Kamis, 31 Desember 2009
Hernia Nukleus Pulposus
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus
Asuhan Keperawatan Reumatoid Artritis
Kumpulan Askep
Asuhan Keperawatan
Askep
Reumatoid Artritis
Pengertian
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998)
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001)
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Etiologi
Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
- Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
- Endokrin
- Autoimun
- Metabolik
- Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
Manifestasi Klinis
Pola karakteristik dari persendian yang terkena :
- Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.
- Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.
- Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.
- Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit.
- Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.
- Demam, penurunan berat badan, keletihan, anemia.
- Fenomena Raynaud.
- Nodulus rheumatoid, tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas, di temukan pada jaringan subkutan di atas tonjolan tulang.
- demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.
- nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.
- rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.
- Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan.
Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
Download Askep Reumatoid Artritis Gratis :
Sumber : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-reumatoid-artritis.htmlPengkajian
- Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. - Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). - Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). - Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa. - Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan - Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris - Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi ). - Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa. - Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.
Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
- Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal,
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
Intervensi
Diagnosa keperawatan 1 :
Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
Kriteria Hasil:
- Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol
- Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
- Mengikuti program farmakologis yang diresepkan
- Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Intervensi Keperawatan :
- Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program - Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri - Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi - Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.
R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi - Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.
R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan. - Berikan masase yang lembut
R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri - Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.
R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping. - Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat. - Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi. - Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas. - Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan
R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut
Diagnosa Keperawatan 2:
Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal, Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
Kriteria Hasil
- Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
- Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.
- Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
Intervensi :
- Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi
R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi. - Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan. - Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan.
R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi. - Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze
R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit. - Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace
R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor. - Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.
R/ Mencegah fleksi leher. - Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.
- Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda.
R/ Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh. - Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.
R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat. - Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan.
R/ Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas. - Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).
R/ Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut.
asuhan keperawatan
kumpulan askep
kumpulan asuhan keperawatan
Gambaran Buruk Suster oleh Film Indonesia
1. Suster Ngesot
2. Suster N
3. Suster Keramas
dan beberapa judul lainnya yang menjadikan Suster sebagai Mahluk pembunuh dan pendedam. Bisakah mereka mengekspos Keperawatan dalam sebua Film yang menonjolkan segi positif seorang suster, bagaimana seorang perawat merawat pasien dengan cinta dan empati tulus. Saya harap rekan perawat mempunyai pemikiran yang sama untuk tidak mengizinkan pihak manapun mengoksploitasi perawat menjadi ikon yag mengerikan. Silahkan anda Klik Disini untuk bergabung dengan Grup yang menentang eksploitasi Peraat sebagai ikon horor indonesia.
Cara Mengharumkan Vagina
Agar vagina Anda terjaga keharumannya, yang harus Anda lakukan adalah:
1. Jagalah selalu kebersihannya. Jika ingin membersihkan bagian ini, Anda harus pastikan kuku Anda tidak panjang karena khawatir vagina Anda akan terluka saat Anda akan menggosok bagian inti ini.
2. Ganti pakaian dalam Anda sedikitnya 2 kali sehari. Jika Anda merasa sedang berkeringat, tidak ada salahnya mengganti pakaian dalam Anda 3-4 kali sehari. Ini penting untuk menjaga keharumannya.
3. Jika sedang datang bulan, gantilah sesering mungkin pembalut Anda, terutama jika sedang banyak. Jangan sampai membiarkan pembalut lengket seharian.
4. Perawatan secara tradisional adalah dengan cara menumbuk daun kemangi secukupnya, pandan wangi sedikit. Setelah itu dicampur air setengah gelas dan diperas. Air perasan ini dicampurkan dengan gula aren dan garam secukupnya, lalu diminum. Lakukan ini selama 2 minggu secara rutin setiap hari. Setelah itu, Anda bisa mengatur sendiri kapan perlu meminum ramuan ini. Resep ini, konon sudah dilakukan orang-orang tua jaman dulu dan telah terbukti kenyataannya. Selamat mencoba! [ako]
Cara Mengatasi Kesulitan Tidur
Jenis-Jenis Insomnia :
1. Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu insomnia jenis ini hanya terjadi beberapa malam saja.
2. Jenis Jangka pendek. Jenis dapat belangsung sampai beberapa minggu dan biasanya akan kembali seperti biasa.
3. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung le bih dari 3 minggu.
Penyebab Insomnia
Insomnia adalah gejala seperti juga gejala panas atau sakit kepala, penyebab Insomnia mencakup :
Faktor Psikologi :
Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab insonia transient.
Problem Psikiatri:
Depresi paling sering ditemukan. Kamu bangun lebih pagi dari biasanya yang tidak kamu ingini, adalah gejala paling umum dari awal depresi, Cemas, Neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari gangguan tidur.
Sakit Fisik:
Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur.
Selama penyebab fisik atau sakit fisik tersebut belum dapat ditanggulangi dengan baik, gangguan tidur atau sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
Faktor Lingkungan:
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.
Gaya Hidup:
Alkohol , rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur, juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.
Penyembuhan Insomnia
1. Tidurlah hanya sebanyak yang kamu perlukan untuk istirahat, atau untuk menyegarkan badan pada saat bangun tidur.
2. Miliki jadwal tidur yang reguler dan rasional
3. Jangan bekerja saat hendak tidur
4. Buat udara kamar tidur segar dengan ventilasi yang baik.
5. Kurangi suara yang tidak menyenangkan, kurang cahaya yang tidak diperlukan.
6. Jangan tidur dengan kondisi kamu lapar, sehingga akan membuat kamu terbangun nantinya hanya karena ingin mencari makanan.
7. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti pada kopi, cola, teh dan coklat.
8. Percayakanlah saat waktu bangun kamu pada alarm jam kamu.Dengan sering melihat jam di kamar akan mempengaruhi reaksi emosi.
9. Olah raga ringan 6 jam sebelum tidur.
Olah raga aerobik selama 20 menit dapat meningkatkan suhu dan metabolisme badan dan akan menurun kembali sekitar 6 jam kemudian. Penurunan metabolisme dan suhu badan dapat memungkinkan tidur nyenyak.
10.Hilangkan segala kecemasan , pikiran tentang rencana besok, pikiran tentang tugas yang belum selesai.
11.Pendekatan Relaksasi yang paling banyak dipakai adalah :
Relaksasi Progresif dengan menegangnya otot, kita belajar merasakan ketegangan tersebut, kemudian sampai kita dapat merasakan sensasi kebalikannya yaitu relaksasi.
Berikut ini cara melakukan latihan relaksasi progresif. Relaksasi mencakup latihan pernapasan melalui perut adalah tehnik relaksasi yang paling mudah dipelajari.
Tariklah napas melalui hidung dengan tenang perlahan sambil rasakan aliran udara yang melalui hidung dengan cara mengembangkan perut tanpa menggerakkan dada.
Sekiranya cukup udara yang dihirup , berhentilah sejenak dan rasakan kenyamanan dan ketenangan.
Setelah dirasakan cukup buanglah napas dengan perlahan-lahan tenang dengan mengempiskan perut secara perlahan dan tenang dan rasakan kelegaan dan pembebasan dari beban emosi yang ada. [aka]
Ingin Sehat ? Berjalan Kaki Jawabannya
Berjalan kaki telah lama menjadi bentuk populer olahraga. Orang-orang sejak zaman dahulu kala telah berjalan kaki, bahkan kita yang semenjak kecil hingga dewasa mungkin menghabiskan hidup dengan berjalan kaki. Ia adalah bentuk paling sederhana dari gerak tubuh yang termasuk olahraga.
Berjalan kaki adalah salah satu jenis latihan yang dapat dilakukan oleh banyak orang tanpa masalah. Anak-anak, remaja, bahkan orang tua dapat melakukannya dengan mudah tanpa perlu syarat tertentu. Tidak masalah apakah usia kita muda atau tua, kita dapat berjalan kaki sepanjang hidup kita.
Mengapa berjalan kaki ?
Baik untuk sendi tulang
Salah satu manfaat berjalan kaki adalah ia diketahui sangat baik untuk orang-orang dengan penyakit artritis (radang sendi) yang perlu untuk membantu menjaga pergerakan dan sendi tulang rawannya. Hal ini dapat memberikan cara untuk mendapatkan latihan yang mereka butuhkan tanpa penambahan tekanan ekstra pada sendi dan menyebabkan peradangan. Orang dengan (arthritis) radang sendi yang berjalan kaki secara rutin maka akan berdampak positif untuk pelumasan sendinya, pengurangan dampak fatal, serta kemampuan untuk membakar kalori yang berlebihan.
Apa manfaat berjalan kaki ?
Dengan berjalan kaki maka secara mudah kita akan membakar kalori, secar tidalk langsung akan menurunkan berat badan secara alami, mengeluarkan endorfin, serta meningkatan aliran darah ke sendi tulang.
Tips Gaya Hidup Sehat
Kesehatan harus menjadi prioritas pertama dan utama dari setiap individu. Hal ini tidak dapat kita tolak, karena itu hal yang terjadi pada semua orang. Tidak ada seorang pun yang menghendaki sakit, semua orang mendambakan sehat, dan sehat sangat berhubungan dengan gaya hidup kita.
Pikiran dan tubuh yang sehat menaikkan semangat kita untuk bekerja lebih efisien. Kita tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik tanpa tubuh yang sehat. Bayangkan saja jika tubuh kita sakit dan kita diharuskan untuk melakukan pekerjaan, maka dapat dijamin bahwa pekerjaan yang kita hadapi tidak akan berjalan semestinya, akan terhambat, bahkan kemungkinan besar akan menemui kegagalan.
Memelihara kesehatan yang baik sama sekali bukan pekerjaan mudah untuk dilakukan. Kita perlu meyisakan sedikit waktu diantara padatnya aktivitas dalam sehari, atau seminggu, untuk fokus pada kesehatan seperti dengan melakukan olahraga atau diet dengan konsumsi makanan sehat yang tepat.l
Ada beberapa tips yang dapat berguna bagi kita untuk menjaga kesehatan diantaranya adalah :
- Minumlah air sebanyak mungkin. Sebagian besar tubuh dan otak kita terdiri air. Jadi, perlu untuk tetap memasukkan air ke dalam tubuh serta ia juga dapat mengalirkan racun-racun yang tidak berguna
- Olahraga teratur. Olahraga adalah faktor yang sangat penting untuk menjaga tubuh tetap dalam bentuk yang ideal dan proporsional serta energik. Berbagai jenis latihan fisik menghasilkan fleksibilitas otot dan kekuatan tulang dalam tubuh.
- Pola makan yang baik. Buah-buahan segar dan sayur-sayuran adalah makanan yang paling penting dikonsumsi untuk menjaga tubuh tetap sehat. Sebuah rencana diet yang tepat harus berasal dari sarapan, makan siang, hingga makan malam yang kesemuanya mengandung diet yang seimbang.
- Istirahat yang cukup. Tidur juga adalah salah satu tips penting untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran Anda setelah melalui hari dengan jadwal aktivitas yang padat. Ketika tidur, otot-otot akan beristirahat dengan rileks. Sangat penting untuk tidur paling sedikit 6 jam pada malam hari. Kita disarankan untuk tidur dengan baik dan menghindari stress jika ingin mendapatkan tubuh yang sehat.
Tips Alami Mengatasi Wasir
Pengertian
Wasir atau hemoroid adalah membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yang mengandung pembuluh darah balik (vena). Penyakit ini tidak membahayakan jiwa dan adakalanya tidak menunjukkan keluhan. Berdasarkan letaknya, wasir terbagi menjadi 2 jenis, yakni hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
Faktor Pencetus
Pada dasarnya wasir ditimbulkan oleh tekanan rongga perut (abdomen) berkepanjangan yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah balik (vena) dan pembengkakan jaringan di dinding dubur. Kondisi ini biasanya dialami oleh orang yang sering mengejan, wanita hamil dan pekerja berat (angkat-angkat berat).
Beberapa faktor pencetus timbulnya wasir, diantaranya:
- Sembelit (konstipasi). Kotoran yang keras menyebabkan seseorang sering mengejan saat buang air besar. Kondisi ini lambat laun dapat memicu timbulnya wasir.
- Wanita hamil. Dalam keadaan hamil, tekanan rongga perut meningkat lantaran ada janin dalam kandungan. Tak jarang diikuti konstipasi, yang berpotensi menderita wasir. Kondisi yang sama dapt dialami oleh wanita pasca melahirkan karena mengejan.
- Kegemukan, proses penuaan, diare berkepanjangan dan anal seks adalah faktor-faktor lain yang dapat memicu timbulnya wasir.
Pada umumnya, wasir mudah dikenali terutama jika penderita menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
- Gatal dan nyeri di permukaan dubur.
- Keluarnya lendir atau darah bersama kotoran.
- Tetesan darah segar dari dubur.
- Benjolan lunak di permukaan dubur. Pada kasus yang berat, timbul benjolan besar disertai rasa nyeri hingga perderita sulit duduk.
- Kendati tanda-tanda wasir mudah dikenali, tidak semua penderita wasir menunjukkan adanya keluhan.
- Agar tidak bertambah berat, para penderita wasir perlu memperhatikan beberapa tips sebagai berikut:
- Usahakan berendam air hangat untuk mengurangi nyeri dan menjaga kebersihan dubur selama sekitar 15 menit, setidaknya 2-3 kali dalam sehari.
- Mengkonsumsi makanan berserat agar kotoran (feces) menjadi lunak, misalnya: buah-buahan dan sayur mayur.
- Menghindari minuman beralkohol agar kotoran tidak keras.
- Minum dalam jumlah yang cukup, sedikitnya 1,5 liter dalam sehari.
- Hindari menggosok-gosok daerah dubur agar tidak terjadi perlukaan.
- Jangan membiasakan menahan buang air besar dan jangan pula memaksa untuk buang air besar.
- Hindari berlama-lama nongkrong di toilet saat buang air besar, misalnya sambil membaca, karena kebiasaan ini akan meningkatkan tekanan di daerah dubur.
- Olah raga teratur.
- Gunakan obat antihemoroid sesuai anjuran dokter.
American Academy of Family Physicians memberikan tips-tips berikut untuk membantu menenangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan wasir:
- Ambil mandi air hangat.
- Gunakan membasahi kertas toilet atau towelette basah untuk membersihkan diri setelah buang air besar.
- Oleskan kompres es.
- Ambil sebuah over-the-counter pain reliever. [kaskus]
Rabu, 30 Desember 2009
Cara Meninggikan Badan
Selain karena faktor usia, hormon pertumbuhan juga bisa berhenti sebelum waktunya karena faktor stres dalam kehidupannya (sekolah, tempat kerja, rumah tangga dll).
Faktor lainnya lagi adalah masalah kebiasaan yang tidak sehat seperti diet yang berlebihan, posisi tidur yang tidak baik, olahraga yang salah, postur badan yang tidak semestinya (cacat).
Dengan demikian, untuk bertambah tinggi anda harus menghindari faktor-faktor tersebut : harus memiliki nutrisi yang cukup, tidur yang cukup dengan posisi yang baik.
Berikut beberapa tips cara menambah tinggi badan secara alami yang bisa anda coba.
1. Makan makanan yang bergizi
2. Minum susu & multivitamin
3. Olahraga renang, skipping, kalo mau maksimal angkat badan kamu pake tangan sesering mungkin.
4. Tidur yang cukup, usahakan tidur selama 8 jam supaya proses pertumbuhan berjalan dengan sempurna. (kaskus)
Selasa, 29 Desember 2009
Keuntungan Berenang dan Kesehatan Kulit serta Jerawat
Ketika Anda berenang aka anda juga sedang berolahraga, dan meskipun yang anda lakukan lebih lambat ketimbang atletik, dampak pada pernapasan dan pembakaran lemak dalam tubuh anda akan lebih signifikan daripada olahraga jenis lainnya. Hal ini memegang peran besar pada pengurangan berat badan melalui penurunan kandungan lemak dalam tubuh yang berkontribusi pada ekskresi dan pengendapan sebum pada permukaan kulit.
Kesimpulan
Askep Efusi Pleura
Effusi Pleura adalah penimbunan cairan pada rongga pleura (Price & Wilson 2005).Pleura merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis yang melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi paru (pleura visceralis). Diantara pleura parietalis dan pleura.....Visit Site
http://blogger-blogspot-com.blogspot.com/2009/11/askep-efusi-pleura.html
Askep Efusi Pleura
A. Pengkajian
1. Anamnesis:
Pada umumnya tidak bergejala . Makin banyak cairan yang tertimbun makin cepat dan jelas timbulnya keluhan karena menyebabkan ....Visit Site
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/07/askep-efusi-pleura.html
Efusi Pleura
Cairan dalam keadaan normal dalam rongga pleura bergerak dari kapiler didalam pleura parietalis ke ruang pleura dan kemudian diserap kembali melalui pleura visceralis. Selisih perbedaan absorpsi cairan pleura melalui pleura visceralis lebih.....Visit Site
http://kamus-kesehatan.blogspot.com/2009/07/efusi-pleura.html
Download Askep Efusi Pleura
Pleural effusion is an accumulation of fluid between the membranes lining the lungs and the chest cavity. Many diseases and medical conditions can cause pleural effusions, including congestive heart failure, pneumonia, infections, kidney disease, rheumatoid arthritis and....Visit Sitehttp://manisjavanica.blogspot.com/2010/01/download-askep-efusi-pleura.html
Askep Efusi Pleura
Though not as common as other asbestos-disease-related side effects such as pleural thickening and pleural plaques, pleural effusions can cause pain or extreme discomfort. They can also be a sign of a serious disease such as asbestosis or malignant mesothelioma. If you believe a past employer or....Visit Site
http://akper-askep.blogspot.com/2010/02/askep-efusi-pleura.html
Senin, 28 Desember 2009
Askep Psoriasis
Psoriasis
Pengertian
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya psoriasis pustulosa.
Etiologi
Etiologi belum diketahui, yang jelas ialah waktu pulih (turn over time) epidermis dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.Berbagai penyelidikan yang lebih mendalam untuk mengetahui penyebabnya yang pasti masih banyak dilakukan. Beberapa faktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya Psoriasis adalah :
- Genetik
- Imunologik
- Stres Psikik
- Infeksi fokal. Umumnya infeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus
- Faktor Endokrin. Puncak insidens pada waktu pubertas dan menopause, pada waktu kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa pascapartus.
- Gangguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis.
- Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan penghentian mendadak korikosteroid sistemik.
- Alkohol dan merokok.
Patofisiologi
Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal ( sisik yang berwarna seperti perak ). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal , terutama adenosin monofosfat(AMP)siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.
Manifestasi klinis
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan.
Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
Bentuk Klinis :
- Psoriasis Vulgaris
- Psoriasis Gutata
- Psoriasis Inversa ( Psoriasis Fleksural)
- Psoriasis Eksudativa
- Psoriasis Seboroik (Seboriasis)
- Psoriasis Pustulosa ( Pustulosa Palmoplantar & Pustulosa Generalisata Akut)
- Eritroderma Psoriati
Penatalaksanaan Medik
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik karena penyebabnya belum jelas dan banyak faktor yang berpengaruh. Psoriasis sebaiknya diobati secara topikal. Jika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan sistemik lebih banyak.
Pengobatan Sistemik
- Kortikosteroid ( Prednison )
- Obat sitostatik (Metroteksat)
- Levodopa
- DDS(diaminodifenilsulfon)
- Etretinat dan Asitretein Siklosporin
Pengobatan Topikal
- Preparat Ter ( fosil, kayu, batubara )
- Kortikosteroid ( senyawa fluor )
- Ditranol ( antralin )
- Pengobatan dengan peyinaran
- Calcipotrio
Pengkajian
Pengkajian 11 Pola Gordon :
- Pola Persepsi Kesehatan
- Adanya riwayat infeksi sebelumya.
- Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
- Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
- Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
- Hygiene personal yang kurang.
- Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
- Pola Nutrisi Metabolik
- Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.
- Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
- Jenis makanan yang disukai.
- Napsu makan menurun.
- Muntah-muntah.
- Penurunan berat badan.
- Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
- Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.
- Pola Eliminasi
- Sering berkeringat.
- Tanyakan pola berkemih dan bowel.
- Pola Aktivitas dan Latihan
- Pemenuhan sehari-hari terganggu.
- Kelemahan umum, malaise.
- Toleransi terhadap aktivitas rendah.
- Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.
- Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
- Pola Tidur dan Istirahat
- Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
- Mimpi buruk.
- Pola Persepsi Kognitif
- Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
- Pengetahuan akan penyakitnya.
- Pola Persepsi dan Konsep Diri
- Perasaan tidak percaya diri atau minder.
- Perasaan terisolasi.
- Pola Hubungan dengan Sesama
- Hidup sendiri atau berkeluarga
- Frekuensi interaksi berkurang
- Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
- Pola Reproduksi Seksualitas
- Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
- Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
- Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
- Emosi tidak stabil
- Ansietas, takut akan penyakitnya
- Disorientasi, gelisah
- Pola Sistem Kepercayaan
- Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
- Agama yang dianut
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
- Ketakutan berhubungan dengan perubahan penampilan
Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1 :
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis
Tujuan :
Kerusakan integritas kulit dapat teratasi dalam 3 x 24 jam.
Kriteria Hasil :
- Area terbebas dari infeksi lanjut.
- Kulit bersih, kering, dan lembab.
Intervensi :
- Kaji keadaan kulit
R/ : Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang tepat. - Kaji keadaan umum dan observasi TTV.
R/ : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien. - Kaji perubahan warna kulit.
R/ : Megetahui keefektifan sirkulasi dan mengidentifikasi terjadinya komplikasi. - Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.
R/ : Membantu mempercepat proses penyembuhan. - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.
R/ : Untuk mempercepat penyembuhan.
Diagnosa Keperawatan 2 :
Ketakutan berhubungan dengan perubahan penampilan
Tujuan :
Ketakutan teratasi setelah 3 x 24 jam.
Kriteria Hasil :
- Klien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan fisiologis.
- Dapat menjelaskan pola koping yang efektif dan tidak efektif.
- Mengidentifikasi respons kopingnya sendiri.
Intervensi :
- Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis.
R/ : Reaksi fisik kronis terhadap stresor-stresor menunjukkan adanya penyakit kronis dan ketahanan rendah. - Gunakan sentuhan sebagai toleransi.
R/ : Kadang-kadang dengan memegang secara hangat akan menolongnya mempertahankan kontrol. - Dukung jenis koping yang disukai ketika mekanisme adaftif digunakan.
R/ : Marah merupakan respon yang adaptif yang menyertai rasa takut. - Anjurkan untuk mengekspresikan perasaannya.
R/ : Dapat mengurangi stres pada pasien. - Anjurkan untuk menggunakan mekanisme koping yang normal.
R/ : Ketepatan dalam menggunakan koping merupakan salah satu cara mengurangi ketakutan. - Anjurkan klien untuk mencari stresor dan menghadapi rasa takutnya.
R/ : Kesadaran akan faktor penyebabkan ketakutan akan memperkuat kontrol dan mencegah perasaan takut yang makin memuncak.
Nurse TV
In this segment we meet some of the nurses working on the paediatrics ward at Alice Springs hospital.
To learn more about Nurse TV, visit our website at
Be A Nurse, you can make a difference!
Nursing, a world of opportunity
Hosted by Chris Cashman, an Emmy Award-winning personality in the Seattle-Tacoma television market, the video examines the growth within the healthcare industry and delves into the day-to-day responsibilities of a nurse.
Packed with interviews from more than 15 men in the nursing field, this DVD will open your eyes to the world of nursing in today's workplace and explain how nursing is more than a job.
How Crucial Nurses are to the Medical Field and How Their Work can Impact the Lives of Many
DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Askep Anak Dengan Diabetes Mellitus
Askep Thypoid
Askep Acute Nonlymphoid (Myelogenous) Leukemia
Askep Anak Dengan Ensefalitsis
Askep Anak Dengan Meningitis
Askep Anak Dengan RDS
Askep Anemia
Askep Asfiksia Mekonium
Askep Bayi Hiperbilirubinemia
Askep Bayi Lahir Sakit
Askep BBLR
Askep Brokhopneumonia
Askep CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)
Askep DHF
Askep Diare Akut Dehidrasi Sedang
Askep Diare Anak
Askep Gagal Nafas Anak
Askep GGK (Gagal Ginjal Akut)
Askep GNA (Glomerulonefritis Akut)
Askep Hemofilia
Askep Hidrochepalus
Askep Hiperaktif
Askep Hipoglikemia Neonatus
Askep Hirschprung
Askep Hypoglikemia Simptomatis
Askep Ikterus
Askep Intususepsi
Askep ISPA
Askep Kejang
Askep Kwasihorkor
Askep Leukemia
Askep Meningitis
Askep Meningoenchepalitis
Askep Morbili
Askep Penyakit Jantung Bawaan : Patent Ductus Arteriosus
Askep Pneumonia Dan Diptheri
Askep Prematur
Askep Respiratori Distress Sindrom
Askep Neonatus Infeksi
Askep TB Paru Anak
Askep Tetralogi Fallot
Askep Thalasemia
Askep ASD, VSD
MEMBUAT MATA INDAH MEMPESONA
TIPS MELINDUNGI KULIT DARI SINAR MATAHARI
TIPS MENCEGAH JERAWAT
Makanan Sehat untuk Hidup Sehat
MAKE UP AGAR TERLIHAT CANTIK DAN MUDA
Minggu, 27 Desember 2009
Ida Jean Orlando
Ida Jean Orlando dilahirkan pada 12 Agustus 1926, lulusan Diploma pada Medical College New York tahun 1947, memperoleh Gelar B.S pada Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas St. John;s Brooklyn tahun 1951, dan kemudian memperoleh gelas M.A bidang konseling kesehatan mental pada Universitas Columbia New York tahun 1954. Setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Orlando kemudian bekerja di Sekoilah Keperawatan New Haven Conneticut, selama 8 tahuan, pada tahun 1958, ia menjadi asosiasi peneliti dan investigator untuk proyek negara mengenai Konsep kesehatan Mental pada Kurikulum Dasar. Proyek ini memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi integritas prinsip kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan keperawatan. Setelah 3 tahun ia melakukan pencatatan hasil penelitian dan ia menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian tersebut, kemudian ia melaporkan penemuannya tersebut pada buku pertamanya yang diluncurkan pada tahun 1958 berjudul “The Dynamic nurse-patient relationship: Function, process and principle of Professional Nursing Practice”. Namun buku ini baru dipublikasikan pada tahun 1961. buku inilah yang memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando., dan dicetak kedalam lima bahasa yaitu : Bahasa Jepang, Hebrew, Prancis, Portugis dan Belanda. Pada tahun 1962 sampai dengan tahun 1972 Orlando bekerja sebagai Konsultan bidang Keprawatan Klinik di Rumah sakit Mc Lean Belmont. Dan ia memberikan laporan hasil kerjanya selama 10 tahun dirumah sakit tersebut melalui buku keduanya yang berjudul : “ The Discipline anda Teaching of Nursing Process : An Evaluative Study”. Orlando memberikan beberapa kontribusi penting dalam teori dan [raktek keperawatan. Konsep mengenai proses keperawatan yang ia berikan meliputi beberapa kriteria antara lain:
§ Memberikan konsep hubungan yang digambarkan secara sistematik mengenai fenomena bidang keperawatan.
§ Mengspesifikasi hubungan antar konsep keperawatan
§ Menjelaskan apa yang terjadi selama proses keperawatan dan mengapa hal itu terjadi.
§ Mengdeskipsikan bagaimana fenomena keperawatan dapat dikontrol.
§ Menjelaskan bagaimana mengontrol guna memprediksikan hasil dari proses keperawatan.
B. Konsep Utama dan Definisi
Teori Orlando Orlando mendeskripsikan model keperawatannya sebagai pengembangan dari lima faktor konsep yang berhubungan yaitu:
1. Fungsi dari keperawatan yang professional
2. Tingkah laku yang ditunjukkan oleh pasien selama proses keperawatan.
3. Respon langsung atau respon Internal yang diberikan oleh perawat
4. Disiplin dari proses keperawatan
5. Improfisasi dalam melakukan proses keperawatan
Tanggungjawab Perawat Tanggungjawab dari seorang perawat meliputi “bagaimana menolong seorang pasien dengan memenuhi kebutuhannya (misal; kenyamanan fisik dan mental yang harus diupayakan sedapat mungkin selama proses keperawatan berlangsung). Hal ini merupakan tanggungjawab seorang perawat dalam memenuhi kebutuhan psien baik melalui usahanya sendiri maupun menggunakan bantuan tenaga lain. Kebutuhan Kebutuhan merupakan “keadaan dimana seorang pasien membutuhkan, nutrisi, menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit, dan menumbuhkan perasaan yang adekuat untuk sembuh. Tingkah Laku yang Timbul dari Pasien Tingkah laku yang timbul ini berupa tingkah laku verbal maupun nonverbal yang dapat dilihat oleh seorang perawat. Reaksi Langsung Reaksi spontan termasuk didalamnya persepsi dari keduanya yaitu perawat dan pasien, pemikiran dan perasaan dari keduanya. Disiplin Proses Keperawatan Disiplin Proses Keperawatan termasuk di dalamnya komunikasi antara perawat dan pasien. Disiplin Proses Keperawatan atau disebut juga Delebrasi Proses Keperawatan inilah yang digambarkan pada buku pertama Orlando. Improvisasi Improvisasi di sini berarti bagaimana berkembang lebih baik, untuk memberikan hasil, atau untuk menggunakan beberapa manfaat dari suatu hal. Manfaat dari Perawat Kegunaan dari seorang perawt adalah untuk memberikan bantuan apa saja dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien untuk sembuh. Tindakan Spontan Perawat Tindakan spontan dari seorang perawat adalah “segala tindakan perawat yang dilakukan berdasarkan suatu alasan untuk memenuhi kebutuhan segera dari seorang pasien. Tindakan Deleberatif Perawat Tindakan dleberatif adalah segala sesuatu yang diputuskan setelah mengetahui kebutuhan yang diperlukan dan kemudian berupaya untuk memenuhinya.
C. Penggunaan Data
Perbandingan Orlando merupakan perawat pertama yang mengembangkan teorinya berdasarkan keadaan nyata dari hubungan antara perawat dan pasien. Orlando mencatat bahwa lebih dari 2000 kontak antara perawat dan pasien dalam mengembangkan teorinya yang didasarkan atas data dari hubungan tersebut. Orlando menggunakan metode kualitatif untuk menganalisa data yang diperolehnya atau metodologi riset lapangan dalam pengumpulan data penelitiannya.
D. Asumsi Pokok Teori Orlando
Hampir keseluruhan dari teori Orlando digambarkan secara implicit. Schmieding (1993) memberikan beberapa asumsi dari hasil tulisan Orlando mengenai empat bidang dan elebotasi mengenai pandangan Orlando mengenai:
1. Asusmsi mengenai Keperawatan
§ Keperawatan merupakan profesi yang berbeda dengan disiplin ilmu lain.
§ Keperawatan professional mempunyai fungsi dan dan menghasilkan produk yang berbeda (hasil).
§ Terdapat perbedaan antara sekadar membaringkan dengan tindakan keperawatan yang professional.
2. Asumsi mengenai Pasien
§ Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu hal yang unik.
§ Pasien memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya akan pertolongan
§ Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami kemunduran.
§ Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan makna.
§ Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal (atau tidak verbal)
3. Asumsi mengenai Perawat
§ Reaksi seorang perawat terhadap pasiennya merupakan suatu hal yang unik.
§ Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien
§ Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang pasien.
§ Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggungjawab keperawatannya
§ Praktek keperawatan seorang perawat dikembangkan berdasarkan gambaran dari diri mereka masing-masing.
4. Asumsi mengenai situasi yang terjadi antara Pasien dan Perawat
§ Situasi hubungan antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang dinamis
§ Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara asien dan perawat merupakan bahan utama dalam mengembangkan pengetahuan seorang perawat.
E. Pokok Utama dari Teori Orlando
Teori Orlando menggambarkan mengenai fungsi dari keperawatan secara professional sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan pasien akan pertolongan. Fungsi ini akan terpenuhi ketika seorang perawat dapat mencari tahu dan menemukan apa saja kebutuhan yang diperlukan dari seorang pasien. Teori Orlando difokuskan pada bagaimana menciptakan kemajuan pada tindakan dari seorang pasien. Kemajuan dari seorang pasien dapat dilihat dari tingkah laku dan tindakan yang dapat diamati oleh seorang perawat. Persepsi seorang perawat terhadap tingkah laku dari pasiennya dapat menghasilkan suatu pemikiran yang dapat mempengaruhi perawat untuk mengembangkan kjemampuannya. Orlando mengidentifikasi dan mendefiniskan beberapa elemen dari reaksi langsung seorang perawat sebagai berikut:
§ Persepsi, simulasi fisik dari tiap orang berdasarkan hasil dari panca inderanya.
§ Pemikiran spontan mengenai persepsi yang berasal dari pemikiran seorang individu
§ Stimulasi perasaan dari hasil pemikiran dimana dapat mengerakkan seseorang dari hasil persepsi, pemikiran dan perasaanya.
F. Penerapan dalam Dunia Keperawatan
Praktek Kesehatan Teori Orlando telah berhasil digunakan di rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa. Seperti pengakuan yang gambarkan pada Pusat Kesehatan Mental dan bagian klinik psikiatrik di Rumah Sakit umum di beberapa negara. Teori Orlando juga diterapkan di praktek keperawatan milik pribadi Dunia Pendidikan Teori proses keperawatan Orlando merupakan kerangka konseptual yang dapat dikembangkan dan dipraktekkan secara langsung. Pelatihan dari penerapan teori Orlando sangat berguna bagi perawat untuk mengontrol proses keperawatanya dan meningkatkan perkembangan dari reaksi seorang pasien. Penelitian Teori Orlando secara terus menerus menjadi dasar dari beberapa penelitian dibidang keperawatan dan diaplikasikan pada beberapa pengaturan prtoses penelitian. Beberapa peneliti yang mengembang teori Orlando diantaranya : Dracup dan Breu (1978), Pienschke (1973), Thibau dabn Reidy (1977) Schmiedhing (1988), Sheafor (1991), Ronte Reid (1992) dan banyak lagi peneliti lain. G. Pengembang Teori Orlando Disiplin Ilmu Proses keperawatan membutuhkan bagian yang integral pada murid dari sekolah keperawatan sehingga dapat diimplementasikan pada beberapa keadaan kondisi pada saat praktek keperawatan. Banyak dari pengguna Teori Keperawatan Orlando mengembangkannya dengan beberapa riset diantaranya Beuer dan McBride’s (2002) yang mengembangkanya pada proses perawatan dalam aspek penyakit bipolar.
Haruskah Kita Demo Terus
Coba Lihat yang ini
Pielonefritis Akut (PNA)
Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang dimulai dari saluran kemih bagian bawah, terus naik ke ginjal (Harnowo, 2001 : 40). Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus dan jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal (Smeltzer, 2002 : 1436). Pielonefritis akut adalah infeksi pada ginjal yang biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asenden. (Corwin, 2000 : 481)
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pielonefritis akut (PNA) dekstra adalah proses inflamasi pada parenkim ginjal, tubulus dan jaringan interstisial pada ginjal dekstra yang diakibatkan oleh infeksi bakteri yang dimulai dari saluran kemih bawah terus naik ke ginjal.
...
Anatomi Fisiologi Ginjal
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah (dan lingkungan dalam tubuh) dan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Apabila kedua ginjal karena sesuatu hal gagal menjalankan fungsinya, akan terjadi kematian dalam waktu 3 sampai 4 minggu. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomelurus diikuti dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air dieksresikan keluar tubuh dalam urine melalui sistem pengumpulan urine. Bab ini akan membahas anatomi makroskropik dan mikrokopis ginjal serta membahas mengenai fisiologi ginjal.
Saluran kemih
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang seperti dalam gambar 2.1 di atas, yang terletak di kedua sisi kolune vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga ke dua belas. Sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga ke sebelas.
Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10 sampai 12 inci (25 hingga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu-satunya adalah menyalurkan urine ke vesika urinaria.
Vesika urinaria adalah satu kantung berotot yang dapat mengempis, terletak di belakang simfisispubis. Vesika urinaria mempunyai tiga muara : dua dari ureter dan satu menuju uretra. Dua fungsi vesika urinaria adalah : (1) sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalkan tubuh dan (2) berfungsi mendorong urine keluar tubuh (di bantu uretra).
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang berjalan dari vesika urinaria sampai keluar tubuh; panjang pada sekitar 1 1/2 inci (4cm) pada laki-laki sekitar 8 inci (20 cm). Muara uretra keluar tubuh disebut meatus urinaria.
Ginjal terletak di belakang abdomen atas, di belakang peritoneum, di depan dua iga terakhir dan tiga otot besar transverus abdominalis, kuadratus lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kelenjar adrenal terletak di atas kutub masing-masing ginjal.
Ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung, disebelah posterior dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga, sedangkan anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Perlindungan yang sempurna terhadap cedera langsung ini menyebabkan ginjal dengan sendirinya sukar untuk diraba dan juga sulit dicapai sewaktu pembedahan. Ginjal kiri yang berukuran normal, biasanya tidak dapat diraba sewaktu pemeriksaan fisik karena dua pertiga atas permukaan arterior ginjal tertutup oleh limpa. Namun, dapat diraba secara bimanual. Kedua ginjal yang membesar secara mencolok atau tergeser dari tempatnya dan diketahui dengan palpasi, walaupun hal ini dilakukan di sebalah kanan.
Struktur Makroskopik Ginjal
Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah 12 sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci), lebarnya 6 cm (2,4 inci) tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya sekitar 150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut ukuran dan bentuk tubuh, perbedaan panjang dari kutub ke kutub kedua ginjal (dibandingkan dengan pasangannya) yang lebih dari 1,5 cm (0,6 inci) atau perubahan bentuk merupakan tanda yang penting merupakan sebagian besar manifestasi penyakit ginjal adalah perubahan struktur.
Permukaan anterior dan posterior kutub atas dan bawah serta tepi lateral ginjal berbentuk cembung sedangkan tepi medialnya berbentuk cekung karena ada hilus. Beberapa struktur yang masuk atau yang keluar dari ginjal melalui hilus adalah arteria dan vena renalis, saraf, pembuluh limfatik dan ureter. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula pibrosa tipis mengkilat, yang berikatan longgar dengan jaringan di bawahnya dan dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal.
Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan kedua daerah yang berbeda korteks di bagian luar dan medula di bagian dalam. Medula terbagi-bagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramida-piramida tersebut diselingi oleh bagian korteks yang disebut kolumna bertini. Piramida-piramida tersebut tampak bercorak karena tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila (apeks) dari tiap piramida membentuk duktus papilaris bellini yang berbentuk dari persatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul. Setiap duktus papilaris masuk dalam suatu perluasan ujung pelvis ginjal berbentuk seperti cawan yang disebut kaliks minor (L.calix, cawan). Beberapa kaliks minor bersatu membentuk kaliks mayor, yang selanjutnya bersatu sehingga membentuk pelvis ginjal. Pelvis ginjal merupakan resevoar utama sistem pengumpul ginjal. Ureter menghubungakan pelvis ginjal dengan vesika urinaria.
Pengetahuan mengenai anatomi ginjal merupakan dasar untuk memahami pembentukan urine. Pembentukan urine dimulai dalam korteks dan berlanjut selama bahan pembentukan urine tersebut mengalir melalui tubulus dan duktus pengumpul. Urine yang terbentuk kemudian mengalir kedalam duktus papilaris belini, masuk kaliks minor, kaliks mayor, pelvis ginjal dan akhirnya meninggalkan ginjal melalui ureter menuju vesika urinarea. Dinding kaliks, pelvis dan ureter mengandung otot polos yang dapat berkontraksi secara berirama dan membantu mendorong urine melalui saluran kemih dengan gerakan peristaltik.
Fungsi Ginjal
Fungsi utama ginjal terangkum dalam kotak sebagai berikut :
Fungsi ekskresi
Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mosmol dengan mengubah-ubah ekskresi air mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubah-ubah ekskresi Na+. Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit individu dalam rentan normal mempertahankan PH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3- mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (terutama urea, asam urat dan kreatinin). Bekerja sebagai jalur ekskreatori untuk sebagian besar obat.
Fungsi nonekskresi
Mensintesis dan mengaktifkan hormon
Renin : Penting dalam pengaturan tekanan darah, Eritropoetin : Merangsang produk sel darah merah oleh sumsum tulang, 1,25-dihidroksivitamin D : Hidroksilasi akhir vitamin D3 menjadi bentuk yang paling kuat, Prostaglandin : Sebagian besar adalah vasodilator, bekerja secara lokal dan melindungi dari kerusakan iskemik ginjal.
Degradasi hormon polipeptida
Insulin, glukagon, parathormon, prolaktin, hormon pertumbuhan, ADH, dan hormon gastrointestinal (gastrin, polipeptida intestinal vaoaktif [VIP]).
Ginjal mengekskresi bahan-bahan kimia asing tertentu (misalnya obat-obatan), hormon, dan metabolit lain, tetapi fungsi yang paling utama adalah mempertahankan volume dan komposisi ECF dalam batas normal. Tentu saja ini dapat terlaksana dengan mengubah ekskresi air dan zat terlarut, kecepatan filtrasi yang tinggi memungkinkan pelaksanaan fungsi ini dengan ketepatan yang tinggi. Pembentukan renin dan eritropoietin serta metabolisme vitamin D merupakan fungsi non ekskretor yang penting. Sekresi renin berlebihan mungkin penting pada etiologi beberapa bentuk hipertensi. Definisi eritropoietin dan pengaktifan vitamin D yang dianggap penting sebagai penyebab anemia dan penyakit tulang pada uremia.
Ginjal juga berperan penting dalam degradasi insulin dan pembentukan sekelompok senyawa yang mempunyai makna endokrin yang berarti, yaitu prostaglandin. Sekitar 20% insulin yang dibentuk oleh pankreas di degradasi oleh sel-sel tubulus ginjal. Akibatnya, penderita diabetes yang menderita payah ginjal mungkin membutuhkan insulin yang jumlahnya lebih sedikit. Prostaglandin merupakan hormon asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam banyak jaringan tubuh. Medula ginjal membentuk PGI dan PGE2 yang merupakan vasodilator potensial. Prostaglandin mungkin berperan penting dalam pengaturan aliran darah ginjal, pengeluaran renin, dan reabsorpsi Na+. Kekurangan prostaglandin mungkin juga turut berperan dalam beberapa bentuk hipertensi ginjal sekunder, meskipun bukti-bukti yang ada sekarang ini masih kurang memadai. (Price, 2006 : 867-869, 875, 889)
Etiologi PNA
Coli merupakan organisme penyebab infeksi yang paling sering ditemukan pada pielonefritis akut tanpa komplikasi. Pielonefritis sering terjadi sebagai akibat dari refluks ureterovesikal, dimana katup ureterovesikal yang tidak kompeten menyebabkan urin mengalir balik (refluks) ke dalam ureter. Obstruksi traktus urinarius, tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia protastik benigna, dan batu urinarius menyebabkan penyebab lain. (Smeltzer, 2002 : 1473).
Patofisiologi
Escherchia coli mencapai kandung kemih melalui uretra lalu merambat ke atas melalui ureter sampai ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal melalui aliran darah atau aliran getah bening, tetapi cara ini jarang sekali terjadi. Obstruksi aliran kemih dan refluks vesikoureter dapat menjadi faktor predisposisi dalam perkembangan infeksi saluran kemih. Obstruksi saluran kemih dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal tersebut dapat mengakibatkan atrofi pada parenkim ginjal, di samping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai refluks vesikoureter dan infeksi pada ginjal. Aliran balik (refluks) dari kemih yang terinfeksi memasuki parenkim ginjal mengakibatkan terjadinya jaringan parut ginjal (Price, 2006 : 818)
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pielonefritis akut biasanya khas. Pada hampir 90% kasus, pasien adalah perempuan. Demam timbul mendadak, menggigil, malaise, nyeri punggung, nyeri tekan daerah kostovertebal, leukositosis, piuria, dan bakteriuria. Gejala dan tanda biasanya didahului oleh disuria, urgensi, dan sering berkemih yang menunjukkan bahwa infeksi dimulai pada bagian bawah traktus urinarius. Adanya silinder leukosit membuktikan bahwa infeksi terjadi dalam ginjal. (Price, 2006 : 921-922)
Dampak terhadap Struktur dan Fungsi Tubuh Lainnya.
Pada kilen dengan pielonefritis akut akan mengalami nyeri pada daerah costovertevrata, BAK sering tetapi sedikit-sedikit sehingga menimbulkan retensio urin, terdapat nyeri saat BAK.
Pengaturan tekanan darah oleh ginjal dikendalikan oleh sistem renin-angiotensin-aldosteron. Aldosteron meningkatkan reabsorbsi sodium oleh ginjal, air mengikuti sodium, berdampak pada peningkatan volume darah. GFR yang rendah pada penyakit ginjal biasanya dapat menyebabkan hipertensi.
Produksi darah merah atau eritrosit dikendalikan oleh ginjal. Eritropoietin adalah hormon yang disekresi oleh ginjal. Eritropoietin merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Orang dengan kegagalan ginjal menahun sering memiliki nilai serum hematokrit 18% sampai 39% (nilai normal adalah antara 42% sampai 47%).
Manajemen Medik
Pemeriksaan diagnostik pada klien dengan PNA menurut Barbara C. Long (1997 : 300), yaitu : Urinalisis guna menentukan tingkat fungsi ginjal, Kultur urin dan sensitivitas, Kultur darah untuk mengetahui sumber infeksi. Therapi antibiotik untuk mengurangi dan mengendalikan populasi bakteri pada saluran urin guna mencegah kerusakan ginjal (C. Long, 1997 : 301).
Sabtu, 26 Desember 2009
Manfaat Berjalan Untuk Kesehatan
Bronchopneumonia
Bronchopneumonia adalah infeksi akut pada bronchus. (Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA, 2002). Bronchopneumonia adalah peradangan parenkim paru yang berbentuk bercak-bercak infiltrate tersebar dengan diameter 3-4 mm yang mengelilingi dan mengenai bronchus bilateral. (Dr.Sardjito, 1991:215). Bronchopneumonia disebut juga Pneumonia lobularis. (Ngastiah, 2001:39).
Dari beberapa pengertian diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa bronchopneumonia atau pneumonia lobularis adalah infeksi akut pada bronchus yang menyebabkan peradangan parenkim paru yang membentuk bercak-bercak infiltrate tersebar dengan diameter 3-4 mm yang mengelilingi dan mengenai bronchus bilateral.
... Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan
Saluran pernapasan dibagi 2 bagian, yaitu: kesatu traktus respitotius bagian atas yang terdiri dari hidung, nasofaring, sinus, dan laring. Kedua traktus respitorius bawah.. Traktus respitorius bagian bawah terdiri dari trachea, bronchi, bronchioles dan alveoli.
Trakea
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10-12 cm yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti tapal kuda (hurup C), dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (oesofagus ). Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia yang hanya dapat bergerak kearah luar dan sel golbet yang menghasilkan mucus bersma-sama berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung,kearah farings untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukan. Potongan melintang trachea khas berbentuk huruf D.
Percabangan Bronchus.
Trakea bercabang menjadi bronchus utama (primer) kiri dan kanan. Bronchus kanan bercabang menjadi bronchus (sekunder) lobus atas dan bawah.Setiap bronchus lobaris bercabang lagi menjadi bronchus tersier (segmental). Setelah 9-12 generasi percabangan, ukuran saluran telah mengecil sampai diameter 1mm. Saluran ini disebut bronchiolus yang turut menyusun lobus paru. Bronchiolus memasuki lobulus pada bagian puncaknya, bercabang- cabang lagi membentuk 4-7 bronchiolus terminalis yang masing-masing bercabang lagi menjadi 2 bronchiolus respitorius, bagian ini bercabang lagi lebih dari 3 kali duktus alveolaris yang lebih lanjut masih dapat bercabang 2 sebelum menjadi sakus alveolaris dan alveoli.Pertukaran gas berlangsung mulai dari bronchiolus respiratorius sampai alveoli.
Paru-paru
Paru-paru adalah organ berbentuk piramid seperti spon dan berisi udara terletak dalam rongga dada.
Paru kanan memiliki tiga lubus (lubus dextra superior, lobus dextra media, lobus dextra inferior) dan paru kiri memiliki dua lobus (lobus sinistra superior dan lobus sinistra inferior).
Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama sebuah permukaan diafragmatik (bagian dasar) terletak di atas diafragma sebuah permukaan mediastinal (medial) yang terpisah dan paru lain oleh mediastinum dan permukaan kosta terletak diatas kerangka iga.
Permukaan mediastinal memiliki hilus (akar), tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah bronchi, pulmonal, bronchial dan paru.
Pleura
Pleura adalah sebuah membaran yang membungkus setiap paru.
Pleura Parietal melapisi rongga toraks (kerangka iga, diafragma, midiastinum).
Pleura visceral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal dibagian bawah paru.
Rongga pleura (ruang intrapleura) adalah ruang potensial antara pleura parietal dan visceral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel-sel pleura sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan (tekanan intrapleura) agak negatif di bandingkan tekanan atmosfir.
Hanya satu lapisan membran yaitu membrane alveoli-kapiler memisahkan oksigen dihirup melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli dan berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonalis. Oksigen dari darah menembus membran ini dan diambil oleh sel-sel darah merah dan dibawa ke jantung yang kemudian dipompakan melalui arteri keseluruh bagian tubuh. Darah meninggalkan paru- paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini kadar sel darah merah 95 % oksigen jenuh. (Evelyn, 1997:219).
Etiologi.
Bronchopneumonia bisa disebabkan oleh berbagai agen penyebab, diantaranya :
Pnemokokus merupakan penyebab yang paling sering, Hemofilus influensa, Streptokokus beta hemolitikus, Stafilokokus, Virus RSV (Respiratory Syncitial Virus) dan Aspirasi substansi asing.
Klasifikasi Pneumonia
Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit Pneumonia semua bentuk Pneumonia (baik Pneumonia maupun Bronchopneumonia) disebut pneumonia saja. Klasifikasi penyakit Pneumonia menurut Nursalam (2005:115) di bagi 2 kelompok yaitu :
Kelompok umur 2 bulan - 5 tahun di bagi atas :
Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat gejala :
Ada tanda bahaya umum, seperti anak tidak mau minum atau menetek selalu memuntahkan semuanya, kejang atau anak letargis/tidak sadar, Terdapat tarikan dinding dada kedalam, Terdapat stidor.
Pneumonia apabila ada gejala napas cepat. Batasan napas cepat adalah:
Anak umur 2-12 bulan apabila frekwensi napas 50 x/menit
Anak umur 12 bulan-5 tahun apabila frekuensi napas 40 x/menit atau lebih.
Batuk bukan Pneumonia apabila tidak ada tanda- tanda pneumonia atau penyakit sangat berat.
Kelompok umur 2 bulan dibagi atas Pneumonia berat dan bukan Pneumonia.
Patofisiologi
Pada keadaan sehat setiap individu, mikroorganisme pathogen yang masuk ke dalam mencapai bronhiolus atau paru-paru dikeluarkan melalui beberapa mekanisme pertahanan diri seperti refleks batuk dan apa bila lolos dari mekanisme pertahanan tersebut, maka mikroorganisme akan dihadang oleh sistem imun. Respon ini diperankan oleh limfosit yang melibatkan sel-sel darah putih lainnya misalnya makrofag, neutrofil dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses peradangan berlangsung.
Pada individu yang rentan terhadap penyakit, mikroorganisme patogen yang masuk kedalam tubuh berusaha memperbanyak diri dan mengeluarkan toxin dan endotxin yang bersifat merusak sehingga reaksi antigen-antibodi dan endotoxin yang dilepaskan oleh beberapa mikro organisme merusak membran mukosa parenkrim paru dan membentuk bercak-bercak infiltrat yang menyebakan kegagalan pertukaran gas. Klien akan mengalami kesukaran bernapas sehingga pernapasan akan menjadi cepat, adanya tarikan dinding dada kedalam, pernapasan cuping hidung, suara napas stridor akibat penumpukan sekret di bronchus dan karena suplai oksigen kejaringan kurang akan menyebabkan sianosis. (Corwin, Betz & Sowden, :409-385). Berdasarkan uraian di atas, proses patofisiologi bronkopneumonia dapat terlihat pada bagan di bawah ini :
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda klinis utama dari pneumonia adalah :
Biasanya di dahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari, Suhu tubuh dapat naik mendadak 39°- 40° C, Kadang kejang karena demam yang tinggi.
Anak sangat gelisah, Dipsnea, Pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung.
Sianosis sekitar hidung dan mulut, Kadang- kadang disertai muntah dan diare, Pada gejala permulaan batuk tidak ditemukan, setelah beberapa hari grjala batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif. (Ngastiah, 2002:58).
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut. Mungkin juga komplikasi lain yang dekat seperti atelektasis, emfisema, atau komplikasi jauh seperti meningitis. Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat. (Ngastiyah, 2005:58)
Dampak terhadap sistem tubuh
Sistem Pernapasan
Adanya peradangan pada bronchus tubuh akan mempertahankan diri dengan memproduksi sekret oleh sel goblet lebih banyak, akibatnya akan terjadi penumpukan sekret / lendir pada bronchus dan saluran pernapasan yang lain. Hal ini akan menyebabkan dyspnea, batuk produktif, pernapasan cepat dan dangkal yaitu tachypne, hipoxia, adanya retraksi suprasternal, intercortalis dan adanya ronchi, pernapasan coping hidung. Selain itu akibat peradangan menyebabkan demam yang menyebabkan kejang. (Ngastiyah, 2002 : 58 dan Corwin, 2000 : 408-409)
Sistem Kardiovaskuler
Suplai oksigen kurang ke jaringan menyebabkan kurangnya kapasitas jantung yang akan menimbulkan tahanan vaskuler meningkat. Jantung bekerja lebih meningkat menyebabkan nadi kuat dan cepat, tekanan darah meningkat.
Sistem Muskuloskeletal
Menurunnya oksigen akan menghambat pembentukan ATP yang akan disintesa menjadi ATP sebagai sumber energi sehingga terlihat lemah, tonus otot menurun.
Sistem Perkemihan
Adanya diaforesis, demam, pernapasan mulut, muntah, tidak adekuatnya masukan cairan atau berhubungan dengan kehilangan cairan menyebabkan terjadinya hypernatremia oleh ginjal akibat adanya rangsangan terhadap hypothalamus yang dapat menyebabkan pelepasan ACTH dan sekresi aldosteron.
Sistem Pencernaan
Penurunan suplai oksigen merangsang nervus vagus dalam menyampaikan refleks lokal ke vasovagal, impuls dibawa ke medula obongata lalu dihantarkan ke eferen thalamus bagian medial sebagai pusat kenyang maka terjadi anorexia.
Sistem Persyarafan
Adanya sesak menyebabkan pusat pernapasan meningkatkan kerja otot-otot pernapasan untuk mendapatkan oksigen lebih banyak sehingga mengaktivasi RAS (Retikularis Aktivity System) dibatang otak yang dapat membawa ke keadaan waspada sehingga klien akan selalu terjaga. Rekasi peradangan menyebabkan pengeluaran zat kimia (Serotinin, bradikinin danenzim proteolitik), yang kemudian merangsang ujung syaraf sensori sehingga menurunkan ambang stimulus terhadap reseptor mekanosensistif sehingga dipersepsikan nyeri.
Sistem Integumen
Reaksi peradangan menyebabkan demam dan adanya diaforesisi, serta akibat kurangnya suplai oksigen dapat menyebabkan terjadinya sianosis
Penatalaksanaan
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resisten, tetapi karena hal itu perlu waktu dan klien memerlukan pengobatan secepatnya, maka diberikan :
Pemberian oksigen 1-2 liter per liter, lembab.
Penisilin procaine 50.000 U/kg BB/hari ditambah dengan Kloramfenikol 50-70 mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotic yang mempunyai spekrum luas seperti ampicillin.Pengobatan ini diteruskan sampai 4-5 hari.
Untuk kasus pneumonia hospital base : Sefotaksim 100mg/kg BB/hari dan Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
Pemberian cairan intravena biasanya diperlukan campuran glucose 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl 10m Eq/ 500ml/botol larutan.
Fisioterapi dan inhalasi dengan normal salin dan beta agonis untuk memperbaiki transspor mukosilier jika sekresi lendir berlebihan.
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
(Ngastiah, 2002:41-42 & Kapitasalekta, 2000:467-468).
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predomoinan PMN atau dapat ditemukan leukopenia yang menandakan prognosis buruk.dapat ditemukan anemia ringan atau sedang.
Pemeriksaan radiologist memberi gambaran bervariasi :
Bercak konsolidasi merata pada bronchopneumonia.
Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris.
Gambaran bronchopneumonia difus atau infiltrate interstisialis pada pneumonia stafilokokus.
Pemeriksaan cairan pleura.
Pemeriksaan mikrobiologik, specimen usap tenggorok, sekresi nasopharings, bilasan bronchus atau sputum, darah, aspirasi trachea, fungsi pleura atau aspirasi paru.
Analisa gas darah arteri dapat menunjukan asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2. (Ngastiah, 2002:44 & Kapita selekta, 2000 : 467).
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
-
12/27 - 01/03
(36)
- Asuhan Keperawatan Pre Eklampsia
- Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gastritis
- ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITIS
- ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GAGAL NAFAS
- Tips Mencegah, dan Mengobati Cantengan
- 50 Tips Diet Untuk Anda
- Jenis -Jenis Penyakit Kelamin (Ciri dan Tanda)
- Mencuci Tangan, Perlu atau Tidak ?
- Satu kornea donor untuk banyak pasien
- Tanda dan Gejala Peringatan Serangan Jantung (Warn...
- Makanan Sehat : Gula vs Garam
- Hernia Nukleus Pulposus
- Asuhan Keperawatan Reumatoid Artritis
- Gambaran Buruk Suster oleh Film Indonesia
- Cara Mengharumkan Vagina
- Cara Mengatasi Kesulitan Tidur
- Ingin Sehat ? Berjalan Kaki Jawabannya
- Tips Gaya Hidup Sehat
- Tips Alami Mengatasi Wasir
- Cara Meninggikan Badan
- Keuntungan Berenang dan Kesehatan Kulit serta Jerawat
- Askep Efusi Pleura
- Askep Psoriasis
- Nurse TV
- Be A Nurse, you can make a difference!
- Nursing, a world of opportunity
- How Crucial Nurses are to the Medical Field and Ho...
- DOWNLOAD ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
- MEMBUAT MATA INDAH MEMPESONA
- TIPS MELINDUNGI KULIT DARI SINAR MATAHARI
- TIPS MENCEGAH JERAWAT
- Makanan Sehat untuk Hidup Sehat
- MAKE UP AGAR TERLIHAT CANTIK DAN MUDA
- Ida Jean Orlando
- Haruskah Kita Demo Terus
- Pielonefritis Akut (PNA)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
12/27 - 01/03
(36)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates