Jumat, 17 September 2010
krisis pada lansia
Krisis adalah reaksi berlebihan terhadap situasi yang mengancam saat kemampuan menyelesaikan masalah yang dimiliki klien dan respons kopingnya tidak adekuat untuk mempertahankan keseimbangan psikologisJenis krisis
· Krisis perkembangan terjadi sebagai respons terhadap transisi dari satu tahap maturasi ke tahap lain dalam siklus kehidupan (misalnya., beranjak dari manja ke dewasa).
· Krisis situasional terjadi sebagai respons terhadap kejadian yang tiba-tiba dan tidak terduga dalam kehidupan seseorang. Kejadian tersebut biasanya berkaitan dengan pengalaman kehilangan (misalnya., kematian orang yang dicintai).
Krisis adventisius terjadi sebagai respons terhadap trauma berat atau bencana alam. Krisis ini dapat memengaruhi individu, masyarakat, bahkan negara.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
· Krisis perkembangan terjadi sebagai respons terhadap transisi dari satu tahap maturasi ke tahap lain dalam siklus kehidupan (misalnya., beranjak dari manja ke dewasa).
· Krisis situasional terjadi sebagai respons terhadap kejadian yang tiba-tiba dan tidak terduga dalam kehidupan seseorang. Kejadian tersebut biasanya berkaitan dengan pengalaman kehilangan (misalnya., kematian orang yang dicintai).
Krisis adventisius terjadi sebagai respons terhadap trauma berat atau bencana alam. Krisis ini dapat memengaruhi individu, masyarakat, bahkan negara.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
ASKEP IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI RADANG GENETALIA
Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar dengan perantara traktus genetalia. Jarang terjadi radang atau infeksi rongga perut disebabkan oleh:
a. Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah.
b. Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya kuman-kuman.
Radang alat genetalia mungkin lebih sering terjadi di negara tropis, karena:
a. Hygiene belum sempurna.
b. Perawatan persalinan dan abortus belum memenuhi syarat-syarat.
c. Infeksi veneris belum terkendali
Infeksi alat kandungan/genetalia dapat menurunkan fertilitas, mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu keadaan sex
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
a. Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah.
b. Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya kuman-kuman.
Radang alat genetalia mungkin lebih sering terjadi di negara tropis, karena:
a. Hygiene belum sempurna.
b. Perawatan persalinan dan abortus belum memenuhi syarat-syarat.
c. Infeksi veneris belum terkendali
Infeksi alat kandungan/genetalia dapat menurunkan fertilitas, mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu keadaan sex
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkatA. Pengertian
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).
Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.
B. Etiologi
- Jaringan parut ginjal/ureter.
- Batu
- Neoplasma/tomur
- Hipertrofi prostat
- Kelainan konginetal pada leher kandung kemih dan uretra
- Penyempitan uretra
- Pembesaran uterus pada kehamilan (Smeltzer dan Bare, 2002).
C. Patofisiologi
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).
Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.
B. Etiologi
- Jaringan parut ginjal/ureter.
- Batu
- Neoplasma/tomur
- Hipertrofi prostat
- Kelainan konginetal pada leher kandung kemih dan uretra
- Penyempitan uretra
- Pembesaran uterus pada kehamilan (Smeltzer dan Bare, 2002).
C. Patofisiologi
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS - HNP
HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik)I. LANDASAN TEORI
A. Pengertian
HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik)
HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.
B. Etiologi
HNP terjadi karena proses degenratif diskus intervetebralis.
C. Insidensi
Angka kejadian dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya HNP didahului oleh aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat (terutama mendadak) mendorong barang berat. Laki—laki lebih banyak dari pada wanita.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
A. Pengertian
HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik)
HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.
B. Etiologi
HNP terjadi karena proses degenratif diskus intervetebralis.
C. Insidensi
Angka kejadian dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya HNP didahului oleh aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat (terutama mendadak) mendorong barang berat. Laki—laki lebih banyak dari pada wanita.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
ISPA
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah1. PENGERTIAN
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
GLOMEROLONEPHRITI AKUT ( GNA )
GNA adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri/virus tertentu, GNA sering diakibatkan oleh infeksi kuman streptococcus, penyakit tersebut sering di temukan pada anak usia 3 – 7 tahun. P[ada tahun 1907 Lohlein menwemukakan hubungan antara GNA dan Infeksi Streptococcus yaitu timbulnya GNA setelah infeksi skarlatina. Di isolasinya kuman streptococcus beta Hemoliticus gol. A serta meningkatnya titer anti – streptolisin pada serum penderitaan.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Halusinasi
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2001).
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
flu burung
Penyakit flu burung atau flu unggas adalah suatu penyakit menular yg disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Dispepsia
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Emfisema
Emfisema yaitu suatu penyakit degenerative ketika alveoli kehilangan elatisitas dan tida bias mengerut kembaliemfisema berarti adanya jumlah udara yang berlebihan di dalam paru. Emfisema ditandai dengan pembesaran permanen rongga udara yang terletak distal dari bronkiolus terminal disertai destruksi dinding rongga tersebut. Terdapat beberapa penyakit dengan pembesaran rongga udara yang tidak disertai destruksi; hal ini lebih tepat disebut “overinflation”. Sebagai contoh, peregangan rongga udara di paru kontralateral setelah penumoktomi unilateral adalah overinflation kompensatorik bukan emfisema.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Bronkhitis
Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Perawatan Medikal Bedah 2, 1998, hal : 490).
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
PEMENUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
Istirahat : Keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan(Axietas) Norrow 1967Istirahat : Kondisi dimana tubuh berada dalam status aktivitas yang rendah dengan
konsekwensi dampak perasaan menjadi refreshed (menyegarkan)
Ciri-ciri dalam istirahat:
1. Merasa segala sesuatu dapat diatasi
2. merasa diterima
3. mengetahui apa yang terjadi
4. bebas dari ganguan dan ketidak nyamanan
5. mempunyai rencana-rencana yang memuaskan
6. mengetahui bantuan sewaktu merencanakan
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
konsekwensi dampak perasaan menjadi refreshed (menyegarkan)
Ciri-ciri dalam istirahat:
1. Merasa segala sesuatu dapat diatasi
2. merasa diterima
3. mengetahui apa yang terjadi
4. bebas dari ganguan dan ketidak nyamanan
5. mempunyai rencana-rencana yang memuaskan
6. mengetahui bantuan sewaktu merencanakan
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Bedah jantung
Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah jantung. Prosedur yang sering mencakup angioplasti koroner perkutan, revaskularisasi arteri koroner dan perbaikan penggantian katup jantung yang rusak.A. PENDAHULUAN
Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah jantung. Prosedur yang sering mencakup angioplasti koroner perkutan, revaskularisasi arteri koroner dan perbaikan penggantian katup jantung yang rusak
Di masa kini, pasien dengan penyakit jantung dan komplikasi yang menyertainya dapat dibantu untuk mencapai kualitas hidup yang lebih besar dan yang diperkirakan sepuluh tahun sham. Dengan prosedur diagnostik yang canggih yang memungkinkan diagnostik dimulai lebih awal dan lebih akurat, menyebabkan penanganan dapat dilakukan jauh sebelum terjadi kelemahan yang berarti. Penanganan dengan teknologi dan farmakoterapi yang baru terus dikembangkan dengan cepat dan dengan keamanan yang semakin meningkat.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah jantung. Prosedur yang sering mencakup angioplasti koroner perkutan, revaskularisasi arteri koroner dan perbaikan penggantian katup jantung yang rusak
Di masa kini, pasien dengan penyakit jantung dan komplikasi yang menyertainya dapat dibantu untuk mencapai kualitas hidup yang lebih besar dan yang diperkirakan sepuluh tahun sham. Dengan prosedur diagnostik yang canggih yang memungkinkan diagnostik dimulai lebih awal dan lebih akurat, menyebabkan penanganan dapat dilakukan jauh sebelum terjadi kelemahan yang berarti. Penanganan dengan teknologi dan farmakoterapi yang baru terus dikembangkan dengan cepat dan dengan keamanan yang semakin meningkat.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Kamis, 16 September 2010
ASI
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu seorang ibu dalam masa kehamilan dan langsung dikeluarkan sejak bayi dilahirkan. ASI merupakan makanan yang paling cocok untuk bayi dan memenuhi kebutuhan bayi. Dalam ASI terkandung antibodi, pemberiannya mudah, murah, praktis dan dengan pemberian ASI, maka kebutuhan prikologis anak sekaligus terpenuhi karena saat memberikan ASI ibu dapat memeluk dan mendekap anak sehingga anak merasa hangat dan nyaman dalam pelukan ibunya.Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakiti nfeksi, diare dan alergi, mempererat hubungan dengan ibu, dan meningkatkan daya tanam tubuh. Sedangkan manfaat ASI untuk ibu adalah memberikan kepuasan, lebih praktis dan murah, dan dapat menunda masa subur.
Begitu pentingnya ASI bagi seorang bayu, tetapi mengapa masih banyak keluarga yang menggantikan ASI dengan susu botol. Hal ini terjadi mungkin karena keterbatasan suatu keluarga tentang pengetahuan akan pentingnya ASI. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menguraikan segala sesuatu tentang ASI.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
Read More
Begitu pentingnya ASI bagi seorang bayu, tetapi mengapa masih banyak keluarga yang menggantikan ASI dengan susu botol. Hal ini terjadi mungkin karena keterbatasan suatu keluarga tentang pengetahuan akan pentingnya ASI. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menguraikan segala sesuatu tentang ASI.
Mau tau lebih lanjut segera Hubungi :
WARNET JHON
TAC JAMBI
Hp. 0852 666 94094
E-mail : adventure1331@yahoo.com
FB : adventure1331@yahoo.com
ASI pro tumbang
Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting. Kekurangan gizi , terutama pada anak-anak akan menghambat proses pembangunanBAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting. Kekurangan gizi , terutama pada anak-anak akan menghambat proses pembangunan .
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Lingkungan disini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi indifidu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.Gizi anak merupakan faktor biologis dalam faktor lingkungan,memegang peranan penting dalam tumbuh kembang.
Menurut SKRT 1992 kematian bayi dan anak balita pada tahun 1992 adalah sekitar 30 % dari seluruh kematian. Dari 30 % kematian ini, 10% atau 1/3 nya terjadi pada neonatus, 7,5 % terjadi pada bayi usia 7 hari. Data tersebut memberikan gambaran bahwasannya golongan bayi dan anak anak benar –benar rentan terhadap penyakit dan gizi kurang yang seringkali menyebabkan kematian.
Asi dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas anak karena disamping nilai gizinya tinggi juga menganndung zat imunologis yang melindungi anak dari berbagai macam infeksi.
Menurut Departemen Kesehatan RI 1995, pemberian ASI merupakan cara pemberian makanan bayi yang paling baik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada saat awal.Tetapi pemberiab asi yang benar antara lain pemberian asi ekslusif hanya ditemui pada 47 % populasi dan menyusui dini pada jam pertama ditemui hanya pada 8 % populasi saja. Fenomena inilah yang pada akhirnya mendorong pemerintah untuk menggalakkan program asi ekslusif.
Dengan melihat hal diatas, maka peneliti ingin melihat perbandingan tumbuh kembang anak usia 1-4 bulan yang mendapat asi ekslusif dan yang mendapat asi non ekslusif.
Batasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan yang kami teliti kami batasi, pada tumbuh kembang anak usia 1-4 bulan yang mendapat asi eksklusif dan yang tidak mendapat asi eksklusif, kemudian kami bandingkan tumbuh kembangnya.Penilaian pertumbuhan pada penelitian ini adalah secara antropometri sedangkan penilaian perkembangan pada anak usia 1-4 bulan menggunakan Denver Development Screening Test.
Berdasarkan batasan tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk untuk membandingkan tumbuh kembang bayi yang mendapat asi eksklusif dan bayi yang mendapat asi non eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Akre, j ,Pemberian Makanan untuk Bayi, Dasar-dasar Fisiologis WHO, 1990.
Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak, Jilid I , Penerbit Airlangga, 1998.
Muhilal, Krisdina, dkk, Angka kecukupan Gizi yang Dianjurkan, Aksara Widya Karya Nasional, Jakarta, 1998.
Satoto, Tumbuh Kembang Anak dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Proceeding of Seminar cum Workshop on Safe Motherhood and Child Survival Growth and Development, Surabaya, 1990.
Samsudin, Cara Penilaian Keadaan Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Anak, 1985.
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1995.
Suradi, Rusina, Manfaat Pemberian ASI Ekslusif Bagi Tumbuh Kembang Anak dalam Seminar Sehari ASI Ekslusif, Jakarta, 1994.
Tarwotjo, Ig & Soekiman, Status Gizi Anak, Majalah Gizi Indonesia vol.IX No.2, 1987.
Tumbelaka, WAFC, Peranan ASI dalam Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya, Media Hospitalia vol.54, 1998.
WHO, A Growth Chart fot International Use in Maternal and Child Health Care, Geneva, 1980.
WHO / FAO, Energy and Protein Requirement, Report of Joint WHO / FAO, WHO Technical Report Series No. 52.
BAB 4
TINJAUAN PUSTAKA
1V.1 Pengertian tumbuh kembang
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.(5)
Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan adalah setiap perubahan atau bertambahnya jumlah dan ukuran tubuh baik fisik (anatomi) maupun struktur. Peertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitas yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel tubuh.Anak tidak hanya menjadi besar secara fisik tetapi ukuran dan stuktur pertumbuhan otaknya juga bertambah.Akibat adanya pertumbuhan otak anak mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berfikir.(5) Pertumbuhan anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama masukan zat gizi dari pada faktor genetik. Pertumbuhan dapat diukut dengan ukuran tinggi atau panjang dan ukuran berat.(6)
Perkembangan (development)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang meliputi beberapa dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan mental,motorik, bahasa, sosial, emosi dan pekembangan moral.(5) Dalam proses perkembangan terdapat proses deferensiasi dari sel tubuh, jaringan, organ, sistim organ sehingga masing-masing dapat berfungsi dengan baik. Hail ini dapat dicontohkan dengan kemampuan bermain, berbahasa, termasuk juga perkembangan emosi dan tingkah laku sebagai suatu hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.(6)
Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring dan saling terkait, berkesinambungan dengan ritme laju tumbuh kembang yang tak selalu tetap. Pada saat dalam kandungan proses tumbuh kembang berlangsung pesat sekali demikian pula pada tahun-tahun pertama kehidupan setelah kelahiran, kemudian menurun dan meningkat kembali pada usia 12- 14 tahun menuju tahap dewasa.(4)
IV.2. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Faktor post natal yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah faktor bio-fisiko-psiko-sosial. Contoh ari komponen biologis adalah kesehatan tubuh/organ,keadaan gizi, kekebalan penyakit. Yang termasuk komponen fisik misalnya perumahan, kebersihan lingkungan, fasilitas kesehatan dan pendidikan. Komponen psiko-sosial misalnya kesehatan jiwa,stimulasi mental,pengaruh keluarga dan sekolah, nilai budaya dll.(4)
Wirsiki menyatakan bahwa proses tumbuh kembang dipemgaruhi oleh 2 faktor.
1.Mikro kosmos (keadaan anak itu sendiri )
Termasuk disini adalah sifat dasar konstitusi anak sejak lahir dan keadaan biologis anak .
2. Makro kosmos (keadaan lingkungan anak)
Termasuk disini adalah sikap orang tua, teman bermain dan guru serta masyarakat.
1V.3 Kesehatan Anak
Kesehatan anakmerupakan suatau hal yang penting karena akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.Golongan bayi dan anak justru merupakan golongan yang sangat rentan terhadap penyakit infeksi dan gizi kurang.(3)
Pemberian imunisasi aktif pada bayi adalh penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi misalnya tbc,difteri, pertusis, tetenus, polio, campak, hepatitis b dll.
Imunisasi pasif dapat diperoleh melalui antibodi maternal dan asi yang akan menolong bayi untuk mencegah dan menghadapi infeksi selama bulan-bulan pertama kehidupan.Karena daya imunitas itu akan menurun dan kontak dengan lingkungan akan makin meningkat, kejadian penyakit infeksi akan bertambah secara cepat dan menetap pada tingkat yang tinggi selama tahun kedua dan ketiga kehidupan(.9)
Bayi yang mendapat asi eksklusif mempunyai resiko yang jauh lebih rendah terhadap penyakit diare jika dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula atau menerima makanan lain selain susu, karena bayi yang mendapat asi akan menerima zat protektif disamping proses penyediaan susu formula atau makanan tambahan tersebut sering kurang higienis.
Bayi atau anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik,berbeda dengan anak yang sering terkena infeksi, biasanya pertumbuhannya akan terganggu.(9)
IV.4. Pola Konsumsi Bayi 0-4 Bulan
Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesatdisertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Selama periode ini bayi sepenuhnya tegantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.
Asi tanpa makanan lain dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 4 bulan dan sesudahnya hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, mineral utama bagi bayi.Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut maka mulai usia 4 sampai 24 bulan disamping asi juga diberikan makanan pendamping asi.(1)
Dahulu pemberian makanan tambahan diberikan sedini mungkin tetapi setelah ada laporen tentang bahaya yang ditimbulkannya maka dianjurkan agar makanan tambahan diberikan secara bertahap mulai usia 5 bulan.(3)
IV. 5. Asi
IV.5.1 Komponen Asi
Asi merupakan substansi bahan yang hidupdengan kompleksitas biologi yang luas yang mampu memberikan daya perlindungan baik secara aktif melalui pengauran imunologis.Asi bukan hanya merupakan sumber nutrisi bagi bayi, tetapi juga mengandung inunoglobulin a (Ig a) yang memainkan peran penting dalam fungsi proteksi. Asi juga mengandung kadar lisozim yang tinggi yang sangat menguntungkan untuk menghancurkan bakteri didalam rongga usus.(7)
Kolustrum yaitu asi yang bewarna kekuningan yang keluar pertama kali setelah bayi lahir mengandung protein yang terdiri dari lactalbumin, lactalglobin,casein, minyak, mineral, vitamin A dan Ig a. Kandungan Ig a dalam kolustrum jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terkandung dalam asi. Kolustrum menjamin bayi baru lahir dapat beradaptasi dan berhasil melewati masa trasnsisi.
IV.5.1.2 Manfaat Asi
Asi merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi untuk masa 0-4 bulan,
Menurut depkes RI 1994 manfaat asi adalah :
Mudah dicerna
Mengandung zat berkualitas tinggi untuk kecerdasan dan pertumbuhan
Mengandung zat kekebalan
Aman dan bersih
Suhu tepat
Menghindarkan bayi dari alergi dan diare
Asi praktis dan ekonomis, dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Disamping itu asi juga bebas dari kesalahan dalam penyediaan dan penyajian.(7)
IV.5.1.3 Pola Menyusui
Pola menyuu\sui dalam hal ini meliputi cara pemberian,sikap dan tingkah laku ibu dalam menyusukan bayinya. Sebaiknya bayi disusui secara call feeding maksudnya setiap saat bayi menginginkannya. Yang juga penting adalah ibu harus berada dalam keadaan tenang dan bebas dari ketegangan fisik maupun mental. Cara menyusui sebaiknya pada kedua buah payudara secara bergantian
IV.6. Pengukuran Tumbuh Kembang
IV.6.1 Pengukuran Pertumbuhan ecara Antropometri
Antropometri selama ini dikenal sebagai indikator sederhana dalam penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat. Jenis antropometri yang digunakan adalah berat badab, tinggi badab/panjang badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada dan lapisan lemak bawah kulit
Dalam penilaian untuk menentukan status gizi balita, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Indeks yang digunakan adalah indeks berat badan menurut tinggi badan.
Klasifikasi berat badan menurut tinggi badan berdasarkan who menggunakan baku indks NCHS (terlampir)(10)
IV.6.2 Pengukuran Perkembangan Menurut DDST
DDST adalah salah satu dari metode skining terhadap kelainan perkrmbangan anak.Tes ini bukanlah merupakan tes untuk diagnosa atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skining yang baik. Tes ini dapat dilakukan dengan cepat ( sekitar 15-20 menit ) dan menunjukkan validitas yang tinggi.
Dalam DDST semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang meliputi
1.Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
2. Gerakan motor halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot –otot kecil dan memerlukan koordinasi yang cermat.
3. Bahasa
Yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
4. gerakan motor kasar
Yaitu aspek yang berhubungan dengan sikap tubuh.
Untuk menentukan perkembangan berdasarkan DDST maka hasil tes diklasifikasikan dalam
Abnormal
Bila terdapat 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan ditambah dengan 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan
Pada sektor yang sama tersebu tidak ada yang lulus
Meragukan
Bila pada 1 sektor terdapat 2 keterlambatan
Tidak dapat dites
a. Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi meragukan
Normal
a. Semua yang tak tercantum dalam kriteria tersebut diatas
Kerangka konsep Penelitian
Bayi 1-4 bl
Asi eksklusif Asi non eksklusif
Stimulasi Keadaan kesehatan
Tumbuh kembang
Pertumbuhan BB/umur
Perkembangan (DDST)
Penjelasan Kerangka konsep
Pemberian asi secara eksklusif dan noneksklusif merupakan upaya pemenuhan gizi anak yang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Pada bayi yang lahir cukup bulan dan punya berat badan lahir yang cukup seharusnya mempunyai pertumbuhanyang sesuai dengan standart pertumbuhan menurut WHO/NCHS. Untuk mengetahui apakah berat badan bayi yang mendapat asi eksklusif dan non eksklusif itu sesuai atau tidak dengan standart diatas maka perlu diketahui berat badan lahir dan berat badan saat dilakukan penelitin.
Keadaan kesehatan anak berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit biasanya pertumbuhannya akan terganggu. Kesehatan anak ini dipengaruhi oleh frequensi sakit, beat atau ringannya penyakit dan lama masa sakit yang dialami.
Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Kualitas stimulasi ini dipengaruhi oleh ibu atau pengasuh anak, lama waktu stimulasi, alat atau permainan yang digunakan dan cara stimulasi.
Read More
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting. Kekurangan gizi , terutama pada anak-anak akan menghambat proses pembangunan .
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Lingkungan disini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi indifidu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.Gizi anak merupakan faktor biologis dalam faktor lingkungan,memegang peranan penting dalam tumbuh kembang.
Menurut SKRT 1992 kematian bayi dan anak balita pada tahun 1992 adalah sekitar 30 % dari seluruh kematian. Dari 30 % kematian ini, 10% atau 1/3 nya terjadi pada neonatus, 7,5 % terjadi pada bayi usia 7 hari. Data tersebut memberikan gambaran bahwasannya golongan bayi dan anak anak benar –benar rentan terhadap penyakit dan gizi kurang yang seringkali menyebabkan kematian.
Asi dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas anak karena disamping nilai gizinya tinggi juga menganndung zat imunologis yang melindungi anak dari berbagai macam infeksi.
Menurut Departemen Kesehatan RI 1995, pemberian ASI merupakan cara pemberian makanan bayi yang paling baik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada saat awal.Tetapi pemberiab asi yang benar antara lain pemberian asi ekslusif hanya ditemui pada 47 % populasi dan menyusui dini pada jam pertama ditemui hanya pada 8 % populasi saja. Fenomena inilah yang pada akhirnya mendorong pemerintah untuk menggalakkan program asi ekslusif.
Dengan melihat hal diatas, maka peneliti ingin melihat perbandingan tumbuh kembang anak usia 1-4 bulan yang mendapat asi ekslusif dan yang mendapat asi non ekslusif.
Batasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan yang kami teliti kami batasi, pada tumbuh kembang anak usia 1-4 bulan yang mendapat asi eksklusif dan yang tidak mendapat asi eksklusif, kemudian kami bandingkan tumbuh kembangnya.Penilaian pertumbuhan pada penelitian ini adalah secara antropometri sedangkan penilaian perkembangan pada anak usia 1-4 bulan menggunakan Denver Development Screening Test.
Berdasarkan batasan tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk untuk membandingkan tumbuh kembang bayi yang mendapat asi eksklusif dan bayi yang mendapat asi non eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
Akre, j ,Pemberian Makanan untuk Bayi, Dasar-dasar Fisiologis WHO, 1990.
Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak, Jilid I , Penerbit Airlangga, 1998.
Muhilal, Krisdina, dkk, Angka kecukupan Gizi yang Dianjurkan, Aksara Widya Karya Nasional, Jakarta, 1998.
Satoto, Tumbuh Kembang Anak dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Proceeding of Seminar cum Workshop on Safe Motherhood and Child Survival Growth and Development, Surabaya, 1990.
Samsudin, Cara Penilaian Keadaan Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Anak, 1985.
Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1995.
Suradi, Rusina, Manfaat Pemberian ASI Ekslusif Bagi Tumbuh Kembang Anak dalam Seminar Sehari ASI Ekslusif, Jakarta, 1994.
Tarwotjo, Ig & Soekiman, Status Gizi Anak, Majalah Gizi Indonesia vol.IX No.2, 1987.
Tumbelaka, WAFC, Peranan ASI dalam Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya, Media Hospitalia vol.54, 1998.
WHO, A Growth Chart fot International Use in Maternal and Child Health Care, Geneva, 1980.
WHO / FAO, Energy and Protein Requirement, Report of Joint WHO / FAO, WHO Technical Report Series No. 52.
BAB 4
TINJAUAN PUSTAKA
1V.1 Pengertian tumbuh kembang
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.(5)
Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan adalah setiap perubahan atau bertambahnya jumlah dan ukuran tubuh baik fisik (anatomi) maupun struktur. Peertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitas yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel tubuh.Anak tidak hanya menjadi besar secara fisik tetapi ukuran dan stuktur pertumbuhan otaknya juga bertambah.Akibat adanya pertumbuhan otak anak mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berfikir.(5) Pertumbuhan anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama masukan zat gizi dari pada faktor genetik. Pertumbuhan dapat diukut dengan ukuran tinggi atau panjang dan ukuran berat.(6)
Perkembangan (development)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang meliputi beberapa dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan mental,motorik, bahasa, sosial, emosi dan pekembangan moral.(5) Dalam proses perkembangan terdapat proses deferensiasi dari sel tubuh, jaringan, organ, sistim organ sehingga masing-masing dapat berfungsi dengan baik. Hail ini dapat dicontohkan dengan kemampuan bermain, berbahasa, termasuk juga perkembangan emosi dan tingkah laku sebagai suatu hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.(6)
Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring dan saling terkait, berkesinambungan dengan ritme laju tumbuh kembang yang tak selalu tetap. Pada saat dalam kandungan proses tumbuh kembang berlangsung pesat sekali demikian pula pada tahun-tahun pertama kehidupan setelah kelahiran, kemudian menurun dan meningkat kembali pada usia 12- 14 tahun menuju tahap dewasa.(4)
IV.2. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Faktor post natal yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah faktor bio-fisiko-psiko-sosial. Contoh ari komponen biologis adalah kesehatan tubuh/organ,keadaan gizi, kekebalan penyakit. Yang termasuk komponen fisik misalnya perumahan, kebersihan lingkungan, fasilitas kesehatan dan pendidikan. Komponen psiko-sosial misalnya kesehatan jiwa,stimulasi mental,pengaruh keluarga dan sekolah, nilai budaya dll.(4)
Wirsiki menyatakan bahwa proses tumbuh kembang dipemgaruhi oleh 2 faktor.
1.Mikro kosmos (keadaan anak itu sendiri )
Termasuk disini adalah sifat dasar konstitusi anak sejak lahir dan keadaan biologis anak .
2. Makro kosmos (keadaan lingkungan anak)
Termasuk disini adalah sikap orang tua, teman bermain dan guru serta masyarakat.
1V.3 Kesehatan Anak
Kesehatan anakmerupakan suatau hal yang penting karena akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.Golongan bayi dan anak justru merupakan golongan yang sangat rentan terhadap penyakit infeksi dan gizi kurang.(3)
Pemberian imunisasi aktif pada bayi adalh penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi misalnya tbc,difteri, pertusis, tetenus, polio, campak, hepatitis b dll.
Imunisasi pasif dapat diperoleh melalui antibodi maternal dan asi yang akan menolong bayi untuk mencegah dan menghadapi infeksi selama bulan-bulan pertama kehidupan.Karena daya imunitas itu akan menurun dan kontak dengan lingkungan akan makin meningkat, kejadian penyakit infeksi akan bertambah secara cepat dan menetap pada tingkat yang tinggi selama tahun kedua dan ketiga kehidupan(.9)
Bayi yang mendapat asi eksklusif mempunyai resiko yang jauh lebih rendah terhadap penyakit diare jika dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula atau menerima makanan lain selain susu, karena bayi yang mendapat asi akan menerima zat protektif disamping proses penyediaan susu formula atau makanan tambahan tersebut sering kurang higienis.
Bayi atau anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik,berbeda dengan anak yang sering terkena infeksi, biasanya pertumbuhannya akan terganggu.(9)
IV.4. Pola Konsumsi Bayi 0-4 Bulan
Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesatdisertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Selama periode ini bayi sepenuhnya tegantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.
Asi tanpa makanan lain dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 4 bulan dan sesudahnya hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, mineral utama bagi bayi.Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut maka mulai usia 4 sampai 24 bulan disamping asi juga diberikan makanan pendamping asi.(1)
Dahulu pemberian makanan tambahan diberikan sedini mungkin tetapi setelah ada laporen tentang bahaya yang ditimbulkannya maka dianjurkan agar makanan tambahan diberikan secara bertahap mulai usia 5 bulan.(3)
IV. 5. Asi
IV.5.1 Komponen Asi
Asi merupakan substansi bahan yang hidupdengan kompleksitas biologi yang luas yang mampu memberikan daya perlindungan baik secara aktif melalui pengauran imunologis.Asi bukan hanya merupakan sumber nutrisi bagi bayi, tetapi juga mengandung inunoglobulin a (Ig a) yang memainkan peran penting dalam fungsi proteksi. Asi juga mengandung kadar lisozim yang tinggi yang sangat menguntungkan untuk menghancurkan bakteri didalam rongga usus.(7)
Kolustrum yaitu asi yang bewarna kekuningan yang keluar pertama kali setelah bayi lahir mengandung protein yang terdiri dari lactalbumin, lactalglobin,casein, minyak, mineral, vitamin A dan Ig a. Kandungan Ig a dalam kolustrum jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terkandung dalam asi. Kolustrum menjamin bayi baru lahir dapat beradaptasi dan berhasil melewati masa trasnsisi.
IV.5.1.2 Manfaat Asi
Asi merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi untuk masa 0-4 bulan,
Menurut depkes RI 1994 manfaat asi adalah :
Mudah dicerna
Mengandung zat berkualitas tinggi untuk kecerdasan dan pertumbuhan
Mengandung zat kekebalan
Aman dan bersih
Suhu tepat
Menghindarkan bayi dari alergi dan diare
Asi praktis dan ekonomis, dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Disamping itu asi juga bebas dari kesalahan dalam penyediaan dan penyajian.(7)
IV.5.1.3 Pola Menyusui
Pola menyuu\sui dalam hal ini meliputi cara pemberian,sikap dan tingkah laku ibu dalam menyusukan bayinya. Sebaiknya bayi disusui secara call feeding maksudnya setiap saat bayi menginginkannya. Yang juga penting adalah ibu harus berada dalam keadaan tenang dan bebas dari ketegangan fisik maupun mental. Cara menyusui sebaiknya pada kedua buah payudara secara bergantian
IV.6. Pengukuran Tumbuh Kembang
IV.6.1 Pengukuran Pertumbuhan ecara Antropometri
Antropometri selama ini dikenal sebagai indikator sederhana dalam penilaian status gizi perorangan maupun masyarakat. Jenis antropometri yang digunakan adalah berat badab, tinggi badab/panjang badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada dan lapisan lemak bawah kulit
Dalam penilaian untuk menentukan status gizi balita, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Indeks yang digunakan adalah indeks berat badan menurut tinggi badan.
Klasifikasi berat badan menurut tinggi badan berdasarkan who menggunakan baku indks NCHS (terlampir)(10)
IV.6.2 Pengukuran Perkembangan Menurut DDST
DDST adalah salah satu dari metode skining terhadap kelainan perkrmbangan anak.Tes ini bukanlah merupakan tes untuk diagnosa atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skining yang baik. Tes ini dapat dilakukan dengan cepat ( sekitar 15-20 menit ) dan menunjukkan validitas yang tinggi.
Dalam DDST semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang meliputi
1.Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
2. Gerakan motor halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot –otot kecil dan memerlukan koordinasi yang cermat.
3. Bahasa
Yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
4. gerakan motor kasar
Yaitu aspek yang berhubungan dengan sikap tubuh.
Untuk menentukan perkembangan berdasarkan DDST maka hasil tes diklasifikasikan dalam
Abnormal
Bila terdapat 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan ditambah dengan 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan
Pada sektor yang sama tersebu tidak ada yang lulus
Meragukan
Bila pada 1 sektor terdapat 2 keterlambatan
Tidak dapat dites
a. Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi meragukan
Normal
a. Semua yang tak tercantum dalam kriteria tersebut diatas
Kerangka konsep Penelitian
Bayi 1-4 bl
Asi eksklusif Asi non eksklusif
Stimulasi Keadaan kesehatan
Tumbuh kembang
Pertumbuhan BB/umur
Perkembangan (DDST)
Penjelasan Kerangka konsep
Pemberian asi secara eksklusif dan noneksklusif merupakan upaya pemenuhan gizi anak yang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Pada bayi yang lahir cukup bulan dan punya berat badan lahir yang cukup seharusnya mempunyai pertumbuhanyang sesuai dengan standart pertumbuhan menurut WHO/NCHS. Untuk mengetahui apakah berat badan bayi yang mendapat asi eksklusif dan non eksklusif itu sesuai atau tidak dengan standart diatas maka perlu diketahui berat badan lahir dan berat badan saat dilakukan penelitin.
Keadaan kesehatan anak berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit biasanya pertumbuhannya akan terganggu. Kesehatan anak ini dipengaruhi oleh frequensi sakit, beat atau ringannya penyakit dan lama masa sakit yang dialami.
Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Kualitas stimulasi ini dipengaruhi oleh ibu atau pengasuh anak, lama waktu stimulasi, alat atau permainan yang digunakan dan cara stimulasi.
ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain waluapun hanya air putih. Setelah 6 bulan, bayi tetap diberikan ASI sampai berumur dua tahun.Latar Belakang
Pembangunan generasi yang sehat, cerdas dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita yaitu ibu. Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melhairkan generasi yang cerdas dan taqwa sehingga mampu memberi warna bagi negeri tercinta dan mampu menjadikan tunas-tunas bangsa yang siap dan mampu memimpin bangsa.
Anak yang sehat harus dipersiapkan sejak dalam kandungan dan saat persalinan hingga masa tumbuh kembangnya. Sebab sejak dalam kandungan, janin telah mengalami perkembangan fase cepat. Selapus sel – sel saraf otak selama kehamilan 16 sampai 20 minggu merupakan fase hiperplasi optimal, sedangkan pada kehamilan 30 minggu sampai bayi berumur satu tahun merupakan fase cepat kedua. Fase ini merupakan saat yang sangat menentukan bagi perkembangan kecerdasan bagi status emosi ibu dan kondisi fisik selama hamil memberi sumbangan yang sangat berarti bagi tumbuh kembang janin. Dengan demikian, seorang ibu mempersiapkan diri untuk hamil.
Saat persalinan merupakan waktu penentu bagi bayi untuk mendapatkan SI (Air Susu Ibu) yang optimal sebagai nutrisi yang mampu memenuhi seluruh unsur gizi untuk perkembangan bayi menjadi anak sehat dan cerdas.
Pengertian ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain waluapun hanya air putih. Setelah 6 bulan, bayi tetap diberikan ASI sampai berumur dua tahun.
Tujuan ASI Ekslusif
Tujuan ASI antara lain :
1. Sebagai satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spritual.
2. ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, flu, diare, dll
3. ASI sebagai faktor pelindung, nutrisi, pembersih, panghangat dan sebagai faktor pertumbuhan.
4. ASI sebagai salah satu cara untuk mengeratkan tali kasih sayang antara ibu dan anaknya
ASI Sebagai Mukjizat
Salah satu kekaguman kita tentang cinta tuhan kepada umat-Nya dapat kita rasakan ketika ibu mulai menyusui bayinya dengan ASI. Proes ini merupakan mukjizat yang harus disyukuri dan dimanfaatkan seoptimal mungkin.
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi.
Unsur Nutrisi ASI
1. Hidrat Arang
Zat hidrat asam dalam ASI, dalam bentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah – ubah setiap hari menurut kebutuhan, tumbuh – kembang bayi. Misalnya hidrat arang dalam kolostrum untuk tiap 100 mil ASI adalah 5,3 g, dalam ASI peralihan 6,42 g, ASI hari ke-9 6,72 g, ASI hari ke-30 7 g, ASI minggu ke-34 7,11 g.
Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medula spinalis, yaitu untuk pembentukan mielin (selaput pembungkus sel saraf). Laktosa oleh fementasi didalam usus akan diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini membuat suasana diusus menjadi lebih asam. Kondisi ini sangat menguntungkan karena akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang subur bagi bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus. Kondisi ini disebut faktor bifidus karena proses pertumbuhan dibantu oleh glukosamin (produk lain dari laktosa).
· Kerugian pertama dari faktor bifidus adalah faktor ini akan rusak dalam 2 hari setiap kali bayi diberi susu buatan (susu sapi)
· Kerugian kedua adalah vitamin yang seharusnya dibentuk diusus tidak dapat dibentuk sehingga sangat merugikan perkembangan bayi yang sedang mengalami tumbuh kembang pesat.
2. Protein
Protein dalam ASI jumlahnya lebih rendah dibanding protein dalam ASI (air susu ibu). Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan oleh protein ASI merupakan kelompok protein whey (protein yang bentuknya lebih halus). Kelompok whey merupakan protein yang sangat halus, lembut dan mudah dicerna, sedangkan komposisi protein yang ada dalam ASS adalah kelompok kasein yang kasa, bergumpal, dan sangat sukar dicerna oleh usus bayi.
Masa yang paling rawan dan sangat membutuhkan protein pada saat kehamilan adalah kehamilan 16 sampai 24 minggu. Masa ini merupakan masa pertumbuhan pesat pertama karena terjadi hiperplaisa sel saraf atau disebut fase cepat pertama. Fase cepat kedua yaitu sejak bayi berusia 8 bulan dalam kandungan sampai bayi berumur 3 bulan. Fase ketiga terjadi hiperplasia lagi 2-3 tahun dan pasa umur 3 tahun otak sudah terbentuk 70% - 85%.
3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada umumnya kemudian meningkat jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda pada 10 menit kemudian. Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk omega 3, omega 6, DHA (docoso hexsaconic acid) dan acachidonic acid merupakan komponen penting untuk mielinasi.
Susu formula tidak mengandung enzim karena enzim akan rusak bila dipanaskan. Itu sebabnya, bayi akan sulit menyerap lemak susu formula dan mebyebabkan bayi menjadi diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya dengan susu buatan yaitu 6 : 1. jumlah asam linoleat yang tinggi akan emmacu perkembangan sel saraf otak bayi seoptimal mungkin dan dapat mencegah terjadinya rangsangan kejang.
Kolesterol adalah bagian dari lemak yang penting, kolesterol merupakan lemak yang meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Kandungan kolesterol tinggi didalam ASI. Hal ini menguntungkan bayi karena sejak dini sistem peredaran darah bayi sudah beradaptasi mengolah kolesterol sendiri membentuk enzim untuk metabolisme kolesterol yang akan mengendalikan kadar kolesterol dikemudian hari sehingga dapat mencegah serangan jantung serta penebalan pembuluh darah (arterioksterosis) pada usia muda.
4. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar dlaam susu sapi, tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi. berbeda dengan ASS yang jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar harus dibuang melalui sistem urinaria maupun pencernaan karna tidak dapat dicerna.
5. Vitamin
ASI juga mengandung mineral yang lengkap, vitmain cukup untuk 6 bulan sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Oleh karena itu, perlu tambahan vitamin K pada hari ke-1, 3 dan 7. vitamin K1 dapat diberikan oral.
Faktor Kekebalan ASI
1. Faktor Kekebalan Non spesifik
· Faktor bifidus telah diuraikan dalam pembahasan zat hidrat arang
· Laktoferin adalah gugus asam amino dalam ASI yang mampu menghambat bakteri merugikan, misalnya candida albicans yang menghambat pertumbuhan E. Coli patogen.
· Lisozim adalah suatu substrat anti infeksi yang berguna untuk mata dan kadarnya 2 mg / 100 ml. Kadar ini 5000 kali lebih banyak dari Ass. Lisozim melindungi tubuh bayi terhadap virus herpes.
2. Faktor Kekebalan spesifik
· Sistem komplemen
· Kanal seluler – kolostrum mengandung berbagai sel hidup terdiri dari makrofag 90%, limfositi 1,15%, dan leukosit merupakan satu komponen yang mempertahankan tubuh.
· Imunoglobulin. Imunoglobulin ada 30 macam, 18 jenis berasal dari serum ibu dan 12 macam ditemukan dalam asi. Selain imunoglobulin 6 dapat menembus plasenta juga dapat memberi perlindungan terhadap penyakit difteri, tetanus, salmonela flogela dan antibodi skafilokokus, imonoglobulin A disentesis oleh sel – sel alveoli dalam kelenjar payudara dan dilepaskan oleh limfosit kedalam ASI. Imunoglobulin A kadarnya tinggi didalam ASI matur yang berfungsi menutup lumen mukosa usus bayi sehingga mencegah kuman atau virus melekat pada mukosa.
3. Pengelompokan ASI
· Stadium ASI
1) ASI Stadium I
ASI Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-I sampai hari ke-4. Setelah persalinan komposisi kolostrum berwarna komposisi kuning kemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel – sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defenasi dan fese berwarna hitam.
2) ASI Stadium II
ASI Stadium II adalah peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. komposisi protein rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi yang sudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.
3) ASI Stadium III
ASI Stadium III adalah ASI matur, asi yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan lunak, kemudian padat dan makanan biasa sesuai dengan umur bayi.
· Komposisi nutrisi dalam kolostrum, ASI dan ASS
Kandungan nutrisi dalam kolostrum ASI dan ASS memiliki komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi daripada dalam ASI. Komposisi ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat protein yang cukup banyak dan dapat memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama. Sedangkan komposisi protein dalam ass hampir 3 kali asi. Keadaan ini sangat merugikan bayi karena protein dalam ASS adalah protein yang paling sulit dicerna dan sebagian besar harus dibuang dan akan menjadi beban bagi sistem pencernaan dan peredaran darah untuk membuang protein yang tidak dapat diserap tubuh bayi.
Kadar laktosa dalam kolostrum dan asi tidak jauh berbeda. Tetapi bila dibandingkan dengan laktosa ass sangat kecil dan kurang dari separuhnya. Hal ini disebabkan oleh laktosa ASI berperan sebagai nutrisi, pemicu adanya faktor bifidus dalam usus bayi dan juga sebagai media pembiakan kuman yang baik yang memproduksi berbagai vitamin yang sangat dibutuhkan bayi baru lahir.
Kandungan asam linoleat ASI adalah enam kali lipat bila dibandingkan dengan asam linoleat pada ASS. Asam linoleat sangat penting sebagai faktor utama pembangunan sel saraf otak dan hanya ditemukan 1/6 bagian di ass. Hal ini tentu sangat merugikan sistem pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak.
Mineral dalam ass memiliki kandungan jauh lebih tinggi, seperti fosfor enam kali lebih banyak dibandingkan yang ada dalam asi. Hal ini dapat menyebabkan timbunan fosfer yang berlebih dan memudahkan terjadinya rangsangan kejang. Taurin merupakan bahan utama untuk terbentuknya jaringan otak yang tidak ditemui dalam ass. Selain asam linoleat sangat rendah pada ass juga kandungan taurin sangat kecil. Ini dapat menyebabkan anak yang mendapat ass memiliki aq lebih tinggi sehingga anak lebih cerdas.
Asi mengandung lebih dari 200 unsur zat gizi yang mempunyai peran tersendiri, faktor – faktor lain yaitu kekebalan, anti infeksi dan anti alergi tidak ditemukan dalam ass. Termasuk juga faktor pertumbuhan hormon serta enzim tidak ditemukan dalam ass.
· Pemberian pendamping ASI matur
1) Kelompok umur 0-1 tahun (bayi)
Pada kelompok ini sebagian besar asupan makanan berasal dari air susu ibu, ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan – bulan pertama. Pada umur 0 – 6 bulan, asi merupakan makanan utama bagi bayi, pada umur lebih dari 6 bulan, selain ASI dapat diberikan makanan cair mulai dari sari buah kemudian bubur halus. Pada umur 7-9 bulan boleh diberikan bubur yang dicampur dcengan sayuran dan berbagai sumber protein nabati dan hewani. Setelah umur 9 bulan 12 bulan dapat diberikan makanan yang lebih padat. Setelah 1 tahun boleh dilatih dengan pemberian nasi, meskipun demikian asi harus terus diberikan sampai usia 2 bulan. Asi sangat berpengaruh pada perkembangan sel – sel otak yang merupakan faktor penentu kecerdasan seseorang.
2) Kelompok umur lebih dari satu tahun
Setelah umur 1 tahun, menu makanannya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu sereal, daging,sup, sayuran dan buah – buahan. Usia 1 – 3 tahun anak bersifat konsumen pasir artinya kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan bergantung orangtuanya. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan diberikan dalam bentuk kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi belajar untuk mengunyah.
KESIMPULAN
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain waluapun hanya air putih. Setelah 6 bulan, bayi tetap diberikan ASI sampai berumur dua tahun.
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi.
Unsur Nutrisi ASI
· Hidrat Arang
· Protein
· Lemak
· Mineral
· Vitamin
Faktor Kekebalan ASI
· Faktor Kekebalan Non spesifik
· Faktor Kekebalan spesifik
Stadium ASI
· ASI Stadium I
· ASI Stadium II
· ASI Stadium III
DAFTAR PUSTAKA
Sri Purwanti Hubertin, S.Sit, 2004, Konsep Penerapan ASI Ekslusif, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Read More
Pembangunan generasi yang sehat, cerdas dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita yaitu ibu. Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melhairkan generasi yang cerdas dan taqwa sehingga mampu memberi warna bagi negeri tercinta dan mampu menjadikan tunas-tunas bangsa yang siap dan mampu memimpin bangsa.
Anak yang sehat harus dipersiapkan sejak dalam kandungan dan saat persalinan hingga masa tumbuh kembangnya. Sebab sejak dalam kandungan, janin telah mengalami perkembangan fase cepat. Selapus sel – sel saraf otak selama kehamilan 16 sampai 20 minggu merupakan fase hiperplasi optimal, sedangkan pada kehamilan 30 minggu sampai bayi berumur satu tahun merupakan fase cepat kedua. Fase ini merupakan saat yang sangat menentukan bagi perkembangan kecerdasan bagi status emosi ibu dan kondisi fisik selama hamil memberi sumbangan yang sangat berarti bagi tumbuh kembang janin. Dengan demikian, seorang ibu mempersiapkan diri untuk hamil.
Saat persalinan merupakan waktu penentu bagi bayi untuk mendapatkan SI (Air Susu Ibu) yang optimal sebagai nutrisi yang mampu memenuhi seluruh unsur gizi untuk perkembangan bayi menjadi anak sehat dan cerdas.
Pengertian ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain waluapun hanya air putih. Setelah 6 bulan, bayi tetap diberikan ASI sampai berumur dua tahun.
Tujuan ASI Ekslusif
Tujuan ASI antara lain :
1. Sebagai satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spritual.
2. ASI juga menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, flu, diare, dll
3. ASI sebagai faktor pelindung, nutrisi, pembersih, panghangat dan sebagai faktor pertumbuhan.
4. ASI sebagai salah satu cara untuk mengeratkan tali kasih sayang antara ibu dan anaknya
ASI Sebagai Mukjizat
Salah satu kekaguman kita tentang cinta tuhan kepada umat-Nya dapat kita rasakan ketika ibu mulai menyusui bayinya dengan ASI. Proes ini merupakan mukjizat yang harus disyukuri dan dimanfaatkan seoptimal mungkin.
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi.
Unsur Nutrisi ASI
1. Hidrat Arang
Zat hidrat asam dalam ASI, dalam bentuk laktosa yang jumlahnya akan berubah – ubah setiap hari menurut kebutuhan, tumbuh – kembang bayi. Misalnya hidrat arang dalam kolostrum untuk tiap 100 mil ASI adalah 5,3 g, dalam ASI peralihan 6,42 g, ASI hari ke-9 6,72 g, ASI hari ke-30 7 g, ASI minggu ke-34 7,11 g.
Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medula spinalis, yaitu untuk pembentukan mielin (selaput pembungkus sel saraf). Laktosa oleh fementasi didalam usus akan diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini membuat suasana diusus menjadi lebih asam. Kondisi ini sangat menguntungkan karena akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang subur bagi bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus. Kondisi ini disebut faktor bifidus karena proses pertumbuhan dibantu oleh glukosamin (produk lain dari laktosa).
· Kerugian pertama dari faktor bifidus adalah faktor ini akan rusak dalam 2 hari setiap kali bayi diberi susu buatan (susu sapi)
· Kerugian kedua adalah vitamin yang seharusnya dibentuk diusus tidak dapat dibentuk sehingga sangat merugikan perkembangan bayi yang sedang mengalami tumbuh kembang pesat.
2. Protein
Protein dalam ASI jumlahnya lebih rendah dibanding protein dalam ASI (air susu ibu). Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan oleh protein ASI merupakan kelompok protein whey (protein yang bentuknya lebih halus). Kelompok whey merupakan protein yang sangat halus, lembut dan mudah dicerna, sedangkan komposisi protein yang ada dalam ASS adalah kelompok kasein yang kasa, bergumpal, dan sangat sukar dicerna oleh usus bayi.
Masa yang paling rawan dan sangat membutuhkan protein pada saat kehamilan adalah kehamilan 16 sampai 24 minggu. Masa ini merupakan masa pertumbuhan pesat pertama karena terjadi hiperplaisa sel saraf atau disebut fase cepat pertama. Fase cepat kedua yaitu sejak bayi berusia 8 bulan dalam kandungan sampai bayi berumur 3 bulan. Fase ketiga terjadi hiperplasia lagi 2-3 tahun dan pasa umur 3 tahun otak sudah terbentuk 70% - 85%.
3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada umumnya kemudian meningkat jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda pada 10 menit kemudian. Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk omega 3, omega 6, DHA (docoso hexsaconic acid) dan acachidonic acid merupakan komponen penting untuk mielinasi.
Susu formula tidak mengandung enzim karena enzim akan rusak bila dipanaskan. Itu sebabnya, bayi akan sulit menyerap lemak susu formula dan mebyebabkan bayi menjadi diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya dengan susu buatan yaitu 6 : 1. jumlah asam linoleat yang tinggi akan emmacu perkembangan sel saraf otak bayi seoptimal mungkin dan dapat mencegah terjadinya rangsangan kejang.
Kolesterol adalah bagian dari lemak yang penting, kolesterol merupakan lemak yang meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Kandungan kolesterol tinggi didalam ASI. Hal ini menguntungkan bayi karena sejak dini sistem peredaran darah bayi sudah beradaptasi mengolah kolesterol sendiri membentuk enzim untuk metabolisme kolesterol yang akan mengendalikan kadar kolesterol dikemudian hari sehingga dapat mencegah serangan jantung serta penebalan pembuluh darah (arterioksterosis) pada usia muda.
4. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar dlaam susu sapi, tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi. berbeda dengan ASS yang jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar harus dibuang melalui sistem urinaria maupun pencernaan karna tidak dapat dicerna.
5. Vitamin
ASI juga mengandung mineral yang lengkap, vitmain cukup untuk 6 bulan sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Oleh karena itu, perlu tambahan vitamin K pada hari ke-1, 3 dan 7. vitamin K1 dapat diberikan oral.
Faktor Kekebalan ASI
1. Faktor Kekebalan Non spesifik
· Faktor bifidus telah diuraikan dalam pembahasan zat hidrat arang
· Laktoferin adalah gugus asam amino dalam ASI yang mampu menghambat bakteri merugikan, misalnya candida albicans yang menghambat pertumbuhan E. Coli patogen.
· Lisozim adalah suatu substrat anti infeksi yang berguna untuk mata dan kadarnya 2 mg / 100 ml. Kadar ini 5000 kali lebih banyak dari Ass. Lisozim melindungi tubuh bayi terhadap virus herpes.
2. Faktor Kekebalan spesifik
· Sistem komplemen
· Kanal seluler – kolostrum mengandung berbagai sel hidup terdiri dari makrofag 90%, limfositi 1,15%, dan leukosit merupakan satu komponen yang mempertahankan tubuh.
· Imunoglobulin. Imunoglobulin ada 30 macam, 18 jenis berasal dari serum ibu dan 12 macam ditemukan dalam asi. Selain imunoglobulin 6 dapat menembus plasenta juga dapat memberi perlindungan terhadap penyakit difteri, tetanus, salmonela flogela dan antibodi skafilokokus, imonoglobulin A disentesis oleh sel – sel alveoli dalam kelenjar payudara dan dilepaskan oleh limfosit kedalam ASI. Imunoglobulin A kadarnya tinggi didalam ASI matur yang berfungsi menutup lumen mukosa usus bayi sehingga mencegah kuman atau virus melekat pada mukosa.
3. Pengelompokan ASI
· Stadium ASI
1) ASI Stadium I
ASI Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-I sampai hari ke-4. Setelah persalinan komposisi kolostrum berwarna komposisi kuning kemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel – sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defenasi dan fese berwarna hitam.
2) ASI Stadium II
ASI Stadium II adalah peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. komposisi protein rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi yang sudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.
3) ASI Stadium III
ASI Stadium III adalah ASI matur, asi yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan lunak, kemudian padat dan makanan biasa sesuai dengan umur bayi.
· Komposisi nutrisi dalam kolostrum, ASI dan ASS
Kandungan nutrisi dalam kolostrum ASI dan ASS memiliki komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi daripada dalam ASI. Komposisi ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat protein yang cukup banyak dan dapat memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama. Sedangkan komposisi protein dalam ass hampir 3 kali asi. Keadaan ini sangat merugikan bayi karena protein dalam ASS adalah protein yang paling sulit dicerna dan sebagian besar harus dibuang dan akan menjadi beban bagi sistem pencernaan dan peredaran darah untuk membuang protein yang tidak dapat diserap tubuh bayi.
Kadar laktosa dalam kolostrum dan asi tidak jauh berbeda. Tetapi bila dibandingkan dengan laktosa ass sangat kecil dan kurang dari separuhnya. Hal ini disebabkan oleh laktosa ASI berperan sebagai nutrisi, pemicu adanya faktor bifidus dalam usus bayi dan juga sebagai media pembiakan kuman yang baik yang memproduksi berbagai vitamin yang sangat dibutuhkan bayi baru lahir.
Kandungan asam linoleat ASI adalah enam kali lipat bila dibandingkan dengan asam linoleat pada ASS. Asam linoleat sangat penting sebagai faktor utama pembangunan sel saraf otak dan hanya ditemukan 1/6 bagian di ass. Hal ini tentu sangat merugikan sistem pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak.
Mineral dalam ass memiliki kandungan jauh lebih tinggi, seperti fosfor enam kali lebih banyak dibandingkan yang ada dalam asi. Hal ini dapat menyebabkan timbunan fosfer yang berlebih dan memudahkan terjadinya rangsangan kejang. Taurin merupakan bahan utama untuk terbentuknya jaringan otak yang tidak ditemui dalam ass. Selain asam linoleat sangat rendah pada ass juga kandungan taurin sangat kecil. Ini dapat menyebabkan anak yang mendapat ass memiliki aq lebih tinggi sehingga anak lebih cerdas.
Asi mengandung lebih dari 200 unsur zat gizi yang mempunyai peran tersendiri, faktor – faktor lain yaitu kekebalan, anti infeksi dan anti alergi tidak ditemukan dalam ass. Termasuk juga faktor pertumbuhan hormon serta enzim tidak ditemukan dalam ass.
· Pemberian pendamping ASI matur
1) Kelompok umur 0-1 tahun (bayi)
Pada kelompok ini sebagian besar asupan makanan berasal dari air susu ibu, ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan – bulan pertama. Pada umur 0 – 6 bulan, asi merupakan makanan utama bagi bayi, pada umur lebih dari 6 bulan, selain ASI dapat diberikan makanan cair mulai dari sari buah kemudian bubur halus. Pada umur 7-9 bulan boleh diberikan bubur yang dicampur dcengan sayuran dan berbagai sumber protein nabati dan hewani. Setelah umur 9 bulan 12 bulan dapat diberikan makanan yang lebih padat. Setelah 1 tahun boleh dilatih dengan pemberian nasi, meskipun demikian asi harus terus diberikan sampai usia 2 bulan. Asi sangat berpengaruh pada perkembangan sel – sel otak yang merupakan faktor penentu kecerdasan seseorang.
2) Kelompok umur lebih dari satu tahun
Setelah umur 1 tahun, menu makanannya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu sereal, daging,sup, sayuran dan buah – buahan. Usia 1 – 3 tahun anak bersifat konsumen pasir artinya kualitas dan kuantitas makanan yang diberikan bergantung orangtuanya. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan diberikan dalam bentuk kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi belajar untuk mengunyah.
KESIMPULAN
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain waluapun hanya air putih. Setelah 6 bulan, bayi tetap diberikan ASI sampai berumur dua tahun.
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi.
Unsur Nutrisi ASI
· Hidrat Arang
· Protein
· Lemak
· Mineral
· Vitamin
Faktor Kekebalan ASI
· Faktor Kekebalan Non spesifik
· Faktor Kekebalan spesifik
Stadium ASI
· ASI Stadium I
· ASI Stadium II
· ASI Stadium III
DAFTAR PUSTAKA
Sri Purwanti Hubertin, S.Sit, 2004, Konsep Penerapan ASI Ekslusif, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Asfiksia Neonatorum
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut A. Pengertian
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG, 1999).
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan (Sinopsis Obstetri, 1998).
B. Etiologi
Pengembangan paru-paru neonatus terjadi pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusui dengan pernafasan teratur, bila terjadi gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin akan terjadi Asfiksia janin atau neonatus.
Towell (1966) mengajukan penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi yang terdiri dari :
- Faktor ibu
- Faktor placenta
- Faktor janin atau neonatus
- Faktor persalinan
C. Gejala dan Tanda
Gejala Asfiksia Neonatorum yang khas antara lain meliputi :
- Nafas cepat
- Pernafasan cuping hidung
- Sianosis
- Nadi cepat
D. Patofisiologi
Gangguan pertukaran gas dan transport O2, dapat terjadi dalam kehamilan atau pesalinan yang bersifat menahun dan atau mendadak, kelainan menahun seperti jika ion yang buruk atau penyakit yang menahun pada ibu (anemia, hipertensi, penyakit jantung, dll).
Antenatal ibu yang teratur, kelainan yang bersifat mendadak, yang umumnya terjadi pada persalinan hampir selalu mengakibatkan anoreksia/hipoksia yang berakhir tentang asfiksia bayi.
E. Penatalaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan diberikan perawatan pada bayi yang mengalami asfiksia meliputi :
1. Pengenalan Bayi Risiko Tinggi
Dalam asfiksia dikenal tiga tahapan yaitu :
a. Vigorous baby atau asfiksia ringan, apgar skore 7 – 10 dalam hal ini bayi dianggap sehat, tidak memerlukan tindakan istimewa.
b. Mild-moderate asfiksia (asfiksia sedang), apgar skore 4 – 6 pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100 x/menit, tonus otot kurang baik, sianosis.
c. Asfiksia berat apgar skore 0 – 3 pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat refleksi, iritabilitas tidak ada.
2. Persiapan Alat-alat Resusitasi
- Meja resusitasi dengan kemiringan kurang darri 10 derajat
- Guling kecil untuk menyangga/ekstensi
- Lampu untuk memanaskan badan bayi
- Penghisap slim
- Okksigen
- Spedd ukuran 2,5 cc atau 10 cc
- Penlon back atau penlon masker
- ETT (Endo trakheal tube)
- Loringoskop
- Obat-obatan
· Natrium bikarbonat 7,5% (meylon)
· Doktrosa 40%
· Kalsium glukonas
· Adrenalin
· Dektrase 5%
· Dan infus set
Langkah-langkah Resusitasi meliputi :
1. Pertahankan jalan bebas, jika perlu dengan instubasi endotrakheal
2. Bangkitkan nafas spontan dengan stimulasi taktik atau tekanan positif dengan bag and masuk atau lewat pipa endotracheal
3. Pertahankan sirkulasi dengan kompresi dada atau bantuan obat-obatan.
Resusitasi dilakukan tindakan sebagai berikut :
a. Menerima bayi dengan kain hangat
b. Letakkan bayi pada posisi ekstensi
c. Bersihkan jalan nafas dengan penghisap lendir pada hidung kemudian disekitar mulut
d. Bila tidak berhasil dirangsang lagi dengan menepuk telapak kaki atau menekan dada
e. Bila tidak berhasil juga gunakan penlon bag dengan pemompaan 40-60 x/menit
f. Bila tidak berhasil juga biasanya ddipasang ETT lalu bantu dengan alat pernafasan (respirator)
g. Bila nafas positif tetapi masih baru dapat diberikan suntikan bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc dicampur dengan dextrose 40% sebanyak 4 cc dimasukkan melalui vena umbilikalis perlahan-lahan. Tindakan koreksi bienat dan dextrose hanya dilakukan bila pernafasan sudah ada walaupun belum teratur.
h. Bila pada tindakan resusitasi tidak terdapat penlon bag (ambu bag) lakukan ressusitasi dengan cara mouth to mouth atau disebut juga pernafasan kodok dengan syarat : pada bayi peniupan hanya dilakukan dengan peniupan dari mulut yang dikembangkan, karena paru-paru bayi masih kecil, jadi tidak dengan bantuan kekuatan peniupan darii perut.
i. Bila bayi hendak dikirim sebaiknya diinfus dengan dextrose 5% dicampur bikarbonat 7,5% dengan perbandingan 4 : 1 dengan menggunakan burret mikro 6-8 tetes/menit untuk berat badan rata-dari 3000 gram.
j. Bila bayi mengalami hipoglikemia suntikan dekstrrose 40% sebanyak 2 cc/kgg BB melalui vena umbilikalis, bila diberikan melalui vena perifer harus diencerkan lagi dengan perbandingan 1 : 1 yaitu dekstrose 40% sebanyak 6 cc dicampur dengan dekstrose 5% sebanyak 6 cc.
F. Komplikasi
- Edema otak
- Perdarahan otakk
- Anuria atau oliguria
- Hiperbilirubbinemia
- Enterokolitas retrotikans
- Kejang
- Koma
G. Langkah-langkah Pengkajian
Secara umum pengkajian pada kasus asfiksia neonatus diutamakan pada sistim pernafasan dan kardio vaskuler dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab terjadinya Asfikksia Neonatus termasuk penilaian apgar score.
Klinis 0 1 2
Detak Jantung- Pernafasan- Refleks waktu jalan nafas dibersihkan- Tonus- Warna kulit Tidak adaTidak adaTidak adaLunglaiBiru / pucat (100 x/meniit)Tidak teratur MenyeringaiFleksiElektromitas (lemah)Tubuh merahEletremitas biru > 100 /menitTangis kuatBatuk/beratFleksi kuat gerak aktifMerah seluruh tubuh
BAB III
TINJAUAN KASUS SECARA TEORITIS
A. Pengkajian
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengkajian yaitu :
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Pada kasus ini biasanya dapat dilihat
a. Pernafasan cepat
b. Pernafasan cuping hidup
c. Sianosis
d. Nadi cepat
3. Riwayat kehamilan/persalinan
4. Kaji frekuensi jantung
5. Menilai refleks rangsangan
6. Keadaan tonus otot melemah
7. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin normal antara 120 sampai 160 kali/menit
Terjadinya gawat janin menimbulkan perubahan denyut jantung janin.
- Meningkat 160 x/menit tingkat permulaan
- Mungkin jumlah sama dengan normal tapi tidak teratur
8. Mekoneum dalam air ketuban
Pengeluaran mekoneum pada letak kepala menunjukkan gawat janin, karena terjadi rangsangan nervus, sehingga peristaltik usus meningkat dan sfungter ani terbuka.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hipoxia janin.
2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan respon imunologis imatur.
C. Perencanaan
1. DX I
Tujuan : Pola nafas kembali efektif.
Intervensi :
- Lakukan resusitasi
- Observasi pernafasan setiap kurang lebih 2 jam
- Observasi pergerakan bayi
- Bungkus dan hangatkan bayi
- Jika menggunakan ETT menghisap lendir melalui ETT
- Berikan cairan infus sesuai dengan program terapi.
2. DX II
Tujuan : Bebas dari infeksi.
Intervensi :
- Diskusikan perkembangan bayi baru lahir dan faktor individu
- Tinjau ulang tanda-tanda infeksi pernafasan atas dan orang tua
- Anjurkan peninggian kepala bayi atau bahu dengan menaikkan matras tempat tidur bayi sampai sudut 30 derajat bila bayi sulit bernafas
- Anjurkan mengobservasi feses terhadap pasase mukus
- Anjutkan untuk memberi air hangat yang steril
- Pada bayi diantara pemberian makan reguler dua kali sehari
- Instruksikan orang tua untuk tidak memberi obat bayi tanpa mendiskusikan tindakan dengan memberi pelayanan kesehatan.
Rasionalisasi :
- Bayi terutama rentan pada coryza, atau flu, yang paling disebabkan oleh rino virus dan respons imunologi imatur
- Menegaskan pembelajaran orang tua untuk membantu mereka dalam identifikasi masalah pernafasan bayi
- Meningkatkan kapasitas dada vertikal dan ekspansi paru dengan penurunan diafragma, memudahkan drainase mukus kedalam lambung
- Karena bayi tidak dapat meniupkan hidung, kelebihan mukus dikeluarkan melalui saluran gantrointestinal dengan feses
- Meningkatkan hidrasi untuk mencairkan sekresi
- Informasi tentang pemberian obat-obatan, kapan waktu menggunakan dan tidak menggunakannya, membantu orang tua untuk mengetahi kapan akan meminta bantuan.
BAB IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.
Tanda yang timbul biasanya berupa nafas cepat, pernafasan dengan cuping hidung, sianosis, nadi cepat.
Diagnosa atau masalah yang dilakukan antara lain adalah ketidak efektifan jalan nafas, risiko tinggi infeksi.
B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin disapaikan penulis adalah :
1. Dalam penerapan asuhan keperawatan dengan Asfiksia Neonatorum sebaiknya masalah dikaji secara lengkap agar dapat menegakkan diagnosa dengan tepat dan masalah dapat diatasi dengan baik.
2. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien sebaiknya dibuat rencana tindakan sesuai dengan prioritas masalah yang akan diatasi terlebih dahulu agar masalah dapat teratasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
- Dra. Jumiarni, dkk. Asuhan Keperawatan Perinatal. EGC. 1994. Jakarta.
- Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan. EGC. 1999. Jakarta.
- Prof. Dr. Rustam Moehtar, MPH. Sinopsis Ostetri Jilid I Edisi 2. EGC. 1990. Jakarta.
Read More
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG, 1999).
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan (Sinopsis Obstetri, 1998).
B. Etiologi
Pengembangan paru-paru neonatus terjadi pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusui dengan pernafasan teratur, bila terjadi gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin akan terjadi Asfiksia janin atau neonatus.
Towell (1966) mengajukan penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi yang terdiri dari :
- Faktor ibu
- Faktor placenta
- Faktor janin atau neonatus
- Faktor persalinan
C. Gejala dan Tanda
Gejala Asfiksia Neonatorum yang khas antara lain meliputi :
- Nafas cepat
- Pernafasan cuping hidung
- Sianosis
- Nadi cepat
D. Patofisiologi
Gangguan pertukaran gas dan transport O2, dapat terjadi dalam kehamilan atau pesalinan yang bersifat menahun dan atau mendadak, kelainan menahun seperti jika ion yang buruk atau penyakit yang menahun pada ibu (anemia, hipertensi, penyakit jantung, dll).
Antenatal ibu yang teratur, kelainan yang bersifat mendadak, yang umumnya terjadi pada persalinan hampir selalu mengakibatkan anoreksia/hipoksia yang berakhir tentang asfiksia bayi.
E. Penatalaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan diberikan perawatan pada bayi yang mengalami asfiksia meliputi :
1. Pengenalan Bayi Risiko Tinggi
Dalam asfiksia dikenal tiga tahapan yaitu :
a. Vigorous baby atau asfiksia ringan, apgar skore 7 – 10 dalam hal ini bayi dianggap sehat, tidak memerlukan tindakan istimewa.
b. Mild-moderate asfiksia (asfiksia sedang), apgar skore 4 – 6 pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100 x/menit, tonus otot kurang baik, sianosis.
c. Asfiksia berat apgar skore 0 – 3 pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat refleksi, iritabilitas tidak ada.
2. Persiapan Alat-alat Resusitasi
- Meja resusitasi dengan kemiringan kurang darri 10 derajat
- Guling kecil untuk menyangga/ekstensi
- Lampu untuk memanaskan badan bayi
- Penghisap slim
- Okksigen
- Spedd ukuran 2,5 cc atau 10 cc
- Penlon back atau penlon masker
- ETT (Endo trakheal tube)
- Loringoskop
- Obat-obatan
· Natrium bikarbonat 7,5% (meylon)
· Doktrosa 40%
· Kalsium glukonas
· Adrenalin
· Dektrase 5%
· Dan infus set
Langkah-langkah Resusitasi meliputi :
1. Pertahankan jalan bebas, jika perlu dengan instubasi endotrakheal
2. Bangkitkan nafas spontan dengan stimulasi taktik atau tekanan positif dengan bag and masuk atau lewat pipa endotracheal
3. Pertahankan sirkulasi dengan kompresi dada atau bantuan obat-obatan.
Resusitasi dilakukan tindakan sebagai berikut :
a. Menerima bayi dengan kain hangat
b. Letakkan bayi pada posisi ekstensi
c. Bersihkan jalan nafas dengan penghisap lendir pada hidung kemudian disekitar mulut
d. Bila tidak berhasil dirangsang lagi dengan menepuk telapak kaki atau menekan dada
e. Bila tidak berhasil juga gunakan penlon bag dengan pemompaan 40-60 x/menit
f. Bila tidak berhasil juga biasanya ddipasang ETT lalu bantu dengan alat pernafasan (respirator)
g. Bila nafas positif tetapi masih baru dapat diberikan suntikan bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc dicampur dengan dextrose 40% sebanyak 4 cc dimasukkan melalui vena umbilikalis perlahan-lahan. Tindakan koreksi bienat dan dextrose hanya dilakukan bila pernafasan sudah ada walaupun belum teratur.
h. Bila pada tindakan resusitasi tidak terdapat penlon bag (ambu bag) lakukan ressusitasi dengan cara mouth to mouth atau disebut juga pernafasan kodok dengan syarat : pada bayi peniupan hanya dilakukan dengan peniupan dari mulut yang dikembangkan, karena paru-paru bayi masih kecil, jadi tidak dengan bantuan kekuatan peniupan darii perut.
i. Bila bayi hendak dikirim sebaiknya diinfus dengan dextrose 5% dicampur bikarbonat 7,5% dengan perbandingan 4 : 1 dengan menggunakan burret mikro 6-8 tetes/menit untuk berat badan rata-dari 3000 gram.
j. Bila bayi mengalami hipoglikemia suntikan dekstrrose 40% sebanyak 2 cc/kgg BB melalui vena umbilikalis, bila diberikan melalui vena perifer harus diencerkan lagi dengan perbandingan 1 : 1 yaitu dekstrose 40% sebanyak 6 cc dicampur dengan dekstrose 5% sebanyak 6 cc.
F. Komplikasi
- Edema otak
- Perdarahan otakk
- Anuria atau oliguria
- Hiperbilirubbinemia
- Enterokolitas retrotikans
- Kejang
- Koma
G. Langkah-langkah Pengkajian
Secara umum pengkajian pada kasus asfiksia neonatus diutamakan pada sistim pernafasan dan kardio vaskuler dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab terjadinya Asfikksia Neonatus termasuk penilaian apgar score.
Klinis 0 1 2
Detak Jantung- Pernafasan- Refleks waktu jalan nafas dibersihkan- Tonus- Warna kulit Tidak adaTidak adaTidak adaLunglaiBiru / pucat (100 x/meniit)Tidak teratur MenyeringaiFleksiElektromitas (lemah)Tubuh merahEletremitas biru > 100 /menitTangis kuatBatuk/beratFleksi kuat gerak aktifMerah seluruh tubuh
BAB III
TINJAUAN KASUS SECARA TEORITIS
A. Pengkajian
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengkajian yaitu :
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Pada kasus ini biasanya dapat dilihat
a. Pernafasan cepat
b. Pernafasan cuping hidup
c. Sianosis
d. Nadi cepat
3. Riwayat kehamilan/persalinan
4. Kaji frekuensi jantung
5. Menilai refleks rangsangan
6. Keadaan tonus otot melemah
7. Denyut jantung janin
Denyut jantung janin normal antara 120 sampai 160 kali/menit
Terjadinya gawat janin menimbulkan perubahan denyut jantung janin.
- Meningkat 160 x/menit tingkat permulaan
- Mungkin jumlah sama dengan normal tapi tidak teratur
8. Mekoneum dalam air ketuban
Pengeluaran mekoneum pada letak kepala menunjukkan gawat janin, karena terjadi rangsangan nervus, sehingga peristaltik usus meningkat dan sfungter ani terbuka.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hipoxia janin.
2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan respon imunologis imatur.
C. Perencanaan
1. DX I
Tujuan : Pola nafas kembali efektif.
Intervensi :
- Lakukan resusitasi
- Observasi pernafasan setiap kurang lebih 2 jam
- Observasi pergerakan bayi
- Bungkus dan hangatkan bayi
- Jika menggunakan ETT menghisap lendir melalui ETT
- Berikan cairan infus sesuai dengan program terapi.
2. DX II
Tujuan : Bebas dari infeksi.
Intervensi :
- Diskusikan perkembangan bayi baru lahir dan faktor individu
- Tinjau ulang tanda-tanda infeksi pernafasan atas dan orang tua
- Anjurkan peninggian kepala bayi atau bahu dengan menaikkan matras tempat tidur bayi sampai sudut 30 derajat bila bayi sulit bernafas
- Anjurkan mengobservasi feses terhadap pasase mukus
- Anjutkan untuk memberi air hangat yang steril
- Pada bayi diantara pemberian makan reguler dua kali sehari
- Instruksikan orang tua untuk tidak memberi obat bayi tanpa mendiskusikan tindakan dengan memberi pelayanan kesehatan.
Rasionalisasi :
- Bayi terutama rentan pada coryza, atau flu, yang paling disebabkan oleh rino virus dan respons imunologi imatur
- Menegaskan pembelajaran orang tua untuk membantu mereka dalam identifikasi masalah pernafasan bayi
- Meningkatkan kapasitas dada vertikal dan ekspansi paru dengan penurunan diafragma, memudahkan drainase mukus kedalam lambung
- Karena bayi tidak dapat meniupkan hidung, kelebihan mukus dikeluarkan melalui saluran gantrointestinal dengan feses
- Meningkatkan hidrasi untuk mencairkan sekresi
- Informasi tentang pemberian obat-obatan, kapan waktu menggunakan dan tidak menggunakannya, membantu orang tua untuk mengetahi kapan akan meminta bantuan.
BAB IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.
Tanda yang timbul biasanya berupa nafas cepat, pernafasan dengan cuping hidung, sianosis, nadi cepat.
Diagnosa atau masalah yang dilakukan antara lain adalah ketidak efektifan jalan nafas, risiko tinggi infeksi.
B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin disapaikan penulis adalah :
1. Dalam penerapan asuhan keperawatan dengan Asfiksia Neonatorum sebaiknya masalah dikaji secara lengkap agar dapat menegakkan diagnosa dengan tepat dan masalah dapat diatasi dengan baik.
2. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien sebaiknya dibuat rencana tindakan sesuai dengan prioritas masalah yang akan diatasi terlebih dahulu agar masalah dapat teratasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
- Dra. Jumiarni, dkk. Asuhan Keperawatan Perinatal. EGC. 1994. Jakarta.
- Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan. EGC. 1999. Jakarta.
- Prof. Dr. Rustam Moehtar, MPH. Sinopsis Ostetri Jilid I Edisi 2. EGC. 1990. Jakarta.
teknik asertif
Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lainTEKNIK ASERTIF
Anda beberapa kali mendengar istilah ”asertif”, namun masih bertanya-tanya, apa itu asertif? mengapa sebaiknya memiliki sikap asertif? apa keuntungan bersikap asertif? bagaimana agar sikap asertif ada pada diri Anda? Berikut definisi asertif, dan berbagai hal yang perlu Anda ketahui mengenai sikap asertif..
Pernahkah Anda merasa kesulitan untuk menolak permohonan teman Anda untuk membantu menyelesaikan tugas kantor padahal pada saat yang bersamaan pun Anda sedang dikejar deadline untuk memberikan laporan keuangan pada atasan ? Pernahkah Anda merasa jengkel karena tidak bisa ?membela? tokoh politik pujaan Anda yang sedang dikomentari habis-habisan oleh rekan-rekan Anda yang anti tokoh tersebut?
Ya, mungkin seringkali Anda dihadapkan pada berbagai situasi yang kurang lebih sama dengan ilustrasi diatas. Apa yang Anda rasakan? Anda mungkin akan merasa kesal, marah, jengkel dan merasakan perasaan tidak nyaman lainnya, namun Anda merasa tidak berdaya dan tidak tahu harus berbuat apa. Mengapa kondisi ini bisa menimpa Anda?
Jawabannya adalah.. Anda kurang Asertif !
Definisi Asertivitas
Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.
Menjadi asertif bukanlah hal yang mudah, karena dalam bersikap asertif seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proposional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan atau pun merugikan pihak lainnya. Budaya negara Indonesia yang ramah tamah, saling menghormati, dan penuh basa basi? membuat kebanyakan orang menjadi enggan untuk bersikap asertif. Perasaan takut mengecewakan orang lain, berbuat tidak sopan, dan takut tidak disukai atau tidak diterima lingkungan adalah perasaan yang paling dominan timbul ketika seseorang akan bersikap asertif. Keinginan untuk tetap mempertahankan kelangsungan hubungan membuat seringkali orang membiarkan dirinya untuk bersikap non asertif (memendam perasaan, perbedaan pendapat). Padahal, kondisi ini sebenarnya justru mengancam kelangsungan hubungan karena ada salah satu pihak yang merasa dimanfaatkan maupun merasa tidak dihargai.
Pasif Vs Asertif Vs Agresif
Dimanakah posisi Asertivitas terhadap sikap Pasif dan Agresif ? Jika diletakkan pada suatu garis lurus, sikap asertif berada antara sikap pasif dan sikap agresif. Sikap pasif adalah sikap menerima saja, tidak giat, tidak aktif, sedangkan sikap agresif menunjukkan ekspresi yang terkesan melecehkan, menghina, menyakiti, merendahkan dan bahkan menguasai pihak lain sehingga tidak ada rasa saling menghargai dalam interaksi atau komunikasi tersebut. Berlaku asertif dapat ditunjukkan dengan mengomunikasikan kebutuhan, keinginan, perasaan atau opini Anda kepada orang lain dengan cara langsung dan jujur tanpa maksud untuk menyakiti perasaan siapa pun.
Latihlah Diri Anda untuk Menjadi Lebih asertif !
1. Buat keputusan bahwa Anda mau bersikap asertif ketimbang bersikap pasif atau agresif.
2. Yakinlah akan pilihan Anda. Jika Anda sudah merasa yakin dan pasti akan pilihan Anda sendiri, maka akan lebih mudah menyatakannya dan lebih percaya diri. Lakukan klarifikasi bila Anda belum begitu paham atas apa yang dimintakan pada Anda. Kejelasan akan membuat Anda yakin dan perasaan yakin akan membuat Anda dapat menentukan sikap yang pasti.
3. Jika Anda merasa harus memberikan penjelasan atas penolakan yang Anda lakukan, maka lakukanlah secara singkat, jelas, dan logis karena penjelasan yang panjang lebar dapat mengundang argumentasi dari pihak lain.
Untuk penolakan gunakanlah kata-kata yang tegas, seperti: ”’tidak”, dari pada ”sepertinya saya kurang setuju” , ”sepertinya saya kurang sependapat” , ”saya kurang bisa”
4. Sesuaikan bahasa tubuh Anda dengan pernyataan yang Anda sampaikan. Misalkan, ketika Anda menolak permintaan orang lain, maka janganlah menggekspresikan bahasa tubuh yang bertolak belakang seperti tertawa-tawa atau tersenyum.
Jika Anda berhadapan dengan seseorang yang terus menerus mendesak Anda padahal Anda juga sudah berulang kali menolak, maka alternatif sikap atau tindakan yang dapat Anda lakukan : mendiamkan, mengalihkan pembicaraan, atau bahkan menghentikan percakapan.
5. Anda tidak perlu meminta maaf atas penolakan yang Anda sampaikan (karena Anda berpikir hal itu akan menyakiti atau tidak mengenakkan buat orang lain). Sebenarnya, akan lebih baik Anda katakan dengan penuh empati seperti:
”saya mengerti bahwa berita ini tidak menyenangkan bagimu.....tapi secara terus terang saya sudah memutuskan untuk ...”
Janganlah mudah merasa bersalah! Anda tidak bertanggung jawab atas kehidupan orang lain atau atas kebahagiaan orang lain. Anda bisa bernegosiasi dengan pihak lain agar kedua belah pihak mendapatkan jalan tengahnya, tanpa harus mengorbankan perasaan, keinginan dan kepentingan masing-masing.
Keuntungan Bersikap Asertif
Dengan bersikap asertif maka beberapa keuntungan yang bisa Anda peroleh adalah :
- Keinginan, kebutuhan, dan perasaan Anda akan dimengerti oleh orang lain.
- Akan membuat posisi Anda terbuka, sehingga orang lain akan merasa nyaman berhubungan dengan Anda.
Setiap keputusan dapat diambil dalam waktu yang cepat, karena Anda merasa yakin dan tahu sikap apa yang harus diambil.
Sikap Asertif di Tempat Kerja
Bekerja dalam bidang apapun komunikasi adalah salah satu kunci sukses, dan sikap asertif adalah faktor penting dalam komunikasi. Sikap asertif terbukti sangat bermanfaat ketika Anda berada dalam situasi yang tidak menyenangkan di tempat kerja. Seemosional apapun anda, sikap asertif dapat meminimalisasi komunikasi yang defensif. Misalkan saja, ketika bos Anda sedang mengalami bad mood dan terus menerus marah sepanjang hari tanpa alasan yang jelas, maka jika Anda adalah seorang yang asertif, Anda akan berani mengungkapkan perasaan tidak nyaman Anda pada bos dengan nada yang lebih bersahabat, bukan dengan nada penuh emosi.
Dibawah ini terdapat beberapa tips untuk dapat bersikap asertif di tempat kerja :
Bedakan dengan jelas apa saja yang menjadi hak Anda dan apa yang bukan hak Anda tetapi Anda menginginkannya. Seorang yang asertif bisa memenuhi keinginannya walaupun sebetulnya itu bukan haknya tanpa pemaksaan dan tindakan destruktif.
Berani mengungkapkan sesuatu yang mengganjal perasaan Anda, dengan cara yang ?bersahabat?.
Tunjukkan image yang positif, misalnya dengan bertutur kata dan bertingkah laku sopan.
Pandai membaca keadaan. Jika ingin mengungkapkan sesuatu pastikan suasana dan kondisinya dalam keadaan tenang dan tidak dalam keadaan yang penuh emosi.
Dalam keadaan emosi jangan sekalipun mengungkapkan keinginan Anda, karena dikhawatirkan hasilnya tidak objektif karena dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat subyektif dan emosionil.
Pada intinya dengan sikap asertif akan mempermudah Anda dalam membangun hubungan kerja yang lebih komunikatif sekaligus kondusif. Karena sikap asertif akan meningkatkan moral kerja, kinerja, dan produktivitas Anda. Pada akhirnya sikap asertif ini akan membentuk tim kerjasama yang solid dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Silarus Ratna, Yulia, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi, EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 205, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit, EGC, Jakarta
Http://Library - USU, AC.id/down load/FK/L4P3R – Tirta.pdf
Read More
Anda beberapa kali mendengar istilah ”asertif”, namun masih bertanya-tanya, apa itu asertif? mengapa sebaiknya memiliki sikap asertif? apa keuntungan bersikap asertif? bagaimana agar sikap asertif ada pada diri Anda? Berikut definisi asertif, dan berbagai hal yang perlu Anda ketahui mengenai sikap asertif..
Pernahkah Anda merasa kesulitan untuk menolak permohonan teman Anda untuk membantu menyelesaikan tugas kantor padahal pada saat yang bersamaan pun Anda sedang dikejar deadline untuk memberikan laporan keuangan pada atasan ? Pernahkah Anda merasa jengkel karena tidak bisa ?membela? tokoh politik pujaan Anda yang sedang dikomentari habis-habisan oleh rekan-rekan Anda yang anti tokoh tersebut?
Ya, mungkin seringkali Anda dihadapkan pada berbagai situasi yang kurang lebih sama dengan ilustrasi diatas. Apa yang Anda rasakan? Anda mungkin akan merasa kesal, marah, jengkel dan merasakan perasaan tidak nyaman lainnya, namun Anda merasa tidak berdaya dan tidak tahu harus berbuat apa. Mengapa kondisi ini bisa menimpa Anda?
Jawabannya adalah.. Anda kurang Asertif !
Definisi Asertivitas
Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.
Menjadi asertif bukanlah hal yang mudah, karena dalam bersikap asertif seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proposional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan atau pun merugikan pihak lainnya. Budaya negara Indonesia yang ramah tamah, saling menghormati, dan penuh basa basi? membuat kebanyakan orang menjadi enggan untuk bersikap asertif. Perasaan takut mengecewakan orang lain, berbuat tidak sopan, dan takut tidak disukai atau tidak diterima lingkungan adalah perasaan yang paling dominan timbul ketika seseorang akan bersikap asertif. Keinginan untuk tetap mempertahankan kelangsungan hubungan membuat seringkali orang membiarkan dirinya untuk bersikap non asertif (memendam perasaan, perbedaan pendapat). Padahal, kondisi ini sebenarnya justru mengancam kelangsungan hubungan karena ada salah satu pihak yang merasa dimanfaatkan maupun merasa tidak dihargai.
Pasif Vs Asertif Vs Agresif
Dimanakah posisi Asertivitas terhadap sikap Pasif dan Agresif ? Jika diletakkan pada suatu garis lurus, sikap asertif berada antara sikap pasif dan sikap agresif. Sikap pasif adalah sikap menerima saja, tidak giat, tidak aktif, sedangkan sikap agresif menunjukkan ekspresi yang terkesan melecehkan, menghina, menyakiti, merendahkan dan bahkan menguasai pihak lain sehingga tidak ada rasa saling menghargai dalam interaksi atau komunikasi tersebut. Berlaku asertif dapat ditunjukkan dengan mengomunikasikan kebutuhan, keinginan, perasaan atau opini Anda kepada orang lain dengan cara langsung dan jujur tanpa maksud untuk menyakiti perasaan siapa pun.
Latihlah Diri Anda untuk Menjadi Lebih asertif !
1. Buat keputusan bahwa Anda mau bersikap asertif ketimbang bersikap pasif atau agresif.
2. Yakinlah akan pilihan Anda. Jika Anda sudah merasa yakin dan pasti akan pilihan Anda sendiri, maka akan lebih mudah menyatakannya dan lebih percaya diri. Lakukan klarifikasi bila Anda belum begitu paham atas apa yang dimintakan pada Anda. Kejelasan akan membuat Anda yakin dan perasaan yakin akan membuat Anda dapat menentukan sikap yang pasti.
3. Jika Anda merasa harus memberikan penjelasan atas penolakan yang Anda lakukan, maka lakukanlah secara singkat, jelas, dan logis karena penjelasan yang panjang lebar dapat mengundang argumentasi dari pihak lain.
Untuk penolakan gunakanlah kata-kata yang tegas, seperti: ”’tidak”, dari pada ”sepertinya saya kurang setuju” , ”sepertinya saya kurang sependapat” , ”saya kurang bisa”
4. Sesuaikan bahasa tubuh Anda dengan pernyataan yang Anda sampaikan. Misalkan, ketika Anda menolak permintaan orang lain, maka janganlah menggekspresikan bahasa tubuh yang bertolak belakang seperti tertawa-tawa atau tersenyum.
Jika Anda berhadapan dengan seseorang yang terus menerus mendesak Anda padahal Anda juga sudah berulang kali menolak, maka alternatif sikap atau tindakan yang dapat Anda lakukan : mendiamkan, mengalihkan pembicaraan, atau bahkan menghentikan percakapan.
5. Anda tidak perlu meminta maaf atas penolakan yang Anda sampaikan (karena Anda berpikir hal itu akan menyakiti atau tidak mengenakkan buat orang lain). Sebenarnya, akan lebih baik Anda katakan dengan penuh empati seperti:
”saya mengerti bahwa berita ini tidak menyenangkan bagimu.....tapi secara terus terang saya sudah memutuskan untuk ...”
Janganlah mudah merasa bersalah! Anda tidak bertanggung jawab atas kehidupan orang lain atau atas kebahagiaan orang lain. Anda bisa bernegosiasi dengan pihak lain agar kedua belah pihak mendapatkan jalan tengahnya, tanpa harus mengorbankan perasaan, keinginan dan kepentingan masing-masing.
Keuntungan Bersikap Asertif
Dengan bersikap asertif maka beberapa keuntungan yang bisa Anda peroleh adalah :
- Keinginan, kebutuhan, dan perasaan Anda akan dimengerti oleh orang lain.
- Akan membuat posisi Anda terbuka, sehingga orang lain akan merasa nyaman berhubungan dengan Anda.
Setiap keputusan dapat diambil dalam waktu yang cepat, karena Anda merasa yakin dan tahu sikap apa yang harus diambil.
Sikap Asertif di Tempat Kerja
Bekerja dalam bidang apapun komunikasi adalah salah satu kunci sukses, dan sikap asertif adalah faktor penting dalam komunikasi. Sikap asertif terbukti sangat bermanfaat ketika Anda berada dalam situasi yang tidak menyenangkan di tempat kerja. Seemosional apapun anda, sikap asertif dapat meminimalisasi komunikasi yang defensif. Misalkan saja, ketika bos Anda sedang mengalami bad mood dan terus menerus marah sepanjang hari tanpa alasan yang jelas, maka jika Anda adalah seorang yang asertif, Anda akan berani mengungkapkan perasaan tidak nyaman Anda pada bos dengan nada yang lebih bersahabat, bukan dengan nada penuh emosi.
Dibawah ini terdapat beberapa tips untuk dapat bersikap asertif di tempat kerja :
Bedakan dengan jelas apa saja yang menjadi hak Anda dan apa yang bukan hak Anda tetapi Anda menginginkannya. Seorang yang asertif bisa memenuhi keinginannya walaupun sebetulnya itu bukan haknya tanpa pemaksaan dan tindakan destruktif.
Berani mengungkapkan sesuatu yang mengganjal perasaan Anda, dengan cara yang ?bersahabat?.
Tunjukkan image yang positif, misalnya dengan bertutur kata dan bertingkah laku sopan.
Pandai membaca keadaan. Jika ingin mengungkapkan sesuatu pastikan suasana dan kondisinya dalam keadaan tenang dan tidak dalam keadaan yang penuh emosi.
Dalam keadaan emosi jangan sekalipun mengungkapkan keinginan Anda, karena dikhawatirkan hasilnya tidak objektif karena dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat subyektif dan emosionil.
Pada intinya dengan sikap asertif akan mempermudah Anda dalam membangun hubungan kerja yang lebih komunikatif sekaligus kondusif. Karena sikap asertif akan meningkatkan moral kerja, kinerja, dan produktivitas Anda. Pada akhirnya sikap asertif ini akan membentuk tim kerjasama yang solid dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Silarus Ratna, Yulia, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi, EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 205, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit, EGC, Jakarta
Http://Library - USU, AC.id/down load/FK/L4P3R – Tirta.pdf
Asam urat
Asam urat atau uric acid merupakan hasil akhir nucleic acid atau metabolisme zat purin (salah satu unsur protein dalam sel tubuh). Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama air seniBAB I
PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Asam urat atau uric acid merupakan hasil akhir nucleic acid atau metabolisme zat purin (salah satu unsur protein dalam sel tubuh). Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama air seni.
Ginjal yang sehat akan mengandung kadar asam urat dalam darah agar selalu dalam kondisi normal, namun asam urat berlebih di dalam tubuh. Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan jaringan.
Asam urat dalam jumlah terbatas, juga diproduksi oleh makanan yang dicernakan didalam usus besar, asam ini akan dihancurkan oleh bakteri menjadi zat kimia yang dikeluarkan bsama feses dan urin (terapi penyakit degeneratif)
Ekresi asam urat bukan saja ditentukan oleh aliran darah dalam glomeruli dan proses filtrasi, tetapi juga oleh fungsi elepitel. Asam urat sukar larut dalam air sehingga batu asam urat mudah terbentuk dalam urin dengan konsentrasi yang tinggi yang disebut hiperuratemia. Tingginya diproduksi asam urat maupun efisiensi, ekresi oleh ginjal berpengaruh pada asam urat dalam serum (Widmann, FK, 1989 : 258 – 259).
Pasien – pasien yang kadar asam urat dalam darahnya tinggi menimbulkan zat itu dalam jaringan lemak khususnya dalam sendi – sendi. Diagnosa terhadap sebagian besar rematik dilakukan dokter dengan memperhatikan tiap gejala dan memeriksa persendian. (Wright : V : 2001 : 19).
Arthritis adalah penyakit yang paling banyak didunia. Di Amerika Serikat terdapat 37 juta penderita. Untuk skala dunia. Arthritis diderita oleh hampir 1 milyard orang. Walaupun penyebabnya masih tidak diketahui, satu hal yang penting adalah tidak ada orang dewasa yang kebal dari ancaman sakitnya. (Gordon N.F.)
Pasien yang menderita penyakit arthritis mempunyai gejala dan penyebab yang bermacam – macam. Tetapi ada empat jenis rematik yang paling sering di jumpai di masyarakat. Yaitu osteoarthritis yang disebabkan oleh pengapuran. Rematik diluar sendi menyerang jaringan diluar tulang rawan. Rematik peradangan dan rematik yang disebabkan pengoroposan. (Gordon N, 1997).
Menurut pengamatan penulis selama PKL, kadar asam urat pada pasien berada diatas nilai normal. Banyaknya pasien yang memeriksakan diri di laboratorium pada jenis pemeriksaan asam urat membuat penulis merasa tertarik untuk mengambil judul : “PEMERIKSAAN ASAM URAT SEBAGAI DIAGNOSA AWAL PENYAKIT REMATIK DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN JAMBI” untuk dijadikan studi hasil PKL.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam hal ini, penulis akan mengemukakan rumusan masalah tentang : “Apakah tujuan peningkatan kadar asam urat pada penderita rematik”.
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui kadar asam urat dalam sampel serum penderita rematik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Uraian Teori
Rematik adalah gangguan yang mengakibatkan sakit pada otot dan tulang, sedangkan arthritis merupakan peradangan pada satu atau beberapa persendian. Istilah rematik dan arthritis ini secara luas digunakan baik oleh pasien maupun dokter.
Penyakit ini bermula tanpa gejala gangguan persendian penderita merasa tidak enak dan tidak nafsu makan serta terasa nyeri otot, kemudian barulah rasa sakit dan pembengkakan terjadi pada persendian, pada beberapa kasus lainnya gejala dan rasa sakit persendian muncul secara tiba – tiba. Adapun bentuk serangannya cepat atau lambat persendian yang terserang mengalami kaku dan sakit pada pagi hari. (Wright. V. 2001 : 13-14).
2.1.1. Metabolisme Asam Urat
Pada manusia, asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Purin merupakan konstituen asam nukleat. Di dalam tubuh, perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan menghasilkan asam urat dalam jumlah yang substansial. Asam urat sintesis terutama dalam hati, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam urat kemudian mengalir melalui darah ke ginjal tempat zat ini difiltrasi, di reabsorpsi sebagian dan di eksresi sebagian sebelum akhirnya di eksresikan melalui urin pada diet rendah purin, eksreksi harian adalah sekitar 0,5 g pada diet normal okskreinia adalah 1 g perhari (Sacher, RA, 2004 : 293).
2.1.2. Penyebab Penyakit Rematik
Penyebab penyakit rematik sebagian besar belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab atau mengakibatkan gejalanya memburuk antara lain :
1. Infeksi
Masuknya kuman kedalam sendi karena infeksi mengakibatkan munculnya rasa nyeri pada persendian.
2. Kelebihan asam urat
Kelebihan asam urat adalah gout. Asam urat didalam darah dapat mengkristal disekeliling persendian dan mengidap dimana – mana, pengendapan atau berkumpulnya asam urat dikenal sebagao tophi.
3. Luka
Luka dapat mengakibatkan arthritis pada persendian terutama bila tulang yang patah melalui persendian tersebut.
4. Cuaca
Cuaca dingin dan lembab dapat menimbulkan rasa nyeri dan sakit – sakit, penderita rematik harus menghindari angin dingin yang menusuk dan harus berpakaian tebal.
5. Usia
Usia yang cukup tua dapat menyebabkan rematik, karena terlalu lama dan sering dipakainya persendian secara terus menerus. (Gordon. NF. 1997).
2.1.3. Gejala Klinis
Pada stadium ini kadar asam urat meninggi dalam darah tanpa disertai gejala artritis, fofus ataupun batu urat, stadium ini pada hipervrise intra primer, pada reria biasanya muncul pada masa pubertas, sedangkan pada wanita biasanya pada saat menopause, sebaliknya hiperurisemia sekunder karena kekurangan salah satu enzim spesifik, keadaan hiperurisemia sudah terjadi sejak lahir, stadium hiperurisemia asimtomatis dapat berakhir dengan serangan artritis piral akut primer atau urubitiasis. Kelainan lain yang dapat terjadi pada stadium ini adalah penyakit ginjal, penyakit vaskuler dan hipertensi (Soeparman, 1987).
2.1.4. Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya adalah memperhatikan olahraga, tapi jenispun tidak sama pada semua penderita, pada penderita perkapuran sendi lutut, olahraga yang tidak diijinkan adalah yang memerlukan pembebanan sendi (seperti lari dan lonacat) namun berenang merupakan hal yang terbaik bagi penderita rematik karena semua sendi akut bergerak dan yang terpenting ialah tidak terjadi pembebanan sendi (Sitorus, RH, 1996 : 190).
2.1.5. Pengobatan
Rematik Arthritis bervariasi dalam kaitannya dengan tingkat serangan penyakit. Jangka waktu dan bentuk yang tampak, tetapi hanya satu dari 10 penderita yang sangat menderita cacat karena penyakit ini dan pengobatan modern telah menyembuhkan.
Produksi asam urat dapat dikurangi dengan pemberian allopurinola yang berkhasiat sebagai xanthene oxidasi, allopurinol mengurangi kadar asam urat dalam serum tanpa membebani ginjal dengan meningkatkan ekstresinya. Obat – obatan uricosurik seperti probenecid dan sulfonphyrazon juga menurunkan kadar asam urat dalam serum, tetapi cara kerjanya adalah dengan meninggikan eksresi lewat urin. Pasien yang memakainya tidak membentuk batu ruin. Colchicine obat untuk artritis oleh gout, tidak berpengaruh kepada produksi atau eksresi asam urat, khasiatnya adalah meningkatkan respon fagositosis atas kristal – kristal urat dalam jaringan. (Wiedman, FK, 1989 : 259).
2.2. Prosedur Kerja
Metode : Enzimatik trinder / endo point
Prinsip : Uric aud + O2 + 2H2O uricase allantoin + CO2 + H2O2
2H2O2 + O2 + 4 – Aminoantipyrine + DLFS
reroxidae Quinoneimine + 4H2O
Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat didalam serum
Sampel : Serum
Alat : - Rak dan tabung realusi
- Sentrifuge
- Mikropipet 20 ml dan 1000 ml
- Spektrofotometer Biosystem (BTS) 305
- Tissue
- Spuit injeksi
- Torniguet
Reagensia : - Reagensia uric acid (Reagen A)
- Aquadest
- Reagen standar uric acid 6 mb / dl (siap dipakai)
2.2.1. Pengambilan Sampel
Sampel terbaik adalah serum dari darah yang tidak humolisa
- Disiapkan semua alat yang diperlukan untuk mengambil sampel
- Bersihkan lengan dengan kapas alkohol
- Bendung lengan bagian atas dengan surriguet
- Ambil darah vena 2 cc masukkan dalam tabung reaksi
- Contifuge 5 menit kemudian pisahkan serum dengan dfarah
2.2.2. Pengolahan Sampel dan Pekerjaan Sampel
Reagensia Blangko Standar Sampel
AquadestStandarSerumReagenwarna 20 ml--1 ml -20 ml-1 ml --20 ml1 ml
Campur dan biarkan selama 10 menit pada suhu kamar, baca hasil pada spektrofotometer Biotron 820 dengan panjang gelombang 546 nm.
Nilai normal Pria : 3,4 – 7 mg/dl
Wanita : 2,4 – 5,7 mg/dl
2.3. Pembahasan Masalah :
Kelebihan asam urat dapat disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui urin, atau karena meningkatnya konsumsi bahan – bahan makanan yang mengandung banyak purin. Kelebihan asam urat cenderung akan terkumpul di persendian. Penumpukan asam urat paling sering terjadi pada sendi dipangkal jempol kaki, tetapi dapat pula menyerang persendian lainnya seperti sendi – sendi pada jari tangan, pergelangan tangan, siku, lutut dan pergelangan kaki, sendi yang terlihat bengkak, kemerahan, terasa panas dan luar biasa nyerinya. Rasa nyeri terutama terasa di malam hari atau pagi hari ketika baru bangun tidur (terapi penyakit degeneratif).
Pasien yang menderita rematik bahwa disebut rematik (rhematoid faktor). Penderita rematik ditandai dengan peningkatan konsetrasi asam urat dalam darah. Terkumpulnya asam urat dalam darah merupakan indikasi efektifitas pengobatan jangka panjang bagi penderita. (Wright. V, 2001 : 19).
BAB III
KESIMPULAN
Asam urat adalah senyawa yang sukar larut dalam air. Kadar asam urat normal untuk pria dewasa berkisar antara 3,4 – 7,0 mg / dl dan untuk wanita antara 2,4 – 5,7 mg/dl. Bila senyawa ini dalam jumlah besar didalam darah, maka akan memicu pembentukan yang berbentuk jarum. Ini biasanya terkonsentrasi pada sendi – sendi (kaki, lutut, siku atau tangan) sedemikian rupa sehingga mengakibatkan radang sendi (artritis). Sendi – sendi tempat asam urat mangkal biasanya bengkak dan kaku.
Dari beberapa pasien yang mengalami peningkatan kadar asam urat dalam darah secara kronis melebihi batas normal, umumnya gejala ini ditemui pada pria yang berumur lebih dari 30 tahun dan wanita setelah menopause peningkatan kadar asam urat dalam darah terjadi akibat percepatan biosentesis purine dari asam amino atau degradasi purine berlebih akibat adanya kematian sel, dan melalui makanan atau ekresi asam urat melalui ginjal yang tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
- Gordon Neil, R. Radang Sendi (Arthritis), Rajawali Jakarta, 1999.
- Gandasoebrata R, dkk. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, Kedokteran EGC, Jakarta, 1989.
- Sacher, RA. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium edisi II, Kedokteran EGC, Jakarta, 2004.
- Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987
- Terapi Penyakit Degeneratif
- Widmann, FK, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, Kedokteran, EGC, Jakarta, 1989
- Wright Vena. Artirits dan Penggantian Persendian, Dian Rakyat, Jakarta, 2001
Read More
PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Asam urat atau uric acid merupakan hasil akhir nucleic acid atau metabolisme zat purin (salah satu unsur protein dalam sel tubuh). Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama air seni.
Ginjal yang sehat akan mengandung kadar asam urat dalam darah agar selalu dalam kondisi normal, namun asam urat berlebih di dalam tubuh. Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan jaringan.
Asam urat dalam jumlah terbatas, juga diproduksi oleh makanan yang dicernakan didalam usus besar, asam ini akan dihancurkan oleh bakteri menjadi zat kimia yang dikeluarkan bsama feses dan urin (terapi penyakit degeneratif)
Ekresi asam urat bukan saja ditentukan oleh aliran darah dalam glomeruli dan proses filtrasi, tetapi juga oleh fungsi elepitel. Asam urat sukar larut dalam air sehingga batu asam urat mudah terbentuk dalam urin dengan konsentrasi yang tinggi yang disebut hiperuratemia. Tingginya diproduksi asam urat maupun efisiensi, ekresi oleh ginjal berpengaruh pada asam urat dalam serum (Widmann, FK, 1989 : 258 – 259).
Pasien – pasien yang kadar asam urat dalam darahnya tinggi menimbulkan zat itu dalam jaringan lemak khususnya dalam sendi – sendi. Diagnosa terhadap sebagian besar rematik dilakukan dokter dengan memperhatikan tiap gejala dan memeriksa persendian. (Wright : V : 2001 : 19).
Arthritis adalah penyakit yang paling banyak didunia. Di Amerika Serikat terdapat 37 juta penderita. Untuk skala dunia. Arthritis diderita oleh hampir 1 milyard orang. Walaupun penyebabnya masih tidak diketahui, satu hal yang penting adalah tidak ada orang dewasa yang kebal dari ancaman sakitnya. (Gordon N.F.)
Pasien yang menderita penyakit arthritis mempunyai gejala dan penyebab yang bermacam – macam. Tetapi ada empat jenis rematik yang paling sering di jumpai di masyarakat. Yaitu osteoarthritis yang disebabkan oleh pengapuran. Rematik diluar sendi menyerang jaringan diluar tulang rawan. Rematik peradangan dan rematik yang disebabkan pengoroposan. (Gordon N, 1997).
Menurut pengamatan penulis selama PKL, kadar asam urat pada pasien berada diatas nilai normal. Banyaknya pasien yang memeriksakan diri di laboratorium pada jenis pemeriksaan asam urat membuat penulis merasa tertarik untuk mengambil judul : “PEMERIKSAAN ASAM URAT SEBAGAI DIAGNOSA AWAL PENYAKIT REMATIK DI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN JAMBI” untuk dijadikan studi hasil PKL.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam hal ini, penulis akan mengemukakan rumusan masalah tentang : “Apakah tujuan peningkatan kadar asam urat pada penderita rematik”.
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui kadar asam urat dalam sampel serum penderita rematik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Uraian Teori
Rematik adalah gangguan yang mengakibatkan sakit pada otot dan tulang, sedangkan arthritis merupakan peradangan pada satu atau beberapa persendian. Istilah rematik dan arthritis ini secara luas digunakan baik oleh pasien maupun dokter.
Penyakit ini bermula tanpa gejala gangguan persendian penderita merasa tidak enak dan tidak nafsu makan serta terasa nyeri otot, kemudian barulah rasa sakit dan pembengkakan terjadi pada persendian, pada beberapa kasus lainnya gejala dan rasa sakit persendian muncul secara tiba – tiba. Adapun bentuk serangannya cepat atau lambat persendian yang terserang mengalami kaku dan sakit pada pagi hari. (Wright. V. 2001 : 13-14).
2.1.1. Metabolisme Asam Urat
Pada manusia, asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Purin merupakan konstituen asam nukleat. Di dalam tubuh, perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan menghasilkan asam urat dalam jumlah yang substansial. Asam urat sintesis terutama dalam hati, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam urat kemudian mengalir melalui darah ke ginjal tempat zat ini difiltrasi, di reabsorpsi sebagian dan di eksresi sebagian sebelum akhirnya di eksresikan melalui urin pada diet rendah purin, eksreksi harian adalah sekitar 0,5 g pada diet normal okskreinia adalah 1 g perhari (Sacher, RA, 2004 : 293).
2.1.2. Penyebab Penyakit Rematik
Penyebab penyakit rematik sebagian besar belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab atau mengakibatkan gejalanya memburuk antara lain :
1. Infeksi
Masuknya kuman kedalam sendi karena infeksi mengakibatkan munculnya rasa nyeri pada persendian.
2. Kelebihan asam urat
Kelebihan asam urat adalah gout. Asam urat didalam darah dapat mengkristal disekeliling persendian dan mengidap dimana – mana, pengendapan atau berkumpulnya asam urat dikenal sebagao tophi.
3. Luka
Luka dapat mengakibatkan arthritis pada persendian terutama bila tulang yang patah melalui persendian tersebut.
4. Cuaca
Cuaca dingin dan lembab dapat menimbulkan rasa nyeri dan sakit – sakit, penderita rematik harus menghindari angin dingin yang menusuk dan harus berpakaian tebal.
5. Usia
Usia yang cukup tua dapat menyebabkan rematik, karena terlalu lama dan sering dipakainya persendian secara terus menerus. (Gordon. NF. 1997).
2.1.3. Gejala Klinis
Pada stadium ini kadar asam urat meninggi dalam darah tanpa disertai gejala artritis, fofus ataupun batu urat, stadium ini pada hipervrise intra primer, pada reria biasanya muncul pada masa pubertas, sedangkan pada wanita biasanya pada saat menopause, sebaliknya hiperurisemia sekunder karena kekurangan salah satu enzim spesifik, keadaan hiperurisemia sudah terjadi sejak lahir, stadium hiperurisemia asimtomatis dapat berakhir dengan serangan artritis piral akut primer atau urubitiasis. Kelainan lain yang dapat terjadi pada stadium ini adalah penyakit ginjal, penyakit vaskuler dan hipertensi (Soeparman, 1987).
2.1.4. Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan salah satunya adalah memperhatikan olahraga, tapi jenispun tidak sama pada semua penderita, pada penderita perkapuran sendi lutut, olahraga yang tidak diijinkan adalah yang memerlukan pembebanan sendi (seperti lari dan lonacat) namun berenang merupakan hal yang terbaik bagi penderita rematik karena semua sendi akut bergerak dan yang terpenting ialah tidak terjadi pembebanan sendi (Sitorus, RH, 1996 : 190).
2.1.5. Pengobatan
Rematik Arthritis bervariasi dalam kaitannya dengan tingkat serangan penyakit. Jangka waktu dan bentuk yang tampak, tetapi hanya satu dari 10 penderita yang sangat menderita cacat karena penyakit ini dan pengobatan modern telah menyembuhkan.
Produksi asam urat dapat dikurangi dengan pemberian allopurinola yang berkhasiat sebagai xanthene oxidasi, allopurinol mengurangi kadar asam urat dalam serum tanpa membebani ginjal dengan meningkatkan ekstresinya. Obat – obatan uricosurik seperti probenecid dan sulfonphyrazon juga menurunkan kadar asam urat dalam serum, tetapi cara kerjanya adalah dengan meninggikan eksresi lewat urin. Pasien yang memakainya tidak membentuk batu ruin. Colchicine obat untuk artritis oleh gout, tidak berpengaruh kepada produksi atau eksresi asam urat, khasiatnya adalah meningkatkan respon fagositosis atas kristal – kristal urat dalam jaringan. (Wiedman, FK, 1989 : 259).
2.2. Prosedur Kerja
Metode : Enzimatik trinder / endo point
Prinsip : Uric aud + O2 + 2H2O uricase allantoin + CO2 + H2O2
2H2O2 + O2 + 4 – Aminoantipyrine + DLFS
reroxidae Quinoneimine + 4H2O
Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat didalam serum
Sampel : Serum
Alat : - Rak dan tabung realusi
- Sentrifuge
- Mikropipet 20 ml dan 1000 ml
- Spektrofotometer Biosystem (BTS) 305
- Tissue
- Spuit injeksi
- Torniguet
Reagensia : - Reagensia uric acid (Reagen A)
- Aquadest
- Reagen standar uric acid 6 mb / dl (siap dipakai)
2.2.1. Pengambilan Sampel
Sampel terbaik adalah serum dari darah yang tidak humolisa
- Disiapkan semua alat yang diperlukan untuk mengambil sampel
- Bersihkan lengan dengan kapas alkohol
- Bendung lengan bagian atas dengan surriguet
- Ambil darah vena 2 cc masukkan dalam tabung reaksi
- Contifuge 5 menit kemudian pisahkan serum dengan dfarah
2.2.2. Pengolahan Sampel dan Pekerjaan Sampel
Reagensia Blangko Standar Sampel
AquadestStandarSerumReagenwarna 20 ml--1 ml -20 ml-1 ml --20 ml1 ml
Campur dan biarkan selama 10 menit pada suhu kamar, baca hasil pada spektrofotometer Biotron 820 dengan panjang gelombang 546 nm.
Nilai normal Pria : 3,4 – 7 mg/dl
Wanita : 2,4 – 5,7 mg/dl
2.3. Pembahasan Masalah :
Kelebihan asam urat dapat disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk membuang asam urat melalui urin, atau karena meningkatnya konsumsi bahan – bahan makanan yang mengandung banyak purin. Kelebihan asam urat cenderung akan terkumpul di persendian. Penumpukan asam urat paling sering terjadi pada sendi dipangkal jempol kaki, tetapi dapat pula menyerang persendian lainnya seperti sendi – sendi pada jari tangan, pergelangan tangan, siku, lutut dan pergelangan kaki, sendi yang terlihat bengkak, kemerahan, terasa panas dan luar biasa nyerinya. Rasa nyeri terutama terasa di malam hari atau pagi hari ketika baru bangun tidur (terapi penyakit degeneratif).
Pasien yang menderita rematik bahwa disebut rematik (rhematoid faktor). Penderita rematik ditandai dengan peningkatan konsetrasi asam urat dalam darah. Terkumpulnya asam urat dalam darah merupakan indikasi efektifitas pengobatan jangka panjang bagi penderita. (Wright. V, 2001 : 19).
BAB III
KESIMPULAN
Asam urat adalah senyawa yang sukar larut dalam air. Kadar asam urat normal untuk pria dewasa berkisar antara 3,4 – 7,0 mg / dl dan untuk wanita antara 2,4 – 5,7 mg/dl. Bila senyawa ini dalam jumlah besar didalam darah, maka akan memicu pembentukan yang berbentuk jarum. Ini biasanya terkonsentrasi pada sendi – sendi (kaki, lutut, siku atau tangan) sedemikian rupa sehingga mengakibatkan radang sendi (artritis). Sendi – sendi tempat asam urat mangkal biasanya bengkak dan kaku.
Dari beberapa pasien yang mengalami peningkatan kadar asam urat dalam darah secara kronis melebihi batas normal, umumnya gejala ini ditemui pada pria yang berumur lebih dari 30 tahun dan wanita setelah menopause peningkatan kadar asam urat dalam darah terjadi akibat percepatan biosentesis purine dari asam amino atau degradasi purine berlebih akibat adanya kematian sel, dan melalui makanan atau ekresi asam urat melalui ginjal yang tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
- Gordon Neil, R. Radang Sendi (Arthritis), Rajawali Jakarta, 1999.
- Gandasoebrata R, dkk. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, Kedokteran EGC, Jakarta, 1989.
- Sacher, RA. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium edisi II, Kedokteran EGC, Jakarta, 2004.
- Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987
- Terapi Penyakit Degeneratif
- Widmann, FK, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, Kedokteran, EGC, Jakarta, 1989
- Wright Vena. Artirits dan Penggantian Persendian, Dian Rakyat, Jakarta, 2001
Artritis gout
Artritis gout (pirai) adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu Artritis gout.A. Defenisi
Gout adalah suatu bentuk kelainan metabolik dimana natrium biurat akan mengendap dalam kartilago persendian telinga dan pada bagian lain tubuh. (Hinchliff, sue, 1999 : 190)
Artritis gout (pirai) adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu Artritis gout. (Mansjoer Arif, dkk, 2002 : 542).
B. Etiologi
Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal menosodium urat monohidrat. Penyakit ini termasuk golongan kelainan metabolik berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia.
Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena :
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
· Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
· Gout skunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia, terutamabila diobati dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia uera, dan mielofibrosis:
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
· Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli distal ginjal yang sehat
· Gout skunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal
3. Perombakan dalam usus yang berkurang
C. Manifestasi Klinis
Ditandai dengan adanya atritis, tofi, dan batu ginjal, yang menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Akibatnya sering terbentuk tofi pada daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo achill es pada metatar sofalange al digiti 1.
Serangan sering kali terjadi pada malam hari, tofi merupakan penimbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan, bursa dan jaringan lunak.
D. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg%, normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
Pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk menegakkan diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan kental sekali.
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan serangan akut
Obat yang diberikan :
· Kolkisin
· Oains
· Kortikosteroid
· Analgesik
· Tirah baring.
2. Penatalaksanaan periode antara
· Diet
· Hindari obat – obatan yang mengakibatkan hiperurisemia
· Kolkisin
· Penurunan kadar asam urat serum.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Sendi yang sakit (biasanya sendi metatarsotabngeal dari jari – jari yang besar), nyeri berat, nyeri tekan.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynoud jari tangan / kaki (misal : kemerahan, nyeri sekali bila disentuh)
3. Makanan / Cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat : mual, anorexia
Tanda : - Penurunan berat badan
- Lemah
4. Nuerosensosi
Gejala : Kebas / nyeri / kesemutan pada jari kaki
Tanda : Pembengkakan nyeri sendiri.
5. Nyeri
Gejala : Nyeri umum atau lokal, sakit kepala, peningkatan panas (suhu tubuh)
Tanda : Pembengkakan, nyeri berat, nyeri tekan, rasa nyeri kronis atau kekakuan (terutama pada malam hari).
6. Keamanan
Gejala : Kulit berkilau, tofi subkutan : telinga, persendian, knukles
7. Eliminasi
Terjadi konstipasi.
B. Diagosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang ditegakkan oleh Suster Marylin adalah sebagai berikut :
1. DX. I
Nyeri yang berhubungan dengan pirai dan edema
2. DX. II
Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian
3. DX. III
Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan konstipasi
4. DX. IV
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengobatan dan penatalaksanaan perawatan dirumah.
C. Perencanaan
Perencanaan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :
1. DX. I
Tujuan : Nyeri klien teratasi
KH :
- Tidak terdapat edema
Perencanaan :
- Kaji intensitas, letak dan tipe nyeri, gunakan skala peringkat nyeri
- Pertahankan pasien dalam posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk dikursi
- Tinggian area yang sakit untuk mengurangi edema dan meningkatkan aliran balik vena
- Berikan masase yang lembut
- Ajarkan tehnik relaksasi
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.
Rasionalisasi :
- Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program
- Untuk membatasi nyeri / cedera sendiri
- Mengistirahatkan sendi – sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral
- Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot
- Untuk mengurangi rasa nyeri
- Untuk mengurangi rasa nyeri.
2. DX. II
Tujuan : Kerusakan mobilitas fisik dapat teratasi
KH :
- Nyeri persendian dapat berkurang sampai dengan hilang.
Perencanaan :
- Tingkatkan aktivitas bila nyeri dan bengkak berkurang
- Ambulasidyn bantuan ; gunakan walker atau tongkat
- Lakukan latihan rentang gerak dengan hati – hati pada sendi yang sakit
- Tingkatkan kembalinya pada aktivitas normal
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengurangi rasa nyeri
Rasionalisasi :
- Mengembalikan kekuatan otot
- Membantu dan mempermudah dalam melakukan aktivitas
- Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot, dan stamina umum
- Mengurangi ketegangan otot dan mengembalikan kekuatan otot
- Untuk mengurangi rasa nyeri dan dapat kembali melakukan aktivitas.
3. DX. III
Tujuan : Gangguan pada eliminasi teratasi
KH :
- Tidak terjadi konstipasi.
Perencanaan :
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Kaji penyebab klien mengalami konstipasi
- Berikan klien makanan yang mengandung banyak serat
- Anjurkan klien untuk banyak makan buah
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.
Rasionalisasi :
- Untuk lebih memperlancarkan BAB
- Untuk mengetahui penyebab klien mengalami konstipasikan mempermudah menentukan Perencanaan selanjutnya
- Untuk memperlancar BAB
- Untuk memperlancar BAB
- Untuk memperlancar BAB
4. DX. IV
Tujuan : Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan
Perencanaan :
- Berikan jadwal pengobatan, termasuk nama, dosis, tujuan dan efek samping dan jelaskan pentingnnya minum kolkisin setiap jam saat serangan akut
- Laporkan efek samping pengobatan dengan segera, hindari salsilat bila minum probenesia
- Diskusikan pentingnya diet, latihan dan program istirahat
- Berikan dorongan untuk melakukan kunjungan dokter.
Rasionalisasi :
- Klien dapat memahami proses penyakit, pengobatan serta penatalaksanaannya
- Agar dapat mengantisipasi lebih awal dan mempermudah menentukan intervensi selanjutnya
- Mengetahui kemajuan maupun kemunduran dalam proses pengobatan.
BAB IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
1. Artritis Gout adalah :
· Suatu bentuk kelainan metabolik dimana natrium biurat akan mengendap dalam kartilago persendian telinga dan pada bagian lain tubuh. (Hinchliff, sue, 1999 : 190)
· Suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu Artritis gout. (Mansjoer Arif, dkk, 2002 : 542).
2. Diagnosa Keperawatan
DX. I : Nyeri yang berhubungan dengan pirai dan edema
DX. II : Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian
DX. III : Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan konstipasi
DX. IV : Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengobatan dan penatalaksanaan perawatan dirumah.
B. Saran
Hendaknya perawat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memberi pendidikan kesehatan dan asuhan keperawatan agar dapat memperkuat peran perawat sebagai advokat pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Marlyyn suster, Standar Keperawatan Pasien, 1999, Jakarta : EGC.
Arif Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, 2000, Jakarta : EGC
Read More
Gout adalah suatu bentuk kelainan metabolik dimana natrium biurat akan mengendap dalam kartilago persendian telinga dan pada bagian lain tubuh. (Hinchliff, sue, 1999 : 190)
Artritis gout (pirai) adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu Artritis gout. (Mansjoer Arif, dkk, 2002 : 542).
B. Etiologi
Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal menosodium urat monohidrat. Penyakit ini termasuk golongan kelainan metabolik berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia.
Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena :
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
· Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
· Gout skunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit lain seperti leukemia, terutamabila diobati dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia uera, dan mielofibrosis:
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
· Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli distal ginjal yang sehat
· Gout skunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal
3. Perombakan dalam usus yang berkurang
C. Manifestasi Klinis
Ditandai dengan adanya atritis, tofi, dan batu ginjal, yang menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal monosodium urat yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Akibatnya sering terbentuk tofi pada daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo achill es pada metatar sofalange al digiti 1.
Serangan sering kali terjadi pada malam hari, tofi merupakan penimbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan, bursa dan jaringan lunak.
D. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg%, normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
Pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk menegakkan diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan kental sekali.
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan serangan akut
Obat yang diberikan :
· Kolkisin
· Oains
· Kortikosteroid
· Analgesik
· Tirah baring.
2. Penatalaksanaan periode antara
· Diet
· Hindari obat – obatan yang mengakibatkan hiperurisemia
· Kolkisin
· Penurunan kadar asam urat serum.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Sendi yang sakit (biasanya sendi metatarsotabngeal dari jari – jari yang besar), nyeri berat, nyeri tekan.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynoud jari tangan / kaki (misal : kemerahan, nyeri sekali bila disentuh)
3. Makanan / Cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat : mual, anorexia
Tanda : - Penurunan berat badan
- Lemah
4. Nuerosensosi
Gejala : Kebas / nyeri / kesemutan pada jari kaki
Tanda : Pembengkakan nyeri sendiri.
5. Nyeri
Gejala : Nyeri umum atau lokal, sakit kepala, peningkatan panas (suhu tubuh)
Tanda : Pembengkakan, nyeri berat, nyeri tekan, rasa nyeri kronis atau kekakuan (terutama pada malam hari).
6. Keamanan
Gejala : Kulit berkilau, tofi subkutan : telinga, persendian, knukles
7. Eliminasi
Terjadi konstipasi.
B. Diagosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang ditegakkan oleh Suster Marylin adalah sebagai berikut :
1. DX. I
Nyeri yang berhubungan dengan pirai dan edema
2. DX. II
Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian
3. DX. III
Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan konstipasi
4. DX. IV
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengobatan dan penatalaksanaan perawatan dirumah.
C. Perencanaan
Perencanaan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :
1. DX. I
Tujuan : Nyeri klien teratasi
KH :
- Tidak terdapat edema
Perencanaan :
- Kaji intensitas, letak dan tipe nyeri, gunakan skala peringkat nyeri
- Pertahankan pasien dalam posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk dikursi
- Tinggian area yang sakit untuk mengurangi edema dan meningkatkan aliran balik vena
- Berikan masase yang lembut
- Ajarkan tehnik relaksasi
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.
Rasionalisasi :
- Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program
- Untuk membatasi nyeri / cedera sendiri
- Mengistirahatkan sendi – sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral
- Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot
- Untuk mengurangi rasa nyeri
- Untuk mengurangi rasa nyeri.
2. DX. II
Tujuan : Kerusakan mobilitas fisik dapat teratasi
KH :
- Nyeri persendian dapat berkurang sampai dengan hilang.
Perencanaan :
- Tingkatkan aktivitas bila nyeri dan bengkak berkurang
- Ambulasidyn bantuan ; gunakan walker atau tongkat
- Lakukan latihan rentang gerak dengan hati – hati pada sendi yang sakit
- Tingkatkan kembalinya pada aktivitas normal
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengurangi rasa nyeri
Rasionalisasi :
- Mengembalikan kekuatan otot
- Membantu dan mempermudah dalam melakukan aktivitas
- Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot, dan stamina umum
- Mengurangi ketegangan otot dan mengembalikan kekuatan otot
- Untuk mengurangi rasa nyeri dan dapat kembali melakukan aktivitas.
3. DX. III
Tujuan : Gangguan pada eliminasi teratasi
KH :
- Tidak terjadi konstipasi.
Perencanaan :
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Kaji penyebab klien mengalami konstipasi
- Berikan klien makanan yang mengandung banyak serat
- Anjurkan klien untuk banyak makan buah
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.
Rasionalisasi :
- Untuk lebih memperlancarkan BAB
- Untuk mengetahui penyebab klien mengalami konstipasikan mempermudah menentukan Perencanaan selanjutnya
- Untuk memperlancar BAB
- Untuk memperlancar BAB
- Untuk memperlancar BAB
4. DX. IV
Tujuan : Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan
Perencanaan :
- Berikan jadwal pengobatan, termasuk nama, dosis, tujuan dan efek samping dan jelaskan pentingnnya minum kolkisin setiap jam saat serangan akut
- Laporkan efek samping pengobatan dengan segera, hindari salsilat bila minum probenesia
- Diskusikan pentingnya diet, latihan dan program istirahat
- Berikan dorongan untuk melakukan kunjungan dokter.
Rasionalisasi :
- Klien dapat memahami proses penyakit, pengobatan serta penatalaksanaannya
- Agar dapat mengantisipasi lebih awal dan mempermudah menentukan intervensi selanjutnya
- Mengetahui kemajuan maupun kemunduran dalam proses pengobatan.
BAB IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
1. Artritis Gout adalah :
· Suatu bentuk kelainan metabolik dimana natrium biurat akan mengendap dalam kartilago persendian telinga dan pada bagian lain tubuh. (Hinchliff, sue, 1999 : 190)
· Suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu Artritis gout. (Mansjoer Arif, dkk, 2002 : 542).
2. Diagnosa Keperawatan
DX. I : Nyeri yang berhubungan dengan pirai dan edema
DX. II : Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian
DX. III : Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan konstipasi
DX. IV : Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengobatan dan penatalaksanaan perawatan dirumah.
B. Saran
Hendaknya perawat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memberi pendidikan kesehatan dan asuhan keperawatan agar dapat memperkuat peran perawat sebagai advokat pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Marlyyn suster, Standar Keperawatan Pasien, 1999, Jakarta : EGC.
Arif Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, 2000, Jakarta : EGC
SEPSIS
SEPSIS Adalah sindrome yang dikarakteristikkan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah, yang dapat berkurang kearah septisemia dan syok septik.
DASAR DATA PENGKAJIAN
v Aktivitas/Istirahat
Gejala Malaise.
v Sirkulasi
Tanda Tekanan darah normal/ sedikit dibawah jangkauan normal (selama hasil curah jantung tetap meningkat).
v Eliminasi
Gejala Diare.
v Makanan /Cairan
Gejala Anorexia, mual/muntah.
Tanda Penurunan BB menurun, penurunan lemak subkutan/masa otot, penurunan haluaran, konsentrasi urine, oliguria, anuria.
v Neurosensori
Gejala Sakit kepala, pusing, pingsan.
Tanda Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi, delinum/koma.
v Nyeri/Kenyamanan
Gejala Kejang abdominal, lokalisasi rasa sakit / ketidaknyamanan urtikaria / pruritus umum.
v Pernafasan
Gejala Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, penggunaan kortikosteroid.
Tanda Suhu meningkat, mungkin normal pada lansia atau menggigil, luka yang sulit / lama sembuh, drainase purulen, lokalisasi edema.
v Seksualitas
Gejala Pruntus perineal
Tanda Baru saja menjalani kelahiran / aborsi, pengeringan vagina purulen.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DX I :
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
K/H :
Menunjukkan penyembuhan bebas dari sekresi purulen afebris.
Intervensi :
- Berikan isolasi / pantau pengunjung sesuai indikasi
Rasionalisasi :
Isolasi luka / linen dan mencuci tangan adalah yang dibutuhkan untuk mengalirkan luka, sementara isolasi / pembatasan pengunjung dibutuhkan untuk melindungi pasien imunosupresi, mengurangi resiko infeksi.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
Rasionalisasi :
Mengurangi kontaminasi silang
- Atur posisi sesering mungkin, nafas dalam / batuk
Rasionalisasi :
Bersihan paru yang baik mencegah pneumoni
- Dorong pasien untuk menutup mulut / hidung dengan tisu pada waktu batuk / bersin
Rasionalisasi :
Mencegah penyeran infeksi mill droplet udara
- Lakukan inspeksi terhadap luka / sisi alat infasif setiap hari, berikan perhatian utama terhadap jalur hiperalimentasi
Rasionalisasi :
Mencatat tanda-tanda inflamasi / infeksi lokal, dan mengidentifikasi infeksi sekunder
Kolaborasi :
- Dapatkan spesimen urine, darah, spuntum, luka, jalur / selang invasif sesuai dengan petunjuk untuk pewarnaan gram, kultur dan sensitivitas
Rasionalisasi :
Identifikasi terhadap organisme septisemia adalah penting bagi efektivitas pengobatan.
2. DX II :
Hipertemi berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme penyakit.
K/H :
Suhu kembali dalam batas normal bebas dari kedinginan.
Intervensi :
- Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil/diaforesis
Rasionalisasi :
Suhu tinggi menunjukkan proses penyakit infeksius akut, pola demam dapat membantu dalam diagnosis
- Pantau suhui lingkungan, batasi/tambah linen tempat tidur sesuai indikasi
Rasionalisasi :
Suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal
- Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol
Rasionalisasi :
Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan air es / alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual
Kolaborasi :
- Berikan antipiretik mis : ASA (aspirin) asetaminofen (tylenol)
Rasionalisasi :
Mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme dan meningkatkan autodekstruksi dari sel-sel yang terinveksi
- Berikan selimut pendingin
Rasionalisasi :
Menurunkan / demam umumnya lebih besar dari 39,5 – 40o C pada waktu terjadi kerusakan / gangguan pada otak.
3. DX III :
Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemi relatif.
K/H :
- Menunjukkan perfusi adekuat yang dibuktikan tanda-tanda vital stabil
- Nadi perifer jelas
- Kulit hangat dan kering
- Tingkat kesadaran umum
- Bising usus aktif
Intervensi :
- Pertahankan tirah baring, bantu dengan aktivitas perawatan
Rasionalisasi :
Menurunkan kerja miocard dan konsumsi O2, memaksimalkan efektivitas dari perfusi jaringan
- Pantau kecenderungan pada tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan denyut
Rasionalisasi :
Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan mikroorganisme menyerang aliran darah menstimulasi pelepasan atau aktivitas dari substansi hormonal maupun kimiawi yang umumnya menghasilkan vasodilatasi perifer
- Pantau frekuensi dan irama jantung, perhatikan disritmia
Rasionalisasi :
Bila terjadi takikardi, mengacu pada stimulasi sekunder sistem saraf simpatis untuk menggantikan kerusakan pada hipovolimia relatif dan hipertensi, disritmia jatung dapat terjadi sebagai akibat hipoxia.
- Auskultasi bising usus
Rasionalisasi :
Penurunan aliran darah pada mesentrium (vasokonstriksi splaknik) menurunkan peristaltik dan dapat menimbulkan ileus peristaltik
- Pantau pH gaster sisi petunjuk
Rasionalisasi :
Stres dari penyakit dan penggunaan steroid meningkat resiko erosi / perdarahan mukosa gaster
Kolaborasi :
- Berikan cairan parenmteral
Rasionalisasi :
Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi
4. DX IV :
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan pada vasodilatasi / kompartemen vasculer.
K/H :
- Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
- Tanda-tanda vital normal
- Nadi ferifer teraba
- Haluasan urine adekuat
Intervensi :
- Ukur / catat haluaran urine dan berat jenis, catat ketidakseimbangan masukan dan haluaran kumulatif
Rasionalisasi :
Penurunan haluaran urine dan berat jenis akan menyebabkan hipolemi
- Pantau tekanan darah dan denyut jantung
Rasionalisasi :
Pengurangan dalam sirkulasi volume cairan dapat mengurangi tekanan darah / cup, mekanisme kompensasi awal dari takikardia untuk meningkatkan curah jantung dan meningkatkan tekanan darah sistemik
- Kaji membran mukosa; kering, turgor kulit kurang baik dan rasa haus
Rasionalisasi :
Hipovolemi / cairan ruang ketiga akan memperkuat tanda-tanda dehidrasi
- Amati edema dependen / perifer pada sakrum, skrotum, punggung, kaki
Rasionalisasi :
Kehilangan cairan dari kompartemen vaskuler kedalam ruang interstitial akan menyebabkan edema jaringan
Kolaborasi :
- Berikan cairan IV, mis : kristaloid (DSW, NS) dan koloid, sesuai indikasi
Rasionalisasi :
Sejumlah cairan mungkin dibutuhkan untuk mengatasi hipovolemia relatif, menggantikan kehilangan dengan meningkatkan premeabilitas kapiler.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Fakultas UGM Yogyakarta.
Read More
DASAR DATA PENGKAJIAN
v Aktivitas/Istirahat
Gejala Malaise.
v Sirkulasi
Tanda Tekanan darah normal/ sedikit dibawah jangkauan normal (selama hasil curah jantung tetap meningkat).
v Eliminasi
Gejala Diare.
v Makanan /Cairan
Gejala Anorexia, mual/muntah.
Tanda Penurunan BB menurun, penurunan lemak subkutan/masa otot, penurunan haluaran, konsentrasi urine, oliguria, anuria.
v Neurosensori
Gejala Sakit kepala, pusing, pingsan.
Tanda Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi, delinum/koma.
v Nyeri/Kenyamanan
Gejala Kejang abdominal, lokalisasi rasa sakit / ketidaknyamanan urtikaria / pruritus umum.
v Pernafasan
Gejala Takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan, penggunaan kortikosteroid.
Tanda Suhu meningkat, mungkin normal pada lansia atau menggigil, luka yang sulit / lama sembuh, drainase purulen, lokalisasi edema.
v Seksualitas
Gejala Pruntus perineal
Tanda Baru saja menjalani kelahiran / aborsi, pengeringan vagina purulen.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DX I :
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
K/H :
Menunjukkan penyembuhan bebas dari sekresi purulen afebris.
Intervensi :
- Berikan isolasi / pantau pengunjung sesuai indikasi
Rasionalisasi :
Isolasi luka / linen dan mencuci tangan adalah yang dibutuhkan untuk mengalirkan luka, sementara isolasi / pembatasan pengunjung dibutuhkan untuk melindungi pasien imunosupresi, mengurangi resiko infeksi.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
Rasionalisasi :
Mengurangi kontaminasi silang
- Atur posisi sesering mungkin, nafas dalam / batuk
Rasionalisasi :
Bersihan paru yang baik mencegah pneumoni
- Dorong pasien untuk menutup mulut / hidung dengan tisu pada waktu batuk / bersin
Rasionalisasi :
Mencegah penyeran infeksi mill droplet udara
- Lakukan inspeksi terhadap luka / sisi alat infasif setiap hari, berikan perhatian utama terhadap jalur hiperalimentasi
Rasionalisasi :
Mencatat tanda-tanda inflamasi / infeksi lokal, dan mengidentifikasi infeksi sekunder
Kolaborasi :
- Dapatkan spesimen urine, darah, spuntum, luka, jalur / selang invasif sesuai dengan petunjuk untuk pewarnaan gram, kultur dan sensitivitas
Rasionalisasi :
Identifikasi terhadap organisme septisemia adalah penting bagi efektivitas pengobatan.
2. DX II :
Hipertemi berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme penyakit.
K/H :
Suhu kembali dalam batas normal bebas dari kedinginan.
Intervensi :
- Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil/diaforesis
Rasionalisasi :
Suhu tinggi menunjukkan proses penyakit infeksius akut, pola demam dapat membantu dalam diagnosis
- Pantau suhui lingkungan, batasi/tambah linen tempat tidur sesuai indikasi
Rasionalisasi :
Suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal
- Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol
Rasionalisasi :
Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan air es / alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual
Kolaborasi :
- Berikan antipiretik mis : ASA (aspirin) asetaminofen (tylenol)
Rasionalisasi :
Mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme dan meningkatkan autodekstruksi dari sel-sel yang terinveksi
- Berikan selimut pendingin
Rasionalisasi :
Menurunkan / demam umumnya lebih besar dari 39,5 – 40o C pada waktu terjadi kerusakan / gangguan pada otak.
3. DX III :
Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemi relatif.
K/H :
- Menunjukkan perfusi adekuat yang dibuktikan tanda-tanda vital stabil
- Nadi perifer jelas
- Kulit hangat dan kering
- Tingkat kesadaran umum
- Bising usus aktif
Intervensi :
- Pertahankan tirah baring, bantu dengan aktivitas perawatan
Rasionalisasi :
Menurunkan kerja miocard dan konsumsi O2, memaksimalkan efektivitas dari perfusi jaringan
- Pantau kecenderungan pada tekanan darah, mencatat perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan denyut
Rasionalisasi :
Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan mikroorganisme menyerang aliran darah menstimulasi pelepasan atau aktivitas dari substansi hormonal maupun kimiawi yang umumnya menghasilkan vasodilatasi perifer
- Pantau frekuensi dan irama jantung, perhatikan disritmia
Rasionalisasi :
Bila terjadi takikardi, mengacu pada stimulasi sekunder sistem saraf simpatis untuk menggantikan kerusakan pada hipovolimia relatif dan hipertensi, disritmia jatung dapat terjadi sebagai akibat hipoxia.
- Auskultasi bising usus
Rasionalisasi :
Penurunan aliran darah pada mesentrium (vasokonstriksi splaknik) menurunkan peristaltik dan dapat menimbulkan ileus peristaltik
- Pantau pH gaster sisi petunjuk
Rasionalisasi :
Stres dari penyakit dan penggunaan steroid meningkat resiko erosi / perdarahan mukosa gaster
Kolaborasi :
- Berikan cairan parenmteral
Rasionalisasi :
Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi
4. DX IV :
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan pada vasodilatasi / kompartemen vasculer.
K/H :
- Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
- Tanda-tanda vital normal
- Nadi ferifer teraba
- Haluasan urine adekuat
Intervensi :
- Ukur / catat haluaran urine dan berat jenis, catat ketidakseimbangan masukan dan haluaran kumulatif
Rasionalisasi :
Penurunan haluaran urine dan berat jenis akan menyebabkan hipolemi
- Pantau tekanan darah dan denyut jantung
Rasionalisasi :
Pengurangan dalam sirkulasi volume cairan dapat mengurangi tekanan darah / cup, mekanisme kompensasi awal dari takikardia untuk meningkatkan curah jantung dan meningkatkan tekanan darah sistemik
- Kaji membran mukosa; kering, turgor kulit kurang baik dan rasa haus
Rasionalisasi :
Hipovolemi / cairan ruang ketiga akan memperkuat tanda-tanda dehidrasi
- Amati edema dependen / perifer pada sakrum, skrotum, punggung, kaki
Rasionalisasi :
Kehilangan cairan dari kompartemen vaskuler kedalam ruang interstitial akan menyebabkan edema jaringan
Kolaborasi :
- Berikan cairan IV, mis : kristaloid (DSW, NS) dan koloid, sesuai indikasi
Rasionalisasi :
Sejumlah cairan mungkin dibutuhkan untuk mengatasi hipovolemia relatif, menggantikan kehilangan dengan meningkatkan premeabilitas kapiler.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Fakultas UGM Yogyakarta.
Apendisitis
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10 sampai 30 tahunB. Etiologi
Apendisitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel imfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma.
C. Patofisiologi
Obstruksi apendiks menyebabkan mukosa yang diproduksi mengalami bendungan, makin lama mukosa tersebut makin banyak, dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intra lumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema yang terasa sakit di umbilikus.
- Sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, mukus tersebut akan mengalami infeksi oleh bakteri dan menjadi nanah. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena. Peradangan akan meluas mengenai peritonium setempat sehingga menimbulkan nyeri perut pada kanan bawah. Bila aliran arteri terganggu maka akan terganggu maka akan timbul ganggren dan hal inilah yang disebut dengan Apendiks Perforasi (Junaidi, 1992:341).
- Gejala yang biasa timbul pada Apendiks seperti mual, muntah, nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik Mc. Burney dan disertai dengan Mansjoer, 2000:307-308).
D. Manifestasi Klinis
Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2 – 12 jam nyeri akan beralih kekuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperbesar bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual dan muntah.
Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresif, dan dengan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan suatu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat membantu menentukan lokasi nyri. Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda rovsing, psoas dan obturator positif akan semakin meyakinkan diagnosis klinis apendisitis.
E. Pemeriksaan Penunjang
Akan terjadi leukositosis ringan (10.000 – 20.000/ml) dengan peningkatan jumlah netrofil. Pemeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada ginjal dan saluran kemih.
Paa kasus akut tidak diperbolehkan melakukan barium enema, sedangkan pada aendisitis kronis tindakan ini dibenarkan. Pemeriksaan USG dilakukan bila telah terjadi infiltrat apendikularis.
F. Penatalaksanaan
1. Sebelum Operasi
a. Observasi
Dalam 8 – 12 jam setelah keluhan, tanda dan gejala apendisitis seringkali masih belum jelas. Dalam keadaan ini operasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan. Lakstif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya apendisitis ataupun bentuk peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen dan rectal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang secara periodic. Foto abdomen dan toraks tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyulit lain. Pada kebanyakan kasus, diagnosis dilakukan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam setelah timbulnya keluhan.
b. Intubasi bila perlu
c. Antibiotik
2. Operasi Apendiktomi
3. Pasca Operasi
Bila dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertermia atau gangguan pernafasan. Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah. Baringkan pasien dalam posisi fowler. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan.
Kemudian berikan minuman mulai 15 ml/jam selama 4 – 5 jam lalu naikkan menjadl 30 ml/jam. Keesokan harinya diberikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
4. Penatalaksanaan Gawat Darurat Non Operasi
Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penalataksanan seperti dalam peritonis akut. Dengan demikian, gejala apendisitis akut akan mereda dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang.
G. Komplikasi
Apendisitis adalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan, tetapi penyakit ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai kecenderungan menjadi progresif dan mengalami perforasi. Karena perforasi jarang terjadi dalam 8 jam pertama, observasi aman untuk dilakukan dalam masa tertentu.
Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadran untuk kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang terlokalisasi, ileus, demam, malaise dan leukositosis semakin jelas. Bila perforasi dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadi sejak pasien pertama kali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti.
Bila terbentuk abses apendiks akan teraba massa dikuadran kanan bawah yang cenderung menggelembung kearah rektum atau vagina. Terapi dini dapat diberikan kombinasi antibiotik (biasanya ampisilin, gentamisin, metronidazol, atau klindamisin). Dengan sediaan ini abses akan segera menghilang dan pendiktomi dapat dilakukan 6 – 12 minggu kemudian.
TINJAUAN KASUS SECARA TEORITIS
A. Pengkajian Data Subjektif
1. Klien mengeluh nyeri pada daerah Mc. Burney
2. Nyeri bertambah apabila digerakkan
3. Klien mengatakan mual dan muntah, tidak ada nafsu makan
4. Klien mengatakan tidak bisa istirahat dan tidur
B. Pengkajian Data Subjektif
1. Klien tampak lemah
2. Klien tidak ada nafsu makan
3. Ekspresi wajah meringis
4. Mata klien tampak cekung
5. Klien selalu berbaring, aktivitas klien dibantu, klien terpasan infus dan kateter.
C. Penunjang Diagnosa
1. Rontgen abdomen
2. Laboratorium, leukosit meningkat
D. Diagnosa Keperawatan
· Diagnosa keperawatan secara umum menurut Barbara Engram tahun 1999 adalah sebagai berikut :
1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi / takut tentang beberapa aspek pembedahan.
· Diagosa keperawatan yang muncul menurut Susan Martin Tucker, dkk tahun 1999 adalah sebagai berikut :
1. Perubahan eliminasi perkemihan (oliguria) berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal untuk mengekstrak air.
3. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal utuk mengatur dan mengeluarkan elektrolit.
- Diagnosa keperawatan yang mucul menurut Marilynn E. Doenges adalah sebagai berikut :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.
E. Perencanaan
· Perencanaan menurut Barbara Engram :
1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi / pre operasi.
Tujuan : Ansietas hilang/berkurang
Kriteria hasil : Cemas berkurang, ekspresi wajah rileks
Intervensi :
- Jelaskan apa tindakan yang akan dilakukan
- Biarkan klien mengungkapkan perasaan tentang pengalaman operasi.
- Beritahu dokter jika ada kelainan hasil tes laboratorium
Rasionalisasi :
- Diharapkan dapat membantu mengurangi ansietas klien
- Mendorong keterlibatan klien dalam perawatan diri
- Mengurangi resiko yang tidak diinginkan
· Perencanaan menurut Susan Martin Tucker :
1. Perubahan eliminasi perkemihan (oliguria) berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Tujuan : Eliminasi klien kembali normal
Kriteria hasil :
- Klien mempertahankan tingkat eliminasi perkemihan yang ada/lebih baik.
- Nilai laboratorium normal untuk BUN dan kreatinin dalam 2 minggu.
Intervensi :
- Perawatan kateer setiap 8 jam
- Ukur masukan dan haluaran dengan adekuat
- Berikan D5W IV sesuai pesanan
Rasionalisasi :
- Mengetahui tingkat perkembangan dan menjaga kateter agar tetap baik
- Mengetahui jumlah masukan dan haluaran
- Untuk keseimbangan cairan
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal untuk mengekstrak air.
Tujuan : Volume cairan kembali normal
Kriteria hasil :
- Klien menunjukkan tidak ada kelebihan volume cairan
- Tidak ada edema pitting perifer
Intervensi :
- Pantau tanda-tanda vital
- Timbang berat badan pasien
- Berikan es batu untuk mengontrol haus
Rasionalisasi :
- Langkah dasar untuk menentukan intervesi
- Mengetahui tingkat perkembangan klien
- Mengetahui apakah klien haus/tidak
3. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal untuk mengatur dan mengeluarkan elektrolit
Tujuan : Klien mempertahankan kadar kalium serum
Kriteria hasil :
- Kalium serum < 4,5
- Tidak ada tanda dan gejala hiperkalemia
Intervensi :
- Pantau elektrolit serum tiap 4 jam
- Pantau dan laporkan gejaala ketidakseimbangan kalium
- Berikan kalium sesuai pesanan
Rasionalisasi :
- Mengetahui tingkat perkembangan klien
- Untuk menghindari komplikasi lebih lanjut
- Mengurangi resiko dehidrasi
· Perencanaan menurut Marilynn E. Doenges :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik.
Tujuan : Volume cairan dan elektrolit terpenuhi
Kriteria hasil : Kelembapan membran mukosa, turgor kulit baik, tanda-tanda vital stabil, haluaran urin adekuat.
Intervensi :
- Pantau vital sign setiap 2 jam sekali
- Pantau intake-output cairan
- Berikan cairan sesuai kebutuhan
Rasionalisasi :
- Tindakan dasar untuk melakukan intervensi
- Mengurangi resiko dehidrasi
- Agar kebutuhan cairan klien terpenuhi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil : Rasa nyeri berkurang/hilang, ekspresi wajah tenang.
Intervensi :
- Kaji tingkat nyeri, lokasi, lamanya, intensitas dan karakternya
- Ajarkan teknik relaksasi
- Berikan posisi yang menyenangkan sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
Rasionalisasi :
- Untuk mengetahui tingkat nyeri
- Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien
- Agar klien nyaman dengan posisinya
- Agar dokter dapat memberikan terapi sesuai penyakit klien
F. Evaluasi
Kemungkinan yang dapat dijumpai alam evaluasi adalah :
1. Tujuan tercapai, yaitu jika klien menunjukkan perubahan dari kriteria hasil yang ditemukan.
2. Tujuan tercapai sebagian, yaitu klien menunjukkan perubahan sebagian dengan kriteria hasil yang ditentukan.
3. Tujuan tidak tercapai, yaitu jika klien tidak menunjukkan perubahan / kemajuan.
(Sumber: Rencana Asuhan Keperawatan, EGC : Edisi 3, Hal : 508).
DAFTAR PUSTAKA
- Mansjoer, Arif, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Fakultas Kedokteran, EGC : Jakarta.
- Carpenito, L.J, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi Enam, EGC : Jakarta.
- Doenges, M.E, 1993, Rencanan Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC.
- Tucker, Susan. M. 1999. Standar Perawatan Pasien Edisi V, EGC : Jakarta.
Read More
Apendisitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasia folikel imfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma.
C. Patofisiologi
Obstruksi apendiks menyebabkan mukosa yang diproduksi mengalami bendungan, makin lama mukosa tersebut makin banyak, dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intra lumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema yang terasa sakit di umbilikus.
- Sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, mukus tersebut akan mengalami infeksi oleh bakteri dan menjadi nanah. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena. Peradangan akan meluas mengenai peritonium setempat sehingga menimbulkan nyeri perut pada kanan bawah. Bila aliran arteri terganggu maka akan terganggu maka akan timbul ganggren dan hal inilah yang disebut dengan Apendiks Perforasi (Junaidi, 1992:341).
- Gejala yang biasa timbul pada Apendiks seperti mual, muntah, nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik Mc. Burney dan disertai dengan Mansjoer, 2000:307-308).
D. Manifestasi Klinis
Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2 – 12 jam nyeri akan beralih kekuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperbesar bila berjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual dan muntah.
Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresif, dan dengan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan suatu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat membantu menentukan lokasi nyri. Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda rovsing, psoas dan obturator positif akan semakin meyakinkan diagnosis klinis apendisitis.
E. Pemeriksaan Penunjang
Akan terjadi leukositosis ringan (10.000 – 20.000/ml) dengan peningkatan jumlah netrofil. Pemeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada ginjal dan saluran kemih.
Paa kasus akut tidak diperbolehkan melakukan barium enema, sedangkan pada aendisitis kronis tindakan ini dibenarkan. Pemeriksaan USG dilakukan bila telah terjadi infiltrat apendikularis.
F. Penatalaksanaan
1. Sebelum Operasi
a. Observasi
Dalam 8 – 12 jam setelah keluhan, tanda dan gejala apendisitis seringkali masih belum jelas. Dalam keadaan ini operasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan. Lakstif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya apendisitis ataupun bentuk peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen dan rectal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang secara periodic. Foto abdomen dan toraks tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyulit lain. Pada kebanyakan kasus, diagnosis dilakukan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam setelah timbulnya keluhan.
b. Intubasi bila perlu
c. Antibiotik
2. Operasi Apendiktomi
3. Pasca Operasi
Bila dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertermia atau gangguan pernafasan. Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah. Baringkan pasien dalam posisi fowler. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan.
Kemudian berikan minuman mulai 15 ml/jam selama 4 – 5 jam lalu naikkan menjadl 30 ml/jam. Keesokan harinya diberikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
4. Penatalaksanaan Gawat Darurat Non Operasi
Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penalataksanan seperti dalam peritonis akut. Dengan demikian, gejala apendisitis akut akan mereda dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang.
G. Komplikasi
Apendisitis adalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan, tetapi penyakit ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai kecenderungan menjadi progresif dan mengalami perforasi. Karena perforasi jarang terjadi dalam 8 jam pertama, observasi aman untuk dilakukan dalam masa tertentu.
Tanda-tanda perforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadran untuk kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang terlokalisasi, ileus, demam, malaise dan leukositosis semakin jelas. Bila perforasi dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadi sejak pasien pertama kali datang, diagnosis dapat ditegakkan dengan pasti.
Bila terbentuk abses apendiks akan teraba massa dikuadran kanan bawah yang cenderung menggelembung kearah rektum atau vagina. Terapi dini dapat diberikan kombinasi antibiotik (biasanya ampisilin, gentamisin, metronidazol, atau klindamisin). Dengan sediaan ini abses akan segera menghilang dan pendiktomi dapat dilakukan 6 – 12 minggu kemudian.
TINJAUAN KASUS SECARA TEORITIS
A. Pengkajian Data Subjektif
1. Klien mengeluh nyeri pada daerah Mc. Burney
2. Nyeri bertambah apabila digerakkan
3. Klien mengatakan mual dan muntah, tidak ada nafsu makan
4. Klien mengatakan tidak bisa istirahat dan tidur
B. Pengkajian Data Subjektif
1. Klien tampak lemah
2. Klien tidak ada nafsu makan
3. Ekspresi wajah meringis
4. Mata klien tampak cekung
5. Klien selalu berbaring, aktivitas klien dibantu, klien terpasan infus dan kateter.
C. Penunjang Diagnosa
1. Rontgen abdomen
2. Laboratorium, leukosit meningkat
D. Diagnosa Keperawatan
· Diagnosa keperawatan secara umum menurut Barbara Engram tahun 1999 adalah sebagai berikut :
1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi / takut tentang beberapa aspek pembedahan.
· Diagosa keperawatan yang muncul menurut Susan Martin Tucker, dkk tahun 1999 adalah sebagai berikut :
1. Perubahan eliminasi perkemihan (oliguria) berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal untuk mengekstrak air.
3. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal utuk mengatur dan mengeluarkan elektrolit.
- Diagnosa keperawatan yang mucul menurut Marilynn E. Doenges adalah sebagai berikut :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.
E. Perencanaan
· Perencanaan menurut Barbara Engram :
1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi / pre operasi.
Tujuan : Ansietas hilang/berkurang
Kriteria hasil : Cemas berkurang, ekspresi wajah rileks
Intervensi :
- Jelaskan apa tindakan yang akan dilakukan
- Biarkan klien mengungkapkan perasaan tentang pengalaman operasi.
- Beritahu dokter jika ada kelainan hasil tes laboratorium
Rasionalisasi :
- Diharapkan dapat membantu mengurangi ansietas klien
- Mendorong keterlibatan klien dalam perawatan diri
- Mengurangi resiko yang tidak diinginkan
· Perencanaan menurut Susan Martin Tucker :
1. Perubahan eliminasi perkemihan (oliguria) berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Tujuan : Eliminasi klien kembali normal
Kriteria hasil :
- Klien mempertahankan tingkat eliminasi perkemihan yang ada/lebih baik.
- Nilai laboratorium normal untuk BUN dan kreatinin dalam 2 minggu.
Intervensi :
- Perawatan kateer setiap 8 jam
- Ukur masukan dan haluaran dengan adekuat
- Berikan D5W IV sesuai pesanan
Rasionalisasi :
- Mengetahui tingkat perkembangan dan menjaga kateter agar tetap baik
- Mengetahui jumlah masukan dan haluaran
- Untuk keseimbangan cairan
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal untuk mengekstrak air.
Tujuan : Volume cairan kembali normal
Kriteria hasil :
- Klien menunjukkan tidak ada kelebihan volume cairan
- Tidak ada edema pitting perifer
Intervensi :
- Pantau tanda-tanda vital
- Timbang berat badan pasien
- Berikan es batu untuk mengontrol haus
Rasionalisasi :
- Langkah dasar untuk menentukan intervesi
- Mengetahui tingkat perkembangan klien
- Mengetahui apakah klien haus/tidak
3. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal untuk mengatur dan mengeluarkan elektrolit
Tujuan : Klien mempertahankan kadar kalium serum
Kriteria hasil :
- Kalium serum < 4,5
- Tidak ada tanda dan gejala hiperkalemia
Intervensi :
- Pantau elektrolit serum tiap 4 jam
- Pantau dan laporkan gejaala ketidakseimbangan kalium
- Berikan kalium sesuai pesanan
Rasionalisasi :
- Mengetahui tingkat perkembangan klien
- Untuk menghindari komplikasi lebih lanjut
- Mengurangi resiko dehidrasi
· Perencanaan menurut Marilynn E. Doenges :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik.
Tujuan : Volume cairan dan elektrolit terpenuhi
Kriteria hasil : Kelembapan membran mukosa, turgor kulit baik, tanda-tanda vital stabil, haluaran urin adekuat.
Intervensi :
- Pantau vital sign setiap 2 jam sekali
- Pantau intake-output cairan
- Berikan cairan sesuai kebutuhan
Rasionalisasi :
- Tindakan dasar untuk melakukan intervensi
- Mengurangi resiko dehidrasi
- Agar kebutuhan cairan klien terpenuhi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil : Rasa nyeri berkurang/hilang, ekspresi wajah tenang.
Intervensi :
- Kaji tingkat nyeri, lokasi, lamanya, intensitas dan karakternya
- Ajarkan teknik relaksasi
- Berikan posisi yang menyenangkan sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
Rasionalisasi :
- Untuk mengetahui tingkat nyeri
- Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien
- Agar klien nyaman dengan posisinya
- Agar dokter dapat memberikan terapi sesuai penyakit klien
F. Evaluasi
Kemungkinan yang dapat dijumpai alam evaluasi adalah :
1. Tujuan tercapai, yaitu jika klien menunjukkan perubahan dari kriteria hasil yang ditemukan.
2. Tujuan tercapai sebagian, yaitu klien menunjukkan perubahan sebagian dengan kriteria hasil yang ditentukan.
3. Tujuan tidak tercapai, yaitu jika klien tidak menunjukkan perubahan / kemajuan.
(Sumber: Rencana Asuhan Keperawatan, EGC : Edisi 3, Hal : 508).
DAFTAR PUSTAKA
- Mansjoer, Arif, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Fakultas Kedokteran, EGC : Jakarta.
- Carpenito, L.J, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi Enam, EGC : Jakarta.
- Doenges, M.E, 1993, Rencanan Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC.
- Tucker, Susan. M. 1999. Standar Perawatan Pasien Edisi V, EGC : Jakarta.
Aorta
Aorta adalah arteri terbesar dalam badan manusia. Bersumber dari bilik kiri jantung dan membawa darah beroksigen kepada semua bagian tubuh dalam peredaran sistemikJalur aorta
Bagian awal aorta, aorta menaik, muncul keluar dari ventrikel kiri, yang diasingkan oleh katup aorta. Kedua arteri coronaria jantung bercabang dari pangkal aorta, di atas katup aorta.
Aorta kemudian melengkung balik mengelilingi arteri pulmonalis. Tiga pembuluh darah muncul keluar dari arcus aortae ini, yaitu arteri brachiocephalica, arteri carotis communis sinistra, dan arteri subclavia sinistra. Pembuluh-pembuluh ini memasok darah ke kepala dan bagian lengan.
Aorta kemudian menuruni badan. Bagian atas diafragma (dalam dada) dipanggil aorta pars thoracalis dan bagian bawah diafragma (dalam abdomen) dipanggil aorta pars abdominalis.
Saat bergerak ke bawah dinding posterior abdomen, aorta abdomen beredar pada kiri vena cava inferior, bercabang-cabang menjadi saluran darah utama pada perut dan usus, dan juga ginjal. Terdapat banyak bentuk cabang yang dapat diketahui dalam vaskulatur sistem pencernaan. Bentuk yang paling umum ialah cabang aorta membentuk truncus celiacus, arteri mesenterica superior, dan juga arteri mesenterica inferior. Arteri renalis biasanya bercabang dari aorta abdominalis di antara truncus celiacus dan arteri mesenterica superior.
Aorta berakhir dengan percabangan 2, yaitu arteri iliaca communis sinistra dan arteri iliaca communis dextra untuk memasok darah ke anggota tubuh bagian bawah dan pelvis.
Ciri-ciri
Aorta adalah arteri kenyal, dan dengan itu dapat mengembang sedikit. Apabila ventrikel kiri berkontraksi untuk memaksa darah mengalir ke aorta, aorta mengembang. Regangan ini memberikan energi potensial yang akan membantu mempertahankan tekanan darah sewaktu diastole, karena saat itu, aorta akan berkontraksi secara pasif.
AORTA ABDOMINALIS
Aorta abdominalis adalah arteri terbesar di cavitas abdominalis atau rongga perut. Sebagai bagian dari aorta, aorta abdominalis adalah kelanjutan dari aorta descendens.
Jalur anatomis
Aorta abdominalis bermula dari otot diafragma, melewati hiatus aorticus pada tingkat vertebra T12. Kemudian aorta terus menuju ke dinding posterior dari abdomen di depan kolumna vertebralis. Aorta akan mengikuti kurvatura dari vertebra lumbal dan bentuknya kemudian agak mencembung. Pencembungan ini memuncak pada tingkat vertebra lumbal L3.
Posisi aorta abdominalis kemudian paralel terhadap vena cava inferior, yang berada tepat di sebelah kanan dari aorta abdominalis. Bentuk aorta abdominalis akan mengecil diameternya dengan semakin banyak memberikan cabang.
Percabangan
Aorta abdominalis memberikan darah ke cavitas abdominalis. Dimulai dari T12, dan memberikan cabang-cabang sebagai berikut:
Cabang Vertebra Tipe Berpasangan? A/P Deskripsi
arteri phrenicus inferior T12 Parietal ya post. dimulai tepat di bawah diafragma
truncus celiacus T12 Viseral tidak ant. cabang yang besar di sebelah anterior
arteri mesentricus superior L1 Viseral tidak ant. cabang besar di anterior, bercabang tepat di bawah truncus celiacus
arteri suprarenal media L1 Viseral ya post. menuju ke kelenjar adrenalis
arteri renalis L2 Viceral ya post. arteri yang besar, bercabang di sisi samping aorta
arteri gonadalis L2 Viseral ya post. menjadi arteri ovarica pada wanita dan arteri testicularis pada pria
arteri lumbal L1-L4 Parietal ya post. menyuplai dinding abdomen dan korda spinalis
arteri mesentricus inferior L3 Viseral tidak ant. cabang arteri yang besar
arteri sacralis media L4 Parietal tidak post. arteri yang bercabang dari tengah aorta
arteri illiaca communis L4 Terminal ya post. bercabang (bifurkasi) untuk memberikan darah ke tungkai bawah, pelvis, dan akhir dari aorta abdominalis
KOARTASIO AORTA
DEFINISI
Koartasio Aorta adalah penyempitan pada aorta, yang biasanya terjadi pada titik dimana duktus arteriosus tersambung dengan aorta dan aorta membelok ke bawah.
Aorta adalah arteri utama pada tubuh. Aorta mengedarkan darah yang kaya akan oksigen ke seluruh bagian tubuh, kecuali paru-paru.
Cabang pertama dari aorta mengalirkan darah ke tubuh bagian atas (lengan dan kepala). Kemudian darah mengalir ke tubuh bagian bawah (perut dan tungkai).
PENYEBAB
Resiko terjadinya koartasio aorta meningkat pada beberapa keadaan genetik, seperti sindroma Turner. Koartasio aorta juga berhubungan dengan kelainan bawaan pada katup aorta (misalnya katup bikuspidalis).
Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 10.000 orang. Biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak atau dewasa dibawah 40 tahun.
GEJALA
Gejalanya mungkin baru timbul pada masa remaja, tetapi bisa juga muncul pada saat bayi, tergantung kepada beratnya tahanan terhadap aliran darah.
Gejalanya berupa:
- Pusing
- Pingsan
- kram tungkai pada saat melakukan aktivitas
- tekanan darah tinggi yang terlokalisir (hanya pada tubuh bagian atas)
- kaki atau tungkai teraba dingin
- kekurangan tenaga
- sakit kepala berdenyut
- perdarahan hidung
- nyeri tungkai selama melakukan aktivitas.
Pada usia beberapa hari sampai 2 minggu, setelah duktus ateriosus menutup, beberapa bayi mengalami gagal jantung. Terjadi gangguan pernafasan yang berat, bayi tampak sangat pucat dan pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan asam di dalam darah (asidosis metabolik).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan:
- tekanan darah tinggi dilengan, dengan perbedaan tekanan yang signifikan antara lengan dan tungkai
- denyut nadi femoralis (selangkangan) lebih lemah dibandingkan dengan denyut nadi karotis (leher) atau denyut nadi femoralis sama sekali tak teraba
- dengan bantuan stetoskop bisa terdengar murmur (bunyi jantung abnormal)
- mungkin ditemukan tanda-tanda gagal jantung kiri (terutama pada bayi) atau tanda-tanda dari regurgitasi aorta.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut:
# Angiografi koroner
# CT scan dada
# MRI dada
# Ekokardiografi
# USG Doppler aorta
# Rontgen dada
# EKG (menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri)
# Kateterisasi jantung.
PENGOBATAN
Kelainan ini sebaiknya segera diperbaiki pada awal masa kanak-kanak untuk mengurangi beban kerja pada ventrikel kiri. Pembedahan biasanya dilakukan pada usia prasekolah (biasanya umur 3-5 tahun).
Jika terjadi gagal jantung, segera diberikan prostaglandin untuk membuka duktus arteriosus dan obat lainnya untuk memperkuat jantung serta pembedahan darurat untuk memperbaiki aorta.
Bagian aorta yang menyempit dapat dibuang melalui pembedahan atau kadang dilakukan tindakan non-bedah berupa kateterisasi balon untuk melebarkan bagian yang menyempit.
Pada pembedahan, bagian aorta yang menyempit dibuang. Jika bagian yang terbuang hanya sedikit, kemudian dibuat anastomisis (penyambungan kembali kedua ujung aorta) atau kedua ujung aorta dijembatani oleh pencangkokan dakron.
Kekambuhan koartasio aorta jarang terjadi jika:
- pembedahan dilakukan pada masa bayi atau masa kanak-kanak
- sampai masa dewasa tidak ditemukan perbedaan tekanan darah antara lengan dan tungkai.
Koartasio kambuhan biasanya diatasi dengan pelebaran balon non-bedah atau dengan pencangkokan suatu bahan melalui prosedur kateterisasi.
SUMBER : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
Read More
Bagian awal aorta, aorta menaik, muncul keluar dari ventrikel kiri, yang diasingkan oleh katup aorta. Kedua arteri coronaria jantung bercabang dari pangkal aorta, di atas katup aorta.
Aorta kemudian melengkung balik mengelilingi arteri pulmonalis. Tiga pembuluh darah muncul keluar dari arcus aortae ini, yaitu arteri brachiocephalica, arteri carotis communis sinistra, dan arteri subclavia sinistra. Pembuluh-pembuluh ini memasok darah ke kepala dan bagian lengan.
Aorta kemudian menuruni badan. Bagian atas diafragma (dalam dada) dipanggil aorta pars thoracalis dan bagian bawah diafragma (dalam abdomen) dipanggil aorta pars abdominalis.
Saat bergerak ke bawah dinding posterior abdomen, aorta abdomen beredar pada kiri vena cava inferior, bercabang-cabang menjadi saluran darah utama pada perut dan usus, dan juga ginjal. Terdapat banyak bentuk cabang yang dapat diketahui dalam vaskulatur sistem pencernaan. Bentuk yang paling umum ialah cabang aorta membentuk truncus celiacus, arteri mesenterica superior, dan juga arteri mesenterica inferior. Arteri renalis biasanya bercabang dari aorta abdominalis di antara truncus celiacus dan arteri mesenterica superior.
Aorta berakhir dengan percabangan 2, yaitu arteri iliaca communis sinistra dan arteri iliaca communis dextra untuk memasok darah ke anggota tubuh bagian bawah dan pelvis.
Ciri-ciri
Aorta adalah arteri kenyal, dan dengan itu dapat mengembang sedikit. Apabila ventrikel kiri berkontraksi untuk memaksa darah mengalir ke aorta, aorta mengembang. Regangan ini memberikan energi potensial yang akan membantu mempertahankan tekanan darah sewaktu diastole, karena saat itu, aorta akan berkontraksi secara pasif.
AORTA ABDOMINALIS
Aorta abdominalis adalah arteri terbesar di cavitas abdominalis atau rongga perut. Sebagai bagian dari aorta, aorta abdominalis adalah kelanjutan dari aorta descendens.
Jalur anatomis
Aorta abdominalis bermula dari otot diafragma, melewati hiatus aorticus pada tingkat vertebra T12. Kemudian aorta terus menuju ke dinding posterior dari abdomen di depan kolumna vertebralis. Aorta akan mengikuti kurvatura dari vertebra lumbal dan bentuknya kemudian agak mencembung. Pencembungan ini memuncak pada tingkat vertebra lumbal L3.
Posisi aorta abdominalis kemudian paralel terhadap vena cava inferior, yang berada tepat di sebelah kanan dari aorta abdominalis. Bentuk aorta abdominalis akan mengecil diameternya dengan semakin banyak memberikan cabang.
Percabangan
Aorta abdominalis memberikan darah ke cavitas abdominalis. Dimulai dari T12, dan memberikan cabang-cabang sebagai berikut:
Cabang Vertebra Tipe Berpasangan? A/P Deskripsi
arteri phrenicus inferior T12 Parietal ya post. dimulai tepat di bawah diafragma
truncus celiacus T12 Viseral tidak ant. cabang yang besar di sebelah anterior
arteri mesentricus superior L1 Viseral tidak ant. cabang besar di anterior, bercabang tepat di bawah truncus celiacus
arteri suprarenal media L1 Viseral ya post. menuju ke kelenjar adrenalis
arteri renalis L2 Viceral ya post. arteri yang besar, bercabang di sisi samping aorta
arteri gonadalis L2 Viseral ya post. menjadi arteri ovarica pada wanita dan arteri testicularis pada pria
arteri lumbal L1-L4 Parietal ya post. menyuplai dinding abdomen dan korda spinalis
arteri mesentricus inferior L3 Viseral tidak ant. cabang arteri yang besar
arteri sacralis media L4 Parietal tidak post. arteri yang bercabang dari tengah aorta
arteri illiaca communis L4 Terminal ya post. bercabang (bifurkasi) untuk memberikan darah ke tungkai bawah, pelvis, dan akhir dari aorta abdominalis
KOARTASIO AORTA
DEFINISI
Koartasio Aorta adalah penyempitan pada aorta, yang biasanya terjadi pada titik dimana duktus arteriosus tersambung dengan aorta dan aorta membelok ke bawah.
Aorta adalah arteri utama pada tubuh. Aorta mengedarkan darah yang kaya akan oksigen ke seluruh bagian tubuh, kecuali paru-paru.
Cabang pertama dari aorta mengalirkan darah ke tubuh bagian atas (lengan dan kepala). Kemudian darah mengalir ke tubuh bagian bawah (perut dan tungkai).
PENYEBAB
Resiko terjadinya koartasio aorta meningkat pada beberapa keadaan genetik, seperti sindroma Turner. Koartasio aorta juga berhubungan dengan kelainan bawaan pada katup aorta (misalnya katup bikuspidalis).
Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 10.000 orang. Biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak atau dewasa dibawah 40 tahun.
GEJALA
Gejalanya mungkin baru timbul pada masa remaja, tetapi bisa juga muncul pada saat bayi, tergantung kepada beratnya tahanan terhadap aliran darah.
Gejalanya berupa:
- Pusing
- Pingsan
- kram tungkai pada saat melakukan aktivitas
- tekanan darah tinggi yang terlokalisir (hanya pada tubuh bagian atas)
- kaki atau tungkai teraba dingin
- kekurangan tenaga
- sakit kepala berdenyut
- perdarahan hidung
- nyeri tungkai selama melakukan aktivitas.
Pada usia beberapa hari sampai 2 minggu, setelah duktus ateriosus menutup, beberapa bayi mengalami gagal jantung. Terjadi gangguan pernafasan yang berat, bayi tampak sangat pucat dan pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan asam di dalam darah (asidosis metabolik).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan:
- tekanan darah tinggi dilengan, dengan perbedaan tekanan yang signifikan antara lengan dan tungkai
- denyut nadi femoralis (selangkangan) lebih lemah dibandingkan dengan denyut nadi karotis (leher) atau denyut nadi femoralis sama sekali tak teraba
- dengan bantuan stetoskop bisa terdengar murmur (bunyi jantung abnormal)
- mungkin ditemukan tanda-tanda gagal jantung kiri (terutama pada bayi) atau tanda-tanda dari regurgitasi aorta.
Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut:
# Angiografi koroner
# CT scan dada
# MRI dada
# Ekokardiografi
# USG Doppler aorta
# Rontgen dada
# EKG (menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri)
# Kateterisasi jantung.
PENGOBATAN
Kelainan ini sebaiknya segera diperbaiki pada awal masa kanak-kanak untuk mengurangi beban kerja pada ventrikel kiri. Pembedahan biasanya dilakukan pada usia prasekolah (biasanya umur 3-5 tahun).
Jika terjadi gagal jantung, segera diberikan prostaglandin untuk membuka duktus arteriosus dan obat lainnya untuk memperkuat jantung serta pembedahan darurat untuk memperbaiki aorta.
Bagian aorta yang menyempit dapat dibuang melalui pembedahan atau kadang dilakukan tindakan non-bedah berupa kateterisasi balon untuk melebarkan bagian yang menyempit.
Pada pembedahan, bagian aorta yang menyempit dibuang. Jika bagian yang terbuang hanya sedikit, kemudian dibuat anastomisis (penyambungan kembali kedua ujung aorta) atau kedua ujung aorta dijembatani oleh pencangkokan dakron.
Kekambuhan koartasio aorta jarang terjadi jika:
- pembedahan dilakukan pada masa bayi atau masa kanak-kanak
- sampai masa dewasa tidak ditemukan perbedaan tekanan darah antara lengan dan tungkai.
Koartasio kambuhan biasanya diatasi dengan pelebaran balon non-bedah atau dengan pencangkokan suatu bahan melalui prosedur kateterisasi.
SUMBER : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
-
09/12 - 09/19
(55)
- krisis pada lansia
- ASKEP IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI RADANG...
- Hidronefrosis
- HERNIA NUKLEUS PULPOSUS - HNP
- ISPA
- Hernia
- GLOMEROLONEPHRITI AKUT ( GNA )
- Halusinasi
- flu burung
- Dispepsia
- Emfisema
- Bronkhitis
- PEMENUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
- Bedah jantung
- ASI
- ASI pro tumbang
- ASI Ekslusif
- Asfiksia Neonatorum
- teknik asertif
- Asam urat
- Artritis gout
- SEPSIS
- Apendisitis
- Aorta
- ANTENATAL CARE
- anoreksia
- anoreksia
- Angina Pektoris
- Aneurisme
- Anestesi
- Ancephalus
- anemia
- Anemia Hemolitik
- anemia pada anak
- anemia pada ibu hamil
- Anemia aplastik
- Ancietas
- Kumpulan SMS Cinta Terbaru (Bag.3)
- Penerimaan CPNS Dimulai Bulan Depan
- Perekrutan CPNS Serentak di Lima Provinsi
- info seputar CPNS Oktober 2010 Banjarmasinpost.co...
- Penerimaan CPNS Formasi 2010 Paling Lambat Nopember
- Daerah Lambat Rinci CPNS
- Formasi CPNS Belum Turun
- Info CPNS Pemkot Surabaya
- Formasi CPNS untuk SMA SMU
- 2010 Menpan Usulkan 300.000 CPNS Baru
- Persiapan untuk CPNS Oktober 2010
- Pembukaan CPNS Pangkalpinang 2010
- Simsalabim! Tidak Ikut Tes Bisa Lolos CPNS
- Pembukaan CPNS Botala
- Pembukaan CPNS Oktober 2010
- Tahapan Seleksi CPNS Dimulai Oktober 2010
- Bahaya Jangka Panjang Obat Tidur
- ASKEP ULKUS PEPTIKUM
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates