Anak-anak dan remaja pengguna situs sosial Facebook kini bisa melaporkan secara langsung tindakan mencurigakan atau perlakuan tidak menyenangkan kepada otoritas berwenang.
Facebook baru saja meluncurkan aplikasi baru yang memungkinkan anak dan remaja melaporkan segala hal yang menurut mereka tidak wajar.
Seperti dikutip dari laman Telegraph, 13 Juli 2010, setelah sempat menolak, pihak Facebook akhirnya memenuhi permintaan dari Pusat Perlindungan dan Eksploitasi Anak Inggris (CEOP) untuk menambahkan tombol khusus (panic button) di semua laman profil pengguna berusia anak dan remaja.
Mantan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, dan mantan Menteri Dalam Negeri Alan Johnson mendesak agar disediakan tombol CEOP di setiap laman profil anak-anak.
Ibunda Ashleigh Hall, remaja putri korban pemerkosaan dan pembunuhan, juga gencar menyerang Facebook karena tidak melindungi anak-anak dari orang dewasa jahat yang memalsukan identitas sehingga memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan anak-anak.
Facebook kemudian merespons dengan menambahkan sebuah tautan ke CEOP pada aplikasi Safety Centre. CEOP mengecam Facebook karena tidak mengikuti langkah situs lain seperti Bebo dan MSN Chat dengan menambahkan panic button tersebut.
Jim Gamble, Kepala Eksekutif CEOP dan petugas kepolisian senior yang bertanggung jawab atas perlindungan anak-anak online, mengaku kesepakatan itu tercapai dalam waktu sangat lama.
Joanna Shields, Wakil Presiden Facebook untuk Eropa, Timur Tengah, dan Asia, mengatakan, “Tidak ada peluru perak yang bisa membuat internet lebih aman, tetapi dengan bekerja sama dengan CEOP, kami telah mengembangkan solusi komprehensif yang menggabungkan pengalaman teknologi kami dengan pengalaman CEOP dalam keamanan online.”
http://www.mountoya.com/2010/07/facebook-pasang-fitur-perlindungan.html