Sabtu, 21 Februari 2009
Pria Itu Melahirkan Anak Keduanya
Masih ingat Thomas Beatie? Dialah pria yang melahirkan bayi perempuan setahun lalu dan menarik perhatian dunia internasional. Kini ia kembali melahirkan anak, kali ini laki-laki.
Thomas dilahirkan sebagai perempuan dengan nama Tracy Lagondino, lalu pada masa dewasa ia mengubah diri menjadi laki-laki. Namun, ia mempertahankan organ reproduksinya, termasuk vagina dan rahimnya, karena suatu saat ingin punya anak. Ia kini tinggal bersama istrinya, Nancy (46), yang sudah punya dua anak dewasa dari perkawinan sebelumnya.
Sumber yang dekat dengan pasangan itu mengungkapkan, bayi laki-laki Thomas itu sehat. Namun, baik Thomas maupun Nancy belum memutuskan nama untuk bayinya. Sumber itu juga mengatakan, Nancy akan menyusui sendiri bayi itu seperti yang dilakukan pada anak pertama mereka, Susan Julliet.
Pasangan itu memilih langkah kontroversial setelah Nancy telah diangkat rahimnya (sehingga tak bisa melahirkan), tetapi masih ingin punya anak biologis. Hanya beberapa bulan melahirkan Susan pada Juni 2008, Thomas mengungkapkan kepada wartawan AS bahwa dia telah hamil lagi. Lalu, Selasa (9/6) pagi, tersiar kabar pria 35 tahun itu melahirkan anak laki-laki.
Pada sebuah wawancara tahun lalu, pria berewokan itu menggambarkan kehidupannya sebagai pasangan 'heteroseksual' sebagaimana pasangan suami-istri yang normal. “Kami terdiri atas seorang pria, perempuan, dan anak-anak. Memang ironis karena kami berbeda, tetapi kami ya benar-benar sebuah keluarga seperti lainnya,” kata Thomas waktu itu.
Thomas kala itu juga mengungkapkan keinginannya untuk hamil lagi sehingga untuk sementara ia tidak ingin disuntik lagi dengan hormon laki-laki.Thomas juga bercerita tahun lalu kepada pembawa acara top, Oprah Winfrey, bahwa upaya pertamanya sebenarnya menghasilkan kembar tiga, tetapi karena sesuatu hal harus digugurkan. “Meski di perut saya tumbuh kehidupan baru, saya tetaplah pria seperti ini,” kata Thomas ketika berita kehamilannya muncul Maret 2008.
Waktu itu banyak dokter, rekan-rekan, dan keluarganya menentang keinginannya untuk berkeluarga, apalagi hamil. Banyak juga yang tidak percaya kondisinya memungkinkan untuk hamil, tetapi dokter mengatakan sebaliknya, sangat mungkin.
“Seorang pria transjender (yaitu pria yang aslinya perempuan tapi telah ganti status jenis kelamin) bisa hamil karena dia masih punya organ yang sama dengan perempuan,” kata Dr Lisa Masterson, ahli kandungan di Cedars-Sinai Medical Centre di Beverly Hills AS.
Thomas dilahirkan sebagai perempuan dengan nama Tracy Lagondino, lalu pada masa dewasa ia mengubah diri menjadi laki-laki. Namun, ia mempertahankan organ reproduksinya, termasuk vagina dan rahimnya, karena suatu saat ingin punya anak. Ia kini tinggal bersama istrinya, Nancy (46), yang sudah punya dua anak dewasa dari perkawinan sebelumnya.
Sumber yang dekat dengan pasangan itu mengungkapkan, bayi laki-laki Thomas itu sehat. Namun, baik Thomas maupun Nancy belum memutuskan nama untuk bayinya. Sumber itu juga mengatakan, Nancy akan menyusui sendiri bayi itu seperti yang dilakukan pada anak pertama mereka, Susan Julliet.
Pasangan itu memilih langkah kontroversial setelah Nancy telah diangkat rahimnya (sehingga tak bisa melahirkan), tetapi masih ingin punya anak biologis. Hanya beberapa bulan melahirkan Susan pada Juni 2008, Thomas mengungkapkan kepada wartawan AS bahwa dia telah hamil lagi. Lalu, Selasa (9/6) pagi, tersiar kabar pria 35 tahun itu melahirkan anak laki-laki.
Pada sebuah wawancara tahun lalu, pria berewokan itu menggambarkan kehidupannya sebagai pasangan 'heteroseksual' sebagaimana pasangan suami-istri yang normal. “Kami terdiri atas seorang pria, perempuan, dan anak-anak. Memang ironis karena kami berbeda, tetapi kami ya benar-benar sebuah keluarga seperti lainnya,” kata Thomas waktu itu.
Thomas kala itu juga mengungkapkan keinginannya untuk hamil lagi sehingga untuk sementara ia tidak ingin disuntik lagi dengan hormon laki-laki.Thomas juga bercerita tahun lalu kepada pembawa acara top, Oprah Winfrey, bahwa upaya pertamanya sebenarnya menghasilkan kembar tiga, tetapi karena sesuatu hal harus digugurkan. “Meski di perut saya tumbuh kehidupan baru, saya tetaplah pria seperti ini,” kata Thomas ketika berita kehamilannya muncul Maret 2008.
Waktu itu banyak dokter, rekan-rekan, dan keluarganya menentang keinginannya untuk berkeluarga, apalagi hamil. Banyak juga yang tidak percaya kondisinya memungkinkan untuk hamil, tetapi dokter mengatakan sebaliknya, sangat mungkin.
“Seorang pria transjender (yaitu pria yang aslinya perempuan tapi telah ganti status jenis kelamin) bisa hamil karena dia masih punya organ yang sama dengan perempuan,” kata Dr Lisa Masterson, ahli kandungan di Cedars-Sinai Medical Centre di Beverly Hills AS.
Jumat, 20 Februari 2009
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)
Kumpulan Asuhan Keperawatan
Kumpulan Askep
Asuhan Keperawatan
Askep
Asuhan Keperawatan
Askep
A. Pengertian
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001).
B. Etiologi
- Virus dengue sejenis arbovirus.
- Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.
Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.
C. Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor
meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
D. Tanda dan gejala
- Demam tinggi selama 5 – 7 hari.
- Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
- Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
- Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
- Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
- Sakit kepala.
- Pembengkakan sekitar mata.
- Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
- Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
E. Pemeriksaan penunjang
- Darah
- Trombosit menurun.
- HB meningkat lebih 20 %
- HT meningkat lebih 20 %
- Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
- Protein darah rendah
- Ureum PH bisa meningkat
- NA dan CL rendah
- Trombosit menurun.
- Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
- Rontgen thorax : Efusi pleura.
- Uji test tourniket (+)
- Rontgen thorax : Efusi pleura.
F. Penatalaksanaan
- Tirah baring
- Pemberian makanan lunak
- Pemberian cairan melalui infus
- Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik
- Anti konvulsi jika terjadi kejang
- Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR).
- Monitor adanya tanda-tanda renjatan
- Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
- Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
G. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.
Perkembangan menitikberatkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.
- Motorik kasar
- Loncat tali
- Memukul
- Badminton
- Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.
- Loncat tali
- Motorik halus
- Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
- Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.
- Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
- Kognitif
- Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
- Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
- Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal
- Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang.
- Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
- Bahasa
- Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
- Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan
- Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
- Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan.
- Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/02/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan.html
- Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :- Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.
- Kaji riwayat keperawatan.
- Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).
- Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.
- Diagnosa keperawatan yang Muncul
- Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
- Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
- Intervensi
Diagnosa 1. :
Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.
Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi
Kriteria hasil :- Volume cairan tubuh kembali normal
- Kaji KU dan kondisi pasien
- Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )
- Observasi tanda-tanda dehidrasi
- Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus
- Balance cairan (input dan out put cairan)
- Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
- Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh
keringat.
Diagnosa 2. :
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Tujuan : Hipertermi dapat teratasi
Kriteria hasil :- Suhu tubuh kembali normal
- Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
- Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
- Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
- Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.
- Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari
- kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.
Diagnosa 3. :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan.
Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :- Intake nutrisi klien meningkat
- Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
- Timbang berat badan klien tiap hari
- Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi
sering - Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
- Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.
Kamis, 19 Februari 2009
Askep Dermatitis Eksfoliativa
A. DEFINISIEritroderma ( dermatitis eksfoliativa ) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh , biasanya disertai skuama ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 ).Eritroderma merupakan inflamasi kulit yang berupa eritema yang terdapat hampir atau di seluruh tubuh ( www. medicastore . com ).Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang
Read More
Rabu, 18 Februari 2009
Entrepreneurship dan Perawat
Oleh: Wastu Adi Mulyono
Perawat harus memiliki jiwa entrepreneur?
Dulu saya memiliki pandangan bahwa pelayanan kesehatan tidak boleh dikomersialkan. Oleh karena itu saya sangat membenci rumah sakit yang meminta Down Payment (DP/Jaminan) ketika menerima pasien pada saat admission.
Pemahanan ini didasari dari filosofi awal yang saya terima ketika masuk dalam dunia keperawatan ini. Mengabdi pada kemanusiaan, mengutamakan kepentingan pasien daripada kepentingan sendiri (altruisme), menolong, sumpah Hipokrates dan sebagainya. Sangat membanggakan sekali sewaktu akhir semester 1 sebelum mulai masuk ke rumah sakit, kami dilantik dan disumpah. Mengharukan.
Perjalanan waktu ternyata dapat mengubah cara pandang kita. Tuntutan ekonomi dan pergaulan yang semakin luas membuat cara berpikir saya berubah. Pikiran bisnis yang dulunya "terlarang" bagi saya lambat laun justru menjadi kebutuhan. Saya yang dulunya membenci rumah sakit yang membisniskan pelayanannya, berubah menjadi menyarankan. Secara sadar saya telah mengubah pandangan saya 180 derajat.
Keperawatan sebagaimana pelayanan jasa lainnya, tidak ada istimewanya. Jika ada yang mengatakan istimewa, itu hanya karena yang dilayani manusia yang unik, tidak konsisten dan selalu berubah. Kalau bentuk bisnisnya ya sama saja dengan yang lain. Semua perlu pelaku, pengelola, pemodal dan karyawan serta pernak-perniknya.
Kebutuhan modal artinya harus ada hitungan kembalinya, atau jika mungkin ada selisih kembaliannya, supaya modal menjadi terus bertambah. Pertambahan modal tentu saja berasal dari putaran bisnis keperawatan yang telah kita lakukan. Tentu saja sumbernya ya pasien itu sendiri. Ya, pasien itu sendiri yang kita tarik uangnya untuk mengembalikan modal yang telah kita tanam. Betul pasien, orang yang sakit itu. Meskipun tidak sepenuhnya akan kita dapatkan dari pasien, tetapi sudah dapat dipastikan kita menarik uang dari pasien yang kita layani.
Permasalahan menarik uang dari pasien inilah yang seringkali membuat para pelaku bisnis pelayanan kesehatan menjadi serba salah. Bahkan ada yang kemudian berhenti total dari bisnis ini. Bagaimana tidak serba salah, sebagai pebisnis kita dihadapkan pada masalah menjual dengan laris, artinya kita akan mencari jalan supaya jualan kita laris. Salah satu yang sering dilakukan dan mudah sekali adalah berdoa pada tuhan agar jualan kita laris. Nah ini masalahnya. Berdoa supaya pelayanan kita laris, secara langsung mendoakan supaya orang banyak yang sakit agar banyak yang membeli pelayanan kita. Oh Tuhan, ampuni aku.
Mengembangkan jiwa entrepreneurship berarti juga tidak akan terlepas dari permasalahan tersebut. Hal ini saya alami sampai lama, sampai akhirnya saya memang harus melepaskan siksaan hati ini. Salah satu cara yang saya lakukan adalaha mengubah mind-set secara total. Membalik semua persepsi yang selama ini ada, dan itu bukan hal yang mudah bagi saya. Stres, gastritis, mual dan semua gejala harus dialami dulu untuk menghadap semua perubahan itu (meskipun tidak seharusnya begitu).
Membangkitkan entrepreneurship untuk perawat yang sangat kental dengan metode berpikir dominasi otak kiri, tanpa mengubah mind set adalah sia-sia. Seperti kuliah entrepreneurship yang saya dapatkan minggu kemarin. Hampir semua tanggapan atau pernyataan atau pertanyaan adalah keluh kesah dan hasil persepsi semua. Padahal itu semua tidak ada gunanya. Semua keluh kesah tidak ada penyelesaiannya tanpa adanya "action". Dosen pun tidak akan dapat menyelesaikan keluh kesah tersebut. Terbukti bukan?
Kunci utama entrepreneurship ya mind set itu sendiri. Setelah itu barulah action (bertindak) untuk merealisasikan perubahan mind set itu sendiri. Langkah yang paling spektakuler adalah langsung saja buka praktik keperawatan.
Pasti ada pertanyaan, Lha praktik keperawatan itu seperti apa? Nanti harus bagaimana?
Ya itulah sebenarnya entrepreneurship dalam keperawatan itu. Kita harus dapat menjawab pertanyaan itu sendiri dengan tindakan-tindakan. Saya tidak dapat menjawabnya. Kita harus dapat menjawab masing-masing, karena kita berbeda. Termasuk kadar entrepreneurship kita juga berbeda.
Ayo kawan, lakukan saja. Kita sudah tahu batas-batasnya. Kalau kita tidak pernah melakukan tapi hanya dipikirkan, bisa terlambat, gawat. Saya pernah mengalaminya, semua ide dan pikiran saya ternyata sudah dilakukan oleh orang lain, padahal kami tidak pernah bertemu. Itulah realitas, kata Plato realitas yang sesungguhanya memang sudah diciptakan. Tinggal siapa yang duluan mewujudkannya. Pantas saja pekerjaan perawat selama ini diambil orang lain, karena perawat hanya memikirkannya tetapi tidak pernah melakukannya. Beruntunglah orang yang mengambil lebih awal. Kasihan sekali yang telah mengambil kesempatan.
Ayo...ayo.. ayoo... Harus berapa kali lagi saya harus bilang ayo! Do it, Lad! Now!
Read More
Perawat harus memiliki jiwa entrepreneur?
Dulu saya memiliki pandangan bahwa pelayanan kesehatan tidak boleh dikomersialkan. Oleh karena itu saya sangat membenci rumah sakit yang meminta Down Payment (DP/Jaminan) ketika menerima pasien pada saat admission.
Pemahanan ini didasari dari filosofi awal yang saya terima ketika masuk dalam dunia keperawatan ini. Mengabdi pada kemanusiaan, mengutamakan kepentingan pasien daripada kepentingan sendiri (altruisme), menolong, sumpah Hipokrates dan sebagainya. Sangat membanggakan sekali sewaktu akhir semester 1 sebelum mulai masuk ke rumah sakit, kami dilantik dan disumpah. Mengharukan.
Perjalanan waktu ternyata dapat mengubah cara pandang kita. Tuntutan ekonomi dan pergaulan yang semakin luas membuat cara berpikir saya berubah. Pikiran bisnis yang dulunya "terlarang" bagi saya lambat laun justru menjadi kebutuhan. Saya yang dulunya membenci rumah sakit yang membisniskan pelayanannya, berubah menjadi menyarankan. Secara sadar saya telah mengubah pandangan saya 180 derajat.
Keperawatan sebagaimana pelayanan jasa lainnya, tidak ada istimewanya. Jika ada yang mengatakan istimewa, itu hanya karena yang dilayani manusia yang unik, tidak konsisten dan selalu berubah. Kalau bentuk bisnisnya ya sama saja dengan yang lain. Semua perlu pelaku, pengelola, pemodal dan karyawan serta pernak-perniknya.
Kebutuhan modal artinya harus ada hitungan kembalinya, atau jika mungkin ada selisih kembaliannya, supaya modal menjadi terus bertambah. Pertambahan modal tentu saja berasal dari putaran bisnis keperawatan yang telah kita lakukan. Tentu saja sumbernya ya pasien itu sendiri. Ya, pasien itu sendiri yang kita tarik uangnya untuk mengembalikan modal yang telah kita tanam. Betul pasien, orang yang sakit itu. Meskipun tidak sepenuhnya akan kita dapatkan dari pasien, tetapi sudah dapat dipastikan kita menarik uang dari pasien yang kita layani.
Permasalahan menarik uang dari pasien inilah yang seringkali membuat para pelaku bisnis pelayanan kesehatan menjadi serba salah. Bahkan ada yang kemudian berhenti total dari bisnis ini. Bagaimana tidak serba salah, sebagai pebisnis kita dihadapkan pada masalah menjual dengan laris, artinya kita akan mencari jalan supaya jualan kita laris. Salah satu yang sering dilakukan dan mudah sekali adalah berdoa pada tuhan agar jualan kita laris. Nah ini masalahnya. Berdoa supaya pelayanan kita laris, secara langsung mendoakan supaya orang banyak yang sakit agar banyak yang membeli pelayanan kita. Oh Tuhan, ampuni aku.
Mengembangkan jiwa entrepreneurship berarti juga tidak akan terlepas dari permasalahan tersebut. Hal ini saya alami sampai lama, sampai akhirnya saya memang harus melepaskan siksaan hati ini. Salah satu cara yang saya lakukan adalaha mengubah mind-set secara total. Membalik semua persepsi yang selama ini ada, dan itu bukan hal yang mudah bagi saya. Stres, gastritis, mual dan semua gejala harus dialami dulu untuk menghadap semua perubahan itu (meskipun tidak seharusnya begitu).
Membangkitkan entrepreneurship untuk perawat yang sangat kental dengan metode berpikir dominasi otak kiri, tanpa mengubah mind set adalah sia-sia. Seperti kuliah entrepreneurship yang saya dapatkan minggu kemarin. Hampir semua tanggapan atau pernyataan atau pertanyaan adalah keluh kesah dan hasil persepsi semua. Padahal itu semua tidak ada gunanya. Semua keluh kesah tidak ada penyelesaiannya tanpa adanya "action". Dosen pun tidak akan dapat menyelesaikan keluh kesah tersebut. Terbukti bukan?
Kunci utama entrepreneurship ya mind set itu sendiri. Setelah itu barulah action (bertindak) untuk merealisasikan perubahan mind set itu sendiri. Langkah yang paling spektakuler adalah langsung saja buka praktik keperawatan.
Pasti ada pertanyaan, Lha praktik keperawatan itu seperti apa? Nanti harus bagaimana?
Ya itulah sebenarnya entrepreneurship dalam keperawatan itu. Kita harus dapat menjawab pertanyaan itu sendiri dengan tindakan-tindakan. Saya tidak dapat menjawabnya. Kita harus dapat menjawab masing-masing, karena kita berbeda. Termasuk kadar entrepreneurship kita juga berbeda.
Ayo kawan, lakukan saja. Kita sudah tahu batas-batasnya. Kalau kita tidak pernah melakukan tapi hanya dipikirkan, bisa terlambat, gawat. Saya pernah mengalaminya, semua ide dan pikiran saya ternyata sudah dilakukan oleh orang lain, padahal kami tidak pernah bertemu. Itulah realitas, kata Plato realitas yang sesungguhanya memang sudah diciptakan. Tinggal siapa yang duluan mewujudkannya. Pantas saja pekerjaan perawat selama ini diambil orang lain, karena perawat hanya memikirkannya tetapi tidak pernah melakukannya. Beruntunglah orang yang mengambil lebih awal. Kasihan sekali yang telah mengambil kesempatan.
Ayo...ayo.. ayoo... Harus berapa kali lagi saya harus bilang ayo! Do it, Lad! Now!
Senin, 16 Februari 2009
ASKEP ANAK HEMOFILIA
I. KONSEP DASAR PENYAKITa. DefinisiHemofilia berasal dari bahasa yunani kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang.Hemophilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan.Hemofilia adalah gangguan perdarahan bersifat herediter yang berkaitan dengan
Read More
Jurnal kesehatan Perawatan Intensive Care Unit
Jurnal kesehatan Perawatan Intensive Care Unit ICU
Judul Jurnal Kesehatan:
Read More
Judul Jurnal Kesehatan:
- Treatment of variceal bleeding in patients with cirrhosis of the liver
- Resynchronization therapy for heart failure
- Sleep in the intensive care unit: Sleepy doctors and restless patients
- Management of the brainstem dead organ donor: Pathophysiology and donor optimization
- Respiratory function in morbidly obese subjects
- Current state of corticosteroid therapy in patients with septic shock
- Sedation use before and after tracheostomy in ICU
- Postpartum paradoxical cerebral embolism through an unknown patent foramen ovale
- Use of transoesophageal echocardiography to detect acute right
- ventricular dysfunction during high frequency oscillatory ventilation in a patient with ARDS
- Return of spontaneous circulation after cessation of cardiopulmonary resuscitation in a case of digoxin overdosage
- Dental phobia resulting in life threatening sepsis: Lemierre’s syndrome complicated by acute cardiomyopathy
- Is recombinant activated factor seven effective for haematemesis in patients with cirrhotic liver disease?
.
Jurnal kesehatan Keperawatan Intensive Care Unit (ICU)
Jurnal kesehatan Keperawatan Intensive Care Unit (ICU)
Read More
- Jurnal Kesehatan Kesulitan Pengimplementasian Teori Etika dalam praktek perawatan Intensive.
- Kesalahan medis dan kejadian: Fokus pada unit perawatan intensif
- Description and evaluation of a training programme in pediatric intensive care for pediatric residents
- Jurnal Kesehatan Akut cholestasis sebagai efek sampingan dari pemberian levomepromazine pada pasien di ICU
- Jurnal Kesehatan Akut cholestasis sebagai efek sampingan dari pemberian levomepromazine pada pasien di ICU
- Antimicrobial-impregnated catheters for reducing nosocomial catheter-associated blood stream infections in the pediatric intensive care unit
- Delivery of nitric oxide by high-frequency percussive ventilation: System design and evaluation.
- Jurnal Kesehatan, Tracheoesophageal fistula setelah setelah pemakaian ventilator mekanik dalam jangka lama
- The use of trans-oesophageal echocardiography to guide therapy in a case of massive pulmonary embolus masquerading as inferior myocardial infarction
- Cor triatriatum sinistrum
.
Minggu, 15 Februari 2009
Kesehatan dan Keselamatan Kerja "Suara bising di Industri"
artikel kesehatan tentang kesehatan dan keselamatan kerja "Suara bising di Industri"
Suara bising dapat menyebabkan gangguan kesehatan kerja khususnya pendengaran atau ketulian pada seseorang yang bekerja atau berada di lingkungan industri. Istilah-istilah occupational deafness, industrial deafness, noise induced hearing loss, trauma akustik, merupakan kata lain istilah untuk ketulian akibat suara bising.
Macam tipe kebisingan:
Pengaruh Kebisingan Terhadap Kesehatan kerja
Trauma akustik, suatu pengaruh insidentil yang merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran disebabkan oleh letusan atau ledakan suara dahsyat.
Occupational Deafness hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran bersifat permanen , mengenai satu atau dua telinga yang disebabkan oleh bising atau suara yang terus menerus di lingkungan tempat kerja.
Penanggulangan kebisingan dalam kesehatan kerja
Undang-undang kesehatan kerja yang mengatur kesehatan dan keselamatan kerja Untuk membatasi bising di perusahaan atau industri beberapa negara menentukan Nilai Ambang Batas (NAB).
Penanggulangan dengan cara medis Teknis
Analisa bising (noise analysis),digunakan untuk Mengukur intensitas bising dan frekuensinya. Tujuannya untuk mendapat cacatan tentang keadaan maksimum, rata-rata, minimum, fluktuasi, intermitensi dan ketepatan (steadiness) dari kebisingan.
Pengurangan jumlah bising di sumber bising.
Alat-alat pelindung kesehatan dan keselamatan kerja untuk telinga (ear protectors) untuk para karyawan.
Indoktrinasi masalah yang timbul dan bahaya bising bagi kesehatan kerja; Pemasangan poster-poster atau tanda peringatan pada daerah bising.
Pengukuran-pengukuran, pemeriksaan dari pendengaran para karyawan dengan pure tone Audiometer. Baik sebelum mulai bekerja dan selama bekerja. pre employment hearing test dan berkala
Read More
Suara bising dapat menyebabkan gangguan kesehatan kerja khususnya pendengaran atau ketulian pada seseorang yang bekerja atau berada di lingkungan industri. Istilah-istilah occupational deafness, industrial deafness, noise induced hearing loss, trauma akustik, merupakan kata lain istilah untuk ketulian akibat suara bising.
Macam tipe kebisingan:
- Kebisingan yang kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas (Steady state, Wide band noise) misal kipas angin
- Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi sempit (Steady state, narrow band noise) misalnya gergaji sirkuler, katup gas.
- Kebisingan terputus-putus (intermittent) misalnya suara kendaraan dijalan dan pesawat dibandara udara.
- Kebisingan impulsif (impact impulsive noise) misalnya tembakan bedil atau meriam juga ledakan-ledakan yang lain.
- Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan.
Pengaruh Kebisingan Terhadap Kesehatan kerja
Trauma akustik, suatu pengaruh insidentil yang merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran disebabkan oleh letusan atau ledakan suara dahsyat.
Occupational Deafness hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran bersifat permanen , mengenai satu atau dua telinga yang disebabkan oleh bising atau suara yang terus menerus di lingkungan tempat kerja.
Penanggulangan kebisingan dalam kesehatan kerja
Undang-undang kesehatan kerja yang mengatur kesehatan dan keselamatan kerja Untuk membatasi bising di perusahaan atau industri beberapa negara menentukan Nilai Ambang Batas (NAB).
Penanggulangan dengan cara medis Teknis
Analisa bising (noise analysis),digunakan untuk Mengukur intensitas bising dan frekuensinya. Tujuannya untuk mendapat cacatan tentang keadaan maksimum, rata-rata, minimum, fluktuasi, intermitensi dan ketepatan (steadiness) dari kebisingan.
Pengurangan jumlah bising di sumber bising.
Alat-alat pelindung kesehatan dan keselamatan kerja untuk telinga (ear protectors) untuk para karyawan.
Indoktrinasi masalah yang timbul dan bahaya bising bagi kesehatan kerja; Pemasangan poster-poster atau tanda peringatan pada daerah bising.
Pengukuran-pengukuran, pemeriksaan dari pendengaran para karyawan dengan pure tone Audiometer. Baik sebelum mulai bekerja dan selama bekerja. pre employment hearing test dan berkala
Jurnal Kesehatan Kardiovaskuler
Jurnal Kesehatan Cardiology
Journal Cardiology
European
Heart Journal
Journal of the European Society of Cardiology
January 2009
Judul Jurnal Kesehatan:
Homocysteine coronary atherosclerosis and folate
Benefit–risk with DES and BMS
Chromogranin A and acute coronary syndromes
Glycoprotein IIb/IIIa and agonists in STEMI
Stent vs. PTA in peripheral arterial disease
Read More
Journal Cardiology
European
Heart Journal
Journal of the European Society of Cardiology
January 2009
Judul Jurnal Kesehatan:
Homocysteine coronary atherosclerosis and folate
Benefit–risk with DES and BMS
Chromogranin A and acute coronary syndromes
Glycoprotein IIb/IIIa and agonists in STEMI
Stent vs. PTA in peripheral arterial disease
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
-
02/15 - 02/22
(9)
- Pria Itu Melahirkan Anak Keduanya
- ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)
- Askep Dermatitis Eksfoliativa
- Entrepreneurship dan Perawat
- ASKEP ANAK HEMOFILIA
- Jurnal kesehatan Perawatan Intensive Care Unit
- Jurnal kesehatan Keperawatan Intensive Care Unit ...
- Kesehatan dan Keselamatan Kerja "Suara bising di I...
- Jurnal Kesehatan Kardiovaskuler
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates