Kamis, 26 Juni 2008
Sorafenib Bantu Penderita Kanker Hati
PENDERITA kanker hati stadium lanjut (hepatocellular carcinoma/HCC) memiliki harapan lebih besar untuk memperpanjang dan mempertahankan kualitas hidupnya. Dengan menjalani terapi kanker berfokus sasaran menggunakan obat Sorafenib, penderita HCC dapat mengingkatkan kelangsungan hidup hingga 47 persen.
"Sorafenib sudah menjadi sistem standar untuk terapi kanker hati stadium lanjut. Obat ini adalah satu-satunya terapi yang telah menunjukkan adanya peningkatan survival rate bagi para penderita kanker hati di dunia dan juga di Indonesia," ungkap Profesor Ali Sulaiman SpDP-KGEH, dari Divisi Hematologi Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (FKUI/RSCM) di Jakarta, Kamis (26/6).
Kemampuan Sorafenib memperpanjang harapan hidup, lanjut Prof Ali, dapat dilihat dari hasil berbagai riset antara lain penelitian internasional SHARP fase ke-3 yang dilakukan pada pasien kanker hati di AS, Eropa dan Australia/Selandia Baru menunjukkan Sorafenib secara signifikan meningkatkan kualitas kelangsungan hidup sebasar 44 persen .
Pada penelitian serupa, yang juga mengevaluasi efikasi dan keamanan Sorafenib dibanding plasebo yang dilakukan pada pasien 226 penderita HCC di wilayah Asia Pasifik yakni Fase III Asia Pacific Study, terbukti bahwa Sorafenib secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup sebesar 47,3 persen pada para penderita kanker hati stadium lanjut.
"Dari hasil data yang ada, terlihat bahwa Sorafenib menunjukkan peningkatan perpanjangan tingkat kelangsungan hidup. Perbandingan antara penelitian di Asia Pasifik dengan hasil percobaan internasional SHARP di AS menunjukkan tingkat keberhasilan yang sama, meski pasien-pasien di Asia Pasifik memiliki status kesehatan yang lebih memprihatinkan dan lebih banyak metastase”, ungkap Dr. Hady Syarif, Head of Specialty Care Bayer Schering Pharma Indonesia.
Sorafenib merupakan terapi oral dengan sasaran sel tumor dan sistem pendarahan tumor untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Selain mengobati kanker hati stadium lanjut, obat ini juga digunakan untuk terapi kanker ginjal stadium lanjut. Sorafenib telah disetujui dilebih dari 40 negara bagi pengobatan untuk pasien penderita kanker hati yang tidak dapat dioperasi dan di lebih dari 70 negara untuk pengobatan bagi penderita kanker ginjal stadium lanjut.
Sorafenib bekerja dengan cara membidik sel tumor dan sistem pendarahan tumor. Dalam sebuah uji preklinis, Sorafenib terbukti mampu menghambat dua jenis kinase yakni profilerasi sel dan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah) di mana keduanya berperan besar dalam proses pertumbuhan kanker. Proses ini penting pula bagi sel normal, sehingga terapi target dari Sorafenib juga bisa mempengaruhi beberapa sel normal.
Menurut Prof Ali, meski cukup aman digunakan. Sorafenib tetap memiliki efek samping bagi penggunanya. Eefek samping yang mungkin timbul di antaranya diare, rasa sakit seperti terbakar, dan mati rasa. "Bila beberapa gejala muncul, dokter biasanya akan menyesuaikan dosis dan mengentikan pengobatan untuk semnetara waktu," ungkapnya.
Pada November 2007, Sorafenib telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat Makanan AS (FDA) bagi pengobatan pasien dengan kanker hati yang tak dapat dioperasi dan belum lama ini juga disetujui di lebih dari 40 negara. Sedangkan di Indonesia, Sorafenib telah disetujui Badan POM RI pada April 2008 untuk pengobatan pasien dengan kanker hati stadium lanjut yang tidak dapat dioperasi (HCC).
Kanker hati stadium lanjut (hepatocellular carcinoma) menurut Prof Ali kini masuk dalam 6 besar kanker yang paling sering menyebabkan kematian di Indonesia. Jumlah penderitanya biasanya selaras dengan angka penderita hepatitis B dan hepatitis C kronis, dua kelompok yang berisiko paling tinggi . Sebagian besar pasien yang didiagnosis terkena kanker ini biasanya tidak diketahui gejala awalnya dan datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut.
Pada stadium awal, kanker hati dapat diatasi dengan cara tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker. Selain itu, pasien kanker hati menjalani kemoterapi. Namun pada stadium lanjut, pasien tidak bisa mejalani tindakan tersebut karena sel kanker sudah menyebar.
"Yang datang ke rumah sakit umumnya sudah telat. Sekitar 80 persen penderita tidak bisa dioperasi lagi, yang biasa diobati mungkin hanya sekitar 30-40 persen saja," tandasnya.
"Sorafenib sudah menjadi sistem standar untuk terapi kanker hati stadium lanjut. Obat ini adalah satu-satunya terapi yang telah menunjukkan adanya peningkatan survival rate bagi para penderita kanker hati di dunia dan juga di Indonesia," ungkap Profesor Ali Sulaiman SpDP-KGEH, dari Divisi Hematologi Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (FKUI/RSCM) di Jakarta, Kamis (26/6).
Kemampuan Sorafenib memperpanjang harapan hidup, lanjut Prof Ali, dapat dilihat dari hasil berbagai riset antara lain penelitian internasional SHARP fase ke-3 yang dilakukan pada pasien kanker hati di AS, Eropa dan Australia/Selandia Baru menunjukkan Sorafenib secara signifikan meningkatkan kualitas kelangsungan hidup sebasar 44 persen .
Pada penelitian serupa, yang juga mengevaluasi efikasi dan keamanan Sorafenib dibanding plasebo yang dilakukan pada pasien 226 penderita HCC di wilayah Asia Pasifik yakni Fase III Asia Pacific Study, terbukti bahwa Sorafenib secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup sebesar 47,3 persen pada para penderita kanker hati stadium lanjut.
"Dari hasil data yang ada, terlihat bahwa Sorafenib menunjukkan peningkatan perpanjangan tingkat kelangsungan hidup. Perbandingan antara penelitian di Asia Pasifik dengan hasil percobaan internasional SHARP di AS menunjukkan tingkat keberhasilan yang sama, meski pasien-pasien di Asia Pasifik memiliki status kesehatan yang lebih memprihatinkan dan lebih banyak metastase”, ungkap Dr. Hady Syarif, Head of Specialty Care Bayer Schering Pharma Indonesia.
Sorafenib merupakan terapi oral dengan sasaran sel tumor dan sistem pendarahan tumor untuk dikonsumsi dalam jangka panjang. Selain mengobati kanker hati stadium lanjut, obat ini juga digunakan untuk terapi kanker ginjal stadium lanjut. Sorafenib telah disetujui dilebih dari 40 negara bagi pengobatan untuk pasien penderita kanker hati yang tidak dapat dioperasi dan di lebih dari 70 negara untuk pengobatan bagi penderita kanker ginjal stadium lanjut.
Sorafenib bekerja dengan cara membidik sel tumor dan sistem pendarahan tumor. Dalam sebuah uji preklinis, Sorafenib terbukti mampu menghambat dua jenis kinase yakni profilerasi sel dan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah) di mana keduanya berperan besar dalam proses pertumbuhan kanker. Proses ini penting pula bagi sel normal, sehingga terapi target dari Sorafenib juga bisa mempengaruhi beberapa sel normal.
Menurut Prof Ali, meski cukup aman digunakan. Sorafenib tetap memiliki efek samping bagi penggunanya. Eefek samping yang mungkin timbul di antaranya diare, rasa sakit seperti terbakar, dan mati rasa. "Bila beberapa gejala muncul, dokter biasanya akan menyesuaikan dosis dan mengentikan pengobatan untuk semnetara waktu," ungkapnya.
Pada November 2007, Sorafenib telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat Makanan AS (FDA) bagi pengobatan pasien dengan kanker hati yang tak dapat dioperasi dan belum lama ini juga disetujui di lebih dari 40 negara. Sedangkan di Indonesia, Sorafenib telah disetujui Badan POM RI pada April 2008 untuk pengobatan pasien dengan kanker hati stadium lanjut yang tidak dapat dioperasi (HCC).
Kanker hati stadium lanjut (hepatocellular carcinoma) menurut Prof Ali kini masuk dalam 6 besar kanker yang paling sering menyebabkan kematian di Indonesia. Jumlah penderitanya biasanya selaras dengan angka penderita hepatitis B dan hepatitis C kronis, dua kelompok yang berisiko paling tinggi . Sebagian besar pasien yang didiagnosis terkena kanker ini biasanya tidak diketahui gejala awalnya dan datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut.
Pada stadium awal, kanker hati dapat diatasi dengan cara tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker. Selain itu, pasien kanker hati menjalani kemoterapi. Namun pada stadium lanjut, pasien tidak bisa mejalani tindakan tersebut karena sel kanker sudah menyebar.
"Yang datang ke rumah sakit umumnya sudah telat. Sekitar 80 persen penderita tidak bisa dioperasi lagi, yang biasa diobati mungkin hanya sekitar 30-40 persen saja," tandasnya.
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
-
06/22 - 06/29
(49)
- Vit. K Tak Cocok dengan Heparin
- 10 Alasan Wanita tak Bergairah
- Yang Harus Dilakukan Pria di Awal Hubungan
- Kaki Panjang Bikin Seksi
- Mempersiapkan Kebugaran Sebelum Menua
- Terus Gunakan Otak
- Siapkanlah, Agar Hari Tua Bahagia
- Gaya Hidup Sehat Ubah Gen Anda Makin Sehat
- Sarapan Kenyang Bantu Turunkan Berat Badan
- Australia Bangsa Paling Gemuk
- Memilih Asuransi Kesehatan
- Tip Percepat Bakar Kalori dan Lemak
- Sorafenib Bantu Penderita Kanker Hati
- Presiden Instruksikan Beroperasinya BNN di Tiap Da...
- 83.000 Lebih Pelajar Gunakan Narkoba
- Nyalakan Lampu untuk Lawan Narkoba
- Kembar Siam Satu Kepala Dirawat di RSU Kupang
- Serba Ketimun Penghalus Kulit
- Kayu Putih, Nyamuk pun tak Tahan
- Indonesia Kekurangan Dokter Anak
- Anda Disfungsi Ereksi?
- Vitamin K, Sahabat Darah dan Tulang
- Vitamin D Cegah Diabetes
- Agar Vagina Makin Sehat dan Seksi
- Phacoemulsification Atasi Katarak Tanpa Perlu Jahitan
- Threadlift, Kencangkan Wajah dengan Benang
- Cantik dan Menarik Setiap Saat
- Makin Greng dengan Spa Vagina
- KEGEL'S EXERCISES
- Berfantasi Agar Seks Makin Pede
- Mitos Makanan dan Seks
- Rokok Mempengaruhi Kontrasepsi Hormonal?
- Atasi Kecemburuan dengan Santai
- Cegah Diare? Minum Madu Saja!
- Pria Telanjang Tidak Menggairahkan!
- Libido Turun? Matikan Lampu!
- Muka Masam? Mungkin Otot Wajah Masalahnya!
- 13 Langkah Panjang Umur
- Bikini Sulap Pria jadi Bodoh
- Yuk Pilih Camilan Anti Gemuk!
- Zat Besi, Cukup 8 Mg Setiap Hari
- Seks Asyik Selama Menyusui
- Cemburu Bikin Gairah Berkobar?
- Manfaat minyak Nilam dalam aromaterapi dan kesehatan
- RESPON TIGA KLON KUMIS KUCING (Orthosipon aristatu...
- Komfrei (symphytum officinale)
- Ketumbar
- ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
- Lelaki, Kendalikan Penismu!
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates