Sabtu, 04 Desember 2010
Konsep Rencana Asuhan Keperawatan
Proses/Rencana Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien , berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan . (A. Azis Alimul Hidayat, 2004)
Proses keperawatan merupakan suatu sistem dalam merencanakan pelayanan Asuhan keperawatan yang mempunyai empat tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Alternatif lain dari proses keperawatan terdiri dari lima tahab yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan , implementasi dan evaluasi (H.Lismidar, dkk, 2005)
Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. (Keliat, 1998)
Data yang didapatkan bisa di kelompokkan menjadi dua macam yaitu data subjektif, merupakan data yang didapatkan melalui wawancara oleh perawat kepada pasien, keluarga atau orang – orang yang dekat dengan pasien dan data objektif, merupakan data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat (Depkes, 2000).
Diagnosa keperawatan
Adalah penilaian klinis tentang respon aktual dan potensial dari individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan. (Carpenito,1995. dalam Keliat, 1998)
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. (NANDA 1990, dalam Hidayat, 2004)
Perencanaan
Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,menurunkan atau mengurangi masalah- masalah pasien . Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan. (Hidayat, 2004).
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian masalah dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai. (Keliat, 1998)
Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahab ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya- bahaya fisik dan perlindungan pada pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak – hak pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi. (Hidayat, 2004).
Evaluasi
Adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evalusi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakuakan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan. (Keliat, 1998).
Fakta Sebenarnya Tentang “Terbelahnya Bulan” Yang Dilakukan Nabi Muhammad
Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur’an. Selain itu, Muhammad juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah. Banyak artikel di internet yang mengatakan bahwa Muhammad benar-benar membelah bulan menjadi dua bagian. Ada juga yang menghubung-hubungkan dengan seorang ilmuwan angkasa NASA yang telah meneliti bahwasanya bulan dulu kala pernah terbelah menjadi dua dan menyatu lagi. Benar tidaknya artikel tersebut, inilah fakta yang sebenarnya tentang sejarah Muhammad membelah bulan.
Terbelahnya bulan adalah salah satu mukjizat Muhammad dalam kisah-kisah dan tulisan-tulisan Islam Peristiwa ini disebutkan dalam hadits dan kisah-kisah umat Muslim pada masa Muhammad sebagai penyebab turunnya wahyu al-Qur’an surah Al-Qamar ayat 1 dan 2 dan hampir seluruh pengamat Muslim menyepakatinya kebenaran mukjizat tersebut. Tulisan awal mengenai kejadian tersebut ditulis oleh sahabat nabi seperti Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abdullah bin Masud dan lainnya. Menurut cendekiawan Muslim India, Yusuf Ali, bulan mungkin dapat terbelah lagi saat mendekati hari kiamat. Dia juga mengatakan bahwa mungkin ayat itu dapat juga bermakna alegori, sehingga masalahnya menjadi jelas seperti bulan. Sebagian pengamat yang berbeda pendapat seperti Hasan al-Bashri menolak kebenaran sejarah penggambaran dan mempertahankan bahwa ayat al-Qur’an tersebut hanya dimaksudkan untuk menggambarkan terbelahnya bulan mendekati hari Kiamat.
10 Reaksi Kimia yang Paling Menakjubkan
Natrium adalah unsur yang sangat reaktif dan mudah meledak. Jika dicampur dengan air, akan langsung menimbulkan ledakan. Dalam video di bawah ini reaksi Na dengan air dalam gas Cl menghasilkan cahaya kuning dan kalor yang tinggi.
videonya :
9. Reaksi Magnesium (Mg) dengan Es Kering (Dry Ice)
Magnesium sangat mudah terbakar dan apinya menyala sangat terang. Dalam video ini anda akan melihat Magnesium terbakar dalam Dry Ice (CO2 yang dibekukan).
8. Reaksi Kalium Klorat (KClO3) dengan Permen
Kalium Klorat biasa digunakan untuk disinfektan dan kembang api. Ketika Kalium Klorat dididihkan, apapun yang ditambahkan kedalamnya akan meledak seketika Lihat video berikut :
7. Efek Meissner
Ketika sebuah superkonduktor didinginkan hingga dibawah temperatur transisinya, maka sifatnya menjadi diamagnetik. Video :
6. Penjenuhan Natrium Asetat
Natrium Asetat akan jenuh bila didinginkan atau dipanaskan. JIka ada kontak dengan objek lain maka terjadi pengkristalan.
5. Polimer Superabsorbent
Sebuah polimer yang mampu menyerap air dengan sangat cepat dan banyak. Disebut juga Hydrogel
4. Sulfur Hexaflouride yang dapat membuat benda melayang
Sulfir Hexaflourode adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak beracun. Selain dapat membuat benda melayang, menghirup gas ini akan menyebabkan suara anda menjadi sangat rendah (ngebass)
3. Superfluid Helium
Ketika Helium didinginkan hingga -271 derajat celcius, helium akan berubah menjadi Helium II yaitu sebuah Superfluid. Cairan tersebut sangat encer, bahkan dapat mengalir melawan gravitasi bumi! Check this out! :
2. Reaksi Thermite dan Nitrogen Cair
Dalam video ini kita akan melihat bagaimana reaksi Thermite yang sangat eksplosif bisa diredam/didinginkan oleh Nitrogen Cair. Wow!
1. Briggs-Rauscher Reaction (Reaksi Osilasi)
Reaksi ini disebut juga Reaksi Osilasi. Cairan yang tadinya tidak berwarna berubah warna menjadi warna kekuningan, kemudian tiba-tiba berubah menjadi biru tua, kemudian berubah lagi menjadi tidak berwarna. Proses berulang hingga kira2 10 kali, kemudian berakhir menjadi biru tua dengan bau iodine yang kuat. It's really awesome! Check this out! :
video lengkapnya bisa dilihat disini:
http://cuma-ingin-tahu.blogspot.com/2010/08/10-reaksi-kimia-yang-paling-menakjubkan.html
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus
Menurut World Health Organization (WHO) di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian maternal berkisar antara 750-1.000 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di negara-negara maju kematian maternal berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup.
Di dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 disebut bahwa dalam konteks rencana pembangunan menuju Indonesia sehat 2010, Visi MPS adalah “kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin yang meninggal dunia karena berbagai sebab. Penatalaksanaan MPS (Making Pregnancy Safer), target yang diharapkan dapat dicapai tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama dalam pembangunan kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat 2010. Mengenai penyebab kematian bahwa 90% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, toksemia gravidarum, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.
Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat dengan masyarakat belum terlaksana dengan baik.
Perdarahan merupakan penyebab kematian kedua yang paling penting. Perdarahan dapat disebabkan oleh abortus yang tidak lengkap. Ada beberapa alasan dan kondisi individualis yang memungkinkan terjadinya abortus. Beberapa karakteristik umum dapat diklasifikasikan yaitu status ekonomi, pendidikan, status perkawinan, tempat tinggal, pekerjaan, umur dan paritas.
Menurut Siswanto, abortus di negara-negara sedang berkembang sebagian besar (lebih dari 90%) dilakukan tidak aman, sehingga berkontribusi sekitar 11-13% terhadap kematian maternal di dunia.
Di Zimbabwe, Afrika, dilaporkan bahwa sekitar 28% seluruh kematian ibu berhubungan dengan abortus. Sementara di Tanzania dan Adis Ababa masing-masing-masing sebesar 21% dan 54%. Hal ini diperkirakan merupakan bagian kecil dari kejadian yang sebenarnya, sebagai akibat ketidakterjangkauan pelayanan kedokteran modern yang ditandai oleh kesenjangan informasi.
Insiden abortus sulit ditentukan karena kadang-kadang seorang wanita mengalami abortus tanpa mengetahui bahwa ia hamil, dan tidak mempunyai gejala yang hebat sehingga hanya dianggap sebagai menstruasi yang terlambat (siklus memanjang). Terlebih lagi abortus kriminalis, sangat sulit ditentukan karena biasanya tidak dilaporkan. Angka kejadian abortus dilaporkan oleh rumah sakit sebagai rasio dari jumlah abortus terhadap jumlah kelahiran hidup. Di USA, angka kejadian secara nasional berkisar antara 10-20%. Di Indonesia kejadian berdasarkan laporan rumah sakit, seperti di RS Hasan Sadikin Bandung berkisar antara 18-19%.
Menurut Prof. Dr. Wimpie Pangkahila abortus di Indonesia tingkat abortus masih cukup tinggi dibanding dengan negara-negara maju di dunia, yakni mencapai 2,3 juta abortus per tahun. 1 juta diantaranya adalah abortus spontan, 0,6 juta disebabkan oleh kegagalan program KB, dan 0,7 juta karena tidak pakai alat kontrasepsi KB.
Angka Kematian Ibu (AKI) Kota Palembang berdasarkan laporan indikator Database 2005 United Nation Found Population (UNFPA) 6th Country Programe adalah 317 per 100.000 kelahiran, lebih rendah dari Propinsi Sumsel sebesar 467 per 100.000 kelahiran. Jumlah kematian ibu tahun 2005 di Kota Palembang sebanyak 15 orang diantaranya disebabkan oleh perdarahan dan selebihnya disebabkan faktor lainnya termasuk abortus.
Dari data yang diperoleh dari rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2006, angka kejadian abortus sebesar 123 kasus dengan nkejadian abortus imminens sebanyak 106 kasus (86,17%), abortus komplit sebanyak 2 kasus (1,62%), abortus inkomplit sebanyak 12 kasus (9,75%) dan missed abortion sebanyak 3 kasus (2,44%).
Ada beberapa alasan dan kondisi individualis yang memungkinkan terjadinya abortus. Beberapa karakteristik umum dapat didefinisikan yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, tinggal di daerah perkotaan, status perkawinan, umur dan paritas. Estimasi nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus abortus di Indonesia, artinya terdapat 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup perempuan usia 15 - 49 tahun. Sebuah penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia ditemukan bahwa insiden abortus lebih tinggi diperkotaan dibandingkan dipedesaan.
Protap Manajemen Kala III
- Palpasi abdominal untuk memastikan tidak ada janin kedua
- Beri penjelasan pada ibu bahwa akan dilakukan injeksi pada paha
- Injeksi oxytocin 10 IU IM pada bagian lateral dari paha ibu kira-kira 1/3 atas paha dalam waktu 2 menit dari kelahiran bayi
- Pindahkan klem tali pusat diujung, tempatkan kira-kira 5-10 cm dari vulva
- Lakukan penegangan tali pusat terkendali ( PTT ) dengan cara: 1) Letakkan tangan kiri diatas symfisis, 2) Tegangkan tali pusat dengan tangan kanan 3) Dorong uterus kearah dorso kranial pada saat ada his dan terlihat tanda-tanda pelepasan placenta, sementara tangan kanan menegangkan tali pusat, 4) Bila dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi, ulangi pemberian oxytocin 10 IU
- Keluarkan placenta
- Setelah plasenta lahir,segera tangan kiri melakukan masase fundus uteri menggunakan palman dengan gerakan melingkar sampai uterus berkontraksi
- Sementara itu tangan kanan melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
- Tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan,cuci tangan dengan larutan klorin
Jumat, 03 Desember 2010
HIV/ AIDS bagaikan gunung es yang mengancam
sumber grafik : http://www.avert.org/worldstats.htm
Jika dilihat grafik,
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Pengertian Dokumentasi Asuhan Keperawatan dan Kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat dan bidan setelah memberi asuhan kepada pasien.
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasen, kebutuhan pasen, kegiatan asuhan keperawatan/kebidanan serta respons pasen terhadap asuhan yang diterimanya.
Dengan demikian dokumentasi keperawatan/ kebidanan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasen yang menginformasikan faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Disamping itu catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggungjawabkan.
Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan /kebidanan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan standar dengan baik merupakan suatu hal
yang mutlak bagi setiap tenaga keperawatan/kebidanan agar mampu membuat dokumentasi keperawatan/kebidanan secara baik dan benar
PENDOKUMENTASIAN
Catatan pasen merupakan suatu dokumen yang legal, dari status sehat sakit pasen pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan, yang menggambarkan asuhan keperawatan/ kebidanan yang diberikan.
Umumnya catatan pasien berisi imformasi yang mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan dan medik, respons pasen terhadap asuhan kerawatan/kebidanan yang diberikan dan respons terhadap pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk intervensi lebih lanjutan.
Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan akan sangat membantu komunikasi antara sesama perawat/ bidan maupun disiplin ilmu lain dalam rencana pengobatan.
Katagori informasi yang biasanya masuk dalam status (chart) pasien adalah :
- Data demografik
- Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
- Formulir persetujuan
- Diagnosa
- Pengobatan
- Catatan perkembangan /kemajuan
- Catatan secara berkesinambungan (flow sheet)
- Catatan perawat
- Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan akan sangat membantu dalam berkomunikasi baik antara sesama perawat/bidan maupun lembaran tindakan (treatment)
- Catatan laboratorium
- Laporan rontgen ( X – ray )
- Ringkasan pasen pulang
Tujuan dokumentasi keperawatan / dokumentasi kebidanan
- Sebagai Sarana Komunikasi
Dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat dan lengkap dapat berguna untuk:
- Membantu koordinasi asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan oleh tim kesehatan.
- Mencegah informasi yang berulang terhadap pasien atau anggota tim kesehatan atau mencegah tumpang tindih, bahkan sama sekali tidak dilakukan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan ketelitian dalam memberikan asuhan keperawatan/kebidanan pada pasien.
- Membantu tim perawat/bidan dalam menggunakan waktu sebaik-baiknya.
- Sebagai Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Sebagai upaya untuk melindungi pasen terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang diterima dan perlindungan terhadap keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya, maka perawat/bidan diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan terhadap pasen. Hal ini penting berkaitan dengan langkah antisipasi terhadap ketidakpuasan pasen terhadap pelayanan yang diberikan dan kaitannya dengan aspek hukum yang dapat dijadikan settle concern, artinya dokumentasi dapat digunakan untuk menjawab ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diterima secara hukum.
- Sebagai Informasi statistik
Data statistik dari dokumentasi keperawatan/kebidanan dapat membantu merencanakan kebutuhan di masa mendatang, baik SDM, sarana, prasarana dan teknis.
- Sebagai Sarana Pendidikan
Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan yang dilaksanakan secara baik dan benar akan membantu para siswa keperawatan/kebidanan maupun siswa kesehatan lainnya dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan dan membandingkannya, baik teori maupun praktek lapangan.
Asuhan Keperawatan Tetanus
V.1. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat kehamilan prenatal. Ditanyakan apakah ibu sudah diimunisasi TT.
2. Riwayat natal ditanyakan. Siapa penolong persalinan karena data ini akan membantu membedakan persalinan yang bersih/higienis atau tidak. Alat pemotong tali pusat, tempat persalinan.
3. Riwayat postnatal. Ditanyakan cara perawatan tali pusat, mulai kapan bayi tidak dapat menetek (incubation period). Berapa lama selang waktu antara gejala tidak dapat menetek dengan gejala kejang yang pertama (period of onset).
4. Riwayat imunisasi pada tetanus anak. Ditanyakan apakah sudah pernah imunisasi DPT/DT atau TT dan kapan terakhir
5. Riwayat psiko sosial.
5.1. Kebiasaan anak bermain di mana
5.2. Hygiene sanitasi
6. Pemeriksaan fisik.
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan gejala dari tetanus, bayi normal dan bisa menetek dalam 3 hari pertama. Hari berikutnya bayi sukar menetek, mulut “mecucu” seperti mulut ikan. Risus sardonikus dan kekakuan otot ekstrimitas. Tanda-tanda infeksi tali pusat kotor. Hipoksia dan sianosis.
Pada anak keluhan dimulai dengan kaku otot lokal disusul dengan kesukaran untuk membuka mulut (trismus).
Pada wajah : Risus Sardonikus ekspresi muka yang khas akibat kekakuan otot-otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata agak menyipit, sudut mulut keluar dan ke bawah.
Opisthotonus tubuh yang kaku akibat kekakuan otot leher, otot punggung, otot pinggang, semua trunk muscle.
Pada perut : otot dinding perut seperti papan. Kejang umum, mula-mula terjadi setelah dirangsang lambat laun anak jatuh dalam status konvulsius.
Pada daerah ekstrimitas apakah ada luka tusuk, luka dengan nanah, atau gigitan binatang.
7. Pengetahuan anak dan keluarga.
Pemahaman tentang diagnosis
Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosa
Rencana perawatan ke depan.
Tata laksana pasien tetanus
Umum
1. Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi. Pemberian cairan secara i.v., sekalian untuk memberikan obat-obatan secara syringe pump (valium pump).
2. Menjaga saluran nafas tetap bebas, pada kasus yang berat perlu tracheostomy.
3. Memeriksa tambahan oksigen secara nasal atau sungkup.
4. Kejang harus segera dihentikan dengan pemberian valium/diazepam bolus i.v. 5 mg untuk neonatus, bolus i.v. atau perectal 10 mg untuk anak-anak (maksimum 0.7 mg/kg BB).
Khusus
1. Antibiotika PP 50.000-100.000 IU/kg BB.
2. Sera anti. Dapat diberikan ATS 5000 IU i.m. atau TIGH (Tetanus Immune Globulin Human) 500-3.000 IU. Pemberian sera anti harus disertai dengan imunisasi aktif dengan toksoid (DPT/DT/TT)
3. Perawatan luka sangat penting dan harus secara steril dan perawatan terbuka (debridement).
4. Konsultasi dengan dokter gigi atau dokter bedah atau dokter THT
Pencegahan
1. Perawatan luka harus dicegah timbulnya jaringan anaerob pada pasien termasuk adanya jaringan mati dan nanah.
2. Pemberian ATS profilaksis.
3. Imunisasi aktif.
4. Khusus untuk mencegah tetanus neonatorum perlu diperhatikan kebersihan pada waktu persalinan terutama alas tempat tidur, alat pemotong tali pusat, dan cara perawatan tali pusat.
5. Pendidikan atau penjelasan kepada orang tua mengenai kebersihan individu dan lingkungan serta cara pemeriksaan dan perawatan di RS dan perlunya pemeriksaan lanjutan.
V.2. Diagnosa Keperawatan
Setelah pengumpulan data, menganalisa data, dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan tidak adekuat.
2. Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan sirkulasi (hipoksia berat).
3. Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot faring).
4. Koping keluarga tidak efektif b.d. kurang pengetahuan keluarga tentang diagnosis/prognosis penyakit anak
5. Gangguan komunikasi verbal b.d. sukar untuk membuka mulut (kekakuan otot-otot masseter)
6. Risti gangguan pertukaran gas b.d. penurunan oksigen di otak.
7. Risti injuri b.d. kejang spontan yang terus-menerus (kurang suplai oksigen karena adanya oedem laring).
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan tidak adekuat.
Tujuan : nutrisi dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan dan pertumbuhan normal.
Kriteria hasil :
Tidak terjadi dehidrasi
Tidak terjadi penurunan BB
Hasil lab. tidak menunjukkan penurunan albumin dan Hb
Tidak menunjukkan tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
1. Catat intake dan output secara akurat.
2. Berikan makan minum personde tepat waktu.
3. Berikan perawatan kebersihan mulut.
4. Gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress nafas.
5. Berikan formula yang mengandung kalori tinggi dan protein tinggi dan
sesuaikan dengan kebutuhan.
6. Ajarkan dan awasi penggunaan makanan sehari-hari.
7. Tegakkan diet yang ditentukan dalam bekerja sama dengan ahli gizi.
2. Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot faring)
Tujuan : kelancaran lalu lintas udara (pernafasan) terpenuhi secara maksimal.
Kriteria hasil :
Tidak terjadi aspirasi
Bunyi napas terdengar bersih
Rongga mulut bebas dari sumbatan
Intervensi :
1. Berikan O2 nebulizer
2. Ajarkan pasien tehnik batuk yang benar.
3. Ajarkan pasien atau orang terdekat untuk mengatur frekuensi batuk.
4. Ajarkan pada orang terdekat untuk menjaga kebersihan mulut.
5. Berikan perawatan kebersihan mulut.
6. Lakukan penghisapan bila pasien tidak dapat batuk secara efektif dengan melihat waktu.
Asuhan Keperawatan Vertigo
Pengertian vertigo adalah berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari (http://www.kalbefarma.com).
B. Etiologi
Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :
1. Lesi vestibular :
* Fisiologik
* Labirinitis
* Menière
* Obat ; misalnya quinine, salisilat.
* Otitis media
* “Motion sickness”
* “Benign post-traumatic positional vertigo”
2. Lesi saraf vestibularis
* Neuroma akustik
* Obat ; misalnya streptomycin
* Neuronitis
* vestibular
3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
* Infark atau perdarahan pons
* Insufisiensi vertebro-basilar
* Migraine arteri basilaris
* Sklerosi diseminata
* Tumor
* Siringobulbia
* Epilepsy lobus temporal
Menurut (http://www.kalbefarma.com)
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
* Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
* Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
* Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
* Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
* Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2. Penyakit SSP :
* Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.
* Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
* Trauma kepala/ labirin.
* Tumor.
* Migren.
* Epilepsi.
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
6. Intoksikasi.
C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (http://www.kalbefarma.com).
D. Klasifikasi Vertigo
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :
1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :
* Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.
* Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).
* Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :
Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna.
2. Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
* Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.
* Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.
* Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.
3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang, dibedakan menjadi :
* Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.
* Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.
Ada pula yang membagi vertigo menjadi :
1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.
2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.
D. Manifestasi klinik
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
E. Pemerikasaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik :
* Pemeriksaan mata
* Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
* Pemeriksaan neurologik
* Pemeriksaan otologik
* Pemeriksaan fisik umum.
2. Pemeriksaan khusus :
* ENG
* Audiometri dan BAEP
* Psikiatrik
3. Pemeriksaan tambahan :
* Laboratorium
* Radiologik dan Imaging
* EEG, EMG, dan EKG.
F. Penatalaksanaan Medis
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :
Terdiri dari :
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi rehabilitatif.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO
A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
* Letih, lemah, malaise
* Keterbatasan gerak
* Ketegangan mata, kesulitan membaca
* Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
* Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
2. Sirkulasi
* Riwayat hypertensi
* Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
* Pucat, wajah tampak kemerahan.
3. Integritas Ego
* Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
* Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
* Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
* Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
4. Makanan dan cairan
* Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
* Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
* Penurunan berat badan
5. Neurosensoris
* Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
* Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
* Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
* Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
* Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
* Perubahan pada pola bicara/pola pikir
* Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
* Penurunan refleks tendon dalam
* Papiledema.
6. Nyeri/ kenyamanan
* Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
* Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
* Fokus menyempit
* Fokus pada diri sendiri
* Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
* Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
7. Keamanan
* Riwayat alergi atau reaksi alergi
* Demam (sakit kepala)
* Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
* Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
8. Interaksi sosial
* Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
9. Penyuluhan / pembelajaran
* Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
* Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone, menopause.
B. Diagnosa Keperawatan (Doengoes, 1999:2021)
1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
* Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
* Tanda-tanda vital normal
* pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi :
* Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
* Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
* Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
* Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.
* Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria Hasil :
* Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif
* Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.
* Mengkaji situasi saat ini yang akurat
* Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi :
* Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.
Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
* Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan menjadi lebih tenang.
* Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan.
Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.
* Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat diajarkan.
Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.
Diagnosa Keperawatan 3. :
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
Kriteria Hasil :
* Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
* Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi :
* Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
* Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
* Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien tetang penyakitnya.
* Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
* Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal
Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang kurang baik.
* Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan.
Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.
C. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)
Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :
1. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.
2. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah kekambuhan.
3. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 1999.
Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 1999.
http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14415 Terapi Akupunktur untuk Vertigo.pdf/144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html
Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 144, Jakarta, 2004.
Asuhan Keperawatan Pankreatitis
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000;558)
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat alkoholisme dan penyakit saluran empedu seperti kolelitiasis dan kolesistisis. (Sandra M. Nettina, 2001)
ETIOLOGI:
- Batu saluran empedu
- Infeksi virus atau bakteri
- Alkoholisme berat
- Obat seperti steroid, diuretik tiazoid
- Hiperlipidemia, terutama fredericson tipe V
- Hiperparatiroidisme
- Asidosis metabolik
- Uremia
- Imunologi seperti lupus eritematosus
- Pankreatitis gestasional karena ketidakseimbangan hormonal
- Defisiensi proteinToksin
- Lain-lain seperti gangguan sirkulasi, stimulsi vagal ( Arief Mansjoer, 2000)
TANDA DAN GEJALA KLINIS: Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankreatitis yang menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa sakit dan nyeri tekan abdomen yang disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas yang mengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan pada ujung-ujung saraf. Peningkatan tekanan pada kapsul pankreas dan obstruksi duktus pankreatikus juga turut menimbulkan rasa sakit.
Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium). Awitannya sering bersifat akut dan terjdi 24-48 jam setelah makan atau setelah mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit ditentukan lokasinya. Umumnya rasa sakit menjadi semakin parah setelah makan dan tidak dapat diredakan dengan pemberian antasid. Rasa sakit ini dapat disertai dengan distensi abdomen, adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi batasnya tidak jelas dan dengan penurunan peristatis. Rasa sakit yang disebabkan oleh pankreatitis sering disertai dengn muntah.
Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat terjadi dan merupakan tanda yang fatal. Namun demikian abdomen dapat tetap lunak jika tidak terjadi peritonitis. Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilikus merupakan tanda yang menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang berat.
Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntahan biasanya berasal dari isi lambung tetapi juga dapat mengandung getah empedu. Gejala panas, ikterus, konfusidan agitasi dapat terjadi.
Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein, karena cairan ini mengalir kedalam jaringan dan rongga peritoneum. Pasien dapat mengalami takikardia, sianosis dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala hipotensi. Gagal ginjal akut sering dijumpai pada keadaan ini.
Gangguan pernafasan serta hipoksia lazim terjadi, dan pasien dapat memperlihatkan gejala infiltrasi paru yang difus, dispnoe, tachipnoe dan hasil pemeriksaan gas darah abnormal. Depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia dan koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut (Brunner & Suddart, 2001:1339)
Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan (rencana asuhan keperawatan) adalah merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien , berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan . (A. Azis Alimul Hidayat, 2004)
Proses keperawatan merupakan suatu sistem dalam merencanakan pelayanan Asuhan keperawatan yang mempunyai empat tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Alternatif lain dari proses keperawatan terdiri dari lima tahab yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan , implementasi dan evaluasi (H.Lismidar, dkk, 2005)
Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. (Keliat, 1998)
Data yang didapatkan bisa di kelompokkan menjadi dua macam yaitu data subjektif, merupakan data yang didapatkan melalui wawancara oleh perawat kepada pasien, keluarga atau orang – orang yang dekat dengan pasien dan data objektif, merupakan data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat (Depkes, 2000).
Diagnosa keperawatan
Adalah penilaian klinis tentang respon aktual dan potensial dari individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan. (Carpenito,1995. dalam Keliat, 1998)
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. (NANDA 1990, dalam Hidayat, 2004)
Perencanaan
Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,menurunkan atau mengurangi masalah- masalah pasien . Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan. (Hidayat, 2004).
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian masalah dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai. (Keliat, 1998)
Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahab ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya- bahaya fisik dan perlindungan pada pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak – hak pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi. (Hidayat, 2004).
Evaluasi
Adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evalusi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakuakan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan. (Keliat, 1998).
Padang kembali gempa warga panik
Padang kembali dihoyak gampo (digetarkan gempa) pukul 10.11 WIB pada tanggal 03/12/2010 dengan kekuatan 4,2 SR yang berpusat di darat 7 km Timurlaut Padang dengan kedalaman 10 Km.
Menurut BMKG gempa dirasakan sampai ke Solok, Padang panjang, Bukittinggi dan Muko-muko.
Saat Gempa, Warga berhamburan keluar gedung, karena cemas dan trauma akibat gempa september 2009 yang lalu.Sampai
Diet Sehat Golongan Darah
Sama sekali bukan itu yang dimaksud dengan Diet Sehat Golongan Darah. Karena dengan Diet Sehat Golongan Darah, anda tetap harus makan, anda tetap harus kenyang, anda tetap harus terpenuhi gizi dan kalori yang dibutuhkan tubuh, perbedaannya hanya pada apa yang anda makan, apa yang boleh anda makan, dan apa yang tidak boleh anda makan.
Makan merupakan proses reaksi kimia antara darah dengan makanan yang kita makan ataupun suplemen makanan yang kita konsumsi.
Makanan mengandung protein yang disebut lektin.
Golongan Darah kita terprogram secara genetik untuk menerima atau menolak lektin makanan-makanan tertentu.
Lektin yang bertentangan dengan golongan darah akan terkumpul dalam organ (seperti dalam hati, ginjal, otak, lambung, usus dan lain-lain) atau system tubuh mulai menggumpalkan sel-sel di daerah tersebut. Proses penggumpalan itu disebut aglutinasi (agglutination) dan akan mengganggu pencernaan, metabolisme dan system daya tahan tubuh. Akibatnya akan timbul penyakit kronis seperti : artritis / radang sendi (arthritis), kolitis / radang usus besar (colitis), kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, stress, kelebihan / penurunanan berat badan, depresi, diabetes melitus dan kecanduan makanan (food carvings).
Karena itulah diperlukan diet yang sehat, dan bukan sembarang diet, tetapi Diet Sehat Golongan Darah. Yang merupakan diet tanpa rasa lapar dengan memanfaatkan pengetahuan tentang golongan darah kita.
Dan tujuan Diet Sehat Golongan Darah bukanlah hanya untuk jangka pendek, bukan seperti kalau orang makan obat perangsang atau obat kimia yang hanya untuk keperluan sesaat, tetapi ini adalah suatu proses yang bertujuan untuk kesehatan jangka panjang, bahkan untuk menghindarkan kita dari resiko penyakit kronis, bahkan saat di usia tua kita nantinya.
Mungkin saja anda banyak mendapatkan informasi mengenai berbagai macam cara diet dari sumber lain, bahkan banyak obat-obatan, ramuan dan sebagainya yang diperkenalkan oleh pihak lain, tetapi apakah mereka bisa menjelaskan cara kerja obat-obatan atau ramuan tersebut ? Apakah mereka bisa secara terbuka memberitahukan secara transparan dan terbuka apa saja komposisi dari obat-obatan tersebut ? Sehingga efek samping dari obat-obatan atau ramuan tersebut mungkin malah akan membahayakan untuk jangka panjangnya. Tetapi yang mau kita bicarakan di sini adalah yang bersifat ilmiah, dapat dijelaskan secara detail sebab musababnya, sangat jelas komposisi dan bahan dasar dari suplemen makanan ataupun makanan yang akan kita konsumsi, dan tidak ada yang perlu dirahasiakan, tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada yang tidak transparan. Mengapa itu perlu ? Karena konsumsi makanan dan suplemen makanan berbeda dengan memakai baju atau pakaian. Makanan dan suplemen makanan akan bereaksi secara kimia dengan darah kita, dan karenanya kita mesti yakin bahwa itu pasti sehat, itu pasti higienis, itu pasti bermanfaat, dan bukan menjadi racun bagi diri dan tubuh kita.
Kalau anda sudah membaca tulisan kami sebelumnya, maka anda akan tahu bahwa makanan bagi anda mungkin bisa jadi racun bagi orang lain, karena perbedaan golongan darah nya. Anda bisa membacanya di sini :
Baca mengenai Golongan Darah A di : http://www.AsnawiLim.com/golongan-darah-a
Baca mengenai Golongan Darah B di : http://www.AsnawiLim.com/golongan-darah-b
Baca mengenai Golongan Darah AB di : http://www.AsnawiLim.com/golongan-darah-ab
Baca mengenai Golongan Darah O di : http://www.AsnawiLim.com/golongan-darah-o
Semua yang kita bicarakan sebelumnya adalah mengenai hal yang akan kita lakukan ke depannya, tetapi pada kenyataannya banyak orang yang sudah terlanjur salah makan selama ini, maksudnya selama ini mereka telah makan makanan yang tidak sesuai dengan golongan darah mereka, sehingga telah terjadi penumpukan lektin pada system organ tubuh, dan penggumpalan sel-sel (agglutination).
Banyak orang yang telah menjadi sakit, tidak sehat, atau kurang sehat. Juga mempunyai berat badan yang tidak ideal, entah terlalu kurus, atau bahkan terlalu gemuk (obesitas). Atau bahkan ada yang bentuknya sudah tidak proporsional, misalnya perutnya buncit seperti hamil, dan ini bahkan banyak terjadi pada lelaki juga (pasti bukan karena lelaki tersebut mengandung / hamil ).
Berikut ini beberapa contoh kasus saja, yang bisa saja ada di antara anda mengalaminya :
Orang yang bergolongan darah A, lalu terlalu banyak makan daging merah, yang merupakan makanan pantangan golongan darah A, sedangkan asam lambungnya rendah sehingga tidak dapat mencerna daging merah ini secara sempurna, maka sisa makanan bisa menumpuk dan membentuk kerak pada usus besar, colon nya menjadi kotor dan ber toxin, dan system metabolisme menjadi tidak sehat, akibatnya lama kelamaan perutnya akan membesar dan menjadi buncit. Juga mudah terkena penyakit darah tinggi.
Orang yang bergolongan darah B, lalu terlalu banyak makan daging ayam dan kacang-kacangan, yang merupakan makanan pantangan golongan darah B, sehingga lektin menumpuk pada system syaraf dan menyebabkan masalah system syaraf, antara lain sakit kepala, pusing, dan sering lupa-lupa.
Orang yang bergolongan darah O, yang seharusnya banyak makan daging merah karena asam lambungnya tinggi, tetapi justru tidak suka makan daging, sehingga asam lambungnya tidak dimanfaatkan secara maksimal, dan bahkan menyebabkan masalah lambung seperti masalah pencernaan dan penyakit yang berhubungan dengan maag.
Atau orang bergolongan darah O ini, terlalu banyak makan makanan yang mengandung tepung terigu (gandum), dan makanan yang tidak sesuai dengan golongan darah O lainnya, sehingga terjadi peningkatan berat badan, menjadi kelebihan berat badan. Atau bahkan mudah terserang keradangan sendi (arthritis).
Dan karena tubuh dan organ tubuh sudah tidak sehat atau tidak sesuai yang seharusnya, maka selain diperlukan Diet Sehat Golongan Darah untuk mencegah bertambah menurunnya daya tahan tubuh ataupun untuk meningkatkan kesehatan, maka juga perlu mengkonsumsi suplemen, dan suplemen yang dimaksud adalah suplemen mengikut golongan darah.
Kalau darah telah terkontaminasi secara berat, maka perlu suplemen LEGREEN untuk menormalkan kembali sel-sel darahnya. Dan terdapat Legreen A (untuk golongan darah A), Legreen B (untuk golongan darah B), Legreen O (untuk golongan darah O). Sedangkan untuk golongan darah AB mengkonsumsi campuran Legreen A + Legreen B, karena golongan darah AB mengandung unsur A dan B.
Secara umum, suplemen-suplemen mengikut golongan darah yang diperlukan adalah : Supergreen yang merupakan klorofil (chlorophyll) sesuai golongan darah, dan Prodetox yang merupakan colon cleanser. Baik Supergreen dan Prodetox bekerja secara sinergy melakukan cleansing terhadap system organ tubuh kita sehingga menjadi lebih sehat. Bisa lihat di website sebagai berikut : http://www.Supergreen-Viamore.co.cc dan http://www.Prodetox.co.cc
Untuk cleansing disertai pembakaran lemak, maka dibutuhkan juga suplemen Manyoo Oil yang merupakan pemecah lemak, dan juga Co Enzyme Q10 (CoQ10) sebagai pembakar lemak. Sebenarnya tubuh kita menghasilkan CoQ10 juga, tetapi karena kondisi tubuh dan usia kita yang bertambah, maka produksi CoQ10 dalam tubuh bisa saja tidak mencukupi lagi, sehingga pembakaran lemak tidak berjalan sebagaimana mestinya, karenanya dibutuhkan suplemen CoQ10 dari luar. Bisa juga dilihat penjelasan pada website sebagai berikut : http://www.Q10Manyoo.co.cc dan http://www.CoEnzymeQ10.co.cc
Sedangkan untuk mereka yang ingin menurunkan berat badan dengan penurunan kadar lemak secara significan, maka bisa mengkonsumsi paket PSP (Professional Slimming Program). Dalam paket PSP ini, selain mengkonsumsi Supergreen, Prodetox, Manyoo Oil, dan CoQ10, juga ada suplemen khusus untuk diet sehat berupa Protrim, Fibertrim, dan Aloe Vera Powder. Bisa lihat di website : http://www.Protrim.co.cc dan http://www.Fibertrim.co.cc serta http://www.AloeVeraPowder.co.cc
Panduan cara konsumsi paket PSP ada di dalam buku Viamore dan anda bisa melihat penjelasan mengenai paket PSP (Profesional Slimming Program) di : http://www.PSP-Viamore.co.cc
Karena pembahasan kita mengenai Diet Sehat Golongan Darah, maka semua suplemen yang disebut di atas juga pasti yang sudah sesuai dengan golongan darah.
Anda juga bisa melihat website http://www.Viamore.Info dan http://www.GolonganDarah.co.cc untuk informasi lebih lanjut.
Dengan Diet Sehat Golongan Darah, maka kita akan semakin sehat, dan kita pun bisa mengendalikan berat badan kita.
Kalau ada niat pasti ada jalan, dan pasti ada hasil. Seorang dokter pun yang banyak belajar mengenai dunia kesehatan dan obat–obatan belum tentu bisa mengendalikan berat badannya sendiri kalau belum tahu cara dan rahasianya. Demikian juga seorang olahragawan pun belum tentu selalu sehat ataupun mempunyai berat yang ideal. Dengan mengerti Diet Sehat Golongan Darah, maka anda akan mengerti juga cara mengendalikan berat badan anda, sekalian menjadi lebih sehat.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan pemahaman yang lebih baik dan lebih lengkap mengenai Golongan Darah dan hubungannya dengan Diet Sehat Golongan Darah dengan lebih jelas.
sumber: asnawilim
ASKEP PLEURITIS
Pleuritis adalah peradangan pada pleura disebabkan penumpukan cairan dalam rongga pleura, selain cairan dapat pula terjadi karena penumpukan pus atau darah. Pleuritis dapat juga disebut sebagai komplikasi dari efusi pleura atau penyakit pada efusi pleura.
Pleuritis terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu: pleuritis karena virus atau mikoplasma, pleuritis karena bakteri piogenik, pleuritis
Pinang Efektif Keluarkan Cacing Dalam Tubuh
Sifat meluruhkan cacing ini sudah lama digunakan nenek moyang kita untuk menyembuhkan penyakit cacingan di pedesaan. Di samping itu, pinang juga bersifat merangsang (stimulansia), menghentikan pendarahan (haermostatica), dan antisifilis.
Pinang (Areca catechu, L) yang dulu biasa digunakan sebagi pendamping sirih untuk dikunyah, telah lama dipercaya memiliki berbagai khasiat. Disamping sebagai obat cacing, pinang efektif sebagai obat diare, penyakit kulit seperti kudis, kurap, panu, penurun demam, mengatasi kembung, hingga masalah keputihan dan sebagai pelancar haid.
Khasiat biji pinang untuk menyembuhkan cacingan telah diteliti di Pusat Penelitian Bioteknologi ITB. Terbukti, biji pinang efektif melawan cacing perut.
Sejumlah senyawa alkaloid terkandung dalam buah pinang, antara lain zat arekolin, arekaidin, arekain, guvacin, arekolidin, guvakolin, isoguvakolin, dan kolin. Arekolin yang banyak terdapat pada biji pinang bersifat racun dan bertindak sebagai nikotin ke sistem saraf, efeknya, dapat memberantas parasit seperti cacing dalam tubuh manusia.
Sementara itu, biji pinang yang diperas dapat mengeluarkan senyawa orekolin yang bermanfaat mengeluarkan cacing dari dalam tubuh.
Pinang atau biasa disebut Jambe (Jawa), Pining, Boni (Sumatra), Gahat, Kahat, Taan, Pinang (Kalimantan), termasuk keluarga palem. Pohonnya berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek.
Buahnya berupa buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 4-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Buah pinang berbiji tunggal, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda.
Cara pengobatan untuk cacingan sangat mudah. Rebus 30 gram serbuk biji pinang bersama 2 gelas air. Terus didihkan selama 1 jam sampai air agak surut. Setelah itu angkat dan dinginkan. Minum sebelum sarapan.
Meski alami, pinang juga memiliki efek samping seperti mual dan muntah jika dikonsumsi dalam keadaan mentah.
Berikut ini beberapa manfaat tanaman pinang dan cara menggunakannya:
1. Meningkatkan gairah
Ambil satu biji buah pinang yang belum mengeras. Kerat-kerat kemudian kunyah dan makan. Cara lain: ambil satu biji buah pinang kemudian hancurkan dan rebus dalam dua gelas air. Tunggu sampai menjadi satu gelas. Kedua cara itu sama khasiatnya, akan meningkatkan gairah.
2. Obat cacingan
Siapkan seperempat potong buah pinang, setengah jari rimpang temulawak, dan setengah jari rimpang kunyit. Semua bahan tersebut direbus kemudian disaring. Minum air hasil saringan tersebut untuk mengatasi cacingan.
3. Menguatkan gigi dan gusi
Ambil beberapa biji buah pinang. Iris menjadi beberapa bagian, kemudian kunyah irisan tersebut.
4. Sakit pinggang
Ambil beberapa lembar daun pinang. Tumbuk daun tersebut dan hangatkan. Setelah itu tumbukan tersebut dikompreskan di tempat yang sakit.
5. Kudis
Parut satu biji buah pinang. Campur dengan seperempat sendok teh kapur sirih dan air secukupnya. Oleskan di bagian yang sakit.
6. Difteri
Siapkan dua biji buah pinang kemudian rebus dalam dua gelas air. Tunggu sampai tersisa menjadi 1 1/2 gelas. Tambahkan satu sendok makan madu dan aduk rata. Minum perlahan-lahan untuk menyembuhkan difteri.
www.suaramedia.com
Pengumuman Seleksi Administrasi CPNSD 2010
dengan cara memasukkan nomor pendaftaran dan password pada menu Login Pelamar (Hasil Seleksi Administrasi). Harap simpan dengan baik Surat Undangan dan Kartu Ujian bagi Pelamar yang Memenuhi Syarat (MS) yang akan dikirimkan melalui POS selambat-lambatnya tanggal 9 Desember 2010 sebagai syarat WAJIB untuk dapat mengikuti Ujian Tertulis.
Temen-temen yang ikut daftar CPNSD JAWA TENGAH silahkan lihat pengumuman di alamat cpns.jatengprov.go.id atau cpns.dinus.ac.id
Kamis, 02 Desember 2010
Asuhan keperawatan variola
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Berbagai usaha untuk menanggulangi atau mencegah penyakit enterik dapat ditempuh, antara lain : perbaikan kesehatan perorangan, penyediaan air minum yang sehat, pembuangan kotoran dan limbah rumah tangga dengan baik, dan pemberian vaksin berisi kuman penyebab penyakit enterik tersebut.
Yang disebut terakhir merupakan usaha yang paling ampuh apabila daya lindung (daya proteksi) vaksin tersebut cukup tinggi. Pem-
berian vaksin untuk pemberantasan penyakit menular merupakan senjata ampuh dan hal ini telah terbukti.
Salah satu contoh yang dapat dikemukakan di sini ialah punahnya penyakit cacar (VARIOLA vera) dari muka bumi akibat keberhasilan usaha vaksi.Diajukan pada Pertemuan Ilmiah Berkala BKGAI (Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia). Jakarta, 29 Juni - 1 Juli 1989. nasi cacar kira-kira 10 tahun yang lalu. Penyakit ini lenyap setelah dua kasus terakhir yaitu kasus alami di Etiopia dan kasus kontaminasi laboratorium di Birmingham, Inggris pada tahun 1978.
Sejak dilaksanakannya program PPI (Pengembangan Program Immunisasi), yang meliputi vaksin DPT, TT, BCG, Poliomielitis dan Campak, penurunan insidensi penyakit yang bersangkutan sangat terasa dengan jelas.
2.TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahas mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya penyakit variola pada anak.
3.Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan variola ini bermanfaat untuk melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses kaperawatan, implementasi, evaluasi.
A. DEFINISI
Variola adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus variola major atau variola minor.Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya, variola atau variola vera, yang berasal dari kata Latin varius, yang berarti "berbintik", atau varus yang artinya "jerawat".
Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan kerongkongan. Di kulit, penyakit ini menyebabkan ruam, dan kemudian luka berisi cairan. V. major menyebabkan penyakit yang lebih serius dengan tingkat kematian 30–35%. V. minor menyebabkan penyakit yang lebih ringan (dikenal juga dengan alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban itch) yang menyebabkan kematian pada 1% penderitanya.Akibat jangka panjang infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi pada 65–85% penderita
B. ANATOMI FISIOLOGI
cari sendiri yach heheheh...
ni wes tak kasih gambarnya klick
organ kulit
1)Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :
a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.
b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Coba Anda perhatikan kulit orang “suku Dani di Irian dengan suku Dayak di Kalimantan pada Gambar 7.8!
Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet
dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada
saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.
2)Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah
lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya
a)Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.
b)Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.
d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
e)Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat)
c. ETIOLOGI
Virus poxvirus dikenal 2 tipe virus yang hamper identik tetapi menyebabkan 2 tipe variola ,variola mayor dan variola minor.
D. GEJALA KLINIS
1. Panas
2. Pusing
3. Tidak ada nafsu makan
4. Nyeri diotot dan tulang
5. Ruam dikulit
6. Berwarna kemerahan
7.Bentol-bentol
Terdapat cairan , nanah, dan darah
E. PATOFISIOLOGI
VIRUS
Transmisi secara aerogen
Di pakaian penderita di saluran nafas bagian atas
Kedalam tubuh
Virus multifikasi
Sistem retikuloendoteal
Darah melepaskan diri
Kapiler drmis menuju sel epidermis
Badan inklusi intra sitoplasma
Inti sel ke
VARIOLA
1. gangguan integritas kulit b/d Trauma
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan
3. Potensial penularan infeksi b/d kerusakan perlindungan kulit
4. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi
F.PENATALAKSANAAN
1. Anak usia 12-18 bulan yang belum terkena cacar air harus mendapatkan satu dosis vaksinasi.
2. Anak usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum terinfeksi cacar air harus mendapatkan satu dosis vaksinasi.
3. Orang dewasa yang belum mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di lingkungan yang rentan penularan cacar air, seperti di sekolah, panti penitipan anak, rumah sakit, asrama, penjara, atau barak militer.
4. Wanita usia produktif yang belum pernah terkena cacar air dan tidak sedang hamil.
5. Orang dewasa dan remaja yang belum terkena cacar air dan tinggal dengan anak-anak.
6. Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum mengalami cacar air.
2. KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
2.Riwyat kesehatan
3.Pola fungsi kesehatan
4.Pola persepsi terhadap kesehatan
5.Pola aktivitas latihan
6.Pola istirahat tidur
7.Pola nutrisi metabolik
8.Pola elimnesi
9.Pola kognitif perceptual
10.Pola peran hubungan
11.Pola nilai dan kepercayaan
12.Pola konep diri
13.Pola seksual reproduksi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. gangguan integritas kulit b/d Trauma
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan
3. Potensial penularan infeksi b/d kerusakan perlindungan kulit
4. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi
C INTERVENSI KEPERAWATAN
DX1
1. gangguan integritas kulit b/d Trauma
tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah bisa teratasi
Kh :
Mencapai penyembuhan tepat waktu
Menunjukan regenerasi jaringan
Intervensi :
Kaji ukuran warna kedalaman luka
R/memberikan informasi dasar
Siapkan dan bantu prosedur balutan
R/dibunakan untuk penutupN
Tinggikan area graft bila mungkin/tepat
R/menurunkan pembekakan
Berikan perawatan luka
R/nenyiapkan jaringan baru karena infeksi
2. Gan gguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan
tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah bisa teratasi
KH :
Nyeri berkurang dan terkontrol
Ekspresi wajah rileks
Intervensi :
Berikan tempat tidur yang nyaman
R/membantu menurunkan nyeri
Tutup luka sesegera mungkin
R/Perubahan suhu dapat menyebabkan nyeri hebat
Berikan analgesik
R/untuk menurunkan nyeri
Kaji keluhan nyeri
R/mengetahui seberapa darajat nyeri yang dirasakan
3. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah bisa teratasi
KH :
Menatakan pemahaman kondisi prognosis dan pengobatan
Melakukan dengan benar tindakan tertentu
Intervensi :
Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang
R/Memberikan dasar pengetahuan dan informasi
Diskusikan harapan pasien untuk kembali kerumah
R/Pasien sering kali sulit memutuskan untuk pulsng
Diskusiksn perawatan kulit
R/luka pada kulit dapat sembuh
Jelaskan proses terbentuknya jaringan
R/menungkatkan pertumbuhan kulit kembali yang optimal
D.IMPLEMENTASI
Untuk meringankan gangguan tersebut, orangtua bisa melakukan kiat-kiat berikut:
- Beri kompres dingin yang telah dibubuhi obat antigatal setiap 3-4 jam pada beberapa hari pertama. Mandi air hangat yang telah diberi obat antigatal setiap hari juga diperbolehkan. Mandi tidak membuat cacar menyebar.
- Keringkan tubuh dengan cara menekan-nekannya dengan handuk, bukan menggosoknya.
- Beri lotion atau bedak antigatal pada area yang gatal, tetapi tidak untuk muka, terutama di dekat mata.
- Ganti baju setiap hari.
- Cacar yang tumbuh di mulut membuat penderita sulit makan. Pilih makanan yang dingin, lembut, atau sudah diblender. Hindari makanan asam seperti jus jeruk atau asin karena bisa membuat luka di mulut makin perih.
- Tanyakan kepala dokter tentang krim pereda nyeri untuk dioleskan pada luka di daerah genital jika cacar juga muncul di area intim tersebut.
- Hindari pemberian aspirin karena berkaitan dengan sindroma Reye, yang bisa mengarah pada gangguan lever.
- Potong kukunya agar tidak menggaruk ruam di kulit untuk menghindari timbulnya infeksi. Mungkin perlu memakai kaus tangan.
- Pisahkan dari orang sehat agar mereka tidak tertular.
E. EVALUASI
Masalah gangguan integritas kulit b/d Trauma dikatakan teratasi apabila integritas kulit tersebut telah Mencapai penyembuhan tepat waktu dan mampu menunjukan regenerasi jaringan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Variola dari muka bumi akibat keberhasilan usaha vaksi- Diajukan pada Pertemuan Ilmiah Berkala BKGAI (Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia). Jakarta, 29 Juni - 1 Juli 1989. nasi cacar kira-kira 10 tahun yang lalu. Penyakit ini lenyap setelah dua kasus terakhir yaitu kasus alami di Etiopia dan kasus kontaminasi laboratorium di Birmingham, Inggris pada tahun 1978.Sejak dilaksanakannya program PPI (Pengembangan Program Immunisasi), yang meliputi vaksin DPT, TT, BCG, Polio-
mielitis dan Campak, penurunan insidensi penyakit yang bersangkutan sangat terasa dengan jelas.
asuhan keperawatan hipertiroidisme
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan
di dalam darah.
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat
mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit
Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus:
infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi,
penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
1. Apakah itu tiroid ?
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah
depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin.
2. Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar
metabolisme
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme,
adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh
produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi
IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating
immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan
balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya
berespons terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab penyaldt Grave tidak diketahui,
Askep Klien Hipertiroidisme
namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, Yang
paling sering terkena adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an.
Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan
kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi
selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada
pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengaktivan
hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh
peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran
kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang
ireversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat,
walaupun tidak selalu, tetap memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabila
individu yang bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini
disebut gondok nodular toksik.
Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit
hipotalamus, walaupun jarang.
B. Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
C. Penyebab
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan
keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT
dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
D. Gejala-gejala
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin
Askep Klien Hipertiroidisme
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Tanda bruit
11. Haid sedikit dan tidak tetap
12. Pembesaran kelenjar tiroid
13. Mata melotot (exoptalmus
E. Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat
atau kelenjar tiroid.
1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
2. Bebas T4 (tiroksin)
3. Bebas T3 (triiodotironin)
4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran
kelenjar tiroid
5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
F. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam
jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia
(sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi
karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas
G. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai
berikut :
1) Thioamide
Askep Klien Hipertiroidisme
By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan yodium radioaktif
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pasien hamil, usia lanjut
e. Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu
pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol
dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8
minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala
dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat
anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1
tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk
memusnahkan kelenjar
tiroid yang hiperaktif
b. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini
untuk mengangkat kelenjar
tiroid yang membesar
Askep Klien Hipertiroidisme
ASUHAN KEPERAWATAN
Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang
dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :
A. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi,
Kelelahan berat
b. Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat.
Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan
abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi
oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk
(infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )
4. Integritas / Ego
a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
b. Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
a. Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet :
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih
dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau
manis, bau buah ( napas aseton)
6. Neurosensori
a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot parasetia, gangguan penglihatan
b. Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut),
gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam
(RTDmenurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak)
b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi),
frekuensi pernapasan meningkat
Askep Klien Hipertiroidisme
9. Keamanan
a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otototot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
10. Seksualitas
a. Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ;
kesulitan orgasme pada wanita
b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma :
positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol
meningkat
Askep Klien Hipertiroidisme
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme
adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
C. Perencanaan / Intervensi.
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan :Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria : 1) Nadi perifer dapat teraba normal. 2) Vital
sign dalam batas normal. 3) Pengisian kapiler normal 4) Status mental baik 5)
Tidak ada disritmia
Intervensi :
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
b. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan
pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia
c. Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
Rasional : S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah
jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik
d. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
e. Catat masukan dan haluaran
Askep Klien Hipertiroidisme
Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi :
a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia
mungkin ditemukan
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif, dan imsomnia
c. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme
d. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
Rasional : Meningkatkan relaksasi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
a. Nafsu makan baik.
b. Berat badan normal
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
a. Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
b. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan
kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
c. kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus
Intervensi :
a. Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
b. Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Askep Klien Hipertiroidisme
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
d. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
a. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan
imsomnis
b. Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
c. Jelaskan prosedur tindakan
Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
d. Kurangi stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
a. Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan
pilihan berdasarkana informasi
b. Berikan informasi yang tepat
Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang
muncul akan menentukan tindakan pengobatan
c. Identifikasi sumber stress
Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam
memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
d. Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat
Rasional : Mencegah munculnya kelelahan
e. Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
a. Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
Askep Klien Hipertiroidisme
b. Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional :Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang
sesungguhnya
c. kaji tingkat ansietas
Rasional :Ansietas dapat merubah proses pikir
d. Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan
Rasional :Penurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan
hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinaso pendengara.
e. Orientasikan pasien pada tempat dan waktu
Rasional :Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran
pada realita/lingkungan
f. Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
Rasional :Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
g. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau
obat anti psikotik.
Rasional :Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi
untuk meningkatkan proses pikir.
D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari
ulkus
5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
-
11/28 - 12/05
(80)
- Konsep Rencana Asuhan Keperawatan
- Fakta Sebenarnya Tentang “Terbelahnya Bulan” Yang ...
- 10 Reaksi Kimia yang Paling Menakjubkan
- Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abo...
- Protap Manajemen Kala III
- HIV/ AIDS bagaikan gunung es yang mengancam
- DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
- Asuhan Keperawatan Tetanus
- Asuhan Keperawatan Vertigo
- Asuhan Keperawatan Pankreatitis
- Rencana Asuhan Keperawatan
- Padang kembali gempa warga panik
- Diet Sehat Golongan Darah
- ASKEP PLEURITIS
- Pinang Efektif Keluarkan Cacing Dalam Tubuh
- Pengumuman Seleksi Administrasi CPNSD 2010
- Asuhan keperawatan variola
- asuhan keperawatan hipertiroidisme
- Meningkatkan MUTU ASUHAN KEPERAWATAN
- GANGGUAN HAID & SIRKULASINYA
- FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
- ENDROMETRIOSIS
- MoDEl ASUHAN KeperawataN
- Asuhan keperawatan klien dengan kehamilan ganda
- Perawat menuntut kebijaksanaan DPR
- Nursing Job - The Noble Profession
- ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOFRENIA
- ASUHAN KEPERAWATAN THALASEMIA
- Inikah yang dinamakan kecanduan ngeblog
- SAP Avian Influenza
- SAP keratitis
- Sindroma Sakit Eutiroid
- Mau Domain murah berkualitas, lapor segera ke IDwe...
- Sisik Naga Obati Kencing Nanah
- SLE Systemic Lupus Erythemathosis
- asuhan keperawatan ppok
- ASUHAN KEPERAWATAN TALASEMIA
- ASUHAN KEPERAWATAN SLE
- ASUHAN KEPERAWATAN RETINOBLASTOMA
- SAP konjungtivitis
- Tema Hari AIDS sedunia tahun 2010
- NILAI MID SEMESTER V TAHUN 2010
- Prediksi Hipertensi dalam Kehamilan
- Konsep Dasar Gizi Seimbang
- 12 PESAN DASAR GIZI SEIMBANG
- Contoh Asuhan Keperawatan
- Asuhan Keperawatan Peritonitis
- Tiroiditis Granulomatosa Subakut
- ASUHAN KEPERAWATAN NYERI
- Standar Asuhan Keperawatan
- KONSEP BELAJAR & PROSES BERPIKIR
- Evolusi Mutu
- ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
- Air Putih Untuk Bayi
- Leadership
- PERANAN CI (CLINICAL INSTRUCTOR) DALAM PEMBELAJARA...
- Ramuan Alami Untuk Atasi Hepatitis
- cara Merusak Peralatan Mahal kita
- cara menguruskan badan gendut
- Cara Membuat Tulisan Besar Pada Awal Postingan
- Cara Membuat Label Cloud
- Tips Promosi Blog
- Cara Jitu Artikel Baru Langsung di Top 10 Mbah Google
- 10 Cara Mengoptimalkan Blog di Blogdetik
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BRONCHOPNEUMONIA
- Cara Memasang Fungsi Scroll Pada Blog
- Panduan membuat Blog di Blogspot
- Cara Membuat Breadcrumbs Pada Blogger
- UNICEF Apresiasi Keberhasilan Indonesia Atasi Tet...
- Cara Mudah Download Video di youtube Versi Terbaru
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI/ANAK DENGAN GLOMER...
- Askep Anak Dengan Hidrosefalus
- ASUHAN KEPERAWATAN REMATIK
- ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTRITIS
- Skype Rencanakan IPO US$100 Juta
- Paket Bundling Diskon Hingga 50 Persen
- Penipuan SMS Marak, Warga Diminta Waspada
- Abses Hati (hepar Abscesses)
- LG GW305 Review, Harga dan Spesifikasi
- LG GW305 Ciamik Untuk Memutar Musik
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates