Rabu, 02 Februari 2011
Askep Anak Thypus Abdominalis
ASUHAN KEPERAWATAN THYPUS ABDOMINALIS
A. PENGERTIAN
1. Thypus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernakan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran ( FKUI, 1985 ).
2. Thyous Abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus, disebabkan dari kotoran kemulut melalui makanan dan air minum yang tercemar dan sering timbul dalam wabah (Markum, 1991).
B. ETIOLOGI
Disebabkan oleh salmonela thyposa, hasil ragam -, bergerak dengan rambut getar, oto tak berspora, mempunyai sekurang-kurangnya 3 antigen, yaitu antigen O (somatik, terdiri dari zat kompleks lipopolosakarida), antigen H (aglutimin) terdapat ke-3 macam antigen ( FKUI, 1985 ).
C. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS
Kuman salmonela masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman, sebagian besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang lolos ( hidup ) kemudian kuman masuk ke dalam usus ( plag peyer ) dan mengeluarkan endotoxin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan peradangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuju ke organ RES terutama pada organ hati dan limfe. Di organ dipagosit akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan yang mengakibatkan mal absobsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh sehingga tubuh mudah lelah. Selain itu endotown yang masuk ke pembuluh darah kapiler menyebabkab roseola pada kulit dan lidah hiperemia. Pada hati dan limpa akan terjadi hepatosplenomegali. Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perforasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pneumonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikiatrik).
Makanan terkontaminasi salmonella
Mulut
Lambung HCL
Hidup Tak Hidup
Usus terutama plag peyer
Kuman mengeluarkan endotoksin
Bakteremia primer
Retikulo endotellal sistem (RES)
Difagosit Tidak Difagosit
Mati Bakteremia sekunder
Pemb. Darah kapiler Usus halus hipotalamus Hepar
Roseola tidak peradangan menekan Hepatosplenomagali
Pada kulit hiperemi thermoregulasi
Malabsobsi Demam remitten endotoksin merusak
Nutrien (MK2) fungsi hepar
Hiperperistaltik usus Hipertermi (MK1) SGOT/SGPT
Meningkat
Kurang volume
Cairan (MK3) Diare Cepat lelah
Konstipasi Bedrest Intoleransi
Aktivitas ( MK4 )
Reinfeksi usus
Komplikasi
Intestinal Ekstra Intestinal
Perdarahan usus - Pneumonia
Revolusi - meningitis
Peritonitis - Kolesistitis
Neuropsikiatrik
D. GAMBARAN KLINIS
i. Gejala klinis typus abdominalis biasanya berlangsung 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari. Selama masa inkubasi biasanya ditemukan gejala prodonormal yang sama seperti infeksi – infeksi yang lain, seperti perasaan tak enak, badan lesu, nyeri otot dan demam yang terjadi pada minggu pertama.
ii. Pada minggu kedua timbul gejala khas typoit berupa demam remitten yang berlangsung 3 minggu. Pada minggu pertama suhu tubuh berangsur –angsur meningkat setiap hari. Pada minggu kedua penderita terus dalam keadaan demam dan pada minggu ketiga suhu badan berangsur turun.
iii. Selain demam juga muncul gejala pada saluran pencernakan yaitu pada mulut terdapat nafas berbau tidak enak, bibir kering dan pecah – pecah ( ragaden), lidah diselaput putih kotor, ujung dan tepi kemerahan kadang disertai tremor.
iv. Pada abdomen mungkin timbul keadaan perut kembung ( meteorismus ) dan biasanya terjadi diare. Pada hati dan limpa terjadi hepatosplenomegali disertai nyeri pada perabaan. Disamping gejala – gejala yang biasa ditemukan gejala tersebut mungkin ditemukan juga gejala lain yaitu pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu bintik – bintik kemerahan karena emboli basil kedalam kapiler kulit. Kadang ditemukan bradikardi dan epitaksis.
E. Penunjang diagnosis: untuk memastikan diagnosis perlu dikerjakan pemeriksaan laboratorum sbb:
F. Pemeriksaan darah tepi
a. Terdapat gambaran leukopeni pada permulaan sakit mungkin terdapat anemia dan trombositopeni ringan. Pemeriksaan darah tepi ini sederhana tapi mudah dikerjakan dilaboratorium sederhana tetapi berguna membantu diagnosa yang tepat dan juga bisa ditemukan adanya SGOT/SGPT yang meningkat.
G. Pemeriksaan widal
a. Dasar pemeriksaan adalah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum penderita dicampur dengan suspensi antigen salmonella. Pemeriksaan positif bila terjadi aglutinasi. Aglutinasi untuk membuat diagnosa diperlukan titer zat anti terhadap antigen O teter yang bernilai 1/200/L dan atau menunjukkan ketinggian yang progressif digunakan untuk membuat diagnosis karena dapat tetap tinggi setelah mendapat imunisasi / bila pasien telah lama smbuh.
H. FOKUS INTERVENSI
I. Hipertermi b. D. Efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus.
a. Tujuan: mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
b. Intervensi:
c. Pantau suhu klien
i. R: Suhu 38 o C – 41 0 C menunjukkan proses penyakit infeksius akut.
d. Pantau suhu lingkungan , batasi atau tambahkan linen pada tempat tidur sesuai kebutuhan.
i. R: Suhu ruangan atau jumlah selimtu harus dirubah untuk mempertahankan suhu
ii. mendekati normal.
e. Berikan kompres mandi hangat.
i. R: Dapat membantu mengurangi demam
f. Kolaborasi pemberian antipiretik.
i. R; untuk mengurangi demam aksi sentralnya di hipotalamus.
J. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. gangguan absorbsi nutrien.
a. Tujuan: kebutuhan nutrisi terpanuhi
b. Intervensi;
i. Dorong tirah baring
ii. R : menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
iii. Anjurkan istirahat sebelum makan
iv. R: menenangkan peristaltikdan meningkatkan energi untuk makan.
v. Berikan kebersihan oral
vi. R: mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makan.
vii. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik.
viii. R : lingkungan menyenangkan menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan.
ix. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adequat
x. R : nutrisi yang adekuat akan membantu proses penyembuhan.
xi. Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi IV sesuai indikasi.
xii. R : program ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal sementara memberikan nutrisi
xiii. penting
K. Resiko tinggi kurang volume cairan b.d. kehilangan sekunder terhadap diare.
a. Tujuan : mempertahankan volume cairan adekuat dengan kriteria membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital stabil, keseimbangan masukan dan keluaran urine normal.
b. Intervensi :
c. Awasi masukan dan keluaran perkiraan kehilangan cairan yang tidak terlihat.
i. R: memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan.
d. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, turgor kulit dan pengisian kapiler.
i. R: menunjukkan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi.
e. Kaji tanda vital.
i. R: demam menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan.
f. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring.
i. R: kolon diistarahatkan untuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus.
g. Kolaborasi untuk pemberian cairan parenteral
i. R: mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk mempertahankan kehilangan.
L. Intoleran aktifitas b.d. peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut.
a. Tujuan: melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktifitas.
b. Interrvensi:
M. Tingkatkan tirah baring dan berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
i. R: menyediakan energi yang digunakan untuk aktifitas.
N. Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
i. R: meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
O. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi.
i. R: tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas yang mengganggu periode istirahat.
P. Berikan aktifitas hiburan yang tepat seperti nonton TV, dengar radio dll.
i. R: meningkatkan relaksasi dan menghemat energi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L.J, 1997, Buku Saku Diaognosa Keperawatan, Edisi VI, EGC, Jakarta
Doengoes, M.E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC, Jakarta
Mansjoer, A, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi IV, EGC, Jakarta
Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi XII, EGC, Jakarta
Sarwono, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi III, FKUI, Jakarta
Staf Pengajar IKA, 1995, Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah II, FKUI, Jakarta
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Blog Archive
-
2016
(1)
- 09/18 - 09/25 (1)
-
2015
(10)
- 10/11 - 10/18 (1)
- 09/13 - 09/20 (1)
- 09/06 - 09/13 (1)
- 07/05 - 07/12 (1)
- 05/17 - 05/24 (6)
-
2014
(1)
- 04/13 - 04/20 (1)
-
2012
(770)
- 02/19 - 02/26 (5)
- 02/12 - 02/19 (10)
- 02/05 - 02/12 (4)
- 01/29 - 02/05 (27)
- 01/22 - 01/29 (88)
- 01/15 - 01/22 (101)
- 01/08 - 01/15 (169)
- 01/01 - 01/08 (366)
-
2011
(4478)
- 12/25 - 01/01 (336)
- 12/18 - 12/25 (62)
- 12/11 - 12/18 (70)
- 12/04 - 12/11 (77)
- 11/27 - 12/04 (40)
- 11/20 - 11/27 (67)
- 11/13 - 11/20 (198)
- 11/06 - 11/13 (187)
- 10/30 - 11/06 (340)
- 10/23 - 10/30 (32)
- 10/16 - 10/23 (109)
- 10/09 - 10/16 (80)
- 08/14 - 08/21 (75)
- 08/07 - 08/14 (81)
- 07/31 - 08/07 (82)
- 07/24 - 07/31 (66)
- 07/17 - 07/24 (91)
- 07/10 - 07/17 (47)
- 07/03 - 07/10 (44)
- 06/26 - 07/03 (53)
- 06/19 - 06/26 (59)
- 06/12 - 06/19 (47)
- 06/05 - 06/12 (65)
- 05/29 - 06/05 (63)
- 05/22 - 05/29 (77)
- 05/15 - 05/22 (115)
- 05/08 - 05/15 (65)
- 05/01 - 05/08 (104)
- 04/24 - 05/01 (45)
- 04/17 - 04/24 (70)
- 04/10 - 04/17 (134)
- 04/03 - 04/10 (72)
- 03/27 - 04/03 (18)
- 03/20 - 03/27 (47)
- 03/13 - 03/20 (68)
- 03/06 - 03/13 (40)
- 02/27 - 03/06 (56)
- 02/20 - 02/27 (77)
- 02/13 - 02/20 (76)
- 02/06 - 02/13 (198)
-
01/30 - 02/06
(194)
- Askep Asma Bronchiale
- Askep Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
- Askep Fraktur Cruris
- Batu Saluran Empedu ; Koledokolitiasis
- Askep Perdarahan Saluran Cerna
- Tuberculosis Paru
- Askep Post Orif Femur dan Tibia
- Trauma Kepala
- Tumor; Neoplasma
- Ventrikel Septum Defek
- PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
- ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS
- Pilihlah Diet Sehat bagi Tubuh Anda
- Askep Hiperemesis Gravidarum
- Askep Empiema
- Askep Cedera Otak Sedang
- Askep Cedera Kepala
- Askep Intoksikasi Insektisida; Baygon
- Askep Efusi Pleura Akibat Malignancy
- Askep Sectio Caesarea Indikasi Panggul Sempit
- Askep Persalinan Letak Sungsang
- Askep Persalinan Spontan
- Askep Persalinan Normal
- Askep Neonatus Hipoglikemi Simptomatis
- Askep Makrosomia; Bayi Dengan Ibu DM
- Askep Kistoma Ovarii
- Askep Kanker Vulva
- Askep Kanker Serviks
- Mahkota Dewa
- Mengkudu
- Jamur Lhing zhi
- Buah Merah
- Ginseng
- Keji Beling
- Kurma
- Askep Hemofilia
- Askep Anak Diabetes Mellitus
- Askep Bronkhitis Alergika
- Askep Anak Limfadenitis Tuberkulosis
- Askep Pneumonia
- Askep Anak Tuberkulosis Paru
- Askep Anak Marasmik Kwashiorkor
- Askep Anak Kejang Demam
- Askep Anak Hipoglikemi Simptomatis
- Askep Hiperbilirubinemia
- Karakteristik Ibu Yang Menyapih Anak Di Bawah Usia...
- Karakteristik Ibu yang Memeriksakan Pap Smear di R...
- Karakteristik Ibu Hamil yang Mengkonsumsi Tablet F...
- Karakteristik Ibu Bersalin dengan Partus Lama di RS
- Hp Samsung Android
- Askep Tonsilofaringitis Akut
- Askep Tetanus
- Askep Anak Hyaline Membrane Disease - Respiratory ...
- Askep Anak Pneumonia dan Diptheri
- Askep Anak Morbili
- Askep Meconium Aspiration Syndrome Imanuddin
- Askep Anak Kelainan Jantung Bawaan; ASD VSD Koarta...
- Askep Anak Intusepsi
- Askep Anak Icterus Obstruksi
- Askep Anak Fraktur
- Diare Akut Dehidrasi Sedang
- Askep Anak Dengue Haemoraghic Fever; DHF
- Askep Anak Tuberculosis Paru
- Askep Anak Bayi Berat Badan Lahir Rendah
- Karakteristik Ibu Hamil yang Melaksanakan Antenata...
- Hindari Kebiasaan Makan Ikan Asin yang Terlalu Sering
- Karakteristik Pasangan Usia Subur Yang Tidak Mengi...
- Askep Tb Paru dan Hemaptoe
- Askep Post Operasi Tutup Kolostomi
- Askep Fibroadenoma Mammae
- Askep Gagal Nafas
- Askep Tonsilitis Kronik
- Karakteristik ibu hamil dengan hiperemisis gravida...
- Karakteristik ibu hamil dengan anemia di puskesmas
- Karakteristik Ibu Hamil dengan Pre-Eklamsi di Ruma...
- Karakteristik Akseptor KB Suntik di Desa Wilayah K...
- Karakteristik Akseptor KB Alat Kontrasepsi Dalam R...
- Filtrasi adalah
- Pterigium
- Perawatan Luka Jahitan
- Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan; THT
- Morfologi Sel
- Batuk Darah
- Askep Trauma Bladder
- Askep Striktur Uretra
- Askep Hernia
- Askep Fraktur Humerus
- Askep Trauma Tumpul Abdomen
- Karakteristik neonatus dengan asfiksia di ruang an...
- Karakteristik keluarga dengan balita berat badan d...
- Karakteristik kejang demam pada anak di rumah saki...
- Karakteristik ibu yang menyapih bayi di bawha usia...
- Karakteristik kanker serviks di ruang kebidanan RSUD
- ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) TUBERKULOSIS PARU (TB ...
- IRIGASI TELINGA
- TINDAKAN DEBRIDEMENT PERAWATAN LUKA BAKAR
- PERAWATAN KOLOSTOMI
- ASUHAN KEPERAWATAN GLOMERULONEFRITIS DAN PIELONEFR...
- Permenkes Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik...
- Askep Stroke Non Hemoragik
- 01/23 - 01/30 (132)
- 01/16 - 01/23 (196)
- 01/09 - 01/16 (202)
- 01/02 - 01/09 (121)
-
2010
(2535)
- 12/26 - 01/02 (156)
- 12/19 - 12/26 (65)
- 12/12 - 12/19 (73)
- 12/05 - 12/12 (84)
- 11/28 - 12/05 (80)
- 11/21 - 11/28 (68)
- 11/14 - 11/21 (63)
- 11/07 - 11/14 (50)
- 10/31 - 11/07 (50)
- 10/24 - 10/31 (36)
- 10/17 - 10/24 (58)
- 10/10 - 10/17 (35)
- 10/03 - 10/10 (31)
- 09/26 - 10/03 (21)
- 09/19 - 09/26 (26)
- 09/12 - 09/19 (55)
- 09/05 - 09/12 (65)
- 08/29 - 09/05 (33)
- 08/22 - 08/29 (70)
- 08/15 - 08/22 (45)
- 08/08 - 08/15 (35)
- 08/01 - 08/08 (37)
- 07/25 - 08/01 (27)
- 07/18 - 07/25 (19)
- 07/11 - 07/18 (30)
- 07/04 - 07/11 (56)
- 06/27 - 07/04 (28)
- 06/20 - 06/27 (22)
- 06/13 - 06/20 (30)
- 06/06 - 06/13 (21)
- 05/30 - 06/06 (5)
- 05/16 - 05/23 (6)
- 05/09 - 05/16 (29)
- 05/02 - 05/09 (59)
- 04/25 - 05/02 (28)
- 04/18 - 04/25 (38)
- 04/11 - 04/18 (70)
- 04/04 - 04/11 (59)
- 03/28 - 04/04 (65)
- 03/21 - 03/28 (89)
- 03/14 - 03/21 (218)
- 03/07 - 03/14 (95)
- 02/28 - 03/07 (135)
- 02/21 - 02/28 (102)
- 01/03 - 01/10 (68)
-
2009
(1652)
- 12/27 - 01/03 (36)
- 12/20 - 12/27 (22)
- 12/13 - 12/20 (100)
- 12/06 - 12/13 (45)
- 11/29 - 12/06 (24)
- 11/22 - 11/29 (22)
- 11/15 - 11/22 (19)
- 11/08 - 11/15 (28)
- 11/01 - 11/08 (11)
- 10/25 - 11/01 (17)
- 10/18 - 10/25 (38)
- 10/11 - 10/18 (33)
- 10/04 - 10/11 (15)
- 09/27 - 10/04 (21)
- 09/20 - 09/27 (7)
- 09/13 - 09/20 (84)
- 09/06 - 09/13 (35)
- 08/30 - 09/06 (48)
- 08/23 - 08/30 (118)
- 08/16 - 08/23 (26)
- 08/09 - 08/16 (34)
- 08/02 - 08/09 (35)
- 07/26 - 08/02 (31)
- 07/19 - 07/26 (14)
- 07/12 - 07/19 (16)
- 07/05 - 07/12 (28)
- 06/28 - 07/05 (26)
- 06/21 - 06/28 (76)
- 06/14 - 06/21 (26)
- 06/07 - 06/14 (21)
- 05/31 - 06/07 (43)
- 05/24 - 05/31 (38)
- 05/17 - 05/24 (26)
- 05/10 - 05/17 (52)
- 05/03 - 05/10 (15)
- 04/26 - 05/03 (38)
- 04/19 - 04/26 (32)
- 04/12 - 04/19 (22)
- 04/05 - 04/12 (20)
- 03/29 - 04/05 (40)
- 03/22 - 03/29 (43)
- 03/15 - 03/22 (18)
- 03/08 - 03/15 (14)
- 03/01 - 03/08 (22)
- 02/22 - 03/01 (12)
- 02/15 - 02/22 (9)
- 02/08 - 02/15 (11)
- 02/01 - 02/08 (19)
- 01/25 - 02/01 (37)
- 01/18 - 01/25 (21)
- 01/11 - 01/18 (33)
- 01/04 - 01/11 (31)
-
2008
(700)
- 12/28 - 01/04 (13)
- 12/21 - 12/28 (9)
- 12/14 - 12/21 (57)
- 12/07 - 12/14 (5)
- 11/30 - 12/07 (18)
- 11/23 - 11/30 (33)
- 11/16 - 11/23 (31)
- 11/09 - 11/16 (23)
- 11/02 - 11/09 (18)
- 10/26 - 11/02 (11)
- 10/19 - 10/26 (15)
- 10/12 - 10/19 (13)
- 10/05 - 10/12 (25)
- 09/28 - 10/05 (2)
- 09/21 - 09/28 (14)
- 09/14 - 09/21 (19)
- 09/07 - 09/14 (43)
- 08/31 - 09/07 (3)
- 08/24 - 08/31 (33)
- 08/17 - 08/24 (65)
- 08/10 - 08/17 (4)
- 08/03 - 08/10 (26)
- 07/27 - 08/03 (6)
- 07/20 - 07/27 (19)
- 07/13 - 07/20 (18)
- 07/06 - 07/13 (60)
- 06/29 - 07/06 (53)
- 06/22 - 06/29 (49)
- 06/15 - 06/22 (11)
- 06/08 - 06/15 (4)
Popular Posts
-
ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM A. PengertianPost partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik...
-
KTI KEBIDANAN HUBUNGAN USIA TERHADAP PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan wanita merupakan hal yang s...
-
Setelah beberapa minggu ini cari materi buat postingan baru, mendadak dapat inspirasi setelah rekan Anton Wijaya menulis di buku tamu Keper...
-
DEFINISI Ikterus ialah suatu gejala yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh pada neonatus. Ikterus ialah suatu diskolorasi kuning pa...
-
PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Asfiksia Neonatorum Via Ziddu Download Askep Asfiksia N...
-
Metode Kalender atau Pantang Berkala (Calendar Method Or Periodic Abstinence) Pendahuluan Metode kalender atau pantang berkala merupakan met...
-
Pathway Combustio Klik Pada Gambar Untuk melihat pathway Download Pathway Combustio Via Ziddu Tag: Pathways combustio , pathways luka baka...
-
Pathway Hematemesis Melena Klik pada gambar untuk melihat pathway Download Pathway Hematemesis Melena Via Ziddu
-
PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengertian - Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencana...
-
Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method) Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau ...
© ASUHAN KEPERAWATAN 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Jangan Lupa Tulis Komentarnya Gan: