• home

ASUHAN KEPERAWATAN

  • HOME
  • DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN
  • Cara Mendapatkan Password
Tampilkan postingan dengan label Keluarga Berencana (KB). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga Berencana (KB). Tampilkan semua postingan

Senin, 28 Februari 2011

Spermisida

di 22.42 Label: Kebidanan Fisiologis , Keluarga Berencana (KB)
Spermisida

Pengertian

Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.


Jenis

Jenis spermisida terbagi menjadi:



  1. Aerosol (busa).

  2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.

  3. Krim.



Cara Kerja

Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:



  1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.

  2. Memperlambat motilitas sperma.

  3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.


Pilihan



  1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).

  2. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.

  3. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.

  4. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.


Manfaat

Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.


Manfaat kontrasepsi



  1. Efektif seketika (busa dan krim).

  2. Tidak mengganggu produksi ASI.

  3. Sebagai pendukung metode lain.

  4. Tidak mengganggu kesehatan klien.

  5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

  6. Mudah digunakan.

  7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.

  8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.


Manfaat non kontrasepsi

Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.


Keterbatasan



  1. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).

  2. Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).

  3. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.

  4. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.

  5. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.

  6. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.

  7. Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.


Penilaian Klien

Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:





































Spermisida



Sesuai untuk klien yang:



Tidak sesuai untuk klien yang:


Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti perokok, wanita di atas 35 tahun)Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
Lebih suka memasang sendiri alat kontrasepsinyaTerinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukungMemerlukan metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondomTidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lainTidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat reproduksinya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksualMempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

Penanganan Efek Samping

Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.






















Efek Samping Atau Masalah



Penanganan


Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyamanPeriksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vaginaPeriksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baikPilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.

Referensi

americanpregnancy.org/preventingpregnancy/spermicide.html

diunduh 8 Maret 2010, 05:42 PM.

birth-control-comparison.info/spermicide.htm diunduh 8 Maret 2010, 05:56 PM.

emedicinehealth.com/birth_control_spermicides/article_em.htm diunduh 9 Maret 2010, 12:21 PM.

health.alberta.ca/documents/Birth-control-Spermicide.pdf diunduh 10 Maret 2010, 7:32 PM.

hu-berlin.de/sexology/ATLAS_EN/html/methods_of_contraception.html diunduh 10 Maret 2010, 7:24 PM.

mayoclinic.com/health/spermicide/MY01005/DSECTION diunduh 8 Maret 2010, 05:30 PM.

plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/spermicide-4225.htm diunduh 5 Maret 2010, 07:51 AM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 24- MK 27).

http://askep-askeb.cz.cc/

Read More

Kondom

di 19.16 Label: Keluarga Berencana (KB) , Konsep Dasar
Kondom

Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar. Selain itu, kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk mencegah PMS.


Pengertian Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm.


Jenis Kondom

Ada beberapa jenis kondom, diantaranya:



  1. Kondom biasa.

  2. Kondom berkontur (bergerigi).

  3. Kondom beraroma.

  4. Kondom tidak beraroma.


Kondom untuk pria sudah lazim dikenal, meskipun kondom wanita sudah ada namun belum populer.


Cara Kerja Kondom

Alat kontrasepsi kondom mempunyai cara kerja sebagai berikut:



  1. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.

  2. Sebagai alat kontrasepsi.

  3. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme penyebab PMS.


Efektifitas Kondom

Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.


Manfaat Kondom

Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.


Manfaat kondom secara kontrasepsi antara lain:



  1. Efektif bila pemakaian benar.

  2. Tidak mengganggu produksi ASI.

  3. Tidak mengganggu kesehatan klien.

  4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

  5. Murah dan tersedia di berbagai tempat.

  6. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.

  7. Metode kontrasepsi sementara


Manfaat kondom secara non kontrasepsi antara lain:



  1. Peran serta suami untuk ber-KB.

  2. Mencegah penularan PMS.

  3. Mencegah ejakulasi dini.

  4. Mengurangi insidensi kanker serviks.

  5. Adanya interaksi sesama pasangan.

  6. Mencegah imuno infertilitas.


Keterbatasan Kondom

Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:



  1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.

  2. Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.

  3. Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.

  4. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

  5. Perasaan malu membeli di tempat umum.

  6. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.


Penilaian Klien

Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:





































Kondom



Baik digunakan



Tidak baik digunakan


Ingin berpartisipasi dalam program KBMempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan
Ingin segera mendapatkan kontrasepsiAlergi terhadap bahan dasar kondom
Ingin kontrasepsi sementaraMenginginkan kontrasepsi jangka panjang
Ingin kontrasepsi tambahanTidak mau terganggu dalam persiapan untuk melakukan hubungan seksual
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi saat berhubunganTidak peduli dengan berbagai persyaratan kontrasepsi
Beresiko tinggi tertular/menularkan PMS

Kunjungan Ulang

Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan ada masalah dalam penggunaan kondom dan kepuasan dalam menggunakannya. Apabila masalah timbul karena kekurangtahuan dalam penggunaan, maka sebaiknya informasikan kembali kepada klien dan pasangannya. Apabila masalah yang timbul dikarenakan ketidaknyamanan dalam pemakaian, maka berikan dan anjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.


Penanganan Efek Samping

Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi kondom.


























Efek Samping Atau Masalah



Penanganan


Kondom rusak atau bocor sebelum pemakaianBuang dan pakai kondom yang baru atau gunakan spermisida
Kondom bocor saat berhubunganPertimbangkan pemberian Morning After Pil
Adanya reaksi alergiBerikan kondom jenis alami atau ganti metode kontrasepsi lain
Mengurangi kenikmatan berhubungan seksualGunakan kondom yang lebih tipis atau ganti metode kontrasepsi lain

Referensi

Bambangguru. 2008. AIDS. bambangguru.wordpress.com/2008/12/01/aids/#more-301 diunduh 28 Feb. 2010, 08:45 PM

kondomku.com/page_3 diunduh 28 Feb. 2010, 10:25 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 17- MK 21).

swish.org.uk/?q=sex_info/condoms diunduh 28 Feb. 2010, 08:40 PM.

thebody.com/content/art12636.html diunduh 28 Feb. 2010, 10:21 PM

http://askep-askeb.cz.cc/

Read More

Cara Pakai Kondom Lelaki

di 19.16 Label: Keluarga Berencana (KB) , Kesehatan Reproduksi (Kespro)
Cara Pakai Kondom Lelaki: "

Efektifitas pemakaian kondom akan tinggi, apabila pengguna kondom dapat menggunakan kondom dengan baik dan benar setiap kali akan berhubungan seksual. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Selain sebagai pencegah kehamilan, juga mencegah penyakit menular seksual.


Di bawah ini, adalah cara pemakaian kondom pria.




  • Tahap 1


Gambar cara pakai kondom pria 1Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan.



  • Tahap 2


Gambar cara pakai kondom pria 2Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.



  • Tahap 3


Gambar cara pakai kondom pria 3

Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.



  • Tahap 4


Gambar cara pakai kondom pria 4

Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil menekan ujung kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal penis.



  • Tahap 5


Gambar cara pakai kondom pria 5

Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom dari pasangan Anda.



  • Tahap 6


Gambar cara pakai kondom pria 6


Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.


Video cara pakai kondom lelaki



Referensi

avert.org/condom.htm diunduh 4 Maret 2010, 10:17 PM.

kondomku.com/page_3 diunduh 28 Feb. 2010, 10:25 PM.

plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/condom-10187.htm diunduh 4 Maret 2010, 1:52 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 17- MK 21).

youtube.com/watch?v=tcpfZKvOFZ4&feature=player_embedded

http://askep-askeb.cz.cc/

Read More

Jumat, 11 Februari 2011

Keluarga Berencana Alamiah atau Natural Family Planning (KBA)

di 23.10 Label: Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana Alamiah atau Natural Family Planning (KBA)

Pendahuluan

Metode keluarga berencana alamiah atau natural family planning adalah metode pengendalian kelahiran yang tidak membutuhkan alat, bahan kimia maupun obat-obatan (metode hormonal). Bagi wanita maupun pasangan yang ingin menghindari efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi sederhana dengan alat maupun kontrasepsi modern, maka lebih memilih cara KB alami.


Macam KBA

Macam metode keluarga berencana alamiah antara lain:



  1. Metode kalender atau pantang berkala (Calendar method or periodic abstinence).

  2. Metode suhu tubuh basal (Basal body temperature method).

  3. Metode mukosa serviks (Cervical mucous method or ovulasi billings).

  4. Metode simptothermal (Method simptothermal yaitu perpaduan suhu tubuh basal dan ovulasi billings).




Manfaat

Metode keluarga berencana alamiah, memberikan manfaat sebagai berikut:



  1. Manfaat kontrasepsi.

  2. Manfaat non kontrasepsi.


Manfaat kontrasepsi



  1. Untuk mencegah kehamilan, bila digunakan dengan benar.

  2. Membantu untuk mencapai kehamilan, bila pasangan menginginkan kehamilan.

  3. Tidak ada efek samping sistemik.

  4. Murah atau tanpa biaya.


Manfaat non kontrasepsi



  1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.

  2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

  3. Mempererat tanggung jawab dan kerjasama antar pasangan.

  4. Menjalin komunikasi antara pasangan.


Keterbatasan

Sebagai metode keluarga berencana alamiah, tentunya mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:



  1. Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (angka kegagalan 9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian).

  2. Tingkat efektifitas tergantung dari ketaatan dan konsistensi dalam mengikuti instruksi.

  3. Memerlukan konseling bahkan pelatihan untuk dapat menggunakan dengan benar.

  4. Memerlukan mediator atau tenaga terlatih untuk kesinambungan informasi dan komunikasi.

  5. Mampu mengendalikan hasrat untuk tidak melakukan senggama pada saat masa subur (agar tidak hamil).

  6. Perlu pencatatan setiap hari (tentang mukus, suhu basal, dan gejala biologis lainnya).

  7. Gangguan (misal infeksi vagina) akan menyulitkan interpretasi lendir serviks.

  8. Memerlukan termometer khusus untuk metode suhu tubuh basal.

  9. Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV maupun HIV/AIDS.


Penilaian Klien

Klien atau pengguna kontrasepsi metode keluarga berencana alamiah memerlukan konseling atau KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:


KBA sesuai untuk:

Untuk kontrasepsi



  1. Semua wanita semasa reproduksi dengan siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid karena menyusui maupun pra menopause.

  2. Semua wanita dengan berbagai paritas (termasuk nullipara).

  3. Wanita kurus maupun gemuk.

  4. Wanita perokok.

  5. Wanita dengan alasan kesehatan tertentu (misal: hipertensi, varises, dismenorea, sakit kepala, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena, ataupun emboli paru).

  6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi modern.

  7. Wanita yang tidak dapat menggunakan metode kontrasepsi lain.

  8. Pasangan yang mampu mengendalikan hasrat untuk melakukan hubungan seksual di masa subur.

  9. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan.


Untuk konsepsi

Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada masa subur untuk mencapai kehamilan.


KBA tidak sesuai untuk:



  1. Wanita yang ditinjau dari umur, paritas atau masalah kesehatan membuat kehamilannya menjadi resiko tinggi.

  2. Wanita yang belum mendapat haid (menyusui, post abortus).

  3. Wanita dengan siklus haid yang tidak teratur.

  4. Pasangan yang tidak mau bekerjasama selama kurun tertentu dalam siklus haid.

  5. Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genetalianya.


Keadaan yang Perlu Diperhatikan

Hal di bawah ini merupakan keadaan klien yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan metode keluarga berencana alamiah (KBA).


















Keadaan



Saran


Pengeluaran cairan vagina menetapJelaskan kepada klien bahwa keadaan tersebut akan mempersulit untuk memprediksi kesuburan dengan lendir serviks.

Bila dikehendaki, bantu dan anjurkan memilih metode kontrasepsi lain.

MenyusuiJelaskan kepada klien bahwa keadaan tersebut akan mempersulit untuk memprediksi kesuburan dengan lendir serviks.

Bila dikehendaki, bantu dan anjurkan memilih metode kontrasepsi lain.


Referensi

en.wikipedia.org/wiki/Natural_family_planning diunduh 12 Maret 2010, 1:47 PM.

masasubur.co.id/kb/1/index.html diunduh 16 Maret 2010, 03:35 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 7- MK 10).

…. 2007. Metode-Mdetode KB Alamiah. kesrepro.info/?q=node/169 diunduh 16 Maret 2010, 03:34 PM.

Read More

Rabu, 09 Februari 2011

Vasektomi
di 02.50 Label: Keluarga Berencana (KB)
Vasektomi
a. Pengertian
Vasektomi merupakan tindakan penutupan (pemotongan, pengikatan, penyumbatan) kedua saluran mani pria sebelah kanan dan kiri, yang terdapat dalam kantong buah zakar, sehingga pada waktu ejakulasi, cairan mani yang keluar tidak lagi mengandung sperma sehingga tidak terjadi kehamilan (BKKBN, 2006).
Tindakan vang dilakukan adalah lebih ringan daripada sunat atau khitan, pada umumnya dilakukan sekitar 10-15 menit.

b. Syarat peserta vasektomi
1) Tidak ingin punya anak lagi
2) Sukarela dan telah mendapat konseling tentang vasektomi
3) Mendapat persetujuan dari isteri/keluarga harmonis
4) Jumlah anak sudah ideal, sehat jasmani dan rohani
5) Umur isteri sekurang-kurangnya 25 tahun
6) Mengetahui prosedur vasektomi dan akibatnya
7) Menandatangani formulir persetujuan (informed concent)

Vasektomi tidak dapat dilakukan jika:
1) Pasangan suami isteri masih menginginkan anak
2) Pasangan suami isteri belum mempunyai jumlah anak ideal, dan umur anak terkecil di bawah 5 tahun.
3) Suami menderita penyakit kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia.
4) Jika keadaan jiwa suami isteri tidak stabil.
5) Jika ada tanda-tanda radang pada buah zakar, hernia (turun berok), kelainan akibat cacing tertentu pada buah zakar, penyakit darah tinggi dan kencing manis yang tidak terkontrol, penyakit paru-paru kronis dan penyakit jantung.

c. Pelaksanaan Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil dimana vas deferens yang berfungsi sebagai saluran transportasi spermatozoa dipotong dan disumbat. Setelah operasi minor ini, spermatozoa akan terbendung pada ujung vas sisi testis yang telah disumbat. Karena vasektomi tidak mempengaruhi fungsi dari kelenjar-kelenjar asesoris maka produksi cairan semen tetap berlangsung dan pria yang divasektomi tetap berejakulasi dan ejakulatnya tanpa mengandung sel spermatozoa. Testis juga tidak terpengaruh dan tetap berfungsi penuh sehingga pria tetap mempunyai perasaan, keinginan, dan kemampuan seksual yang sama dengan sebelum vasektomi (BKKBN, 2006).

d. Kelebihan vasektomi antara lain sebagai berikut:
1) Efektivitas tinggi (99,85%) untuk mencegah kehamilan.
2) Tidak ada kematian dan angka kesakitannya rendah.
3) Biaya lebih murah, karena membutuhkan satu kali tindakan saja.
4) Prosedur medis dilakukan hanya sekitar 10-15 menit.
5) Tidak mengganggu hubungan seksual setelah vasektomi.
6) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan kontrasepsi lain.
e. Keterbatasan vasektomi, antara lain sebagai berikut:
1) Karena dilakukan dengan tindakan medis/pembedahan, maka masih memungkinkan terjadi komplikasi, seperti perdarahan, nyeri dan infeksi.
2) Tidak melindungi pasangan dari infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS.
3) Bila isteri tidak menggunakan kontrasepsi, maka suami harus menggunakan kondom selama 20-25 kali senggama atau tiga bulan setelah vasektomi.
4) Pada orang yang mempunyai problem psikologis dalam hubungan seksual, dapat menyebabkan keadaan semakin terganggu.
5) Vasektomi tidak menyebabkan impoten, karena vasektomi tidak menganggu syaraf dan pembuluh darah yang berperan dalam proses terjadinya ereksi. Ejakulasi-pun tidak berbeda dengan sebelumnya, cairan sperma (air mani) tetap dikeluarkan, karena pembentuk air mani (vesikula seminalis) tetap berfungsi. Vasektomi juga tidak mempengaruhi fungsi libido (nafsu seksual) karena hormon kejantanan (testoteron) tetap diproduksi (BKKBN, 2006)
Read More

Intra Uterin Devices (IUD)

di 02.19 Label: Keluarga Berencana (KB) , Konsep Dasar
Intra Uterin Devices (IUD)
Pengertian IUD
Adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (Lippes Loop) atau berbentuk lain (Cu T 380A atau ML Cu 250) yang dipasang didalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/paramedis lain yang sudah dilatih (Buku Petugas Fasilitas Pelayanan KB Depkes, RI 1999).

IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus, lembut dan lentur yang diletakkan dalam rongga rahim.
IUD (Intra Uterine Device) adalah rangka plastik kecil yang dipasang kedalam rahim lewat vagina

Jenis IUD
Macam-macam IUD menurut Hartanto (2003) yang dikategorikan menjadi 2 yaitu:
1. Un Medicated IUD
a. Lippes Loop
Diperkenalkan pada awal 1960an dan dianggap sebagai IUD standar, terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah Barium Sulfat.
Ada empat macam IUD Lippes Loop yaitu Lippes Loop A, B, C, D
2. Medicated IUD
a. Cooper IUD
Yang paling dikenal sampai saat ini adalah CuT-380 A
b. IUD yang Mengandung Hormon
Progestasert – T = Alza T. Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam. Mengandung 38 mg Progesterone, dan Barium Sulfat melepaskan 65 mcg Progesterone per hari. Tabung inserternya berbentuk lengkung. Daya kerja 18 bulan.

Daya Guna
Daya guna IUD biasa (non medicated IUD) seperti Lippes Loop (ukuran D) dan cincin anti karat mempunyai angka kegagalan tinggi. Yaitu 2 sampai 6 untuk 100 wanita. Sebaliknya IUD tembaga ( Tcu 380 dan MLCu 375) yang mempunyai luas permakaian tembaga yang besar adalah IUD yang sangat efektif karena kegagalan tahun pertamanya hanya atau kurang dari 1. Angka kehamilan tahun pertama dan kumulatif dalam 8 tahun adalah 0,6 dan 2,3 untuk Copper T 380A. IUD dengan luas permukaan tembaga yang lebih kecil ( Tcu 200, Tcu 220, dan Tcu7) dan progestase ( IUD yang melepaskan progesterone) mempunyai angka kegagalan pertama 1 sampai 3 per 100 wanita (Hartanto, 2003)

Daya Tahan
Daya tahan IUD sekitar 3,5 sampai 8 tahun. Untuk jenis IUD yang mengandung hormon (progestasen- T) mempinyai daya tahan selama 18 bulan. Untuk IUD jenis Lippes Loop mempunyai daya kerja untuk selama- lamanya sampai menopause selama tidak menimbulkan masalah atau leluhan pemakaianya (Hartanto, 2003)

Cara Kerja IUD
IUD adalah suatu alat yang terbuat dari plastik yang biasa mengandung tembaga hormon steroid. IUD akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah terjadinya pembuahan (fertilasi) dengan memblok bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi dan menginaktifkan sperma.
Mekanisme cara kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme cara kerja IUD yang telah diajukan yaitu:
a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uterik sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disamping itu, dengan munculnya leokosit, makrofag, foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa atau ovum dan blastocyst.
b. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya implantasi.
c. Gangguan atau terlepasnya blastocyst telah berimplantasi didalam endrometrium
d. Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopii
e. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri
f. Dari penelitian- penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur.
g. Untuk IUD yang mengandung Cu :
1. Antogonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terhadap dalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genetalia wanita diman Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga menghambat aktifitas alkali phosphatase.
2. Menganggu pengambilan esterogen endogenouse oleh mokosa uterus
3. Menganggu jumlah DNA (Deoksiribo Nukleat Acid) dalam endometrium
4. Menganggu metabolisme endogen
h. Untuk IUD yang mengandung hormon progesterone
1. Gangguan proses pematangan proliferatif-sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi.
2. Lendir selvik yang menjadi lebih kental atau tebal karena pengaruh progestin
(Hartanto, 2003)
Melihat urian diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja IUD tidak mencegah ovulasi dan tidak mengganggu corpus luteum.

Efektifitas
1. Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu beberapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa:
a. Ekspulsi spontan.
b. Terjadinya kehamilan.
c. Pengangkatan/ pengeluaran karena alasan- alasan medis atau pribadi.
2. Efektifitas dari bermacam- macam IUD tergantung pada:
a. IUD-nya yaitu ukuran, bentuk, mengandung Cu atau Progesterone.
b. Akseptor yaitu umur, paritas, frekuensi seggama
3. Dari faktor- faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui :
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/ pengeluaran IUD.
b. Makin muda usia, teritama pada nulligravid, makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan/ pengeluaran IUD.
4. Dari uraian diatas, maka use- beffectiveness dari IUD tergantung pada variabel administratif, pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan aksepror untuk mendapatkan pertolongan medis.
(Hartanto, 2003)

Keuntungan
Keuntungan- keuntungan IUD adalah sebagai berikut:
a. Sangat nefektif 0,6- 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertam (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
b. Efektif dengan potensi jangka panjang (sampai 8 tahun atau lebih) untuk Copper T 380 A.
c. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
d. Tidak menganggu hubungan seksual suami istri.
e. Tidak dapat efek samping hormonal dengan Cu IUD.
f. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus.
g. Cocok untuk ibu- ibu yang sedang menyusui.
h. Dapat digunakan sampai masa menopouse.
i. Tidak ada interaksi dengan obat- obat.
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik( Saifudin, 2003).

Kerugian
IUD bukanlah alat kontarsepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian, antara lain:
a. Pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi saluran genetalia diperlukan sebelum pemasangan IUD.
b. Dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul (RPP)
c. Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan mencabutnya
d. Bertambah darah haid dan rasa sakit selama beberapa bulan pertama pemakaian IUD.
e. Klien tidak dapat mencabut sendiri IUDnya.
f. Tidak dapat melindungi klien terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual), AIDS/HIV.
g. IUD dapat keluar rahim melalui kanalis hingga keluar vagina.
h. Bertambahnya resiko mendapat penyakit radang panggul pada pemakaian IUD
(Saifudin, 2003)

Kontra Indikasi
Kontra indikasi menurut Hartanto(2003) Kontra indikasi IUD terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Kontra-indikasi absolut:
1. Infeksi pelvis akut, termasuk persangkaan Gonorrhoe atau Chlamyda.
2. Kehamilan atau persangkaan kehamilan.
b. Kontra-indikasi relatif kuat ;
1. Partner seksual yang banyak
2. Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi
3. Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis yang rekuren, post-partum endometritis atau abortus febrilis dalam tiga bulan terakhir.
4. Cervicitis akut atau purulent.
5. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya
6. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan predisposisi untuk terjadinya kehamilan ektopik.
7. Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masih memungkinkan kehamilan selanjutnya.
8. Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS, Diabetes Melitus, pengobatan dengan kortikosteroid dan lain-lain)
9. Kelainan pembekuaan darah.
c. Keadaan- keadaan lain yang dapat menyebabkan kontra indikasi untuk insersi IUD :
Penyakit katup jantung (Kemungkinan terjadi sub-akut bakterial endokarditis), keganasan endometrium atau serviks, stenosis servik yang sehat, uterus yang kecil sekali, endometriosis, myoma uteri, polip endometrium, kelainan kongenital uterus, dismenore yang hebat, darah haid yang banyak, haid yang ireguler, atau perdarahan bercak atau (spotting), alergi terhadap Cu atau penyakit Wilson yaitu penyakit gangguan Cu yang turun menurun,anemia, ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya IUD, ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri ekor IUD, riwayat Gonorge, Chlaimyda, Syphilis, atau Herpes, Actinomycosis genetalia, riwayat reaksi vaso-vagal yang berat atau pingsan, Inkompatibilitas golongan darah misalnya Rh negatif, pernah mengalami problem ekspulsi IUD, leukore atau infeksi vagina, riwayat infeksi pelvis, riwayat operasi pelvis, keinginan untuk mendapatkan anak dikemudian hari atau pertimbangan kesuburan dimasa yang akan datang.
Sedangkan menurut (Wiknjosastro, 2002) terdapat beberapa kontra indikasi IUD antara lain :
Indikasi-kontra mutlak pemakaian IUD ialah kehamilan, penyakit radang panggul aktif atau rekuren, karsinoma servik, karsinoma korporis uteri
Indikasi-kontra relatif lain ialah tumor ovarium, kelainan utrerus 9mioma, kanalis servikalis, dan sebagainya), Gonorgea, servisitis, kelainan haid, dismenore, stenosis kanalis servikalis.

Waktu Pemasangan IUD
Waktu pemasangan IUD menurut (Manuaba, 1998) menyatakan IUD dapat dipasang pada:bersamaan dengan menstruasi, segera setelah bersih menstruasi, pada masa akhir puerperium, tiga bulan pasca persalinan, bersamaan dengan seksio sesarea, bersamaan dengan abortus dan kuretage, hari kedua-ketiga pasva persalinan.

Periksa Ulang IUD
Pemerisaan ulang IUD menurut (Manuaba, 1998) menyatakan jadwal pemeriksaan ulang IUD sebagai berikut : 2 minggu setelah pemasangan, 1 bulan setelah pemeriksaan pertama, 3 bulan setelah pemeriksaan kedua, setiap 6 bulan sampai 1 tahun

Efek Samping
Kemungkinan terjadinya kehamilan, ekspulsi, dan beberapa efek samping hendaknya dijelaskan kepada pasien.
Ekspulsi biasanya terjadi pada 3-6 bulan pertama, yang dapat sebagian atau seluruh IUD. Ekspulsi dapat diketahui oleh pasien pada waktu memperhatikan darah haidnya. Pasien dapat pula diberi petunjuk cara meraba filamen sendiri sebelum senggama dan sesudah haid selesai.
Beberapa efek samping yang ringan ialah sebagai berikut:
1. Nyeri pada waktu pemasangan. Kalau nyeri sekali, dapat dilakukan anestesia paraservikal.
2. Kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan spasmolitikum atau pemakaian IUD lebih kecil ukurannya.
3. Nyeri pelvik. Pemberian spasmolitikum dapat mengurangi keluhan ini.
4. Semaput dapat terjadi pada pasien dengan prediposisi untuk keadaan ini. Dapat diberikan atropin sulfas sebelum pemasangan, untuk mengurangi frekuensi bradikardia dan refleks vasovagal.
5. Perdarahan diluar haid (spotting)
6. Darah haid lebih banyak (menoragia)
7. Sekret vagina lebih banyak.

Disamping itu pula terjadi efek samping yang lebih serius, walaupun jarang dan biasanya segera dikenal, yaitu sebagai berikut:
1. Perforasi uterus.
Dalam keadaan ini IUD harus dikeluarkan melalui laparoskopi, atau laparotomi. Hal ini lebig-lebih harus dilakukan kalau terjadi perforasi pada IUD tembaga, karena dapat menimbulkan perlekatan-perlekatan dengan usus.
2. Infeksi Pelvik.
Infeksi yang ringan umumnya dapat diobati dengan antibiotika. Jika infeksinya berat, hendaknya dibuat biakan dan uji kepekaan dari daerah endoservuks. IUD itu harus dikeluarkan, dan antibiotika yang sesuai diberikan.
3. Endrometritis
Gejala dini endometritis denagn IUD ini ialah keputihan yang berbau, disparenia, metroragia, dan menoragia. Lebih lanjut dapat menjadi parametritis, pembentukan abses pelvik, dan peritonitis. Pemeriksaan bakteriologik dari endoserviks dan uterus harus dilakukan, dan IUD dikeluarkan. ( Wikjnjosastro, 2002)

Pencabutan IUD
IUD ( Intra Uterine Devices) dapat dibuka sebelum waktunya bila dijumpai :
- Ingin hamil kembali
- Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus
- Terjadi Infeksi
- Terjadi Perdarahan
- Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan IUD.

"
Read More

Selasa, 08 Februari 2011

Pil Kontrasepsi

di 23.14 Label: Keluarga Berencana (KB)
Pil Kontrasepsi
Rata PenuhPil kontrasepsi adalah hormon steroid yang dipakai untuk keperluan kontrasepsi dalam bentuk pil.
Macam-macam pil kontrasepsi :
1. Pil oral kombinasi : mengandung estrogen dan progestin.
2. Pil mini : hanya mengandung progestin.

Pil Oral Kombinasi
Estrogen dalam pil oral kombinasi : etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi : noretindron, etindiol diasetat, linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.

Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan :
1. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.
2. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.

Mekanisme kerja pil oral kontrasepsi
- Menghambat ovulasi
- Membuat endometrium menjadi media tidak baik untuk implantasi.
- Lendir serviks menjadi kental.
- Menekan perkembangan telur yang telah diibuahi.
- Memperlambat transportasi ovum.

Kontra indikasi absolut pil oral kombinasi :
1. Tromboplebitis atau tromboemboli.
2. Sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli.
3. Kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner.
4. Diketahui atau diduga karsinoma mammae.
5. Diketahui atau diduga karsinoma endometrium.
6. Diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen.
7. Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya.
8. Adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar.
9. Diketahui atau diduga hamil.
10. Gangguan fungsi hati.
11. Tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.

Kontra indikasi relatif pil oral kombinasi :
1. Sakit kepala (migrain).
2. Disfungsi jantung atau ginjal.
3. Diabetes gestasional atau pre diabetes.
4. Hipertensi.
5. Depresi.
6. Varises.
7. Umur lebih 35 tahun, perokok berat
8. Fase akut mononukleosis.
9. Penyakit sickle cell.
10. Asma.
11. Kolestasis selama kehamilan.
12. Hepatitis atau mononukleosis tahun lalu.
13. Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang
fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun.
14. Kolitis ulseratif.

Keuntungan pil oral kombinasi :
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Mudah digunakan.
5. Mudah dihentikan setiap saat.
6. Mengurangi perdarahan saat haid.
7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.
9. Mengurangi insidens kista ovarium.
10. Mengurangi insidens tumor jinak mammae.
11. Mengurangi karsinoma endometrium.
12. Mengurangi infeksi radang panggul.
13. Mengurangi osteoporosis.
14. Mengurangi rheumatoid artritis.
15. Mengurangi kehamilan ektopik.

Kerugian pil oral kombinasi :
1. Mahal
2. Penggunaan pil harus :
a. Minum pil setiap hari.
b. Bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan.
3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.

Efek samping ringan jarang namun dapat berupa :
a. Amenorea, mual.
b. Rasa tidak enak di payudara
c. Sakit kepala.
d. Mengurangi ASI.
e. Berat badan meningkat.
f. Jerawat.
g. Perubahan mood.
h. Pusing.
i. Retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun
bisa berbahaya khususnya buat perokok.

Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang tidak menyusui :
1. Mulai minum pil setelah 3 minggu post partum.
2. Jika pasien sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan
seksual, lebih baik menunggu haidnya sebelum mulai minum pil namun
sementara gunakan metode barier.

Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang menyusui :
1. Tentukan apakah hanya cara penyusuan cukup sebagai metode kontrasepsi. Jika pasien sudah haid pertama atau bayinya sudah mendapat makanan, cara
penyusuan tidak cukup sebagai metode kontrasepsi.
2. Bila ibu yang menyusui butuh kontrasepsi tambahan, anjuran yang tepat :
- Kondom atau metode barier lain.
- Metode pil mini (dapat memulai 6 minggu post partum).
- Alat dalam rahim.
- Kontrasepsi mantap.
- Pil kombinasi bila metode lain tidak diterima (mulai pil kombinasi dosis rendah tidak lebih dini dari 6 jam post partum). Bila post partum lebih 6 bulan atau telah haid kembali, sebaiknya menunggu periode haid pertamanya sebelum mulai minum pil namun sementara gunakan barier.
3. Sebaiknya minum 1 pil setiap hari. Lebih baik pada saat yang sama di setiap hari.
4. Mulailah kemasan pertama pada 5 hari pertama siklus haid kecuali pil trifase
diminum pada hari pertama dari siklus haid.
5. Bila mengalami perdarahan saat pasien mulai minum pil diantara siklus haid dan tidak berbahaya, dianjurkan untuk melanjutkan minum pil setiap hari.
6. Jika ada rasa mual, pening atau sakit kepala karena tubuh sedang
menyesuaikan diri dengan pil tersebut, biasanya perasaan tidak enak akan
menghilang setelah minum 1 atau 2 kemasan pil, cobalah minum pil saat
hendak tidur atau saat makan malam. Bila perasaan tidak enak menetap,
silahkan kembali ke klinik.
7. Bila paket 28 pil telah habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket baru. Bila
paket 21 pil telah habis, sebaiknya tunggu 1 minggu lalu mulai minum pil dari
paket baru.
8. Bila lupa minum 1 pil sebaiknya minum pil tersebut segera setelah diingat
walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama.
9. Bila lupa minum 2 pil atau lebih sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai
terkejar. Sebaiknya juga menggunakan metode KB lain atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai paket pil tersebut habis.
10. Setiap kali pil tidak diminum akan meningkatkan kemungkinan hamil.
11. Bila pasien tidak mendapat 2 atau lebih siklus haid sebaiknya datang ke klinik
untuk memeriksa kehamilan.
12. Bila pasien sering lupa minum pil atau sering putus minum pil, sebaiknya pasien dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain.
13. Efektivitas : pil kombinasi 99,9 % efektif jika digunakan secara benar.

Pil Mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui.(4) Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi.(4) Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang.(3) Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama(5) selama siklus haid bahkan selama haid.(4)
Keuntungan pil mini :
- Sangat efektif apabila digunakan secara benar.
- Tidak mempengaruhi air susu ibu.
- Nyaman, mudah digunakan.
- Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kerugian pil mini :
- Mahal
- Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
- “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
- Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
- Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.
- Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.
- Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.

Kontraindikasi pil mini :
1. Wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Ada riwayat kehamilan ektopik.
3. Diketahui atau dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif.
4. Benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara.
5. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
6. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas.

Mekanisme kerja pil mini :
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
2. Mencegah ovulasi (15-40 %).
3. Mengubah motilitas tuba.
4. Perubahan pada endometrium sehingga lebih sulit terjadi implantasi ovum yang telah dibuahi.

Cara minum pil mini :
1. Pil pertama dapat mulai diminum pada hari pertama siklus haid dan metode
perlindungan digunakan pada 7 hari pertama(5) atau 4-6 minggu post partum
walaupun haid belum kembali.
2. Pada pasien yang telah mencapai 9 bulan post partum disarankan agar beralih ke pil kombinasi karena efektivitas pil mini menurun dengan berkurangnya menyusui.
3. Ambil pil setiap hari pada saat yang sama (misalnya pada saat makan malam)
sampai habis 1 bungkus.
4. Pil-pil yang terlupakan selama 7 hari pertama :
- Bila lupa minum pil (lupa atau memuntahkan kembali) atau terlambat minum
pil segera diingat dan gunakan metode perlindungan selama 48 jam.
- Bila pasien lupa minum 2 pil, minum 2 pil saat diingat dan gunakan metode perlindungan sampai akhir bulan.
- Bila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadwal. Perdarahan terjadi biasanya selama bulan-bulan pertama. Atau bila mengalami nyeri perut hebat, kram atau demam maka konsul ke dokter.
5. Diberi dorongan untuk menggunakan kondom selain memakai pil mini
- Bila terdapat kemungkinan klien terpapar penyakit menular seksual, termasuk AIDS.
- Klien lupa minum pil.
- Memakai spermisid bila kondom tidak dapat diterima.

Contoh pil mini :
- Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
- Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
- Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
- Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
- Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.

Penggunaan pil KB dengan benar?
Pada umumnya pil KB di pasaran terdiri dari 28 pil kontrasepsi, biasanya 7 diantaranya berisi plasebo(zat netral). Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan pemakaian pil KB / kontrasepsi oral. Untuk memudahkan Anda mengingatnya dan menjadikan hal ini suatu kebiasaan maka dengan kemasan kalender dari pil KB yang dilengkapi dengan nama hari, hanya satu hari saja yang perlu Anda ingat yaitu hari pertama mulai minum pil KB, serta pilihlah waktu minum pil yang sama setiap hari (misalnya: setelah makan malam, sebelum menggosok gigi malam hari atau sebelum tidur).
  1. Untuk pil KB kombinasi yang terdiri dari 21-22 pil KB dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kb terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.
  2. Cara penggunaan pil KB tipe sekuensial sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan
  3. Pil KB tipe pasca senggama diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
Untuk OC, sebaiknya mengikuti cara-cara sebagai berikut
  1. OC berisi 21 pil, yang bagian belakang kemasannya tertera nama-nama hari untuk menunjukkan hari dimana Anda minum OC.
  2. Mulai OC yang pertama pada hari pertama haid. Ikuti arah tanda panah hingga seluruh pil habis.
  3. Berhenti minum pil selama 7 hari (2-3 hari setelah minum pil terakhir akan terjadi haid).
  4. Setelah masa tidak minum pil selama 7 hari, lanjutkan minum OC dari kemasan selanjutnya, walaupun haid Anda belum berhenti.
  5. Jadi untuk kemasan ke-2 dst, minum pil selama 21 hari + tidak minum pil selama 7 hari.
  6. Jangan berhenti minum pil >7 hari
  7. Pertama kali mulai minum OC pada hari 2 – 5 masa haid masih diperbolehkan, asal menggunakan kontrasepsi tambahan

Pemilihan penggunaan pil KB untuk pertama kali sebaiknya dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan yang berkompeten di bidang ini dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan teratur sesuai dengan yang dianjurkan.
Read More

Minggu, 12 Desember 2010

Penyuluh Keluarga Berencana

di 17.18 Label: Keluarga Berencana (KB)
Pengertian dari Penyuluh Keluarga Berencana adalah

Penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB) adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan KB Nasional yang ditempatkan di lingkungan instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah (BKKBN, 2004b).
Semula PLKB sebagai penyuluh melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, membantu puskesmas melayani calon peserta KB, selanjutnya tuntutan tersebut menjadi berubah sehingga PLKB dituntut untuk mendinamisasi, memfasilitasi keluarga dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Serta penyampaian informasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan keluarga berkualitas (Rangkuti, 2007).
sumber:
http://www.kamus-medis.co.cc/2010/08/penyuluh-keluarga-berencana.html

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).

Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien (http:/psikis.bkkbn.go.id/gemopria.articles.php)
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity). (http:/psikis.bkkbn.go.id/gemapria/articles.php).
Di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Tengah terutama di desa Pengkol, kecamatan Tanon dengan jumlah penduduk wanita 1802, orang yang mengalami kehamilan cukup tinggi pada umur 20 – 30 tahun adalah 70%, 25% umur 31 – 40 tahun, 5% umur 40 tahun keatas.
Pada tahun 2006 penggunaan KB suntik menurun diperkirakan 10-30%, sehingga meningkatkan angka kehamilan di desa Pengkol. Penggunaan KB pil menurun diperkirakan 10-20%.
Pada tahun 1960 angka kematian balita mencapai lebih dari 200 per 1000 orang, dua kali lebih besar dari angka kematian balita di Filipina atau Thailand. Pada tahun 2005 angka tersebut turun hingga kurang dari 50 per 1000 orang, yang merupakan salah satu penurunan tertinggi yang terjadi di kawasan ini. Seorang anak yang lahir pada tahun 1940 hanya memiliki sekitar 60% kesempatan untuk mengenyam pendidikan, 40% untuk menamatkan sekolah dasar dan 15% untuk menamatkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Sebaliknya, lebih dari 90% anak-anak yang lahir sejak tahun 1980 berhasil menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama.
Sebagian besar kemajuan yang diperoleh semata-mata berkaitan dengan peningkatan pendapatan. Pendapatan perkapita berlipat ganda antara tahun 1970 sampai dengan 1980 dan berlipat ganda lagi pada akhir tahun 1990 (sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 1997). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang pendidikan (Gertler dan Molyneaux).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmojo, 2003).
Sehubungan dengan kondisi di atas penulis merasa perlu meneliti pengetahuan ibu terhadap KB. Desa Pengkol dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan jumlah penduduk desa Pengkol tergolong cukup banyak dengan tingkat pendidikan yang sangat bervariasi terutama pada ibu, mulai dari yang tidak lulus sekolah dasar sampai pada ibu yang pernah belajar dari perguruan tinggi.
original posting by askep-askeb.cz.cc
KTI Skripsi tentang Keluarga Berencana KLIK DISINI
Read More

Selasa, 07 Desember 2010

MAKALAH KESEHATAN KONTRASEPSI METODE KALENDER

di 07.03 Label: Keluarga Berencana (KB)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sejak dahulu orang sudah dipercaya akan adanya hari-hari subur dan tidak subur bagi wanita, karena itu cara metode kalender mempunyai sejarah yang sudah tua pemakaiannya sebagai kontrasepsi zaman dulu.
Metode kalender hanya dapat memprediksi kapan masa subur dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan besar bisa hamil.
Kita sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa kebidanan sangat penting sekali mengetahui kontrasepsi Metode Kalender karena akan sangat membantu sekali dalam masalah Keluarga Berencana. Dalam makalah ini akan membahas tentang Kontrasepsi dengan Metode Kalender.

1.2 Tujuan
Agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya tentang Kontrasepsi Metode Kalender dan dapat mengambil manfaat serta meningkatkan ilmu pengetahuan.

BAB II
ISI

2.1 Mekanisme Kerja Metode Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang.
Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini.

2.1.1 Kemudahan Metode Kalender
Tampaknya metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopaus.

2.1.2 Kesulitan Metode Kalender
Kesulitan cara ini adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidka teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya.

2.2 Cara Menentukan Masa Aman Metode Kalender
Mula-mula dicatat lama siklus haid selama 3 bulan terakhir. Tentukan lama siklus haid terpendek dan terpanjang, kemudian siklus haid terpendek dikurangi dengan 18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam waktu masa subut tersebut harus pantang senggama diluarnya merupakan masa aman.

2.2.1 Cara menghitung hari aman dan hari berpantang sistem kalender.

Siklus terpendek | Hari pertama masa subur | Siklus terpanjang | Hari terakhir masa subur
21 hari |Hari ke 3 | 21 |Hari ke 10
22 hari |Hari ke 4 | 22 |Hari ke 11
23 hari |Hari ke 5 | 23 |Hari ke 12
24 hari |Hari ke 6 | 24 |Hari ke 13
25 hari |Hari ke 7 | 25 |Hari ke 14
26 hari |Hari ke 8 | 26 |Hari ke 15
27 hari |Hari ke 9 | 27 |Hari ke 16
28 hari |Hari ke 10 | 28 |Hari ke 17
29 hari |Hari ke 11 | 29 |Hari ke 18
30 hari |Hari ke 12 | 30 |Hari ke 19
31 hari |Hari ke 13 | 31 |Hari ke 20
32 hari |Hari ke 14 | 32 |Hari ke 21
33 hari |Hari ke 15 | 33 |Hari ke 22
34 hari |Hari ke 16 | 34 |Hari ke 23
35 hari |Hari ke 17 | 35 |Hari ke 24

Setelah menentukan hari pertama haid, hari pertama masa subut dan terakhir masa subur, segeralah pindahkan ke kalender untuk ikut secara ketat yaitu tidak bersenggama pada hari subur (tidak berpantangan).

2.2.2 Metode Sistem Kalender-pantang berkala siklus haid 28 hari

Minggu | | 7 |14 |21 |28
Senin |1 |8 |15 |22 |29
Selasa |2 |9 |16 |23 |30
Rabu |3 |10 |17 |24 |31
Kamis |4 |11 |18 |25
Jum’at |5 |12 |19 |26
Sabtu |6 |13 |20 |27
Hari aman : Tanggal yang tidak dikurang, pada hari-hari ini boleh koitus
Hari bahaya : Tanggal 10.11.12.13, pada hari-hari ini berpantang koitus
Hari ke 1 : Hari pertama haid
Hari 10, 11 : Koitus pada hari-hari ini memungkinkan sperma yang masih hidup dapat membuahi sel telur (ovum)
Hari 12, 13, 14 : Ovulasi dapat terjadi setiap saat
Hari 15, 16 : Ovulasi masih mungkin terjadi
Hari 17 : Sel telur masih mungkin ada dan hidup
Hari 29 : Mulai haid lagi ( hari ke 1 haid)

Pada contoh diatas digambarkan bagaimana memahami sistem kalender pada seorang wanita dengan siklus haid 28 hari

2.3 Rumus atau Cara Menghitung Metode Kalender
Masa berpantang dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:
a. Hari pertama mulai subur = siklus haid terpendek – 18
b. Hari subur terakhir = siklus haid terpanjang – 11

Sebenarnya cara ini hanya cocok bagi wanita yang siklus haidnya teratur. Sebelum melalui cara ini hendeknya wanita mencatat pada siklus haidnya paling sedikit 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan. Setelah ini dicatat barulah ditentukan kapan mulainya hari subur pertama dan haru subur terakhir dengan mempergunakan cara diatas.
Contoh :
1. Ibu Kayla mempunyai siklus haid yang amat teratur setiap bulan, selama 28 hari sesuai dengan bulan Arab. Maka siklus haid terpendek ibu Kayla adalah 28 hari, dan panjang juga 28 hari (haidnya sangat teratur).
Maka bila ibu Kayla akan memakai cara sistem kalender bila dipakai rumus diatas hasilnya :
§ Mulai berpantang pada hari pertama ibu Kaylai subur 28-18 hari = 10 dari hari pertama haid
§ Mulai berakhir hari subur :
28 – 11 = hari ke 17
Jadi masa berpantang adalah mulai hari pertama haid dan ini harus ditandai dengan spidol merah pada kalender di rumahnya.
2. Ibu Sisy mempunyai siklus haid yang tidak teratur. Setelah dicatat selama 6 bulan – 12 bulan diperoleh siklus haid terpendek adalah 22 hari dan terpanjang 40 hari.
Bila ibu Sisy ingin memakai sistem kalender untuk mencegah kehamilan, maka dengan memakai rumus diatas diperoleh :
§ Hari pertama subur = 22 – 18 hari = hari ke 4
§ Hari terakhir hari subur = 40 – 11 = hari ke 29
Lamanya berpantang koitus mulai hari ke 4 – hari ke 29 adalah selama 25 hari dalam satu bulan.

2.4 Efektivitas
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Angka kegagalan berkisar antara 6 – 42

2.5 Efek Samping
Terlalu lama berpantang kadang kala tidak terlalu lebar (lama).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode kalender hanya dapat diprediksi kapan masa subur wanita dalam siklus menstruasinya sehingga kemungkinan besar bisa hamil.
Metode ini memiliki banyak keterbatasan karena panjang siklus menstruasinya. Oleh karena siklus menstruasi yang cukup teratur sangat diperlukan untuk perkiraan waktu ovulasi yang dapat diandalkan, waita dengan kondisi berikut tidak dapat bergantung pada metode kalender.

3.2 Saran
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Varney, Helen : Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC, 2006.
Mochtar, Rustam : Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC, 1998.
Wiknjosastro, Hanifa : Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005.
Wikhjosastro, Hanifa : Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005

http://askep-askeb.cz.cc/
Read More

Jumat, 19 November 2010

AKDR

di 07.31 Label: Keluarga Berencana (KB) , Konsep Dasar
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD mempunyai sejarah perkembangan yang sangat panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan batu-batu kecil ke dalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. Richter dari Polandia 1909 membuat AKDR dari benang sutra tebal yang dimasukkan ke dalam rahim. Pada tahun 1930 Grafenberg dari Jerman membuat cincin dari benang sutra dan perak untuk menghindari kehamilan dengan hasil memuaskan. Dan seterusnya alat kontrasepsi dalam rahim berkembang hingga sekarang. (Manuaba, 1998)
Jadi yang dimaksud dengan AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektivitas). Dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif. Bentuk AKDR yang beredar di pasaran adalah spiral (Lippes loop), huruf T (Tcu380A, Tcu200C dan Nova T), tulang ikan (MLCu250 dan 375) dan batang (Gynefix). Unsure tambahan adalah tembaga (Cuprum) atau hormon (Levonorgestrel). BKKBN menggunakan Cupper T 380 A sebagai standar yang dibuat oleh PT Kimia Farma. (Sarwono P, 2002)

Bagaiman sebenarnya mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi cara kerjanya bersifat lokal. Kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR sering kali dijumpai pula sel-sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.
Kar dan kawan-kawan selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakai AKDR, yang menyebabkan blatokista tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakai AKDR, yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada wanita tersebut.
Pada AKDR bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada AKDR biasa, juga oleh karena ion logam atau bahan lain yang melarut dari AKDR mempunyai pengaruh terhadap sperma. Menurut penyelidikan, ion logam yang paling efektif adalah ion logam tembaga (Cu). Pengaruh AKDR bioaktif dengan berkurangnya konsentrasi logam makin lama makin berkurang. (Manuaba, 1998)
Alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan menempati urutan ke tiga dalam pemakaian. AKDR mempunyai keunggulan terhadap cara kontrasepsi lain karena:
1) Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2) Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3) Kontrol medis yang ringan
4) Tidak menimbulkan efek sistemik
5) Alat ekonomis
6) Efektivitas cukup tinggi
7) Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel). (Sarwono P, 1999)
Read More

Jumat, 12 November 2010

Program Keluarga Berencana

di 16.43 Label: Keluarga Berencana (KB) , Konsep Dasar
Tujuan Program KB
• Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
• Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
2. Strategi operasional

Strategi dasar
• Meneguhkan kembali program di daerah
• Menjamin kesinambungan program

Strategi operasional
• Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
• Peningkatan kualitas dan prioritas program
• Penggalangan dan pemantapan komitmen
• Dukungan regulasi dan kebijakan
• Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
Read More

Kamis, 04 November 2010

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

di 04.36 Label: Keluarga Berencana (KB) , Konsep Dasar

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Secara umum AKDR dianjurkan sebagai pilihan pertama pada ibu yang menyusui dan ingin alat KB yang temporer sifatnya.

Disamping karena sekali pemasangan dan efektifitasnya tinggi serta keluhan pemakai yang relatif ringan, maka AKDR tidak mempunyai pengaruh terhadap laktasi dan bayinya. AKDR yang lazim dipakai sekarang adalah AKDR yang mengandung tembaga (copper T, copper 7, MlCu) serta AKDR yang mengandung progestin (progestasert) yang tidak berpengaruh terhadap produksi dan komposisi ASI. Progestin yang terkandung dalam IUD akan dilepaskan dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga hanya mempunyai efek lokal saja. Pemasangan AKDR bisa secara dini, segera setelah melahirkan atau pada kontrol berikutnya pada saat involusi terjadi.

Pada umumnya pemasangan AKDR harus sudah diberikan dalam waktu 1 bulan 7 hari pasca persalinan sepanjang tidak ada kontraindikasi pada saat pemasangannya (Soetjiningsih, 1997).

Menurut Hartanto (2003) yang penting pada pemakaian IUD postparutm adalah penempatan IUD setinggi mungkin dalam fundus uteri sehingga mengurangi kemungkinan ekspulsi.

Read More

KONTRASEPSI

di 04.36 Label: Keluarga Berencana (KB) , Konsep Dasar
Pengertian Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Winkjosastro, 2002). Menurut Mochtar (1998) kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan. Kontrasepsi didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan (Notodihardjo, 2006).
Kontrasepsi juga diartikan sebagai cara mencegah kehamilan (dengan menggunakan alat atau obat mencegah kehamilan seperti: spiral, kondom, pil anti hamil) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Berdasarkan teori Mochtar (1998) kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
  2. Efek samping yang merugikan tidak ada.
  3. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
  4. Tidak menggangu hubungan persetubuhan.
  5. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya.
  6. Cara penggunaannya sederhana.
  7. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
  8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
Read More

Sabtu, 30 Oktober 2010

Negara Lebih Sejahtera Berkat Kontrasepsi

di 15.49 Label: Berita Terkini Kesehatan , Keluarga Berencana (KB) , Kesehatan Reproduksi (Kespro)
shutterstock

Jakarta, Kompas.com - Indikator kesejahteraan suatu bangsa dipengaruhi oleh tingkat kematian ibu dan kematian bayi. Saat ini target Tujuan Pembangunan Milenium (MDG's) untuk penurunan angka kematian ibu ditargetkan 102 per 100.000 kelahiran hidup. Namun angka kematian ibu di Indonesia masih 228 per 100.000 kelahiran hidup. Karena itu Indonesia disejajarkan dengan negara miskin lainnya seperti Pakistan dan Bangladesh.

Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia, dr.Prijo Sidipratomo dan ketua Koalisi untuk Indonesia Sehat, Prof.dr.Firman Lubis dalam acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Jakarta, Kamis (23/9). "Kemajuan suatu bangsa kini tidak bergantung pada sumber daya alam tapi sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut hanya bisa dicapai oleh perencanaan keluarga," kata Prijo.

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan MDG's nomor 5 yakni menurunkan tiga perempat kematian ibu adalah dengan meningkatkan kepedulian dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kontrasepsi untuk kualitas hidup para wanita dan keluarganya. Saat ini angka pasangan usia subur yang tidak memakai kontrasepsi di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 10 persen dari jumlah total pasangan usia subur yang mencapai 56 juta.

Penggunaan kontrasepsi bukan hanya akan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, namun juga mengurangi jumlah aborsi, serta membantu mengatur pendapatan keluarga dengan menjarangkan kehamilan dan membuka jalan bagi kaum wanita untuk bekerja.

"Dengan alat kontrasepsi terbukti angka kematian ibu dan bayi lebih rendah dengan menjaga jarak kelahiran dan menentukan jumlah anak yang akan dilahirkan. Saat ini jumlah kematian ibu di Indonesia masih tertinggi se-ASEAN," kata Prof.Biran Affandi, Sp.OG dari Asia Pacific Council on Contraception dalam kesempatan yang sama.

Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan penduduk Indonesia saat ini mencapai 237,6 juta. Jumlah penduduk yang terlalu besar dan timpang dengan sumber daya akan menjadi beban karena pemerintah harus menyediakan lapangan pekerjaan, kesehatan, pendidikan dan layanan publik lainnya.

Sumber: http://health.kompas.com/
Read More

Sabtu, 23 Oktober 2010

“Peserta KB pria baru sekitar 8,5%”

di 05.07 Label: Berita Terkini Kesehatan , Keluarga Berencana (KB)
“Peserta KB pria baru sekitar 8,5%”

Solo (Espos)–Dari 71.548 pasangan usia subur (PUS) yang terdata di Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas P3A & KB) Kota Solo, peserta KB pria baru sekitar 8,5 persennya.

Hingga Agustus 2010, pria yang menjadi peserta KB dengan metode operasi pria (MOP) atau vasektomi, tercatat 186 orang. Persentase peserta KB pria dibandingkan dengan PUS tersebut diakui sangat kecil, meskipun dengan jumlah itu, Kota Solo telah melebihi target yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Jateng, yakni 176 orang.

“Dari data yang tercatat hingga bulan Agustus lalu, jumlah peserta KB pria saat ini memang telah melebihi target yang ditetapkan Provinsi. Namun kalau dibandingkan dibandingkan dengan PUS, tentu tergolong kecil karena hanya sekitar 8,5 persennya,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) KB Bapermas P3A & KB Kota Solo, Siti Anggrahini Purwanti, ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (24/9).

Wanita yang lebih akrab disapa Anggra itu mengakui alat kontrasepsi kondom cenderung lebih banyak dipilih oleh para peserta KB. Hal itu dapat dilihat dari data Bapermas P3A & KB yang menyebutkan jumlah pengguna kondom mencapai 4.609 orang. Jumlah tersebut juga telah melebihi target Pemprov Jateng, untuk pengguna kondom sebanyak 3.357 orang.

Diakui Anggra, minimnya peserta KB pria dengan MOP lebih disebabkan kurangnya kesadaran untuk ber-KB dengan cara vasektomi tersebut. Bahkan dari pengamatan di lapangan, Anggra menyebutkan ada kekhawatiran dari peserta KB bila menggunakan cara vasektomi dapat mengganggu kesehatan, termasuk mengurangi gairah seksual. “Padahal secara medis, ber-KB dengan MOP ini relatif aman terhadap kesehatan dan tidak ada pengaruhnya ke gairah seksual,” tegasnya.

Sumber: http://www.solopos.com/
Read More

Kamis, 01 April 2010

Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence)

di 23.00 Label: Keluarga Berencana (KB)
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence)

Pendahuluan

Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.


Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.


Pengertian

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.



Gambar metode kalender


Manfaat

Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.


Manfaat kontrasepsi

Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.


Manfaat konsepsi

Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.


Keuntungan

Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:



  1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

  2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

  3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

  4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

  5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

  6. Tidak memerlukan biaya.

  7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.


Keterbatasan

Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:



  1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

  2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

  3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

  4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

  5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

  6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

  7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.


Efektifitas

Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.


Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif

Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:



  1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).

  2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.

  3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.

  4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.

  5. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.


Penerapan

Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:



  1. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).

  2. Fertility phase (masa subur).

  3. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).


Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.


Bila haid teratur (28 hari)

Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.


Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.


Bila haid tidak teratur

Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

Rumus :

Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18

Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11


Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).

Langkah 1 : 25 – 18 = 7

Langkah 2 : 30 – 11 = 19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.


Referensi

asuh.wikia.com/wiki/Kalender diunduh 19 Maret 2010, 09:22 PM.

birthcontrolsolutions.com/types/natural/calendar-rhythm.htm diunduh 19 Maret 2010, 09:54 PM.

getting-pregnant-tips.com/calendar-method.html diunduh 23 Maret 2010, 03:55 PM.

Pandji, 2009. Kontrasepsi Sistem Kalender (KB Kalender). pandjiwinoto.co.cc/2009/02/11/kontrasepsi-sistem-kalender-kb-kalender/ diunduh 24 Maret 2010, 05:00 PM.

2006. Sistim Kalender KB Alamiah, Aman dan Murah.

prov.bkkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=49 diunduh 19 Maret 2010, 08:54 PM.

2006. Sistem Kalender Metode Ber-KB Tanpa Biaya. prov.bkkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=30 diunduh 19 Maret 2010, 09:07 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 7- MK 14).

Read More
Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan ( Atom )
 photo banner300x250-biru.gif

Blog Archive

  • 2016 (1)
    • 09/18 - 09/25 (1)
      • PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0...
  • 2015 (10)
    • 10/11 - 10/18 (1)
    • 09/13 - 09/20 (1)
    • 09/06 - 09/13 (1)
    • 07/05 - 07/12 (1)
    • 05/17 - 05/24 (6)
  • 2014 (1)
    • 04/13 - 04/20 (1)
  • 2012 (770)
    • 02/19 - 02/26 (5)
    • 02/12 - 02/19 (10)
    • 02/05 - 02/12 (4)
    • 01/29 - 02/05 (27)
    • 01/22 - 01/29 (88)
    • 01/15 - 01/22 (101)
    • 01/08 - 01/15 (169)
    • 01/01 - 01/08 (366)
  • 2011 (4477)
    • 12/25 - 01/01 (336)
    • 12/18 - 12/25 (62)
    • 12/11 - 12/18 (70)
    • 12/04 - 12/11 (77)
    • 11/27 - 12/04 (40)
    • 11/20 - 11/27 (67)
    • 11/13 - 11/20 (198)
    • 11/06 - 11/13 (187)
    • 10/30 - 11/06 (340)
    • 10/23 - 10/30 (32)
    • 10/16 - 10/23 (109)
    • 10/09 - 10/16 (80)
    • 08/14 - 08/21 (75)
    • 08/07 - 08/14 (81)
    • 07/31 - 08/07 (82)
    • 07/24 - 07/31 (65)
    • 07/17 - 07/24 (91)
    • 07/10 - 07/17 (47)
    • 07/03 - 07/10 (44)
    • 06/26 - 07/03 (53)
    • 06/19 - 06/26 (59)
    • 06/12 - 06/19 (47)
    • 06/05 - 06/12 (65)
    • 05/29 - 06/05 (63)
    • 05/22 - 05/29 (77)
    • 05/15 - 05/22 (115)
    • 05/08 - 05/15 (65)
    • 05/01 - 05/08 (104)
    • 04/24 - 05/01 (45)
    • 04/17 - 04/24 (70)
    • 04/10 - 04/17 (134)
    • 04/03 - 04/10 (72)
    • 03/27 - 04/03 (18)
    • 03/20 - 03/27 (47)
    • 03/13 - 03/20 (68)
    • 03/06 - 03/13 (40)
    • 02/27 - 03/06 (56)
    • 02/20 - 02/27 (77)
    • 02/13 - 02/20 (76)
    • 02/06 - 02/13 (198)
    • 01/30 - 02/06 (194)
    • 01/23 - 01/30 (132)
    • 01/16 - 01/23 (196)
    • 01/09 - 01/16 (202)
    • 01/02 - 01/09 (121)
  • 2010 (2535)
    • 12/26 - 01/02 (156)
    • 12/19 - 12/26 (65)
    • 12/12 - 12/19 (73)
    • 12/05 - 12/12 (84)
    • 11/28 - 12/05 (80)
    • 11/21 - 11/28 (68)
    • 11/14 - 11/21 (63)
    • 11/07 - 11/14 (50)
    • 10/31 - 11/07 (50)
    • 10/24 - 10/31 (36)
    • 10/17 - 10/24 (58)
    • 10/10 - 10/17 (35)
    • 10/03 - 10/10 (31)
    • 09/26 - 10/03 (21)
    • 09/19 - 09/26 (26)
    • 09/12 - 09/19 (55)
    • 09/05 - 09/12 (65)
    • 08/29 - 09/05 (33)
    • 08/22 - 08/29 (70)
    • 08/15 - 08/22 (45)
    • 08/08 - 08/15 (35)
    • 08/01 - 08/08 (37)
    • 07/25 - 08/01 (27)
    • 07/18 - 07/25 (19)
    • 07/11 - 07/18 (30)
    • 07/04 - 07/11 (56)
    • 06/27 - 07/04 (28)
    • 06/20 - 06/27 (22)
    • 06/13 - 06/20 (30)
    • 06/06 - 06/13 (21)
    • 05/30 - 06/06 (5)
    • 05/16 - 05/23 (6)
    • 05/09 - 05/16 (29)
    • 05/02 - 05/09 (59)
    • 04/25 - 05/02 (28)
    • 04/18 - 04/25 (38)
    • 04/11 - 04/18 (70)
    • 04/04 - 04/11 (59)
    • 03/28 - 04/04 (65)
    • 03/21 - 03/28 (89)
    • 03/14 - 03/21 (218)
    • 03/07 - 03/14 (95)
    • 02/28 - 03/07 (135)
    • 02/21 - 02/28 (102)
    • 01/03 - 01/10 (68)
  • 2009 (1652)
    • 12/27 - 01/03 (36)
    • 12/20 - 12/27 (22)
    • 12/13 - 12/20 (100)
    • 12/06 - 12/13 (45)
    • 11/29 - 12/06 (24)
    • 11/22 - 11/29 (22)
    • 11/15 - 11/22 (19)
    • 11/08 - 11/15 (28)
    • 11/01 - 11/08 (11)
    • 10/25 - 11/01 (17)
    • 10/18 - 10/25 (38)
    • 10/11 - 10/18 (33)
    • 10/04 - 10/11 (15)
    • 09/27 - 10/04 (21)
    • 09/20 - 09/27 (7)
    • 09/13 - 09/20 (84)
    • 09/06 - 09/13 (35)
    • 08/30 - 09/06 (48)
    • 08/23 - 08/30 (118)
    • 08/16 - 08/23 (26)
    • 08/09 - 08/16 (34)
    • 08/02 - 08/09 (35)
    • 07/26 - 08/02 (31)
    • 07/19 - 07/26 (14)
    • 07/12 - 07/19 (16)
    • 07/05 - 07/12 (28)
    • 06/28 - 07/05 (26)
    • 06/21 - 06/28 (76)
    • 06/14 - 06/21 (26)
    • 06/07 - 06/14 (21)
    • 05/31 - 06/07 (43)
    • 05/24 - 05/31 (38)
    • 05/17 - 05/24 (26)
    • 05/10 - 05/17 (52)
    • 05/03 - 05/10 (15)
    • 04/26 - 05/03 (38)
    • 04/19 - 04/26 (32)
    • 04/12 - 04/19 (22)
    • 04/05 - 04/12 (20)
    • 03/29 - 04/05 (40)
    • 03/22 - 03/29 (43)
    • 03/15 - 03/22 (18)
    • 03/08 - 03/15 (14)
    • 03/01 - 03/08 (22)
    • 02/22 - 03/01 (12)
    • 02/15 - 02/22 (9)
    • 02/08 - 02/15 (11)
    • 02/01 - 02/08 (19)
    • 01/25 - 02/01 (37)
    • 01/18 - 01/25 (21)
    • 01/11 - 01/18 (33)
    • 01/04 - 01/11 (31)
  • 2008 (700)
    • 12/28 - 01/04 (13)
    • 12/21 - 12/28 (9)
    • 12/14 - 12/21 (57)
    • 12/07 - 12/14 (5)
    • 11/30 - 12/07 (18)
    • 11/23 - 11/30 (33)
    • 11/16 - 11/23 (31)
    • 11/09 - 11/16 (23)
    • 11/02 - 11/09 (18)
    • 10/26 - 11/02 (11)
    • 10/19 - 10/26 (15)
    • 10/12 - 10/19 (13)
    • 10/05 - 10/12 (25)
    • 09/28 - 10/05 (2)
    • 09/21 - 09/28 (14)
    • 09/14 - 09/21 (19)
    • 09/07 - 09/14 (43)
    • 08/31 - 09/07 (3)
    • 08/24 - 08/31 (33)
    • 08/17 - 08/24 (65)
    • 08/10 - 08/17 (4)
    • 08/03 - 08/10 (26)
    • 07/27 - 08/03 (6)
    • 07/20 - 07/27 (19)
    • 07/13 - 07/20 (18)
    • 07/06 - 07/13 (60)
    • 06/29 - 07/06 (53)
    • 06/22 - 06/29 (49)
    • 06/15 - 06/22 (11)
    • 06/08 - 06/15 (4)

Popular Posts

  • ASKEP NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM
    ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
  • Hubungan Usia Terhadap Perdarahan Post Partum Di RSUD
    KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
  • PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM
    PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
  • PATHWAY HEMATEMESIS MELENA
    Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
  • Ikterus
    DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
  • PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS
    PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
  • Materi Kesehatan: Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)
     Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENGGUNAKAN RUMUS JOHNSON TOHSACH DENGAN MODIFIKASI RUMUS...
  • Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence)
    Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
  • Diagnosa Keperawatan Aktual
    Konsep Dasar Diagnosa Keperawatan Aktual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses kepera...
  • PATHWAY COMBUSTIO
    Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...

Statistik

© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates