Minggu, 01 Agustus 2010
Fokus Intervensi ISPA
Fokus Intervensi ISPAFokus Intervensi
1. Hipertermi b.d proses infeksi ( hidung dan tenggorokan )
Tujuan : Suhu tubuh normal berkisar antara 36 ○C – 37 ○C
KH : Suhu tubuh dalam rentan normal, nadi ( 70 – 110 x / menit ) dan RR ( 15 – 30 x / menit ) dalam rentan normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing serta merasa nyaman.
Intervensi :
a. Observasi tanda – tanda vital
Rasional : pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan selanjutnya.
b. Anjurkan pada klien ( keluarga untuk melakuakan kompres dingin air biasa / air keran pada kepala / axial.
Rasional : dengan memberikan kompres maka akan terjadi proses kondisi / perpindahan panas dengan bahan perantara.
c. Anjurkan pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.
Rasional : proses hilangnya panas akan terhilangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan menyerap keringat.
d. Atur sirkulasi udara.
Rasional : penyediaan udara bersih.
e. Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml / hari.
Rasional : kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
f. Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur selama fase febris penyakit.
Rasional : tirah baring untuk mengurangi metaboloisme dan panas.
g. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan therapy obat antinicrobial antipiresika.
Rasional : untuk mengontrol infeksi pernafasan, penurunan panas.
h. Monitor input dan output.
Rasional : mengetahui keseimbangan antara input dan output.
i. Monitor IWL.
Rasional : mengetahui jumlah cairan yang hilang.
j. Monitor penurunan kesadaran.
Rasional : mengetahui tingkat kesadaran klien.
( Nanda, 2007 : 180 )
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia.
Tujuan : tidak terjadi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
KH : a. Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal.
b. klien dapat mentoleransi diet yang dianjurkan.
c. tidak menunjukan tanda malnutrisi.
Intevensi :
a. Kaji kebiasaan diet, input – output dan timbang BB tiap hari.
Rasional : berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun kebutuhan BB dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
b. Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.
Rasional : untuk menjamin nutrisi adekuat / meningkatkan kalori total.
c. Tingkat tirah baring.
Rasional : untuk mengurangi kebutuhan metabolic.
d. Kolaborasi konsultasi ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien.
Rasional : metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi / kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.
e. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrient pada klien.
f. Motivasi klien untuk makan demi kesembuhan dan penyakitnya.
Rasional : memotivasi kliennya agar mau makan.
g. Anjurkan pada klien untuk meningkatkan intake Fe
Rasional : memenuhi kebutuhan zat besi pada klien.
h. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
Rasional : mengetahhui jumlah nutrisi yang dikonsumsi oleh klien.
i. Menganjurkan menjaga kebersihan mulut ( dengan gosok gigi ).
Rasional : memberikan rasa nyaman pada klien dan mengurangi bau mulut.
( Nanda, 2007 : 182 )
3. Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Tujuan : nyeri berkurang / terkontrol.
KH : mampu mengontrol nyeri, melaporkan bahwa nyeri berkurang, klien mampu mengenali nyeri, klien merasa nyaman.
a. Kaji keluhan nyeri, catat intensitasnya ( adanya skala 0 – 10 ) faktor pemburuk atau meredakan lokasinya, lamanya.
Rasional : identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan mengevaluasi keefektifan terapi yang diberikan..
b. Anjurkan pasien untuk menghindari allergen / iritasi terhadap debu, bahan kimia, asap, rokok, dan meminimalkan berbicara bila suara serak.
Rasional : mengurangi bertambah beratnya penyakit.
c. Anjurkan untuk kumur air garam.
Rasional : meningkatkan sikulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan.
d. Kolaborasi dalam memberikan obat susuai indikasi ( steroid oral, IV dan inhalasi ).
Rasional : kortikosikoid digunakan untuk mencegah reaksi allergen / menghambat pengeluaran vitamin dalam inflamasi pernafasan.
e. Gunakan teknik komunikasi terapiutik maka klien akan menceritakan pengalaman tentang nyeri.
Rasional : dengan komunikasi terapiutik maka klien akan menceritakan penglaman tenntang nyeri.
f. Observasi reaksi nonverbal dan ketidakmampuan.
Rasional : agar mengetahui tingkat ketidaknyamanan klien.
g. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu.
Rasional : untuk membedakan pengalaman klien tentang nyeri.
h. Kurangi faktor prepitasi nyeri.
Rasional : agar klien merasa nyaman dan rilexs serta mengurangi rasa nyeri.
i. Tingkatkan istirahat.
Rasional : obat dapat menghilangkan rasa nyeri.
( Dongoes, 2000 : 205 )
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
-
08/01 - 08/08
(37)
- Tejo lupa surti marah
- ASKEP ATRESIA BILIARY
- ASKEP ALDOSTERONISME
- ASKEP ACNE VULGARIS
- ASKEP KLIEN TERMINAL
- 1. Ketoasidosis Diabetikum
- becak tanpa per
- Ruptur tendon Achilles
- FRAKTUR FEMUR
- Minum Waktu Makan Tidak Membikin Gemuk
- ASKEP AMPUTASI
- Mata sehat tidak Lelah di Depan Komputer
- Asuhan Keperawatan Klien HIV/AIDS
- Gelar Baru, Peran Baru, dan Perilaku Baru
- Tanpa judul
- Jembatan Indah
- Patung Mirip Manusia
- Penyakit-Penyakit Wanita Yang ditakuti Pria.
- COLOSTOMY
- Tentang Rasa
- Bahaya Dibalik Sunat Perempuan
- ASKEP POLIOMELITIS
- ASKEP LABIO PALATO SKISIS
- ASKEP STENOSIS PHILORIC HIPERTROFI
- ASKEP ATRESIA ESOPHAGUS
- ASKEP ATRESIA ANI
- ASKEP HISPRUNG
- PRESBIOPI
- Fokus Intervensi ISPA
- Fokus Pengkajian ISPA
- Penatalaksanaan ISPA
- Komplikasi ISPA
- KRISIS ADRENAL (ADDISON’S)
- Pathofisiologi ISPA
- Tanda dan Gejala ISPA
- Etiologi ISPA
- Pengertian ISPA (infeksi saluran nafas atas)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Jangan Lupa Tulis Komentarnya Gan: