Minggu, 06 Februari 2011
Askep Decompensatio Cordis
A. PengertianDecompensasicordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahankanperedaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.(Dr. Ahmad ramali.1994)
Dekompensasikordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsikontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung(Tabrani, 1998; Price, 1995).
Askep Decompensasi CordisDekompensasikordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsikontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung(Tabrani, 1998; Price, 1995).
B. Etiologi
Mekanismefisiologis yang menyebabkan timbulnya dekompensasi kordis adalahkeadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau yangmenurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan yang meningkatkan bebanawal seperti regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel. Beban akhirmeningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau hipertensisistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardatau kardiomiyopati.
Faktor lain yang dapat menyebabkan jantunggagal sebagai pompa adalah gangguan pengisisan ventrikel (stenosiskatup atrioventrikuler), gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel(perikarditis konstriktif dan temponade jantung). Dari seluruh penyebabtersebut diduga yang paling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisitersebut mengakibatkan pada gangguan penghantaran kalsium di dalamsarkomer, atau di dalam sistesis atau fungsi protein kontraktil (Price.Sylvia A, 1995).
Askep Decompensasi CordisFaktor lain yang dapat menyebabkan jantunggagal sebagai pompa adalah gangguan pengisisan ventrikel (stenosiskatup atrioventrikuler), gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel(perikarditis konstriktif dan temponade jantung). Dari seluruh penyebabtersebut diduga yang paling mungkin terjadi adalah pada setiap kondisitersebut mengakibatkan pada gangguan penghantaran kalsium di dalamsarkomer, atau di dalam sistesis atau fungsi protein kontraktil (Price.Sylvia A, 1995).
C. Klasifikasi
Berdasarkanbagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan,gagal jantung terbagiatas gagal jantung kiri,gagal jantung kanan,dan gagal jantung kongestif.
Padagagal jantung kiri terjadi dyspneu d’effort,fatigue,ortopnea,dispneanocturnal paroksismal,batuk,pembesaran jantung,irama derap,ventricularheaving,bunyi derap S3 dan S4,pernapasan cheynestokes,takikardi,pulsusu alternans,ronkhi dan kongesti vena pulmonalis.
Padagagal jantung kanan timbul edema,liver engorgement,anoreksia,dankembung.Pada pemeriksaan fisik didapatkan hipertrofi jantungkanan,heaving ventrikel kanan,irama derap atrium kanan,murmur,tandatanda penyakit paru kronik,tekanan vena jugularis meningkat,bunyi P2mengeras,asites,hidrothoraks,peningkatan tekanan vena,hepatomegali,danpitting edema.
Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasigabungan gagal jantung kiri dan kanan. New York Heart Association(NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas :
Padagagal jantung kiri terjadi dyspneu d’effort,fatigue,ortopnea,dispneanocturnal paroksismal,batuk,pembesaran jantung,irama derap,ventricularheaving,bunyi derap S3 dan S4,pernapasan cheynestokes,takikardi,pulsusu alternans,ronkhi dan kongesti vena pulmonalis.
Padagagal jantung kanan timbul edema,liver engorgement,anoreksia,dankembung.Pada pemeriksaan fisik didapatkan hipertrofi jantungkanan,heaving ventrikel kanan,irama derap atrium kanan,murmur,tandatanda penyakit paru kronik,tekanan vena jugularis meningkat,bunyi P2mengeras,asites,hidrothoraks,peningkatan tekanan vena,hepatomegali,danpitting edema.
Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasigabungan gagal jantung kiri dan kanan. New York Heart Association(NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas :
- Kelas 1;Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan.
- Kelas 2;Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas sehari hari tanpa keluhan.
- Kelas 3;Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa keluhan.
- Kelas 4;Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivits apapun dan harus tirah baring.
D. Patofisiologi
Kelainanintrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal jantungakibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosonganventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurunmengurangi curah sekuncup,dan meningkatkan volume residu ventrikel.Sebagai respon terhadap gagal jantung,ada tiga mekanisme primer yangdapat di lihat :
- Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik,
- Meningkatnya beban awal akibat aktivasi system rennin angiotensin aldosteron, dan
- Hipertrofi ventrikel.
Kelainanpada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak padakeadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasiakan menjadi semakin kurang efektif. Meurunnya curah sekuncup padagagal jantung akan membangkitkan respon simpatik kompensatorik.Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik merangang pengeluarankatekolamin dari saraf saraf adrenergic jantung dan medullaadrenal.Denyut jantuing dan kekuatan kontraksi akan meningkat untukmenambah curah jantung.Juga terjadi vasokonstriksi arteria periferuntuk menstabilkan tekanan arteria dan redistribusi volume darah denganmengurangi aliran darah ke organ organ yang rendah metabolismenyaseperti kulit dan ginjal, agar perfusi ke jantung dan otak dapatdipertahankan.
Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa :
- Penurunan aliran darah ginjal dan akhirnya laju filtrasi glomerulus,
- Pelepasan rennin dari apparatus juksta glomerulus,
- Iteraksi rennin dengan angiotensinogen dalam darah untuk menghasilkan angiotensin I,
- Konversi angiotensin I menjadi angiotensin II,
- Perangsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal, dan
- Retansi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus pengumpul.
Responkompensatorik terakhir pada gagal jantung adalah hipertrofi miokardiumatau bertambahnya tebal dinding.Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomerdalam sel-sel miokardium;tergantung dari jenis beban hemodinamik yangmengakibatkan gagal jantung,sarkomer dapat bertambah secara parallelatau serial.Respon miokardium terhadap beban volume,seperti padaregurgitasi aorta,ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya tebaldinding.
Askep Decompensasi CordisE. Tanda dan gejala
Dampakdari cardiak output dan kongesti yang terjadi sisitem vena atau sisitem pulmonal antara lain :
- Lelah
- Angina
- Cemas
- Oliguri. Penurunan aktifitas GI
- Kulit dingin dan pucat
- Dyppnea
- Batuk
- Orthopea
- Reles paru
- Hasil x-ray memperlihatkan kongesti paru.
- Edema perifer
- Distensi vena leher
- Hari membesar
- Peningkatan central venous pressure (CPV)
F. Pemeriksaan penunjang
- Foto polos dada
- Proyeksi A-P; konus pulmonalis menonjol, pinggang jantung hilang, cefalisasi arteria pulmonalis.
- Proyeksi RAO; tampak adanya tanda-tanda pembesaran atrium
kiri dan pembesaran ventrikel kanan.
- EKGIramasinus atau atrium fibrilasi, gel. mitral yaitu gelombang P yang melebarserta berpuncak dua serta tanda RVH, LVH jika lanjut usia cenderungtampak gambaran atrium fibrilasi.
- Kateterisasi jantung dan Sine AngiografiDidapatkangradien tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri pada saat distol.Selain itu dapat dideteksi derajat beratnya hipertensi pulmonal. Denganmengetahui frekuensi denyut jantung, besar curah jantung serta gradienantara atrium kiri dan ventrikel kiri maka dapat dihitung luas katupmitral.
A. Pengkajian
- Aktivitas dan Istirahat
- Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan berdebar.
Mengeluh sulit tidur (ortopneu, dispneu paroksimal nokturnal, nokturia, keringat malam hari). - Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah, pingsan karena kerja, takpineu, dispneu.
- Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan berdebar.
- Sirkulasi
- Gejala:Menyatakan memiliki riwayat demam reumatik hipertensi, kongenital:kerusakan arteial septal, trauma dada, riwayat murmur jantung danpalpitasi, serak, hemoptisisi, batuk dengan/tanpa sputum, riwayatanemia, riwayat shock hipovolema.
- Tanda: Getaran sistolik padaapek, bunyi jantung; S1 keras, pembukaan yang keras, takikardia. Iramatidak teratur; fibrilasi arterial.
- Integritas Ego
- Tanda:menunjukan kecemasan; gelisah, pucat, berkeringat, gemetar. Takut akankematian, keinginan mengakhiri hidup, merasa tidak berguna, kepribadianneurotik.
- Makanan / Cairan
- Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, sering penggunaan diuretik.
- Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asistes, pernafasan payah dan bising terdengar krakela dan mengi.
- Neurosensoris
- Gejala: Mengeluh kesemutan, pusing
- Tanda: Kelemahan
- Pernafasan
- Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal.
- Tanda: Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, sputum berwarna bercak darah, gelisah.
- Keamanan
- Gejala: Proses infeksi/sepsis, riwayat operasi
- Tanda: Kelemahan tubuh
- Penyuluhan / pembelajaran
- Gejala: Menanyakan tentang keadaan penyakitnya.
- Tanda: Menunjukan kurang informasi.
B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin muncul
- Kerusakan pertukaran gas b.d kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan interstisiil.
- Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri, peningkatan atrium dan kongesti vena.
C. Inetrvensi
- Diagnosa Keperawatan 1. :
Kerusakan pertukaran gas b.d kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan interstisiil
Tujuan :
Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi secara adekuat, PH darah normal, PO2 80-100 mmHg, PCO2 35-45 mm Hg, HCO3 –3 – 1,2
Tindakan- Kaji kerja pernafasan (frekwensi, irama , bunyi dan dalamnya)
- Berikan tambahan O2 6 lt/mnt
- Pantau saturasi (oksimetri) PH, BE, HCO3 (dengan BGA)
- Koreksi kesimbangan asam basa
- Beri posisi yang memudahkan klien meningkatkan ekpansi paru.(semi fowler)
- Cegah atelektasis dengan melatih batuk efektif dan nafas dalam
- Lakukan balance cairan
- Batasi intake cairan
- Eavluasi kongesti paru lewat radiografi
- Kolaborasi :
- RL 500 cc/24 jam
- Digoxin 1-0-0
- Furosemid 2-1-0
Rasional- Untuk mengetahui tingkat efektivitas fungsi pertukaran gas.
- Untuk meningkatkan konsentrasi O2 dalam proses pertukaran gas.
- Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada jaringan sebagai dampak adekuat tidaknya proses pertukaran gas.
- Mencegah asidosis yang dapat memperberat fungsi pernafasan.
- Meningkatkan ekpansi paru
- Kongesti yang berat akan memperburuk proses perukaran gas sehingga berdampak pada timbulnya hipoksia.
- Meningkatkan kontraktilitas otot jantung sehingga dapat meguranngi timbulnya odem sehingga dapat mecegah ganggun pertukaran gas.
- Membantu mencegah terjadinya retensi cairan dengan menghambat ADH.
- Diagnosa Keperwatan 2. :
Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri, peningkatan atrium dan kongesti vena.
Tujuan :
Stabilitas hemodinamik dapat dipertahanakan dengan kriteria : (TD > 90 /60), Frekwensi jantung normal.
Tindakan- Pertahankan pasien untuk tirah baring
- Ukur parameter hemodinamik
- Pantau EKG terutama frekwensi dan irama.
- Pantau bunyi jantung S-3 dan S-4
- Periksa BGA dan saO2
- Pertahankan akses IV
- Batasi Natrium dan air
- Kolaborasi :
- ISDN 3 X1 tab
- Spironelaton 50 –0-0
Rasional- Mengurangi beban jantung
- Untuk mengetahui perfusi darah di organ vital dan untuk mengetahui PCWP, CVP sebagai indikator peningkatan beban kerja jantung.
- Untuk mengetahui jika terjadi penurunan kontraktilitas yang dapat mempengaruhi curah jantung.
- Untuk mengetahui tingkat gangguan pengisisna sistole ataupun diastole.
- Untuk mengetahui perfusi jaringan di perifer.
- Untuk maintenance jika sewaktu terjadi kegawatan vaskuler.
- Mencegah peningkatan beban jantung
- Meningkatkan perfisu ke jaringan
- Kalium sebagai salah satu komponen terjadinya konduksi yang dapat menyebabkan timbulnya kontraksi otot jantung.
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
-
02/06 - 02/13
(198)
- ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
- ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
- Specifications Samsung Galaxy TAB Review
- Sikap ibu hamil terhadap pelayanan antenatal di pu...
- Askep Anak Meningitis
- Askep Kurang Energi Protein; KEP
- Askep Neonatus Hipoglikemi Simptomatis
- Askep Anak Demam Berdarah Dengue
- Askep Anak Spinabifida
- I.D.E.A.L = Rumus Menjadi Perawat Ideal
- Konsep Perilaku
- Perbandingan Berat Badan Bayi ASI dan Bayi Susu Fo...
- CARA MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK USIA TODDLER (US...
- Sedikit perkenalan dari blogku ^_^
- PROSES TERJADINYA KEHAMILAN
- Cara Mengatasi Masuk Angin
- Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe d...
- Neck exercises
- Antibiotic Drug
- Coitus Interuptus
- Keluarga Berencana Alamiah atau Natural Family Pla...
- What exercises should be done?
- Askep Berat Badan Lahir Rendah
- Gangguan Kardiovaskuler Tetralogi Fallot
- Sindrom Distress Pernafasan
- Askep Anak Anemia
- Alergi Makanan Pada Anak
- Enam tanda bahaya penyakit ginjal
- Akut Respiratory Distress Sindrome
- What causes shoulder pain ..?
- Keterampiloan pelaksanaan komunikasi terapeutik ma...
- Kecemasan pasangan suami istri dengan infertil pri...
- Studi tentang motivasi mahasiswi memilih profesi b...
- The Ford Shelby GT 350 limited edition
- Izin prakti perawat profesional
- Stroke
- Sejarah & Perkembangan Keperawatan di Dunia
- Specifications HTC Pro 7 review
- KONSEP PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
- Specifications Iphone 5 review
- LAPORAN PENDAHULUAN TYPUS ABDOMINALIS
- LAPORAN PENDAHULUAN DIARE AKUT
- LAPORAN PENDAHULUAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)
- LAPORAN PENDAHULUAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)
- ASMA BRONCHIALE
- <!--[if !mso]> v\:* {behavior:url(#default#VML);}...
- KERACUNAN
- KERACUNAN
- TRAUMA ABDOMEN
- Congenital Talipes Equino Varus (CTEV)
- Askep Anak Diare
- Askep Kejang Demam
- Askep Morbili
- Askep Neonatus Infeksi/Sepsis
- Sehat = Mahal ??
- Tips Untuk Perawat
- STRES=”I DON’T LIKE MONDAY” ???
- Nokia N9 i like it
- Seo Booster Pro vs Stt2
- DOWNLOAD KTI KEBIDANAN LENGKAP dokumen word-doc
- DOWNLOAD KTI / SKRIPSI KEPERAWATAN LENGKAP dokumen...
- Hak dan Kewjiban Perawat
- Mal Praktek Perawat
- Askep Trauma Pada Kornea; Ulkus Kornea
- Askep Stroke
- Askep Respirator
- Askep Trauma Kepala
- Askep Kegawardaruratan System Kardiovaskuler Akiba...
- Intoksikasi Insektisida Fosfat Organik
- Askep Cerebro Vaskuler Accident; Stroke Infark
- Askep Basalioma Nasolabial Sinistra
- Askep Tuberculosis Paru
- Askep Luka Tusuk Yang Terpasang Ventilator
- Askep Perubahan Proses Pikir; Waham
- Askep Perilaku Kekerasan
- Gangguan Penggunaan Napza
- Askep Jiwa Halusinasi Perseptual
- Mekanisme Koping Individu
- Askep Jiwa Gangguan Alam Perasaan; Mania
- BRONCHO PNEUMONIA
- Mengapa Mereka Tergila-gila Facebook
- Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Bunuh Diri
- Askep Jiwa Perilaku Kekerasan
- Efek Teori dan Memori ECT
- Kegawatdaruratan Psikiatrik
- Askep Jiwa Halusinasi
- Askep Jiwa Gangguan Alam Perasaan; Depresi
- Askep Jiwa Schizofrenia Katatonik
- Askep Jiwa Menarik Diri
- Askep Gangguan Hubungan Sosial
- Verizon plans 4G internet calling service
- Diet Sehat dengan Protein Cukup
- Askep Anak Meningitis
- Askep Sindrom Hiperaktifitas
- Askep Anak Hernia Inguinalis
- Askep Anak Gagal Ginjal Kronik
- Askep Anak Diare
- Diare Akut Dehidrasi Sedang
- Askep Anak Dengue Hemoraghic Fever; DHF
- Askep Tetanus
- 01/30 - 02/06 (194)
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates