Minggu, 06 Februari 2011
Askep Apendiksitis
A. PengertianApendiksitis adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer,2000).
Apendiksitisadalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang takberfungsi terletak pada bagian inferior dzri sekum. Penyebab yangpaling umum dari apendisitis adalah abstruksi lumen oleh feses yangakhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkaninflamasi (Wilson & Goldman, 1989).
Apendiksitis merupakanpenyakit prototip yang berlanjut melalui peradangan, obstruksi daniskemia di dalam jangka waktu bervariasi (Sabiston, 1995).
Apendiksitisakut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawahkanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat(Smeltzer, 2001).
Apendiksitisadalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang takberfungsi terletak pada bagian inferior dzri sekum. Penyebab yangpaling umum dari apendisitis adalah abstruksi lumen oleh feses yangakhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkaninflamasi (Wilson & Goldman, 1989).
Apendiksitis merupakanpenyakit prototip yang berlanjut melalui peradangan, obstruksi daniskemia di dalam jangka waktu bervariasi (Sabiston, 1995).
Apendiksitisakut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawahkanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat(Smeltzer, 2001).
B. Etiologi
- Menurut Syamsyuhidayat, 2004 :
- Fekalit/massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat.
- Tumor apendiks.
- Cacing ascaris.
- Erosi mukosa apendiks karena parasit E. Histolytica.
- Hiperplasia jaringan limfe.
- Menurut Mansjoer , 2000 :
- Hiperflasia folikel limfoid.
- Fekalit.
- Benda asing.
- Striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.
- Neoplasma.
- Menurut Markum, 1996 :
- Fekolit
- Parasit
- Hiperplasia limfoid
- Stenosis fibrosis akibat radang sebelumnya
- Tumor karsinoid
C. Patofisiologi
Menurut Mansjoer, 2000:
Apendiksitisbiasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks olehhyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karenafibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Feses yangterperangkap dalam lumen apendiks akan menyebabkan obstruksi dan akanmengalami penyerapan air dan terbentuklah fekolit yang akhirnya sebagaikausa sumbatan. Obstruksi yang terjadi tersebut menyebabkan mukus yangdiproduksi mukosa mengalami bendungan. Semakin lama mukus semakinbanyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasansehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan tersebutakan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesisbakteri, dan ulserasi mukus. Pada saat ini terjadi apendisitis akutfokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Sumbatan menyebabkan nyerisekitar umbilicus dan epigastrium, nausea, muntah. invasi kuman E Colidan spesibakteroides dari lumen ke lapisan mukosa, submukosa, lapisanmuskularisa, dan akhirnya ke peritoneum parietalis terjadilahperitonitis lokal kanan bawah.Suhu tubuh mulai naik.Bila sekresi mukusterus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akanmenyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembusdinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempatsehingga menimbulkan nyeri di area kanan bawah. Keadaan ini yangkemudian disebut dengan apendisitis supuratif akut.
Bilakemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark diding apendiksyang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitisgangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh pecah, akan menyebabkanapendisitis perforasi.
Bila proses tersebut berjalan lambat, omentumdan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbulsuatu massa lokal yang disebut infiltrate apendikularis. Peradanganapendiks tersebut akan menyebabkan abses atau bahkan menghilang.
Padaanak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang,dinding apendiks lebih tipis. Keadaan demikian ditambah dengan dayatahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi.Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah adagangguan pembuluh darah.
Bilakemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark diding apendiksyang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitisgangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh pecah, akan menyebabkanapendisitis perforasi.
Bila proses tersebut berjalan lambat, omentumdan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbulsuatu massa lokal yang disebut infiltrate apendikularis. Peradanganapendiks tersebut akan menyebabkan abses atau bahkan menghilang.
Padaanak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang,dinding apendiks lebih tipis. Keadaan demikian ditambah dengan dayatahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi.Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah adagangguan pembuluh darah.
Tahapan Peradangan Apendisitis
- Apendisitis akuta (sederhana, tanpa perforasi)
- Apendisitis akuta perforate ( termasuk apendisitis gangrenosa, karena dinding apendiks sebenarnya sudah terjadi mikroperforasi)
D. Manifestasi Klinik
- Menurut Betz, Cecily, 2000 :
- Sakit, kram di daerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah
- Anoreksia
- Mual
- Muntah,(tanda awal yang umum, kuramg umum pada anak yang lebih besar).
- Demam ringan di awal penyakit dapat naik tajam pada peritonotis.
- Nyeri lepas.
- Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali.
- Konstipasi.
- Diare.
- Disuria.
- Iritabilitas.
- Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah munculnya gejala pertama.
- Manifestasi klinis menurut Mansjoer, 2000 :Keluhanapendiks biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atauperiumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akanberalih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bilaberjalan atau batuk. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dandemam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi,tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual, dan muntah. Pada permulaantimbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. Namun dalambeberapa jam nyeri abdomen bawah akan semakin progresif, dan denghanpemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan satu titik dengan nyerimaksimal. Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat membantumenentukan lokasi nyeri. Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul.Bila tanda Rovsing, psoas, dan obturatorpositif, akan semakinmeyakinkan diagnosa klinis.
Apendisitis memiliki gejalakombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual, muntah dan nyeri yanghebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulaidi perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual danmuntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah keperut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderitamerasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisabertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8° Celsius.
Padabayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagianperut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu beratdan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntupecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah burukbisa menyebabkan syok.
E. Komplikasi
- Menurut Hartman, dikutip dari Nelson, 1994 :
- Perforasi.
- Peritonitis.
- Infeksi luka.
- Abses intra abdomen.
- Obstruksi intestinum.
- Menurut Mansjoer, 2000 :Apendiksitisadalah penyakit yang jarang mereda dengan spontan, tetapi peyakit initidak dapat diramalkan dan mempunyai kecenderungan menjadi progresifdan mengalami perforasi. Karena perforasi jarang terjadi dalam 8 jampertama, observasi aman untuk dilakukan dalam masa tersebut.
Tanda-tandaperforasi meliputi meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perutkuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yangterlokalisasi, ileus, demam, malaise, leukositosis semakin jelas. Bilaperforasi dengan peritonitis umum atau pembentukan abses telah terjadisejak klien pertam akali datang, diagnosis dapat ditegakkan denganpasti.
Bila terjadi peritonitis umum terapi spesifik yangdilakukan adalah operasi untuk menutup asal perforasi. Sedangkantindakan lain sebagai penunjang : tirah baring dalam posisi fowlermedium, pemasangan NGT, puasa, koreksi cairan dan elektrolit, pemberianpenenang, pemberian antibiotik berspektrum luas dilanjutkan denganpemberian antibiotik yang sesuai dengan kultur, transfusi utnukmengatasi anemia, dan penanganan syok septik secara intensif, bila ada.
Bilaterbentuk abses apendiks akan teraba massa di kuadran kanan bawah yangcenderung menggelembung ke arah rektum atau vagina. Terapi dini dapatdiberikan kombinasi antibiotik (misalnya ampisilin, gentamisin,metronidazol, atau klindamisin). Dengan sediaan ini abses akan segeramenghilang, dan apendiktomi dapat dilakaukan 6-12 minggu kemudian. Padaabses yang tetap progresif harus segera dilakukan drainase. Absesdaerah pelvis yang menonjol ke arah rektum atau vagina dengan fruktuasipositif juga perlu dibuatkan drainase.
Tromboflebitis supuratifdari sistem portal jarang terjadi tetapi merupakan komplikasi yangletal. Hal ini harus dicurigai bila ditemukan demam sepsis, menggigil,hepatomegali, dan ikterus setelah terjadi perforasi apendiks. Padakeadaan ini diindikasikan pemberian antibiotik kombinasi dengandrainase. Komplikasi lain yang terjadi ialah abses subfrenikus danfokal sepsis intraabdominal lain. Obstruksi intestinal juga dapatterjadi akibat perlengketan.
F. Pemeriksaan
Pemeriksaan menurut Betz(2002), Catzel(1995), Hartman(1994), antara lain :
- Anamnesa
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah :- Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah.
- Muntah oleh karena nyeri viseral.
- Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).
- Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.
- Pemeriksaan RadiologiPemeriksaanradiologi pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosaapendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kaladapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid leveldisebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit(sumbatan). pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalamdiafragma.
- LaboratoriumPemeriksaandarah : lekosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana lebih dari13000/mm3 umumnya pada apendisitis perforasi. Tidak adanya lekositosistidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis: terdapat pergeseran kekiri. Pemeriksaan urin : sediment dapat normal atau terdapat lekositdan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempelpada ureter atau vesika. Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkatsebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadapmikroorganisme yang menyerang.
Pada apendisitis akut danperforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb(hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat padakeadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apaada infeksi pada ginjal.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :
- Sebelum operasi
- Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi
- Pemasangan kateter untuk control produksi urin.
- Rehidrasi
- Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.
- Obat-obatanpenurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untukmembuka pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasitercapai.
- Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.
- Operasi
- Apendiktomi.
- Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.
- Absesapendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin mengecil,atauabses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari.Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6minggu sampai 3 bulan.
- Pasca operasi
- Observasi TTV.
- Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.
- Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.
- Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien dipuasakan.
- Bila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal.
- Berikanminum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam.Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikanmakanan lunak.
- Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2x30 menit.
- Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.
- Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif yang ditandai dengan :- Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi
- Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda-tanda peritonitis
- Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri.
Sebaiknyadilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karenadikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum. Persiapandan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulitinfeksi luka lebih tiggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhanatanpa perforasi.
Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang telah mereda ditandai dengan :- Umumnya klien berusia 5 tahun atau lebih.
- Keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagi.
- Pemeriksaan lokal abdomen tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya teraba massa dengan jelas dan nyeri tekan ringan.
- Laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.
Tindakanyang dilakukan sebaiknya konservatif dengan pemberian antibiotik danistirahat di tempat tidur. Tindakan bedah apabila dilakukan lebih sulitdan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila massa apendiks telahterbentuk lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut.Pembedahandilakukan segera bila dalam perawatan terjadi abses dengan atau tanpaperitonitis umum.
A. Pengkajian
Pengkajian menurut Wong (2003), Doenges (1999), Catzel (1995), Betz (2002), antara lain :
- Wawancara
Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat khususnya mengenai :- Keluhanutama klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar keperut kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkinbeberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastriumdirasakan dalam beberapa waktu lalu.Sifat keluhan nyeri dirasakanterus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang lama.Keluhan yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah,panas.
- Riwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan masalah. kesehatan klien sekarang ditanyakan kepada orang tua.
- Diet,kebiasaan makan makanan rendah serat.
- Kebiasaan eliminasi.
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan fisik keadaan umum klien tampak sakit ringan/sedang/berat.
- Sirkulasi : Takikardia.
- Respirasi : Takipnoe, pernapasan dangkal.
- Aktivitas/istirahat : Malaise.
- Eliminasi : Konstipasi pada awitan awal, diare kadang-kadang.
- Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus.
- Nyeri/kenyamanan,nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat beratdan terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena berjalan,bersin, batuk, atau napas dalam. Nyeri pada kuadran kanan bawah karenaposisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak.
- Demam lebih dari 380C.
- Data psikologis klien nampak gelisah.
- Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan.
- Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
- Berat badan sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.
- Pemeriksaan Penunjang
- Tanda-tandaperitonitis kuadran kanan bawah. Gambaran perselubungan mungkinterlihat “ileal atau caecal ileus” (gambaran garis permukaan cairanudara di sekum atau ileum).
- Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat.
- Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
- Peningkatan leukosit, neutrofilia, tanpa eosinofil.
- Pada enema barium apendiks tidak terisi.
- Ultrasound: fekalit nonkalsifikasi, apendiks nonperforasi, abses apendiks.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosayang muncul pada anak dengan kasus apendiksitis berdasarkan rumusandiagnosa keperawatan menurut NANDA (2006) antara lain :
Pre Operasi
- Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah, anoreksia.
Post Operasi
- Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
- Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensimenurut Mc.Closkey (1996) Nursing Intervention Classsification (NIC),dan hasil yang diharapkan menurut Johnson (2000) Nursing OutcomeClassification ( NOC) , antara lain :
Pre Operasi
Dx I. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit.
Tujuan :Nyeri dapat berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
- Nyeri berkurang
- Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah
- Kegelisahan atau keteganganotot
- Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10.
- Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan.
Intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan, factor presipitasinya.
- Observasi ketidaknyamanan non verbal.
- Gunakanpendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untukmemenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase, perubahanposisi, berikan perawatan yang tidak terburu-buru.
- Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan.
- Anjurkan pasien untuk istirahat.
- Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak.
- Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic.
Dx II. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah, anoreksia.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi pasien adekuat.
Kriteria Hasil :
- Mempertahankan berat badan.
- Toleransi terhadap diet yang dianjurkan.
- Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi.
- Turgor kulit baik.
Intervensi
- Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.
- Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
- Minimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah.
- pertahankan higiene mulut sebelum dan sesudah makan.
Post Operasi
Dx. I. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
- Nyeri berkurang
- Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah
- Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10.
- Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan.
Intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan.
- Observasi ketidaknyamanan non verbal
- Gunakanpendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untukmemenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase, perubahanposisi, berikan perawatan yang tidak terburu-buru.
- Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan.
- Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tenkik relaksai saat nyeri.
- Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak.
- Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic.
Dx II. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan cairanpasien normal dan dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat.
Kriteria Hasil :
- Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal.
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab.
- Tidak ada rasa haus yang berlebihan.
Intervensi
- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
- Monitor vital sign dan status hidrasi.
- Monitor status nutrisi
- Awasi nilai laboratorium, seperti Hb/Ht, Na+ albumin dan waktu pembekuan.
- Kolaborasikan pemberian cairan intravena sesuai terapi.
- Atur kemungkinan transfusi darah.
Daftar Pustaka
Betz, Cecily L, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3. Jakarta: EGC
Catzel, Pincus.1995. Kapita Selekta Pediatri. Jakarta: EGC.
Dongoes.Marilyn. E.dkk 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk PerencanaPendokumentasian Perawatan Klien. Jakarta : Penerbit Buku KedokteranEGC.
Johnson, Marion,dkk. Nursing Outcome Classification (NOC). St. Louis, Missouri: Mosby Yearbook,Inc.
Markum.1991.Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI.
Mansjoer. A. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius.
Mc. Closkey, Joanne. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). St. Louis, Missouri: Mosby Yearbook,Inc.
Nelson.1994.Ilmu Kesehatan Anak.Vol 2.Jakarta: EGC.
Sabiston, D.C. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC.
Syamsuhidayat. R & De Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2 .Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawtan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta: EGC
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
-
02/06 - 02/13
(198)
- ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
- ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
- Specifications Samsung Galaxy TAB Review
- Sikap ibu hamil terhadap pelayanan antenatal di pu...
- Askep Anak Meningitis
- Askep Kurang Energi Protein; KEP
- Askep Neonatus Hipoglikemi Simptomatis
- Askep Anak Demam Berdarah Dengue
- Askep Anak Spinabifida
- I.D.E.A.L = Rumus Menjadi Perawat Ideal
- Konsep Perilaku
- Perbandingan Berat Badan Bayi ASI dan Bayi Susu Fo...
- CARA MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK USIA TODDLER (US...
- Sedikit perkenalan dari blogku ^_^
- PROSES TERJADINYA KEHAMILAN
- Cara Mengatasi Masuk Angin
- Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe d...
- Neck exercises
- Antibiotic Drug
- Coitus Interuptus
- Keluarga Berencana Alamiah atau Natural Family Pla...
- What exercises should be done?
- Askep Berat Badan Lahir Rendah
- Gangguan Kardiovaskuler Tetralogi Fallot
- Sindrom Distress Pernafasan
- Askep Anak Anemia
- Alergi Makanan Pada Anak
- Enam tanda bahaya penyakit ginjal
- Akut Respiratory Distress Sindrome
- What causes shoulder pain ..?
- Keterampiloan pelaksanaan komunikasi terapeutik ma...
- Kecemasan pasangan suami istri dengan infertil pri...
- Studi tentang motivasi mahasiswi memilih profesi b...
- The Ford Shelby GT 350 limited edition
- Izin prakti perawat profesional
- Stroke
- Sejarah & Perkembangan Keperawatan di Dunia
- Specifications HTC Pro 7 review
- KONSEP PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
- Specifications Iphone 5 review
- LAPORAN PENDAHULUAN TYPUS ABDOMINALIS
- LAPORAN PENDAHULUAN DIARE AKUT
- LAPORAN PENDAHULUAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)
- LAPORAN PENDAHULUAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)
- ASMA BRONCHIALE
- <!--[if !mso]> v\:* {behavior:url(#default#VML);}...
- KERACUNAN
- KERACUNAN
- TRAUMA ABDOMEN
- Congenital Talipes Equino Varus (CTEV)
- Askep Anak Diare
- Askep Kejang Demam
- Askep Morbili
- Askep Neonatus Infeksi/Sepsis
- Sehat = Mahal ??
- Tips Untuk Perawat
- STRES=”I DON’T LIKE MONDAY” ???
- Nokia N9 i like it
- Seo Booster Pro vs Stt2
- DOWNLOAD KTI KEBIDANAN LENGKAP dokumen word-doc
- DOWNLOAD KTI / SKRIPSI KEPERAWATAN LENGKAP dokumen...
- Hak dan Kewjiban Perawat
- Mal Praktek Perawat
- Askep Trauma Pada Kornea; Ulkus Kornea
- Askep Stroke
- Askep Respirator
- Askep Trauma Kepala
- Askep Kegawardaruratan System Kardiovaskuler Akiba...
- Intoksikasi Insektisida Fosfat Organik
- Askep Cerebro Vaskuler Accident; Stroke Infark
- Askep Basalioma Nasolabial Sinistra
- Askep Tuberculosis Paru
- Askep Luka Tusuk Yang Terpasang Ventilator
- Askep Perubahan Proses Pikir; Waham
- Askep Perilaku Kekerasan
- Gangguan Penggunaan Napza
- Askep Jiwa Halusinasi Perseptual
- Mekanisme Koping Individu
- Askep Jiwa Gangguan Alam Perasaan; Mania
- BRONCHO PNEUMONIA
- Mengapa Mereka Tergila-gila Facebook
- Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Bunuh Diri
- Askep Jiwa Perilaku Kekerasan
- Efek Teori dan Memori ECT
- Kegawatdaruratan Psikiatrik
- Askep Jiwa Halusinasi
- Askep Jiwa Gangguan Alam Perasaan; Depresi
- Askep Jiwa Schizofrenia Katatonik
- Askep Jiwa Menarik Diri
- Askep Gangguan Hubungan Sosial
- Verizon plans 4G internet calling service
- Diet Sehat dengan Protein Cukup
- Askep Anak Meningitis
- Askep Sindrom Hiperaktifitas
- Askep Anak Hernia Inguinalis
- Askep Anak Gagal Ginjal Kronik
- Askep Anak Diare
- Diare Akut Dehidrasi Sedang
- Askep Anak Dengue Hemoraghic Fever; DHF
- Askep Tetanus
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates