Rabu, 04 Januari 2012
Soto Jeroan Pemicu Gout
Tengah malam Iwan tiba-tiba terbangun. Gara-garanya sendi ibu jari kaki kanannya terasa nyeri dan kaku. Kulit di atas sendi itu tampak membengkak kemerahan. Baru pertama kali pemuda berusia 20-an ini merasakan pengalaman seperti itu pada dirinya.
Dari hasil pemeriksaan darah ternyata diketahui, kadar asam urat dalam darahnya meningkat menjadi 9 mg%. Normalnya, kadar asam urat kurang dari 7 mg%.
Usut punya usut biang keladinya ternyata kedoyanan Iwan pada makanan yang mengandung purin kadar tinggi, seperti soto jeroan sapi, sate kambing, paru goreng, dll. Jenis makanan seperti itu memang mudah meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Ujung-ujungnya, Iwan pun menderita gangguan tadi, yang dalam ilmu kedokteran disebut artritis gout. Asam urat atau uric acid merupakan hasil akhir nucleic acid atau metabolisme zat purin (salah satu unsur protein) dalam sel tubuh. Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama air seni. Ginjal yang sehat akan mengatur kadar asam urat dalam darah agar selalu dalam kadar normal. Namun, asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan terolah seluruhnya oleh tubuh. Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan jaringan. Asam urat, dalam jumlah terbatas, juga diproduksi dari makanan yang dicerna. Asam ini lewat usus besar akan dihancurkan bakteri menjadi zat kimia yang dikeluarkan bersama faeses. Produksi asam urat yang berlebihan (hyperuricaemia) berisiko tinggi terhadap beberapa gangguan seperti penyakit artritis gout, batu ginjal, kerusakan ginjal, serta tekanan darah tinggi. Gangguan artritis gout merupakan salah satu jenis rematik (ada lebih dari 150 jenis artritis). Kelainan metabolik ini kebanyakan menyerang sendi-sendi perifer atau tunggal. Gejala nyeri dan kaku bersifat akut pertama-tama menyerang sendi-sendi ibu jari kaki (sendi bunion) sampai ke jari-jari lain. Pada taraf lebih lanjut, bisa sampai pergelangan kaki, lutut, siku, serta sendi-sendi kecil lain pada tangan. Siksaan nyeri dan pembengkakan tersebut sering kali menyebabkan penderita sulit berjalan. Malah ada kalanya peradangan disertai demam dan di daerah sendi yang bengkak terasa panas. penderitaan bisa berlangsung 24 - 36 jam. Bahkan, bisa lebih lama lagi tergantung parah tidaknya peradangan. Namun, serangan akut artritis gout tidak selalu harus dalam keadaan asam urat tinggi. Fluktuasi kadar asam urat yang cenderung turun-naik, juga bisa mengakibatkan serangan akut. Misalnya, seseorang dengan kadar asam urat normal bisa terkena serangan akut beberapa jam setelah makan semangkuk soto jeroan sapi. Soalnya, soto ini menyebabkan kadar asam urat naik secara mendadak. Sebaliknya, seseorang dengan kadar asam urat tinggi bisa mendapat serangan akut kalau melakukan diet terlalu ketat atau minum obat penurun asam urat (allopurinol) dosis tinggi. Diet ketat atau konsumsi obat tersebut menyebabkan kadar asam urat turun drastis (di bawah 5 mg%). "Paling tepat, kadar asam urat tidak diturunkan secara drastis, tapi secara perlahan-lahan," kata dr. Caecilia R. Padang, Ph.D., FACR, konsultan rematologi dari Pusat Rematik Indonesia, Jakarta. Setelah serangan pertama, saran Caecilia, sebaiknya kadar asam urat terus dipantau. Kalau sampai mendapat serangan kedua, serangan-serangan akut berikutnya bakal semakin sering muncul, bahkan berkepanjangan dan kronis. Selain dari makanan, alkohol (termasuk tape dan tuak), serta obat-obatan tertentu seperti obat bersifat diuretik penurun tekanan darah tinggi (menaikkan produksi air seni dan mineral), atau dosis kecil aspirin dalam jangka panjang untuk mencegah serangan jantung, pun bisa melambungkan kadar asam urat. "Memang kedua macam obat tersebut sering menjadi pemicu pada pasien berpotensi gout. Namun, hal ini jarang terjadi pada individu yang tidak mempunyai bakat gout," jelas Caecilia, yang meraih gelar doktornya di Australia. Jangan ditunda Caecilia menambahkan, bila kadar asam urat dalam darah terlalu lama dibiarkan di atas 7 mg%, kristal monosodium urat (MSU) akan menumpuk dalam sendi-sendi dan jaringan. Kumpulan kristal ini lama-kelamaan membentuk gumpalan di bawah kulit, yang kemudian membentuk tophi. Bila endapan kristal MSU terjadi dalam ginjal, bisa mengakibatkan terjadinya batu ginjal, bahkan bisa merusak jaringan ginjal, yang dikhawatirkan akan mengakibatkan gagal ginjal. Untuk mengurangi risiko terkena gangguan ginjal, selain kadar asam urat terus dipantau dan diobati, disarankan agar penderita minum banyak air putih (1 - 2 l sehari atau 3 - 4 l di musim panas). Warna serta bening tidaknya urine dapat untuk menilai cukup tidaknya konsumsi air. Khusus ketika bangun pagi, warna urine pertama biasanya lebih tua dan kurang bening. Setelah itu, warna urine seharusnya bening. Tophi memiliki ukuran berlainan. Yang kecil atau microtophi hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Yang besar mudah terlihat dan dirasakan. Tophi yang semakin membesar akan menyebabkan kecacatan: sendi kaki atau tangan menonjol dan menjadi kaku. Agar tidak menjadi tophi, saran Caecilia, penderita gout hendaknya terus memantau penyakitnya. Pertama-tama untuk menghilangkan radang, diberikan obat antiradang (NSAID = non-steroidal anti-inflammatory drugs) atau colchicine yang sudah dikenal lebih dari 1.500 tahun dapat mengobati peradangan. Obat ini menunjukkan hasilnya dalam dua hari. Selanjutnya, diberikan obat penurun asam urat allopurinol serta probenesid selama 6 bulan - 2 tahun dalam dosis terbatas. Tophi berat membutuhkan pengobatan selama lima tahun atau lebih. Ada kalanya penderita disarankan minum obat penurun asam urat darah seumur hidup kalau serangan gout akut terjadi lebih dari lima kali setahun. Atau, penderita sudah menderita tophi dan atau menderita batu ginjal. Caecilia mengingatkan agar penderita artritis gout tidak sekali-kali berusaha mengobati diri sendiri dengan membeli obat bebas tanpa resep dokter. "Banyak kasus berakibat fatal gara-gara terlalu sering minum obat penghilang sakit atau penghilang radang," tuturnya. Dengan allopurinol, pasien memang tidak bisa sembuh dalam sekali pengobatan. Sering kali masih disertai dengan beberapa kali serangan akut. Soalnya, setelah kristal urat pada sendi tersedot habis, masih diteruskan pengurasan kristal urat yang menumpuk pada jaringan. Hal ini bisa menimbulkan radang sendi kembali akibat keluarnya benda asing tersebut. "Sering kali penderita berhenti minum allupurinol bila serangan tetap timbul setelah minum beberapa kali. Mereka mengira obat ini tidak ada khasiatnya," tambah dr. Caecilia. "Sebab itu kini obat itu dikombinasikan dengan obat pencegah serangan sampai kadar asam urat stabil." Obat-obatan kortikosteroid seperti prednisone atau prednisdolone juga sering digunakan untuk mengobati artritis gout. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan jangka panjang. Lebih banyak pria Di Indonesia, penyakit artritis gout pertama kali diteliti oleh seorang dokter Belanda, dr. van den Horst, pada 1935. Saat itu, ia menemukan 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di Jawa. Hasil penelitian tahun 1988 oleh dr. John Darmawan di Bandungan, Jawa Tengah, menunjukkan, di antara 4.683 orang berusia 15 - 45 tahun yang diteliti, 0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita di antara mereka sudah sampai pada tahap gout).
Awal tahun '90-an, Prof. Dr. E. Tehupedori pernah meneliti kemungkinan adanya perbedaan kadar asam urat pada etnik tertentu di Ujungpandang. Ternyata tidak! Namun ditemukan, 50% penderita di kota itu datang berobat setelah 6,5 tahun menderita gout, bahkan 7 - 9 tahun kemudian saat keadaannya sudah lebih parah (menderita gout tophikronik). Caecilia sendiri pernah meneliti daerah kelahirannya, Sulawesi Utara, di mana faktor risiko artritis gout cukup tinggi, khususnya di pedesaan. Begitu "akrab"-nya masyarakat di sana dengan penyakit ini sehingga artritis gout dianggap penyakit turun-temurun. "Akibatnya, mereka kurang menghiraukan gejala dini dan rata-rata baru datang berobat setelah mengalami kecacatan akibat gout tophi kronik," katanya. Padahal faktor risiko utamanya, menurut dokter ahli penyakit rematik ini, kemungkinan besar dari pola makan mereka sehari-hari secara turun-menurun. Terungkap pula, di Indonesia artritis gout diderita pada usia lebih awal dibandingkan dengan di negara Barat. Di Indonesia 32% serangan gout terjadi pada pria usia di bawah 34 tahun. Sementara di luar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria di atas usia tersebut. Pada mereka yang setiap hari menenggak alkohol tradisional (tuak atau tape), menurut Caecilia, faktor risiko gout menjadi 50%. Pada mereka yang minum alkohol lebih dari seminggu sekali faktor risikonya 40%. Demikian pula mereka yang kebiasaan sehari-hari makan makanan laut (udang, kepiting, tiram, remis), jeroan, kaldu kental (soto), daging anjing, kelelawar, dan kambing.Keluarga yang mempunyai riwayat positif penyakit gout, menurut Caecilia, 60% anggota keluarganya terkena serangan gout, dan hampir 47,4% di antaranya kaum pria. Pria gemuk punya kecenderungan lebih tinggi ketimbang yang kurus. Sebaliknya, gout lebih sedikit diderita pada anak-anak atau wanita di bawah usia menopause. Gout sering kali disertai penyakit tekanan darah tinggi (22%) dan batu ginjal (13%). Ada kalanya, gout juga menjadi pemicu penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus atau kencing manis. Sekitar 86% gangguan ginjal ditemukan pada penderita artritis gout di Minahasa. Namun, belum jelas apakah gangguan ginjal menyebabkan kadar asam urat meninggi atau sebaliknya. Perlu pula diteliti apakah tekanan darah tinggi yang sulit turun juga ada hubungannya dengan faktor gangguan ginjal. Jadi, faktor risiko pemunculan artritis gout bisa karena sejarah keluarga, pola makan, kegemukan,serta gangguan ginjal. Sudah saatnya pendidikan tentang pencegahan serta perawatan artritis gout disebarluaskan sampai ke pelosok pedesaan. "Tenaga paramedis puskesmas dapat ikut memberikan penjelasan tentang penyakit ini serta tindak lanjutnya, baik dari pola makan maupun perawatannya," ujar Caecilia. "Informasi dengan menggunakan booklet tampaknya belum tertangkap, dan obat penurun asam urat pun belum disebarkan sampai ke puskesmas."Kalau dulu penyakit artritis gout dikatakan hanya diderita kaum pria golongan menengah ke atas, penelitian terakhir menunjukkan, penyakit itu tidak mengenal kelas. Sekali terjerat penyakit ini, seseorang harus memperhatikannya seumur hidup. Dengan mempelajari riwayat penyakit keluarga, mengatur pola makan, rajin mengontrol serta mengobati secara teratur, artritis gout akan mengalami masa remisi. Artinya, bila asam urat tetap dipertahankan pada kadar normal, serangan gout diharapkan tidak akan berulang kembali.(medikaholistik.com)
Usut punya usut biang keladinya ternyata kedoyanan Iwan pada makanan yang mengandung purin kadar tinggi, seperti soto jeroan sapi, sate kambing, paru goreng, dll. Jenis makanan seperti itu memang mudah meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Ujung-ujungnya, Iwan pun menderita gangguan tadi, yang dalam ilmu kedokteran disebut artritis gout. Asam urat atau uric acid merupakan hasil akhir nucleic acid atau metabolisme zat purin (salah satu unsur protein) dalam sel tubuh. Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan bersama air seni. Ginjal yang sehat akan mengatur kadar asam urat dalam darah agar selalu dalam kadar normal. Namun, asam urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan terolah seluruhnya oleh tubuh. Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan jaringan. Asam urat, dalam jumlah terbatas, juga diproduksi dari makanan yang dicerna. Asam ini lewat usus besar akan dihancurkan bakteri menjadi zat kimia yang dikeluarkan bersama faeses. Produksi asam urat yang berlebihan (hyperuricaemia) berisiko tinggi terhadap beberapa gangguan seperti penyakit artritis gout, batu ginjal, kerusakan ginjal, serta tekanan darah tinggi. Gangguan artritis gout merupakan salah satu jenis rematik (ada lebih dari 150 jenis artritis). Kelainan metabolik ini kebanyakan menyerang sendi-sendi perifer atau tunggal. Gejala nyeri dan kaku bersifat akut pertama-tama menyerang sendi-sendi ibu jari kaki (sendi bunion) sampai ke jari-jari lain. Pada taraf lebih lanjut, bisa sampai pergelangan kaki, lutut, siku, serta sendi-sendi kecil lain pada tangan. Siksaan nyeri dan pembengkakan tersebut sering kali menyebabkan penderita sulit berjalan. Malah ada kalanya peradangan disertai demam dan di daerah sendi yang bengkak terasa panas. penderitaan bisa berlangsung 24 - 36 jam. Bahkan, bisa lebih lama lagi tergantung parah tidaknya peradangan. Namun, serangan akut artritis gout tidak selalu harus dalam keadaan asam urat tinggi. Fluktuasi kadar asam urat yang cenderung turun-naik, juga bisa mengakibatkan serangan akut. Misalnya, seseorang dengan kadar asam urat normal bisa terkena serangan akut beberapa jam setelah makan semangkuk soto jeroan sapi. Soalnya, soto ini menyebabkan kadar asam urat naik secara mendadak. Sebaliknya, seseorang dengan kadar asam urat tinggi bisa mendapat serangan akut kalau melakukan diet terlalu ketat atau minum obat penurun asam urat (allopurinol) dosis tinggi. Diet ketat atau konsumsi obat tersebut menyebabkan kadar asam urat turun drastis (di bawah 5 mg%). "Paling tepat, kadar asam urat tidak diturunkan secara drastis, tapi secara perlahan-lahan," kata dr. Caecilia R. Padang, Ph.D., FACR, konsultan rematologi dari Pusat Rematik Indonesia, Jakarta. Setelah serangan pertama, saran Caecilia, sebaiknya kadar asam urat terus dipantau. Kalau sampai mendapat serangan kedua, serangan-serangan akut berikutnya bakal semakin sering muncul, bahkan berkepanjangan dan kronis. Selain dari makanan, alkohol (termasuk tape dan tuak), serta obat-obatan tertentu seperti obat bersifat diuretik penurun tekanan darah tinggi (menaikkan produksi air seni dan mineral), atau dosis kecil aspirin dalam jangka panjang untuk mencegah serangan jantung, pun bisa melambungkan kadar asam urat. "Memang kedua macam obat tersebut sering menjadi pemicu pada pasien berpotensi gout. Namun, hal ini jarang terjadi pada individu yang tidak mempunyai bakat gout," jelas Caecilia, yang meraih gelar doktornya di Australia. Jangan ditunda Caecilia menambahkan, bila kadar asam urat dalam darah terlalu lama dibiarkan di atas 7 mg%, kristal monosodium urat (MSU) akan menumpuk dalam sendi-sendi dan jaringan. Kumpulan kristal ini lama-kelamaan membentuk gumpalan di bawah kulit, yang kemudian membentuk tophi. Bila endapan kristal MSU terjadi dalam ginjal, bisa mengakibatkan terjadinya batu ginjal, bahkan bisa merusak jaringan ginjal, yang dikhawatirkan akan mengakibatkan gagal ginjal. Untuk mengurangi risiko terkena gangguan ginjal, selain kadar asam urat terus dipantau dan diobati, disarankan agar penderita minum banyak air putih (1 - 2 l sehari atau 3 - 4 l di musim panas). Warna serta bening tidaknya urine dapat untuk menilai cukup tidaknya konsumsi air. Khusus ketika bangun pagi, warna urine pertama biasanya lebih tua dan kurang bening. Setelah itu, warna urine seharusnya bening. Tophi memiliki ukuran berlainan. Yang kecil atau microtophi hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Yang besar mudah terlihat dan dirasakan. Tophi yang semakin membesar akan menyebabkan kecacatan: sendi kaki atau tangan menonjol dan menjadi kaku. Agar tidak menjadi tophi, saran Caecilia, penderita gout hendaknya terus memantau penyakitnya. Pertama-tama untuk menghilangkan radang, diberikan obat antiradang (NSAID = non-steroidal anti-inflammatory drugs) atau colchicine yang sudah dikenal lebih dari 1.500 tahun dapat mengobati peradangan. Obat ini menunjukkan hasilnya dalam dua hari. Selanjutnya, diberikan obat penurun asam urat allopurinol serta probenesid selama 6 bulan - 2 tahun dalam dosis terbatas. Tophi berat membutuhkan pengobatan selama lima tahun atau lebih. Ada kalanya penderita disarankan minum obat penurun asam urat darah seumur hidup kalau serangan gout akut terjadi lebih dari lima kali setahun. Atau, penderita sudah menderita tophi dan atau menderita batu ginjal. Caecilia mengingatkan agar penderita artritis gout tidak sekali-kali berusaha mengobati diri sendiri dengan membeli obat bebas tanpa resep dokter. "Banyak kasus berakibat fatal gara-gara terlalu sering minum obat penghilang sakit atau penghilang radang," tuturnya. Dengan allopurinol, pasien memang tidak bisa sembuh dalam sekali pengobatan. Sering kali masih disertai dengan beberapa kali serangan akut. Soalnya, setelah kristal urat pada sendi tersedot habis, masih diteruskan pengurasan kristal urat yang menumpuk pada jaringan. Hal ini bisa menimbulkan radang sendi kembali akibat keluarnya benda asing tersebut. "Sering kali penderita berhenti minum allupurinol bila serangan tetap timbul setelah minum beberapa kali. Mereka mengira obat ini tidak ada khasiatnya," tambah dr. Caecilia. "Sebab itu kini obat itu dikombinasikan dengan obat pencegah serangan sampai kadar asam urat stabil." Obat-obatan kortikosteroid seperti prednisone atau prednisdolone juga sering digunakan untuk mengobati artritis gout. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan jangka panjang. Lebih banyak pria Di Indonesia, penyakit artritis gout pertama kali diteliti oleh seorang dokter Belanda, dr. van den Horst, pada 1935. Saat itu, ia menemukan 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di Jawa. Hasil penelitian tahun 1988 oleh dr. John Darmawan di Bandungan, Jawa Tengah, menunjukkan, di antara 4.683 orang berusia 15 - 45 tahun yang diteliti, 0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita di antara mereka sudah sampai pada tahap gout).
Awal tahun '90-an, Prof. Dr. E. Tehupedori pernah meneliti kemungkinan adanya perbedaan kadar asam urat pada etnik tertentu di Ujungpandang. Ternyata tidak! Namun ditemukan, 50% penderita di kota itu datang berobat setelah 6,5 tahun menderita gout, bahkan 7 - 9 tahun kemudian saat keadaannya sudah lebih parah (menderita gout tophikronik). Caecilia sendiri pernah meneliti daerah kelahirannya, Sulawesi Utara, di mana faktor risiko artritis gout cukup tinggi, khususnya di pedesaan. Begitu "akrab"-nya masyarakat di sana dengan penyakit ini sehingga artritis gout dianggap penyakit turun-temurun. "Akibatnya, mereka kurang menghiraukan gejala dini dan rata-rata baru datang berobat setelah mengalami kecacatan akibat gout tophi kronik," katanya. Padahal faktor risiko utamanya, menurut dokter ahli penyakit rematik ini, kemungkinan besar dari pola makan mereka sehari-hari secara turun-menurun. Terungkap pula, di Indonesia artritis gout diderita pada usia lebih awal dibandingkan dengan di negara Barat. Di Indonesia 32% serangan gout terjadi pada pria usia di bawah 34 tahun. Sementara di luar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria di atas usia tersebut. Pada mereka yang setiap hari menenggak alkohol tradisional (tuak atau tape), menurut Caecilia, faktor risiko gout menjadi 50%. Pada mereka yang minum alkohol lebih dari seminggu sekali faktor risikonya 40%. Demikian pula mereka yang kebiasaan sehari-hari makan makanan laut (udang, kepiting, tiram, remis), jeroan, kaldu kental (soto), daging anjing, kelelawar, dan kambing.Keluarga yang mempunyai riwayat positif penyakit gout, menurut Caecilia, 60% anggota keluarganya terkena serangan gout, dan hampir 47,4% di antaranya kaum pria. Pria gemuk punya kecenderungan lebih tinggi ketimbang yang kurus. Sebaliknya, gout lebih sedikit diderita pada anak-anak atau wanita di bawah usia menopause. Gout sering kali disertai penyakit tekanan darah tinggi (22%) dan batu ginjal (13%). Ada kalanya, gout juga menjadi pemicu penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus atau kencing manis. Sekitar 86% gangguan ginjal ditemukan pada penderita artritis gout di Minahasa. Namun, belum jelas apakah gangguan ginjal menyebabkan kadar asam urat meninggi atau sebaliknya. Perlu pula diteliti apakah tekanan darah tinggi yang sulit turun juga ada hubungannya dengan faktor gangguan ginjal. Jadi, faktor risiko pemunculan artritis gout bisa karena sejarah keluarga, pola makan, kegemukan,serta gangguan ginjal. Sudah saatnya pendidikan tentang pencegahan serta perawatan artritis gout disebarluaskan sampai ke pelosok pedesaan. "Tenaga paramedis puskesmas dapat ikut memberikan penjelasan tentang penyakit ini serta tindak lanjutnya, baik dari pola makan maupun perawatannya," ujar Caecilia. "Informasi dengan menggunakan booklet tampaknya belum tertangkap, dan obat penurun asam urat pun belum disebarkan sampai ke puskesmas."Kalau dulu penyakit artritis gout dikatakan hanya diderita kaum pria golongan menengah ke atas, penelitian terakhir menunjukkan, penyakit itu tidak mengenal kelas. Sekali terjerat penyakit ini, seseorang harus memperhatikannya seumur hidup. Dengan mempelajari riwayat penyakit keluarga, mengatur pola makan, rajin mengontrol serta mengobati secara teratur, artritis gout akan mengalami masa remisi. Artinya, bila asam urat tetap dipertahankan pada kadar normal, serangan gout diharapkan tidak akan berulang kembali.(medikaholistik.com)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
-
01/01 - 01/08
(366)
- Air hangat atau dingin
- Peran Lubrikasi dalam Hubungan Seksual
- Pentingnya Breastfeeding Fathers
- Kerugian Mencabut Bulu
- Pilah-Pilih Kosmetik
- Tidur Cukup untuk Melawan Flu
- Batasi Pemakaian Bra
- Ginseng, Si Raja Obat
- Perawatan untuk Kulit Kombinasi
- Sauna Kulit Wajah
- Tips Gaya Hidup Hijau
- Biji Tomat Cegah Penyakit Jantung
- SA (Sialic Acid), Temuan Terbaru Untuk Perkembanga...
- Jaga Kesehatan Mata dengan Biji Pepaya
- Hubungan Sepeda dan Seks
- Gestational Diabetes
- Serba-serbi ASI
- Jangan Panik Luka Sayat
- Kalsium Untuk ABG
- Pertolongan Pertama Demam
- Mengurangi Kolestrol
- Perawatan Untuk Lingkaran Hitam di Sekitar Mata
- Masker Apel untuk Kulit Berminyak
- Mengurangi Kerutan di Wajah
- Mengurangi Efek Rumah Kaca
- Jangan Lama Mencelup Teh
- Kumur-kumur Saat Asma
- Folat Untuk Ibu Hamil
- Bagaimana Mengurangi Varises
- Kegemukan dan Risiko Kanker
- Penyakit Kanker Sudah Tidak Berbahaya Lagi
- Mengapa protein atau zat putih telur amat penting ...
- Yoga Untuk Mata Lelah Akibat Komputer
- Waspadai Kanker Kelenjar Getah Bening
- Teh Hitam Cegah Sakit Jantung, Kanker dan Diabetes
- Kulit Bentol Bila Udara Dingin.
- Gigi Palsu
- Bagaimana Cara Efektif Untuk Hamil atau Menunda K...
- Tips agar hamil
- Jangan Biarkan Suplemen Merusak Anda
- DOSIS TINGGI VITAMIN E PICU KANKER PARU-PARU
- 11 Tips Berolah Raga Bagi Penderita Diabetes
- Tanda-tanda Kencing Manis
- Agar Susu Formula Tidak Tercemar Bakteri
- Bagaimana Mencegah Keguguran Kandungan
- Nutrisi Ibu Hamil
- Mengatasi dan Mencegah Jerawat
- Gula Bagi Penderita Diabetes
- Minuman Energi Bisa Merusak Gigi
- Perut Buncit Bikin Pikun?
- Melangsing Tanpa Pusing dengan Akupuntur
- Jambu Biji, Cegah Jantungan
- Anggur Merah Bunuh Sel Kanker
- Cegah Diabetes dengan Minum Teh
- Tamiflu Masih Efektif untuk Penderita AI
- Ingin Bayi Tabung tak Perlu Jauh ke Singapura
- Seks Pagi Hari Bikin Anda Lebih Sehat
- Air Liur Dapat Gantikan Darah di Uji Diagnostik
- Kalsium, Kembangkan Motorik Anak
- Waspada, Gagal Ginjal pada Anak
- Waspadai Kanker Pada Anak!
- Kenali Gejala Kanker Pada Anak Sejak Dini
- ASI, Sumber DHA dan ARA Terbaik
- Cara Mengencangkan Payudara
- Cara Mencegah dan Mengatasi Jerawat
- Melahirkan Alami Tanpa Sakit
- Pantangan dan Anjuran bagi Penderita Asam Urat
- Asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi
- FluorideASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
- Apakah tekstur kondom mempengaruhi kepuasan dalam ...
- Manfaat cabai rawit
- Memerangi penyakit dengan nuklir
- Apa itu Kedokteran Nuklir?
- Cara Memilih Pakaian Dalam Yang Sehat.
- ML berlebihan
- Keguguran terus
- Cara Tradisional Redam Batuk
- Diare Mendadak dan Penanganannya
- Cara Membaca Label Obat.
- Kurang Tidur Picu Obesitas
- Sudah Jarang Ngeseks, Rentan jadi Korban Pula
- Lempuyang Gempur Radang Tenggorokan
- Ginkgo Dapat Memicu Stroke?
- Tolak Angin Si Kunyit Putih
- Teh Hitam, Cegah Jantungan
- Olahraga 10 Menit Bantu Pengidap Obesitas
- Batasi Garam Bikin Anak Langsing
- Langsing Cepat, Aman dan Alami
- Aids dapat dilihat dari mulut
- Benarkah Vitamin C Mencegah Flu ?
- Sayuran Berwarna Kuning Cegah Kebutaan
- Sejumlah Makanan Turunkan Daya Tahan Tubuh 2
- Bahaya Laten Sepotong Sosis
- Kedokteran Gigi
- Pecinta Bola Lebih Rentan Serangan Jantung
- Susah Tidur? Cek Makanan Anda
- Sering Telepon Bikin Sperma Rusak
- Gusi kita
- Sering Pusing.....Ternyata Darah Tinggi...
- Tips Untuk Karang Gigi
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
Konsep Dasar Diagnosa Keperawatan Aktual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses kepera...
-
duh Gusti namung sepanunggal engkang kulo suwun marang Panjenengan inggih meniko tulung jagakne ingkang kulo tresnani sak meniko kulo mboten...
-
ASUHAN KEPERAWATAN COLORECTAL CANCER 1. Tinjauan Umum Kanker dalam usus halus sangat jarang dan tidak dibahas dalam teks ini. ...
-
Pathway Appendicitis Klik Untuk Melihat Pathway Download Pathway Appendicitis Via Ziddu Asuhan Keperawatan Appendicitis
-
Konsep Teori Transkultural dalam Keperawatan APLIKASI TEORI TRANSCULTURAL NURSING DALAM PROSES KEPERAWATAN Rahayu Iskandar, Ners, M.Kep PEND...
-
KapanLagi.com: Woman ...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Jangan Lupa Tulis Komentarnya Gan: