Sabtu, 05 Februari 2011
Tumor; Neoplasma
TUMOR (NEOPLASMA)
A. Pengertian
Menurut Reksoprodjo (1996) tumor (neoplasma) didefinisikan sebagai penyakit pertumbuhan sel-sel baru yang tidak terbatas, tidak ada koordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologisnya. Senada dengan pendapat di atas, Tjarta (1991) mengemukakan neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
Ahli lain berpendapat bahwa tumor adalah massa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi (Price, et. all, cit.Abrams, 1995). Pengertian lain tumor adalah pembengkakan yang disebabkan oleh macam-macam kondisi, seperti karena inflamasi atau kuman (Long, cit.Zack, et. all, 1996).
Sedangkan menurut Willis (1995) menyatakan bahwa neoplasma adalah massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal, dan tetap tumbuh dengan cara berlebihan setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut berhenti.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa tumor adalah penyakit pertumbuhan sel-sel baru yang abnormal, tumbuh secara terus-menerus membentuk massa jaringan yang disebabkan oleh inflamasi atau trauma, serta stimulus yang mengakibatkan pertumbuhan jaringan yang terkondisi atau tidak terkondisi.
B. Penyebab
Menurut Sukardjo (2000) penyakit tumor disebabkan oleh banyak faktor. Adapun faktor yang dapat menyebabkan timbulnya tumor adalah:
1. Kelainan kongenital atau konstitusi genetika.
Konstitusi genetika dapat berupa kerusakan:
a. Struktural
b. Fungsional
c. Sistem kerja
Kerusakan struktural ialah karena konstitusi gen itu rusak. Kerusakan fungsi ialah kerusakan fungsi atau sistem kerjanya dan ini menentukan kemampuan tumbuh untuk:
1) Menetralisasi karsinogen yang masuk ke dalam tubuh
2) Mereparasi kerusakan gen dalam chromosom
3) Menjaga imunitas tubuh
4) Mematikan sel kanker yang baru terbentuk.
Adanya kerusakan konginetal ini menentukan apakah seseorang itu mempunyai tidak bakat atau mudah/ sukar mendapat kanker.
2. Karsinogen
Di dalam alam banyak terdapat karsinogen, yaitu zat atau bahan yang dapat menimbulkan tumor/ kanker. Ada beberapa macam karsinogen, yaitu:
a. Karsinogen Kimiawi
Pada saat ini telah ditemukan lebih dari 2000 jenis karsinogen yang berupa zat kimia sehingga dapat dikatakan hampir tidak ada orang yang bebas dari karsinogen. Karsinogen kimiawi dapat berupa:
1) Karsinogen alami
Banyak sekali karsinogen yang ditemukan di alam bebas seperti:
a) Bahan organik
(1) Aflatoxin
Terdapat pada biji kacang-kacangan yang ditumbuhi jamur aspergillus flamus, alfatoxin itu dapat menimbulkan tumor ganas.
(2) Cycasin dari biji cycad
(3) Safide dari akar sassafras
(4) Alkaloida dari golden raqwant
(5) Nitrosamin dalam berbagai makanan dan minuman
b) Anorganik
(1) Berryllium
(2) Cadmium
(3) Plumbum
(4) Chromium
(5) Arsenikum
(6) Asbes
(7) Radium
2) Karsinogen buatan manusia
Karsinogen buatan manusia digunakan untuk:
a) Bahan industri di pabrik-pabrik seperti:
(1) Arang dan tir
(2) Cat
(3) Petrokimia
(4) Tekstil
(5) Karet
(6) Kulit
(7) Plastik
(8) Kayu
b) Obat-obatan
(1) Arsen
(2) Chlornaphazine
(3) Immunosupresif
(4) Kontrasepsi
c) Pestisida
Karsinogen kimiawi dapat digolongkan dalam 3 golongan:
1) Direct acting carcinogen
Bahan ini sangat aktif dan secara langsung dapat menimbulkan kanker/ tumor. Contoh : gas mustard, melphalan, dan lain sebagainya.
2) Pro carcinogen
Bahan ini tidak secara langsung dapat menimbulkan tumor/ kanker, bahan ini melalui proses metabolisasi dulu oleh enzim-enzim tubuh. Contoh : nitroramin.
3) Co carcinogen
Bahan ini tidak atau hanya sedikit sekali mempunyai aktivitas karsinogenesis
Tetapi dalam memperbesar reaktivitas direct carcinogen atau pro carcinogen. Contoh: minyak kroton
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai karsinogen seperti yang terdapat dalam:
1) Tir atau jelaga
Hasil pembakaran zat biologi seperti kayu, arang, minyak, tembakau, rokok, ikan, daging dan lain sebagainya.
2) Asap rokok
Asap rokok mengandung gas partikel padat:
a) Dalam gas asap rokok terdapat zat yang beracun dan karsinogen, seperti karbondioksida, karbonmonoksida, amnion, hydrozine, venyl clorida, nitrotamin, dan lain sebagainya.
b) Dalam partikel padat terdapat banyak karsinogen seperti:
(1) Polyciclic aromatic hydrocarbon
(2) Aromatic amine
b. Sinar inonisasi
Sinar yang dapat mengadakan ionisasi air dan elektrolit dalam jaringan ialah sinar X atau sinar rÖntgen dan sinar- UV (Ultraviolet). Dengan adanya ionisasi air dan elektrolit dalam jaringan, akan tindakan desintegrasi sel dan bila disentegrasi loerat sel akan mati.
Karena radiasi mungkin timbul malformasi sel, gangguan mitosis, mutasi gen. Ini semua dapat mengakibatkan timbulnya pembentukan sel yang tak terkontrol.
c. Virus
Ada 3 janis virus yang dapat menimbulkan tumor yaitu virus DNA(De-oksi Ribonucleac Acid), RNA(Ribo Nucleac Acid) dan Restroid.
1) Virus De-oksi Ribonucleac Acid
Dan bermacam-macam virus De-oksi Ribonucleac Acid, seperti:
a) Virus papava
b) Virus edemona
c) Virus herpes
d) Virus hepatitis B
2) Virus Ribo Nucleic Acid.
Virus Ribo Nucleic Acid dapat digolongkan menjadi 3 tipe, yaitu A, B dan C tergantung morvologinya yang tampak pada mikroskop elektron.
a) Virus Tipe A
b) Virus Tipe B, Virus tumor mamae
c) Virus Tipe C, Virus sarkoma dan leukimia
3) Virus rektroid (Virus sektropspokon).
d. Hormon
Hormon menimbulkan hanya pada beberapa organ saja, yaitu payudara, uterus, dan prostat.
e. Iritasi kronik
Mekanisme karsinogenesis pada kasus ini belum jelas. Virshow kali pertama mengajukan hipotesa bahwa penyebab kanker ada iritasi kronik.
3. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup mencakup smua keadaan di daerah tempat hidup kita baik alamiah maupun biologi:
a. Pekerjaan
Risiko tinggi mendapat kanker pada pekerja-pekerja berikut:
1) Laboraturium radiologi
2) Tambang-tambang, batu bara, minyak tanah
3) Industri-industri: kayu, nikel, chrom, sepatu, cat pertokimia, plastik, karet, asbes, dan sebagainya.
4) Nelayan dan petani.
b. Tempat tinggal
Misalnya hidup pada daerah yang banyak mengandung:
1) Radium
2) Arsen
3) Nikel
4) Ahrom
5) Asbes
c. Gaya hidup (Live Style)
Gaya hidup yang mempengaruhi timbulnya tumor, karena gaya hidup itu menentukan banyak, lama dan seringnya kontak dengan karsinogen.
1) Nutrisi
a) Makanan yang menambah risiko mandapat kanker atau tumor:
(1) Lemak tinggi
(2) Protein hewani tinggi
(3) Alkohol
(4) Makanan asin, diasap, dipanggang
(5) Nitrate dan pengawet makanan nitrite
(6) Kalori tinggi.
b) Makanan yang mengurangi risiko mandapat kanker
(1) Makanan yang berserat banyak
(2) Sayuran, buah-buahan, bijian
Mengandung indole, seperti kubis, caulim floves yang mengurangi risiko mendapat kanker colon tetapi mungkin menambah kanker lambung.
(3) Kacang-kacangan terutama kedelai.
2) Minuman keras
Mengandung alkohol menambah risiko mendapat kanker atau tumor.
3) Merokok
Rokok yang dibuat dari daun tembakau banyak sekali mengandung karsinogen.
4) Menginang
5) Terik sinar matahari
6) Kawin muda
7) Sirkumsisi
Sirkumsisi menghilangkan smegma dan ini mengurangi kemungkinan mendapat kanker penis.
C. Pathways
D. Pengkajian Fokus
Pada post operasi exisi tumor pada pipi. Menurut Doenges (2000), pengkajian fokus pada klien dengan exisi tumor pada pipi (pasca operasi) adalah:
1. Integritas ego
Gejala : takut terhadap hasil/ penampilan
Tanda : peningkatan ketegangan, rangsangan simpatis.
2. Makanan/ cairan
Gejala : membran mukosa kering.
Tanda : anoreksia, mual/ muntah, tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat).
3. Neurosensori
Gejala : kesemutan, parestesia wajah.
Tanda : gerakan mata tak sama
4. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan/ nyeri wajah
Tanda : melindungi area yang sehat, perubahan tonus otot wajah, tegangan otot umum.
5. Pernapasan
Tanda : takipnea, dangkal, cepat atau pernapasan keras, pengaruh terhadap efek anestesi pada tonus otot jalan napas adanya benda asing, contoh: lendir, muntah.
6. Keamanan
Gejala : luka, insisi pada pipi.
7. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga/ pribadi: tumor/ kanker atau pembentukan keloid.
Rencana pemulangan:
Dapat memerlukan bantuan dalam persiapan makan atau pemasukan diit
Membutuhkan bantuan dalam pengobatan/ rehabilitasi keputusan, aktivitas perawatan diri, pemeliharaan di rumah.
E. Fokus Intervensi
1. Risiko tinggi terhadap bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan trauma pada jaringan lunak/ jalan napas, cedera atau bedah. (Doenges, 2000).
Tujuan : mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
Kriteria : mempertahankan/ meningkatkan patensi jalan napas dengan pola pernapasan normal, bunyi napas jelas, tidak bising dan aspirasi dicegah.
Rencana intervensi:
a. Observasi frekuensi/ irama pernapasan. Perhatikan penggunaan otot aksesori, pernapasan cuping hidung, serak, stridor.
b. Awasi tanda vital dan perubahan mental
c. Auskultasi bunyi jalan napas
d. Berikan kantung es untuk area operasi sesuai indikasi
e. Berikan pelembaban udara atau O2
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penggantian tidak cukup, demam (Doenges, 2000).
Tujuan : mempertahankan hidrasi adequat.
Kriteria : membran mukosa lembab, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, tanda vital stabil, haluaran urine adequat.
Rencana intervensi:
a. Pantau tanda-tanda vital, takipnea, dan ketakutan, perhatikan peningkatan nadi, perubahan tekanan darah proikteral.
b. Palpasi nadi perifer, evaluasi pengisian kapiler, turgor kulit dan status membran mukosa.
c. Pantau masukan dan keluaran (mencakup semua sumber, misalnya emesis, selang)
d. Observasi/ catat kuantitas, jumlah dan karakter drainage Nasogastrik. Anjurkan dan bantu dengan perubahan posisi sering.
e. Kolaborasi pemberian cairan, darah, albumin, elektrolit sesuai indikasi.
3. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah, distensi abdomen, selang Nasogastrik/ usus (Doenges, 2000).
Tujuan : melaporkan nyeri hilang/ terkontrol
Rencana intervensi:
a. Selidiki keluhan nyeri/ perhatikan lokasi, intensitas (Skala 0 – 10) dan faktor pemberat/ penghilang.
b. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera saat timbul
c. Anjurkan bernapas melalui hidung pengganti mulut
d. Kolaborasi untuk pemberian analgetik
e. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
Misal: mendengarkan musik
Kriteria: tampak rileks, mampu beristirahat/ tidur dengan tepat.
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan pertahanan, misal prosedur invasif (Doenges, 2000).
Tujuan : pemulihan luka tepat waktu
Kriteria : tidak ada tanda infeksi/ peradangan
Rencana intervensi:
a. Pantau tanda vital, perhatikan peningkatan suhu.
b. Pertahankan perawatan luka aseptik. Pertahankan balutan kering
c. Gunakan bebat Montogomercy untuk mengamankan balutan bila diindikasikan.
d. Berikan obat-obatan sesuai indikasi, antibiotik, misal cefazoline (Ancel).
e. Lakukan irigasi luka sesuai kebutuhan.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa pasca operasi (Doenges, 2000)
Tujuan : mendemostrasikan pemeliharaan/ kemajuan penambahan berat badan yang diinginkan.
Kriteria : normalisasi nilai laboratorium dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Rencana intervensi:
a. Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi kemampuan untuk mencerna makanan.
b. Kolaborasi
1) Pertahankan diet penuh sesuai toleransi setelah makan Nasogastrik dilepas.
2) Konsul dengan ahli diit, tim pendukung nutrisi. Berikan nutrisi enteral/ parenteral sesuai indikasi.
3) Berikan cairan, tingkatkan ke cairan jernih konsumsi ulang cairan dan diit penuh untuk mengembalikan fungsi usus normal.
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan insisi bedah dan perubahan status nutrisi (Doenges, 2000)
Tujuan : mencapai pemulihan luka tepat waktu
Kriteria : tanpa komplikasi
Rencana intervensi:
a. Pantau tanda vital dengan sering, perhatikan demam, takipnea, takikardia, dan gemetar. Periksa luka dengan sering terhadap bengkak insisi berlebihan, inflamasi drainage.
b. Berikan pengikat/ penyokong untuk lansia.
c. Gunakan plester kertas/ bebat motgomer untuk balutan sesuai indikasi.
d. Pertahankan sikap tenang, tinggal dengan pasien, beritahu dokter
e. Pertahankan pasien pada tirah baring total, posisi dengan lutut tertekuk.
7. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya pemasangan alat-alat eksternal (Long, 1994)
Tujuan : klien tidak mengalami keterlambatan gerak fisik
Kriteria : memperlihatkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas, melaporkan adanya peningkatan mobilitas, menggunakan tindakan pengaman untuk meminimalkan kemungkinan terhadap edema, rentang gerak, batasan gerak normal.
Rencana intervensi:
a. Anjurkan individu untuk menceritakan perasaan dari ketakutan-ketakutannya mengenai pembatasan gerak.
b. Posisi individu dalam kelurusan
c. Lakukan mobilisasi progresif
d. Anjurkan individu untuk mengenakan pakaian sendiri
e. Berikan kesempatan pada individu untuk mengontrol keputusan-keputusannya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
-
01/30 - 02/06
(194)
- Askep Asma Bronchiale
- Askep Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
- Askep Fraktur Cruris
- Batu Saluran Empedu ; Koledokolitiasis
- Askep Perdarahan Saluran Cerna
- Tuberculosis Paru
- Askep Post Orif Femur dan Tibia
- Trauma Kepala
- Tumor; Neoplasma
- Ventrikel Septum Defek
- PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
- ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS
- Pilihlah Diet Sehat bagi Tubuh Anda
- Askep Hiperemesis Gravidarum
- Askep Empiema
- Askep Cedera Otak Sedang
- Askep Cedera Kepala
- Askep Intoksikasi Insektisida; Baygon
- Askep Efusi Pleura Akibat Malignancy
- Askep Sectio Caesarea Indikasi Panggul Sempit
- Askep Persalinan Letak Sungsang
- Askep Persalinan Spontan
- Askep Persalinan Normal
- Askep Neonatus Hipoglikemi Simptomatis
- Askep Makrosomia; Bayi Dengan Ibu DM
- Askep Kistoma Ovarii
- Askep Kanker Vulva
- Askep Kanker Serviks
- Mahkota Dewa
- Mengkudu
- Jamur Lhing zhi
- Buah Merah
- Ginseng
- Keji Beling
- Kurma
- Askep Hemofilia
- Askep Anak Diabetes Mellitus
- Askep Bronkhitis Alergika
- Askep Anak Limfadenitis Tuberkulosis
- Askep Pneumonia
- Askep Anak Tuberkulosis Paru
- Askep Anak Marasmik Kwashiorkor
- Askep Anak Kejang Demam
- Askep Anak Hipoglikemi Simptomatis
- Askep Hiperbilirubinemia
- Karakteristik Ibu Yang Menyapih Anak Di Bawah Usia...
- Karakteristik Ibu yang Memeriksakan Pap Smear di R...
- Karakteristik Ibu Hamil yang Mengkonsumsi Tablet F...
- Karakteristik Ibu Bersalin dengan Partus Lama di RS
- Hp Samsung Android
- Askep Tonsilofaringitis Akut
- Askep Tetanus
- Askep Anak Hyaline Membrane Disease - Respiratory ...
- Askep Anak Pneumonia dan Diptheri
- Askep Anak Morbili
- Askep Meconium Aspiration Syndrome Imanuddin
- Askep Anak Kelainan Jantung Bawaan; ASD VSD Koarta...
- Askep Anak Intusepsi
- Askep Anak Icterus Obstruksi
- Askep Anak Fraktur
- Diare Akut Dehidrasi Sedang
- Askep Anak Dengue Haemoraghic Fever; DHF
- Askep Anak Tuberculosis Paru
- Askep Anak Bayi Berat Badan Lahir Rendah
- Karakteristik Ibu Hamil yang Melaksanakan Antenata...
- Hindari Kebiasaan Makan Ikan Asin yang Terlalu Sering
- Karakteristik Pasangan Usia Subur Yang Tidak Mengi...
- Askep Tb Paru dan Hemaptoe
- Askep Post Operasi Tutup Kolostomi
- Askep Fibroadenoma Mammae
- Askep Gagal Nafas
- Askep Tonsilitis Kronik
- Karakteristik ibu hamil dengan hiperemisis gravida...
- Karakteristik ibu hamil dengan anemia di puskesmas
- Karakteristik Ibu Hamil dengan Pre-Eklamsi di Ruma...
- Karakteristik Akseptor KB Suntik di Desa Wilayah K...
- Karakteristik Akseptor KB Alat Kontrasepsi Dalam R...
- Filtrasi adalah
- Pterigium
- Perawatan Luka Jahitan
- Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan; THT
- Morfologi Sel
- Batuk Darah
- Askep Trauma Bladder
- Askep Striktur Uretra
- Askep Hernia
- Askep Fraktur Humerus
- Askep Trauma Tumpul Abdomen
- Karakteristik neonatus dengan asfiksia di ruang an...
- Karakteristik keluarga dengan balita berat badan d...
- Karakteristik kejang demam pada anak di rumah saki...
- Karakteristik ibu yang menyapih bayi di bawha usia...
- Karakteristik kanker serviks di ruang kebidanan RSUD
- ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) TUBERKULOSIS PARU (TB ...
- IRIGASI TELINGA
- TINDAKAN DEBRIDEMENT PERAWATAN LUKA BAKAR
- PERAWATAN KOLOSTOMI
- ASUHAN KEPERAWATAN GLOMERULONEFRITIS DAN PIELONEFR...
- Permenkes Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik...
- Askep Stroke Non Hemoragik
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Jangan Lupa Tulis Komentarnya Gan: