Minggu, 28 Maret 2010
Askep Ca Serviks
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Etiologi
Adapun penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal mulut rahim menjadi se-sel yang ganas tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut, antara lain :
1. Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun).
2. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex).
3. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Penelitian menunjukkan bahwa 10-30 % wanita pada usia 30’an tahun yang sexually active pernah menderita infeksi HPV (termasuk infeksi pada daerah vulva). Persentase ini semakin meningkat bila wanita tersebut memiliki banyak pasangan seksual. Pada sebagian besar kasus, infeksi HPV berlangsung tanpa gejala dan bersifat menetap.
Kedua faktor diatas juga berhubungan dengan infeksi HPV. Semakin dbanyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi. Begitu pula dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempunyai pH tertentu dengan sperma-sperma yang mempunyai pH yang berbeda-beda pada multipatner dapat merangsang terjadinya perubahan kearah displasia.
4. Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2
5. Wanita yang melahirkan anak lebih dari 3 kali
6. Wanita merokok, karena hal tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Faktor Resiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu:
1. Usia.
2. Jumlah perkawinan
3. Hygiene dan sirkumsisi
4. Status sosial ekonomi
5. Pola seksual
6. Terpajan virus terutama virus HIV
7. Merokok dan AKDR
Klasifikasi
Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
I Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
I a Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah.
I b Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
III a Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh
IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b Telah terjadi metastasi jauh.
Tanda dan Gejala
1. Perdarahan
2. Keputihan yang berbau dan tidak gatal
3. Cepat lelah
4. Kehilangan berat badan
5. Anemia
Manifestasi Klinis
Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau puralen yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler, terraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan jaringan yang diperoleh dari biopsi.
Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi dalam 2 tahun.
Pemeriksaan Penunjang
Sitologi, dengan cara tes pap
Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan / sedang. Didapatkan hasil negatif palsu 5-50% sebagian besar disebabkan pengambilan sediaan yang tidak adekuat. Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%.
Kolposkopi
Servikografi
Pemeriksaan visual langsung
Gineskopi
Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
Penatalaksaan Medis
Tingkat Penatalaksaan
0
I a
I b dan II a
II b , III dan IV
IV a dan IV b Biopsi kerucut
Histerektomi trasnsvaginal
Biopsi kerucut
Histerektomi trasnsvaginal
Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraorta (bila terdapat metastasis dilakukan radiologi pasca pembedahan)
Histerektomi transvaginal
Radioterapi
Radiasi paliatif
Kemoterapi
KONSEP ASUHAN KEPERAWTAN
Pengkaijan
1. Identitas klien.
2. Keluhan utama.
Perdarahan dan keputihan
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
4. Riwayat penyakit terdahulu.
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit infeksi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit menular lain.
6. Riwayat psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan agaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
• Perdarahan
• keputihan
2. palpasi
• nyeri abdomen
• nyeri punggung bawah
Pemeriksaan Dignostik
1. Sitologi
2. Biopsi
3. Kolposkopi
4. Servikografi
5. Gineskopi
6. Pap net (pemeriksaan terkumpoteresasi dengan hasil lebih sensitif)
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia .
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
4. Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan trombositopenia.
5. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi.
6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa malignansi genokologis dan prognosis yang tak menentu.
7. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga.
8. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubbungan dengan terbatasnya informasi.
Intervensi
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia .
Tujuan:
Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
Intervensi :
Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah trombosit.
Berikan cairan secara cepat.
Pantau dan atur kecepatan infus.
Kolaborasi dalam pemberian infus
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan:
Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet yang ditentukan.
Pantau masukan makanan oleh klien.
Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai dengan diet.
Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
Tujuan:
Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.
Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan
Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan.
Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotika.
4. Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan:
Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
Intervensi :
Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap (Hb dan Trombosit)
Lakukan tindakan yang tidak menyebabkan perdarahan.
Observasi tanda-tanda perdarahan.
Observasi tanda-tanda vital.
Kolaborasi dalam tindakan transfusi TC ( Trombosit Concentrated)
5. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi.
Tujuan:
Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
Intervensi:
Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.
Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur sebanyak mungkin dengan diimbangi aktifitas.
Bantu pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau keletihan yang dialami.
Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan.
Observasi kemampuan pasien dalam malakukan aktifitas.
6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa malignansi genokologis dan prognosis yang tak menentu.
Tujuan:
Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi:
Gunakan pendekatan yang tenang dan cipakan suasana lingkungan yang kondusif.
Evaluasi kempuan pasien dalam mengambil keputusan
Dorong harapan yang realistis.
Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai.
Berikan dorongan spiritual.
7. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga.
Tujuan :
Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
Intervensi :
Bantu pasien untuk mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam keluarga dan komunitasnya.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang dibutuhkan sehubungan dengan penyakitnya.
Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan peran anggota yang sakit.
8. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubungan dengan terbatasnya informasi.
Tujuan :
Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi.
Intervensi:
Baringkan pasien diatas tempat tidur.
Kaji kepatenan kateter abdomen.
Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama pengobatan
Jelaskan pada pasien efek yang mungkin dapat terjadi.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :
1. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
2. Kebutuhan Nutrisi dan Kalori pasein tercukupi kebutuhan tubuh
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
5. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
6. Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi.
7. Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
8. Pasein dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran , Edisi 3 , Jilid 1. EGC : Jakarta
Doengoes, Marilyn.E 1989.Nursing care and Plans.Philadelphia: F.A Davis Company.
Mochtar, Rustam. 1989.Synopsis obstetric. Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.1994.Ilmu Kandungan. Jakarta: Gramedia.
Sanusi, Chandra. 1989:Ginekologi Greenhill edisi 10. Jakarta:EGC.
http:// www.medicastore .com/med
http://creasoft.wordpress.com
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/kanker-serviks.html
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA SERVIKS
TINJAUAN TEORI
Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Etiologi
Adapun penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal mulut rahim menjadi se-sel yang ganas tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut, antara lain :
1. Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun).
2. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex).
3. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Penelitian menunjukkan bahwa 10-30 % wanita pada usia 30’an tahun yang sexually active pernah menderita infeksi HPV (termasuk infeksi pada daerah vulva). Persentase ini semakin meningkat bila wanita tersebut memiliki banyak pasangan seksual. Pada sebagian besar kasus, infeksi HPV berlangsung tanpa gejala dan bersifat menetap.
Kedua faktor diatas juga berhubungan dengan infeksi HPV. Semakin dbanyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi. Begitu pula dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempunyai pH tertentu dengan sperma-sperma yang mempunyai pH yang berbeda-beda pada multipatner dapat merangsang terjadinya perubahan kearah displasia.
4. Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2
5. Wanita yang melahirkan anak lebih dari 3 kali
6. Wanita merokok, karena hal tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Faktor Resiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu:
1. Usia.
2. Jumlah perkawinan
3. Hygiene dan sirkumsisi
4. Status sosial ekonomi
5. Pola seksual
6. Terpajan virus terutama virus HIV
7. Merokok dan AKDR
Klasifikasi
Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
I Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
I a Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah.
I b Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
III a Penyebaran sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh
IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
IV b Telah terjadi metastasi jauh.
Tanda dan Gejala
1. Perdarahan
2. Keputihan yang berbau dan tidak gatal
3. Cepat lelah
4. Kehilangan berat badan
5. Anemia
Manifestasi Klinis
Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau puralen yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler, terraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan jaringan yang diperoleh dari biopsi.
Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi dalam 2 tahun.
Pemeriksaan Penunjang
Sitologi, dengan cara tes pap
Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan / sedang. Didapatkan hasil negatif palsu 5-50% sebagian besar disebabkan pengambilan sediaan yang tidak adekuat. Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%.
Kolposkopi
Servikografi
Pemeriksaan visual langsung
Gineskopi
Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
Penatalaksaan Medis
Tingkat Penatalaksaan
0
I a
I b dan II a
II b , III dan IV
IV a dan IV b Biopsi kerucut
Histerektomi trasnsvaginal
Biopsi kerucut
Histerektomi trasnsvaginal
Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraorta (bila terdapat metastasis dilakukan radiologi pasca pembedahan)
Histerektomi transvaginal
Radioterapi
Radiasi paliatif
Kemoterapi
KONSEP ASUHAN KEPERAWTAN
Pengkaijan
1. Identitas klien.
2. Keluhan utama.
Perdarahan dan keputihan
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
4. Riwayat penyakit terdahulu.
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit infeksi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit menular lain.
6. Riwayat psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan agaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
• Perdarahan
• keputihan
2. palpasi
• nyeri abdomen
• nyeri punggung bawah
Pemeriksaan Dignostik
1. Sitologi
2. Biopsi
3. Kolposkopi
4. Servikografi
5. Gineskopi
6. Pap net (pemeriksaan terkumpoteresasi dengan hasil lebih sensitif)
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia .
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
4. Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan trombositopenia.
5. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi.
6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa malignansi genokologis dan prognosis yang tak menentu.
7. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga.
8. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubbungan dengan terbatasnya informasi.
Intervensi
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia .
Tujuan:
Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
Intervensi :
Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah trombosit.
Berikan cairan secara cepat.
Pantau dan atur kecepatan infus.
Kolaborasi dalam pemberian infus
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan:
Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet yang ditentukan.
Pantau masukan makanan oleh klien.
Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai dengan diet.
Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
Tujuan:
Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.
Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan
Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan.
Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotika.
4. Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan:
Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
Intervensi :
Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap (Hb dan Trombosit)
Lakukan tindakan yang tidak menyebabkan perdarahan.
Observasi tanda-tanda perdarahan.
Observasi tanda-tanda vital.
Kolaborasi dalam tindakan transfusi TC ( Trombosit Concentrated)
5. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi.
Tujuan:
Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
Intervensi:
Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.
Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur sebanyak mungkin dengan diimbangi aktifitas.
Bantu pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau keletihan yang dialami.
Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan.
Observasi kemampuan pasien dalam malakukan aktifitas.
6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa malignansi genokologis dan prognosis yang tak menentu.
Tujuan:
Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi:
Gunakan pendekatan yang tenang dan cipakan suasana lingkungan yang kondusif.
Evaluasi kempuan pasien dalam mengambil keputusan
Dorong harapan yang realistis.
Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai.
Berikan dorongan spiritual.
7. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga.
Tujuan :
Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
Intervensi :
Bantu pasien untuk mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam keluarga dan komunitasnya.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang dibutuhkan sehubungan dengan penyakitnya.
Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan peran anggota yang sakit.
8. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubungan dengan terbatasnya informasi.
Tujuan :
Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi.
Intervensi:
Baringkan pasien diatas tempat tidur.
Kaji kepatenan kateter abdomen.
Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama pengobatan
Jelaskan pada pasien efek yang mungkin dapat terjadi.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :
1. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
2. Kebutuhan Nutrisi dan Kalori pasein tercukupi kebutuhan tubuh
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
5. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
6. Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi.
7. Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
8. Pasein dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran , Edisi 3 , Jilid 1. EGC : Jakarta
Doengoes, Marilyn.E 1989.Nursing care and Plans.Philadelphia: F.A Davis Company.
Mochtar, Rustam. 1989.Synopsis obstetric. Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.1994.Ilmu Kandungan. Jakarta: Gramedia.
Sanusi, Chandra. 1989:Ginekologi Greenhill edisi 10. Jakarta:EGC.
http:// www.medicastore .com/med
http://creasoft.wordpress.com
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/kanker-serviks.html
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
-
03/28 - 04/04
(65)
- askep pneumothorax
- Review kejadian banjir bandang dan bencana longsor...
- Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu menyu...
- Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi berat bad...
- Gambaran faktor-faktor wanita pasangan usia subur ...
- ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GLUMERULONEFRITIS ...
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA MAMMA
- CA CERVIK
- ASKEP TUBERKULOSIS PARU
- ASKEP ASMA BRONKHIALE
- ASKEP HEPATITIS B
- PERAWATAN PAYUDARA
- SEKSIO CAESARIA (EKLAMSIA)
- PERSALINAN (PARTUS)
- NEOPLASMA OTAK / TUMOR OTAK
- POST PARTUM
- Anatomi Fisiologi Otak dan Peredaran Darah Otak
- ASKEP DIABETES MELLITUS
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA KARSINOMA TIROID
- ASKEP STROKE
- ASKEP MIASTENIA GRAVIS
- Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang manajeme...
- Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam...
- Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam...
- Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam...
- Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak...
- Gambaran pengetahuan siswa SMPN ….. tentang perila...
- Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Met...
- Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Me...
- Mengenal Populasi dan Sampel
- KOMUNIKASI NON VERBAL
- Pengobatan rekayasa reproduksi
- Tip Sehat Sederhana Bagi para Pekerja Komputer Khu...
- Dampak Negatif Masturbasi / Onani Bagi Pria
- Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
- Askep APP
- Askep DHF
- Askep Ca Mamae (Kanker Payudara)
- Askep Thypoid
- Askep Infeksi Saluran Kemih
- Askep Hemoroid
- Perawat (BUKAN) Pembantu Dokter
- Entreprenuership dan Keperawatan
- Askep BPH
- Askep Dispepsia
- Askep Abortus
- Askep Perdarahan Ante Partum
- Askep Sirosis Hepatis
- Askep Tetanus
- Askep pada anak dgn Thypoid
- Askep ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
- Askep Hipertensi Kehamilan
- LOWONGAN KERJA DOSEN DI STIKES KENDAL
- Askep Ca Ovarium
- Askep Keluarga Berencana
- Askep Ibu hamil dengan Penyakit Jantung dan Hipert...
- Askep ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
- Askep Infeksi Nifas
- Askep Prolaps Uteri
- Askep Bartolinitis
- Askep Ca Serviks
- Askep Infertilitas
- Askep Ibu Hamil dengan DM
- DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN BEDAH
- PERAWAT INDONESIA SIAP MENYAMBUT UNDANG-UNDANG KEP...
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates