Selasa, 12 Oktober 2010
GANGGUAN CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT
A.  Komposisi Cairan dan Elektrolit yang Normal
Dengan  makan dan minum tubuh kita mendapat air, elektrolit, karbohidrat,  lemak, vitamin dan zat-zat lainnya. Dalam waktu 24 jam jumlah air dan  elektrolit yang masuk dan keluar melalui kemih, tinja, keringat dan uap  pernapasan pada orang dewasa kira-kira sama seperti pada tabel di bawah  ini.
Masukan (ml per 24 jam) Keluaran (ml per 24 jam)
Minum 800 – 1700 Urine 600 – 1600
Makan 500 -1000 Faeces 50 – 200
Oksidasi 200 – 300 IWL 850 – 1200
Jumlah 1500 – 3000 Jumlah 1500 – 3000
B.  Komposisi Cairan Tubuh
Kandungan  air pada saat bayi lahir adalah sekitar 75% BB dan pada saat berusia 1  bulan sekitar 65% BB. Komposisi cairan pada tubuh dewasa pria adalah  sekitar 60% BB, sedangkan pada dewasa wanita 50% BB. Sisanya adalah zat  padat seperti protein, lemak, karbohidrat, dll. 
  Air dalam tubuh berada di beberapa ruangan, yaitu intraseluler sebesar  40% dan ekstraseluler sebesar 20%. Cairan ekstraseluler merupakan cairan  yang terdapat di ruang antarsel (interstitial) sebesar 15% dan plasma  sebesar 5%. Cairan antarsel khusus disebut cairan transeluler misalnya  cairan serebrospinal, cairan persendian, cairan peritoneum, dll.
 Cairan tubuh 60%
Cairan ekstraseluler 20%
Cairan intraseluler 40%
Plasma darah 5%
Cairan interstitial 15%
C.  Komposisi Elektrolit 
Air  melintasi membran sel dengan mudah, tetapi zat-zat lain sulit  melintasinya atau membutuhkan proses khusus supaya dapat melintasinya;  oleh sebab itu komposisi elektrolit di luar dan di dalam sel berbeda.  Cairan intraseluler banyak mengandung ion K, Mg dan fosfat; sedangkan  cairan ekstraseluler banyak mengandung ion Na dan Cl.
D.  Komposisi Elektrolit Cairan Intra dan Ekstraseluler 
  CIS CES
  Plasma Interstitial
Natrium 15 142 144
Kalium 150 4 4
Calsium 2 5 2,5
Magnesium 27 3 1,5
Clorida 1 103 114
HCO3 10 27 30
HPO4 100 2 2
SO4 20 1 1
Asam organik - 5 5
E.  Gangguan Keseimbangan Cairan
1.       Dehidrasi
2.       Syok hipovolemik
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
1.  Hiponatremia
Definisi : kadar Na+ serum di bawah normal (<>Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Tanda dan Gejala :
- Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram otot.
 - Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.
 - Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit Addison).
 - Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi.
 
2.  Hipernatremia
Definisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)
Causa  : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis  osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca  obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan  pemberian cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder terhadap hipernatremia.
3.  Hipokalemia
Definisi : kadar K+ serum di bawah normal (<>Etiologi
- Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
 - Diuretik
 - Asupan K+ yang tidak cukup dari diet
 - Ekskresi berlebihan melalui ginjal
 - Maldistribusi K+
 - Hiperaldosteron
 
Tanda  dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia,  hipotensi ortostatik, penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan  ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada hipokalemia dan dapat  menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan  konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan  depresi segmen ST. 
4.   Hiperkalemia
Definisi : kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L)
Etiologi :
- Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE.
 - beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.
 - Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.
 - Insufisiensi adrenal
 - Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu lama
 - Hipoaldosteron
 
Tanda  dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung.  EKG memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan  peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat gelombang T runcing  (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo  gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L).  Akhirnya interval QT memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi  ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L.  Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan  paralisis ascenden.
Penanganan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
TERAPI CAIRAN
Definisi
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas fisiologis.
Indikasi, antara lain:
- Kehilangan cairan tubuh akut
 - Kehilangan darah
 - Anoreksia
 - Kelainan saluran cerna
 
Tujuan
- Tujuan pemberian terapi cairan dijabarkan pada bagan di bawah ini.
 - Terapi Cairan
 - Resusitasi
 - Rumatan
 - Penggantian defisit kristaloid
 - Koloid
 - Kebutuhan normal harian kristaloid
 - Mengganti kehilangan akut (dehidrasi, syok hipovolemik)
 - Memasok kebutuhan harian
 
Teknik Pemberian
Prioritas  utama dalam menggantikan volume cairan yang hilang adalah melalui rute  enteral / fisiologis misalnya minum atau melalui NGT. Untuk pemberian  terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena-vena di punggung  tangan, sekitar daerah pergelangan tangan, lengan bawah atau daerah  cubiti. Pada anak kecil dan bayi sering digunakan daerah punggung kaki,  depan mata kaki dalam atau kepala. Pemberian terapi cairan pada bayi  baru lahir dapat dilakukan melalui vena umbilikalis.
Penggunaan  jarum anti-karat atau kateter plastik anti trombogenik pada vena  perifer biasanya perlu diganti setiap 1-3 hari untuk menghindari infeksi  dan macetnya tetesan. Pemberian cairan infus lebih dari 3 hari  sebaiknya menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada  vena femoralis, vena cubiti, vena subclavia, vena jugularis eksterna  atau interna yang ujungnya sedekat mungkin dengan atrium kanan atau di  vena cava inferior atau superior.
TERAPI ELEKTROLIT
1.   Hiponatremia
- Atasi penyakit dasar
 - Hentikan setiap obat yang ikut menyebabkan hiponatremia
 - Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama secara perlahan-lahan, sedangkan hiponatremia akut lebih agresif. Hindari koreksi berlebihan karena dapat menyebabkan central pontine myelinolysis
 - Jangan naikkan Na serum lebih cepat dari 12 mEq/L dalam 24 jam pada pasien asimptomatik. Jika pasien simptomatik, bisa tingkatkan sebesar 1 sampai 1,5 mEq/L/jam sampai gejala mereda. Untuk menaikkan jumlah Na yang dibutuhkan untuk menaikkan Na serum sampai 125 mEq/L digunakan rumus:
 
     Jumlah Na (mEq) = [125 mEq/L – Na serum aktual (mEq/L)] x TBW (dalam liter)
                                         TBW (Total Body Water) = 0,6 x BB (dalam kg)
- Larutan pengganti bisa berupa NaCl 3% atau 5% (masing-masing mengandung 0,51 mEq/ml dan 0,86 mEq/ml)
 - Pada pasien dengan ekspansi cairan ekstrasel, mungkin dperlukan diuretik
 - Hiponatremia bisa dikoreksi dengan NaCl hipertonik (3%) dengan kecepatan kira-kira 1 mL/kg per jam.
 
2.   Hipernatremia
- Hipernatremia dengan deplesi volume harus diatasi dengan pemberian normal saline sampai hemodinamik stabil. Selanjutnya defisit air bisa dikoreksi dengan Dekstrosa 5% atau NaCl hipotonik.
 - Hipernatremia dengan kelebihan volume diatasi dengan diuresis, atau jika perlu dengan dialisis. Kemudian Dekstrosa 5% diberikan untuk mengganti defisit air.
 - Defisit air tubuh ditaksir sbb:
 
        Defisit = air tubuh (TBW) yang dikehendaki (liter) – air tubuh skrg
        Air tubuh yg dikehendaki = (Na serum yg diukur) x (air tubuh skrg/Na serum normal)
        Air tubuh sekarang = 0,6 x BB sekarang (kg)
- Separuh dari defisit air yang dihitung harus diberikan dalam 24 jam pertama, dan sisa defisit dikoreksi dalam 1 atau 2 hari untuk menghindari edema serebral.
 
3.       Hipokalemia
- Defisit kalium sukar atau tidak mungkin dikoreksi jika ada hipomagnesia. Ini sering terjadi pada penggunaan diuretik boros kalium. Magnesium harus diganti jika kadar serum rendah.
 - Terapi oral. Suplementasi K+ (20 mEq KCl) harus diberikan pada awal terapi diuretik. Cek ulang kadar K+ 2 sampai 4 minggu setelah suplementasi dimulai.
 - Terapi intravena harus digunakan untuk hipokalemia berat dan pada pasien yang tidak tahan dengan suplementasi oral. Dengan kecepatan pemberian sbb:
 
o Jika  kadar K+ serum > 2,4 mEq/L dan tidak ada kelainan EKG, K+ bisa  diberikan dengan kecepatan 0 sampai 20 mEq/jam dengan pemberian maksimum  200 mEq per hari.
o Pada anak 0,5-1 mEq/kgBB/dosis dalam 1 jam. Dosis tidak boleh melebihi dosis maksimum dewasa.
4.  Hiperkalemia
- Pemantauan EKG kontinyu dianjurkan jika ada kelainan EKG atau jika kalium serum > 7 mEq/L
 - Kalsium glukonat dapat diberikan iv sebagai 10 ml larutan 10% selama 10 menit untuk menstabilkan myocard dan sistem konduksi jantung
 - Natrium bikarbonat membuat darah menjadi alkali dan menyebabkan kalium berpindah dari ekstra ke intraseluler. Bic nat diberikan sebanyak 40 sampai 150 mEq NaHCO3 iv selama 30 menit atau sebagai bolus iv pada kedaruratan
 - Insulin menyebabkan perpindahan kalium dari cairan ekstraseluler ke intraseluler. 5 sampai 10 unit regular insulin sebaiknya diberikan dengan 1 ampul glukosa 50% iv selama 5 menit
 - Dialisis mungkin dibutuhkan pada kasus hiperkalemia berat dan refrakter
 
Blog Archive
- 
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
 
 
- 
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
 
- 09/13 - 09/20 (1)
 
- 09/06 - 09/13 (1)
 
- 07/05 - 07/12 (1)
 
- 05/17 - 05/24 (6)
 
 
- 
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
 
 
- 
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
 
- 02/12 - 02/19 (10)
 
- 02/05 - 02/12 (4)
 
- 01/29 - 02/05 (27)
 
- 01/22 - 01/29 (88)
 
- 01/15 - 01/22 (101)
 
- 01/08 - 01/15 (169)
 
- 01/01 - 01/08 (366)
 
 
- 
2011
(4477)
- 12/25 - 01/01 (336)
 
- 12/18 - 12/25 (62)
 
- 12/11 - 12/18 (70)
 
- 12/04 - 12/11 (77)
 
- 11/27 - 12/04 (40)
 
- 11/20 - 11/27 (67)
 
- 11/13 - 11/20 (198)
 
- 11/06 - 11/13 (187)
 
- 10/30 - 11/06 (340)
 
- 10/23 - 10/30 (32)
 
- 10/16 - 10/23 (109)
 
- 10/09 - 10/16 (80)
 
- 08/14 - 08/21 (75)
 
- 08/07 - 08/14 (81)
 
- 07/31 - 08/07 (82)
 
- 07/24 - 07/31 (65)
 
- 07/17 - 07/24 (91)
 
- 07/10 - 07/17 (47)
 
- 07/03 - 07/10 (44)
 
- 06/26 - 07/03 (53)
 
- 06/19 - 06/26 (59)
 
- 06/12 - 06/19 (47)
 
- 06/05 - 06/12 (65)
 
- 05/29 - 06/05 (63)
 
- 05/22 - 05/29 (77)
 
- 05/15 - 05/22 (115)
 
- 05/08 - 05/15 (65)
 
- 05/01 - 05/08 (104)
 
- 04/24 - 05/01 (45)
 
- 04/17 - 04/24 (70)
 
- 04/10 - 04/17 (134)
 
- 04/03 - 04/10 (72)
 
- 03/27 - 04/03 (18)
 
- 03/20 - 03/27 (47)
 
- 03/13 - 03/20 (68)
 
- 03/06 - 03/13 (40)
 
- 02/27 - 03/06 (56)
 
- 02/20 - 02/27 (77)
 
- 02/13 - 02/20 (76)
 
- 02/06 - 02/13 (198)
 
- 01/30 - 02/06 (194)
 
- 01/23 - 01/30 (132)
 
- 01/16 - 01/23 (196)
 
- 01/09 - 01/16 (202)
 
- 01/02 - 01/09 (121)
 
 
- 
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
 
- 12/19 - 12/26 (65)
 
- 12/12 - 12/19 (73)
 
- 12/05 - 12/12 (84)
 
- 11/28 - 12/05 (80)
 
- 11/21 - 11/28 (68)
 
- 11/14 - 11/21 (63)
 
- 11/07 - 11/14 (50)
 
- 10/31 - 11/07 (50)
 
- 10/24 - 10/31 (36)
 
- 10/17 - 10/24 (58)
 
- 
10/10 - 10/17
(35)
- Cara merawat pembuluh darah agar terhindar dari pe...
 - Anemia Hemolitik
 - EPISTAKSIS (Hidung Berdarah)
 - PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PROFESIONAL PEMULA
 - Tangkal Flu Dengan Kekebalan Tubuh
 - SISTEM KEKEBALAN TUBUH
 - Tips Hentikan Pipis Berlebih
 - Migrain
 - Anemia (Kurang darah)
 - Anafilaksis (reaksi alergi akut)
 - Abses Otak
 - 10 tanaman atasi rambut rontok
 - ANALISIS SWOT
 - Menghitung kebutuhan kalori perhari
 - Cara Mengatasi Rambut Rontok
 - GANGGUAN CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT
 - Teori Penuaan
 - Peran Trombosit Pada Proses Koagulasi
 - wanted
 - 10 Efek Buruk Minuman Bersoda
 - Fraktur Hepar
 - 23 Cara Tingkatkan Kinerja Otak
 - Takipneu Transien (Sindroma Paru-paru Basah Pada B...
 - Photophobia
 - Endometriosis
 - Daun Sembung Kikis Bronkitis
 - Merokok dan Malas Berolahraga Berdampak pada Fungs...
 - Mengobati Demam Dengan Cara Tradisional
 - Penyakit Crohn
 - Herpes Genitalis
 - Asma adalah penyakit keturunan
 - Sabun Antibakteri Berbahaya untuk Manusia dan Ling...
 - Bidan, Perawat & Semua Tenaga Kesehatan Harus Puny...
 - artikel keperawatan jiwa umum
 - Askep - Asuhan Keperawatan Waham
 
 
- 10/03 - 10/10 (31)
 
- 09/26 - 10/03 (21)
 
- 09/19 - 09/26 (26)
 
- 09/12 - 09/19 (55)
 
- 09/05 - 09/12 (65)
 
- 08/29 - 09/05 (33)
 
- 08/22 - 08/29 (70)
 
- 08/15 - 08/22 (45)
 
- 08/08 - 08/15 (35)
 
- 08/01 - 08/08 (37)
 
- 07/25 - 08/01 (27)
 
- 07/18 - 07/25 (19)
 
- 07/11 - 07/18 (30)
 
- 07/04 - 07/11 (56)
 
- 06/27 - 07/04 (28)
 
- 06/20 - 06/27 (22)
 
- 06/13 - 06/20 (30)
 
- 06/06 - 06/13 (21)
 
- 05/30 - 06/06 (5)
 
- 05/16 - 05/23 (6)
 
- 05/09 - 05/16 (29)
 
- 05/02 - 05/09 (59)
 
- 04/25 - 05/02 (28)
 
- 04/18 - 04/25 (38)
 
- 04/11 - 04/18 (70)
 
- 04/04 - 04/11 (59)
 
- 03/28 - 04/04 (65)
 
- 03/21 - 03/28 (89)
 
- 03/14 - 03/21 (218)
 
- 03/07 - 03/14 (95)
 
- 02/28 - 03/07 (135)
 
- 02/21 - 02/28 (102)
 
- 01/03 - 01/10 (68)
 
 
- 
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
 
- 12/20 - 12/27 (22)
 
- 12/13 - 12/20 (100)
 
- 12/06 - 12/13 (45)
 
- 11/29 - 12/06 (24)
 
- 11/22 - 11/29 (22)
 
- 11/15 - 11/22 (19)
 
- 11/08 - 11/15 (28)
 
- 11/01 - 11/08 (11)
 
- 10/25 - 11/01 (17)
 
- 10/18 - 10/25 (38)
 
- 10/11 - 10/18 (33)
 
- 10/04 - 10/11 (15)
 
- 09/27 - 10/04 (21)
 
- 09/20 - 09/27 (7)
 
- 09/13 - 09/20 (84)
 
- 09/06 - 09/13 (35)
 
- 08/30 - 09/06 (48)
 
- 08/23 - 08/30 (118)
 
- 08/16 - 08/23 (26)
 
- 08/09 - 08/16 (34)
 
- 08/02 - 08/09 (35)
 
- 07/26 - 08/02 (31)
 
- 07/19 - 07/26 (14)
 
- 07/12 - 07/19 (16)
 
- 07/05 - 07/12 (28)
 
- 06/28 - 07/05 (26)
 
- 06/21 - 06/28 (76)
 
- 06/14 - 06/21 (26)
 
- 06/07 - 06/14 (21)
 
- 05/31 - 06/07 (43)
 
- 05/24 - 05/31 (38)
 
- 05/17 - 05/24 (26)
 
- 05/10 - 05/17 (52)
 
- 05/03 - 05/10 (15)
 
- 04/26 - 05/03 (38)
 
- 04/19 - 04/26 (32)
 
- 04/12 - 04/19 (22)
 
- 04/05 - 04/12 (20)
 
- 03/29 - 04/05 (40)
 
- 03/22 - 03/29 (43)
 
- 03/15 - 03/22 (18)
 
- 03/08 - 03/15 (14)
 
- 03/01 - 03/08 (22)
 
- 02/22 - 03/01 (12)
 
- 02/15 - 02/22 (9)
 
- 02/08 - 02/15 (11)
 
- 02/01 - 02/08 (19)
 
- 01/25 - 02/01 (37)
 
- 01/18 - 01/25 (21)
 
- 01/11 - 01/18 (33)
 
- 01/04 - 01/11 (31)
 
 
- 
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
 
- 12/21 - 12/28 (9)
 
- 12/14 - 12/21 (57)
 
- 12/07 - 12/14 (5)
 
- 11/30 - 12/07 (18)
 
- 11/23 - 11/30 (33)
 
- 11/16 - 11/23 (31)
 
- 11/09 - 11/16 (23)
 
- 11/02 - 11/09 (18)
 
- 10/26 - 11/02 (11)
 
- 10/19 - 10/26 (15)
 
- 10/12 - 10/19 (13)
 
- 10/05 - 10/12 (25)
 
- 09/28 - 10/05 (2)
 
- 09/21 - 09/28 (14)
 
- 09/14 - 09/21 (19)
 
- 09/07 - 09/14 (43)
 
- 08/31 - 09/07 (3)
 
- 08/24 - 08/31 (33)
 
- 08/17 - 08/24 (65)
 
- 08/10 - 08/17 (4)
 
- 08/03 - 08/10 (26)
 
- 07/27 - 08/03 (6)
 
- 07/20 - 07/27 (19)
 
- 07/13 - 07/20 (18)
 
- 07/06 - 07/13 (60)
 
- 06/29 - 07/06 (53)
 
- 06/22 - 06/29 (49)
 
- 06/15 - 06/22 (11)
 
- 06/08 - 06/15 (4)
 
 
Popular Posts
- 
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
 - 
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
 - 
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
 - 
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
 - 
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
 - 
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
 - 
Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENGGUNAKAN RUMUS JOHNSON TOHSACH DENGAN MODIFIKASI RUMUS...
 - 
Konsep Dasar Diagnosa Keperawatan Aktual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses kepera...
 - 
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
 - 
Konsep Teori Transkultural dalam Keperawatan APLIKASI TEORI TRANSCULTURAL NURSING DALAM PROSES KEPERAWATAN Rahayu Iskandar, Ners, M.Kep PEND...
 
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates

