Minggu, 13 September 2009
Askeb BBLR dengan Ikterik
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny ” D ” DENGAN IKTERIK GRADE IVKATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,berkat Rahmat dan HidayahNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Manajemen asuhan kebidananan pada bayi baru lahir pada bayi Ny ”D“ Irna D Anak RSUP DR M Djamil Padang Tgl 17-18 Nofember 2008.“Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah PKK II Kebidanan Di RSUP DR M Djamil pada Program Studi D III Kebidanan Politeknik Kesehatan Padang.
Penulis membuat makalah ini berdasarkan sumber yang relevan yang penulis peroleh dari buku-buku pustaka.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan kendala dan hambatan baik dalam memperoleh sumber yang relevan maupun dari segi penulisan.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rika Hardi A, Amd.Keb selaku pembimbing lapangan serta Ibu Widdefrita S.KM selaku dosen pembimbing serta teman-teman dan berbagai pihak yang ikut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa mendatang.
Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan dan dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.
Padang, Oktober 2008
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Neonatus merupakan bayi yang berumur 0-28 hari.Masa ini merupakan masa transisi dimana bayi memulai kehidupan dilur rahim ibunya.Begitu banayk perubahan ya ng dialami samapi dari organ fisik maupun fungsi tubuhnya.Hal ini terjadi karena bayi sudah hidup terpisah dari ibunya
Mengingat begitu besar perubahan ynag terjadi maka tak sdapat diingkari begitu banyak juga permasalahn ynag timbul karena hal tersebut.Diantaranya adalah perubahan patologis yang memberikan pengaruh buruk terhadap petumbuhan dan perkembangan bayi.
Salah satunya adalah terjadinya ikterus atau yang lebih dikenal dengan bayi kuning.Ikterus neonatorum merupakan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan bilirubin dalam jaringan tubuh sehingga kulit,mukosa,dan sklera berubah warna menjadi kuning.
Ikterus ini banyak terjadi pada bayi baru lahir terutama pada bayi prematur dan BBLR.Hal ini disebabkan karena organ hati yang berfungsi sebagai pemecah bilirubin belum terbentuk sempurna atau belum berfungsi sempurna layaknya bayi cukup bulan.
Mengingat begitu besar dampak dari ikterus maka perlu rasanya memberikan penyuluhan pada ibu yang bayinya menderita ikterus agar dapat memberikan perawatan yang berorientasi pada penyembuhan segera ikterus,Dan hal ini juga tak kalah penting dengan memberitahukan pada ibu yang mempunyai bayi agar terhindar dan dapat mengantisipasi agar bayinya terhindar dari tetanus neonatorum
Untuk lebih jelasnya akan penulis bahas pada BAB berikutnya
2.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
• Menjelaskan tentang ikterus neonatororum meliputi definisi,etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi ,manifestasi klinis,dan penanganan
• Menjelasakan tentang terapi sinar sebagai salah satu pengobatan ikterus neonatorum
• Megidentifilkasi salah satu kasus ikterus neonatorum di ruangan Peristi RS M.Djamil Pdanag
• Menjelaskan Manajemen Asuhan Kebidanan pada kasus ikterus neonatoru pada Bayi Ny D denagn ikterus neonatorum grade IV
BAB II
TINJAUAN TEORI
IKTERUS
1. Definisi
• Ikterus adalah perubahan warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin ( Hellen Farrer ,Perawatan Maternitas )
• Ikterus adalah menguningnya sklera ,kulit,jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh ( IKA jilid 1 )
• Ikterus adalah meningginya kadar bilirubin dalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit ,konjungtiva ,mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning.Ikterus neonatorum adalh keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir yang disebut juga hiperbilirubinemia ( Ngastiyah ,Perawatan anak sakit )
• Ikterus adalah pewarnaan kuning dikulit ,konjungtiva dan mikosa yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah .Disebut dengan hiperbilirbinemia jika apabila didapatkan kadar bilirubin dalam darah > 5 mg % ( 85 mikromol / L ) ( PONED )
• Ikterus atau warna kuning pada bayi baru lahir dalam batas normal pada hari ke 2-3 dan menghilang pada ahri ke10
2. Etiologi
Adapun penyebab timbulnya ikterus atau jaundice adalah :
• Kurangnya protein Y dan Z ,enzim glukoronil tranferase yang belum cukup jumlahnya ( ikterus fisiologis )
• Produksi bilirubin yang berlebihan misalnya pada pemecahan darah ( hemolisis ) yang berlebihan pada incompabilitas ( ketidaksesuaian ) darah bayi dengan ibunya
• Gangguan dalam proses uptake da konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver
• Ganguan proses tranportasi karena kurangnya albumin yang meningkat bilirubin
• Gangguan ekskresi yang terjadim akibat sumbatan liver karena infeksi atau kerusakan sel liver
3. Klasifikasi
Ada 2 macam iktersu neonatorum :
Ikterus Fisiologis
• Ikterus yang timbul pada hari ke 2-3
• Tidak mempunyai dasar patologis
• Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau tidak mempunyai potensi menjadi kern ikterus
• Tidak menyebabkan morbiditas pada bayi
• Ikterus tampak jelas pada hari ke 5 dan 6 dan menghlang pada hari ke 10
Ikterus yang cenderung menjadi patologik adalah :
• Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama setelah lahir
• Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5 mg % atau lebih setiap 24 jam
• Ikterus yang disertai :
o Berat lahir kurang dari 2000 gram
o Masa gestasi kurang dari 36 minggu
o Asfiksia,hipoksia,dan sindroma gawat nafas pada neonatus
o Infeksi
o Trauma lahir pada kepala
o Hipoglikemia ,
o Hiperosmolaritas darah
o Proses hemolisis
o Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia kurang dari 8 hari atau 14 hari
Ikterus Patologis
o Penyalit hemolitik ,isoantibodi,karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak seperti rhesus antagonis ABO dan sebagainya
o Kelainan dalam sel darah merah seperti defisiensi G-6PD ( glukosa pspat dehidrokinase ) ,talasemia
o Hemolisis : Hematoma ,polisitemia ,perdarahan karena trauma lahir,
o Infeksi :septisemia,meningitis ,infeksi saluran kemih,toksoplasmosis, sifilis,rubella da hepatis
o Kelainan metabolik : hipoglikemia
o Obat batan yang menggantikan bilirubin dengan albumin seperti sulfonamid salisilat,sodium benzoat ,gentamicin.
4. Tanda dan gejala
Ikterus Fisiologis:
o Warna kuning timbul pada hari ke 2 dan 3 serta tampak jelas pada hari ke 5 dan ke 6 serta menghilang pada hari ke 10 .
o Bayi tampak biasa ,minum baik dan pertambahan berat badan biasa
o Kadar bilirubin serum pada bayi kurang dari 12 mg /dl dan pada BBLR 10 mg /dl dan akan hilang pada hari ke14
Ikterus Patologis
o Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan
o Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih
o Tinja berwarna pucat
o Kuning sampai lutut dan siku
o Serum bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 pada bayi kurang bulan ( BBLR )
o Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam
o Ikterus diserai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah )
o Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl atau 3 mg/dl/hari
o Ikterus menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari 14 ahri pada bayi kurang bulan ( BBLR )
5. Manifestasi Klinis
Pengamatan ikterus dilakukan dengan sinar matahari .Bayi baru lahir akan tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira kira 6 mg/dl .Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan derajat kuning pada BBL menurut kramer adalah ” dengan jari telumjuk ditekankan pada tempat tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung ,dada ,lutut.Tempat yang ditekan akan tampak pucat
Bahaya hiperbilirubinemia adalah kern ikterus yaitu suatu perusakan otak akibat perlengketan bilirubin inbdirec pada otak terutama pada korpus striatum da talalmus.Secara klinis pada awalnya tidak jelas dapat berupa :
Mata berputar
Letargi
Kejang
Tidak mau menghisap
Malas minum
Tonus otot meningkat
Leher kaku dan epistotonus
Spasme otot
Ketulian pada nada tinggi ,gangguan bicara ,retardasi mental
Derajat Ikterus Menurut KRAMER ( 1969 )
Derajat Ikterus Daerah Ikterus Perkiraan kadar Bilirubin
1 Kepala dan leher 6,6 mg %
2 Pusat – leher 9,9 mg %
3 Pusat – paha 13,2 mg %
4 Lengan + tungkai 16.3 mg %
5 Tangan + kaki > 16,5 mg %
6. Patofisiologi
Kurang lebih 80-85% biirubin berasal dari penghancuran eritrosit yang tua..Sisanya 15-20 % bilirubin berasal dari penghancuran eritrosit muda karena proses eritropuesisyang infektif disumsum tulang , hasil metabolisme protein yang mengandung heme lain seperti sitokrom P 450 hepatik ,katalase peroksidase ,mioglobin otot dan enzim yang mengandng heme dengan distribusi luas
Gangguan metabolisme bilirubin dapat terjadi lewat salah satu dari keempat mekanisme ini ,yaitu over produksi ,penurunan ambilan hepatic,,penurunan konjugasi hepatic,penurunan ekskresi bilirubin kedalam empedu akibat disfungsi intrahepatik atau mekanik ekstrahepatik
• Over Produksi
Peningkkatan jumlah hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah yang sudah tua atau yang mengalami hemolisis akan meningkatkan produksi bilirubin .Penghancuran eritrosit yang menimbulkan hiperbilirubinemia paling sering akibat intravaskuler seperti kelainan auto imun ,mikroangiopati ,atau hemoglobinopatiatau akibat resorbsi hematom yang besar..Ikterus yang timbul yaitu ikterus hemolitik.
Konjugasi dan tranfer bilirubin berlangsung normal ,tetapi suplai bilirubi tidak terkonjugasi melampaui kemamapuan sel hati ..Akibatnya bilirubin tak terkonjugasi meningkat dalam darah.Karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air maka tidak dapat diekskresikan dalam urine dan tidak terjadi bilirubinemia .Tetapi pembentukan urobilirubin meningkat yang mengakibatkan peningkatkan ekskresi dalam urine dan feses
Beberapa penyebab ikterus hemolitik ,hemoglobin abnormal ( cikle sel anemia) .Kelainan eritrosit ( sferositosis herediter ) ,antibody serum ( Rh .Inkompatibilitas trasfuse ),Obat obatan .
• Penurunan Ambilan Hepatik
Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi dilakuka dengan memisahkannya dari albumin dan berikatan dengan protein penerima.Beberapa bat obatan seperti asam flavaspidat ,novobiosin dapat mempengaruhi uptake ini
• Penurunan konjugasi Hepatik
Terjadinya konjugasi bilirubin sehingga terjadi peningkatan bilirubin tak terkonjugasi .Hal ini disebabakan oleh defisiensi enzim glukoronil trasperase
• Penurunan Bilirubin kedalam empedu
Hal ini terjadi akibat disfungsi intrahepatik dan ekstra hepatik tergantung ekskresi bilirubin terkonjugasi oleh hepatosit yang aan menimbulkan masuknya kembali bilirubin kedalam sirkulasi sistemik sehingga timbul hiperbilirubinemia
7. Komplikasi
Terjadi kern ikterus atau ensefalopati biliaris.Kern Ikterus adalah kerusakan otak akibat perleketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum ,talamus,nukleus subtalamus hipokampus ,nukleus merah didasar ventrikel IV
Gejala kern ikterus dapat segera terlihat pada neonatus gejala ini mungkin sangat ringan dan hanaya memperlihatkan gangguan imunn letargi dan hipotonia
Sealnjutnya bayi ungkin kejang ,spastik dan ditemukan opistotonus.Pad stadium lanjut mungkin didapatkan adanya asetosis disertai gangguan pendengaran dan retardasi mental dihari kemudian.Oleh karena itu,pada penderita hiperbilirubinemiadilakukan pemeriksaan berkala, baik dalam hal pertumbuhan fisik dan motorik ataupun perkembangsn mental serta ketajaman pendengaran.
8. Penatalaksanaan
• Ikterus Fisiologis
Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar jam 7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
Lakukan asuhan dasar pada bayi
• Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori yang cukup
• Perhatikan frekwensi BAB
• Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
• Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
• Mencegah Mencegah terjadinya infeksi
• Jika bayi dapat menghisap ,anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif lebih sering minimal setiap 2 jam
• Jika bayi tidak dapat menyusu beriakn ASI melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
• Jaga bayi agar tetap hangat
• Ikterus fisisologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat dirawat jalan dengan nasehat untuk ku njungan ulang setelah tujuh hari .Jika bayi tetap kuning selama 7 hari maka
Lakukan penilaian lengkap
Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam atau apakah sering buang air besar
Tindakan
o Jika didapatkan klasifikasi lakukan tindakan lanjut
o Jika tetap didapatkan klasifikasi ikterus fisiologis :
Disertai kencing 6 kali sehari semalam atau BAB sering ajari ibu cara menyinari bayi dan kunjungan ulang setelah 14 hari
Disertai kencing 6 kali sehari semalan dan BAB kurang lakukan penilaian ulang pemberian ASI.
o Jika kuning menghilang pujilah ibu
• Ikterus Patologis
• Cegah agar gula darah tidak turun
• Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya
• Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu pengganti ,Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum dirujuk
• Cra membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc air masak
• Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa ansogastrik ,jika tidak rujuk segera
• Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
• Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama kehidupan
• Rujuk segera.
• Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan labor lanjut
• Pada bayi dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk
• Perhatikan frekwensi BAK dan BAB
• Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di RS dan jemur bayi dibawah sinar matahari pagi pada jam 7-8 selaam 30 menit/.15 menit telentang dan 15 menit telungkup
• Cegah kontak kdengan keluarga yang sakt dan cegah trjadiny ainfeksi
Langkah promotif dan Preventif
• Menghindari pengguanana obat obatan pada ibu hamil yang berakibat menimbulkan ikterus ( sulfa,antimalaria,nitrofurantio ,aspirin, novobiosin oksitosin )
• Penanaganan keadaadn ynag berakibat BBLR
• Penanaganan infeksi maternal ,KPD secara tepat dan cepat
• Penanganan asfiksia dan trauma persalinan dengan tepat
• Pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dengan ASI eksklusif
Mengatasi Hiperbilirubinemia
• Mempercepat proses konjugasi
Dengan pemberian fenobarbital .Obat ini bekerja sebagai enzim inducer.sehingga konjugasi dapat dipercepat .Pengobatan dengan cara ini tidak begitu efektif danmembutuhka waktu 48 jam baru terjadi penurunan bilirubin yang berarti.Mungkin ini akan lebih bermamafaat apabila diberiakn pada ibu yang akan melahirkan 2 hari kedepan
• Membuka Substrat yang urang untuk Tranformasi dan konjugasi
Contohnya ialah pemberian albumin untuk mengikat bilirubin yang bebas .Albumin dapat diganti dengan plasma dengan dosis 15-20 ml/kgBB.albumin dapat segera diberiakn sebelum trasfornasi tukar dikerjakan oleh karen aalbumin akan mempercepat keluarnya bilirubin di ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin yang dikatnya lebih mudah dikeluarkan dengan trasfusi tukar .Pemberian glukosa perlu unruk konjugasi hepar sehingga berfungsi sebagai sumber energi
• Melakakuakn dekompensasi bilirubin denga fototerapi
Walaupun foto terapi dapat menurunkan kadar bilirubin dengan cepat ,cara ini tidak dapat mengagantikan transfusi tukar pada proses hemolisis berat.Fototerapai dapat diguanakan untuk pra dan pasca tranfusi tukar
• Tranfusi tukar
Pada umumnya trasfusi tukar dilakukan pada :
• Pada semua keadaan denga keadaan bilirubin indirek < 20 mg %
• Kenaiakan kadar bilirubin inbdirek yang cepat yaitu 0,3 -1 mg %/jam
• Anemia berat pada neonatus dengan gejala gagal jantung
• Byi dengan kadar Haemoglobin < 14 gr % dan uji coomb direk positif
Tatalaksana Ikterus Neonatorum :
• Tentukan jenis ikters ( Fisologis atau Patologis )
• Jika patologis ukur kadar bilirubin .
Jika TSB > 5 mg /dl diatas kurva yang sesuai atau jika kadar TSB >25 mg/dl.Gejala akute bilirubin: Meningkatnya ketegangana otot,meregangnya bayi denagn posisi seperti busur ,demam,tangisan dengan nada tinggi
• Terapi sinar dilakukan berdasarkan kadar bilirubin ,usia gestasi ,saat bayii lahir,usia bayi saat ikterik,
• ASI tetap diberikan .Pemberaian ASI atau susu formula setiap 2-3 jam .TSB > 25mg/dl ulangi pengukura dalam 2-3jam.TSB >20-25 ulangi pengukuran dalam 3-4 jam .TSB < 20 ulangi pengukuran dalam 4-6 jam .TSB terus menurun ulangi pengukuran dalan 8-12 jam .Jika TSB naik menuju batas exchange trasfusi maka lakukaj ekschange tranfusi
• Jika kadar bilirubin <13-14 mg/dl hentikan terapi cahaya .Pad bayi dengan penyakit hemolisis atau bayi yang menyelesaikan terapi cahaya sebelum usia 3-4 hari lakukan pengukuran ulang bilirubin setelah 24 jam penghentian terapi
• Terapi sinar dimulai jika ikterus berat
• Tentukan apakah bayi memeiliki faktor risiko berikut :Berat lahir < 2500 gr,lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu
• Ambil contoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan haemoglubin tentukan golongan darh bayi dan lakukan tes Comb:
Bila kadar bilirubin serum dibawah nilai dibutuhkannya terapi sinar ,hentikan terapi sinar
Bila kadar bilirubin serum berada atau diatas nilai dibutuhkannya terapi sinar lakukan terapi sinar
Bial faktor rhesus dan golongan darah ABO bukan erupakan penyenbab hemolisis atau bila ada riwayat defisiensi G6PD dikeluarga lakukan uji saring G6PD bila memungkinkan
Tentuakn diagnosis banding
TERAPI SINAR
Sejarah dan Prinsip Dasar
Terapi sinar ditemukan oleh kremer.Terapi sinar konvensional menggunakan panjang gelombang 425-475 nanometer.Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah 6-12 mikro watt /cm per nm.Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm diatas bayi..Jumlah bola lampu yang dipergunakan berkisar antara 6-8 buah terdiri dari biru ( F20T12 ) ,cahaya biru khusus ( F20T12/BB ) atau daylight fluorescent tubes.Cahaya biru kuusu memilki kerugian karena dapat membuat bayi terlihat bir walaupun pada bayi yang sehat hal ini secara umum tidak mengkhawatirkan.Untuk mengurangi efek ini ,digunakan 4 tabung cahaya biru kusus pada bagian tengah unit terapi sinar standar dan dua tabung day light pada setiap bagian samping unit.
Pada bayi baru lahir ,enzim hati yang berfungsi sempurna sehingga banyak bilirubin tidak dapat terkonjugasi dan bayi terlihat kuning.Dengan bertambahnya umur bayi maka enzim hati tersebut akan lebih baik fungsinya ,bilirubin akan lebih banyak dikonjugasi dan warna kuning pada tubuh serta mata bayi berkurang ,lalu menghilang .Proses ini memerlukan waktu sekitar seminggu untuk bayi baru lahir dengan berat badan normal dan sekita 2 minggu untuk BBLR .Biasanya peningkatan bilirubin pada keadaan ini jarang mencapai kadar bilirubin yang berbahaya bagi bayi.Untuk mempercepat konjugasi bilirubin dapat dilakukan pemberian sinar biru ( fototerapi ),yaitu sinar khusus yang dapat membantu kerja enzim hati sehingga proses konjugasi lebih cepat terjadi.
MEKANISME KERJA TERAPI SINAR
Bilirubin tidak larut dalam air.Cra kerja adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang larut dalam air untuk diekskresikan melalui empedu atau urine.Ketika bilirubin meng arborbsi cahaya ,terjadi reaksi fotokimia yaitu iso merisasi.Juga terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalau empedu.Lumirubin adalh produk terbanayak degradasi bilirubin akibat terapi sinar pada manusia.Sejumlah kecil bilirubin Plasma tidak terkonjugasi diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang diekskresikan lewat urin.Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingakn bentuk asalnya dan secar langsung bisa diekskresikan mellaui empedu.Hnaya produk foto oksidab saja yang bisa diekskresikan lewat urin.Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabakan bertambahnya pengeluaran cairan empedu kedalam usus ,sehingga peristaltik usus meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meningglakan usus halus.Itulah sebabnya terapi secara klinis tidak efektif pada bayi dengan gangguan peristaltik seperti obstruksi usus atau bayi denag enteritis.Pada penderita asidosis ,hipoksia ,atau hipoalbumineia penggunaan terapi sinar perlu disertai perbaikan kelainan yang menyertainya.
Tenik Terapai Sinar
Persiapan :
• Hangatkan ruangan tempat unit terapi sehingga suhu dibawah lampu antara 28 sampai 30 C
• Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens berfungsi denagn baik
• Ganti tabung /lampu yang telah rusak : bagi tabung yang telah digunakan 2000 jam atau 3 buan
• Gunaakan linen putih pada basinet atau inkubator dan tempatkan tirai putih disekitar daerah unit terapi sinar ditempatka untuk memantulkan cahaya sebayak mungkin kepada bayi
Pemberian Terapi Sinar
Tempatkan bayi dibawah terapi sinar:
• Bila baerat bayi 2 Kg aatu lebih tempatkan abyi dalam keadaan telanjang pada basinet .Tempatkan bayi yang lebih kecil dalam inkubatot
• Letakkan bayi sesuai petunjuk pemakaian alat dari pabrik
• Tutupi mata bayi dengan penutup mata ,pastikan lubang hidung bayi tidak tertutup
• Tutupi gonad bayi
• Posisi bayi sebaiknya diubah setiap 6-8 jam agar bagian yang terkena menyeluruh
• Pastikan bayi diber makan
• Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI paling kurang setiap 3 jam
• Selama menyususi pindahkan bayi dari unit terapi sinar dan lepaskan penutup mata
• Pemberian suplemen atau penganti ASI dengan makanan atau cairan lain ( Contoh : pengganti ASI ) tudak ada gunanya
• Bila bayi menerima cairan per IV atau ASI telah dipompa tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak 10 % volume total perhari selama bayi masih terapi
• Bila bayi menerima caira IV atau makanan NGT jangan pindahkan bayi dari terapi
• Perhatikan selalam menjalani terapi sinar ,konsistensi tinja bayi bisa menjadi lebih lembek dan berwarna kuning
• Teruskan terapi dan tes lain: Bila bayi meneriam oksigen matiakn lampu terapi sebentar untuk engetahui apakah bayi sianosis sentral
• Ukur suhu bayi dan suhu udar dibawah sinar terapi setiap 3 jam.Bila suhu bayi lebih dari 37,5 ,pindahkan bayi adri unit terapi sampai suhu 36,5 -37,5 C
• Ukur kadar bilirubin serum setiap 24 jam ,kecuali kasus kusus
Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13 mg/dl
• Bila bilirubinserum tidak dapat diperiksa hentikan terapi sinar selama 3 hari
• Setelah terapi sinar dihentikan :
Observasi bayi selama 24 jam dan ulangi pemeriksaaan bilirubin serum bila mungkin.
Bila ikterrus kembali ditemukan atau bilirubin serum berad diatas nilai untuk memulai terapi sinar,ulangi terapi sinat .Ulangi langkah terapi sinr jika ada indikasi untuk itu
• Bila terapi sinar sudah tidak perlu lagi ,dan bayi sudah membaik pulangkan bayi.
• Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasehat untukm membawa kembali bayinya
• Bilirubin dikulit ceppat menghilang selama terapi sinar.Warna kulit tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan kadar bilirubin serum selam bayi masih dalam terpi sinr dan dalam 24 jam setelah penghentian terapi sinar
KOMPLIKASI
• Bronze baby yaitu berkurangnya ekskresi hepatik hasil penyinaran ilirubin
• Diare karena bilirubin indirek menghambat laktase
• Hemolisis ,Dehidrasi dan ruam kulit
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI NY “D” DENGAN IKTERUS GRADE IV
DI RUANG PERISTI IRNA D ANAK
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TGL 17-18 NOFEMBER 2008
A. IDENTITAS/ BIODATA
Nama Bayi : Bayi NY ” D ”
Anak ke : Pertama
Umur bayi : 8 hari
Tgl : 9 Nofember 2008
Jenis kelamin : Laki laki
Berta Badan sekarang : 2200 gram
Berat badan lahir : 2600 gram
Panjang badan : 47 cm
No MR : 616555
Nama ibu :Ny. “D”
Umur :31 th
Suku/bangsa :Minang/Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :DIII
Pekejaan : IRT
Alamat :Jl.Pinang suri 3 no 27 Air Tawar Timur
Nama ayah : Tn “D”
Umur : 30 th
Suku/bangsa :Minang/Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
Pekejaan :Wiraswasta
Alamat :Jl.Pinang Suri 3 no 27 Air Tawar Padang
B. DATA SUBJEKTIF
Pasien masuk tanggal : 13 Nofember 2008
Pukul : 15.10 WIB
Keluahn utama : Bayi kuning sejak 1 hari yang lalu
Riwayat kehamilan
• HPHT : 15-02-2008
• TP : 22-11-2008
• Imunisasi : lengkap
• Usia kehamilan :38-39 minggu
Riwayat Penyakit Kehamilan
• Perdarahan : Tidak ada
• Pre Eklampsia : Tidak ada
• Eklampsia : Tidak ada
• Penyakit Kelamin : Tidak ada
• Penyakit Lain : Tidak ada
Kebiasaan waktu hamil
• Makanan : Tidak ada pantangan
• Obat Obatan : TIdak ada
• Merokok : Tidak ada
• Lain –lain : Tidak ada
Riwayat persalianan Sekarang
• Riwayat Persalinan : Sectio Secarea
• Ditolong Oleh : Dokter
• Ketuban : Jernih
Komplikasi persalinan
• Ibu : Tidak ada
• Bayi : Tidak ada
Keadaan BBL
A/S : 7/8 ( langsung menangis )
Resusitasi
• Penghisapan lendir : ada
• Ambu : Tidak ada
• Masase jantung : Tidak ada
• Oksigen : Ada
• Rangsangan : Tidak ada
Riwayat penyakit sekarang
• Bayi lahir secara section secarea 8 hari yang lalu atas indikasi partus lama berat badan lahir 2600 gram panjang badan 47 cm langsung menangis,jejas persalinan tidak ada dan kelainan kongenital tidak ada .
• Ampak kuning sejak 5 hari yang lalu/sejak tanggla 12 Nofember 2008 pada muka dan leherpada mulanya ,sekarang kuning sudah sampai lutut
• Tampak tahi mata kiri kehijauan pada pinggir kelopak mata sehingga kelopak mata kiri lengket sejak tanggal 13 -11-2008
C. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Sedang
2. Tanda Vital
a) Nadi : 145x/ mnt
b) Pernafasan : 43x/ mnt
c) Suhu : 36,8˚C
3. Pemeriksaan
a) Kepala : UUB ,UUK : tidak cekung ,berdenyut ,bentuk kepala normal,tidak ad kapu dan hematom.
b) Mata
• Kelopak mata : tidak ada oedema
• Konjungtiva : ada kotoran mata
• Sclera : ikterik
• Simetris : Ya
c) Mulut dan gigi hidung
• Pernapadsan cuping hidung tidak ada
• Labio palato schiziz: Tidak ada
• Stomatitis : tidak ada
d) Telinga
• Simetris : YA
• Lekuk telinga : Ada
• Cairan yang keluar : Tidak ada
• Tinggi telinga ujung atas : Sejajar dengan mata
e) Leher
• Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
• Kelenjer limfe : tidak ada pembesaran.
f) Dada
• Respirasi rate : Normal
• Suara nafs : Bersih
• Tonjolan mamae : Kecil
• Gerakan dada : Simetris
• DJA :Teratur
• Tulang rusuk :Tidak terlhat
Abdoment
• Bentuk : Bulat
• Bising usus :Ada
• Tali pusat
g) Kulit
• Vernik kaseosa :Ada
• Lemak subkutan :ada
• Warna :ikterik
• Lanugo :sedikit
h) Pungung,panggul,bokong
• Tonjolan punggung :Tidak
• Sikap bongkok :Tidak
• Lipatan bokong :simetris
• Anus :ada
i) Genitalia
• Jenis kelamin : laki-laki
• Ujung penis : ad
• Letaknya : Normal
• Lubang penis : ada
• Scrotum : testis sudah turun kescrotum.
• Ruggae : ada
j) Refleks
• Reflek moro : Positif
• Reflek rooting : Positif
• Reflek sucking : Positif
• Reflek grasping : Positif
• Reflek babinsky : Positif
k) Ekstremitas
Atas
Jumah jari : Lengkap
Pergerakan :Aktif
Kuku jari :Menutupi ujung jari
Kulit : Ikterik sampai lengan atas
Bawah
Jumlah jari : lengkap
Pergerakan : Aktif
Kuku jari : Menutupi ujung jari
Kulit : Ikterik sampai paha
Nutrisi
1. Minuman yang diberikan : ASI ( bayi sudah menyusu dengan ibu )
2. Pemberian : Setiap 2 -3 jam
Eliminasi
o BAB : 5 kali
o BAK : 10 kali
Istirahat/tidur
Keadaan waktu tidur : tenang
Kebersihan diri : Bersih
Pengetahuan ibu
Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi sehari hari: Ibu masih takut merawat bayinya dan merasa belum mamapu untuk merawat bayinya
Tanggapan keluarga : Baik
Obat yang diberikan :
Antopometri
1. LK : 32 cm
2. LD : 28 cm
3. LLA : 12 cm
4. LP : 24 cm
Pemeriksaan labor
o Tanggal 17 -11 2008 :
o Hb : 18,6 gr %
o Leukosit : 10.700
o Trombosit : 131.000
o Hematokrit : 52 %
o Bilirubin total : 13,2
o Bilirubin direk : 3,3
o Bilirubin indirek : 9,9
o SGOT : 74
o SGPT : 15
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpalan
Adapun dari penjelasan diatas dapat disimpulkan :
Ikterus merupakana penyakit yang disebabkan olkeh penimbunan kadar bilirubin dalam jaringan tubuh yang mengakibatkan bayi menjadi kuning.Peningkatan kadar bilirubin yang lebih dari 5 mg% dapat dikatakan ikterus neonatorum
Dalam salah satu kasus yang diambil dapat disimpulkan bahwa bayi Ny D menderita ikterus Grade IV dengan kuning sudah sampai pada lutut dan lengan dengan jumlah kadar blirubi total mencapai 13,3 mg %.
Adapun penanganan yang dilakukan di RS adalah dengan memberikan terapi sinar yang bertujuan untuk memecah bilirubin agar dapat dikeluarkan melalui urine ( bilirubin direk ) sehingga dengan ini kadar bilirubin dapat berkurang
Dalam Follow Up selama 2 hari didapatkan hasil bahwa dengan penyinaran yang dilakuka selama lebih kurang 4 hari sudah dapat menurunkan kadar bilirubin menjdi 7,4 mg % yang tentunya juga didukung oleh faktor eksternal lainnya yaitu dengan pemberian nutrisi yang adekuat
2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan :
Menyarankan pada ibu bayi agar melakukan terapi pencegahan ikterus neonatorum dengan cara :
• Menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi selama 30 menit
• Memberiakn ASI yang adekuat
• Pengontrolan BAK dan BAB
• Perawatan bayi sehari hari
Bagi ibu yang bayinya terkena ikterus agar tetapa dapat memberikan ASI dan minuman yang cukup untuk bayi sehingga dapat menurunkan kadar ikterus dan membantu mempercepat penyembuhan
Diharapkan bagi Bidan jika menemukan kasus ikteru neonatorum untuk dapat melakukan pemeriksaan secara seksama dan mampu mengidentifikasi dan memberiakan pertolongan pertama pada bayi ikterik dan merujuk kasus tersebut ketingkat pelayanan kesehatan yan g lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer ,Arif.2002.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta :EGC.
------------. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBPSP
Tim FK Unpadj.2000.Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1.Bandung : FK Unpadj
Ngastiyah .1998.Perawatan anak Sakit.Jakarta : EGC.
Tim Dokter Anak .2004.PONED.Jakarta : EGC
Hellen FARRER .2002.Perawatan Maternitas.Jakarta : EGC.
WWW.Google.Com
WWW.yahoo .com
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Perawatan bayi ikterus
Sasaran : Ibu bayi ( Ny “D “ )
Target : 1 orang
Hari/Tanggal : Minggu / 23 November 2008
Jam : 11.00 WIB
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang Peristi
I. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Pada akhir pertemuan diharapkan Ibu dapat memahami tentang Ikterus dan mampu merawat bayinya.
B. TUJUAN KHUSUS
Pada akhir pertemuan diharapkan para peserta dapat:
Menjelaskan tentang pengertian dan penyebab serta gejala Ikterus
Menjelaskan tentang perawatan bayi dengan ikterus
Mampu mempraktekakn cara pemberian ASI yang baik.
II. MATERI
Terlampir
III. METODE PENGARAHAN
Ceramah Tanya Jawab
IV. MEDIA
Leaflet
V. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Waktu Penjelasan
1
2
3
Pendahuluan
Proses
Penutup 5 menit
30 menit
10 menit Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menyapa peserta
Menyampaikan topic
Membuat kontrak waktu
Membagikan leaflet
Menjelaskan definisi Ikterus
Menjelaskan penyebab Ikterus
Menjelaskna tanda dan gejala Ikterus
Menjelaskan upaya pencegahan Ikterus
Memberikan kesempatan pada Ibu untuk bertanya
Menjawab pertanyaan dari Ibu
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Memberikan kesempatan kembali pada ibu untuk bertanya
Menutup acara penyuluhan
VI. KRITERIA EVALUASI
Struktur :Diharapkan pada penangung jawab penyuluhan untuk dapat mengevaluasi sejauh mana audiens mampu mencerna hal yang disampaikan
Proses: Dengan mengajukan pertanyaan pada audiens tentang materi yang telah disampaikan
Hasil : Peserta mampu menjawab apa yang ditanyakan oleh penyuluh dan peserta ( ibu ) merespon dengan baik selama kegiatan berlangsung
Pertanyaan yang diajukan :
• Apa pengertian Ikterus
• Apa tanda dan gejala ikterus
• Sebutkan perawatan bayi dengan ikterus
• Meminta ibu untuk mempraktekkkan cra menyususi yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
www.askep-askeb-kita.blogspot.com
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
-
09/13 - 09/20
(84)
- Askep dengan Intususepsi
- Askep Neonatus dengan Infeksi Saluran Nafas
- Materi Kesehatan: Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
- Askep Anak dengan Tetanus
- Materi Kesehatan: Stimulasi Perkembangan Anak
- Materi Kesehatan: Permainan dan Perilaku bermain b...
- Materi Kesehatan: Penyakit Kekurangan Energi dan P...
- Materi Kesehatan: Hemostatis
- Askep Anak dengan Gagal Ginjal Kronik
- Askep Anak dengan BBLR
- ASKEP pada Anak ASD, VSD, KOARTASIO AORTA dan Bron...
- Askep Anak dengan Thalasemia
- Askep dengan hyaline Membrane Disease – Respirato...
- Askep dengan Penyakit Jantung Bawaan : Patent Duct...
- Memecahkan Konflik Pada Pekerjaan
- Askep Anak dengan Sepsis Neonatorum
- Askep Anak dengan Morbili
- Askep Anak dengan Meningitis
- PEDOMAN GIZI SEIMBANG UNTUK BAYI DAN ANAK 0-24 BULAN
- INFARK, NEKROSIS DAN GANGREN
- Tumor gaster
- KETOASIDOSIS DIABETIKUM
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EFUSI PLEURA
- Stroke
- neprolitiasis
- HAEMORRHOID
- asuhan keperawatan Gastroenteritis
- DISFUNGSIONAL UTERINE BLEEDING (DUB)
- RUU KESEHATAN DISAHKAN...
- Mengatasi Alergi Obat
- How a Cup of Hot Coffee Can Treat Asthma Naturally
- Waspada Produk Berbahan Plastik
- Depresi Kerja dan Bagiamana Menghadapinya?
- Askep Benigna Prostat Hipertropi / BPH
- Bisakah lanjut usia berpuasa?
- Sistem Pernafasan Pneumonia Dalam Kehamilan
- Pencegahan Potensi Terjadinya Cedera (Injury Preve...
- Ikan Sehat
- Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatitis (Askep Sirosi...
- Post Laparotomi dan Kistektomi
- Secsio Caesarea atas Gemelli (Kehamilan Ganda)
- Hidrosefalus (Hidrocephalus)
- Servisitis dan Adnexitis
- Askeb Ikterus
- Sindroma Gawat Nafas (SGN)
- Sindroma Gawat Nafas (SGN)
- Malpraktik VS Standar Pelayanan Kesehatan
- Eklamsi dan Preklamsi
- Kurangnya Tenaga Spesialis
- Penyakit Menular Seksual
- Menometrorrhagia
- Jahe Meredakan Morning Sickness
- Alkohol Memperbesar Resiko Keguguran pada Ibu Hamil
- Karsinoma Serviks Uteri
- SYOK
- Mutu Pelayanakan Kesehatan di RS dan Kepuasan Kons...
- ASKEP PADA BAYI DGN KOMPLIKASI
- Askeb BBLR dengan Ikterik grade IV
- Askeb Kista Ovarium
- Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid dan Gangguan Haid
- Askeb BBLR dengan Ikterik
- Askeb KPD dan Persalinan Preterm
- ASKEP BBL
- Askeb Ca Ovarium
- Sindrom Gawat Nafas (SGN) Pada BBL
- Gambaran Kejadian Abortus dan Faktor-Faktor yang M...
- Perdarahan Post Partum
- Health Provider dan Hukum Praktek
- BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR(
- Remaja dan Kontrasepsi
- Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelay...
- KEHAMILAN
- Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )
- Ikterik Pada Bayi Baru Lahir
- PERSALINAN
- Kehamilan Ektopik
- Pengaruh Program KB Terhadap Pengendalian Penduduk
- Secsio Caesarea atas Indikasi Ketuban Pecah Dini
- Sectio Caesarea atas Indikasi Letak Sungsang
- Peran Pendamping Selama Proses Persalinan
- Pengaruh Program KB Terhadap Pengendalian Penduduk
- Masalah Kurangnya Mutu Layanan Puskesmas Ditinjau ...
- Materi Kesehatan: Kanker Ovarium
- Ramen = mie ala jepang
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates