairan kental dari lubang telinga menandai robeknya gendang telinga akibat tekanan cairan yang sudah demikian kuat. Namun bila peradangan tersebut tidak disertai infeksi, bisa saja gangguan telinga ini hampir tanpa gejala. Atau gejalanya bisa berupa perasaan telinga seperti dipenuhi sesuatu. "Bila ada infeksi, yang biasanya berasal dari infeksi saluran napas bagian atas, gejala yang muncul mirip flu biasa," terangnya.
Sedangkan radang telinga bagian luar disebabkan oleh infeksi. Misalnya karena bakteri dan jamur. Bisa juga non infeksi. Misalnya karena iritasi, exim di telinga, kecelakaan, dan trauma. Radang bagian tengah karena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Dan telinga bagian dalam karena penjalaran atau komplikasi dari radang telinga tengah. Infeksi di telinga bagian tengah ini bisa menyebabkan rusaknya struktur-struktur di bagian tengah telinga dan lama-kelamaan akan terjadi komplikasi dari radang telinga, si penderita bisa mengalami pusing berputar dan infeksinya akan menyebar hingga ke otak. "Radang telinga ini lebih banyak diderita oleh anak-anak, sekitar umur 5-10 tahun," katanya.
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK), yaitu komposisi kronik telinga yang disertai perforasi membrane timpani dan keluar sekret secara terus-menerus atau hilang-timbul, biasanya disertai gangguan pendengaran. Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dan sebagian kecil disebabkan oleh perforasi membran timpani akibat trauma telinga. Gambaran klinis OMSK adalah keluar sekret dari telinga tengah. Gangguan pendengaran terjadi secara perlahan-lahan. Rasa sakit timbul bila sudah timbul komplikasi atau OMSK disertai OE. "Pada pemeriksaan fisik tampak membran timpani sudah perforasi," katanya.
Untuk mendeteksi radang telinga dapat dilakukan dengan cara anemnesa, yaitu melihat gendang telinga dengan otoskop. "Selain itu, tes menggunakan garputala dan audiometri juga bisa digunakan. Alat tersebut berfungsi untuk mengetes ketajaman pendengarannya, OAE (oto akustik emation), dan BERA (brea respons audiometri)," jelasnya.
Pengobatan
Sesuai dengan jenis OMSK, pada tipe beningnya bila sekretnya progresif sebaiknya diberikan obat pencuci telinga H2O2 3 persen selama 2-3 hari disertai pemberian antibiotik atau penisilin. Bila sekret sudah berkurang tetapi belum kering, berikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid, antara 10-14 hari lamanya. Penderita OMSK tidak dianjurkan berenang. Bila dengan pengobatan secara konservatif sekret tidak kering, kemungkinan sudah terjadi mastoiditis kronis, sehingga dianjurkan untuk dioperasi. "Pada tipe maligna, pengobatan yang tepat dengan operasi," katanya.
Pencegahannya
Radang telinga bisa dihindari dengan cara menjaga pola hidup sehat dan rajin berolahraga. Usahakan supaya jangan sampai terjadi Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Karena itu diajurkan rajin rajin mencuci tangan karena ISPA mudah menyebar melalui tangan. Jangan membersihkan telinga dengan benda yang ujungnya keras. "Di samping itu, kurangi tingkat polusi udara terutama di dalam rumah dengan tidak merokok, perbaiki sarana sanitasi, gunakan air bersih, serta kecukupan ventilasi ruangan, memperbaiki daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, meningkatkan kebersihan diri dan jangan terlalu lama berada dalam air ketika berenang kalau tidak menggunakan pelindung telinga," jelasnya. [okezone]
Rabu, 25 November 2009
Asuhan Keperawatan Klien dengan Fraktur
(Oleh:EDY SUPARDI, SRI MELATI, SURIYANTI, ABD. RAHMAN, SUPARLANG, SARTIKA, MARDIANA)DEFINISIFraktur adalah pemisahan atau robekan pada kontinuitas tulang yang terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan pada tulang dan tulang tidak mampu untuk menahannya.Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 1989 : 144).Fraktur atau
Read More
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hepatitis
A. Pengertian
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan . Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi, ingesti, atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virus-virus lainnya, seperti :
B. Etiologi
C. Tanda dan Gejala
Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
Pada kasus yang menahun :
D. Patofisiologi
Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi membesar dan terjadi peradangan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena virus masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Komplex kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pengkajian Laboratorium
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut, ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.
Serum Enzim-enzim Liver
Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan mungkin lebih tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat aminotransferase atau AST antara 1000 – 2000 mU/mL. Alanine pospatase nilai normalnya 30 – 90 IU/L atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan berlangsung ketat dengan tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat pada urine.
Pemeriksaan serologi
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body (Anti-HAV) terdeteksi dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus- menerus disebabkan oleh HAV adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4 – 6 minggu. Infeksi sebelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G. Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double – shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6 bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan kekebalan terhadap Hepatitis B.
Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari pada klien yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif.
Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti – HD ). Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan serum.
Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang canggih untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim ImonoAssay dengan kemampuan dapat mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E.
Pengkajian Radiografi
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan menempatkan X-Ray tepat diatas bagian abdominal.
Pengkajian Diagnosa Yang Lain
Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver. Biopsi membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten.
Penemuan jaringan lemak yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan dengan neutrofil yang tetap dengan Hepatitis Laennecs (yang disebabkan oleh alkohol).
Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/11/asuhan-keperawatan-pada-pasien.html
Read More
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar , hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan . Luka pada organ liver dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi dan bahan kimia dari inhalasi, ingesti, atau pemberian obat secara parenteral (IV) . Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau terbukanya hepatotoxin, seperti : industri toxins, alkohol dan pengobatan yang digunakan dalam terapi medik.
Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virus-virus lainnya, seperti :
- Cytomegalovirus
- Virus Epstein-Barr
- Virus Herpes simplex
- Virus Varicella-zoster
B. Etiologi
- Infeksi Virus
Hepatitis merupakan hasil infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus, antara lain :- Virus Hepatitis A ( HAV )
- Virus Hepatitis B ( HBV )
- Virus Hepatitis C ( HCV )
- Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
- Virus Hepatitis E ( HEV )
- Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
- Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
C. Tanda dan Gejala
Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
- Selera makan hilang
- Rasa tidak enak di perut
- Mual sampai muntah
- Demam tidak tinggi
- Kadang-kadang disertai nyeri sendi
- Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
- Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
- Kulit seluruh tubuh tampak kuning
Pada kasus yang menahun :
- manifestasi bisa tanpa keluhan/ gejala atau dengan keluhan/ gejala ringan
- diagnosis umumnya ditemukan pada waktu mengadakan konsultasi ke dokter, hasil laboratorium menunjukkan peninggian SGPT/ SGOT.
- Air seni berwarna coklat seperti air teh.
D. Patofisiologi
Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi membesar dan terjadi peradangan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena virus masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Komplex kekebalan – Kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990) . Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pengkajian Laboratorium
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya yang akut, ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai serologi.
Serum Enzim-enzim Liver
Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL dan mungkin lebih tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis nilai aspartat aminotransferase atau AST antara 1000 – 2000 mU/mL. Alanine pospatase nilai normalnya 30 – 90 IU/L atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan berlangsung ketat dengan tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat pada urine.
Pemeriksaan serologi
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body (Anti-HAV) terdeteksi dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus- menerus disebabkan oleh HAV adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M ( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4 – 6 minggu. Infeksi sebelumnya diindikasi dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G. Antobodi ini terdapat dalam serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi memperkuat kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV adalah virus DNA double – shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar kerangka. Antigen terletak diatas permukaan ataau kerangka virus ( HBSAG ) sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya memunculkan diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien diperkirakan dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih dari 6 bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik. Secara normal tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang setelah masa Hepatitis B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah menunjukkan kesembuhan dan kekebalan terhadap Hepatitis B.
Hepatitis B bermula saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah kemunculan HBs AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang hasil testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari pada klien yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif.
Kemunculan Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D ( Anti – HD ). Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa penyakit akut, tetapi hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan serum.
Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang canggih untuk memeriksa test serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang digunakaan untuk memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim ImonoAssay dengan kemampuan dapat mendeteksi antibody dengan menambahkan antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA tidak dapat diandalkan untuk test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test screening yang dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C akan tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan menambah spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa yang tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E.
Pengkajian Radiografi
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan menempatkan X-Ray tepat diatas bagian abdominal.
Pengkajian Diagnosa Yang Lain
Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada liver. Biopsi membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten.
Penemuan jaringan lemak yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan dengan neutrofil yang tetap dengan Hepatitis Laennecs (yang disebabkan oleh alkohol).
Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/11/asuhan-keperawatan-pada-pasien.html
Download Askep Hepatitis Gratis :
Selasa, 24 November 2009
Kenali Demam Pada Anak
Gejala sakit pada anak yang sering kita jumpai adalah demam. Sebenarnya apakah demam itu dan bagaimana kita menyikapinya, khususnya bila demam terjadi pada anak-anak kita? Insya Allah, dalam tulisan ini akan dibahas tentang demam pada anak.
Apa itu Demam dan Bagaimana Terjadinya?
Demam adalah gejala berupa naiknya suhu tubuh sebagai respon normal tubuh terhadap suatu gangguan. Suhu tubuh diukur dengan termometer, dikatakan demam bila:
Suhu rektal (di dalam dubur): lebih dari 38ºC
Suhu oral (di dalam mulut): lebih dari 37.5ºC
Suhu ketiak: lebih dari 37.2ºC
Termometer bentuk dot bayi digital: lebih dari 37.8ºC
Suhu telinga: mode rektal: lebih dari 38ºC; mode oral: lebih dari 37.5ºC
Suhu tubuh dikendalikan oleh suatu bagian dari otak yang disebut hipotalamus.
Hipotalamus berusaha agar suhu tubuh tetap hangat (36,5-37,5 ºC ) meskipun lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur suhu dengan cara menyeimbangkan antara produksi panas pada otot dan hati dan pengeluaran panas pada kulit dan paru-paru. Ketika ada infeksi, sistem kekebalan tubuh meresponnya dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah. Zat kimia tersebut akan merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh dan akhirnya akan menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan kuman.
Apa saja penyebab demam?
Infeksi merupakan penyebab terbanyak demam pada anak-anak. Infeksi adalah keadaan tubuh yang dimasuki kuman penyebab penyakit, bisa virus, parasit, atau bakteri. Contoh penyakit infeksi dengan gejala demam adalah flu, radang saluran pencernaan, infeksi telinga, croup, dan bronkhiolitis. Beberapa imunisasi anak-anak juga dapat menyebabkan demam. Kapan demam akan timbul tergantung dari vaksinasi yang diberikan (biasanya imunisasi DTP, HiB, dan MMR). Sedangkan anak yang sedang tumbuh gigi, menurut suatu penelitian, tidak menyebabkan demam.
Bagaimana cara mengukur suhu tubuh anak?
Cara paling akurat adalah dengan suhu rektal. Namun, mengukur suhu oral bisa akurat bila dilakukan pada anak di atas 4-5 tahun, atau suhu telinga pada anak di atas 6 bulan. Mengukur suhu ketiak adalah yang paling kurang akurat, namun dapat berguna saat dilakukan pada anak kurang dari 3 bulan. Bila suhu ketiak lebih dari 37.2ºC, maka suhu rektal harus diukur. Di sisi lain, tidaklah akurat bila mengukur suhu tubuh dengan merasakan kulit anak. Hal ini disebut suhu taktil (sentuhan) karena bersifat subyektif, yaitu pengukuran sangat dipengaruhi oleh suhu orang yang merasakan kulit si anak. Berikut cara mengukur suhu anak:
Suhu rektal: anak dibaringkan di pangkuan pemeriksa dengan perut sebagai dasarnya, sebelumnya oleskan sedikit krim atau jely pelumas (misal: Vaseline) pada ujung termometer, masukkan termometer dengan hati-hati ke dubur anak sampai ujung perak termometer tidak terlihat (0,5-1,25 cm di dalam dubur), tahan termometer pada tempatnya. Tahan selama 2 menit untuk termometer raksa atau kurang dari 1 menit untuk digital.
Suhu oral: yang perlu diperhatikan adalah jangan mengukur suhu pada mulut anak bila anak makan atau minum yang panas atau dingin dalam 30 menit terakhir. Sebelumnya bersihkan termometer dengan air dingin dan sabun kemudian bilas dengan air sampai bersih. Tempatkan ujung termometer di bawah lidah ke arah belakang. Minta anak untuk menahan termometer dengan bibirnya. Upayakan bibirnya menahan termometer selama kira-kira 3 menit untuk termometer raksa atau kurang dari 1 menit untuk digital.
Suhu ketiak: tempatkan ujung termometer di ketiak anak yang kering kemudian Tahan termometer dengan mengempitnya antara siku dengan dada selama 4-5 menit.
Suhu telinga: perlu diperhatikan bahwa termometer telinga tidak digunakan untuk anak di bawah 6 bulan. Bila anak baru dari luar rumah di mana cuaca sedang dingin, tunggu 15 menit sebelum mengukur suhu telinga. Infeksi telinga tidak mempengaruhi akurasi suhu telinga. Caranya, ibu harus menarik telinga ke arah luar-belakang sebelum memasukkan termometer kemudian tahan alat di telinga anak selama kira-kira 2 detik.
Bagus mana? Termometer digital atau raksa?
Termometer digital murah, mudah didapat, dan cara paling akurat untuk mengukur suhu. Sedangkan termometer raksa mengandung merkuri yang berbahaya saat terpapar ke tubuh, bila termometer pecah. Bila yang ada hanya termometer raksa, pastikan untuk hati-hati saat menggoyang-goyang termometer gelas sebelum digunakan.
Bagaimana sikap kita saat anak demam?
Sangatlah penting bagi orang tua untuk tahu kapan anak demam harus diperiksakan ke dokter atau dirawat sendiri.Di bawah ini adalah kondisi anak demam yang harus diperiksakan ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan:
Anak di bawah 3 bulan dengan suhu 38ºC atau lebih, tanpa melihat penampakan anak (meskipun anak tampak baik).
Anak di atas 3 bulan dengan suhu 38ºC atau lebih selama lebih dari 3 hari atau tampak sakit (rewel dan menolak minum).
Anak 3-36 bulan dengan suhu 38.9ºC atau lebih.
Anak segala usia dengan suhu 40ºC atau lebih.
Anak segala usia yang mengalami kejang demam (step). Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan – 5 tahun dengan suhu 38º C atau lebih.
Anak segala usia yang mengalami demam berulang.
Anak segala usia yang demam dengan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, lupus, atau anemia bulan sabit.
Anak demam yang disertai munculnya ruam-ruam di kulit.
Anak dapat dirawat sendiri oleh orang tua bila anak berumur lebih dari 3 bulan dengan suhu kurang dari 38.9ºC, dan anak tampak sehat serta berperilaku normal.
Langkah-langkah yang bisa kita lakukan saat anak demam antara lain:
Obat untuk Demam pada Anak
Perawatan paling efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti Parasetamol (contoh: Pamol®, Sanmol®, Tempra®l) atau Ibuprofen (contoh: Proris®). Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet, drops, sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius yang disebut sindrom Reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.
Parasetamol dapat diberikan setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan. Bila suhu tetap tinggi meskipun parasetamol telah diberikan dan anak berumur lebih dari 6 bulan, Parasetamol diganti dengan Ibuprofen yang dapat diberikan setiap 6-8 jam. Dosis parasetamol atau ibuprofen harus diperhitungkan berdasarkan berat badan (bukan umur), yaitu: parasetamol: 10-15 mg/kilogram berat badan anak setiap kali pemberian, maksimal 60 mg/kilogram berat badan/hari. Sedangkan Ibuprofen: 5-10 mg/kilogram berat badan anak setiap kali pemberian, maksimal 40 mg/kilogram berat badan/hari. Contoh: bila anak dengan berat 12 kg, diberikan sirup Parasetamol 12 x (10 sampai 15) mg = 120 mg sampai 180 mg sekali minum. Apabila orang tua kesulitan dalam menghitung dosis hendaknya berkonsultasi dengan apoteker atau farmasis. Jangan asal-asal dalam menentukan dosis obat pada anak. Adapun obat yang telah diresepkan oleh dokter maka patuhilah aturan pemakaian obat dari dokter. Apabila orang tua merasa ragu jangan segan-segan meminta informasi kepada dokter yang meresepkan.
Sekilas tentang Kompres
Mengompres dilakukan dengan handuk atau washcloth (washlap atau lap khusus badan) yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30ºC) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.
Mengompres dapat pula dilakukan dengan meletakkan anak di bak mandi yang sudah diisi air hangat. Lalu basuh badan, lengan, dan kaki anak dengan air hangat tersebut. Sebenarmya mengompres kurang efektif dibandingkan obat penurun demam. Bila ibu memakai metode kompres, hendaknya digabungkan dengan pemberian obat penurun demam, kecuali anak alergi terhadap obat tersebut.
Ingat! Jangan mengompres dengan alkohol karena uap alkohol dapat terserap ke kulit atau paru-paru anak. Membedong anak di bawah umur 3 bulan dengan banyak pakaian atau selimut dapat sedikit menaikkan suhu tubuh. Menurut penelitian, suhu rektal 38.5ºC atau lebih tidak dihubungkan dengan membedong dengan kain tebal tadi. Oleh karena itu, dianjurkan bila anak demam, cukup memakai baju atau selimut tipis saja sehingga aliran udara berjalan baik.
Menaikkan Asupan Cairan Anak
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Istirahatkan Anak Saat Demam
Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman. Orang tua sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu sudah normal dalam 24 jam.
Selama anak demam, orang tua hendaknya tetap memperhatikan gejala-gejala lain yang muncul. Tanyakan pada anak, adakah keluhan lain yang dirasakan, semisal: pusing, sakit kepala, nyeri saat kencing, kesulitan bernafas, dan lain-lain. Karena demam bisa jadi merupakan tanda bahwa ada gangguan pada kesehatan anak atau gejala dari penyakit tertentu. Oleh karena itu, para orang tua hendaknya bijaksana dalam menghadapinya. Orang tua hendaknya tahu kapan anak dengan demam dapat dirawat sendiri di rumah atau diperiksakan ke tempat pelayanan kesehatan.
Read More
Apa itu Demam dan Bagaimana Terjadinya?
Demam adalah gejala berupa naiknya suhu tubuh sebagai respon normal tubuh terhadap suatu gangguan. Suhu tubuh diukur dengan termometer, dikatakan demam bila:
Suhu rektal (di dalam dubur): lebih dari 38ºC
Suhu oral (di dalam mulut): lebih dari 37.5ºC
Suhu ketiak: lebih dari 37.2ºC
Termometer bentuk dot bayi digital: lebih dari 37.8ºC
Suhu telinga: mode rektal: lebih dari 38ºC; mode oral: lebih dari 37.5ºC
Suhu tubuh dikendalikan oleh suatu bagian dari otak yang disebut hipotalamus.
Hipotalamus berusaha agar suhu tubuh tetap hangat (36,5-37,5 ºC ) meskipun lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur suhu dengan cara menyeimbangkan antara produksi panas pada otot dan hati dan pengeluaran panas pada kulit dan paru-paru. Ketika ada infeksi, sistem kekebalan tubuh meresponnya dengan melepaskan zat kimia dalam aliran darah. Zat kimia tersebut akan merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh dan akhirnya akan menambah jumlah sel darah putih yang berguna dalam melawan kuman.
Apa saja penyebab demam?
Infeksi merupakan penyebab terbanyak demam pada anak-anak. Infeksi adalah keadaan tubuh yang dimasuki kuman penyebab penyakit, bisa virus, parasit, atau bakteri. Contoh penyakit infeksi dengan gejala demam adalah flu, radang saluran pencernaan, infeksi telinga, croup, dan bronkhiolitis. Beberapa imunisasi anak-anak juga dapat menyebabkan demam. Kapan demam akan timbul tergantung dari vaksinasi yang diberikan (biasanya imunisasi DTP, HiB, dan MMR). Sedangkan anak yang sedang tumbuh gigi, menurut suatu penelitian, tidak menyebabkan demam.
Bagaimana cara mengukur suhu tubuh anak?
Cara paling akurat adalah dengan suhu rektal. Namun, mengukur suhu oral bisa akurat bila dilakukan pada anak di atas 4-5 tahun, atau suhu telinga pada anak di atas 6 bulan. Mengukur suhu ketiak adalah yang paling kurang akurat, namun dapat berguna saat dilakukan pada anak kurang dari 3 bulan. Bila suhu ketiak lebih dari 37.2ºC, maka suhu rektal harus diukur. Di sisi lain, tidaklah akurat bila mengukur suhu tubuh dengan merasakan kulit anak. Hal ini disebut suhu taktil (sentuhan) karena bersifat subyektif, yaitu pengukuran sangat dipengaruhi oleh suhu orang yang merasakan kulit si anak. Berikut cara mengukur suhu anak:
Suhu rektal: anak dibaringkan di pangkuan pemeriksa dengan perut sebagai dasarnya, sebelumnya oleskan sedikit krim atau jely pelumas (misal: Vaseline) pada ujung termometer, masukkan termometer dengan hati-hati ke dubur anak sampai ujung perak termometer tidak terlihat (0,5-1,25 cm di dalam dubur), tahan termometer pada tempatnya. Tahan selama 2 menit untuk termometer raksa atau kurang dari 1 menit untuk digital.
Suhu oral: yang perlu diperhatikan adalah jangan mengukur suhu pada mulut anak bila anak makan atau minum yang panas atau dingin dalam 30 menit terakhir. Sebelumnya bersihkan termometer dengan air dingin dan sabun kemudian bilas dengan air sampai bersih. Tempatkan ujung termometer di bawah lidah ke arah belakang. Minta anak untuk menahan termometer dengan bibirnya. Upayakan bibirnya menahan termometer selama kira-kira 3 menit untuk termometer raksa atau kurang dari 1 menit untuk digital.
Suhu ketiak: tempatkan ujung termometer di ketiak anak yang kering kemudian Tahan termometer dengan mengempitnya antara siku dengan dada selama 4-5 menit.
Suhu telinga: perlu diperhatikan bahwa termometer telinga tidak digunakan untuk anak di bawah 6 bulan. Bila anak baru dari luar rumah di mana cuaca sedang dingin, tunggu 15 menit sebelum mengukur suhu telinga. Infeksi telinga tidak mempengaruhi akurasi suhu telinga. Caranya, ibu harus menarik telinga ke arah luar-belakang sebelum memasukkan termometer kemudian tahan alat di telinga anak selama kira-kira 2 detik.
Bagus mana? Termometer digital atau raksa?
Termometer digital murah, mudah didapat, dan cara paling akurat untuk mengukur suhu. Sedangkan termometer raksa mengandung merkuri yang berbahaya saat terpapar ke tubuh, bila termometer pecah. Bila yang ada hanya termometer raksa, pastikan untuk hati-hati saat menggoyang-goyang termometer gelas sebelum digunakan.
Bagaimana sikap kita saat anak demam?
Sangatlah penting bagi orang tua untuk tahu kapan anak demam harus diperiksakan ke dokter atau dirawat sendiri.Di bawah ini adalah kondisi anak demam yang harus diperiksakan ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan:
Anak di bawah 3 bulan dengan suhu 38ºC atau lebih, tanpa melihat penampakan anak (meskipun anak tampak baik).
Anak di atas 3 bulan dengan suhu 38ºC atau lebih selama lebih dari 3 hari atau tampak sakit (rewel dan menolak minum).
Anak 3-36 bulan dengan suhu 38.9ºC atau lebih.
Anak segala usia dengan suhu 40ºC atau lebih.
Anak segala usia yang mengalami kejang demam (step). Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan – 5 tahun dengan suhu 38º C atau lebih.
Anak segala usia yang mengalami demam berulang.
Anak segala usia yang demam dengan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, lupus, atau anemia bulan sabit.
Anak demam yang disertai munculnya ruam-ruam di kulit.
Anak dapat dirawat sendiri oleh orang tua bila anak berumur lebih dari 3 bulan dengan suhu kurang dari 38.9ºC, dan anak tampak sehat serta berperilaku normal.
Langkah-langkah yang bisa kita lakukan saat anak demam antara lain:
Obat untuk Demam pada Anak
Perawatan paling efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti Parasetamol (contoh: Pamol®, Sanmol®, Tempra®l) atau Ibuprofen (contoh: Proris®). Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet, drops, sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius yang disebut sindrom Reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.
Parasetamol dapat diberikan setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan. Bila suhu tetap tinggi meskipun parasetamol telah diberikan dan anak berumur lebih dari 6 bulan, Parasetamol diganti dengan Ibuprofen yang dapat diberikan setiap 6-8 jam. Dosis parasetamol atau ibuprofen harus diperhitungkan berdasarkan berat badan (bukan umur), yaitu: parasetamol: 10-15 mg/kilogram berat badan anak setiap kali pemberian, maksimal 60 mg/kilogram berat badan/hari. Sedangkan Ibuprofen: 5-10 mg/kilogram berat badan anak setiap kali pemberian, maksimal 40 mg/kilogram berat badan/hari. Contoh: bila anak dengan berat 12 kg, diberikan sirup Parasetamol 12 x (10 sampai 15) mg = 120 mg sampai 180 mg sekali minum. Apabila orang tua kesulitan dalam menghitung dosis hendaknya berkonsultasi dengan apoteker atau farmasis. Jangan asal-asal dalam menentukan dosis obat pada anak. Adapun obat yang telah diresepkan oleh dokter maka patuhilah aturan pemakaian obat dari dokter. Apabila orang tua merasa ragu jangan segan-segan meminta informasi kepada dokter yang meresepkan.
Sekilas tentang Kompres
Mengompres dilakukan dengan handuk atau washcloth (washlap atau lap khusus badan) yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30ºC) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.
Mengompres dapat pula dilakukan dengan meletakkan anak di bak mandi yang sudah diisi air hangat. Lalu basuh badan, lengan, dan kaki anak dengan air hangat tersebut. Sebenarmya mengompres kurang efektif dibandingkan obat penurun demam. Bila ibu memakai metode kompres, hendaknya digabungkan dengan pemberian obat penurun demam, kecuali anak alergi terhadap obat tersebut.
Ingat! Jangan mengompres dengan alkohol karena uap alkohol dapat terserap ke kulit atau paru-paru anak. Membedong anak di bawah umur 3 bulan dengan banyak pakaian atau selimut dapat sedikit menaikkan suhu tubuh. Menurut penelitian, suhu rektal 38.5ºC atau lebih tidak dihubungkan dengan membedong dengan kain tebal tadi. Oleh karena itu, dianjurkan bila anak demam, cukup memakai baju atau selimut tipis saja sehingga aliran udara berjalan baik.
Menaikkan Asupan Cairan Anak
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Istirahatkan Anak Saat Demam
Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman. Orang tua sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu sudah normal dalam 24 jam.
Selama anak demam, orang tua hendaknya tetap memperhatikan gejala-gejala lain yang muncul. Tanyakan pada anak, adakah keluhan lain yang dirasakan, semisal: pusing, sakit kepala, nyeri saat kencing, kesulitan bernafas, dan lain-lain. Karena demam bisa jadi merupakan tanda bahwa ada gangguan pada kesehatan anak atau gejala dari penyakit tertentu. Oleh karena itu, para orang tua hendaknya bijaksana dalam menghadapinya. Orang tua hendaknya tahu kapan anak dengan demam dapat dirawat sendiri di rumah atau diperiksakan ke tempat pelayanan kesehatan.
DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus ialah penyakit gangguan metabolisme terutama karbohidrat yang disebabkan kekurangan hormon insulin absolut maupun relatif dengan segala akibatnya pada multi organ. Kejadian DM didunia 1 - 2 % penduduk, sebelum ditemukan insulin sering ditemukan penyulit akut dan sangat jarang ditemukan penyulit kronis, hal ini dikarenakan penderita sudah meninggal sebelum terjadi penyulit kronis. Akhir-akhir ini penyulit akut dapat diatasi dan dicegah, sehingga penderita DM dapat hidup lebih lama dan timbul penyulit kronis seperti retinopati, neropati dan nepropati.
Gejala Klinis :
1. Poliuri : banyak kencing, terutama malam hari. Hal ini karena gula yang keluar melalui urine membawa air.
2. Polidipsi : banyak minum, hal ini karena kencing banyak, tubuh mengalami dehidrahi yang merangsang pusat haus.
. Polifagi : banyak makan, cepat lapar, hal ini karena ada gangguan metabolisme glukosa -- kalori berkurang -- rasa lapar.
4. Berat badan menurun, dan badan merasa lemah.
5. Keluhan lain : luka yang sulit sembuh dan kadang-kadang timbul ganggren, gatal-gatal, gejala infeksi saluran kencing, gangguan penglihatan karena retinopati / katarak.
Pemeriksaan Jasmani :
Pada penderita DM tanpa penyulit biasanya tidak dijumpai kelainan fisik. Kelainan fisik timbul akibat adanya penyulit baik penyulit akut maupun kronis.
Pemeriksaan Laboratorium :
Diagnosa pasti DM bila gula darah (GD) sewaktu 200 mg/dl dalam 2 waktu yang berbeda, atau GD puasa >120 mg.dl dan PP > 200 mg/dl.
Pemeriksaan urine reduksi . glukosa urine hanya sebagai penyaring.
Bukan DM bila GD puasa <120 mg.dl dan PP< 140 mg.dl.
Bila hasil meragukan yaitu GS puasa < 120 dan PP 140 - 200 mg.dl, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan tes toleransi glukosa oral TTGO, penderita puasa 8 jam, kemudian diberikan glukosa 75 gr, diperiksa kadar GD pada puasa, 1 jam PP dan 2 jam PP, dengan kemungkinan hasil sbb :
1. Bukan DM bila GD Normal (puasa)<120 mg/dl dan 2 jam PP <140 mg/dl
2. Toleransi glukosa terganggu (TGT) bila GD puasa < 120 mg.dl dan 2 jam PP 140 - 200 mg.dl.
3. DM bila GD 2 jam PP > 200 mg.dl
Pada follow up diperiksa GD N / PP atau GD kurve harian (N,jam 11.00, jam 16.00)
Klasifikasi DM :
Dalam perkembangannya klasifikasi DM selalu berubah, tetapi pada prinsipnya ada 2 macam yaitu IDDM (insulin dependent DM) dan NIDDM (noninsulin dependent DM).
Klasifikasi DM menurut WHO yang terakhir yaitu :
1. DM tipe I (IDDM(
2. DM tipe II (NIDDM).
3. MRDM (malnutitional related DM)
4. DM Gestational (hamil).
5. DM sekunder (penyakit hati, pankreas, ginjal, tiroid dll).
6. TGT (toleransi glukosa terganggu).
Pengobatan DM :
Pengobatn DM meliputi : diet, olah raga, OAD (anti diabetes oral), insulin, dan penyuluhan. Secara praktis cara pengobatan DM sbb :
Perhatikan adanya pemyulit / tidak, apakah ada indikasi insulin .tidak. Bila tidak ada indikasi pemberian insulin, cukup dengan diet dan olah raga selama 2 minggu s/d 1 bulan bila tidak ada respon, dipertimbangkan pemberian OAD/Insulin.
Gejala Klinis :
1. Poliuri : banyak kencing, terutama malam hari. Hal ini karena gula yang keluar melalui urine membawa air.
2. Polidipsi : banyak minum, hal ini karena kencing banyak, tubuh mengalami dehidrahi yang merangsang pusat haus.
. Polifagi : banyak makan, cepat lapar, hal ini karena ada gangguan metabolisme glukosa -- kalori berkurang -- rasa lapar.
4. Berat badan menurun, dan badan merasa lemah.
5. Keluhan lain : luka yang sulit sembuh dan kadang-kadang timbul ganggren, gatal-gatal, gejala infeksi saluran kencing, gangguan penglihatan karena retinopati / katarak.
Pemeriksaan Jasmani :
Pada penderita DM tanpa penyulit biasanya tidak dijumpai kelainan fisik. Kelainan fisik timbul akibat adanya penyulit baik penyulit akut maupun kronis.
Pemeriksaan Laboratorium :
Diagnosa pasti DM bila gula darah (GD) sewaktu 200 mg/dl dalam 2 waktu yang berbeda, atau GD puasa >120 mg.dl dan PP > 200 mg/dl.
Pemeriksaan urine reduksi . glukosa urine hanya sebagai penyaring.
Bukan DM bila GD puasa <120 mg.dl dan PP< 140 mg.dl.
Bila hasil meragukan yaitu GS puasa < 120 dan PP 140 - 200 mg.dl, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan tes toleransi glukosa oral TTGO, penderita puasa 8 jam, kemudian diberikan glukosa 75 gr, diperiksa kadar GD pada puasa, 1 jam PP dan 2 jam PP, dengan kemungkinan hasil sbb :
1. Bukan DM bila GD Normal (puasa)<120 mg/dl dan 2 jam PP <140 mg/dl
2. Toleransi glukosa terganggu (TGT) bila GD puasa < 120 mg.dl dan 2 jam PP 140 - 200 mg.dl.
3. DM bila GD 2 jam PP > 200 mg.dl
Pada follow up diperiksa GD N / PP atau GD kurve harian (N,jam 11.00, jam 16.00)
Klasifikasi DM :
Dalam perkembangannya klasifikasi DM selalu berubah, tetapi pada prinsipnya ada 2 macam yaitu IDDM (insulin dependent DM) dan NIDDM (noninsulin dependent DM).
Klasifikasi DM menurut WHO yang terakhir yaitu :
1. DM tipe I (IDDM(
2. DM tipe II (NIDDM).
3. MRDM (malnutitional related DM)
4. DM Gestational (hamil).
5. DM sekunder (penyakit hati, pankreas, ginjal, tiroid dll).
6. TGT (toleransi glukosa terganggu).
Pengobatan DM :
Pengobatn DM meliputi : diet, olah raga, OAD (anti diabetes oral), insulin, dan penyuluhan. Secara praktis cara pengobatan DM sbb :
Perhatikan adanya pemyulit / tidak, apakah ada indikasi insulin .tidak. Bila tidak ada indikasi pemberian insulin, cukup dengan diet dan olah raga selama 2 minggu s/d 1 bulan bila tidak ada respon, dipertimbangkan pemberian OAD/Insulin.
Senin, 23 November 2009
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN DECUBITUS
Decubitus atau luka baring adalah luka karena penekanan terus menerus pada suatu tempat yang sama dan biasanya terdapat pada daerah tonjolan tulang.
Seala metaboisme sel normal, maka hal tersebut tergantung pada nutrisi yang didapat. Pembuangan sisa metabolisme dan setiap kondisi yang mempengaruhi pertukaran yang berdampak pada fungsi sel misalnya gangguan sirkulasi darah pada penekanan kulit daerah antara tulang dan tempat tidur sebagi subjek, sering terdapat decubitus yang ditandai dengan perubahan warna kerusakan kulit dan kemudian terdapat luka yang sangat mudah terinfeksi.
Infeksi dapat disebabkan oleh Staphylococcus Aureus, Hemolitik Streprococcus Coli, Colon Bacilli, Procyancus Bacilli dll
Predisposisi dan penyebab langsung decubitus yang utama adalah penekanan :
1. Individu yang kurus ddengan suhu tubuh tinggi dari normal, mendapat pengobatan Corticosteroid.
2. Tekanan yang rendah pada waktu yang lama lebih merusak jaringan daripada penekanan yang tinggi pada waktu yang singkat.
3. Keadaan lebih parah timbul bila penekanan lebih dari 6 jam.
Tekanan selama 2 jam sudah menimbulkan infiltrasi sel, perdarahan kepiler dan degenerasi sel. Tekanan dapat beasal dari tubuh yang berbaringterlalu lama pada satu posisi, gips, atau ikatan. Efek penekanan sering kali diawali dengan panas, lembab iritasi bagian kulit karena urine, faeces, cairan vagina, keringat. Kerutan daerah bokong, gesekan akibat berbaring , atau pada dua prmukaaankulit yang kontk terus-menerus semuanya dapat menimbulkan luka tekan / luka baring.
Segala sesuatu yang mempengaruhi sirkulasi atau nutrisi khususnya bila suplai syaraf kurang yaitu pada kelumpuhan, kasus patah tulang atau post operasi dimana syaraf telah dibuang dapat menimbulkan luka decubitus.
Bila kulit rusak, massage dilakukan hanya sekitar luka dengan gerakan luar untuk merangsang aliran darah.
Bukia area yang kemerahan agar mendapat cahaya dan panas radiasi untuk meningkatkan sirkulasi serta mencegah kerusakan yang lebih parah. Pertahankan kulit dalam keadaan kering dan cegah gesekan dengan pemakaian bedak atau talk.
Lokasi Decubitus
Bagian-bagian tubuh yang menonjol dan mendapat tekanan terus-menerus :
1. Pada pasien yang tidur berbaring.
- Belakang kepala.
- Bahu.
- Punggung.
- Sacrum.
- Tumit.
2. Pada pasien yang tidur miring.
- Daun telinga.
- Bahu.
- Pinggul.
- Lutut.
- Mata kaki bagian luar.
3. Pada pasien yang tertelungkup.
- Dahi.
- Hidung.
- Dagu.
- Lutut.
Gejala decubitus
Panas, kemerahan, lembek, tak nyaman dan sakit, salah satu penelitian menyatakan bahwa gejala mungkin tidak nampak sebelum 2 - 9 hari setelah terjadi kerusakan jaringan karena itu penting melakukan pencegahan. Jika tekanan tiak dikurangi, jaringan menjadi lebih parah. Vena permukaan terasa ada penekanan shingga aliran darah dihambat dan vena menjadi rusak, yang secara mekanik dapat mencegah aliran darah arteri. Hal ini akan membuat jaringan berwarna biru atau abu-abu, terasa dingin dan tak terasa. Jika tekanan tidak segera dikurangi, sirkulasi menjadi terhambat akibatnya terjadi ganggren.
Tingkat Decubitus.
1. Tingkat I. Decubitus Eksematosa.
Pada tingkat ini kulit mulai berwarnamerah dan menjadi lembek berisi cairan, kadang-kadang berisi nanah bila terinfeksi dan mudah peah.
2. Tingkat II. Decubitus Eksoriative.
Pada tingkat ini kulit menjadi lecet, terjadi luka yang tidak terlalu dalam dan kadang-kadang terdapat jaringan yang nekrose.
3. Tingkat III. Decubitus Ganggrenosa.
Pada tingkat ini terjadi luka yan dalam disertai dengan adanya jaringan nekrose, Jaringan yang mati dan terinfeksi inilah yang disebut ganggren. Luka ini kadang-kadang terjaddi sampai jaringan tulang.
Perencanaan dan Pelaksanaan Perawatan.
1. Menjaga kebersihan kulit penderita.
Misal, sehabis mandi badan dikeringkan, mengganti pakaian, alat tenun bila basah atau lembab.
2. Memberikan pembaringan berganti.
3. Menggosok bagian-bagian yang menonjol dengan kamper spirtus dan talk.
4. Kain alas tempat tidur harus licin, bersih dan kering.
5. Memberiakn makanan yang mengandung gizi yang cukup pada penderita.
6. Kalau perlu pasang D Catheter sesuai instruksi dokter.
7. Membersihkan luka sesuai dengan prosedur yang berlaku dan merawatnya sesuai dengan kerusakan kulit.
Perawatan Decubitus Eksematosa.
Waktu merawat setiap hari setelah pasien mandi.
Alat-alat yang diperlukan ;
- Kamper spirtus, talk dan bantal angin / cincin tumit.
Cara kerja ;
1. Posisi penderita yang nyaman.
2. Pada kulit yang sudah mulai merah gosok dengan kamper spirtus / zalf, beri bedak tipis.
3. Pada bagian tubuh yang tertekan beri bantal angin / cincin.
Perawatan Decubitus Eksoriative.
Waktu merawat setiap hari setelah mandi.
Alat-alat :
Handuk, piala ginjal, obat-obatan sesuai instruksi dokter, potongan es, hair dryer, bantalan kapas, pinset steril, korentang steril, kassa steril, gunting, cincin tumit, kamper spirtus, talk, handscoen dan kantong plastik.
Cara Kerja :
1. Bentangkan handuk dibawah tubuh yang akan dirawat.
2. Verband dibuka dan kassa segera masukan ke plastik.
3. Cuci tangan, pakai sarung tangan, gosok decubitus dengan potongan es disekeliling luka 1 - 2 mewnit kemudian gunakan hair dryer panas dingin bergantian 1 - 2 menit.
4. Bagian yang luka beri obat sesuai yang ditentukan dan pinggirnya beri zink olie tipis-tipis.
5. Tutup luka dengan kassa steril bila perlu bantalan.
6. Bagain kulit yang baik, gosok dengan kamper spirtus dan beri talk tipis-tipis.
Perawatan Decubitus Ganggrenosa.
Sama dengan diatas ditambah gi\unting necrotomi dan pinset chirurgis.
Cara Kerja :
1. Setelah merawat luka, jaringan yang mati digunting dengan hati-hati jangan
Seala metaboisme sel normal, maka hal tersebut tergantung pada nutrisi yang didapat. Pembuangan sisa metabolisme dan setiap kondisi yang mempengaruhi pertukaran yang berdampak pada fungsi sel misalnya gangguan sirkulasi darah pada penekanan kulit daerah antara tulang dan tempat tidur sebagi subjek, sering terdapat decubitus yang ditandai dengan perubahan warna kerusakan kulit dan kemudian terdapat luka yang sangat mudah terinfeksi.
Infeksi dapat disebabkan oleh Staphylococcus Aureus, Hemolitik Streprococcus Coli, Colon Bacilli, Procyancus Bacilli dll
Predisposisi dan penyebab langsung decubitus yang utama adalah penekanan :
1. Individu yang kurus ddengan suhu tubuh tinggi dari normal, mendapat pengobatan Corticosteroid.
2. Tekanan yang rendah pada waktu yang lama lebih merusak jaringan daripada penekanan yang tinggi pada waktu yang singkat.
3. Keadaan lebih parah timbul bila penekanan lebih dari 6 jam.
Tekanan selama 2 jam sudah menimbulkan infiltrasi sel, perdarahan kepiler dan degenerasi sel. Tekanan dapat beasal dari tubuh yang berbaringterlalu lama pada satu posisi, gips, atau ikatan. Efek penekanan sering kali diawali dengan panas, lembab iritasi bagian kulit karena urine, faeces, cairan vagina, keringat. Kerutan daerah bokong, gesekan akibat berbaring , atau pada dua prmukaaankulit yang kontk terus-menerus semuanya dapat menimbulkan luka tekan / luka baring.
Segala sesuatu yang mempengaruhi sirkulasi atau nutrisi khususnya bila suplai syaraf kurang yaitu pada kelumpuhan, kasus patah tulang atau post operasi dimana syaraf telah dibuang dapat menimbulkan luka decubitus.
Bila kulit rusak, massage dilakukan hanya sekitar luka dengan gerakan luar untuk merangsang aliran darah.
Bukia area yang kemerahan agar mendapat cahaya dan panas radiasi untuk meningkatkan sirkulasi serta mencegah kerusakan yang lebih parah. Pertahankan kulit dalam keadaan kering dan cegah gesekan dengan pemakaian bedak atau talk.
Lokasi Decubitus
Bagian-bagian tubuh yang menonjol dan mendapat tekanan terus-menerus :
1. Pada pasien yang tidur berbaring.
- Belakang kepala.
- Bahu.
- Punggung.
- Sacrum.
- Tumit.
2. Pada pasien yang tidur miring.
- Daun telinga.
- Bahu.
- Pinggul.
- Lutut.
- Mata kaki bagian luar.
3. Pada pasien yang tertelungkup.
- Dahi.
- Hidung.
- Dagu.
- Lutut.
Gejala decubitus
Panas, kemerahan, lembek, tak nyaman dan sakit, salah satu penelitian menyatakan bahwa gejala mungkin tidak nampak sebelum 2 - 9 hari setelah terjadi kerusakan jaringan karena itu penting melakukan pencegahan. Jika tekanan tiak dikurangi, jaringan menjadi lebih parah. Vena permukaan terasa ada penekanan shingga aliran darah dihambat dan vena menjadi rusak, yang secara mekanik dapat mencegah aliran darah arteri. Hal ini akan membuat jaringan berwarna biru atau abu-abu, terasa dingin dan tak terasa. Jika tekanan tidak segera dikurangi, sirkulasi menjadi terhambat akibatnya terjadi ganggren.
Tingkat Decubitus.
1. Tingkat I. Decubitus Eksematosa.
Pada tingkat ini kulit mulai berwarnamerah dan menjadi lembek berisi cairan, kadang-kadang berisi nanah bila terinfeksi dan mudah peah.
2. Tingkat II. Decubitus Eksoriative.
Pada tingkat ini kulit menjadi lecet, terjadi luka yang tidak terlalu dalam dan kadang-kadang terdapat jaringan yang nekrose.
3. Tingkat III. Decubitus Ganggrenosa.
Pada tingkat ini terjadi luka yan dalam disertai dengan adanya jaringan nekrose, Jaringan yang mati dan terinfeksi inilah yang disebut ganggren. Luka ini kadang-kadang terjaddi sampai jaringan tulang.
Perencanaan dan Pelaksanaan Perawatan.
1. Menjaga kebersihan kulit penderita.
Misal, sehabis mandi badan dikeringkan, mengganti pakaian, alat tenun bila basah atau lembab.
2. Memberikan pembaringan berganti.
3. Menggosok bagian-bagian yang menonjol dengan kamper spirtus dan talk.
4. Kain alas tempat tidur harus licin, bersih dan kering.
5. Memberiakn makanan yang mengandung gizi yang cukup pada penderita.
6. Kalau perlu pasang D Catheter sesuai instruksi dokter.
7. Membersihkan luka sesuai dengan prosedur yang berlaku dan merawatnya sesuai dengan kerusakan kulit.
Perawatan Decubitus Eksematosa.
Waktu merawat setiap hari setelah pasien mandi.
Alat-alat yang diperlukan ;
- Kamper spirtus, talk dan bantal angin / cincin tumit.
Cara kerja ;
1. Posisi penderita yang nyaman.
2. Pada kulit yang sudah mulai merah gosok dengan kamper spirtus / zalf, beri bedak tipis.
3. Pada bagian tubuh yang tertekan beri bantal angin / cincin.
Perawatan Decubitus Eksoriative.
Waktu merawat setiap hari setelah mandi.
Alat-alat :
Handuk, piala ginjal, obat-obatan sesuai instruksi dokter, potongan es, hair dryer, bantalan kapas, pinset steril, korentang steril, kassa steril, gunting, cincin tumit, kamper spirtus, talk, handscoen dan kantong plastik.
Cara Kerja :
1. Bentangkan handuk dibawah tubuh yang akan dirawat.
2. Verband dibuka dan kassa segera masukan ke plastik.
3. Cuci tangan, pakai sarung tangan, gosok decubitus dengan potongan es disekeliling luka 1 - 2 mewnit kemudian gunakan hair dryer panas dingin bergantian 1 - 2 menit.
4. Bagian yang luka beri obat sesuai yang ditentukan dan pinggirnya beri zink olie tipis-tipis.
5. Tutup luka dengan kassa steril bila perlu bantalan.
6. Bagain kulit yang baik, gosok dengan kamper spirtus dan beri talk tipis-tipis.
Perawatan Decubitus Ganggrenosa.
Sama dengan diatas ditambah gi\unting necrotomi dan pinset chirurgis.
Cara Kerja :
1. Setelah merawat luka, jaringan yang mati digunting dengan hati-hati jangan
Bila Artikel ini berkenan bagi Anda
Silahkan DownLoad
Disini
Cara Efektif Menyosialisasikan Blog
Meskipun tidak seluwes web atau situs, blogbisa dioptimalkan untuk memasarkan produk jasa atau barang. Persoalannya, bagaimana cara efektif agar blog kita mudahdikenali dan kemudian dikunjungi banyak orang.
Berikut adalah cara atau trik yang banyak digunakan para bloger untuk menyosialisasikan blog mereka :
1. Seringlah menulis artikel tentang topik-topik yang sedang ramai dibicarakan masyarakat. Kaitkan topik itu dengan produk atau jasa yang kita jual.
2. Pada saat anda menulis artikel, pilihlah kata-kata kunci yang telah anda perkirakan akan dicari pencari informasi di internet. Berapa banyak kata kunci yang sering dicari dapat anda lihat di mesin pencari Google.
3. Agar artikel yang kita tulis mudah dibaca Google dan bisa tampil di halaman muka mesin pencari itu, upayakan kata kunci tersebut ada di judul artikel dan konsisten tertulis di tubuh tulisan.
4. Jika belum punya blog,ada baiknya anda membuat blog yang difasilitasi situs-situs yang telah punya nama, misalnya blog yang ada di Blogger.
5. Rajinlah menyambangi blog tetangga dan memberikan komentar positif atas berbagai tulisan yang ada di sana, dan jangan lupa memberikan link ke blog kita.
6.bergabunglah ke komunitas-komunitas yang kini digemari banyak orang. Pilihlah komunitas yang sevisi dengan produk barang atau jasa yang anda ingin pasarkan.
Saat mempromosikan produk anda, jangan terlalu hard selling sebab kalau itu yang anda lakukan, bisa jadi anda justru akan dijauhi anggota komunitas.
7. Pilihlah tampilan blog yang dinamis, usahakan ada foto setiap kali anda menulis. Jika anda pengguna Facebook, rajinlah menulis artikel di note dan sesekali tautkan blog anda di sana.
Semoga bermanfaat.
Disarikan dari Media Indonesia.
Berikut adalah cara atau trik yang banyak digunakan para bloger untuk menyosialisasikan blog mereka :
1. Seringlah menulis artikel tentang topik-topik yang sedang ramai dibicarakan masyarakat. Kaitkan topik itu dengan produk atau jasa yang kita jual.
2. Pada saat anda menulis artikel, pilihlah kata-kata kunci yang telah anda perkirakan akan dicari pencari informasi di internet. Berapa banyak kata kunci yang sering dicari dapat anda lihat di mesin pencari Google.
3. Agar artikel yang kita tulis mudah dibaca Google dan bisa tampil di halaman muka mesin pencari itu, upayakan kata kunci tersebut ada di judul artikel dan konsisten tertulis di tubuh tulisan.
4. Jika belum punya blog,ada baiknya anda membuat blog yang difasilitasi situs-situs yang telah punya nama, misalnya blog yang ada di Blogger.
5. Rajinlah menyambangi blog tetangga dan memberikan komentar positif atas berbagai tulisan yang ada di sana, dan jangan lupa memberikan link ke blog kita.
6.bergabunglah ke komunitas-komunitas yang kini digemari banyak orang. Pilihlah komunitas yang sevisi dengan produk barang atau jasa yang anda ingin pasarkan.
Saat mempromosikan produk anda, jangan terlalu hard selling sebab kalau itu yang anda lakukan, bisa jadi anda justru akan dijauhi anggota komunitas.
7. Pilihlah tampilan blog yang dinamis, usahakan ada foto setiap kali anda menulis. Jika anda pengguna Facebook, rajinlah menulis artikel di note dan sesekali tautkan blog anda di sana.
Semoga bermanfaat.
Disarikan dari Media Indonesia.
Perlukah Demam Berdarah Dirawat di Rumah Sakit
Beberapa kali dari pertemuan dengan pasien, teman dekat dan handai taulan, muncul pertanyaan seperti di atas. Apakah memang kasus demam berdarah dengue (DBD) dapat dirawat sendiri di rumah? Apa bahaya dan konsekuensinya kalau tidak masuk rumah sakit?
Kita tahu bahwa setiap penyakit memiliki karakteristiknya sendiri-sendui. Begitu juga dengan DBD. Karakteristik yang dimiliki masing masing penyakit membuatnya memiliki indikasi membutuhkan perawatan rumah sakit atau cukup berobat jalan saja.
Penyakit yang memerlukan perawatan rumah sakit sudah barang tentu membutuhkan fasilitas medis yang tidak mungkin dikerjakan sendiri di nunah seperti kalau sedang menghadapi kasus flu atau diare.
Bahwa ada kondisi tertentu, dengan cara memindahkan fasilitas medis sederhana ke runah, sehingga pasien dapat menempuh perawatan di runah, bisa saja terjadi. Home care kini banyak dilakukan untuk kasus menahun (kronis), misalnya. Dokter keluarga secara rutin berkunjung ke rumah pasien dengan penyakit menahun amok melakukan pemeriksaan rutin. Namun, ini jarang dapat dilakukan amok kasus dadakan dan tergolong berat.
Kasus DBD
DBD bertabiat khas. la datang mendadak, sering tanpa gejala nyata, serangannya sering membahayakan, dan tidak jarang membutuhkan bantuan kedaruratan medis. Betul tidak semua akan berakhir buruk. Namun, kemungkinan menjadi buruk tak mudah dideteksi atau diantisipasi secara medis hanya dengan melihat tanda dan gejala perjalanan penyakitnya belaka.
Kita tahu kalau setiap penyakit menempuh perjalanannya sendiri-sendiri. Ada penyakit infeksi, ada pula bukan penyakit infeksi. Demikian pula halnya dengan infeksi DBD. Pada semua kasus infeksi, perjalanan penyakit diawali dengan masa tunas (inkubasi), bibit penyakit mengacaukan tubuh, lalu terjadi pertempuran di dalam tubuh.
Orang menjadi jatuh sakit apabila tubuh kalah dalam pertempuran. Sebaliknya, jadi batal jatuh sakit jika tubuh memenangkan pertempurannya melawan bibit penyakit. Itu maka memang tidak setiap tubuh yang dimasuki bibit penyakit pasti selalu akan jatuh sakit. Hal itu ditentukan oleh ketahanan tubuh masing-masing orang.
Ketahanan tubuh ditentukan oleh sistem imunitas pribadi. Sistem imunitas sendiri terbentuk sejak bayi yang sebagian diwariskan dari ibu, selain oleh imunisasi (aktif) sebagai fondasi kekebalan tubuh. Semakin lengkap dan sempurna vaksinasi diberikan, semakin kokoh benteng pertahanan tubuh.
Namun, tidak semua bibit penyakit yang ada di alam, ada cara untuk mengebalkannya. Belum ada vaksin untuk herpes, flu burung, atau DBD, misalnya, sehingga orang belum mungkin bisa terbebas dari ancaman ketiga jenis virus ini.
Lalu, bagaimana menangkalnya agar tidak sampai dibuatnya jatuh sakit?
Dengan memotong rantai penularannya. Untuk itu harus mengenali bagaimana suatu penyakit infeksi menular. Penularan sendiri ada yang melalui mulut (makanan-minuman tercemar), melalui udara (air-borne), melalui persinggungan langsung dengan pasien, atau lewat gigitan serangga, hewan, selain tertular oleh penyakit bukan milk manusia (zoonosis).
DBD disebabkan oleh virus dengue yang dalam peijalanannya harus melalui tubuh nyamuk Aedes aegyptL Setelah berproses di dalam tubuh nyamuk, virus baru memasuki tubuh manusia.
Oleh karena virus dengue tidak tampak dan sukar dilacak keberadaannya, upaya tepat mencegah DBD ditempuh hanya dengan cara meniadakan nyamuk pembawa virusnya. Bisa menekan populasi nyamuk dengan membasmi bayi nyamuk paiva) memakai larvicide (abate), selain perlu pula membunuh nyamuk dewasa dengan pengasapan (fogging).
Apabila program abatisasi (pembubuhan abate ke wadah air jernih tergenang di rumah) dan fogging kurang berjalan, upaya pencegahan DBD tidak akan berhasil dan penyakit DBD merajalela. Abatisasi khususnya di wilayah endemik langganan penyakit tahunan) dilakukan sebelum muncul kasus, yakni menjelang dan sewaktu musim penghujan, sedangkan fogging hanya dikerjakan bila sudah muncul kasus.
Gejala Tak Nyata
Sebagaimana rata-rata penyakit lain, gejala DBD juga sering tak nyata, bahkan oleh penglihatan medis sekalipun. Tak cukup hanya dengan melihat gejala klinis belaka karena belum tentu tanda perdarahan kulit (ptechiae, lebam) atau muntah darah, berak darah, selalu muncul pada setiap kasus. Sering-sering hanya demam belaka. Dan ini susahnya.
Banyak kasus DBD hanya menyerupai flu belaka. Tiba-tiba demam, nyeri kepala, badan ngilu, lemas, dan terasa tidak enak sekali. Mungkin disertai mual dan ingin muntah. Sampai di sini tidak ada bedanya dengan kasus flu.
Setelah perjalanan penyakit lebih lanjut, mungkin dokter baru akan meraba hati membengkak. Namun, tanda ini pun bukan hanya milk DBD. Pada tifus juga bisa seperti itu.
Cara satu-satunya untuk mengendus kemungkinan DBD agai tidak sampai kecolfgan, ditempuh dengan cara pemeriksaan laboratorium darah. Sekurang-kurangnya menghitung sel pembeku darah (trombosit), Hb (hemoglobin), sel darah putih (leukosit), dan sel muda Ht (hematosit). Dari gambaran hasil pemeriksaan darah itu paling tidak bisa muncul kecurigaan atau bahkan sudah jelas keberadaan penyakitnya.
Kapan Periksa?
Pada keadaan endemik DBD, di wilayah langganan terjangkit DBD, setiap kasus demam harus dicurigai sebagai DBD. Proses penyakit DBD berjalan cepat. Dari semula hanya demam saja, dalam hitungan hari bisa mendadak syok kalau virusnya 'ganas' dan atau kondisi tubuh pasiennya rentan terkena.
Namun, bisa terjadi ketika darah diperiksa, penyakit masih di awal-awal, sehingga belum menunjukkan hasil darah yang menimbulkan kecurigaan DBD. Belum tampak perubahan darah yang bermakna untuk menuduh kalau itu suatu DBD. Itu maka, pemeriksaan darah perlu dilakukan berulang, mungkin selang waktu setengah hari.
Begitu terlihat ada perubahan basil darah yang mengarah ke DBD. bisa disimnulkan kalau itu kasus DBD. Trombosit, Hb, dan leukosit menurun, dan Ht meningkat, ini hasil yang spesifik pada kasus DBD. Lebih nyata lagi bila pemeriksaan imunoglobulin spesifik untuk dengue (IgM, IgG) juga positif, sehingga kehadiran DBD tak dapat disangkal lagi.
Jadi tidak salah apabila sedang berjangkit DBD, apalagi di wilayah endemik atau ada tetangga yang sudah terkena DBD, gejala flu saja sudah harus dicurigai sebagai DBD. Sebab, sering perjalanan penyakit bisa langsung menjadi berat atau tak terduga.
Antisipasi Syok
Salah satu bahaya serangan DBD adlah kalau sempat muncul syok atau renjatan. Syok terjadi bisa karena tipe virus yang menyerangnya tergolong ganas, sehingga perjalanan penyakitnya langsung potong kompas masuk ke dalam kondisi syok.
Sebagian kecil kasus DBD memasuki status yang berat (dengue shock syndrome). Keadaan ini bukan saja memerlukan pertolongan rumah sakit, melainkan juga perawatan intensif karena lekas sekali merenggut nyawa kalau terlambat ditolong.
Syok juga dapat terjadi apabila kasus DBD yang bukan tergolong syok terlambat mendapat perawatan. Semakin lama penyakit berlangsung di dalam tubuh tanpa pertolongan semestinya, semakin banyak cairan tubuh yang berpindah keluar dari pembuluh darah (merembas).
Akibatnya, terjadi kekurangan cairan dalam darah yang perlu secara dikoreksi dengan ekstra minum, agar tidak jatuh syok.
Perlu Banyak Minum
Kematian pada kasus DBD lantaran syok tak terangkat. Untuk mengantisipasi ancaman kekurangan cairan tubuh, pada kasus demam dengan kecurigaan DBD, sebaiknya pasien diberi minum lebih banyak, selain lebih sering. Tujuannya, sekiranya benar itu kasus DBD, tubuh sudah diberikan cadangan cairan yang tidak lekas sampai kekurangan, sehingga ancaman terjadinya syok bisa lebih diulur.
Namun, kita tidak bisa menilai hanya dari luar saja kalau penyakit DBD sudah mengganas di dalam tubuh. Kita tahu, penyakit DBD berlangsung sengit di dalam tubuh. Dan itu peristiwa imunologis dalam darah. Semakin sengit pertempuran, semakin luas kerusakan pembuluh darah terjadi serta akibat yang ditimbulkannya.
Kebocoran Binding pembuluh darah yang luas Ban merata membutuhkan lebih banyak sel pembeku trombosit untuk menambalnya. Tingkat penurunan trombosit mencerrninkan luasnya kerusakan pembuluh darah tubuh yang terjadi. Keadaan ini hanya dapat dikoreksi dengan penambahan cairan, dan pada saatnya nanti, mungkin diperlukan juga transfusi darah (trombosit).
Oleh karena variabel suatu kasus DBD untuk jatuh syok ada beberapa, memang tidak mudah meramalkan akan bagaimana status pasien dalam hitungan dart jam ke jam karena itu semua merupakan proses di dalam tubuh.
Tidak semua gejala perdarahan terlihat dari luar. Tidak semua kasus DBD khas ada bintik-bintik merah. Yang tidak berbintik merah, mungkin saja sudah terjadi perdarahan di hati, jantung, ginjal, atau organ tubuh lainnya.
Bila perdarahan berlangsung di organ dalaman tubuh, tidak terlihat bagaimana besar perdarahan yang mungkin sudah berlangsung di dalam organ-organ dalam tubuh, seberapa luas, seberapa banyak, kecuali memonitornya dari pemeriksaan darah berkala setiap beberapa jam sekali yang tampak cenderung terus memburuk. Kuncinya memang melakukan pemeriksaan darah dari waktu ke waktu.
Terus Dimonitor
Untuk alasan itulah kasus DBD yang di penglihatan dokter menampakkan kondisi yang memburuk, menjadi salah satu indikasi suatu kasus DBD untuk dirawat di rumah sakit. Seberapa cepat hasil darah memburuk, dan seberapa lekas kondisi pasien memburuk, dokterlah yang dapat melakukan analisis.
Analisis juga harus dipantau dari tanda bakal munculnya syok, sehingga tekanan darah, tekanan nadi (selisih sistolik dan diastolik), dan hitung nadi menjadi penting untuk dimonitor terus. Untuk itu juga memerlukan kompetensi rumah sakit. Ada saat-saat selama pemantauan perlu diambil keputusan kapan pasien memerlukan perawatan intensif, yang bisa datang cepat dan dadakan.
Bagi yang memiliki dokter keluarga (family doctor), lebih bisa menunggu (menunda) saat yang tepat kapan pasien DBD perlu dirujuk ke rumah sakit dan kapan cukup dirawat di rumah saja dengan catatan. Catatan untuk melakukan pemantauan sendiri di rumah dengan melakukan pemonitoran tekanan darah dan nadi dan waktu ke waktu dan terus memberi banyak minum. Sebaiknya minuman sejenis oralit.
Adakalanya kasus DBD memang cukup dirawat di rumah saja. Jika tergolong ringan atau kasus demam lima hari (dengue fever) belaka dan belum masuk ke kasus DBD (dengue hemorhagic feuer), perawatan sendiri di rumah saja sudah memadai.
Read More
Kita tahu bahwa setiap penyakit memiliki karakteristiknya sendiri-sendui. Begitu juga dengan DBD. Karakteristik yang dimiliki masing masing penyakit membuatnya memiliki indikasi membutuhkan perawatan rumah sakit atau cukup berobat jalan saja.
Penyakit yang memerlukan perawatan rumah sakit sudah barang tentu membutuhkan fasilitas medis yang tidak mungkin dikerjakan sendiri di nunah seperti kalau sedang menghadapi kasus flu atau diare.
Bahwa ada kondisi tertentu, dengan cara memindahkan fasilitas medis sederhana ke runah, sehingga pasien dapat menempuh perawatan di runah, bisa saja terjadi. Home care kini banyak dilakukan untuk kasus menahun (kronis), misalnya. Dokter keluarga secara rutin berkunjung ke rumah pasien dengan penyakit menahun amok melakukan pemeriksaan rutin. Namun, ini jarang dapat dilakukan amok kasus dadakan dan tergolong berat.
Kasus DBD
DBD bertabiat khas. la datang mendadak, sering tanpa gejala nyata, serangannya sering membahayakan, dan tidak jarang membutuhkan bantuan kedaruratan medis. Betul tidak semua akan berakhir buruk. Namun, kemungkinan menjadi buruk tak mudah dideteksi atau diantisipasi secara medis hanya dengan melihat tanda dan gejala perjalanan penyakitnya belaka.
Kita tahu kalau setiap penyakit menempuh perjalanannya sendiri-sendiri. Ada penyakit infeksi, ada pula bukan penyakit infeksi. Demikian pula halnya dengan infeksi DBD. Pada semua kasus infeksi, perjalanan penyakit diawali dengan masa tunas (inkubasi), bibit penyakit mengacaukan tubuh, lalu terjadi pertempuran di dalam tubuh.
Orang menjadi jatuh sakit apabila tubuh kalah dalam pertempuran. Sebaliknya, jadi batal jatuh sakit jika tubuh memenangkan pertempurannya melawan bibit penyakit. Itu maka memang tidak setiap tubuh yang dimasuki bibit penyakit pasti selalu akan jatuh sakit. Hal itu ditentukan oleh ketahanan tubuh masing-masing orang.
Ketahanan tubuh ditentukan oleh sistem imunitas pribadi. Sistem imunitas sendiri terbentuk sejak bayi yang sebagian diwariskan dari ibu, selain oleh imunisasi (aktif) sebagai fondasi kekebalan tubuh. Semakin lengkap dan sempurna vaksinasi diberikan, semakin kokoh benteng pertahanan tubuh.
Namun, tidak semua bibit penyakit yang ada di alam, ada cara untuk mengebalkannya. Belum ada vaksin untuk herpes, flu burung, atau DBD, misalnya, sehingga orang belum mungkin bisa terbebas dari ancaman ketiga jenis virus ini.
Lalu, bagaimana menangkalnya agar tidak sampai dibuatnya jatuh sakit?
Dengan memotong rantai penularannya. Untuk itu harus mengenali bagaimana suatu penyakit infeksi menular. Penularan sendiri ada yang melalui mulut (makanan-minuman tercemar), melalui udara (air-borne), melalui persinggungan langsung dengan pasien, atau lewat gigitan serangga, hewan, selain tertular oleh penyakit bukan milk manusia (zoonosis).
DBD disebabkan oleh virus dengue yang dalam peijalanannya harus melalui tubuh nyamuk Aedes aegyptL Setelah berproses di dalam tubuh nyamuk, virus baru memasuki tubuh manusia.
Oleh karena virus dengue tidak tampak dan sukar dilacak keberadaannya, upaya tepat mencegah DBD ditempuh hanya dengan cara meniadakan nyamuk pembawa virusnya. Bisa menekan populasi nyamuk dengan membasmi bayi nyamuk paiva) memakai larvicide (abate), selain perlu pula membunuh nyamuk dewasa dengan pengasapan (fogging).
Apabila program abatisasi (pembubuhan abate ke wadah air jernih tergenang di rumah) dan fogging kurang berjalan, upaya pencegahan DBD tidak akan berhasil dan penyakit DBD merajalela. Abatisasi khususnya di wilayah endemik langganan penyakit tahunan) dilakukan sebelum muncul kasus, yakni menjelang dan sewaktu musim penghujan, sedangkan fogging hanya dikerjakan bila sudah muncul kasus.
Gejala Tak Nyata
Sebagaimana rata-rata penyakit lain, gejala DBD juga sering tak nyata, bahkan oleh penglihatan medis sekalipun. Tak cukup hanya dengan melihat gejala klinis belaka karena belum tentu tanda perdarahan kulit (ptechiae, lebam) atau muntah darah, berak darah, selalu muncul pada setiap kasus. Sering-sering hanya demam belaka. Dan ini susahnya.
Banyak kasus DBD hanya menyerupai flu belaka. Tiba-tiba demam, nyeri kepala, badan ngilu, lemas, dan terasa tidak enak sekali. Mungkin disertai mual dan ingin muntah. Sampai di sini tidak ada bedanya dengan kasus flu.
Setelah perjalanan penyakit lebih lanjut, mungkin dokter baru akan meraba hati membengkak. Namun, tanda ini pun bukan hanya milk DBD. Pada tifus juga bisa seperti itu.
Cara satu-satunya untuk mengendus kemungkinan DBD agai tidak sampai kecolfgan, ditempuh dengan cara pemeriksaan laboratorium darah. Sekurang-kurangnya menghitung sel pembeku darah (trombosit), Hb (hemoglobin), sel darah putih (leukosit), dan sel muda Ht (hematosit). Dari gambaran hasil pemeriksaan darah itu paling tidak bisa muncul kecurigaan atau bahkan sudah jelas keberadaan penyakitnya.
Kapan Periksa?
Pada keadaan endemik DBD, di wilayah langganan terjangkit DBD, setiap kasus demam harus dicurigai sebagai DBD. Proses penyakit DBD berjalan cepat. Dari semula hanya demam saja, dalam hitungan hari bisa mendadak syok kalau virusnya 'ganas' dan atau kondisi tubuh pasiennya rentan terkena.
Namun, bisa terjadi ketika darah diperiksa, penyakit masih di awal-awal, sehingga belum menunjukkan hasil darah yang menimbulkan kecurigaan DBD. Belum tampak perubahan darah yang bermakna untuk menuduh kalau itu suatu DBD. Itu maka, pemeriksaan darah perlu dilakukan berulang, mungkin selang waktu setengah hari.
Begitu terlihat ada perubahan basil darah yang mengarah ke DBD. bisa disimnulkan kalau itu kasus DBD. Trombosit, Hb, dan leukosit menurun, dan Ht meningkat, ini hasil yang spesifik pada kasus DBD. Lebih nyata lagi bila pemeriksaan imunoglobulin spesifik untuk dengue (IgM, IgG) juga positif, sehingga kehadiran DBD tak dapat disangkal lagi.
Jadi tidak salah apabila sedang berjangkit DBD, apalagi di wilayah endemik atau ada tetangga yang sudah terkena DBD, gejala flu saja sudah harus dicurigai sebagai DBD. Sebab, sering perjalanan penyakit bisa langsung menjadi berat atau tak terduga.
Antisipasi Syok
Salah satu bahaya serangan DBD adlah kalau sempat muncul syok atau renjatan. Syok terjadi bisa karena tipe virus yang menyerangnya tergolong ganas, sehingga perjalanan penyakitnya langsung potong kompas masuk ke dalam kondisi syok.
Sebagian kecil kasus DBD memasuki status yang berat (dengue shock syndrome). Keadaan ini bukan saja memerlukan pertolongan rumah sakit, melainkan juga perawatan intensif karena lekas sekali merenggut nyawa kalau terlambat ditolong.
Syok juga dapat terjadi apabila kasus DBD yang bukan tergolong syok terlambat mendapat perawatan. Semakin lama penyakit berlangsung di dalam tubuh tanpa pertolongan semestinya, semakin banyak cairan tubuh yang berpindah keluar dari pembuluh darah (merembas).
Akibatnya, terjadi kekurangan cairan dalam darah yang perlu secara dikoreksi dengan ekstra minum, agar tidak jatuh syok.
Perlu Banyak Minum
Kematian pada kasus DBD lantaran syok tak terangkat. Untuk mengantisipasi ancaman kekurangan cairan tubuh, pada kasus demam dengan kecurigaan DBD, sebaiknya pasien diberi minum lebih banyak, selain lebih sering. Tujuannya, sekiranya benar itu kasus DBD, tubuh sudah diberikan cadangan cairan yang tidak lekas sampai kekurangan, sehingga ancaman terjadinya syok bisa lebih diulur.
Namun, kita tidak bisa menilai hanya dari luar saja kalau penyakit DBD sudah mengganas di dalam tubuh. Kita tahu, penyakit DBD berlangsung sengit di dalam tubuh. Dan itu peristiwa imunologis dalam darah. Semakin sengit pertempuran, semakin luas kerusakan pembuluh darah terjadi serta akibat yang ditimbulkannya.
Kebocoran Binding pembuluh darah yang luas Ban merata membutuhkan lebih banyak sel pembeku trombosit untuk menambalnya. Tingkat penurunan trombosit mencerrninkan luasnya kerusakan pembuluh darah tubuh yang terjadi. Keadaan ini hanya dapat dikoreksi dengan penambahan cairan, dan pada saatnya nanti, mungkin diperlukan juga transfusi darah (trombosit).
Oleh karena variabel suatu kasus DBD untuk jatuh syok ada beberapa, memang tidak mudah meramalkan akan bagaimana status pasien dalam hitungan dart jam ke jam karena itu semua merupakan proses di dalam tubuh.
Tidak semua gejala perdarahan terlihat dari luar. Tidak semua kasus DBD khas ada bintik-bintik merah. Yang tidak berbintik merah, mungkin saja sudah terjadi perdarahan di hati, jantung, ginjal, atau organ tubuh lainnya.
Bila perdarahan berlangsung di organ dalaman tubuh, tidak terlihat bagaimana besar perdarahan yang mungkin sudah berlangsung di dalam organ-organ dalam tubuh, seberapa luas, seberapa banyak, kecuali memonitornya dari pemeriksaan darah berkala setiap beberapa jam sekali yang tampak cenderung terus memburuk. Kuncinya memang melakukan pemeriksaan darah dari waktu ke waktu.
Terus Dimonitor
Untuk alasan itulah kasus DBD yang di penglihatan dokter menampakkan kondisi yang memburuk, menjadi salah satu indikasi suatu kasus DBD untuk dirawat di rumah sakit. Seberapa cepat hasil darah memburuk, dan seberapa lekas kondisi pasien memburuk, dokterlah yang dapat melakukan analisis.
Analisis juga harus dipantau dari tanda bakal munculnya syok, sehingga tekanan darah, tekanan nadi (selisih sistolik dan diastolik), dan hitung nadi menjadi penting untuk dimonitor terus. Untuk itu juga memerlukan kompetensi rumah sakit. Ada saat-saat selama pemantauan perlu diambil keputusan kapan pasien memerlukan perawatan intensif, yang bisa datang cepat dan dadakan.
Bagi yang memiliki dokter keluarga (family doctor), lebih bisa menunggu (menunda) saat yang tepat kapan pasien DBD perlu dirujuk ke rumah sakit dan kapan cukup dirawat di rumah saja dengan catatan. Catatan untuk melakukan pemantauan sendiri di rumah dengan melakukan pemonitoran tekanan darah dan nadi dan waktu ke waktu dan terus memberi banyak minum. Sebaiknya minuman sejenis oralit.
Adakalanya kasus DBD memang cukup dirawat di rumah saja. Jika tergolong ringan atau kasus demam lima hari (dengue fever) belaka dan belum masuk ke kasus DBD (dengue hemorhagic feuer), perawatan sendiri di rumah saja sudah memadai.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
-
11/22 - 11/29
(22)
- Bila Candida Serang Kemaluan si Kecil
- Tips Agar Ereksi Dapat Bertahan Lama
- Makin Dini Pacaran Makin Depresi dan Sakit-sakitan
- Tips Merawat Payudara
- Perawatan Luka
- Bagian Tubuh Pria Yang Paling Digilai Wanita
- Bugil untuk Pikat Wanita
- Cara Optimalkan Pertumbuhan Otak
- Rajin Orgasme, Pria Bisa Panjang Umur?
- Jarang Bercinta, Mr. Dick Bisa Susut
- 5 Alasan Seks Pria Lebih Sehat
- Telinga Berdenging? Bisa Jadi Anda Menderita Otitis
- Asuhan Keperawatan Klien dengan Fraktur
- Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hepatitis
- Kenali Demam Pada Anak
- DIABETES MELITUS
- PENCEGAHAN DAN PERAWATAN DECUBITUS
- Cara Efektif Menyosialisasikan Blog
- Perlukah Demam Berdarah Dirawat di Rumah Sakit
- Demam Berdarah Dengue
- Tips Bekerja di Luar Negeri
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OBSTRUKSI SA...
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates